Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU


SANGGUL RANTAU

Oleh:
KELOMPOK II
Monica Santi
Lidya Wahyu Arsyta
Muhammad Alfian

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PELAIHARI


TANAH LAUT
2021
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU
SANGGUL RANTAU

Diajukan untuk Menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan


Program Keahlian Asisten Keperawatan

Oleh:
Monica Santi
Lidya Wahyu Arsyta
Muhammad Alfian

PROGRAM KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PELAIHARI
TANAH LAUT
2021

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU
SANGGUL RANTAU

i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun dan Diajukan oleh :


Monica Santi
Lidya Wahyu Arsyta
Muhammad Alfian

Telah Disetujui
Pada Tanggal 02 September 2021

Ketua Program Keahlian Asisten Keperawatan

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan terimaksih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
pihak Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau yang telah mengizinkan
kepada kami untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit yang
Bapak/Ibu pimpin. Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu mata pelajaran
wajib yang berada di sekolah tempat kami sekolah yaitu Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 2 Tanah Laut. Dengan melakukan Praktek Kerja Lapangan di
Rumah Sakit yang Bapak/Ibu pimpin dapat memberikan suatu pengetahuan yang
sangat luas serta mampu melihat secara real / nyata dunia kerja yang sesuai
dengan disiplin ilmu yang kami punya.
Demikian laporan Praktek Kerja Lapangan yang kami buat. Atas
perhatian, bantuan dan kerja sama yang Bapak/Ibu berikan kepada kami, kami

Tanah Laut, 02 September 2021

(Penyusun)

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN...................................................................i

HALAMAN JUDUL ....................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii

KATA PENGANTAR ................................................................................iv

DAFTAR ISI.................................................................................................v

DAFTAR TABEL.......................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan.....................................1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................1

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan..................................................2

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan..................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................3

2.1 Keperawatan...................................................................................3

2.2 Pemasangan Infus...........................................................................3

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................8

3.1 Sejarah Rumah Sakit......................................................................8

3.2 Profil Rumah Sakit.........................................................................9

3.3 Tugas dan Fungsi.........................................................................13

3.4 Struktur Perusahaan.....................................................................13

iv
3.5 Visi, Misi, dan Motto...................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN KHUSUS .........................................................12

BAB V PENUTUP ....................................................................................17

5.1 Simpulan.....................................................................................17

5.2 Saran...........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sumber Daya................................................................................11

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Perusahaan..................................................................14

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Pelayanan jasa dalam melayani pasien seringkali mengalami kesulitan

dikarenakan semakin banyaknya pasien namun kurangnya sumber daya

manusia dalam keahlian keperawatan. Penambahan sumber daya manusia

perlu dilakukan pada setiap rumah sakit guna untuk mengefisiensikan waktu

pasien dalam penanganan.

Program Keahlian Asisten Keperawatan merupakan suatu Program

pendidikan yang berusaha membentuk pelajar yang memiliki keahlian di

bidang keperawatan dengan kemampuan perencanaan yang kreatif, inovatif,

mandiri, serta memiliki integritas kepribadian dan keilmuan yang tinggi serta

memiliki motivasi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan yang semakin berkembang. Didalam program Keahlian Asisten

Keperawatan, Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu keilmuan yang sangat

penting yang berguna untuk menjadi bahan laporan penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini didapatkan rumusan masalah sebagai

berikut ini:

a. Apa saja kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan Prakte Kerja

Lapangan berlangsung ?

1
b. Apa saja manfaat Praktek Kerja Lapangan ?

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1. Tujuan Umum

a. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam dunia kerja.

b. Memiliki gambaran mengenai dunia kerja secara nyata.

c. Dapat memperdalam ilmu akuntansi yang telah dimiliki dalam dunia

kerja langsung.

