Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di dalam dunia Keperawatan, personal hygiene merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri adalah
upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dalam dirinya
untuk memperoleh kesehatan fisik dan bertujuan untuk mencegah timbulnya
penyakit. Personal hygiene yang pada dasarnya harus diperhatikan yaitu
personal hygiene yang mencakup beberapa hal seperti, perawatan kulit
kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku tangan dan kaki, dan
perawatan tubuh secara keseluruhan.
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu personal hygiene
diartikan sebagai hygiene perseorangan yang mencakup semua aktivitas
yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh,
mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan. Hal
ini terjadi karena mengganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,
padahal jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum terutama pasien imobilisasi.
Dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan
batasan: kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup secara sosial dan ekonomi. Batasan yang
diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) yang paling baru ini, memang lebih luas dan dinamis dibandingkan
dengan batasan sebelumnya yang mengatakan, bahwa kesehatan adalah
keadaan sempurna, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya bebas
dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo, 2007).

1
Salah satu proses dalam PHBS pada keluarga yaitu personal hygiene.
Personal hygiene adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk menjaga
kebersihan pribadinya agar terhindar dari penyakit. personal hygiene atau
kebersihan perseorangan perlu untuk diimplementasikan atau diaplikasikan
pada diri pribadi serta keluarga agar terhindar dari penyakit dan
produktivitas diri kita baik. Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan
kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar
oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak
higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, serta penyiapan
dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya (Sander, 2005 dalam
Anjar, 2009).
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sanga
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh
diantaranya kebudayaan,social,keluarga,pendidikan.Persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta perkembangan ( Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan
implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga
untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat
menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene
pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan
partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (Perry & Potter,
2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan.Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
adalah masalah sepele,padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum (Tarwoto & Wartonah 2006).

2
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene ?
1.2.2. Apa gangguan, serta tindakan untuk mengatasi personal hygiene pada
Ny.C ?
1.2.3. Bagaimana pembuatan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
personal hygiene ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk membuat mahasiswa jurusan keperawatan dapat melakukan
asuhan keperawatan yang baik dan benar untuk pasien gangguan personal
hygiene.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pembuatan makalah ini antara lain :
a. Untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. memelihara kebersihan diri seseorang.
c. memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. pencegahan penyakit, meningkatkan percaya diri seseorang.
e. menciptakan keindahan.

3
BAB II
KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE

2.1. Definisi Personal Hygiene


Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2004).
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejah teraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di nyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Direja, 2011).
Defisit Perawatan Diri adalah keadaan ketika individu mengalami
suatu kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri (Carpenito,
2006).

2.2. Macam-macam Personal Hygiene


2.2.1 Perawatan Rambut
Rambut merupakan struktur kulit terdiri atas tangkai rambut yang tumbuh
melalui dermis dan menembus permukaan kulit, serta kantong rambut yang
terletak didalam dermis. Normalnya rambut tumbuh karena mendapat suplai
darah dari pembulih-pembuluh darah disekitar rambut. Bila rambut kotor
dan tidak dibersihkan, lama-kelamaan akan menjadi sarang kutu kepala.
Cara merawat rambut antara lain :
a. Cuci rambut 1-2 kali seminggu (atau sesuai kebutuhan) dengan
memakai shampo yang cocok.
b. Pangkas rambur agar terlihat rapi
c. Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut kriting dan
olesi rambut dengan minyak

4
d. Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bisa melukai kulit
kepala
e. Pijet-pijet kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut
f. Pada jenis rambut ikal dan kriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga kepangkal dengan pelan-pelan dan hati-hati.
2.2.2 Perawatan Mata
Tujuan menjaga kebersihan mata adalah untuk mempertahankan
kesehatan mata dan mencegah infeksi, mata yang sehat akan tampak jernih
dan bersih dari kotoran mata dapat menempel pada bulu mata dan sudut
mata.
Cara merawat mata antara lain :
a. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar
b. Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut
c. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
d. Bila menggunakan kaca mata hendaklah selalu dipakai
e. Bila mata sakit cepat periksakan kedokter
2.3.2 Perawatan Hidung.
Cara merawat hidung :
a. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil
b. Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung, sebab nantinya
dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada
membrane mukosa
c. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka
d. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan
mengguanakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
2.2.4 Perawatan Telinga
Saat membersihkan telinga bagian luar, hendaklah kita tetap memperhatikan
telinga bagian dalam.

