Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MATA PELAJARAN : SOSIOLOGI


KELAS/SEMESTER : XI/ GENAP
MATERI POKOK : PEMECAHAN KONFLIK
DAN KEKERASAN
PENYUSUN : NUNING SEGER RAHAYU, S.Sos
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah : SMA N 1 Mayong


Mata pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/ 2
Materi Pokok : Pemecahan konflik dan kekerasan
Alokasi Waktu : 4 × 45 menit (4 JP)

A. Kompetensi Inti,
KI-1 dan KI-2;Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan
senantiasa berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun, peduli,
bertanggungjawab, responsif, dan proaktif dalam menyikapi agam gejala sosial yang
terjadi sehingga dapat berinteraksi positif dalam lingkungan sosialnya.

KI3: Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis


pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI4: Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
3. 5 Menganalisis cara melakukan 3.5.1 Memahami konflik bersifat
pemecahan masalah untuk kekerasan dan dampaknya
mengatasi permasalahan terhadap perpecahan atau
sosial, konflik dan kekerasan disintegrasi sosial
di masyarakat. 3.5.2 Memahami konsep perdamaian
dan integrasi atau kohesi sosial
3.5.3 Memahami konsep pemulihan
(recovery), rehabilitasi, reintegrasi
dan transformasi sosial
3.5.4 Memahami reintegrasi dan
koeksistensi sosial dalam
kehidupan damai di masyarakat
3.5.6 Mengidentifikasi upaya
integrasi dan reintegrasi sosial
untuk mewujudkan perdamaian
dan kehidupan sosial yang
harmonis di masyarakat
3.5.7 Mengembangkan sikap kritis
dan kepekaan terhadap konflik dan
kekerasan yang terjadi di
masyarakat untuk menemukan
faktor pendorong dan penghambat
tercapainya integrasi dan
reintegrasi sosial
3.5.8 Menganalisis cara melakukan
pemecahan masalah untuk
mengatasi permasalahan sosial,
konflik dan kekerasan di
masyarakat

4.5 Melakukan penelitian sederhana 4.5.1 Merancang penelitian sosial


yang berorientasi pada menggunakan metode pemetaan
pemecahan masalah berkaitan berkaitan dengan upaya integrasi
dengan permasalahan sosial dan dan reintegrasi sosial sebagai
konflik yang terjadi di upaya menyelesaikan konflik dan
masyarakat sekitar. mewujudkan perdamaian dan
kehidupan msyarakat yang
harmonis melalui langkah-langkah
seperti identifikasi kebutuhan ,
analisis kepentingan dan
pemecahan masalah dengan
mengajukan rekomendasi
4.5.2 Mengolah data, menganalisis
dan menyimpulkan hasil pemetaan
tentang upaya integrasi dan
reintegrasi sosial untuk
memperkuat kesadaran diri dan
tanggung jawab publik sebagai
upaya mewujudkan perdamaian
dan kehidupan sosial yang
harmonis di masyarakat
4.5.3 Menyajikan hasil pemetaan
tentang upaya integrasi dan
reintegrasi sosial sebagai upaya
penyelesaian konflik dan
mewujudkan perdamaian dan
kehidupan sosial yang harmonis di
masyarakat dalam berbagai
bentuk, seperti laporan,
tulisan/artikel, foto, gambar, tabel,
grafik, dan audio-visual dengan
tampilan yang menarik dan mudah
dibaca.
4.5.4 Merumuskan hasil diskusi
untuk dijadikan bahan
pembelajaran bersama dan
menumbuhkan sikap serta
tanggungjawab bersama dalam
melakukan integrasi dan
reintegrasi sosial untuk
mewujudkan kehidupan yang
damai di masyarakat

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran discoverylearning dan problem based learning tentang cara


melakukan pemecah masalah untuk mengtasi permasalahan social, konflik dan kekerasan
dimasyarakat siswa mampu menganalisis pengertian intergrasi social, syarat berasilnya
intergrasi social, bentuk-bentuk intergrasi social, menguji factor yang mempengaruhi
kecepatan intergrasi social, menganalisis tahapan intergrasi social, menyajikan hasil
diskusi dan mempresetasikanya tentang upaya intergrasi dan re integrasi social dalam
penyelesaian konflik dengan penuh rasa tanggung jawab yang mengedepankan sikap
jujur, disiplin, kerja sama, santun, responsive dan proaktif.