2. Tujuan Khusus

a. Memiliki pengalaman yang dapat menjadi bekal ketika memasuki

dunia kerja.

b. Memahami setiap permasalahan yang terdapat dalam perusahaan

c. Mengaplikasikan ilmu yang telah dimiliki selama kuliah dalam dunia

kerja.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan :

Tempat Pelaksanaan : Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau

Alamat : Jalan Brigjend Hasan Basry, Kelurahan Rantau

Kiwa, Kecamatan Tapih Utara, Kabupaten Tapin,

Provinsi Kalimantan Selatan

Waktu Pelaksanaan : 26 Juni sampai dengan 17 Juli 2021

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Rumah Sakit

1.Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehtan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehtan prorangan secaraparnipurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Permenkes tahun 2010 tentang
klasifikasi rumah sakit)

Rumah sakit adalah institusi kesehtan professional yang pelayanannya


diselenggarakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli lainya. Di dalam Rumah
Sakit terdapat banyak aktivitas dan kegiatan yang berlangsung secara berkaitan
(Haliman & wulandari 2012). Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi bagian dari
tugas serta fungsi Rumah Sakit, yaitu:

 Memberi pelayanan medis


 Memberi pelayanan penunjang medis
 Memberi pelayanan kedokteran kehakiman
 Memberi pelayanan medis khusus
 Memberi pelayanan rujukan kesehatan
 Memberi pelayanan kedokteran gigi
 Memberi pelayanan social
 Memberi penyuluhan kesehatan
 Memberi pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, dan rawat
intensif
 Memberi pendidikan medis secara umum dan khusus
 Memberi fasilitas untukpenelitian dan pengembangan ilmu kesehatan dan
 Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi.
2. Jenis-jenis rumah sakit Jenis-jenis

Rumah Sakit di Indonesia secara umum ada lima, yaitu,Rumah Sakit Umum,
Rumah Sakit Khusus atau Spesialis, RumahSakit Pendidikan dan Penelitian,
Rumah Sakit Lembaga atau Perusahaan, dan Klinik (Haliman & Wulandari, 2012).
Berikut penjelasan dari lima jenis Rumah Sakit tersebut :

a. Rumah Sakit umum


Rumah Sakit Umum, biasanya Rumah Sakit Umum melayani segala jenis

penyakit umum, memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (Ruang

3
gawat darurat). Untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepat-cepatnya dan

memberikan pertolongan pertama. Di dalamnya juga terdapat layanan rawat inap

dan perawatan intensif, fasilitas bedah, ruang bersalin, laboratorium,


dan sarana-prasarana lain.

b. Rumah Sakit Khusus atau Spesialis


Rumah Sakit Khusus atau Spesialis dari namanya sudah tergambar
bahwa Rumah Sakit Khusus atau Rumah Sakit Spesialis hanya melakukan
perawatan kesehatan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya,
Rumah Sakit untuk trauma (trauma center), Rumah Sakit untukIbu dan
Anak, Rumah Sakit Manula, Rumah Sakit Kanker,Rumah Sakit Jantung,
Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Rumah Sakit Mata, Rumah Sakit Jiwa,.

c. Rumah Sakit Bersalin, dan lain-lain; Rumah Sakit Pendidikan dan


Penelitian,
Rumah Sakit ini berupa Rumah Sakit Umum yang terkait dengan
kegiatan pendidikan dan penelitian di Fakultas Kedokteran pada suatu
Universitas atau Lembaga Pendidikan Tinggi.

d. Rumah Sakit Lembaga atau Perusahaan,


Rumah sakit ini adalah Rumah Sakit yang didirikan oleh suatu
lembaga atau perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan
anggota lembaga tersebut.

e. Klinik,
merupakan tempat pelayanan kesehatan yang hampir sama dengan
Rumah Sakit, tetapi fasilitas medisnya lebih.

B. Mutu pelayanan

1. Mutu

Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan berdasarkan atas


pengalaman pelanggan terhadap produk dan pelayanan. Mutu mempunyai beberapa
standar kesesuaian dengan spesifikasi kesesuaian dengan tujuan dan manfaat, tanpa
cacat, selalu baik sejak awal. Untuk standar pelanggan.terdiri dari kepuasan pasien,
memenuhi kebutuhan pelanggan, menyenagkan pelanggan. Mutu merupakan
keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuan dalam
memeutuskan kebutuhan konsumen, baik
berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat ( Efendi, 2009).

