Dahulu kala di Lombok, NTB berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Indrapandita. Raja itu memilki
4orang putri yang cantik-cantik. Anak sulunmg bernama Denda Wingi, yang kedua bernama Sini Mari,
yang ketiga bernama Rina Ningsih dan yang keempat bernama Ratna Ayu Wideradin. Dari keempat putri
raja tersebut sibungsulah yang paling cantik dan mempesona, sehingga tidak mengherankan jika
sibungsu menjadi idola para pemuda dari berbagai negeri.
Karena kecantikan Ratna Ayu Wideradin tersebut sehingga membuat iri ketiga saudarinya terutama si
sulung Denda Wingi.
Pada suatu pagi Denda Wingi dan keedua saudaranya sedang berbincang-bincang ditaman dekat istana
Rina Ningsih : “ Benar itu Ayunda, dia telah menarik hati semua pemuda dinegeri ini.”
Sini Mari: “ Iya memang, jadi apa yang harus kita lakukan terhadapnya. Yunda ?”
Denda Wingi : “ Untuk itu, kita berkumpul disini, Ayunda punya rencana ?”
Denda Wingi : “ Begini !, bagaimana jika kita menyewa seorang pemuda untuk memfitnah
Ratna Ayu !”
Sini Mari : “ Tapi bagaimana caranya, ayahana tidak akan percaya dengan omongannya”.
Denda Wingi : “ Jadi, kita suruh pemuda itu, untuk menghadap ayahanda dan berkata
( Setelah mereka berdiskusi, merekapun mulai melaksanakan rencana mereka dan menghadap raja )
Denda Wingi : “ Begini ayahanda, kemarin aku melihat Ratna Ayu sedang duduk berdua dengan seorang
pemuda ditaman dekat istana”.
Rina Ningsih: “ Kami tidak tau ayahanda, tapi yang kami tau dia adalah pemuda dari negeri sebrang”.
Sini Mari : “ Iyah Ayahanda, dan setelah kami selidiki ternyta pemuda tersebut memiliki hubungan
istimewa dengan Ratna Ayu”.
Rina Ningsih : “ Benar Ayahanda dan kata pemuda tersebut dia telah berbuat yang tidak baik dengan
Ratna Ayu, sehingga merekamencoreng nama baik istana”.
Denda Wingi : “ Kami tidak bercanda ayahanda, kami dapat membuktikannya pada ayahanda!”
Denda Wingi : “ Sini mari, Rina Ningsih, sekarang juga kalian bawa pemuda tersebut kehadapan
ayahanda !”
Raja Indrapandita : “ Apakah kamu benar telah melakukan hal yang tidak baik terhadap putriku Ratna
Ayu ?”
Ratna Ayu : “ Hormat saya Ayahanda !” Ada apa ayahanda memanggil saya ?”
Raja Indrapandita : “ Dasar anak tidak tau diri, kamu telah membuat malu kerajaan ini. Sebagai
hukuman atas perbuatanmu, mulai saat ini kamu tinggal digubuk yang ada dibelakang lingkungan istana
ini !”
Ratna Ayu : “ Apa salah ananda ? Kenapa tiba-tiba ayahanda murka terhadap ananda ?”
Raja Indrapandita : “ Sudah tidak usah banyak omong, cepat keluar dari istana dan tinggalah digubuk itu
! Disana kamu akan tinggal dengan Rangda Sayoman”.
Raja Indrapandita : “ Pengawal bawa putri Ratna Ayu kegubuk belakang istana !”
( Akhirnya setelah kejadian tersebut putri bungsu harus tinggal digubuk bambu dibelakang istana )
gubuk itu.
Ratna Ayu : “ Hehehehehe.......kenapa semua itu terjadi padaku, sehingga ayahanda murka terhadap
ku?”
Rangda Sayoman : “ Kasihan sekali kamu putri, kamu harus menerima semua ini, semua
yang tidak pernah kamu lakukan. Sabarlah putri, kebenaran pasti akan terungkap”.
Rangda Sayoman : “ Karena semua ini maka aku berinama kamu Putri Winangsia yang artinya putri yang
tesia-sia”.
( Disana putri Winangsia mengisi hari-harinya dengan melukis dan menulis syair Yang indah. Bakat itu
sudah ia miliki sejak ia kecil. Pada suatu hari )
Ratna Ayu : “ Hmm...... apa yang harus saya lakukan hari ini, Inangsedang kepasar”.( Setelah beberapa
saat ia berfikir )
Ratna Ayu : “ Aa.... ku lukis saja wajah ku dan ku buat syair tentang nasib ku “.
( Setelah ia selesai melukis wajahnya dan menulis syair tentang nasibnya) Ketika ia ingin menggulung
kertas tersebut tiba-tiba angin kencang datang dan menerbangkan kertas itu. Kertas itu melayang tinggi
keangkasa hingga menuju pulau jawa.