C. Materi Pembelajaran
1. Integrasi dan reintegrasi sosial
2. Konflik bersifat kekerasan dan dampaknya terhadap perpecahan atau disintegrasi
sosial
3. Perdamaian dan integrasi atau kohesi sosial
4. Pemulihan (recovery), rehabilitasi, reintegrasi dan transformasi sosial
5. Reintegrasi dan koeksistensi sosial dalam kehidupan damai di masyarakat

D. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

E. Media Pembelajaran

Media :
1. Worksheet atau lembar kerja (siswa)
2. lembar penilaian
3. buku, gambar

Alat/Bahan :
- Spidol, papan tulis
- Laptop, video

A. Sumber Belajar
Rufikasari, Ria Candra. 2016.Sosiologi XI. Surakarta: Mediatama
B. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (@2 ×45 menit)

Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam; Komunikatif
2. Mengkondisikan
suasana belajar yang Memberikan
menyenangkan; gambaran
3. Mendiskusikan agar Peserta
kompetensi yang akan didik
dipelajari dan konsentrasi
dikembangkan dengan alur
berkaitan dengan materi pembelajaran
individu, kelompok dan pada materi
hubungan sosial. pemecahan
4. Melalui tanya jawab masalah dan
membahas tentang kekerasan
konsep pemecahan
konflik dan kekerasan
5. Menyampaikan
kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan
dengan materi
pemecahan konflik dan
kekerasan di
masyarakat
6. Menyampaikan garis
besar cakupan materi
pemecahan konflik dan
kekerasan di
masyarakat dan
kegiatan yang akan
dilakukan;
7. Menyampaikan metode
pembelajaran dan
teknik penilaian yang
akan digunakan saat
membahas materi
pemecahan konflik dan
kekerasan di
masyarakat.
8. Membagi peserta didik
menjadi 5 Kelompok
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
(dengan setiap anggota
kelompok berjumlah 5 -
6 orang).
(dikondisikan dengan
lokasi tempat tinggal
yang berdekatan)

2 Kegiatan 70 menit
Inti
1. Guru bertanya jawab Berfikir
mengenai konsep Kritis
pemecahan konflik dan Kreatif
kekerasan Kolaborasi
2. Peserta didik Peserta didik
menanggapi pertanyaan melakukan
guru tentang pemecahan pengamatan
konflik dan kekerasan gambar /
3. Guru menanggapi video
tanggapan dan jawaban pemecahan
peserta didik tentang konflik dan
pemecahan konflik dan kekerasan
kekerasan memberikan
penegasan tentang Peserta didik
konsep pemecahan berfikir
konflik dan kekerasan secara kritis
4. Peserta didik diberi tentang
waktu untuk contoh
menanggapi jawaban pemecahan
guru konflik dan
5. Guru meminta peserta kekerasan
didik secara
berkelompok untuk Peserta didik
mengamati bersama memberikan
gambar/ video yang tanggapan
akan disajikan. terhadap
video tersebut

6. Guru bertanya tentang


ciri-ciri masalah sosial
contoh pertanyaan
berikut:

Pertanyaan 1
Fungsi integrasi sosial
dalam kehidupan
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
masyarakat adalah....
A. Untuk mengubah pola
tingkah laku
masyarakat
B. Menciptakan
kesimbangan ,
keserasian, kesatuan
dalam masyarakat
C. Untuk membentuk pola
perilaku baru
D. Menciptakan suatu
kehidupan sosial yang Berfikir kritis
khas Kreatif
E. Untuk membentuk Kolaborasi/
kelompok sosial yang Melatih
kuat memahami
soal HOTS