5
Cara merawat telinga adalah sebagai berikut :
a. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara pelan dengan
menggunakan penyedot telinga
b. Bila menggunakn air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar
tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang
berlebihan.
c. Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telinga dan bukan
langsung kegendang telinga.
d. Jangan menggunakan peniti atau jepit rambut untuk membersikan
kotoran telinga karna dapat menusuk gendang telinga.
2.3.4 Perawatan Gigi dan Mulut.
Mulut merupakan bagian pertama dari system pencernaan dan
merupakan bagian tambahan dari system pernafasan. Selain gigi dan lidah,
adapula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara
mekanis.kerusakan gigi dapat disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi
makanan manis, menggigit benda keras dan membersihkan mulut yang
kurang. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan
mulut yang buruk pada balita adalah karies, gingivitis (radang gusi),
sariawan.
Salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut (adam syamsyunir, 1994) :
a. untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut,
(misalnya, tifus, hepatitis)
b. mencegah penyakit mulut dan gigi
c. meningkatkan daya tahan tubuh
Cara merawat gigi dan mulut antara lain :
a. Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam
b. Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras
(misalnya membuka tutup botol)
c. Menghindari kecelakaan seperti terjatuh yang dapat menyebabkan gigi
patah
d. Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur

6
e. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil sehingga dapat
menjangkau bagian dalam gigi
f. Meletakkan sikat pada sudut 45 derajat di pertemuan antara gigi dan gusi
dan sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi
g. Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
h. Memeriksakan gigi secara teratur setiap 6 bulan.
2.4.4 Perawatan Kuku
Merupakan pelengkap kulit, terdiri atas jaringan epitel, badan kuku
adalah bagian yang tampak disebelah luar, sedangkan akarnya terletak
didalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku
yang sehat berwarna merah muda.
Cara merawat kuku, anatara lain :
a. Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengukir (pemotong kuku),
memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari,
sedangkan kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus.
b. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit
dan kulit disekitar kuku.
c. Jangan membersihkan kotoran kuku dibalik kuku dengan benda tajam,
sebab akan merusak jaringan dibawah kuku
d. Potong kuku seminggu sekali/sesuai kebutuhan
e. Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku dipotong segera setelah
mandi/direndam dengan air hangat terkebih dahulu
f. Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku.
2.5.4 Perawatan Genetalia.
Pada wanita, perawatan perimeum dilakukan dengan membersihkan
area genetalia eksternal pada saat mandi. Umumnya, wanita suka
melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain apabila mereka mampu
secara fisik. Sedangkan pada pria, perawatan yang sama juga dilakukan 2
kali sekali saat mandi terutama pada mereka yang belum disirkumsisi.
Adanya kulup pada penis menyebabkan urin mudah terkumpul disekitar

7
gland medis. Kondisi ini lama-kelamaan dapat menyebabkan penyakit.
Contoh : kanker penis.

2.3. Etiologi
2.3.1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi menurut Dep Kes (2000) adalah :
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dari latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempemgaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2.3.2. Faktor Presipi tasi
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh stres seperti kehilanga, yang mempengaruhi kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stresor
pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :
a. Stresor sosiokultural, merupakan stres yang dapat ditimbulkan oleh
menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti
didalam kehidupannya.
b. Stresor psikologik, ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan
dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya (Stuart, 2006).

2.4. Tanda dan Gejala


Menurut Damaiyanti (2008) tanda dan gejala personal hygiene adalah
a. Gangguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.

8
b. Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidak
mampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak
pada tempatnya.
d. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAK/BAB.

2.5. Anatomi Fisiologi


Sistem integumen terdiri dari kulit, lapisan subkutan di bawa kulit dan
pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku.kulit terdiri atas dua lapisan yaitu
lapisan epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung
sel sel epitel.sel sel ini mudah sekali mengalami regenerasi.lapisan ini tidak
mengandung pembuluh darah ( Tarwoto dan Wartonah 2006 ).
Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri dari jaringan
otot,saraf folikel rambut,dan kelenjar.pada kulit terdapat dua kelenjar
pertamakelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebumyang
berfungsi meminyaki kulit dan rambut.kedua kelenjar serumen yang terdapat
dalam telinga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna coklat.

2.6. Tujuan Perawatan Personal Hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2006)


a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.

9
2.7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga indifidu
tidak peduli terhadap kebersihan.
b. Praktik
Sosial pada anak –anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pada personal hygiene.
c. Status social ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,pasta
gigi,sikat gigi,sampo,alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting,karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan.Misalnya pada penderita diabtes
Melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
e.
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri,seperti penggunaan sabun,sampo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.

2.8. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene


a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah:Gangguan intergritas kulit,gangguan membrane

10
mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan dicintai dan
mencintai,kebutuhan harga diri,aktualisasi diri,dan gangguan interaksi
sosial.

2.9. Upaya Mencegah Gangguan Hygiene Personal


a. Mempertahankan kulit sehat
b. Menghindari bahan penyebab
c. Mengamati perubahan kulit
d. Tidak melakukan terapi sendiri

2.10. Pathway

2.11. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Masalah Personal Hygiene


a. Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses
dinamis yang terorganisasi dan, meliputi tiga aktivitas dasar yaitu,
mengumpulkan data secara sistematis, memilah dan mengatur kembali
data dan mendokumentasikan data (Tarwoto & Wartonah, 2006).

11
b. Pengkajian Fungsional
1. Pola Aktivitas.
Meliputi gerakan ( mobilitas ) pasien, aktivitas/ pekerjaan pasien
yang dapat mengendorkan otot.
2. Pola Istirahat/Tidur
Meliputi kebiasaan tidur / istirahat pasien kebiasaan dalam istirahat,
waktu istirahat.
3. Pola Pakaian.
Meliputi memilih baju yang sesuai, berpakaian dan melepas pakaian.
4. Pola Lingkungan dan mempertahankan temperatur tubuh
Meliputi suhu tubuh, kaji akral (dingin/hangat), warna (kaji adanya
sianosis,kemerahan).
5. Pola Personal Hygiene
Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari penampilan yang
baik serta melindungi kulit, kebiasaan mandi, gosok gigi,
membersihkan genetalia dan lain-lain untuk menjaga kesehatan.
6. Pola Kepercayaan dan Keyakinan
Meliputi apa kepercayaan yang dianut oleh pasien, dan apakah
pasien melakukan ibadah teratur seperti aturan kepercayaannya.
7. Pola Komunikasi
Bagaimana berinteraksi dengan orang lain.

c. Pemeriksaan Umum
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), pemeriksaan fisik yang perlu
dilakukan pada masalahpersonal hygiene adalah:
1. Tanda-tanda vital
TD,Nadi,Respirasi,Temperature

d. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut

12
Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah rontok,
keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur.
2. Kepala
Botak atau alopesia, ketombe, berkutu, adakah eritema, kebersihan
3. Mata
Apakah sclera ikterik, apakah konjungtiva pucat, kebersihan mata,
apakah gatal atau mata merah
4. Hidung
Adakah pilek, adakah alergi, adakah perdarahan, adakah perubahan
penciuman, kebersihan hidung, keadaan membrane mukosa, adakah
septum deviasi.
5. Mulut
Keadaan mukosa mulut, kelembabannya, adakah lesi, kebersihan.
6. Gigi
Adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi, pertumbuhan ,
kebersihan.
7. Telinga
Adakah kotoran, adakah lesi, bentuk telinga, adakah infeksi
8. Kuku tangan dan kaki
Bentuk, warna, adanya lesi, pertumbuhan
9. Kulit
Kebersihan, adakah lesi, keadaan turgor, warna kulit, suhu,
teksturnya , pertumbuhan bulu.
10. Genetalia
Kebersihan, pertumbuhan rambut pubis, keadaan kulit, keadaan
lubang urethra, keadaan skrotum, testis pada pria, cairan yang
dikelurkan.

e. Analisa Data
Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta

13
kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data
merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang
terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus.
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai
status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap
dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan
terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi
kesehatan lainnya. Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan
atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta
hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.
Data dasar akan digunakan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan
data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama
klien dirawat secara terus menerus (Ongoing assasment) serta
pengkajian ulang untuk menambah/ melengkapi data (re-assesment)
(Sigit, 2010).

f. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dasar


Defisit perawatan diri ( makan,mandi / hygiene dan toileting )
berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik.

g. Intervensi Keperawatan
1. Kaji kembali pola kebersihan
2. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara
membantu pasien mandi
3. Bantu klien dalam kebersihan badan,mulut,rambut dan kuku
4. Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut,keadaan
badan,rambut dan kuku bersih,pentingnya kebersihan.
5. Libatkankan keluarga.

14
h. Implementasi Keperawatan
Adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi
keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan lingkungan,
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk
klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari.

i. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi pada pasien dengan gangguan personal hygiene
berdasarkan dengan kriterian pasien mampu mampu untuk
membersihkan tubuh sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat
bantu, mampu untuk merawat mulut dan gigi secara mandiri dengan
atau tanpa alat bantu, serta mengungkapkan secara verbal kepuasan
tentang kebersihan hygiene oral.

15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN MASALAH
PERSONAL HYGEINE
KASUS

Ny. C umur 40 tahun dirawat diruang penyakit dalam selama kurang lebih
4 hari dengan keluhan gangguan mobilisasi dan pasien hanya bisa berbaring
ditempat tidur dari hasil pemeriksaan ditemukan tekanan darah : 190/100 mmHg,
nadi : 90x/menit, RR : 20x/menit, suhu : 37,5 C. dan anak klien mengatakan klien
memiliki riwayat penyakit hipertensi sekitar 3 tahun yang lalu dan dalam keluarga
tidak ada yang mengalami penyakit tersebut, serta anak klien mengatakan bahwa
pasien sudah 4 hari tidak dibersihkan serta pasien mengatakan badan terasa tidak
nyaman dan gatal-gatal pada kulit dan tercium aroma tidak sedap pada saat
berbicara, kulit pasien juga terlihat kusam dan mulut pasien kelihatan kering dan
pucat.

3.1. PENGKAJIAN
3.3.1. Data Personal
Tanggal pengkajian : 10 Desember 2017
Nama Lengkap : Ny. C
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Anang Panangah, Desa Pasar Baru
Pekerjaan : Swasta

3.3.2. Penanggung jawab


Nama : Nn. N
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan pasien : Anak

16
3.2. RIWAYAT KESEHATAN
3.2.1. Keluhan utama
Mengalami gangguan mobilisasi
3.2.2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke RS dengan keluhan gangguan mobilisasi dan pasien
hanya bisa berbaring ditempat tidur dari hasil pemeriksaan ditemukan
tekanan darah : 190/100 mmHg, nadi : 90x/menit, RR : 20x/menit, suhu :
37,5 C.
3.2.3. Riwayat penyakit dahulu
Anak pasien mengatakan bahwa pasien mempunyai riwayat penyakit
hipertensi 3 tahun yang lalu.
3.2.4. Riwayat penyakit keluarga
Anak pasien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang
pernah mengalami penyakit seperti yang saat ini diderita pasien.

3.3. PENGKAJIAN FUNGSIONAL


3.3.1. Pola Aktivitas
Aktivitas pasien terganggu dikarenakan adanya penyakit tersebut, klien
dibawa ke RS karena ingin cepat sembuh dari penyakitnya, klien berusaha
semakin baik demi kesehatannya dengan mengikuti anjuran dokter.
3.3.2. Pola Komunikasi
Komunikasi pasien dengan keluarganya terjalin dengan baik, dan interaksi
dengan lingkungan nya tidak mengalami masalah.
3.3.3. Pola Personal Hygiene
Pasien merasa tidak nyaman dikarenakan penyakit yang dideritanya, tidak
bisa melakukan kebiasaan mandi, dan gosok giginya secara mandiri, serta
menjaga penampilannya yang biasa dilakukannya sebelum masuk rumah
sakit.

17
3.4. PEMERIKSAAN FISIK
3.4.1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg, Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit, Suhu : 37,5 C
3.4.2. Gigi
Kelihatan tidak terawat dan warnanya sedikit menguning karena tidak
dibersihkan semenjak pasien masuk rumah sakit 4 hari yang lalu.
3.4.3. Mulut
Keadaan mukosa mulut kering, tercium bau tidak sedap saat berbicara, dan
kebersihannya kurang.
3.4.4. Kulit
Bertekstur sedikit kering, turgor kulit normal, warna kulit sawo matang,
suhunya normal.

3.5. PROBLEM
Diagnosa
No Data Penyebab Keperawatan
1 DX I DS : pasien Hematoma serebral Defisit perawatan
mengatakan diri mandi
badan terasa Vasospasme arteri
tidak nyaman
dan gatal-gatal serebralIskemik/infark
kulit
DO : kulit pasien Deficit neorulogi
Nampak
kusam Hemiparase/plegi kiri

Deficit perawatan diri

18
2 DX II Ds : pasien Hematoma serebral
mengatakan
tercium aroma Vasospasme arteri
tidak sedap pada serebral/saraf sebral
saat berbicara
Do : mulut Iskemik/infark
pasien kelihatan
kering dan pucat Deficit neorulogi

Hemiparase/plegi kiri

Deficit perawatan diri

3.6. INTERVENSI
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

1 DX I Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan jumlah dan jenis


keperawatan selama 2 x 24 bantuan
jam Klien dapat memenuhi 2. Timbangkan usia pasien
kebutuhan perawatan diri ketika mempromosikan
Kriteria hasil : aktivitas perawatan diri
- Perawatan diri : 3. Sediakan artikel pribadi yang
aktivitas kehidupan diinginkan (misalnya
sehari-hari (ADL) deodorant, sikat gigi, sabun
mampu untuk mandi, shampoo, lotion).
melakukan aktivitas 4. Timbangkan budaya pasien
perawatan fisik dan ketika mempromosikan
pribadi secara aktivitas perawatan diri
mandiri atau dengan 5. Sediakan lingkungan yang
alat bantu terapeutik dengan memastikan

19
- Mampu untuk hangat, santai, pengalaman
membersihkan tubuh pribadi, dan personal
sendiri secara
mandiri dengan atau
tanpa alat bantu

2 DX II Setelah dilakukan tindakan 1. Fasilitasi gigi pasien menyikat


keperawatan selama 2 x 24 2. Jaga kebersihan ritual
jam Klien dapat memenuhi 3. Berikan bantuan sampai
kebutuhan perawatan diri pasien sepenuhnya dapat
Kriteria Hasil : mengasumsikan
- Mampu untuk 4. Sediakan lingkungan yang
merawat mulut dan terapeutik
gigi secara mandiri 5. Jaga privasi pasien (tutup
dengan atau tanpa sampiran)
alat bantu
- Mengungkapkan
secara verbal
kepuasan tentang
kebersihan hygiene
oral

3.7. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Implementasi Evaluasi

1 DX I 1. menententukan jumlah S : Pasien mengatakan badan


dan jenis bantuan sudah tidak gatal-gatal lagi dan
2. pertimbangkan usia pasien terasa nyaman
ketika mempromosikan
aktivitas perawatan diri O : Warna kulit pasien sudah
3. menyediakan artikel terlihat cerah dan tidak kusam

20
pribadi yang diinginkan lagi
(misalnya deodorant, sikat
gigi, sabun mandi, A : Masalah teratasi
shampoo, lotion).
4. pertimbangkan budaya P : Intervensi dihentikan
pasien ketika
mempromosikan aktivitas
perawatan diri
5. menyediakan lingkungan
yang terapeutik dengan
memastikan hangat,
santai, pengalaman
pribadi, dan personal
2 DX II 1. memfasilitasi gigi pasien S : Pasien mengatakan sudah
menyikat merasa lebih percaya diri saat
2. menjaga kebersihan ritual berbicara
3. memberikan bantuan
sampai pasien sepenuhnya O : Mulut pasien kelihatan
dapat mengasumsikan lebih lembab dan tidak pucat
4. menyediakan lingkungan lagi
yang terapeutik
5. menjaga privasi pasien A : Masalah teratasi
(tutup sampiran)
P : Intervensi dihentikan

21
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejah teraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di nyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Direja, 2011).
Dampak Fisik yang timbul pada masalah personal hygiene ialah
banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah:Gangguan intergritas kulit,gangguan membrane mukosa
mulut,infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan fisik pada kuku.
Bagi keluarga juga dapat membantu meningkatkan kemandirian
personal hygiene (mandi dan berpakaian, berdandan, makan, dan BAK/BAB)
pada pasien dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri dengan
mengajarkan aktivitas mandiri: personal hygiene (mandi dan berpakaian,
berdandan, makan, BAK/BAB yang baik dan benar).
Pada pasien Ny. C dengan gangguan personal hygiene berdasarkan
dengan kriterian pasien mampu untuk membersihkan tubuh sendiri secara
mandiri dengan atau tanpa alat bantu, mampu untuk merawat mulut dan gigi
secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu, serta mengungkapkan secara
verbal kepuasan tentang kebersihan hygiene oral.

4.2. Saran
Saran saya agar perawat lebih mendalami lagi tentang bagaimana
pentingnya personal hygiene untuk pasien, perawat dapat lebih
memperhatikan dan mengajarkan setiap hari kepada pasien tentang defisit
perawatan diri yang seharusnya dilakukan sesuai rencana tindakan

22
keperawatan dan secara berkesinambungan sehingga dapat terbentuk rasa
percaya pasien terhadap perawat.
Peningkatan asuhan keperawatan perlu dilakukan karena tuntutan
masyarakat sebagai penerima layanan kesehatan semakin meningkat,
sehingga perawat harus menyadari bahwa perlu membenahi dan
meningkatkan pemberian layanan asuhan keperawatan yang baik, profesional
dan bermutu sehingga memberikan kepuasan bagi pasien, khususnya pasien
imobilisasi sebagai penerima jasa layanan perawatan personal hygiene.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/61662568/Askep-Personal-Hygiene diakses pada


tanggal 11, desember 2017 pukul 20:33

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-muhamadnur-6755-2-
babiit-b.pdf diakses pada tanggal 04, desember 2017 pukul 09:00

https://www.scribd.com/document/185068593/Laporan-Pendahuluan-Personal-
Hygiene diakses pada tanggal 11, desember 2017 pukul 20:16

Rahman, Faisal. 2014. Pemeliharaan Kebersihan Perorangan Untuk Siswa SMA


Bidang Studi Keahlian Kesehatan. Tanah Bumbu

Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC JILID 2. Jakarta : EGC

24

Anda mungkin juga menyukai