4
Mutu pelayanan sangat menentukan tingkat kepuasan pasien, kepuasan merupakan
tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja
jasa yang di terima dan yang di harapakan. Definisi kualitas jasa berpusat pada
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan
penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan (Kotler, 1997 dalam Ni putu,
2013). Menurut Hermanto (2013). Mutu dikaitkan dengan keselamatan pasien
adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan untuk individu maupun populasi
mampu menghasilkan outcome pelayanan kesehtan sesuai dengan yang di harapkan
dan konsisten dengan pengetahuan professional terkini, atau secara singkat
berpedoman pada struktur (sarana fisik, perlengkapan dan peralatan, organisasi dan
manajemen, keuangan, tenaga/SDM), proses (menjalankan apa yang sesungguhnya
dilakukan terhadap pasien untuk mendapatkan pelayanan), output (menunjukan
efek pelayanan yang di berikan terhadappasien), dan outcome (kepuasan pasien

2. Mutu pelayanan kesehatan

a. Dimensi mutu

Mutu atau kualitaspelayanan berasal dari kata kualitas pelayanan, untuk


menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu dipahami
salah satunya yang di nilai mempunyai peranan yang amat penting yaitu tentang
apa yang dimaksud dengan mutu kualitas pelayanan, Setiap orang akan menilai
mutu layanan kesehatan berdasarkan standar atau karakteristik yang berbeda-beda.
Salah satu kesulitan dalam merumuskan pengertian mutu layanan kesehatan adalah
karena mutu pelayanan kesehtan itu sangat melekat dengan faktor-faktor
subjektivitas orang yang berkepentingan, baik pasien/konsumen, pemberi layanan
kesehatan (provider) penyandang dana masyarakat, ataupun pemilik sarana layanan
kesehatan.

Kualitas pelayanan kesehatan yang di selenggarakan oleh banyak orang institusi


pelayanan kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering
disebut sebagai pelayanan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa
kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit,
memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat
diterima olehpasiennya,. Kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukan
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri
setiap pasien maka sempurna kepuasan tersebut makin baik pula kualitas pelayanan
kesehatan.

Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan di rumah


sakit tidak terlepas dari profesi perawat, dokter, ahli gizi, apoteker dan tenaga
kesehatan lainnya, yang berperan penting. Berdasarkan standar tentang evaluasi dan

5
pengendalian kualitas mutu
dijelaskan bahwa pelayanan menjadi adanya tenagga kesehatan yang berkualitas
tinggi dengan terus menerus melibatkan dari dalam program pengendalian kualitas
di rumah sakit.

b. Mutu pelayanan keperawatan

Pelayanan dalam kontek penelitian ini adalah pelayanan oleh perawat.


International Council Of Nurse menyebutkan bahwa perawat adalah seseorang yang
telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara
bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan tanggungjawab dalam peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien (Nursalam, 2001).
Pengertian keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, bentuk pelayanan bio-psiko- spiritual yang komperhensif, di tunjukan
pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
proses kehidupan manusia (Kusnanto 2004) Keperawatan mengakui dan
menghargai seluruh martabat manusia tidak membedakan jenis kelamin, umur,
warna kulit, etnis, ras, agama,
bangsa, kepercayaan dan tingkat kebudayaan termasuk ekonomi.

Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan


internasional serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu pasien
mencapai tingkat keseahtanoptimal (Nursalam, 2001).

Setandar pelayanan keperawatan meliputi 7 (tujuh) standar sebagai berikut :

1. Standar 1
Divisi keperawatan mempunyai falsafah dan struktur yang menjamin
pemberian asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan merupakan sarana untuk
menyelesaikan berbagai persoalan praktik keperawatan diseluruh instansi asuhan
keperawatan

2. Standar 1

Divisi keperawatan dipimpin oleh seorang perawat eksekutif yang


memenuhi prsyaratan dan anggota direksi

3. Standar 1

Kebijaksanaan dan praktik divisi keperawatan menjamin pelayanan


keperawatan dan berkesinambungan yang mengakui perbedaan agama, sosial,
budaya dan ekonomi diantara pasien di insitusi pelayanan keperawatan