7. Peserta didik menjawab Peserta didik


dan menanggapi video berdiskusi dan
tentang pemecahan kemudian
konflik dan kekerasan menjawab
tersebut dengan
kalimat sendiri
berdasarkan
informasi
8. Guru menanggapi yang
jawaban dan tanggapan diperolehnya
peserta didik, kemudian
memberikan contoh Peserta didik
gambar lain mengemukaka
n tentang
9. Peserta didik secara pemecahan
berkelompok konflik dan
mengamati video yang kekerasan
dibagikan guru
10.Guru memberi waktu
peserta didik dalam Peserta didik
kelompok untuk dilatih
berdiskusi menyelesaikan
11.Peserta didik berdiskusi soal dengan
dan mencari informasi kategori
mengenai pemecahan HOTS
konflik dan kekerasan
dari berbagai sumber
yang ada (buku paket,
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
internet dan media
lainnya)
12. Guru membagikan
lembar tugas
pengamatan video
kepada tiap kelompok
untuk diisi secara Kreatif
berkelompok Komunikasi
13. Perwakilan kelompok Berfikir
menyampaikan Kritis
pendapatnya tentang
pemecahan konflik dan Peserta didik
kekerasan di masyarakat menanggapi
tersebut sesuai dengan presentasi
kesepakatan hasil kelompok lain
diskusi kelompok
14. Guru mempersilahkan
peserta didik pada
kelompok lain untuk
menanggapi presentasi
kelompok I (pertama)
15. Guru memfasilitasi
diskusi antar kelompok
16. Guru memberi
penegasan terhadap
hasil dan jalannya
diskusi secara
keseluruhan
17. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan
hasil diskusi
3 Penutup 10 menit
1. Memfasilitasi dalam Berfikir
menemukan kesimpulan Kritis
tentang pemecahan
konflik dan kekerasan
melalui proses
pembelajaran
2. Meminta perwakilan
peserta didik untuk
menyampaikan manfaat
pemecahan konflik dan
kekerasan dalam
kehidupan sehari-hari
3. Memberikan tugas
kepada peserta didik
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
secara kelompok untuk
mengamati masalah
sosial yang ada di
sekitar tempat tinggal
masing-masing untuk
dianalisis bentuknya
4. Hasil pengamatan di
analisi sederhana di tulis
di buku tugas
5. Memberi salam.

Pertemuan 2 (@ 2 ×45 menit)

Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam; Kreatif
2. Mengkondisikan peserta Komunikasi
didik dalam suasana Berfikir
yang menyenangkan agar Kritis
siap mengikuti
pembelajaran;
3. Apersepsi tentang tugas
minggu lalu berupa
observasi atau
pengamatan tentang
pemecahan konflik dan
kekerasan yang terdapat
di lingkungan sekitar
tempat tinggal masing-
masing
4. Peserta didik secara
kelompok
mempersiapkan
presentasi
2 Kegiatan 70 menit
Inti

1. Guru bertanya tentang


Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
penugasan minggu lalu
2. Melalui undian
kelompok peserta didik
mempresentasikan hasil
observasi/pengamatanny
a
3. Kelompok 1
mempresentasikan
laporan hasil
pengamatannya
4. Guru memfasilitasi
peserta didik dari
kelompok lain untuk
bertanya dan
menanggapi laporan
kelompok 1
5. Peserta didik berdiskusi
tentang laporan
kelompok 1
6. Peserta didik mencari
informasi yang relevan
dengan laporan
kelompok 1 melalui
berbagai media dan
sumber yang ada
7. Peserta didik
menyampaikan sikap dan
tanggapan terhadap hasil
laporan kelompok 1
8. Guru menegaskan hasil
laporan kelompok 1
9. Dilanjutkan dengan
presentasi kelompok 2,3,
4 dan 5 yang dilanjutkan
dengan diskusi lintas
kelompok
10. Kegiatan berlanjut
seperti pada penyajian
hasil laporan pengamatan
kelompok 1
11. Guru memberi
penegasan terhadap hasil
diskusi terkait laporan
hasil pengamatan
kelompok mengenai
dasar terbentuknya
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
kelompok yang terjadi di
sekitar lingkungan
tempat tinggal masing-
masing.
3 Penutup 10 menit
1. Memfasilitasi dalam
menemukan kesimpulan
tentang pemecahan
konflik dan kekerasan
melalui proses
pembelajaran
2. Meminta perwakilan
peserta didik untuk
menyampaikan manfaat
pemecahan konflik dan
kekerasan dalam
kehidupan sehari-hari
3. Kelas dibagi menjadi 6
kelompok, masing-
masing kelompok
mendapatnkan materi
yang berbeda
4. Masing-masing siswa
membuat resuman terkait
tentang materi yang di
dapatkan
5. Hasil resume di buat
bagan sederhana di tulis
di buku tugas
6. Memberi salam..

