Anda di halaman 1dari 8

SATUAN 

ACARA PENYULUHAN
 
Topik : Keperawatan keluarga
Pokok bahasan : Diabetes
Target /sasaran : Keluarga Ny Samiasih
Hari / Tanggal : 23 Desember 2016
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Keluarga Ny Samiasih
Penyuluh : Rossyta

I.    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah diadakan penyuluhan diharapkan sasaran mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

 
II.  TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu :

1. Keluarga mampu memahami pengertian Diabetes Mellitus


2. Keluarga mampu memahami tipe Diabetes Militus
2.  Keluarga mampu memahami faktor penyebab Diabetes Mellitus
3.  Keluarga mampu memahami komplikasi Diabetes Mellitus
4.  Keluarga mampu memahami tanda dan gejala Diabetes Mellitus
5.  Keluarga mampu memahami Gaya Hidup Sehat pada penderita Diabetes Mellitus

III.  MATERI  PELAJARAN
( Terlampir )

IV.  PESERTA
Keluarga Ibu Samiasih

V.  METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI.  MEDIA
1. Leaflet

VII.  EVALUASI
1. Keluarga dapat menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus
2. Keluarga dapat menjelaskan tipe Diabetes Mellitus
3. Keluarga dapat menyebutkan faktor penyebab Diabetes Mellitus
4. Keluarga dapat menyebutkan komplikasi Diabetes Mellitus
5. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
6. Keluarga dapat menjelaskan Gaya Hidup Sehat pada penderita Diabetes Mellitus

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN             


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 Menit Pembukaan:  Menyambut salam dan
 Memberi salam dan mendengarkan
memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Melakukan kontrak waktu  Mendengarkan
 Mengenalkan topik yang akan
dibahas
 Menarik perhatian
 Menyampaikan tujuan
2. 15 Menit Pelaksanaaan :  Memperhatiakan
 Pembahasan materi
 Memahami pengertian
Diabetes Millitus
 Mengenali tipe-tipe Diabetes
Millitus
 Memahami faktor penyebab
Diabetes Millitus
 Mengetahui komplikasi dari
Diabetes Millitus
 Mengetahui tanda dan gejala
Diabetes Millitus
 Mengetahui gaya hidup sehat
pada penderita Diabetes
Millitus
3. 5 Menit Evaluasi :  Memperhatikan
 Memberi kesimpulan  Menjawab
 Mengadakan evaluasi  Aktif bertanya
 Motivasi kembali
4. 5 menit Penutupan :  Mendengarkan dan
 Mengucapkan terima kasih membalas salam
kepada klien
 Mengucapkan salam

MATERI Diabetes Millitus :

Lampiran

A. Definisi
Diabetes Millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau
akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).

B. Tipe- Tipe
1. Tipe I   : diabetes melitus tergantung insulin (insulin-dependent diabetes melitus
[IDDM]). Diabetes tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pangkreas.
Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkun pula lingkungan
2. Tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin (non-insulin-dependent diabetes
melitus [NIDDM]). Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan proses
terjadinya diabetes tipe II. Faktor-faktor ini adalah : usia, obesitas, riwayat
keluarga dan kelompok etnik.

C. Faktor Penyebab
 Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk
seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit.
Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus
karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan. Dengan
memperbaiki pola makan dan pola hidup insya Allah Anda akan terhindar dari
penyakit yang mengerikan ini.

 Obesitas Atau Kegemukan


Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap
hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap
insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi insulin sebanyak-
banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan dan akhirnya rusak.
Segera hindari makan makanan yang tinggi kalori !

 Usia Yang Semakin Bertambah


Usia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh mulai mengalami
kepekaan terhadap insulin. Bahkan pada wanita yang sudah mengalami monopause
punya kecenderungan untuk lebih tidak peka terhadap hormon insulin.

 Kurangnya Aktivitas Fisik


Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor cukup besar untuk seseorang mengalami
kegemukan dan melemahkan kerja organ-organ vital seperti jantung, liver, ginjal dan
juga pankreas. Lakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit sebanyak 3 kali
dalam seminggu.

 Merokok
Asam rokok ternyata menimbulkan efek negatis terhadap kesehatan dan sifatnya
sangat komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah terserang penyakit
diabetes melitus. Jadilah orang yang berakal dan cerdas dengan tidak menimbun racun
dalam tubuh kita walaupun rokok dianggab bisa memberikan kenikmatan.
Kasihanilah tubuh Anda. Efek jangka panjang rokok sungguh sangat mengerikan.
Maka sangat sesuai sekali kalau agama sangat membenci rokok karena memang lebih
banyak kerusakannya ketimbang manfaatnya.

 Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi


Manakan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi
untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi
kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per hari.

 Stres Dalam Jangka Waktu Lama


Kondisi setres berat bisa mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam tubuh
termasuk produksi hormon insulin. Disamping itu setres bisa memacu sel-sel tubuh
bersifat liar yang berpotensi untuk seseorang terkena penyakit kanker juga memicu
untuk sel-sel tubuh menjadi tidak peka atau resiten terhadap hormon insulin.
Belajarlah untuk berpola hidup santai walau dalam keadaan serius. Banyak-banyaklah
untuk selalu bertawakkal kepada Allah dalam setiap menghadapi masalah hidup.
Bergantunglah hanya kepada Allah dalam setiap lika-liku kehidupan agar pikiran
tenang dan beban terasa ringan.

