Anda di halaman 1dari 9

1

PERANCANGAN SISTEM NAVIGASI PADA KAPAL (MCST-1


SHIP AUTOPILOT) UNTUK MENDUKUNG SISTEM
AUTOPILOT
Hermawan Putra Prasetyo1) Dr. Ir. Aulia S.A, MT, Fitri Adi Iskandarianto , ST, MT 2)
1) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri
ITS Surabaya Indonesia 60111, email: hermawanputra@live.com
2) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya Indonesia 60111

Abstract— Pada umumnya sistem komunikasi autopilot pada rekomendasi terhadap arah maupun kecepatan kapal apabila dalam
kapal di bangun dengan tujuan untuk mendukung terbentuknya suatu kondisi untuk menghindari bahaya (tabrakan / kandas / pada daerah
sistem transportasi laut yang cerdas , untuk itu sistem komunikasi terlarang).
autopilot mempunyai peranan penting dalam membangun sebuah Pada sistem MCST1 sebelumnya terdapat beberapa kelemahan,
sistem transportasi laut yang cerdas. Baiknya sistem komunikasi yang antara lain belum di uji coba pada air, sistem komunikasi belum bisa
terdapat pada kapal laut merupakan hal yang penting mengingat bekerja dengan baik. Dalam penelitian tugas akhir ini MCST1
angka kecelakaan transportasi laut di Indonesia yang cukup tinggi tersusun atas 3 sub sistem, yaitu sistem navigasi, sistem kontrol dan
disebabkan oleh buruknya sistem komunikasi yang terdapat pada sistem guidence. Dimana sistem navigasi ini berfungsi untuk
kapal serta wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan memonitoring kapal terhadap halangan yang ada didepan, kemudian
dengan banyak wilayah perairan. Untuk itu pada tugas akhir ini sistem kontrol berfungsi sebagai menggerakan kapal jika ada
dirancang sebuah sistem komunikasi autopilot pada prototipe kapal halangan dari depan kapal untuk berbelok dan berhenti. Untuk sistem
MCST-1 Ship Autopilot dengan media komunikasi GPRS GSM komunikasi dan sistem guidance berfungsi untuk memonitoring kapal
Gateway untuk mendukung terciptanya sebuah sistem autopilot dari jarak jauh, berfungsi juga sebagai pemandu dari jarak jauh.
kapal yang baik. Pada perancangan sistem ini digunakan alat
komunikasi berupa modul GSM dimana modul GSM tersebut 1.2 Permasalahan
terpasang pada server di darat serta terpasang pada kapal. Modul Dari paparan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam
GSM tersebut berfungsi sebagai transceiver dan receiver data dari tugas akhir ini adalah, bagaimana menyempurnakan atau
server ke kapal maupun sebaliknya dari kapal ke server. Dari hasil memperbaiki system navigasi pada kapal MCST-1 sehingga dapat
rancangan sistem komunikasi yang dibuat pada tugas akhir ini berjalan di open water (Air).
menunjukan bahwa semua perintah yang yang diberikan dari server
ke kapal maupun semua informasi yang dikirim dari kapal ke server 1.3 Tujuan
dapat berjalan dengan baik. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menyempurnakan
system navigasi pada kapal MCST-1 sehingga dapat diuji di open
Kata Kunci – Navigasi, autopilot, GPS, Ultrasonik, Kompas, water (air).
Mikrokontroler ATMega 128L
1.4 Batasan Masalah
I. PENDAHULUAN Beberapa batasan masalah yang terdapat pada tugas akhir kali
ini adalah:
1.1 Latar Belakang • Sistem navigasi (Kompas, GSM, Sensor Ultrasonik,
Alat Navigasi kapal merupakan suatu yang sangat penting dalam Mikrokontroler serta pemrogramannya) pada kapal
menentukan arah kapal, pada zaman dahulu kala Untuk menentukan (MCST-1).
arah kapal berlayar tidak jauh dari benua atau daratan. Alat • Pemrosesan sinyal, nosie sinyal diabaikan.
komunikasi kapal digunakan untuk berhubungan antara awak kapal • Fungsi sensor ultrasonik adalah untuk mengukur jarak.
yang beada pada satu kapal atau dapat di gunakan untuk komunikasi
dengan kapal lain dan atau berkomunikasi dengan darat. 1.5 Sistematika Laporan
Zaman dulu navigasi kapal atau arah tujuan kapal dilakukan Sistematika laporan yang digunakan dalam penyusunan
dengan melihat posisi benda-benda langit seperti matahari dan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut. BAB I Berisi tentang
bintang-bintang dilangit. Jika kita memandang bintang pasti sulit latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, metodologi
menentukan arah tujuan kapal. Untuk zaman sekarang lebih mudah
dan sistematika laporan. BAB II Berisi tentang teori-teori tentang
dengan alat-alat navigasi kapal modern.
semua komponen yang digunakan dalam perancangan sistem
Untuk itu diperlukan system navigasi yang terdiri atas sensor
ultrasonik, mikrokontroler untuk mengolah data dari sensor, komunikasi autopilot pada kapal. BAB III Berisi tentang
kemudian LCD sebagai tampilan dari sensor ultrasonik. penyempurnaan sistem navigasi. BAB IV Berisi tentang pengujian
Status navigasi kapal pada transportasi laut, sangat penting dan analisa sistem navigasi yakni mengukur jarak antara benda
digunakan untuk situasi siap siaga dan menghindari tabrakan. Upaya didepan dengan kapal. BAB V Berisi tentang hasil yang diperoleh
untuk mengatasi beberapa kelemahan yang ada pada AIS yang telah dari analisis sistem, analisa data dan saran. Lampiran beserta daftar
dilakukan pada Sistem Monitoring dan Kontrol (Monitoring & pustaka.
Control – M & C selanjutnya disebut M & C) untuk transportasi laut
[Aisyah, AS, 2009]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa II. DASAR TEORI
kemampuan sistem monitoring dapat diakses secara wireless pada
Navigasi adalah suatu proses mengendalikan gerakan alat
frekuensi 2,4 GHz dengan indikator pada sistem monitoring adalah
angkutan baik di udara, di laut atau sungai maupun di darat dari suatu
posisi, heading, kecepatan, jarak terhadap kondisi batas, jarak
tempat ke tempat yang lain dengan lancar, aman dan efisien. Seiring
terhadap kapal lain dan display sesuai dengan koordinat pada peta
dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi sangat
laut secara digital. Tersedia dalam sistem rancangan adalah
membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi,
2

sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis dalam Pada gambar di atas merupakan blok diagram autopilot
asas “Bussines to Bussines”. Sistem navigasi memiliki kelebihan pada kapal MCST – 1 yang terdiri dari 3 blok sistem, yaitu:
dalam dunia industri maupun perorangan, antara lain:
Sistem navigasi.
• Menentukan tempat kedudukan (posisi) dimana objek berada di Sistem navigasi ini berfungsi sebagai memberi petunjuk kepada
permukaan bumi. kapal tentang arah, informasi posisi kapal. Sistem navigasi ini terdiri
• Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh dari beberapa komponen antara lain, sensor ultrasonik sebagai
agar kapal dengan aman, cepat, selamat, dan efisien sampai ke pengukur jarak kapal dengan objek yang didepan, sensor kompas
tujuan. sebagai petunjuk arah kapal.
• Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang
diketahui sehingga jauhnya/jaraknya dapat ditentukan. Sistem kontrol.
• Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh Sistem Kontrol ini berfungsi sebagai mengendalikan kapal agar
diketahui. dapat berbelok. Sistem kontrol ini terdiri dari komponen sensor,
antara lain sensor optocoupler yang berfungsi sebagai pengukur
Untuk dapat mengendalikan, menginformasikan dengan kecepatan motor, potensiometer sebagai sensor gerakan untuk rudder.
lancar, aman dan efisien di semua perairan, dibutuhkan navigator
yang handal dengan keahlian teori dan praktek yang dilaksanakan Sistem guidance
dengan baik. Keahlian ini dikenal dengan sebutan “kecakapan Sistem guidance ini digunakan untuk memandu kapal agar dapat
mualim (mates knowledge)”, sehingga sanggup mengemban tugas berjalan sesuai dengan trayek / jalur yang telah ditentukan.
melayarkan kapal dalam berbagai situasi/keadaan dengan selamat
sampai ke pelabuhan tujuan (port of destination). 2.1 GPS (Global Positioning System)
Pengaturan navigasi menyangkut keamanan, komunikasi Sistem Kedudukan Sejagat (bahasa Inggris: Global
dan peralatan navigasi atau sarana bantu navigasi lainnya diatur oleh Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan posisi di
negara yang bersangkutan juga oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem
(PBB) yang tergabung dalam IMO (International Maritime ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang
Organization). Untuk mendukung semua aturan-aturan yang berlaku mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan,
baik Hukum International maupun dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu.
Hukum Negara Republik Indonesia maka ada larangan Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia,
(yaitu tindakan yang dapat mengakibatkan kerusakan dan/atau Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
hambatan pada sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi
pelayaran dan fasilitas alur pelayaran), kewajiban (yaitu kewajiban
memperbaiki dan/atau mengganti sarana bantu navigasi pelayaran,
telekomunikasi pelayaran dan fasilitas alur pelayaran) dan sanksi
(akibat dari kelalaian yang menyebabkan tidak berfungsinya sarana
bantu navigasi dan fasilitas alur pelayaran).
Sistem kontrol bertujuan untuk mengontrol keadaan
tertentu sehingga proses yang diharapkan dapat berjalan dengan baik.
Dengan adanya Sistem kontrol yang saling ketergantungan untuk
dapat mendukung suatu pengontrolan. Adapun peralatan yang
berperan pada sistem kontrol kapal (MCST-1 Ship Autopilot) Secara
Gambar 2.3 GPS (Global Positioning System) dan modul GPS PMB
umum, sistem kontrol dapat di gambarkan melalui diagram blok pada
468 [1]
gambar dibawah :
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS
(kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan,
ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John
Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).
Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara
Gambar 2.1 diagram blok system control[1] Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per
tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan
pengembangan.
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking
adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang
memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada
ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking
memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk
menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam
bentuk peta digital.
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking
adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang
memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada
ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking
memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk
menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam
Gambar 2.2 Blok diagram autopilot pada kapal MCST 1[2] bentuk peta digital.
3