Pertemuan 3 (@ 2 ×45 menit)

Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam;
2. Mengkondisikan peserta
didik dalam suasana
yang menyenangkan agar
siap mengikuti
pembelajaran;
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
3. Apersepsi tentang tugas
minggu lalu berupa
resume tentang
pemecahan konflik dan
kekerasan
4. Peserta didik bersama
guru menata tempat
duduk melingkar sesuai
dengan kelompoknya
kelas untuk pembelajaran
2 Kegiatan 70 menit
Inti
1. Siswa duduk sesuai
kelompoknya
2. Ketua kelompok tinggal
di tempat sedangkan
anggota lainya berpindah
ke tempat kelompok lain.
3. Ketua kelompok
menyampaikan
resumanya kepada
anggota kelompok yang
baru
4. Anggota kelompok
menyimak dan mencatat
apa yang disampaikan
oleh ketua kelompok
yang baru
5. Ketua bersama anggota
kelompok berdiskusi
dalam pantauan guru
6. Begitu seterusnya sampai
semua materi resume
didapatkan
7. Tugas ketua kelompok
dilakukan oleh peserta
didik yang bergantian
3 Penutup 10 menit
1. Memfasilitasi dalam
menyusun kesimpulan Berfikir
tentang dasar Kritis
terbentuknya masalah Kreatif
sosial serta klasifikasi Komunikasi
masalah sosialtersebut
2. Meminta perwakilan
peserta didik untuk
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
mengemukakan manfaat
pemecahan konflik dan
kekerasan
3. Memberi salam.

A. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
1. Penilaian Sikap : Observasi
2. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Penilaian Keterampilan : Penugasan

b. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
2. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
3. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
4. Penugasan Proyek : membuat profil suatu masalah sosial yang
berada di masyarakat

c. Instrumen Penilaian
d. Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang belum tuntas pencapaian
Kompetensi Dasarnya
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui bimbingan individuatau
tutor sebaya, atau tugas lain dan diakhiri dengan tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.

e. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
 Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan )<n<n(maksimum )
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan
 Peserta didik yang mencapai nilai n>n (maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan Kompetensi Dasar dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.
Mengetahui Mayong, Juni 2019
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Sosiologi

Ngaripah, S.Pd, M.M Nuning Seger Rahayu, S.Sos


NIP. 196411011986012022
Lampiran 1
Materi Pembelajaran

BAB V
INTEGRASI DAN REINTEGRASI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN
MASALAH KONFLIK DAN KEKERASAN
A. Konflik Bersifat Kekerasan dan Dampaknya Terhadap Perpecahan atau
Disintegrasi Sosial
Suatu peristiwa konflik yang berujung pada kekerasan akan berpengaruh pada kesatuan
sosial, yaitu menimbulkan perpecahan atau disintegrasi sosial. Disintegrasi atau disorganisasi
adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat
pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. hal ini merupakan wujud dari
dampak negatif konflik. Selain memicu perpecahan sosial, koflik juga berdampak:
1. Menimbulkan keretakan hubungan antar individu atau kelompok.
2. Adanya perubahan kepribadian seseorang
3. Kerugian harta, benda, dan korban
4. Melumpuhkan aspek ekonomi dan politik masyarakat
B. Perdamaian dan Integrasi atau Kohesi Sosial
Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi menurut Paul Horton adalah proses pengembangan masyarakat di
manasegenap kelompok ras dan etnik mampu berperan serta secara bersama-sama
dalamkehidupan budaya dan ekonomi. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di
antara unsurunsuryang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga
menghasilkan suatupola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan.
Secara umum, Integrasi sosial diartikan sebaga proses penyesuaian unsur-
unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur
yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama,
bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma. Jika dilihat dari asal katanya, integrasi
berasal dari bahasa inggris yaitu integration yang berarti bahwa menyeluruh atau
keeluruhan, pembauran atau ksempurnaan. Dengan demikian integrasi sosial adalah
prses penyatuan dua belah pihak yang berbeda.

