Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM GIZI

PUSKESMAS Pauh
0

Tahun 2018
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb.

Kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dapat dimulai dari keluarga, karena
keluarga merupakan unit terkecil yang strategis, dimana dalam keluarga dapat ditumbuh
kembangkan perilaku sehat. Oleh karena itu upaya pemberdayaan keluarga dipandang
sebagai suatu cara efektif untuk peningkatan kesehatan keluarga dan gizi menuju keluarga
sadar gizi.
Meningkatnya derajat kesehatan ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan
masyarakat,terutama derajat kesehatan Bayi dan Balita di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Penulisan Laporan ini bertujuan untuk memberikan Paparan tentang kegiatan yang
dilakukan Pengelola Gizi di Puskesmas Pauh Hasil paparan yang disajikan meliputi upaya-
upaya yang dilakukan penulis sebagai Pelaksana Gizi di Puskesmas Pauh pada tahun 2018
Semoga penulisan ini memberikan inspiratif bagi pembaca dan mohon kiranya kritik
dan saran yang membangun, sebab sebagai seorang Hamba Allah, kesempurnaan dalam
segala hal tentunya masih sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga masukan tersebut
dapat sebagai pembelajaran yang berharga bagi penulisan selanjutnya.

Terima kasih.wa’alaikum salam wr.wb.

Padang ,Januari 2019

Penulis,

Lely Guslina

1
DAFTAR ISI

Pengantar…………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………… 2
Daftar Lampiran……………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………. 4
1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan ………………………… 4

BAB II GAMBARAN UMUM


2.1. Puskesmas Pauh……...………………………………… 5
BAB III KEGIATAN
3.1. Pengukuran Kinerja Gizi …………………………………. 7
3.2. Rencana Tindak Lanjut..……………………………………. 31
BAB IV PERMASALAHAN
4.1. Analisis permasalahan……………………………………………….. 33
4.2. Rencana Tindak Lanjut………………………………………………… 35

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan …………………………………………………….. 38
5.2. Saran-saran……………………………………………………… 38

LAMPIRAN

2
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Hasil Pencapaian Program Gizi Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 2. Capaian D/S, N/D’ dan BGM/D di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 3. Capaian 2T, T dan Buku KIA di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 4 Capaian garam Beryodium di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 5. Cakupan Balita 6-59 Bulan Yang Dapat Vitamin A Puskesmas Pauh Tahun 2018
Lampiran 6. Cakupan bayi baru lahir yang IMD dan BBLR di Puskesmas Pauh 2018
Lampiran 7. Data kasus bayi BBLR di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 8. Jumlah bayi 0-6 bulan Asi Eksklusif di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 9. Jumlah bayi 6 bulan Asi Eksklusif di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 10. Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan Fe1 dan Fe3 tahun 2018
Lampiran 11. Cakupan ibu Nifas yang mendapat Vitamin A dan Fe bufas tahun 2018
Lampiran 12. Cakupan ibu hamil Anemia dan bumil KEK dapat PMT tahun 2018
Lampiran 13. Data kasus Bumil Anemia Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 14. Data kasus Bumil KEK Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 15. Data BGM Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 16. Laporan Stok Makanan Tambahan di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 17. Kunjungan Konsultasi Gizi Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 18. Laporan kegiatan KADARZI di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 19. Hasil PSG balita di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 20 RUK 2020
Lampiran 21 RPK 2019

BAB I
3
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang –
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi
serta kesehatan sesuai dengan kemajuan teknologi. Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum yang menjadi tujuan Nasional.
Kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dapat dimulai dari keluarga,
karena keluarga merupakan unit terkecil yang strategis, dimana dalam keluarga
dapat ditumbuh kembangkan perilaku sehat. Oleh karena itu upaya pemberdayaan
keluarga dipandang sebagai suatu cara efektif untuk peningkatan kesehatan
keluarga dan gizi menuju keluarga sadar gizi.
Salah satu misi pembangunan kesehatan adalah mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat. Program Gizi merupakan salah satu pilar yang sangat
strategis untuk mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat.Seiringan dengan
meningkatnya program pembangunan di bidang kesehatan, Puskesmas di tuntut
untuk memiliki kemampuan dan keterampilan yang selalu siap pakai dan sanggup
mengantisipasi setiap permasalahan yang ada.
Melalui Laporan ini kami berupaya mengapresiasikan segala kemampuan
dan pengalaman kami sebagai Tenaga Gizi Puskesmas dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan gizi masyarakat di Puskesmas Pauh tahun 2018.

1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan.

Penulisan laporan ini bermaksud untuk memenuhi dan melengkapi serta


melaksanakan Tupoksi sebagai tenaga Gizi Puskesmas.
Tujuan dari penulisan laporan ini secara umum untuk menggambarkan hasil
kinerja program Gizi di wilayah Puskesmas Pauh tugasnya di Puskesmas khususnya
pada tahun 2018.
Tujuan secara khusus dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Tergambarkannya uraian tupoksi dan kinerja program gizi di Puskesmas Pauh
tahun 2018.
b) Tergambarkannya hasil kinerja atas tupoksi dan unggulan program gizi selama
tahun 2018.

BAB II
4
GAMBARAN UMUM

2.1. Puskesmas Pauh .


A. Geografi dan Wilayah Kerja.
Wilayah kerja Puskesmas Pauh terletak di Kecamatan Pauh, pada 0 0 58’ Lintang
Selatan, 100 0 21’ 11’ Bujur Timur sebelah timur pusat Kota Padang yang terdiri 9 (sembilan)
kelurahan. Dengan luas wilayah + 146, 2m Km 2, terdiri dari 60 % dataran rendah dan 40 %
dataran tinggi . Curah hujan ± 384,88 mm / bulan , temperatur antara 28 0 – 310C dengan
batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten SolokSebelah Barat berbatas dengan Wilayah
kerja Puskesmas Andalas (Padang Timur).
2. Sebelah Utara berbatas dengan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Koto Tangah
3. Sebelah Selatan berbatas dengan sebagian Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

KEC. KOTO TANGAH

U LAMBUNG BUKIT
KAB. SOLOK

KEC. KURANJI

LIMAU MANIS
KAPALO KOTO

CUPAK
TANGAH
BINUANG KP.
DALAM
LIMAU MANIS SELATAN

KEC. PADANG
TIMUR
PISANG KOTO LUAR
KEC. LUBUK KILANGAN
PIAI TANGAH
KEC. LUBUK
BEGALUNG

Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh

2.1 Keadaan Demografi


Secara statistik Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Tahun 2018 jumlah
penduduk 65.515 jiwa, terdiri dari Laki- Laki 30.967 jiwa dan perempuan 30.475 jiwa
dengan jumlah RT sebanyak 169 dan RW 50 dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang serta
kepadatan penduduk 489 / km .
Rasio rata- rata penduduk laki – laki dan wanita adalah 97,72 %, dengan tingkat
kepadatan penduduk terbesar pada Kelurahan Cupak Tangah yaitu 2,377 jiwa /Km 2 ,
sedangkan kelurahan Limau Manis adalah yang paling jarang penduduknya.
5
Tabel .1
JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN PAUH MENURUT KELURAHAN
TAHUN 2018
N KELURAHAN JML KK JML JIWA RT RW
O
1 Pisang 2618 7924 23 7
2 Binuang Kp Dalam 1650 6016 25 6
3 Piai Tangah 1309 5074 18 8
4 Cupak Tangah 1978 7917 26 7
5 Kapalo Koto 2126 7577 20 6
6 Koto Luar 2349 8362 18 5
7 Lambung Bukit 1124 3579 15 4
8 Limau Manis Selatan 2938 13005 12 6
9 Limau Manis 1546 6061 12 4
JUMLAH 17638 65515 169 50

Tabel .2
JUMLAH SASARAN KESEHATAN PUSKESMAS PAUH TAHUN 2018
Jumlah
NO Kelurahan Pddk Bayi Balita Bumil Bulin Buteki Lansia
1 Pisang 7.924 140 730 165 153 154 731
2 Binuang 6.516 133 640 145 138 139 547
3 Piai Tangah 5.047 119 586 124 125 126 455
4 Cupak Tangah 8.137 158 804 174 171 173 731
5 Kapalo Koto 7.577 134 660 150 132 134 698
6 Koto Lua 8.362 160 698 166 169 170 774
7 Lambung Bukit 3.879 78 358 90 85 86 311
8 Limau Manis Sel 13.005 190 829 193 177 179 1220
9 Limau Manis 6.861 114 630 126 123 122 551
Jumlah 65515 1.226 5.935 1.333 1.283 1.283 6.018

BAB III

KEGIATAN
6
3.1. Pengukuran Kinerja Gizi Tahun 2018.
Di Puskesmas Pauh penulis diberikan tugas dan tanggung jawab sebagai Pemegang
Program Gizi (TPG) yang meliputi kegiatan dalam dan luar gedung, adapun kegiatan-
kegiatannya dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :

Gambar 1.Alur Kerja Program Gizi di Puskesmas Pauh.