2.1.1 Cara kerja GPS • Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang
Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di sinyal yang dapat diterima.
orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh • Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika
sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu menyelam.
bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna. • Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
• Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang
Bagian Kontrol elektromagnetik.
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap • Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung,
satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan
orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan • Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-
kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat
disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi
kepada alat navigasi kita. yang salah atau tidak akurat.
Bagian Angkasa 2.2 Sensor Kompas
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada Sistem navigasi yang cukup baik, efektif, mudah digunakan
di orbit bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan dan murah adalah dengan kompas digital. Banyak jenis kompas
satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap digital yang diproduksi khusus untuk keperluan robotika, salah satu
saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. yang sangat populer adalah CMPS03 Magnetic Kompas buatan
Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak Devantech Ltd. CMPS03 yang berukuran 4 x 4 cm ini menggunakan
dapat melewati gedung atau gunung. Satelit mempunyai jam atom, sensor medan magnet Philips KMZ51 yang cukup sensitif untuk
dan juga akan memancarkan informasi ‘waktu/jam’ ini. Data ini mendeteksi medan magnet bumi.
dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. Masing-masing satelit
memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan
ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi
sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna
bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan
satelit, yang akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi.
Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam
penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi
satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang Gambar 2.4 Modul Kompas[3]
berada tepat diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi
matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang Kompas digital ini hanya memerlukan supply tegangan
berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi sebesar 5 vdc dengan konsumsi arus 15mA. Pada CMPS03, arah
matahari terbenam/terbit). mata angin dibagi dalam bentuk derajat yaitu : Utara (00), Timur
Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat (900), Selatan (1800) dan Barat (2700). Ada dua cara untuk
navigasi berbasis satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal mendapatkan informasi arah dari modul kompas digital ini yaitu
dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan dengan membaca sinyal PWM (Pulse Width Modulation) pada pin 4
diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 atau dengan membaca data interface I2C pada pin 2 dan 3.
pada frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini digunakan untuk Spesifikasi dari modul sensor kompas ini adalah sebagai berikut:
tujuan militer dan bukan untuk umum. Pin suplai :
pin 1 : +5vdc
Bagian Pengguna pin 0 : gnd
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit konsumsi arus sekitar15 ma
akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima pin no-connect :
oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan pin 5 & 8
lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus pin output :
oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk pin 2 & 3 : i2c, no pullup
sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua pin 4 : pwm
dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah pin reduksi eror:
satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga Pin 7
dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi. Pull-up on-board (60hz)
Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit Beri logika low untuk reduksi 50hz
tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan Pin kalibrasi: Pin 6 Pull-up on-board
hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak
jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat 2.3 Sensor Ultrasonik
alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat. Sensor ultrasonik merupakan sensor yang bekerja dengan
Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, cara memancarkan suatu gelombang dan kemudian menghitung
maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis waktu pantulan gelombang tersebut.
satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan
sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal prinsip pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi
satelit: keberadaan suatu objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya pada
• Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama daerah diatas gelombang suara dari 40 KHz hingga 400 KHz.
kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini
masih dapat berfungsi.
4

2.4 Mikrokontroler
Suatu kontroler digunakan untuk mengontrol suatu proses
atau aspek-aspek dari lingkungan. Satu contoh aplikasi dari
mikrokontroler adalah untuk memonitor rumah kita. Ketika suhu naik
kontroler membuka jendela dan sebaliknya. Pada masanya, kontroler
dibangun dari komponen-komponen logika secara keseluruhan,
sehingga menjadikannya besar dan berat. Setelah itu barulah
Gambar 2.5 Sensor Ultrasonik[2]
dipergunakan mikrokprosesor sehingga keseluruhan kontroler masuk
kedalam PCB yang cukup kecil. Hingga saat ini masih sering kita
2.3.1 Prinsip kerja Sensor Ultrasonik
lihat kontroler yang dikendalikan oleh mikroprosesor biasa (Zilog
Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit, yaitu unit
Z80, Intel 8088, Motorola 6809, dsb).
pemancar dan unit penerima. Struktur unit pemancar dan penerima
Proses pengecilan komponen terus berlangsung, semua
sangatlah sederhana, sebuah kristal piezoelectric dihubungkan
komponen yang diperlukan guna membangun suatu kontroler dapat
dengan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan diafragma
dikemas dalam satu keping. Maka lahirlah komputer keping tunggal
penggetar. Tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja 40
(one chip microcomputer) atau disebut juga mikrokontroler.
KHz – 400 KHz diberikan pada plat logam. Struktur atom dari kristal
Mikrokontrolere adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangat
piezoelectric akan berkontraksi (mengikat), mengembang atau
tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler
menyusut terhadap polaritas tegangan yang diberikan, dan ini disebut
sudah dikemas dalam satu keping, biasanya terdiri dari:
dengan efek piezoelectric. Kontraksi yang terjadi diteruskan ke
diafragma penggetar sehingga terjadi gelombang ultrasonik yang
CPU (Central Processing Unit)
dipancarkan ke udara (tempat sekitarnya), dan pantulan gelombang
RAM (Random Access Memory)
ultrasonik akan terjadi bila ada objek tertentu, dan pantulan
EEPROM/EPROM/PROM/ROM
gelombang ultrasonik akan diterima kembali oleh oleh unit sensor
I/O, Serial & Parallel
penerima. Selanjutnya unit sensor penerima akan menyebabkan
Timer
diafragma penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric
Interupt Controller
menghasilkan sebuah tegangan bolak-balik dengan frekuensi yang
sama.
Rata-rata mikrokontroler memiliki instruksi manipulasi bit,
Besar amplitudo sinyal elekrik yang dihasilkan unit sensor
akses ke I/O secara langsung dan mudah, dan proses interupt yang
penerima tergantung dari jauh dekatnya objek yang dideteksi serta
cepat dan efisien.
kualitas dari sensor pemancar dan sensor penerima. Proses sensing
Mikrokontroller yang merupakan suatu komponen elektronika
yuang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan
yang dibangun melalui teknologi semikonduktor dengan wujud yang
untuk menghitung jarak antara sensor dengan obyek sasaran. Jarak
relatif kecil juga dari segi harga terjangkau, sangat besar
antara sensor tersebut dihitung dengan cara mengalikan setengah
waktu yang digunakan oleh sinyal ultrasonik dalam perjalanannya kemampuannya dalam pengendalian peralatan secara digital.
dari rangkaian Tx sampai diterima oleh rangkaian Rx, dengan Mikrokontroler juga merupakan sebuah computer dalam chip yang
kecepatan rambat dari sinyal ultrasonik tersebut pada media rambat digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik. Sebuah
yang digunakannya, yaitu udara. mikrokontroler umumnya berisi seluruh memori dan antarmuka I/O
Waktu di hitung ketika pemancar aktif dan sampai ada yang dibutuhkan, sedangkan mikroprosesor serba guna membutuhkan
input dari rangkaian penerima dan bila pada melebihi batas waktu chip tambahan untuk menyediakan fungsi yang dibutuhkan.
tertentu rangkaian penerima tidak ada sinyal input maka dianggap Mikrokontroler hanya bisa menjalankan satu program aplikasi saja
tidak ada halangan didepannya yang tersimpan pada memori programnya ROM (Read Only
Memory). Oleh Karena itu Mikro-System sering pula disebut sebagai
Minimum System. ATmega8535 berisi 8K bytes On-Chip di dalam
sistem Memoriflash Reprogrammable untuk penyimpanan program.
Karena semua AVR instruksi adalah 16 atau 32 bits lebar, Flash
adalah berbentuk 4K x16. Untuk keamanan perangkat lunak, Flash
Ruang program memori adalah dibagi menjadi dua bagian, bagian
boot program dan bagian aplikasi program dengan alamat mulai dari
$000 sampai $FFF.Flash Memori mempunyai suatu daya tahan
Gambar 2.6 Prinsip kerja sensor ultrasonik[3] sedikitnya 10,000write/erase Cycles. ATmega8535 Program Counter
(PC) adalah 12 bitlebar, alamat ini 4K lokasi program memori.
Gelombang ultrasonik bekerja pada frekuensi mulai 20 kHz
hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan dalam
gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium yang III. METODE
dilalui, mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair hingga Sistem Navigasi
padat.Secara matematis gelombang ultrasonik dapat dirumuskan Prinsip kerja dari sistem navigasi disini adalah, jika ada masukan
sebagai berikut : dari sensor ultrasonik maka akan diproses oleh mikrokontroler yang
kemudian menginformasikan kepada sistem kontrol dan sistem
s = v.t/2 (1) komunikasi. Sistem kontrol untuk menggerakkan kapal berjalan
lurus, berbelok maupun berhenti. Kemudian untuk sistem
dimana s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah komunikasi, memberikan informasi kapal mengenai arah, posisi pada
kecepatan suara yaitu 344 m/detik dan t adalah waktu tempuh dalam kapal.
satuan detik. Ketika gelombang ultrasonik menumbuk suatu
penghalang maka sebagian gelombang tersebut akan dipantulkan
sebagian diserap dan sebagian yang lain akan diteruskan.
Gelombang yang diserap akan dihitung oleh komparator
dan diteruskan menjadi bilangan binanry.
5