Syarat terwujudnya integrasi sosial Menurut William F. Ogburn dan Mayer


Nimkof:
a.Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan di antara mereka.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama
mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan
pedoman dalam hal-hal yang dilarang menurut kebudayaan
c.Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah,
dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
b. Integrasi Normatif
Integrasi normatif dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi akibat
adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat.
c. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam
masyarakat. Dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang
ada dalam sebuah masyarakat.
d. Integrasi koersif
Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.
Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan).

Proses integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut:

a. Proses Interaksi

Proses interaksi merupakan proses paling awal untuk membangun suatu kerja sama
dengan ditandai adanya kecenderungan-kecenderungan positif yang dapat melahirkan
aktivitas bersama.

b. Proses Identifikasi

Proses interaksi dapat berlanjut menjadi proses identifikasi manakala masing-masing


pihak dapat menerima dan memahami keberadaan pihak lain seutuhnya. Pada dasarnya,
proses identifikasi adalah proses untuk memahami sifat dan keberadaan orang lain.

c. Kerjasama (Kooperation)

Menurut Charles H Cooley mengatakan bahwa kerja sama timbul apa bila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat
yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri
untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama,kesadaran akan
adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
yang penting dalam kerja sama yang berguna.

d. Proses Akomodasi

Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa


menghancurkan pihak lawan,sehingga lawan tersebut kehilangan kepribadiannya. Dalam
hal ini akomodasi diartikan sebagai proses untuk menyesuaiak diri dengan berbagai
perbedaan yang ada.

e. Proses Asimilasi

Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang ditandai dengan
adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-
perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

f. Proses Integrasi

Proses integrasi merupakan proses penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda
hingga membentuk suatu keserasian fungsi dalam kehidupan. Dalam integrasi sosial,
terdapat kesamaan pola pikir, gerak langkah, tujuan dan orientasi serta keserasian fungsi
dalam kehidupan. Adanya hal ini dapat mewujudkan keteraturan sosial dalam masyarakat.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Proses Integrasi Sosial:

a. tercapainya suatu konsensus mengenai nilai-nilai dan norma-norma sosial;


b. norma-norma yang berlaku konsisten dan tidak berubah-ubah;
c. adanya tujuan bersama yang hendak dicapai;
d. anggota masyarakatnya merasa saling bergantung dalam mengisi kebutuhan-
kebutuhannya;
e. dilatarbelakangi oleh adanya konflik dalam suatu kelompok.
f. Integrasi sosial juga dapat terwujud karena adanya keteraturan sosial. Adapun faktor-
faktor yang memengaruhi keteraturan sosial; antara lain pengendalian sosial dan
wewenang, adat istiadat, norma hukum, prestise, dan kepemimpinan.

C. Pemulihan (Recovery), Rehabilitasi, Reintegrasi dan Transformasi Sosial


Pemulihan (Recovery)
Pemulihan (recovery) yaitu upaya yang dilakukan untuk memulihkan kondisi
masyarakat baik secara fisik, psikis maupun sosial pasca terjadi koflik.

Rehabilitasi
Merupakan upaya yang diambil setelah terjadi konflik berupa perbaikan dan
pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai wilayah pasca konflik.

Reintegrasi

Perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat pudarnya


norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. Kondisi ini oleh Soerjono Soekanto disebut
sebagai disorganisasi atau disintegrasi sosial. Awal terjadinya kondisi ini adalah situasi
dimana ada ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsur dalam masyarakat karena salah
satu unsur dalam sistem masyarakat tidak berfungsi dengan baik.

Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu lama-kelamaan akan
menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian, akan dijumpai anomie (tanpa aturan), yaitu
suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan
buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah.
Dalam kebingungan tersebut, masyarakat berusaha untuk kembali pada tahap integrasi
dimana lembaga politik, ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial berada didalam keadaan
yang selaras, serasi, dan seimbang. Proses ini disebut dengan reintegrasi.

Dalam pandangan Sukanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali
norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga yang
mengalami perubahan.

Reintegrasi sosial adalah upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal


sosial, dan kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini cukup
sulit dan memakan waktu yang lama
Dalam reintegrasi sosial sarana mengendalikan konflik sangat dibutuhkan oleh
masyarakat yang berkonflik dengan tujuan untuk menetralkan ketegangan-ketegangan
yang timbul dari dampak konflik. Contohnya:Melalui  kompromi antara perwakilan ,
Yang berkonflik melakukan perdamaian dan menyadari kesalahan-kesalahan tindakan
yang telah diperbuatnya

Transformasi Sosial
Transformasi sosial adalah gabungan dari dua kata ‘transformasi’ dan ‘sosial’.
Menurut bahasa dalam ensiklopedi nasional ndonesia memiliki pengertian
diantaranya: perubahan menyeluruh dalam bentuk, rupa, sifat, watak dan sebagainya,
dalam hubungan timbal balik sebagai individu-individu maupun kelompok-kelompok
sosial. Dalam hal ini, transformasi koflik diartikan sebagai usaha-usaha jangka
panjang yang berorientasi untuk mendapatkan hasil, proses dan perubahan strukturral.
Tujuannya aitu menanggulangi benuk-bentuk kekerasan langsung, budaya maupun
struktural yang muncul melalui transformasi hubungan sosial dan promosi yang dapat
membantu menciptakan hubungan-hubungan kerjasama.

D. Reintegrasi dan Koeksistensi Sosial dalam Kehidupan Damai di Masyarakat


Reintegrasi merupakan upaya menyatukan kembali masyarakat atau individu yang
mengalami konflik. Sedangkan koeksistensi yaitu keadaan hidup berdampingan
secara damai antara dua negara atau bangsa atau lebih yang berbeda atau
bertentangan. Ketika dua kubu masyarakat telah disaukan kembali, sudah mengalami
transformasi, perbeaan-perbedaan yang ada telah mampu disadari dan ditolelir msing-
masing diharpakan akan terjadi koeksistensi sosial. Kedua kubu ini akan hidup
berampingan secara damai.
LAMPIRAN 2

Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik
terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh
guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Jumlah Skor Kode
N Aspek Perilaku yang Dinilai
Nama Siswa Skor Sikap Nilai
o
BS JJ TJ DS
1 Soedarmono 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta
didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian
tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian
diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian
yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format
penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
N Jumlah Skor Kode
Pernyataan Ya Tidak
o Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan kesempatan 50
250 62,50 C
untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format
penilaian teman sebaya:

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

N Jumlah Skor Kode


Pernyataan Ya Tidak
o Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
Memaksakan pendapat sendiri 450 90,00 SB
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Jurnal(Lihat lampiran)

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda(Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Jumlah Skor Kode
Skala
N Skor Sikap Nilai
Aspek yang Dinilai
o 10
25 50 75
0

1 Intonasi

2 Pelafalan

3 Kelancaran

4 Ekspresi
Jumlah Skor Kode
Skala
N Skor Sikap Nilai
Aspek yang Dinilai
o 10
25 50 75
0

5 Penampilan

6 Gestur

- Penugasan(Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan
tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk
mendapatkan penilaian.

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
N Baik
Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
o (75)
(100) (50) (25)

1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan

2 Keserasian pemilihan kata

3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa

4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali
skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1 Penguasaan materi diskusi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek(Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk(Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

2. Instrumen Penilaian (terlampir)


a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
2) Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
3) Jelaskan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator yang Bentuk


N Nilai Nilai Setelah
Peserta Belum Tindakan Keterangan
o Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
dst

b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai