Anda di halaman 1dari 5

7/26/2021

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

TEMPO
MEMBACA AL-QUR’AN

ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 19

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

3 TINGKATAN TEMPO MEMBACA AL-QUR’AN


Tiga tingkatan tempo membaca Al-Qur’an yang disepakati oleh para ahli qiro’at dan ahli tajwid
adalah :

1. At-Tahqiq (‫)ﺍﻟﺗﺣﻘﻳﻖ‬
2. Al-Hadr (‫)ﺍﻟﺣﺩﺭ‬
3. At-Tadwir (‫)ﺍﻟﺗﺩﻭﻳﺭ‬

At-Tartil (‫ )ﺍﻟﺗﺭﺗﻳﻝ‬bukanlah tempo bacaan melainkan sifat yang harus selalu melekat pada ketiga
tempo di atas.
(Al-Burhan Fii Tajwidil Qur’an, hal. 19)

ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 20

1
7/26/2021

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

AT-TAHQIQ

‫ﻭﻫﻭﺍﻟﻘﺭﺍءﺓ ﺑﺗﺅﺩﺓ ﻭﺍﻁﻣﺋﻧﺎﻥ ﻭﺍﺧﺭﺍﺝ ﻛﻝ ﺣﺭﻑ ﻣﻥ ﻣﺧﺭﺟﻪ ﻣﻊ ﺍﻋﻁﺎﺋﻪ ﺣﻘﻪ ﻭﻣﺳﺗﺣﻘﻪ‬


‫ﻣﻊ ﺗﺩ ﺑﺭﺍﻟﻣﻌﺎﻧﻰ‬
“Yaitu: membaca dengan pelan dan tenang, mengeluarkan setiap huruf dari makhrojnya dengan memberikan
sifat-sifat yang dimilikinya, baik asli maupun baru datang (hukum-hukumnya) serta memperhatikan makna
(ayat).” (Al-Burhan Fii Tajwidil Qur’an, hal. 19)

Membaca dengan pelan dan tenang maksudnya tidak tergopoh-gopoh namun tidak pula terseret-seret.
Huruf diucapkan satu per satu dengan jelas dan tepat menurut makhroj dan sifatnya. Ukuran panjang
pendeknya terpelihara dengan baik serta berusaha mengerti kandungan maknanya. Tempo dipakai untuk
belajar mengajar. Dianjurkan tidak dipakai pada saat sholat atau pada saat menjadi imam.
(Ilmu Tajwid Plus, hal. 9)

ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 21

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

AL-HADR

‫ﻭﻫﻭﺍﻻﺳﺭﺍﻉ ﻓﻰ ﺍﻟﻘﺭﺍﺃﺓ ﻣﻊ ﻣﺭﺍﻋﺎﺕ ﺍﻻﺣﻛﺎﻡ‬


“Yaitu: membaca dengan cepat tetapi masih menjaga hukum-hukumnya.”
(Al-Burhan Fii Tajwidil Qur’an, hal. 19)

Membaca dengan cepat maksudnya dengan menggunakan ukuran terpendek dalam batas kaidah Ilmu
Tajwid, bukan keluar dari kaidah yang sudah tentukan. Biasanya dipergunakan ketika kita hendak
mengulang-ngulang hafalan Al-Qur’an. Hendaknya hati-hati dalam bacaan yang cepat ini karena cenderung
merusak ketentuan membaca Al-Qur’an sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬.
(Ilmu Tajwid Plus, hal. 9)

ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 22

2
7/26/2021

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

AT-TADWIR

‫ﻭﻫﻭﻣﺭﺗﺑﺔ ﻣﺗﻭﺳﻁﺔ ﺑﻳﻥ ﺍﻟﺗﺣﻘﻳﻖ ﻭﺍﻟﺣﺩﺭ‬


“Yaitu: tingkat pertengahan antara tahqiq dan hadr.” (Al-Burhan Fii Tajwidil Qur’an, hal. 19)

Bacaan At-Tadwir ini dikenal dengan bacaan sedang, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu pelan, tetapi
pertengahan antara keduanya. (Ilmu Tajwid Plus, hal. 9)

ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 23

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

PENDAPAT ULAMA QIRO’AH


Berdasarkan keempat maratib (tempo) di atas, terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai tempo
mana yang paling baik ditinjau dari sisi ibadah.
1. Sebagian ulama qiro’at berpendapat bahwa membaca dengan cepat dan hasil baik lebih utama daripada
tahqiq dengan hasil sedikit. Pendapat ini bersandar pada hadits :
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

،‫ ﺁﻟﻡ ﺣﺭﻑ‬: ‫ ﻭﺍﻟﺣﺳﻧﺔ ﺑﻌﺷﺭ ﺃﻣﺛﺎﻟﻬﺎ ﻻ ﺃﻗﻭﻝ‬،‫ﻣﻥ ﻗﺭﺃ ﺣﺭﻓﺎ ﻣﻥ ﻛﺗﺎﺏ ﷲ ﻓﻠﻪ ﺑﻪ ﺣﺳﻧﺔ‬
‫ﻭﻟﻛﻥ ﺃﻟﻑ ﺣﺭﻑ ﻭﻣﻳﻡ ﺣﺭﻑ‬
“Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas
dengan sepuluh yang semisal. Aku tidak katakan alif laam miim itu satu huruf. Namun alif itu satu huruf,
laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi, no. 2910)
(Nihayatul Qouli Mufid, hal. 14-17)
ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 24

3
7/26/2021

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

PENDAPAT ULAMA QIRO’AH


Lanjutan…

2. Jumhur ulama berpendapat bahwa membaca dengan tartil walaupun sedikit lebih baik daripada jumlah
yang banyak tetapi dengan cepat. Jumhur ulama berpendapat bahwa tujuan membaca Al-Qur’an selain
sebagai ibadah juga untuk dimengerti dan diterapkan dalam amal perbuatan sebagaimana yang dituntut
oleh Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dengan tenang dan pelan adalah salah satu cara untuk mencapai
tujuan tersebut.

