1 pesan
Dahulu kala di Lombok, NTB berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Indrapandita. Raja itu memilki 6 orang putri
yang cantik-cantik. Anak sulunmg bernama Denda Wingi, yang kedua bernama Sini Mari, yang ketiga bernama
Daemuni, yang keempat bernama Labu Iba, yang kelima bernama Rina Ningsih dan yang keenam bernama Ratna Ayu
Wideradin. Dari keenam putri raja tersebut sibungsulah yang paling cantik dan mempesona, sehingga tidak
mengherankan jika sibungsu menjadi idola para pemuda dari berbagai negeri.
Karena kecantikan Ratna Ayu Wideradin tersebut sehingga membuat iri kelima saudarinya terutama si sulung Denda
Wingi.
Pada suatu pagi Denda Wingi dan keempat saudaranya sedang berbincang-bincang ditaman dekat istana
Rina Ningsih : “ Benar itu Ayunda, dia telah menarik hati semua pemuda dinegeri ini.”
Labu Iba : “ Iya memang, jadi apa yang harus kita lakukan terhadapnya. Yunda ?”
Denda Wingi : “ Untuk itu, kita berkumpul disini, Ayunda punya rencana ?”
Denda Wingi : “ Begini !, bagaimana jika kita menyewa seorang pemuda untuk memfitnah
Ratna Ayu !”
Sini Mari : “ Tapi bagaimana caranya, ayahana tidak akan percaya dengan
omongannya”.
Denda Wingi : “ Jadi, kita suruh pemuda itu, untuk menghadap ayahanda dan berkata
bahwa ia telah melakukan hal yang membuat malu kerajaan”.
Sini Mari : “ Tapi itu tidak mungkin, karena ayahanda sangat membutuhkan bantuan
menghadap raja )
Denda Wingi : “ Begini ayahanda, kemarin aku melihat Ratna Ayu sedang duduk
Dae Muni : “ Kami tidak tau ayahanda, tapi yang kami tau dia adalah pemuda
Sini Mari : “ Iyah Ayahanda, dan setelah kami selidiki ternyta pemuda tersebut
Rina Ningsih : “ Benar Ayahanda dan kata pemuda tersebut dia telah berbuat yang
baik istana”.
Denda Wingi : “ Kami tidak bercanda ayahanda, kami dapat membuktikannya pada
ayahanda!”
Denda Wingi : “ Sini mari, Labu Iba, sekarang juga kalian bawa pemuda tersebut
kehadapan ayahanda !”
Raja Indrapandita : “ Apakah kamu benar telah melakukan hal yang tidak baik terhadap
( Setelah pemuda itu dibawa kepenjara, rajapun murka dan iya memanggil Ratna
Ayu )
Ratna Ayu : “ Hormat saya Ayahanda !” Ada apa ayahanda memanggil saya ?”
Raja Indrapandita : “ Dasar anak tidak tau diri, kamu telah membuat malu kerajaan ini.
Ratna Ayu : “ Apa salah ananda ? Kenapa tiba-tiba ayahanda murka terhadap
ananda ?”
Raja Indrapandita : “ Sudah tidak usah banyak omong, cepat keluar dari istana dan
Sayoman”.
Raja Indrapandita : “ Pengawal bawa putri Ratna Ayu kegubuk belakang istana !”
( Akhirnya setelah kejadian tersebut putri bungsu harus tinggal digubuk bambu dibelakang
Rangda Sayoman : “ Kasihan sekali kamu putri, kamu harus menerima semua ini, semua
akan terungkap”.
Rangda Sayoman : “ Karena semua ini maka aku berinama kamu Putri Winangsia yang
( Disana putri Winangsia mengisi hari-harinya dengan melukis dan menulis syair Yang indah. Bakat itu sudah ia miliki
sejak ia kecil. Pada suatu hari )
Ratna Ayu : “ Hmm...... apa yang harus saya lakukan hari ini, Inangsedang
kepasar”.
Ratna Ayu : “ Aa.... ku lukis saja wajah ku dan ku buat syair tentang nasib ku “.
Ketika ia ingin menggulung kertas tersebut tiba-tiba angin kencang datang dan
menerbangkan kertas itu. Kertas itu melayang tinggi keangkasa hingga menuju pulau jawa.