6
4. Standar 1

Divisi keperawatan menjamin bahwa proses keperawatan yang digunakan


untuk merancang dan memberikan asuhan untuk memenuhi kebutuhan individu
pasien dalam konteks keluarga

5. Standar 1

Divisi keperawatan menciptakan lingkungan yang menjamin efektifitas praktik


keperawatan

6. Standar 1

Divisi keperawatan menjamin pengembangan berbagai program pendidikan


untuk menunjang pelaksanan asuhan keperawatan yang bermutu tinggi

7. Standar 1

Divisi keperawatan memprakasi, memanfaatkan, dan berperan serta dalam


berbagai proyek penelitian untuk meningkatkan asuhan pasien (Nursalam, 2001)
Pelayanan keperawatan termasuk dalam produk jasa. Mutu jasa adalah prsepsi
pelanggan mengenai superioritas jasa yang merupakan akumulasi kepuasan
pelanggan bagi banyak pelanggan atas banyak pengalaman. Penyedia jasa yang
berkualitas adalah penyedia yang mampu secara terus menerus menyediakan
pelayanan jasa yang memuaskan selama periode waktu yang lama. Jadi pelayanan
keperawatan akan dapat disebut berkualitas jika terdapat kepuasan dari pelanggan
(Tangklilisan, 2005)

Pelayanankeperawatan merupakan salah satu jenis pelayanan yang diberikan di


rumah sakit khususnya di ruang rawat inap dengan mengacu pada aspek-aspek
mutu atau kualitas pelayanan adalah :

1. Kehandalan (reability)
Kehandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera akurat dan memuaskan, jujur , aman, tepat waktu,
ketersediaan keseluruhan ini berhubungan dengan kepercayaan terhadap
pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.
2. Ketanggapan (responsiveness)
Ketanggapan yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu
konsumen dan memberikan pelayanan itu dengan itu dengan tanggap
terhadap kebutuhan konsumen cepat memperatikan dan mengatasi
kebutuhan-kebutuhan.
3. Jaminan ( Assurance )
Jaminan mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat di percaya
yang memiliki pada karyawan bebas dari resiko, bahaya, keraguan-

7
peraguan, memiliki kompentas, percaya diri dan menimbulkan keyakinan
(Obyektif)
4. Empati atau kepedulian ( emphaty )
Empati meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang
baik dan memahami kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh
perhatian terhadap setip konsumen, melayani konsumen dengan rumah
dan menarik, memahami aspirasi konsumen , berkomunikasi yang baik
dan benar serta bersikap dengan penuh simpati Hubungan Mutu
Pelayanan.
5. Bukti langsung atau berwujud Bukti langsung meliputi fasilitas fisik,
peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur rapi,
berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan
komunikasi

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Rumah Sakit

Rumah sakit datu sanggul berdiri sejak 1980, Rumah sakit Datu Sanggul

Umum daerah Datu Sanggul Rantau, adalah satu-satunya Rumah Sakit Umum

milik pemerintah Kabupaten Tapin. Letaknya berada di jalan Brigjend Hasan

Basry, Kelurahan Rantau Kiwa, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin,

Provinsi Kalimantan Selatan.

Berdasarkan informasi situs Budaya, Rumah sakit umum Daerah Datu

Sanggul Rantau dibangun sejak 1980 silam. Itu dengan sumber pembiayaan

berasal dari APBN yang di alokasikan melalui DIP proyek Pengembangan

RSU Prop/Kab/Kodya/Kalimantan Selatan.

Sejak dioperasionalkan pada 1983 lalu, Rumah Sakit Umum Daerah Datu

Sanggul Rantau masih berstatus tipe D dengan kapasitas tempat tidur

sebanyak 50 buah. Seiring perjalanan pada 18 Oktober 2004 lalu, naik kelas

menjadi tipe C dengan kapasitas Tempat tidur semula 75 buah, ditingkatkan

menjadi 115 tempat tidur.

Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau

dilaksanakan pada 2006 lalu dengan dimulainya pembangunan gedung baru

dan merehabilitas bangunan lama. Dan, kini secara bertahap melengkapi

sarana dan prasarana berupa pengadaan peralatan medik, peralatan Non

medik. Selanjutnya dibarengi dengan penataan sumber daya manusia dan

9
manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten

Tapin.

3.2 Profil Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau memiliki fasilitas dan

pelayanan yang terdiri dari:

a. Pelayanan Rawat Inap

1) Perawatan Khusus dan Intensif:

a) ICU/NICU

b) Ruang Isolasi

c) Ruang Perawatan Bayi

2) Perawatan Umum :

a) Ruang Perawatan Kelas VIP

b) Ruang Perawatan Kelas

c) Ruang Perawatan Kelas II

d) Ruang Perawatan Kelas III

b. Pelayanan Rawat Jalan

Poli klinik umum dan poli klinik spesialis memberikan pelayanan

sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. Berikut ini merupakan daftar

layanan poli yang ada di RSUD Datu Sanggul:

1) Spesialis Penyakit dalam

2) Spesialis Kebidanan dan Kandungan

3) Spesialis Anak

10
4) Spesialis Bedah

5) Spesialis Mata

6) Spesialis THT

7) Spesialis Paru

8) Spesialis Saraf

9) Klinik Gig

c. Pelayanan Penunjang Medis

1) Spesialis Penyakit dalam

2) Spesialis Kebidanan dan Kandungan

3) Spesialis Anak

4) Spesialis Bedah

5) Spesialis Mata

6) Spesialis THT

7) Spesialis Paru

8) Spesialis Saraf

a) Klinik Gigi

d. Fasilitas Penunjang

1) Peralatan Gawat Darurat

a) Ambulance

b) Bank darah

c) Defibrillator

d) Ventilator

11
2) Peralatan Pencitraan Medis

a) CT Scan
b) EEG
c) EKG
d) X-Ray
e) MRI

3) Peralatan Bedah

a) Autoclave
b) Meja operasi
e) Mesin anestesi

4) Peralatan Bidan

a) Incubator bayi
b) USG

e. Sumber Daya

Tabel 3.1
Sumber Daya

1 SDM pelayanan medik Dokter Umum


dasar

2 SDM pelayanan medik Dokter Gigi


dasar

3 SDM pelayanan medik Penyakit dalam


spesialis dasar

4 SDM pelayanan medik Kesehatan anak


spesialis dasar

5 SDM pelayanan medik Bedah


spesialis dasar

12
6 SDM pelayanan medik Obstetri&ginekologi
spesialis dasar

7 SDM pelayanan medik Anestesiologi


spesialis penunjang
8 SDM pelayanan medik Radiologi
spesialis penunjang
9 SDM pelayanan medik Patologi Kinik
spesialis
10 SDM pelayanan medik Rehabilitasi Medik
spesialis penunjang
11 SDM pelayanan medik Mata
spesialis lain
12 SDM pelayanan medik Telinga Hidung
spesialis lain Tenggorokan
13 SDM pelayanan medik Syaraf
spesialis lain
14 SDM pelayanan medik Paru
spesialis lain
15 SDM pelayanan medik Dokter
subspesialis obstetric Subspes.Obsgir Sosial
ginekologi
16 SDM pelayanan Apoteker
kefarmasian
17 SDM pelayanan Asisten Apoteker
kefarmasian
18 SDM pelayanan S2 Keperawatan
keperawatan
19 SDM pelayanan D3 Keperawatan
keperawatan
20 SDM pelayanan kebidanan D3 Kebidanan
3.3 Tugas dan Fungsi

a. Perumusan kebijakkan teknis di bidang pelayanan kesehatan


b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pelayanan kesehatan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan

13
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penunjang pelayanan
kesehatan
e. Pembinaan dan pelaksanaa tugas di bidang keuangan dan program
pelayanan kesehatan,dan
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan

fungsi nya.

3.4 Struktur Perusahaan

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam setiap

perusahaan baik swasta maupun pemerintah untuk membantu tercapainya

tujuan dengan lebih efektif, karena didalamnya terdapat susunan

pertanggungjawaban dan wewenang dari masing-masing bagian. Berikut ini

adalah susunan struktur Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau:

Direktur
Dr. H.Milhan,Sp.OG(K),MM

Kepala Instalasi Kepala Bagian/Bidang


Drg. Irhamsyah, M.. Kes HJ. Yulian Higine, SKM

Penanggung Jawab Ruang Keperawatan


Dr. Teguh, R, Sp. PD 14
Akhmad Munawar Fu’Adi S. Kep., Ns

Koordinator Asuhan Pengelola Pelaporan/Klaim Pengelola Investasi


Keperawatan Naimatul Jannah, S. Kep. Ns Barang/Alat Kesehatan
Afwan Yasyekh, AMK Meftah Noor Ridha, S. Kep.Ns Zaini Apriyanor,AMK
Rusmilawati, S.Kep.Ns Akhmad Zailani

Perawat Pelaksana Urusan Umum


Afwan Yasyekh Yeni Muniarti, AMK
Abdul Hamid, AMK Rakhma Hidayanti, AMK
Yeni Muniarti, AMK
Rakhma Hidayanti, AMK

Gambar 3.1
Struktur Perusahaan

3.5 Visi, Misi, dan Motto

Visi :

“Pelayanan Kesehatan Yang Panipurna dan Mandiri”

Maksud visi tersebut adalah gambaran segala usaha dan upaya untuk

meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien/masyarakat dalam rangka

mengupayakan,meningkatkan dan mempertahankan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.

Misi :

a. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan tatalaksana kerja

b. Meningkatkan mekanisme pelaporan kinerja dan keuangan

15
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

d. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia

e. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

f. Mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman

g. Meningkatkan tatakelola keuangan yang mandiri melalui system pola PPK

BLUD

Motto :

“Senyum, Sapa, Santun”

16
BAB IV

PEMBAHASAN KHUSUS

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat
sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat
lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.2006). Nutrien adalah suatu unsur
yang dibutuhkan untuk proses dan fungsitubuh. Nutrisi berfungsi untuk
membentuk dan memelihara jaringan tubuh,mengatur proses-proses dalam tubuh
sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur
berbagai proses kimia dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).
B. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak,
protein,air, vitamin, dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama diperoleh dari
tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit
atau sakarida. Monosakarida, seperti glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat
dipecah menjadi unit gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa,
dan maltose dibentuk dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam
air dan dicerna untuk beragam tingkatan (Potter & Perry, 2006). Dalam
mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh dari susu,
padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran (Hidayat,
2006).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E,
K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan
hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti
terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak
hewani banyak mengandung asam lemakjenuh dengan rantai panjang seperti pada
daging sapi, kambing danlainnya (Hidayat, 2006).
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup, penting

17
untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta sebagai larutan untuk
keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino, diantaranya 9 asam
amino esensial (yang tidak dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus
didatangkan dari luar) dan selebihnya asam amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). Air
mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain sebagai pelarut
dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan
sendi-sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan
(Yuniasatuti, 2008).
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin
A, B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi,2001)
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro
yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium,
besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng. Semuanya
harus tersedia dalam jumlah yangcukup (Hidayat, 2006).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi &
remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia
memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung
korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan
fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya
kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih
banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan
menyusui memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah
makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang
menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk
mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,dkk. 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur
menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja(Almatsier, 2001)
D. Karakteristik Status Nutrisi

18
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran
berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak
dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over
weight) dan obesitas. Indeks Masa Tubuh =Tabel: batas ambang indeks masa
tubuh (IMT) di Indonesia
Kategori IMTKurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5Normal 18,5 ─ 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0Kelebihan berat badan
tingkat berat >27,0(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan
optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi
badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – [10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)
E. Konsep Asuhan Keperawatan
Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan.
1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran
liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama

19
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patahpatah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
a) Berat badan ideal: (TB ̶ 100) } 10%
b) BMI (Body Mass Index):
c) Lingkar pergelangan tangan
d) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
e) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5 ─ 1,0 mg/100 ml)
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah
8) Kelemahan otot untuk menelan
9) Kerapuhan kapiler
10)Kesalahan informasi
11)Kesalahan persepsi
12)Ketidakmampuan memakan makanan
13)Kram abdomen

20
14)Kurang informasi
15)Kurang minat pada makanan
16)Membran mukosa pucat
17)Nyeri abdomen
18) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
19) Sariawan rongga mulut
20) Tonus otot menurun
Faktor yang berhubungan:
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
5) Ketidakmampuan mencerna makanan
6) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7) Kurang asupan makanan
(NANDA International, 2015)
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm
untuk pria
2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh
ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang
hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan
(misalnya: memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam
Faktor yang berhubungan:
Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan
metabolisme tubuh.
(NANDA International, 2010)
3. Rencana Keperawatan’
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:
1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake makananmelalui:
a. Mengurangi ganggua dari lingkungan seperti
berisik, dan lain-lain.
b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihanruangan (barang-barang

21
seperti sputum pot,urinal tidak berada
dekat dengan tempattidur)
d. Berikan obat sebelummakan jika ada indikasi
1. Cara khusus untuk
meningkatkan nafsumakan
2. Jaga kebersihan mulut pasien,Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
3. Bantu pasien makan jika tidak mampu Membantu pasien makan
4. Sajikan makanan yang mudah dicerna, dalam Meningkatkan selera makan dan
intake makan keadaan hangat, tertutup,dan berikan sedikit-sedikit tapi sering
5. Selingi makan dengan minum Memudahkan makanan masuk
6. Hindari makanan yang banyak mengandung gas Mengurangi rasa nyaman
7. Ukur intake makanan dan timbang berat badan Observasi kebutuhan nutrisi
8. Lakukan latihan pasif danaktif Menambah nafsu makan
9. Kaji tanda vital, sensori,bising usus Membantu mengkaji keadaan pasien
10. Monitor hasil lab, seperti glukosa, elektrolit,albumin, hemoglobin,kolaborasi
dengan dokter Monitor status nutrisi
b. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil:
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yangterkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan(Tarwoto & Wartonah,
2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian kembali pola makan pasien Informasi dasar untuk
perencanaan awal dan validasi data
2.Diskusikan dengan pasien dengan kelebihan makan
3. Membantu mencapai tujuan
3. Diskusikan motivasi untuk menurunkan berat badan
Membantu memecahkanmasalah
4. Kolaborasi dengan ahli diet yang tepat Menentukan makanan yang sesuai
dengan pasien
5. Ukur intake makanan dalam 24 jam Mengetahui jumlah kalori yang masuk
6. Buat program latihan untuk olahraga Meningkatkan kebutuhan energi
7. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak Makanan berlemak
banyakmenghasilkan energi
8. Berikan pengetahuan kesehatan tentang:
a. Program diet yang benar
b. Akibat yang mungkin timbul akibat kelebihan berat badan
8. Memberikan informasi dan mengurangi komplikasi

22
23
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka

didapatkan simpulan sebagai berikut ini:

a. Kegiatan yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan diantaranya

yaitu memberikan suntikan infus kepada pasien, memasang dan

melepaskan infus pasien, memberikan obat kepada pasien, men Tam

pasien, dn TTV pasien.

b. Manfaat yang didapatkan dari Praktek Kerja Lapangan yaitu dapat

menambah wawasan dan pengetahuan mengenai keperawatan,

menerapkan ilmu keperawatan didalam dunia kerja yang akan datang, dan

meningkatkan kemampuan dalam menangani pasien secara langsung.

5.2 Saran

Pada Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau agar menambahan

sumber daya manusia guna untuk mengefisiensikan waktu dan dapat

memaksimalkan pelayanan pasien seperti kecepatan pelayanan pasien

sehingga mengurangi antrian pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Dougherty. L. (2008). Akses Vena Sentral: Perawatan dan Tata Laksana. Jakarta:

Erlangga.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.

Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.
NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
LAMPIRAN

JURNAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Anda mungkin juga menyukai