‫ﻭﺳﺋﻝ ﻣﺟﺎﻫﺩ ﻋﻥ ﺭﺟﻠﻳﻥ ﻗﺭﺍ ﺍﺣﺩﻫﻣﺎ ﺍﻟﺑﻘﺭﺓ ﻭﺍﻻﺧﺭ ﺍﻟﺑﻘﺭﺓ ﻭﺍﻝ ﻋﻣﺭﺍﻥ ﻓﻰ ﺍﻟﺻﻼﺓ‬
‫ ﺍﻟﺫﻱ ﻗﺭﺍء ﺍﻟﺑﻘﺭﺓ ﻭﺣﺩﻫﺎ ﺍﻓﺿﻝ‬: ‫ ﺍﻳﻬﻣﺎ ﺍﻓﺿﻝ ؟ ﻓﻘﺎﻝ‬،‫ﻭﺭﻛﻭﻋﻬﻣﺎ ﻭﺳﺟﻭﺩﻫﻣﺎ ﻭﺍﺣﺩ‬
“Mujahid pernah ditanya tentang dua orang yang sedang sholat. Orang pertama membaca Surat Al-Baqarah
dan yang kedua membaca Surat Al-Baqarah dan Ali Imran, sedangkan ruku’ dan sujud keduanya sama, mana
yang lebih utama ? Mujahid menjawab: yang lebih utama adalah yang membaca Al-Baqarah saja.”
(Nihayatul Qouli Mufid, hal. 14-17)

ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 25

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

PENDAPAT ULAMA QIRO’AH


Lanjutan…

3. Imam Malik berpendapat bahwa setiap orang kemampuannya tidak sama. Ada yang baik bila membaca
Al-Qur’an dengan pelan dan banyak salahnya bila membaca Al-Qur’an dengan cepat. Ada pula
sebaliknya, baik bila membaca Al-Qur’an dengan cepat dan rusak bacaannya bila membaca Al-Qur’an
dengan pelan. Oleh karena itu, yang lebih utama adalah yang lebih mudah bagi yang bersangkutan.
Cepat atau lambat, sedikit atau banyak bacaannya yang penting adalah baik dan benar dengan mengikuti
petunjuk kaidahnya.
4. Imam Abu Hamid Al-Ghozali mengatakan bahwa membaca Al-Qur’an dengan tartil Sunnah hukumnya,
baik pembaca mengerti artinya atau tidak. Bacaan yang tartil selain memang diperintahkan Allah juga
akan terasa lebih hormat dan meresap ke dalam hati.
(Nihayatul Qouli Mufid, hal. 14-17)

ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 26

4
7/26/2021

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

PENDAPAT ULAMA QIRO’AH


Lanjutan…

Beberapa ulama qiro’at dan cara membaca Al-Qur’annya :

 At-Tahqiq : Imam Hamzah, Asim dan Warsyi selalu menggunakan ukuran yang terpanjang.
 Al-Hadr : Ibnu Katsir, Abu Amr dan Qolun dengan memakai ukuran terpendek.
 At-Tadwir : Imam Al-Kisa’iy terkenal dengan qiro’at pertengahannya.
(Nihayatul Qouli Mufid, hal. 14-17)

ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 27

MT ASHABUL HIJRAH Menebar Manfaat Untuk Sahabat

CARA MEMBACA AL-QUR’AN YANG DILARANG


Asy-Syaikh Muhammad Makkiy Nashr telah merinci beberapa bacaan atau tingkah laku saat membaca Al-Qur’an yang
dianggap menyimpang dan tidak sesuai dengan tujuan membaca Al-Qur’an, antara lain :
1. At-Tarqish (‫)ﺍﻟﺗﺭﻗﻳﺹ‬, qori’ sengaja berhenti pada huruf mati namun kemudian dihentikannya secara tiba-tiba, seakan-
akan ia sedang melompat atau berjalan cepat.
2. At-Tahzin (‫)ﺍﻟﺗﺗﺣﺯﻳﻥ‬, qori’ membaca dengan mimik atau gaya yang dibuat sedih atau hampir menangis yang bertujuan
semata-mata sebagai daya tarik bagi pendengar.
3. At-Tar’id (‫)ﺍﻟﺗﺭﻋﻳﺩ‬, qori’ mengalunkan suara terlalu bergetar sehingga mirip suara orang yang kedinginan atau kesakitan.
4. At-Tathrib (‫)ﺍﻟﺗﻁﺭﻳﺏ‬, qori’ melagukan Al-Qur’an sehingga membaca panjang (mad) bukan pada tempatnya atau
menambahkannya bila kebetulan pada tempatnya.
5. At-Tarji’ (‫)ﺍﻟﺗﺭﺟﻳﻊ‬, qori’ membaca dengan nada rendah kemudian tinggi, dengan nada rendah lagi dan tinggi lagi dalam
satu mad.
6. At-Tahrif (‫)ﺍﻟﺗﺣﺭﻳﻑ‬, qori’ membaca bersamaan beberapa orang (koor) suatu ayat panjang dengan bergantian untuk
bernafas, sehingga jadilah ayat yang panjang itu bacaan yang tidak terputus-putus.
(Nihayatul Qouli Mufid, hal. 18-22)

ILMU TAJWID ASHABUL HIJRAH - REV 00 28

Anda mungkin juga menyukai