(RPP)
A. Kompetensi Inti,
KI-1 dan KI-2;Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan
senantiasa berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun, peduli,
bertanggungjawab, responsif, dan proaktif dalam menyikapi agam gejala sosial yang
terjadi sehingga dapat berinteraksi positif dalam lingkungan sosialnya.
B. Tujuan Pembelajaran
C. Materi Pembelajaran
1. Integrasi dan reintegrasi sosial
2. Konflik bersifat kekerasan dan dampaknya terhadap perpecahan atau disintegrasi
sosial
3. Perdamaian dan integrasi atau kohesi sosial
4. Pemulihan (recovery), rehabilitasi, reintegrasi dan transformasi sosial
5. Reintegrasi dan koeksistensi sosial dalam kehidupan damai di masyarakat
D. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
E. Media Pembelajaran
Media :
1. Worksheet atau lembar kerja (siswa)
2. lembar penilaian
3. buku, gambar
Alat/Bahan :
- Spidol, papan tulis
- Laptop, video
A. Sumber Belajar
Rufikasari, Ria Candra. 2016.Sosiologi XI. Surakarta: Mediatama
B. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (@2 ×45 menit)
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam; Komunikatif
2. Mengkondisikan
suasana belajar yang Memberikan
menyenangkan; gambaran
3. Mendiskusikan agar Peserta
kompetensi yang akan didik
dipelajari dan konsentrasi
dikembangkan dengan alur
berkaitan dengan materi pembelajaran
individu, kelompok dan pada materi
hubungan sosial. pemecahan
4. Melalui tanya jawab masalah dan
membahas tentang kekerasan
konsep pemecahan
konflik dan kekerasan
5. Menyampaikan
kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan
dengan materi
pemecahan konflik dan
kekerasan di
masyarakat
6. Menyampaikan garis
besar cakupan materi
pemecahan konflik dan
kekerasan di
masyarakat dan
kegiatan yang akan
dilakukan;
7. Menyampaikan metode
pembelajaran dan
teknik penilaian yang
akan digunakan saat
membahas materi
pemecahan konflik dan
kekerasan di
masyarakat.
8. Membagi peserta didik
menjadi 5 Kelompok
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
(dengan setiap anggota
kelompok berjumlah 5 -
6 orang).
(dikondisikan dengan
lokasi tempat tinggal
yang berdekatan)
2 Kegiatan 70 menit
Inti
1. Guru bertanya jawab Berfikir
mengenai konsep Kritis
pemecahan konflik dan Kreatif
kekerasan Kolaborasi
2. Peserta didik Peserta didik
menanggapi pertanyaan melakukan
guru tentang pemecahan pengamatan
konflik dan kekerasan gambar /
3. Guru menanggapi video
tanggapan dan jawaban pemecahan
peserta didik tentang konflik dan
pemecahan konflik dan kekerasan
kekerasan memberikan
penegasan tentang Peserta didik
konsep pemecahan berfikir
konflik dan kekerasan secara kritis
4. Peserta didik diberi tentang
waktu untuk contoh
menanggapi jawaban pemecahan
guru konflik dan
5. Guru meminta peserta kekerasan
didik secara
berkelompok untuk Peserta didik
mengamati bersama memberikan
gambar/ video yang tanggapan
akan disajikan. terhadap
video tersebut
Pertanyaan 1
Fungsi integrasi sosial
dalam kehidupan
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
masyarakat adalah....
A. Untuk mengubah pola
tingkah laku
masyarakat
B. Menciptakan
kesimbangan ,
keserasian, kesatuan
dalam masyarakat
C. Untuk membentuk pola
perilaku baru
D. Menciptakan suatu
kehidupan sosial yang Berfikir kritis
khas Kreatif
E. Untuk membentuk Kolaborasi/
kelompok sosial yang Melatih
kuat memahami
soal HOTS
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam; Kreatif
2. Mengkondisikan peserta Komunikasi
didik dalam suasana Berfikir
yang menyenangkan agar Kritis
siap mengikuti
pembelajaran;
3. Apersepsi tentang tugas
minggu lalu berupa
observasi atau
pengamatan tentang
pemecahan konflik dan
kekerasan yang terdapat
di lingkungan sekitar
tempat tinggal masing-
masing
4. Peserta didik secara
kelompok
mempersiapkan
presentasi
2 Kegiatan 70 menit
Inti
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam;
2. Mengkondisikan peserta
didik dalam suasana
yang menyenangkan agar
siap mengikuti
pembelajaran;
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
3. Apersepsi tentang tugas
minggu lalu berupa
resume tentang
pemecahan konflik dan
kekerasan
4. Peserta didik bersama
guru menata tempat
duduk melingkar sesuai
dengan kelompoknya
kelas untuk pembelajaran
2 Kegiatan 70 menit
Inti
1. Siswa duduk sesuai
kelompoknya
2. Ketua kelompok tinggal
di tempat sedangkan
anggota lainya berpindah
ke tempat kelompok lain.
3. Ketua kelompok
menyampaikan
resumanya kepada
anggota kelompok yang
baru
4. Anggota kelompok
menyimak dan mencatat
apa yang disampaikan
oleh ketua kelompok
yang baru
5. Ketua bersama anggota
kelompok berdiskusi
dalam pantauan guru
6. Begitu seterusnya sampai
semua materi resume
didapatkan
7. Tugas ketua kelompok
dilakukan oleh peserta
didik yang bergantian
3 Penutup 10 menit
1. Memfasilitasi dalam
menyusun kesimpulan Berfikir
tentang dasar Kritis
terbentuknya masalah Kreatif
sosial serta klasifikasi Komunikasi
masalah sosialtersebut
2. Meminta perwakilan
peserta didik untuk
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
mengemukakan manfaat
pemecahan konflik dan
kekerasan
3. Memberi salam.
A. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
1. Penilaian Sikap : Observasi
2. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Penilaian Keterampilan : Penugasan
b. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
2. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
3. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
4. Penugasan Proyek : membuat profil suatu masalah sosial yang
berada di masyarakat
c. Instrumen Penilaian
d. Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang belum tuntas pencapaian
Kompetensi Dasarnya
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui bimbingan individuatau
tutor sebaya, atau tugas lain dan diakhiri dengan tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
e. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan )<n<n(maksimum )
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan
Peserta didik yang mencapai nilai n>n (maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan Kompetensi Dasar dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.
Mengetahui Mayong, Juni 2019
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Sosiologi
BAB V
INTEGRASI DAN REINTEGRASI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN
MASALAH KONFLIK DAN KEKERASAN
A. Konflik Bersifat Kekerasan dan Dampaknya Terhadap Perpecahan atau
Disintegrasi Sosial
Suatu peristiwa konflik yang berujung pada kekerasan akan berpengaruh pada kesatuan
sosial, yaitu menimbulkan perpecahan atau disintegrasi sosial. Disintegrasi atau disorganisasi
adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat
pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. hal ini merupakan wujud dari
dampak negatif konflik. Selain memicu perpecahan sosial, koflik juga berdampak:
1. Menimbulkan keretakan hubungan antar individu atau kelompok.
2. Adanya perubahan kepribadian seseorang
3. Kerugian harta, benda, dan korban
4. Melumpuhkan aspek ekonomi dan politik masyarakat
B. Perdamaian dan Integrasi atau Kohesi Sosial
Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi menurut Paul Horton adalah proses pengembangan masyarakat di
manasegenap kelompok ras dan etnik mampu berperan serta secara bersama-sama
dalamkehidupan budaya dan ekonomi. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di
antara unsurunsuryang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga
menghasilkan suatupola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan.
Secara umum, Integrasi sosial diartikan sebaga proses penyesuaian unsur-
unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur
yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama,
bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma. Jika dilihat dari asal katanya, integrasi
berasal dari bahasa inggris yaitu integration yang berarti bahwa menyeluruh atau
keeluruhan, pembauran atau ksempurnaan. Dengan demikian integrasi sosial adalah
prses penyatuan dua belah pihak yang berbeda.
a. Proses Interaksi
Proses interaksi merupakan proses paling awal untuk membangun suatu kerja sama
dengan ditandai adanya kecenderungan-kecenderungan positif yang dapat melahirkan
aktivitas bersama.
b. Proses Identifikasi
c. Kerjasama (Kooperation)
Menurut Charles H Cooley mengatakan bahwa kerja sama timbul apa bila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat
yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri
untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama,kesadaran akan
adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
yang penting dalam kerja sama yang berguna.
d. Proses Akomodasi
e. Proses Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang ditandai dengan
adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-
perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
f. Proses Integrasi
Proses integrasi merupakan proses penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda
hingga membentuk suatu keserasian fungsi dalam kehidupan. Dalam integrasi sosial,
terdapat kesamaan pola pikir, gerak langkah, tujuan dan orientasi serta keserasian fungsi
dalam kehidupan. Adanya hal ini dapat mewujudkan keteraturan sosial dalam masyarakat.
Rehabilitasi
Merupakan upaya yang diambil setelah terjadi konflik berupa perbaikan dan
pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai wilayah pasca konflik.
Reintegrasi
Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu lama-kelamaan akan
menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian, akan dijumpai anomie (tanpa aturan), yaitu
suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan
buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah.
Dalam kebingungan tersebut, masyarakat berusaha untuk kembali pada tahap integrasi
dimana lembaga politik, ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial berada didalam keadaan
yang selaras, serasi, dan seimbang. Proses ini disebut dengan reintegrasi.
Dalam pandangan Sukanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali
norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga yang
mengalami perubahan.
Transformasi Sosial
Transformasi sosial adalah gabungan dari dua kata ‘transformasi’ dan ‘sosial’.
Menurut bahasa dalam ensiklopedi nasional ndonesia memiliki pengertian
diantaranya: perubahan menyeluruh dalam bentuk, rupa, sifat, watak dan sebagainya,
dalam hubungan timbal balik sebagai individu-individu maupun kelompok-kelompok
sosial. Dalam hal ini, transformasi koflik diartikan sebagai usaha-usaha jangka
panjang yang berorientasi untuk mendapatkan hasil, proses dan perubahan strukturral.
Tujuannya aitu menanggulangi benuk-bentuk kekerasan langsung, budaya maupun
struktural yang muncul melalui transformasi hubungan sosial dan promosi yang dapat
membantu menciptakan hubungan-hubungan kerjasama.
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta
didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian
tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian
diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian
yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format
penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
N Jumlah Skor Kode
Pernyataan Ya Tidak
o Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan kesempatan 50
250 62,50 C
untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda(Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Jumlah Skor Kode
Skala
N Skor Sikap Nilai
Aspek yang Dinilai
o 10
25 50 75
0
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
Jumlah Skor Kode
Skala
N Skor Sikap Nilai
Aspek yang Dinilai
o 10
25 50 75
0
5 Penampilan
6 Gestur
- Penugasan(Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan
tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk
mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
N Baik
Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
o (75)
(100) (50) (25)
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek(Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk(Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.