Dan akhirnya tersangkut dipohon yang ada kolam pemandian seorang pangeran yang
bernama Raden Witarasari . Ia adalah putra sulung dari Raja Indra Sekar peguasa sebuah
kerajaan di Jawa. Raja Indra Sekar ternyata bersaudara dengan Raja Indrapandita ayahanda
putri Ratna Ayu. Raden Witarasari mempunyai adik laki-laki yang sakti bernama Raden
Kitabmuncar. Keesokan harinya ketika Raden Witarasari hendak mandi dikolam
segera mengambilnya.
( Setelah ia menyelami isi syair itu dan bait ke bait tiba-tiba hatinya tersentuh
dan sedih . Saking sedihnya beliau jatuh pingsan. Untung adiknya datang menolong )
Raden Kitabmuncar : “ Aku melihat kang mas pingsan. Mengapa kang mas pingsan ?”
Raden Witarasari : “ Dimas, lebih baik kau baca saja syair-syair dikertas ini”,
( Raden Kitabmuncarpun tak kuasa menahan air mata ketika membaca syair Tersebut )
dahulu”.
Raden Witarasari : “Begini ayahanda, barusan kami dari kolam pemandian dan
Raden Kitab Muncar : Jadi begini ayahanda, syair-syair itu berisi tentang nasib seorang
sodari-sodarinya”.
Raden Witarasari : “Gadis tersebut adalah Ratna Ayu Wideradin. Anak dari raja
malang itu!”
Raden Witarasari :”Adikku, kanda minta agar dibuatkan kapal dagang yang megah
(Dalam sekejap kapal yang diinginkan oleh raden witarasari pun dapat diselesaikan. Kemudian mereka menyamar
sebagai pedagang, Raden Witarasari menyamar sebagai Jamal Malik dan Raden Kitab Muncar sebagai pembantunya.
Setiba di Pelabuhan Lombok mereka mulai berdagang dengan harga yang murah sehingga terdengar oleh raja
Indrapandita)
Raja Indrapandita : “Anak-anakku barusan ayahanda mendengar bahwa ada kapal yang
(Mereka pun pergi ke pelabuhan itu dan disana mereka pun pergi ke pelabuhan itu dan disana mereka disambut baik
oleh Raden Witarasari dan Raden Kitab Muncur)
Raden Witarasari :” Silahkan baginda barangkali ada barang-barang hamba yang cocok
Raja Indrapandita :”Saya ingin membelikan pakaian yang indah-indah tersebut untuk
(Setelah rombongan raja tersebut pergi meniggalkan kapal itu, ratusan penduduk berdesak-desak naik ke kapal untuk
belanja barang murah. Salah satunya adalah Inang randa sayoman)
Raden Witarasari : “ Apakah kamu benar Dimas?”Jika begitu jadikan aku menjadi
(Setelah Raden Witarasari menjadi monyet kemudian Raden Kitab Mancur menawarkannya pada Rangda Sayoman)
Raden Kitab Mancur :”Apakah kau ingin membeli monyet ini, monyet ini ajaib dia bisa
Raden Kitab Mancur : “Berapun uang yang anda miliki monyet boleh anda bawa pulang.”
(Kemudian dia bawa pulang monyet itu untu diberikan pada Winangsia)
(Alangkah senangnya hati winangsia karena memiliki monyet yang pandai berbicara. Saking sayangnya terhadap
monyet itu, winangsia selalu membawanya kemanapun ia pergi, Suatu hari Wangsia sedang bermain dengan
monyetnya ditaman belakang istana!
Monyet : “Apa yang kamu ingin mainkan, Putri? Janganlah kamu selalu
bersedih.”
Iba)
Sini Mari : “Hey lihat itu, si bungsu sedang bermain dengan si Monyet buduk
itu.”
Labu Iba :”Iya, ayo kita kasih tahu saudara kita yang lain.”
(Merekapun menghampiri Denda Wingi , Dae Muni, Rina Ningsih, dikamar mereka)
Sini Mari : “Yunda, kami tidak sengaja melihat sibungsu sedang bermain dengan
monyet buduknya.”