Dan akhirnya tersangkut dipohon yang ada kolam pemandian seorang pangeran yan bernama Raden
Witarasari . Ia adalah putra sulung dari Raja Indra Sekar peguasa sebuah kerajaan di Jawa. Raja Indra
Sekar ternyata bersaudara dengan Raja Indrapandita ayahanda putri Ratna Ayu. Raden Witarasari
mempunyai adik laki-laki yang sakti bernama Raden Kitabmuncar. Keesokan harinya ketika Raden
Witarasari hendak mandi dikolam pemandiannya ia menemuan kertas yang tersangkut dipohon tempat
pemandiannya dansegera mengambilnya.
( Setelah ia menyelami isi syair itu dan bait ke bait tiba-tiba hatinya tersentuh dan sedih . Saking
sedihnya beliau jatuh pingsan. Untung adiknya datang menolong )
Raden Kitabmuncar : “ Aku melihat kang mas pingsan. Mengapa kang mas pingsan ?”
Raden Witarasari : “ Dimas, lebih baik kau baca saja syair-syair dikertas ini”,
( Raden Kitabmuncarpun tak kuasa menahan air mata ketika membaca syair Tersebut )
Raden Witarasari : “ Benar itu kakakku, kita harus memberitahukan ayahanda terlebih dahulu”.
Raden Witarasari : “Begini ayahanda, barusan kami dari kolam pemandian dan menemukan secarik
kertas yang berisi lukisan dan syair-syair”.
Raden Kitab Muncar : Jadi begini ayahanda, syair-syair itu berisi tentang nasib seorang gadis cantik dari
negeri lombok, ia menderita karena keirian sodari-sodarinya”.
Raden Witarasari : “Gadis tersebut adalah Ratna Ayu Wideradin. Anak dari raja Indrapandita sepupu
kita.”
Raja : Baiklah segeralah kalian menolong saudara sepupu kalian yang malang itu!”
Kedua Raden : “Sendiko Ayahanda”
Raden Witarasari :”Adikku, kanda minta agar dibuatkan kapal dagang yang megah dengan barang-
barang yang indah.”
(Dalam sekejap kapal yang diinginkan oleh raden witarasari pun dapat diselesaikan. Kemudian mereka
menyamar sebagai pedagang, Raden Witarasari menyamar sebagai Jamal Malik dan Raden Kitab Muncar
sebagai pembantunya. Setiba di Pelabuhan Lombok mereka mulai berdagang dengan harga yang murah
sehingga terdengar oleh raja Indrapandita)
Raja Indrapandita : “Anak-anakku barusan ayahanda mendengar bahwa ada kapal yang membawa
dagangan yang bagus-bagus-bagus dengan harga murah jadi bersiap-siaplah kita akan kesana bersama-
sama.”
(Mereka pun pergi ke pelabuhan itu dan disana mereka pun pergi ke pelabuhan itu dan disana mereka
disambut baik oleh Raden Witarasari dan Raden Kitab Muncur)
Raden Witarasari :” Silahkan baginda barangkali ada barang-barang hamba yang cocokdengan baginda
atau putri-putri baginda.”
Raja Indrapandita :”Saya ingin membelikan pakaian yang indah-indah tersebut untuk ketiga putri saya.”
(Setelah rombongan raja tersebut pergi meniggalkan kapal itu, ratusan penduduk berdesak-desak naik
ke kapal untuk belanja barang murah. Salah satunya adalah Inang randa sayoman)
Raden Witarasari : “ Apakah kamu benar Dimas?”Jika begitu jadikan aku menjadi monyet dan serahkan
aku kepadanya.”
Raden Kitab Mancur :”Apakah kau ingin membeli monyet ini, monyet ini ajaib dia bias berbicara seperti
manusia?”
Raden Kitab Mancur : “Berapun uang yang anda miliki monyet boleh anda bawa pulang.”
(Kemudian dia bawa pulang monyet itu untu diberikan pada Winangsia)
(Alangkah senangnya hati winangsia karena memiliki monyet yang pandai berbicara. Saking sayangnya
terhadap monyet itu, winangsia selalu membawanya kemanapun ia pergi, Suatu hari Wangsia sedang
bermain dengan monyetnya ditaman belakang istana!
Monyet : “Apa yang kamu ingin mainkan, Putri? Janganlah kamu selalu bersedih.”
(Dari kejauhan ternyata senda gurau mereka tidak sengaja dilihat oleh Sini Mari dan Labu Iba)
Sini Mari : “Hey lihat itu, si bungsu sedang bermain dengan si Monyet buduk itu.”
Rina Ningsih :”Iya, ayo kita kasih tahu saudara kita yang lain.”