Berikut pada gambar dibawah adalah foto modul sensor


ultrasonik yang diletakkan di depan prototipe kapal.

Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian Gambar 3.4 Sensor ultrasonik pada prototipe kapal[3]

Berikut adalah rincian metodologi penelitian yang akan Dalam tugas akhir ini sensor ultrasonik difungsikan sebagai
dilaksanakan pada tugas akhir kali ini: radar dimana sensor yang digunakan adalah modul pengukur jarak
dengan ultrasonik buatan Paralax Inc Sensor ini dapat mengukur
Studi Literatur jarak antara 3 cm sampai 300 cm. Sensor ini mempunyai 3 pin yaitu
Meliputi pemahaman tentang navigasi pada kapal MCST-1, yaitu GND (Vss), Input 5 V (Vdd) dan pin I/O dengan keluaran
yang meliputi, modul kompas, sensor ultrasonik, mikrokontroler. bilangan biner berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan jarak
(lebar pulsanya bervariasi dari 115 uS sampai 18,5 mS) yang
Perancangan Sistem Navigasi kemudian langsung dihubungkan ke mikrokontroler.
Merancang sistem navigasi pada kapal MCST-1 dan Pada pengaplikasiannya pada kapal autopilot, sensor ini
menghubungkan dengan sistem kontrol agar dapat terintegerasi untuk digunakan untuk jarak antara kapal dengan objek didepan yang
dapat bekerja di open water. Merancang hardware berupa Sensor kemudian memberikan informasi kepada sistem kontrol untuk dapat
Ultrasonik, Modul Kompas, Modul GPS,Modul Mikrokontroler. melakukan manuver sehingga dapat menghindari tabrakan tersebut.
Merancang software pada mikrokontroller untuk
komunikasi media RFID yang sesuai untuk menerima,
mengendalikan, dan mengirim data.

Pengujian Sistem Navigasi


Pengujian system navigasi ini dilakukan pada open water.
Untuk mengetahui performansi alat, kelinieran, baik akurasi maupun
kepresisiannya sekaligus dilakukan pengambilan data.
Gambar 3.5 Konfigurasi Sensor Ultrasonik[3]
Analisa Sistem Navigasi
Analisa dilakukan untuk mengetahui sejauh mana 3.3 Perancangan Modul Kompas
kemampuan sistem navigasi tersebut dibuat sehingga bekerja dengan Kompas merupakan alat untuk navigasi untuk penunjuk
baik. arah, pada tugas akhir ini penunjuk arah yang dimaksud adalah
modul magnetic compas CMPS03. Modul Magnetic Compas
CMPS03 digunakan dalam kapal yang berfungsi untuk memberikan
3.2 Penyempurnaan Sistem Navigasi referensi posisi kapal dan arah kapal, kemudian posisi dan arah yang
Sensor ultrasonik digunakan untuk mendeteksi benda asing diberikan oleh Modul Magnetic Compas CMPS03 tersebut sebgai
yang mendekat dari arah depan sehingga prototipe kapal dapat referensi gerakan dari kapal selanjutnya. Modul Magnetic Compas ini
melakukan maneuver untuk menghindari tabrakan. Ultrasonik yang menggunakan jalur komunikasi data I2C ke mirokontroler. Dengan
digunakan adalah tipe PING buatan Parallax Inc. adalanya jalur komunikasi data I2C dari CMPS03 ini modul ini
Berikut adalah interface sensor ultrasonik dengan kontroler. dapat dihubungkan langsung ke mikrokontroler yang suport dengan
jalur komunikasi data I2C seperti AVR ATMega. Modul kompas
yang didesain untuk navigasi kapal. ini menggunakan sensor KMZ51
dari Philip. Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi medan magnet
bumi. Modul ini bisa dikalibrasi sesuai dengan keadaan yang
dinginkan. Pembacaan sudut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
lewat PWM interface atau I2C interface.

Gambar 3.3 Interface sensor ultrasonik[2]


Gambar 3.6 Modul Kompas[2]
6

Spesifikasi teknis:
- DC Power supply : 5 Volt
- Arus yang dibutuhkan : 15 mA
- Interface output : PWM dan I2C
- VCC + 5 V pada pin 1
- SCL dengan Pull Up resistor 10 K
- SDA dengan Pull Up resistor 10 K
- Calibrate pada PIN 6 dihubungkan dengan micro switch
- Ground pada pin 9.

3.4 Perancangan Mikrokontroler


Mikrokontroler disini menggunakan ATMega 128L,
memiliki 10 Port I/O. Mikrokontroler ini sebagai pusat dari seluruh
sistem, karena mikrokontroler ini yang akan mengendalikan semua
komponen.
Gambar 3.12 Sub sistem navigasi secara keseluruhan

IV. HASIL PENELITIAN


Setelah melakukan perancangan, dan pembuatan sistem kontrol
kecepatan pendukung sistem autopilot, maka dilakukan pengujian
data pada catu daya, rudder sensor dan sistem monitoring rpm dengan
menggunakan sensor otocoupler. Tujuan dari pengujian dan
pengukuran adalah untuk mendapatkan data-data dari rangkaian dan
program yang telah dirancang, sehingga kita dapat mengetahui
spesifikasi dari rangkaian dan program tersebut, pengujian dilakukan
secara bertahap sesuai dengan urutan rangkaian dan program yang
Gambar 3.10 Tata Letak Komponen ATMega128L akan dirancang, setelah masing-masing rangkaian dan program dapat
menghasilkan output sesuai yang diinginkan, maka dapat dilanjutkan
Perancangan sistem navigasi ini adalah sebagai berikut, dengan menggabungkan rangkaian-rangkaian tersebut sehingga dapat
untuk PORTB digunakan sebagai input / output dari sensor ultrasonik berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
sebagai sensor pendeteksi jarak. Kemudian PORTC digunakan
sebagai tampilan LCD, PORTD digunakan sebagai pengendali motor,
PORTE digunakan sebagai koneksi modul RF untuk komunikasi,
PORTF digunakan sebagai ADC. Sedangkan untuk PORTD pada pin
SCL dan SDA digunakan untuk koneksi modul GPS, untuk modul
kompas dihubungkan langsung dengan port I2C.

Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem Autopilot

4.1 Pengujian Sensor Ultrasonik


Gambar 3.10 Modul Mikrokontroler ATMega 128L[5] Sensor yang digunakan untuk membaca jarak antara kapal
dengan obyek yang berperan sebagai halangan adalah menggunakan
sensor ultrasonik. Untuk pengambilan data, digunakan kalibrator
mistar (Penggaris).

Tabel 4.1 Tabel Pengujian Sensor Ultrasonik di Darat


Jarak Ukur Pembacaan
No
(cm) Sensor (cm)
1 10 9.50
2 20 19.66
3 30 29.80
Gambar 3.11 Chip ATMega128[2] 4 40 39.89
5 50 49.99
6 60 59.90
7 70 69.86
8 80 78.55
9 90 90.25
10 100 100.15

