Anda di halaman 1dari 15

Dimas Fajar Rahadian

Surface Facilities
SKK Migas – City Plaza, 18 Agustus 2016
Operasi Pertamina EP

Overview Perusahaan

1 KKKS dengan WKP Pertamina EP mencakup 21 lapangan


▪ Produksi Minyak kisaran 110,000 BOPD
▪ Produksi Gas kisaran 1100 MMSCFD
2 Lapangan Operasi:
▪ 5 Asset (dari Sumatera hingga Papua)
▪ 21 Lapangan
▪ 3 Proyek Pengembangan

3 Sebagian besar brownfield

2
Operasi Pertamina EP
Populasi Coriolis Flowmeter di PEP

Klasifikasi dari Fungsi

1 Custody Transfer, jumlah sedikit


• Pengukuran gross volume
• Pengukuran net berdasarkan koreksi S & W dan koreksi
temperatur dan tekanan dari transmitter lain

2 Allocation, jumlah beberapa


• Dibutuhkan pengukuran net oil
• Umumnya terhubung ke DCS/RTU Penggunaan NOC
dibutuhkan
3 Welltest, jumlah beberapa
• Dibutuhkan pengukuran net oil
• Pada panel lokal

Brand coriolis flowmeter yang digunakan: M, R, P, K

4
Skema Transportasi Minyak Untuk Studi Kasus

FT

Field C
FT

Kasus 3

FT

Field A
TIP 3
TIP 1 TIP 2

FT FT FT FT

Kasus 1 & 2
FT Lifting Terminal
Field B
Kasus 1 : Crude dengan density berbeda
Kasus 2 : Adanya fraksi vapor dan pipa
tidak penuh
Kasus 3 : Sandy crude
Kasus 1 & 2
5
Prinsip Dasar Coriolis Flowmeter

• Coriolis flowmeter bekerja berdasarkan adanya gaya coriolis


• Pada saat tidak ada aliran, pick off di sisi inlet dan outlet akan
mendeteksi pergerakan/osilasi yang sama, namun pada saat ada aliran
akan terjadi twist sehingga akan ada perbedaan waktu deteksi osilasi di
inlet dan outlet. Besaran delay waktu antara deteksi di inlet dan outlet
adalah proporsional terhadap mass flow aliran
6
Prinsip Pengukuran Net Oil Dengan Coriolis Flowmeter
• Coriolis flowmeter dapat melakukan pengukuran net oil (NOC) melalui
pengukuran density
• Coriolis flowmeter mengukur secara langsung massa, density, dan
temperatur (melalui RTD).
• Prinsip pengukuran NOC adalah berdasarkan kekekalan massa

• Namun karena density dan volume berubah terhadap temperatur, perlu


dilakukan koreksi terhadap temperatur (sebagaimana berdasarkan API
MPMS chapter 11.1 – Temperature Volume Correction Factors)

7
Aplikasi Density Correction Factor Pada Salah Satu Vendor

8
Studi Kasus 1 – Variasi density crude reference
Crude 1, Density A Crude 4, Density D

FT FT FT

Crude 3, Density C

Crude 2, Density B

Perbedaan Nilai Density Crude

▪ Crude yang dipompakan pada kasus sebelah kiri memiliki density yang berbeda namun dipompakan pada saat yang
berbeda (batching).
▪ Crude yang dipompakan pada kasus sebelah kanan memiliki density yang berbeda dan mengalir secara commingle
dan kadang dipompakan bersamaan. Crude 4 masuk di tie in point di dalam ruas pipa sepanjang 69 km. Tidak ada
pengukuran crude 4 di titik kirim.
▪ Perbedaan density antara 0.77 kg/cm3 hingga 0.82 kg/cm3
▪ Pada kasus sebelah kiri dengan melakukan update density reference, koefisien a dan b untuk masing-masing
pemompaan, tingkat kesalahan aktual di kisaran 1%
▪ Pada kasus sebelah kanan tanpa melakukan update density reference, koefisien a dan b, tingkat kesalahan aktual di
kisaran 4%

9
Studi Kasus 1 – Variasi density crude reference

• Berdasarkan persamaan untuk mendapatkan nilai density pada


operating condition untuk komponen:

Kesalahan menjadi:

• Dari perhitungan yang dilakukan vendor untuk variasi density adalah


0.72% untuk volume pengaliran.
• Berdasarkan mekanisme perhitungan vendor lain:

Kesalahan maksimum menjadi 21.7% pada volume seimbang, pada


volume real menjadi 4.35%.
• Solusi untuk melakukan update density reference, koefisien persamaan
adalah dengan penambahan pada HMI melalui Modbus TCP
10
Studi Kasus 2 – Fraksi Vapor dan Empty Pipe
Unstable Condensate

Crude Oil FT FT

Adanya Fraksi Vapor Dalam Aliran

▪ Pada kasus ini dipompakan kondensat tidak stabil pada titik pemompaan, dan pada titik
terima terjadi perbedaan angka
▪ Terjadi pula pada pola operasi di mana pemompaan tidak kontinu, namun tidak
dilakukan penutupan valve pada saat pemompaan selesai, terjadi reading negative pada
flowmeter

11
Studi Kasus 2 – Fraksi Vapor dan Empty Pipe

12
Studi Kasus 2 – Fraksi Vapor dan Empty Pipe

• Efek untuk pengenalan adanya flow di mana ada fraksi gas/vapor


berbeda untuk vendor yang berbeda, di antaranya Transient Bubble
Remediation, dan Slug Detection
• Pada saat terjadi adanya fraksi vapor/bubble bisa dilakukan hold last
value atau menggunakan measured value
• Apabila density jatuh hingga nilai tertentu di mana diperkirakan pipa
tidak terisi penuh cairan, kadang terjadi bacaan negative, salah satu
vendor dapat mengeluarkan alarm Empty Pipe
13
Studi Kasus 3 – Solids

FT

Adanya Padatan dalam Aliran

▪ Pada kasus ini terjadi adanya minyak, air terproduksi, serta padatan dalam cairan
▪ Pada kasus ini apabila diaktifkan fungsi NOC, maka didapatkan bahwa bacaan 100% air
terproduksi
▪ Untuk kasus ini dapat dilakukan penghitungan tambahan untuk memisahkan fraksi
padatan, apabila hubungan antara aliran padatan yang terkandung dalam minyak bisa
diketahui
▪ Secara aktual belum solved untuk dapat dilakukan

14

Anda mungkin juga menyukai