1. Tingkat Kemiskinan
Tahun (%)
Kab / Kota
2018 2019 2020 2021 2022
Jakarta
2,83 2,73 3,43 3,56 3,52
Selatan
2. Tingkat Pengangguran
Tahun (%)
Kab / Kota
2018 2019 2020 2021 2022
Jakarta
6,31 6,84 10,79 7,33 5,63
Selatan
Tahun (%)
Kab / Kota
2018 2019 2020 2021 2022
Jakarta
60,49 61,39 61,90 62,11 61,95
Selatan
4. Pekerjaan
Kep
9.408 9.077 9.985 10.811 11.381
Seribu
Jakarta
1.050.756 1.020.437 1.011.605 1.020.587 1.075.250
Selatan
Jakarta
1.249.412 1.330.671 1.257.752 1.257.540 1.271.123
Timur
Jakarta
432.460 431.484 409.589 422.188 434.918
pusat
Jakarta
1.142.915 1.177.100 1.148.244 1.181.095 1.232.966
Barat
Jakarta
841.828 868.208 822.076 845.194 849.464
Utara
Unstandardized
Residual
N 30
Positive .108
Negative -.137
Kolmogorov-Smirnov Z .750
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan keadaan dimana terjadi hubungan
linear yang sempurna atau mendekati antar variabel independen
dalam model regresi. Suatu model regresi dikatakan mengalami
multikolinearitas jika ada fungsi linear yang sempurna pada
beberapa atau semua independen variabel dalam fungsi linear.
Gejala adanya multikoliniearitas antara lain dengan melihat nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika nilai VIF < 10
dan Tolerance > 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.
Hasil dari analisis uji statistik yang dilakukan oleh peneliti yaitu
sebagai berikut:
Collinearity Statistics
1 (Constant)
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan keadaan dimana pada model regresi
ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada
periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak
adanya autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan
pengujian Durbin Watson (DW) dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut:
Hasil dari analisis uji statistik yang dilakukan oleh peneliti
yaitu sebagai berikut:
Model Summaryb
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat varians data
konstan (Homokedastis) atau tidak (heteroskedastis). Uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji White
(White Test), Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat
dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas,
variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Ini dilakukan
dengan membandingkan 𝐶 2 hitung dan 𝐶 2 tabel, apabila 𝐶 2 hitung
> 𝐶 2 tabel maka terjadi heteroskedastisitas, dan sebaliknya apabila
𝐶 2 hitung < 𝐶 2 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil
dari analisis uji statistik yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai
berikut:
Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Tingkat
.777 .177 .372 4.393 .000
Pengangguran
Y = α + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + μ
3. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji ini dalam regresi berganda digunakan untuk mengetahui
apakah model regresi variabel independen secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan
Kriteria pengambilan keputusan Ha ditolak bila Signifikansi > 0,05
dan t hitung < t tabel (tidak berpengaruh) dan Ha diterima bila
Signifikansi < 0,05 dan t hitung > t table (berpengaruh).1
Besarnya angka t tabel dengan ketentuan α = 0,05 dan df (n-k)
atau (30-4) = 26 sehingga diperoleh nilai t tabel sebesar 2,05553.
1
Gun Mardiatmoko, “Pentingnya Uji Asumsi Klasik Pada Analisis Regresi Linier
Berganda (Studi Kasus Penyusunan Persamaan Allometrik Kenari Muda”, Barekeng: Jurnal Ilmu
Matematika dan Terapan Vol. 14 No.3 (2020), h. 335-336
Hasil dari analisis uji statistik yang dilakukan oleh peneliti yaitu
sebagai berikut:
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Tingkat
.492 .102 .492 4.838 .000
Pengangguran
Total 29.000 29
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
2
Aldiastri Damayanti, “Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Probolinggo)”, Jurnal Ilmiah
Administrasi Publik (JIAP) Vol. 2 No. 3, (2016) h. 15-19
> Ftabel (2,98), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh Tingkat Pengangguran, Pendidikan dan Pekerjaan secara
simultan terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai Tingkat Pengangguran,
Pendidikan dan pekerjaan terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi DKI
Jakarta Periode 2018-2022, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat Pengangguran berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
Kemiskinan di DKI Jakarta. Dikatakan signifikan dikarenakan nilai
signifikansi Tingkat Pengangguran (X1) terhadap Tingkat Kemiskinan
(Y) adalah 0,000 < 0,005 dan nilai t hitung 4,838 > 2,05553. Artinya
bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran, maka semakin tinggi juga
tingkat kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta.
2. Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan di
DKI Jakarta. Dikatakan signifikan dikarenakan nilai signifikansi
Pendidikan (X2) terhadap Tingkat Kemiskinan (Y) adalah 0,000 < 0,005
dan nilai t hitung 5,284 > 2,05553. Artinya bahwa semakin tinggi
pendidikan, maka tingkat kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta akan
menurun.
3. Pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan di DKI
Jakarta. Dikatakan signifikan dikarenakan nilai signifikansi Pekerjaan
(X3) terhadap Tingkat Kemiskinan (Y) adalah 0,000 < 0,005 dan nilai t
hitung 7,335 > 2,05553. Artinya bahwa semakin banyak jumlah orang
yang bekerja, maka semakin rendah tingkat kemiskinan di Provinsi DKI
Jakarta.
4. Tingkat Pengangguran (X1), Pendidikan (X2) dan Pekerjaan (X3)
secara bersama-sama (secara simultan) berpengaruh terhadap variabel
Tingkat Kemiskinan (Y) hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung untuk
variabel Tingkat Pengangguran (X1), Pendidikan (X2) dan Pekerjaan
(X3) terhadap variabel Tingkat Kemiskinan (Y) adalah sebesar sebesar
35,956 dengan nilai sig. sebesar 0,000. Penelitian ini F hitung (35,956)
> Ftabel (2,98), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh Tingkat Pengangguran, Pendidikan dan Pekerjaan secara
simultan terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta.
B. Saran
1. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Gowa agar mengembangkan
dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia baik melalui
penyediaan balai latihan keterampilan-keterampilan khusus maupun
lainnya, agar masyarakat lebih kreatif dan berkompeten dalam segala
bidang termasuk dalam hal membuka lapangan usaha baru.
2. Diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran
akan pentingnya pendidikan dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat terutama golongan miskin dengan memberikan jaminan
pendidikan bagi orang miskin secara gratis dan meningkatkan fasilitas-
fasilitas pendidikan secara merata tidak hanya terpusat di suatu daerah
tetapi merata ke seluruh daerah agar seluruh masyarakat mendapat
pendidikan yang lebih tinggi dari pada pendidikan dasar sehingga
tingkat kemiskinan dapat diturunkan.