(Kelima saudara itupun menuju ketaman dimana Ratna Ayu dan monyetnya bermain)
Denda Wingi :”Hey dasar putri buangan, tidak bisa beli hewan yang lebih baik lagi
Dea Muni :”Lihat ini binatang piaraan aku lebih bagus dan mahal dibanding
(Ratna Ayu pun hanya bisa terdiam dan membisu. Kemudian kelima putri itu pun pergi
meninggalkan Ratna Ayu dan monyetnya Dikeheningan malam, didekat gubuk tersebut
Monyet :”Janganlah kamu menangis putri. Biarkan saja mereka berkata apa?”
Putri Ratna :”Tetapi mereka telah menghinamu, dan sebenarnya aku tidak terima
semua yang ada pada dirimu tidak dapat dimiliki oleh merek “Jadi
Tersenyumlah”.
(Tka disangka percakapan mereka didengar oleh Dae Muni dan dia langsung melaporkan kepada saudara-saudaranya
yang lain)
Dae Muni :”Ayuhanda, tadi aku tak sengaja mendengar Ratna Ayu dan
monyetnya bercakap-cakap”.
Dae Muni :”Kamu tau ayunda? Ternyata monyet buduk itu ajaib. Dia dapat
berbicara.”
Denda Wingi :”Apa?? Itu tak mungkin.”
Denda Wingi :”Jika begitu kita harus rebut monyet itu dari Ratna Ayu.”
Denda Wingi :”Begini, kita suruh saja ayahanda untuk menyuruh seluruh putri
Rina Ningsih :”baiklah kalo gitu, dia kan tidak mempunyai pakaian indah dan bagus
seperti kita.”
Sini Mari :”Hai Si Bungsu jika kamu tidak menari dengan pakaian yang indah
dan bagus maka kamu akan celaka dan monyet itu akan menjadi
milik kami.”
(Malam harinya monyet penjelmaan Raden Warasari kembali ke kapal dan mengambil pakaian tari pesta dan segala
perlengkapannya. Sebelum dia pergi ia menanggalkan pakaian monyetnya digubuk Wunangsial. Ternyata Putri
Winangsiah belum tidur sehingga dan berjalan-jalan keluar gubuk.
Putri Winangsiah :”Apa ini? Baju apaan itu, mungkin ini hanya sampah, jadi aku bakar
saja.”
(Tak lama kemudian Raden Witarasi kembali, akan tetapi ia tidak menemukan pakaian monyetnya)
Raden Witarasati : “Hah, dimana pakaian monyet saya, perasaan saya letakkan disini.”
Witarasari :”Aku adalah Raden Witarasari Putra dari raj Indra Sekar. Sepupumu
dari tanah jawa, aku kesini ingin menolongmu dari semua derita
(Keesokan harinnya Kelima saudara-saudaranya sudah menunggu dan menggenakan pakaian yang indah namun tiba-
tiba mereka terkejut melihat Winangsiah berjalan menuju pendapa dengan pakaian yang bagus dan didampingi
seorang pemuda yang tampan. Winangsiah tampak begitu cantik dan anggun).
Rina Ningsih :”Ayunda siapa dia, bukankah itu Winangsiah”
Dinda Wingi :”Iya benar tapi bukankah dia tidak mempunyai pakaian seindah dan
sebagus itu”.
(Winangsiah hanya bercegur senyum saat menari ia tampil dengan percaya diri dan sungguh menghibur para
penonton terutama sang Raja)
Raja :”Hai Pemudas siapa kamu dan kenapa kamu ada disini”.
Raden Witasari :”Baginda hamba Raden Witarasari Putra dari raja Indra Sekar dan
dikerajaan ini”.
Raden Witasari :”Sebenarnya selama ini Putri Ratna Ayu Wideradin tidak bersalah ia
terhadapnya.”
Dinda Wingi :”Maafkan kami ayahanda memang benar kita telah memfitnah Ratna
Ayu Wideradiri”.
Raja : “Kurang Ajar Kalian! Maafkan ayah handa putri Ratna karena ayah
Ratna Ayu :”Tidak apa-apa ayah handa sekarang kebenaran telah terungkap”.
Raja :”Untuk kalian harus dihukum, kalian harus merasakan apa yang adik
The End