Dari ketiga ultrasonik yang terpasang pada prototip kapal,


memiliki data yang sama dalam pembacaaan jarak. Tujuan dari
7

pemasangan sensor ultrasonik sebanyak tiga buah dengan konfigurasi prosesor pada empat titik arah kompas dan nilai ini digunakan untuk
pemasangan pada kapal seperti pada gambar berikut: menghasilkan nilai kalibrasi.
Register 14 membaca 255 selama operasi normal. Dan membaca
0 pada mode kalibrasi dan 255 lagi ketika 4 titik arah kompas telah
diukur. Register 14 kemudian akan menunjukkan bahwa 4 titik telah
didapat. Kemudian nilai 0 dapat dituliskan ke register 15 untuk
menyimpan data kalibrasi dan kompas akan kembali ke operasi
normal. Sangat penting untuk memutar kompas secara sangat
perlahan selama proses kalibrasi untuk menghindari kehilangan titik
arah kompas yang diperlukan dan kompas harus tetap horizontal
untuk memastikan akurasi proses kalibrasi. Koneksi kompas
elektronik menggunakan I2C pin SCL (serial clock) terhubung
dengan pin mikrokontroller yang berfungsi sebagai serial clock dan
pin SDA (serial data) terhubung dengan mikrokontroller yang
berfungsi sebagai serial data.
Gambar 4.2 Peletakan Sensor Ultrasonik Pada MCST1
Tabel 4.3 Tabel pengujian modul kompas
Dari data diatas maka akurasi sensor ultrasonik mengalami
penurunan dengan rata-rata 0.245. Dari ketiga sensor tersebut, sensor Pembacaan Error
Arah Mata Kompas (%)
1 berada didepan yang akan mendeteksi keberadaan benda didepan. No
Angin
Sedangkan sensor 2 dan 3 berada di sebelah kanan dan kiri, untuk Analog CMPS03
mendeteksi keberadaan benda disebelah kanan dan kiri. 1 Utara
0 / 360 0 0%
2 Timur
90 90.8 0.88%
3 Selatan
180 180.8 0.44%
4 Barat
270 270.3 0.11%

4.3 Pengujian GPS


Pada pengujian GPS ini dilakukan pengambilan data di
Gambar 4.4 Tampilan Sensor Ultrasonik beberapa titik di wilayah kampus. Tujuannya adalah untuk
mengetahui seberapa besar tingkat error yang di hasilkan oleh GPS
4.2 Pengujian Modul Kompas PMB 648 yang digunakan dalam proyek akhir ini.
Pengujian dilakukan dengan mengambil koordinat di
beberapa tempat, yaitu :
• Teknik Elektro.
• Teknik Metalurgi.
• Teknik Mesin.
• Teknik Fisika.

Tabel 4.4 Hasil Pengujian GPS


Gambar 4.5 Pembacaan Arah Terhadap Kapal[4] Posisi
No Lokasi
Latitude Longtitude
Modul kompas disambungkan melalui port I2C dikalibrasi 1 T. Elektro -7.2849077 112.7961373
dengan kompas manual yaitu dengan cara mencocokkan sisi utara 2 T. Matrial -7.2847481 112.7974463
modul kompas dengan kompas manual. 3 T. Mesin -7.2842904 112.7961587
Kompas digital ini hanya memerlukan supplai tegangan sebesar 5 4 T. Fisika -7.2837583 112.7961051
Vdc dengan konsumsi arus 15mA. Pada CMPS03, arah mata angin
dibagi dalam bentuk derajat yaitu : Utara (00), Timur (900), Selatan 4.4 Pengujian Sistem Navigasi
(1800) dan Barat (2700). Ada dua cara untuk mendapatkan informasi
arah dari modul kompas digital ini yaitu dengan membaca sinyal
PWM (Pulse Width Modulation) pada pin 4 atau dengan membaca
data interface I2C pada pin 2 dan 3.
Kalibrasi hanya perlu dilakukan sekali, data kalibrasi akan
disimpan didalam EEPROM pada chip PIC16F872. Anda tidak perlu
melakukan kalibrasi lagi setiap kali modul diaktifkan. Modul digital
compass harus tetap dalam posisi horizontal terhadap permukaan
bumi dengan sisi komponen berada dibagian atas. Jauhkan modul
dari metal, terlebih lagi dari objek yang mengandung magnet.
Kalibrasi Dengan Metode I2C Untuk mengkalibrasi kompas
menggunakan I2C, anda hanya perlu menuliskan data 255 ke register
15 dan memutar modul kompas secara perlahan sampai 360 derajat.
Menuliskan 0 pada register 15 akan menyimpan nilai kalibrasi
kedalam EEPROM internal prosesor. Pembacaan dilakukan oleh Gambar 4.6 Pengujian gerak lurus.
8

4.5 Pembahasan
Pada sistem integrasi di MCST-1 beberapa komponen mengalami
kegagalan, antara lain pada integrasi sistem kompas dengan sensor
rudder dikarenakan adanya interferensi yang ditimbulkan oleh motor.
Modul kompas tidak boleh didekatkan dengan medan
elektromagnetik, pada saat kapal berjalan kompas masih dapat
bekerja dengan baik. Setelah beberapa menit, kompas mengalami
kerusakan pada saat memberikan set point ke rudder sehingga
pembacaan pada rudder mengalami error dan -rudder tidak bekerja
dengan baik. Kegagalan lain yang ditimbulkan yakni integerasi pada
sensor ultrasonik dengan motor kecepatan, karena pada saat
ultrasonik memberikan input atau set point, motor kecepatan
mengalami keterlambatan respon yang artinya pada saat ultrasonik
sudah mencapai set point, motor kecepatan tidak berhenti secara
langsung. Jadi ketika di air kapal masih dapat berjalan sedikit,
sehingga tidak dapat menghindari halangan didepan kapal.