Sini Mari : “Yunda, kami tidak sengaja melihat sibungsu sedang bermain dengan monyet buduknya.”
(Ketiga saudara itupun menuju ketaman dimana Ratna Ayu dan monyetnya bermain)
Denda Wingi :”Hey dasar putri buangan, tidak bisa beli hewan yang lebih baik lagi apa? Selain monyet.”
Rina Ningsih:”Lihat ini binatang piaraan aku lebih bagus dan mahal disbanding sama monyet kamu yang
jelek buduk.”
(Ratna Ayu pun hanya bisa terdiam dan membisu. Kemudian kelima putri itu pun pergi meninggalkan
Ratna Ayu dan monyetnya Dikeheningan malam, didekat gubuk tersebut Ratna Ayu menangis).
Monyet :”Janganlah kamu menangis putri. Biarkan saja mereka berkata apa?”
Putri Ratna :”Tetapi mereka telah menghinamu, dan sebenarnya aku tidak terima dengan hinaan
mereka”.
Monyet :”Tidak apa-apa Putri. Sebenarnya mereka ini terhadapmu, karena semua yang ada pada dirimu
tidak dapat dimiliki oleh merek “Jadi Tersenyumlah”.
(Tka disangka percakapan mereka didengar oleh Dae Muni dan dia langsung melaporkan kepada
saudara-saudaranya yang lain)
Rina Ningsih:”Ayuhanda, tadi aku tak sengaja mendengar Ratna Ayu dan monyetnya bercakap-cakap”.
Rina Ningsih:”Kamu tau ayunda? Ternyata monyet buduk itu ajaib. Dia dapat berbicara.”
Denda Wingi :”Jika begitu kita harus rebut monyet itu dari Ratna Ayu.”
Denda Wingi :”Begini, kita suruh saja ayahanda untuk menyuruh seluruh putri menari bersama-sama di
Pendapa.”
Rina Ningsih :”baiklah kalo gitu, dia kan tidak mempunyai pakaian indah dan bagus seperti kita.”
Sini Mari :”Hai Si Bungsu jika kamu tidak menari dengan pakaian yang indah dan bagus maka kamu akan
celaka dan monyet itu akan menjadi milik kami.”
(Malam harinya monyet penjelmaan Raden Warasari kembali ke kapal dan mengambil pakaian tari pesta
dan segala perlengkapannya. Sebelum dia pergi ia menanggalkan pakaian monyetnya digubuk
Wunangsial. Ternyata Putri Winangsiah belum tidur sehingga dan berjalan-jalan keluar gubuk.
Putri Winangsiah :”Apa ini? Baju apaan itu, mungkin ini hanya sampah, jadi aku bakar saja.”
(Tak lama kemudian Raden Witarasi kembali, akan tetapi ia tidak menemukan pakaian monyetnya)
Raden Witarasati : “Hah, dimana pakaian monyet saya, perasaan saya letakkan disini.”
Witarasari :”Aku adalah Raden Witarasari Putra dari raj Indra Sekar. Sepupumu dari tanah jawa, aku
kesini ingin menolongmu dari semua derita yang kau rasakan.”
(Keesokan harinnya Ketiga saudara-saudaranya sudah menunggu dan menggenakan pakaian yang indah
namun tiba-tiba mereka terkejut melihat Winangsiah berjalan menuju pendapa dengan pakaian yang
bagus dan didampingi seorang pemuda yang tampan. Winangsiah tampak begitu cantik dan anggun)
Dinda Wingi :”Iya benar tapi bukankah dia tidak mempunyai pakaian seindah dan sebagus itu”.
(Winangsiah hanya bercegur senyum saat menari ia tampil dengan percaya diri dan sungguh menghibur
para penonton terutama sang Raja)
Raja :”Hai Pemudas siapa kamu dan kenapa kamu ada disini”.
Raden Witasari :”Baginda hamba Raden Witarasari Putra dari raja Indra Sekar dan Tanah Jawa, hamba
disini untuk menyampaikan pesan disini untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran yang selama ini
ada dikerajaan ini”.
Raden Witasari :”Sebenarnya selama ini Putri Ratna Ayu Wideradin tidak bersalah ia hanya difitnah oleh
saudara-saudaranya karena mereka iri terhadapnya.”
Dinda Wingi :”Maafkan kami ayahanda memang benar kita telah memfitnah Ratna Ayu Wideradiri”.
Raja : “Kurang Ajar Kalian! Maafkan ayah handa putri Ratna karena ayah tidak percaya padamu, selama
ini.”
Ratna Ayu :”Tidak apa-apa ayah handa sekarang kebenaran telah terungkap”.
Raja :”Untuk kalian harus dihukum, kalian harus merasakan apa yang adik kalian rasakan pegawai bawa
mereka pergi