Anda di halaman 1dari 12

POKOK BAHASAN : PENCAPAIAN TARGET KPI 1,

3 DAN 15
SUB POKOK BAHASAN : ISU DAN PERMASALAHAN PENCAPAIAN TARGET KPI 15

TUJUAN :

Setelah selesai pembelajaran peserta dapat :

a. Mengidentifikasi jumlah desa yang sarana sanitasi sekolahnya tidak berfungsi.


b. Mengidentifikasi sebab-sebab ketidakberfungsian sarana sanitasi sekolah di desa
dampingannya.
c. Menyusun strategi untuk memulihkan keberfungsian sarana sanitasi di desa dampingannya.
d. Memutahirkan data SIM Modul 7.3 untuk keberfungsian sanitasi sekolah.

WAKTU : 2 JPL (90 Menit)


Target Nasional KPI 15 Program Pamsimas (Persentase Target Sekolah Yang Mempunyai
Fasilitas Sanitasi Yang Layak Dan Menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat atau PHBS) sampai
dengan tahun 2021 adalah 95%, yang artinya 95% desa dari total desa Pamsimas (2008 – 2021)
sarana sanitasi yang dibangun di sekolahnya harus berfungsi baik. Sedangkan capaian sampai
dengan saat ini adalah 90.32%. Hal ini menunjukan masih ada selisih sebesar 4.68%. Berikut
Grafik Tren capaian KPI 15 Program Pamsimas hingga akhir Tahun 2020

Berdasarkan Grafik diatas, Tren capaian KPI 15 dari tahun ke tahun ada peningkatan dan
ditargetkan akan tercapai di akhir 2021.
Tetapi jika kita amati data KPI 15 detail per Provinsi akan terlihat bahwa hanya 9 provinsi yang
tercapai target, sedangkan yang 24 provinsi masih dibawah target 95%. Berikut gambaran
capaian KPI 15 detail per provinsi;

GRAFIK CAPAIAN KPI 15 - KEBERFUNGSIAN SANITASI SEKOLAH


100 90.32
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A LI G R H G T T BI R A U U al A A H N N U A T T R N A H T T O N U A
RT BA UN MU GA UN ARA ARA AM MU TAR UL RIA ion TAR PU GA ATA ATA UK TAR ARA ARA MU ATA AR LAM GA ARA ARA TAL NTE RIA TAR
AKA L IT TI EN P B B J TI U GK N as I U PA EN EL EL AL U I B B TI EL GG SSA EN B B N BA U
BE A T AM A AN N N N A N ES T S I S M RA ES RA RA S EN U I T RA UA RO U
GY A JAW WA L JAW NT TA NTA BE LAU AN ERA ES TE AW GA GA TAN SI T AR WES ATE AP GO UK
I YO K A A AN A U AW T T W A G D P AL
D NG
J P L AN MA LA M UL N NG AN WE H LA M
BA LIM LIM LIM KE SU SU S A TE TE LIM LA ACE SU SU
M
KA KA KA ALIM SU SU A U
U AN K
NUS US KA S OE
N GR
LA
PU NG
KE NA

Bedasarkan Data SIM modul 7.3 jumlah desa pamsimas sampai dengan tahun 2020 adalah
29.816 desa, dan desa yang sekolahnya dibangunkan sarana sanitasi sekolah dan berfungsi baik
ada 28.361 desa. Sehingga masih ada 1.455 Desa dengan kondisi sarana sanitasi sekolah tidak
berfungsi. Jika dijabarkan status Keberfungsian masing-masing sarana sanitasi sekolah adalah

Jamban Sekolah SCT/Sarana Cuci Tangan Sekolah


Jamban yang dibangun : 16.166 desa SCT yang dibangun : 22.055 desa
Tidak Berfungsi : 623 desa Tidak Berfungsi : 1.077 desa
Berfungsi Sebagian : 947 desa Berfungsi Sebagian : 1.107 desa
Coba kamu cermati Contoh data SIM Modul 7.3 Keberfungsian sanitasi sekolah Tingkat
Kabupaten Berikut:
Kondisi SAN Sekolah Kondisi CTPS
Jm l
Wilayah tidak ada tidak berfungsi berfungsi tidak ada tidak berfungsi berfungsi
Desa
sarana berfungsi sebagian baik sarana berfungsi sebagian baik
31 MALUKU UTARA 347 86 52 32 176 41 64 22 218
1. HALMAHERA BARAT 80 15 29 8 28 20 35 3 22
2. HALMAHERA TENGAH 12 2 10 2 10
3. KEPULAUAN SULA 39 4 2 33 1 3 35
4. HALMAHERA SELATAN 50 14 7 1 28 3 10 37
5. HALMAHERA UTARA 34 4 1 10 19 1 3 6 23
6. HALMAHERA TIMUR 37 30 7 5 1 1 30
7. PULAU MOROTAI 21 3 1 17 21
8. PULAU TALIABU 31 5 4 22 5 1 3 22
9. KOTA TIDORE KEPULAUAN 43 9 13 8 12 4 11 9 18