V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Gambar 4.7 Pengujian manuver kapal Dari hasil perancangan prototipe kapal, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Perancangan sensor jarak dengan mengunakan sensor
ultrasonik dari range 1 cm hingga 300 cm memilki
presentase akurasi rata-rata sebesar 0.245.
2. Perancangan pengukuran arah mata angin menggunakan
sensor kompas CMPS-03 memiliki tingkat error rata-rata
1,939% dan tingkat akurasi 98,06%.
3. Data masukan berupa sinyal GPS dengan format NMEA
0183 versi 2 berheader $GPGGA dan $GPRMC.
4. Rancang bangun perangkat lunak GPS berupa tampilan
lintang dan bujur.

5.2 Saran
Dari hasil penelitian tugas akhir didapatkan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk pemasangan sensor ultrasonik sebaiknya diletakkan
di seluruh bagian sisi kapal baik didepan, samping,
dibelakang serta dibagian bawah agar halangan yang
dibawah kapal dapat terdeteksi.
2. Untuk pendeteksian halangan disarankan menggunakan
Gambar 4.8 Pengujian arah hadap kapal sensor sonar, yang dapat mendeteksi hingga jarak jauh.
3. Untuk modul kompas, disarankan menggunakan modul
kompas CMPS10, karena modul tersebut telah mendukung
accelerometer sehingga pembacaan lebih detail.
Untuk modul GPS, disarankan menggunakan modul GPS yang
umum digunakan (GPS Starter Kit).

VI. DAFTAR PUSTAKA


[1] Bambang,D.S.A. 2008. Nautika Kapal Penangkap Ikan Jilid 3.
Jakarta : Direktorat jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah.
[2] Fossen, T. I. (1994). Guidance and Control of Ocean Vehicles,
John Wiley
[3] Fossen, T.I. (2002). Marine Control Systems. Marine
Cybernetics.
[4] Perez, T. (2005). Ship Motion Control. Springer Verlag.
[5] Sorensen, A.J. (2005).“Marine Cybernetics”. Lecture Notes
Dept. of Marine Technology, NTNU, Norway
[6] Dr Tristan Perez. Centre for Complex Dynamic Systems and
Control (CDSC) and Prof. Thor I Fossen. Department of
Engineering Cybernetics. (2007). Ship Motion Control and
Models
Gambar 4.9 Pengujian kapal terhadap halangan
9

[7] M. Ary Heryanto, ST & Ir. Wisnu Adi P. 2008. Pemrograman


Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMega8535. Yogyakarta :
Andi.
[8] Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroller AVR
ATMega8535 Menggunakan Bahasa C (CodeVisionAVR).
Bandung : Informatika
[9] Jacob M. Ph.D, C.C. Halkias, Ph.D. 1990. Elektronika Terpadu.
Jakarta : Erlangga.
[10] http://tokorobot.com/dc-motor-gearbox.html
[11] http://zhangjiagangdingjin.en.made-in-
china.com/product/eMxEdZqlSsco/China-Ship-Propellers.html
[12] http://www.autoxcooper.com/alta_gominigo_m7-engines.html
[13] http://www.lily-bearing.com/english/en_ceramic_ball.htm
[14] http://id-evotech.com/products-page/sensor/parallax-ping-
ultrasonic-sensor/
[15] http://rosesana.indonetwork.co.id/510979/devantech-magnetic-
compass.htm
[16] http://www.swaiklan.com/computers/personal-
computers/modem-wavecom-fastrack-supreme-10-3.html
[17] http://chinaimportexport.wikispaces.com/Sell+ATmega8535L-
8PU+ATmega8535-
16PU+ATmega8535+AVR+%E5%8D%95%E7%89%87%E6%
9C%BA+ATMEL+Integrated+Circuits+Manufacturer+exportin
g+direct+from+China
[18] http://indonetwork.co.id/alloffers/yamaha-mesin.html
[19] http://www.lakesidepinballparts.com/switch.html
[20] http://www.indorobotika.com/komponen/pasif
[21] http://www.ladyada.net/make/gpsshield/directconnect.html
[22] Modul Pelatihan Kalibrasi Kelistrikan. 2008. tim Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
[23] M. Ary Heryanto, ST & Ir. Wisnu Adi P. 2008. Pemrograman
Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMega8535. Yogyakarta :
Andi.
[24] Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroller AVR
ATMega8535 Menggunakan Bahasa C (CodeVisionAVR).
Bandung : Informatika
[25] Jacob M. Ph.D, C.C. Halkias, Ph.D. 1990. Elektronika Terpadu.
Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai