A. LATAR BELAKANG
Meningkatnya kualitas hidup manusia dibayangi oleh permasalahan stunting yang
masih mengancam. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akobat dari
kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek dari usianya(kekurangan gizi kronis pada
1000 hari pertama kehidupan sejak bayi dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun).
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan
penurunan produktifitas serta berakibat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kemiskinan serta kesejangan, karena besarnya dampak dan kerugian yang di tanggung akibat
stunting maka pemerintah berkomitmen untuk menekan angka stunting dengan berbagai
program diantaranya dengan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitive yang
melibatkan lintas sector terkait.
Intervensi gizi spesifik terdiri dari makanan tambahan untuk mengatasi KEK pada ibu
hamil, tablet tambah darah untuk mengatasi anemia pada ibu hamil, konsumsi garam
beriodium,ASI ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan,imunisasi, perilaku cuci tangan dengan
benar,pemberian ASI sampai bayi usia 2 tahun didampingi dengan MP ASI adekuat,
pemberian obat cacing.pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A,tata laksana gizi
buruk,penanggulangan malaria,pencegahan dan pengobatan diare. Semua kegiatan intervensi
gizi spesifik dapat dilaksanakan di Posyandu sehingga penguatan dan pengaktifan Posyandu
sangat di perlukan.
Posyandu Aktif yaitu Posyandu yang termasuk dalam strata Purnama dan Mandiri.
Capaian Posyandu aktif tahun 2019 di Kabupaten Natuna mencapai 19.32 %,cakupan yang
masih kurang baik di sebabkab karena kurangnya kapasitas kader dalam pengelolaan
Posyandu. Kader Posyandu yang terlatih hanya 2-3 orang per Posyandu. Berdasarkan temuan
tim akreditasi Puskesmas di lapangan, selain kurangnya tenaga kesehatan di Puskesmas juga
kemampuan/ keterampilan yang masih kurang karena banyaknya tenaga honorer yang belum
terlatih.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan di Puskesmas, aparat desa dan kader Posyandu
dalam upaya percepatan penurunan Stunting.
2. Tujuan Khusus
- Tenaga puskesmas dan aparat desa memahami perannya dalam pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat
- Tenaga puskesmas dan aparat desa memahami peran dan tugas kader dalam
pengelolaan Posyandu.
- Kader Posyandu mampu melaksanakan peran dan tugasnya dalam percepaytan
penurunan Stunting
- Kader Posyandu mampu menjadi penggerak ,penyuluh dan pencatat dalam
mendukung percepatan penurunan Stunting di Posyandu.
1 DASAR PELAKSANAAN
Adapun Dasar Hukum Pelaksanaan Kegiatan adalah sebagi berikut:
Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Kementerian Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4 PENERIMA MANFAAT
Dalam pelaksanaan Orientasi penguatan Posyandu dengan pemberdayaan masyarakat
dalam pencegahan stunting ini penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini secara umum
adalah masyarakat se Kabupaten Natuna.