Berdasarkan tabel diatas, coba kamu jelaskan arti pengkategorian datanya;

1. Tidak ada sarana, apa artinya?


2. Tidak Berfungsi? Sarana yang seperti apa yang masuk kategori tidak berfungsi?
3. Berfungsi Sebagian?Bagaimana kita memasukkan kategori sarana berfungsi sebagian?
4. Berfungsi baik? Sarana dikategorikan baik yang bagaimana?
Agar Tim Fasilitator paham bagaimana mengkategorikan data Keberfungsian sanitasi sekolah
maka, cermati dengan baik 2 kasus berikut.

KASUS A.

Desa Sukamaju adalah desa Pamsimas Tahun 2019. Berdasarkan hasil rembuk masyarakat
bersama sekolah, disepakati melalui dana BLM pamsimas akan membangunkan sarana sanitasi
sekolah di SDN 1 Sukamaju berupa 1 jamban dan 3 Sarana cuci tangan pakai sabun.

1 tahun berselang, Fasilitator melakukan pemantauan keberfungsian sanitasi, apakah sarana


sanitasi yang dibangun di SDN 1 Sukamaju difungsikan atau tidak. Hasilnya 1 unit jamban masih
berfungsi dengan baik, sedangkan Sarana Cuci Tangan (SCT) kondisinya 1 unit berfungsi
sedangkan 2 unit yang lainnya kran patah karena dibuat mainan anak anak.

KASUS B

Desa Tuo Anak adalah desa Pamsimas 2008. Upaya perubahan perilaku di sekolah dilakukan
dengan melakukan kegiatan promkes sekolah dan pembangunan sarana sanitasi berupa 2 unit
jamban dan 2 SCT. Sarana Cuci Tangan yang dibuat berupa ember yang dilubangi dan dipasang
kran. Setelah 10 tahun sejak program pamsimas, tepatnya tahun 2018 dilakukan pemantauan
untuk memastikan apakah kegiatan sanitasi sekolah berlanjut, diperoleh informasi bahwa 1 unit
jamban masih berfungsi baik, 1 unit lainnya tidak ada akses air walaupun secara sarana masih
bagus. Sedangkan SCTnya, ember sudah rusak.

Tim Fasilitator melakukan koordinasi dengan KP-SPAMS dan pihak sekolah untuk menunjang
keberlanjutan agar siswa dan guru tetap bisa berakses ke jamban dan SCT, maka perlu
dilakukan upaya perbaikan. Pihak sekolah setuju melakukan perbaikan dengan memasukkan
anggaran pada dana BOS tahun 2019 dan dilanjutkan tahun 2020 secara bertahap. Hasilnya
pada tahun 2020 dibangunlah 2 SCT dari dana BOS dengan menggunakan desain ramah
disabilitas sesuai dengan arahan tim Fasilitator.

Jika kamu, pada saat melakukan pemantauan di desa paska menemukan kasus seperti 2 diatas,
bagaimana melaporkan datanya?

N Desa Keberfungsian Sarana Sanitasi


o Tidak Ada Tidak Berfungsi Berfungsi
Sarana Berfungsi Sebagian Baik
1 Sukamaju
2 Tuo Anak
Catatan Penting
1. Penghitungan KPI 15 adalah satuan desa dengan sekolah yang membangun sarana
sanitasi sekolah. Sehingga diperlukan kategori ketika dalam 1 desa ada >1 sekolah dan
semuanya dibangunkan sarana sanitasi oleh pamsimas, atau dalam 1 sekolah dibangunkan
>1 unit misal jamban 2 unit, SCT 6 unit.
2. Kategori keberfungsian sanitasi pada saat melihat sarana dimasing masing unit (@unit)
maka hanya ada 2 kategori yaitu “berfungsi” dan “tidak berfungsi”. Berfungsi jika sarana
yang dibangun sesuai spesifikasi teknis, dan ada akses air. Untuk catatan lainnya, jamban
ditambahkan pemahaman tentang “harus” septictank dan SCT harus ada sabun serta ada
saluran pembuangan limbah.
3. Karena dalam 1 desa bisa >1 sekolah atau >1 unit dibangun di masing-masing sekolah
sehingga perlu kategori disusun sebagai berikut:

a. Tidak berfungsi, jika <40 % sarana sanitasi di sekolah yang dibangun program
Pamsimas berfungsi.
b. Berfungsi sebagian, jika 40 % - 80 % sarana sanitasi di sekolah yang dibangun
program Pamsimas berfungsi.
c. Berfungsi Baik, jika > 80 % sarana sanitasi di sekolah yang dibangun program
Pamsimas berfungsi.

Selain masalah kategori data keberfungsian yang sering keliru Tim Fasilitator pada saat
memasukkan hasil pemantauan dalam tabel data, juga diperlukan ketelitian dan kevalidan
dalam input data. Berikut contoh, Provinsi dengan pembangunan sarana sanitasi <50% desa
Pamsimas.
Melihat data diatas, mari kita cermati bersama;
1. Ada 588 desa (80,88%) di Aceh, tidak membangun sarana sanitasi sekolah (jamban)
2. Ada 537 desa (73,87%) di Aceh tidak membangun Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun.

Bagaimana menurut kamu selaku Fasilitator Masyarakat, yang menyebabkan sekolah di Desa
pamsimas tidak dibangunkan sarana sanitasi? Jelaskan………………….

Jika dikarenakan sekolah sudah memiliki jamban dan Sarana Cuci tangan, apakah FM sudah
memastikan bahwa sarana sanitasi sekolah yang sudah ada, difungsikan dengan baik dan
memenuhi kebutuhan.

Sarana yang memenuhi spesifikasi teknis, antara lain;

1…….

2…….

3…….

Peran FM adalah memberikan pemahaman kepada sekolah dan masyarakat tentang pentingnya
akses sanitasi di sekolah semua harus mengacu pada DID/Desain universal/ Ramah disabilitas,
yang artinya aman digunakan bagi anak anak dan guru.
Dengan mencermati pertanyaan dan jawaban-jawaban sebelumnya, selanjutnya silahkan kamu
diskusikan dengan tim (5/7 orang) dan tidak memisahkan masing masing sub fasilitator.

Diskusi 1.

Berdasarkan Temuan Hasil Uji petik, Berikut contoh sarana sanitasi yang dibangun oleh
Pamsimas
Bagaimana menurut kamu selaku Fasilitator Masyarakat; melihat sarana sanitasi sekolah yang
dibangun seperti gambar diatas? Apa yang menyebabkan sarana yang dibangun seperti itu?
Dan bagaimana langkah yang dilakukan agar sarana sanitasi tersebut bisa difungsikan?

1…….

2…….

3…….

Karena berdasarkan survey cepat yang dilakukan oleh NMC Pamsimas pada Bulan Oktober
2020, diketemukan hasil bahwa;
Prosentase terbesar penyebab keberfungsian sanitasi sekolah baik jamban dan sarana cuci
tangan adalah sarana yang rusak dikarenakan minim pemeliharaan, kemudian dilanjutkan
dikarenakan tidak ada akses air dan desain sarana tidak sesuai spesifikasi teknis.

Setelah kamu tahu fakta Keberfungsian sarana sanitasi sekolah dalam data keberlanjutan
modul 7.3, dan mencermati contoh kasus dari provinsi lainnya diatas, Mari kita diskusikan di
masing-masing tim sesuai tabel berikut.

Kemudian selain mengidentifikasi penyebab ketidakberfungsian dan melakukan rencana aksi


pendampingannya, Semua Fasilitator diharapkan juga melakukan pengecekan kembali di data
modul 7.3 tentang keberfungsian sanitasi sekolah, apakah datanya sudah update atau belum.
Pemantauan dilakukan setiap saat, dan diharapkan untuk melakukan update terbaru
NAMA TIM FASILITATOR MASYARAKAT
1. …...........
2. .............
3. …..........

TARGET WAKTU - UPDATE DATA MODUL 7.3


PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(KEBERFUNGSIAN SAN SEKOLAH)

Mengetahui

FASILITATOR SENIOR DISTRICT COORDINATOR

(….........................) (….........................)
Pemandu mengingatkan kepada seluruh fasilitator untuk melakukan update data modul 7.3 terutama
untuk data Keberfungsian sanitasi sekolah setiap periode

Anda mungkin juga menyukai