 Hipertensi Atau Darah Tinggi


Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak
konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk seseorang
teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan
resiko untuk Anda terserang penyakit diabetes melitus.

 Kehamilan
Pada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu keseimbangan
hormon insulin dan pada kasus tertentu memicu untuk sel tubuh menjadi resisten
terhadap hormon insuline. Kondisi ini biasanya kembali normal selah masa kehamilan
atau pasca melahirkan. Namun demikian menjadi sangat beriso terhadap bayi yang
dilahirkan untuk kedepan punya potensi diabetes melitus.

 Ras
Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk terserang
diabetes melitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh lebih tinggi
dibanding di benua lainnya. Bahkan diperkirakan lebih 60% penderita berasal dari
Asia.
 Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan Kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberika efek
negatif yang tidak ringan. Obat kimia ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi mengobati
di sisi yang lain mengganggu kesehatan. Bahkan tidak sedikit kasus penyakit berat
seperti jantung dan liver serta diabetes diakibatkan oleh terlalu seringnya
mengkomsumsi obat kimia. Salah satu obat kimia yang sangat berpotentsi sebagai
penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER. Kedua jenis
obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa
merusak pankreas.

D. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
1. Sering Buang Air Kecil : Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan kelebihan
glukosa dalam sirkulasi darah. Anak jadi lebih sering buang air kecil dan dalam
jumlah yang besar. Mengompol juga bisa menjadi gejala adanya diabetes, terutama
jika sebelumnya anak tak pernah mengompol.
2. Sering Haus dan Banyak Minum : Karena banyak cairan yang dikeluarkan, anak
menjadi gampang haus. 3. Berat Badan Menurun Tubuh tidak lagi bisa memproses
glukosa untuk energi dan mulai memecah otot dan cadangan lemak untuk
menghasilkan energi bagi sel-sel yang lapar. Karenanya meski nafsu makan anak
normal tetapi berat badannya sulit naik.
3. Mudah lelah : Anak tampak kelelahan karena tubuhnya tidak mampu memproses
glukosa untuk energi.

E. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain:
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM (Diabetes Melitus) digolongkan sebagai
akut dan kronik (Mansjoer dkk, 2007)

1. Komplikasi akut

Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa
darah

a. Hipoglikemia
Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah yang normal 60-100
mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salah satu bentuk dari kegawatan
hipoglikemik adalah koma hipoglikemik. Pada kasus spoor atau koma yang tidak diketahui
sebabnya maka harus dicurigai sebagai suatu hipoglikemik dan merupakan alasan untuk
pembarian glukosa. Koma hipoglikemik biasanya disebabkan oleh overdosis insulin. Selain
itu dapat pula disebabkan oleh karana terlambat makan atau olahraga yang berlebih.

Diagnosa dibuat dari tanda klinis dengan gejala hipoglikemik terjadi bila kadar gula darah
dibawah 50 mg% atau 40 mg% pada pemeriksaaan darah jari.

b. Sindrom hiperglikrmik

HONK adalah keadaan hiperglikemi dan hiperosmoliti tanpa terdapatnya ketosis. Konsentrasi
gula darah lebih dari 600 mg bahkan sampai 2000, tidak terdapat aseton, osmolitas darah
tinggi melewati 350 mOsm perkilogram, tidak terdapat asidosis dan fungsi ginjal pada
umumnya terganggu dimana BUN banding kreatinin lebih dari 30 : 1, elektrolit natrium
berkisar antara 100 – 150 mEq per liter kalium bervariasi.

F. Manajemen Diabetes Mellitus Dengan Gaya Hidup Sehat


1. Rencana diet, Dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang
dikonsumsi setiap hari. Rencana diet harus didapakan dengan berkonsultasi dahulu
dengan ahli gizi yang terdaftar dan berdasarkan pada riwayat diet pasien, makanan
yang disukai, gaya hidup, latar belakang budaya, dan aktivitas fisik. Pada
konsensus PERKENI telah ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah
santapan dengan komposisi seimbang berupa KH 60-70%, protein 10-15%, dan
lemak 20-25%. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur,
stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Jumlah
kandungan kolesterol <300 mg/hari, jumlah kandungan serat ± 25 gr/hari
diutamakan jenis serat larut konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi.
Pemanis dapat digunakan secukupnya.
2. Latihan fisik dan pengaturan aktivitas fisik. Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-
4x tiap minggu selama ±0.5 jam yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous,
Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training). Latihan yang dapat dijadikan
pilihan adalah jalan kala, jogging, lari, renang, bersepeda, dan mendayung
3. Batasi gula dalam setiap makanan
4. Utamakan yang tinggi lemak tak jenuh tunggal (kacang-kacangan, alpukat),
cegah dislipidemia
5. Batasi makanan tingi purin (asam urat)
6. Stop merokok
7. Cegah kegemukan: IMT <25
8. Tidur min 6 jam sehari
9. Stop minum alkohol
10. Check up teratur terutama untuk usia >40 tahun
11. Pakai alas kaki untuk menghindari luka karena akan beresiko menimbulkan luka
ulkus
12. Berpuasa
13. Pengawasan glukosa di rumah
14. Pengetahuan tentang diabetes dan perawatan diri. Diabetes adalah penyakit
kronik dan pasien perlu menguasai pengobatan dan belajar bagaimana
menyesuaikan agar tercapai kontrol metabolik yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai