Oleh:
KELOMPOK II
Monica Santi
Lidya Wahyu Arsyta
Muhammad Alfian
Oleh:
Monica Santi
Lidya Wahyu Arsyta
Muhammad Alfian
i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Telah Disetujui
Pada Tanggal 02 September 2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan terimaksih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
pihak Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau yang telah mengizinkan
kepada kami untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit yang
Bapak/Ibu pimpin. Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu mata pelajaran
wajib yang berada di sekolah tempat kami sekolah yaitu Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 2 Tanah Laut. Dengan melakukan Praktek Kerja Lapangan di
Rumah Sakit yang Bapak/Ibu pimpin dapat memberikan suatu pengetahuan yang
sangat luas serta mampu melihat secara real / nyata dunia kerja yang sesuai
dengan disiplin ilmu yang kami punya.
Demikian laporan Praktek Kerja Lapangan yang kami buat. Atas
perhatian, bantuan dan kerja sama yang Bapak/Ibu berikan kepada kami, kami
(Penyusun)
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ix
2.1 Keperawatan...................................................................................3
iv
3.5 Visi, Misi, dan Motto...................................................................14
5.1 Simpulan.....................................................................................17
5.2 Saran...........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
perlu dilakukan pada setiap rumah sakit guna untuk mengefisiensikan waktu
mandiri, serta memiliki integritas kepribadian dan keilmuan yang tinggi serta
berikut ini:
Lapangan berlangsung ?
1
b. Apa saja manfaat Praktek Kerja Lapangan ?
1. Tujuan Umum
kerja langsung.
2. Tujuan Khusus
dunia kerja.
kerja.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Rumah Sakit
Rumah Sakit di Indonesia secara umum ada lima, yaitu,Rumah Sakit Umum,
Rumah Sakit Khusus atau Spesialis, RumahSakit Pendidikan dan Penelitian,
Rumah Sakit Lembaga atau Perusahaan, dan Klinik (Haliman & Wulandari, 2012).
Berikut penjelasan dari lima jenis Rumah Sakit tersebut :
penyakit umum, memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (Ruang
3
gawat darurat). Untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepat-cepatnya dan
e. Klinik,
merupakan tempat pelayanan kesehatan yang hampir sama dengan
Rumah Sakit, tetapi fasilitas medisnya lebih.
B. Mutu pelayanan
1. Mutu
4
Mutu pelayanan sangat menentukan tingkat kepuasan pasien, kepuasan merupakan
tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja
jasa yang di terima dan yang di harapakan. Definisi kualitas jasa berpusat pada
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan
penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan (Kotler, 1997 dalam Ni putu,
2013). Menurut Hermanto (2013). Mutu dikaitkan dengan keselamatan pasien
adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan untuk individu maupun populasi
mampu menghasilkan outcome pelayanan kesehtan sesuai dengan yang di harapkan
dan konsisten dengan pengetahuan professional terkini, atau secara singkat
berpedoman pada struktur (sarana fisik, perlengkapan dan peralatan, organisasi dan
manajemen, keuangan, tenaga/SDM), proses (menjalankan apa yang sesungguhnya
dilakukan terhadap pasien untuk mendapatkan pelayanan), output (menunjukan
efek pelayanan yang di berikan terhadappasien), dan outcome (kepuasan pasien
a. Dimensi mutu
5
pengendalian kualitas mutu
dijelaskan bahwa pelayanan menjadi adanya tenagga kesehatan yang berkualitas
tinggi dengan terus menerus melibatkan dari dalam program pengendalian kualitas
di rumah sakit.
1. Standar 1
Divisi keperawatan mempunyai falsafah dan struktur yang menjamin
pemberian asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan merupakan sarana untuk
menyelesaikan berbagai persoalan praktik keperawatan diseluruh instansi asuhan
keperawatan
2. Standar 1
3. Standar 1
6
4. Standar 1
5. Standar 1
6. Standar 1
7. Standar 1
1. Kehandalan (reability)
Kehandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera akurat dan memuaskan, jujur , aman, tepat waktu,
ketersediaan keseluruhan ini berhubungan dengan kepercayaan terhadap
pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.
2. Ketanggapan (responsiveness)
Ketanggapan yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu
konsumen dan memberikan pelayanan itu dengan itu dengan tanggap
terhadap kebutuhan konsumen cepat memperatikan dan mengatasi
kebutuhan-kebutuhan.
3. Jaminan ( Assurance )
Jaminan mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat di percaya
yang memiliki pada karyawan bebas dari resiko, bahaya, keraguan-
7
peraguan, memiliki kompentas, percaya diri dan menimbulkan keyakinan
(Obyektif)
4. Empati atau kepedulian ( emphaty )
Empati meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang
baik dan memahami kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh
perhatian terhadap setip konsumen, melayani konsumen dengan rumah
dan menarik, memahami aspirasi konsumen , berkomunikasi yang baik
dan benar serta bersikap dengan penuh simpati Hubungan Mutu
Pelayanan.
5. Bukti langsung atau berwujud Bukti langsung meliputi fasilitas fisik,
peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur rapi,
berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan
komunikasi
8
BAB III
PEMBAHASAN
Rumah sakit datu sanggul berdiri sejak 1980, Rumah sakit Datu Sanggul
Umum daerah Datu Sanggul Rantau, adalah satu-satunya Rumah Sakit Umum
Sanggul Rantau dibangun sejak 1980 silam. Itu dengan sumber pembiayaan
Sejak dioperasionalkan pada 1983 lalu, Rumah Sakit Umum Daerah Datu
sebanyak 50 buah. Seiring perjalanan pada 18 Oktober 2004 lalu, naik kelas
9
manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten
Tapin.
Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau memiliki fasilitas dan
a) ICU/NICU
b) Ruang Isolasi
2) Perawatan Umum :
sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. Berikut ini merupakan daftar
3) Spesialis Anak
10
4) Spesialis Bedah
5) Spesialis Mata
6) Spesialis THT
7) Spesialis Paru
8) Spesialis Saraf
9) Klinik Gig
3) Spesialis Anak
4) Spesialis Bedah
5) Spesialis Mata
6) Spesialis THT
7) Spesialis Paru
8) Spesialis Saraf
a) Klinik Gigi
d. Fasilitas Penunjang
a) Ambulance
b) Bank darah
c) Defibrillator
d) Ventilator
11
2) Peralatan Pencitraan Medis
a) CT Scan
b) EEG
c) EKG
d) X-Ray
e) MRI
3) Peralatan Bedah
a) Autoclave
b) Meja operasi
e) Mesin anestesi
4) Peralatan Bidan
a) Incubator bayi
b) USG
e. Sumber Daya
Tabel 3.1
Sumber Daya
12
6 SDM pelayanan medik Obstetri&ginekologi
spesialis dasar
13
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penunjang pelayanan
kesehatan
e. Pembinaan dan pelaksanaa tugas di bidang keuangan dan program
pelayanan kesehatan,dan
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan
fungsi nya.
adalah susunan struktur Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau:
Direktur
Dr. H.Milhan,Sp.OG(K),MM
Gambar 3.1
Struktur Perusahaan
Visi :
Maksud visi tersebut adalah gambaran segala usaha dan upaya untuk
Misi :
15
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
BLUD
Motto :
16
BAB IV
PEMBAHASAN KHUSUS
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat
sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat
lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.2006). Nutrien adalah suatu unsur
yang dibutuhkan untuk proses dan fungsitubuh. Nutrisi berfungsi untuk
membentuk dan memelihara jaringan tubuh,mengatur proses-proses dalam tubuh
sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur
berbagai proses kimia dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).
B. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak,
protein,air, vitamin, dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama diperoleh dari
tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit
atau sakarida. Monosakarida, seperti glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat
dipecah menjadi unit gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa,
dan maltose dibentuk dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam
air dan dicerna untuk beragam tingkatan (Potter & Perry, 2006). Dalam
mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh dari susu,
padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran (Hidayat,
2006).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E,
K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan
hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti
terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak
hewani banyak mengandung asam lemakjenuh dengan rantai panjang seperti pada
daging sapi, kambing danlainnya (Hidayat, 2006).
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup, penting
17
untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta sebagai larutan untuk
keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino, diantaranya 9 asam
amino esensial (yang tidak dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus
didatangkan dari luar) dan selebihnya asam amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). Air
mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain sebagai pelarut
dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan
sendi-sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan
(Yuniasatuti, 2008).
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin
A, B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi,2001)
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro
yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium,
besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng. Semuanya
harus tersedia dalam jumlah yangcukup (Hidayat, 2006).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi &
remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia
memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung
korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan
fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya
kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih
banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan
menyusui memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah
makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang
menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk
mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,dkk. 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur
menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja(Almatsier, 2001)
D. Karakteristik Status Nutrisi
18
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran
berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak
dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over
weight) dan obesitas. Indeks Masa Tubuh =Tabel: batas ambang indeks masa
tubuh (IMT) di Indonesia
Kategori IMTKurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5Normal 18,5 ─ 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0Kelebihan berat badan
tingkat berat >27,0(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan
optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi
badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – [10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)
E. Konsep Asuhan Keperawatan
Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan.
1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran
liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama
19
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patahpatah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
a) Berat badan ideal: (TB ̶ 100) } 10%
b) BMI (Body Mass Index):
c) Lingkar pergelangan tangan
d) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
e) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5 ─ 1,0 mg/100 ml)
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah
8) Kelemahan otot untuk menelan
9) Kerapuhan kapiler
10)Kesalahan informasi
11)Kesalahan persepsi
12)Ketidakmampuan memakan makanan
13)Kram abdomen
20
14)Kurang informasi
15)Kurang minat pada makanan
16)Membran mukosa pucat
17)Nyeri abdomen
18) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
19) Sariawan rongga mulut
20) Tonus otot menurun
Faktor yang berhubungan:
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
5) Ketidakmampuan mencerna makanan
6) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7) Kurang asupan makanan
(NANDA International, 2015)
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm
untuk pria
2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh
ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang
hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan
(misalnya: memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam
Faktor yang berhubungan:
Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan
metabolisme tubuh.
(NANDA International, 2010)
3. Rencana Keperawatan’
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:
1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake makananmelalui:
a. Mengurangi ganggua dari lingkungan seperti
berisik, dan lain-lain.
b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihanruangan (barang-barang
21
seperti sputum pot,urinal tidak berada
dekat dengan tempattidur)
d. Berikan obat sebelummakan jika ada indikasi
1. Cara khusus untuk
meningkatkan nafsumakan
2. Jaga kebersihan mulut pasien,Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
3. Bantu pasien makan jika tidak mampu Membantu pasien makan
4. Sajikan makanan yang mudah dicerna, dalam Meningkatkan selera makan dan
intake makan keadaan hangat, tertutup,dan berikan sedikit-sedikit tapi sering
5. Selingi makan dengan minum Memudahkan makanan masuk
6. Hindari makanan yang banyak mengandung gas Mengurangi rasa nyaman
7. Ukur intake makanan dan timbang berat badan Observasi kebutuhan nutrisi
8. Lakukan latihan pasif danaktif Menambah nafsu makan
9. Kaji tanda vital, sensori,bising usus Membantu mengkaji keadaan pasien
10. Monitor hasil lab, seperti glukosa, elektrolit,albumin, hemoglobin,kolaborasi
dengan dokter Monitor status nutrisi
b. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil:
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yangterkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan(Tarwoto & Wartonah,
2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian kembali pola makan pasien Informasi dasar untuk
perencanaan awal dan validasi data
2.Diskusikan dengan pasien dengan kelebihan makan
3. Membantu mencapai tujuan
3. Diskusikan motivasi untuk menurunkan berat badan
Membantu memecahkanmasalah
4. Kolaborasi dengan ahli diet yang tepat Menentukan makanan yang sesuai
dengan pasien
5. Ukur intake makanan dalam 24 jam Mengetahui jumlah kalori yang masuk
6. Buat program latihan untuk olahraga Meningkatkan kebutuhan energi
7. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak Makanan berlemak
banyakmenghasilkan energi
8. Berikan pengetahuan kesehatan tentang:
a. Program diet yang benar
b. Akibat yang mungkin timbul akibat kelebihan berat badan
8. Memberikan informasi dan mengurangi komplikasi
22
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
menerapkan ilmu keperawatan didalam dunia kerja yang akan datang, dan
5.2 Saran
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau agar menambahan
Dougherty. L. (2008). Akses Vena Sentral: Perawatan dan Tata Laksana. Jakarta:
Erlangga.
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.
NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
LAMPIRAN