Gambar diatas memberikan penjelasan bahwa muara dari seluruh kegiatan yang
dilaksanakan dalam peningkatan status gizi masyarakat di wilayah Puskesmas Pauh yakni
Indikator kinerja program gizi. Indikator dan beberapa penjelasan singkat tentang
pengukuran atas hasil kinerja tersebut dapat dilihat dalam penjelasan masing-masing
variable berikut ini :
Rincian dan pencapaian hasil dari masing-masing uraian kegiatan tersebut diatas dapat
dilihat sebagai berikut :

1. Penyuluhan gizi masyarakat


Penyuluhan gizi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan terjadinya proses
perubahan, pengertian, sikap dan perilaku hidup melalui gizi, guna mencapai
kemandirian dalam rangka meningkatkan gizi keluarga.

7
Penyuluhan yang dilakukan dapat berupa penyuluhan kelompok dan penyuluhan
perorangan atau konseling.

1. Penyuluhan Perorangan
Ini dilaksanakan dalam bentuk pelayanan konsultasi di klinik gizi
terhadap:
a) Rujukan kasus dari KIA
 Balita yang mengalami masalah gizi ( gizi buruk, gizi kurang atau gizi lebih )
 Ibu hamil dan Bufas
 Penyakit Infeksi lainnya yang disebabkan oleh makanan
b) Rujukan kasus dari BP
Konseling tentang perilaku makan dan diit tentang penyakit-penyakit tertentu
seperti :
 Diabetes Melitus
 Hypertensi
 Hipotensi
 Rematik
 Asam Urat
 Jantung
 Kelebihan Berat Badan (Over Weight)
 Hepatitis
 Gastritis
 Dll
c) Rujukan dari Posyandu
 Balita yang mengalami masalah gizi ( gizi buruk, gizi kurang atau gizi lebih )
 Ibu hamil dan Bufas
 Penyakit generatif
d) Kunjungan Konsultasi Klien, yakni orang yang berkunjung ke klinik Gizi untuk
berkonsultasi karena kemauan sendiri

Agar informasi mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan oleh pasien dirumahnya,
maka pada klinik gizi disediakan leaflet mengenai diet gizi sesuai dengan keadaan
dan penyakit yang dirasakan pasien.

8
2. Penyuluhan Kelompok
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan gizi secara kelompok dilakukan di:
 Posyandu balita
 Kegiatan Posbindu
 Kelas Ibu Balita
 Kelas ibu hamil
 Sekolah yang terintegrasi dengan kegiatan UKS
 Kelurahan yang terintegrasi dengan kegiatan kesling, P2M dan Promkes.
 Kelompok pendukung ASI Ekslusif dan pendukung PMBA

2. Usaha Perbaikan Gizi keluarga (UPGK)


UPGK adalah gerakan sadar pangan dan gizi untuk meningkatkan status gizi
masyarakat melalui serangkaian kegiatan yang berguna untuk menanggulangi
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY), Anemi Gizi Besi (AGB), Kurang Energi
Protein (KEP) dan Kurang Vitamin A (KVA), Monitoring dan Evaluasi Kelompok
Pendukung Air Susu Ibu (Monev KP-ASI) serta pembentukan Kader Pemberian Makan
Bayi dan Anak (PMBA).

a. Pemantauan Garam Beryodium


Monitoring garam beryodium dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Pauh,
bertujuan untuk meningkatkan pemakaian dan cara penyimpanan garam beryodium oleh
masyarakat. Garam beryodium penting ada dalam makanan yang dikonsumsi oleh
masyarakat, karena kekurangan Iodium dapat berakibat pada terhambatnya
perkembangan kemampuan dan kecerdasan anak, keguguran atau bayi lahir mati, dan
pembesaran kelenjer gondok pada leher serta kekerdilan (Kretin).
Monitoring garam beryodium dilakukan dengan cara pemantauan penggunaan
Garam Beryodium di rumah tangga melalui kegiatan pengujian garam dengan
menggunakan Iodina test. Disetiap kelurahan yang ada diwilayah kerja puskesmas Pauh
dilakukan uji iodina terhadap 32 sampel garam yang diambil dari 32 rumah yang yang
ada di kelurahan tersebut dan 300 sampel untuk wilayah kerja puskesmas Pauh yang
dipilih secara random .Kegiatan ini dilakukan 2 kali dalam satu tahun yaitu pada bulan
Maret dan September. Dalam pelaksanaannya jika ditemui adanya garam yang
dikonsumsi tidak atau kurang mengandung iodium maka petugas langsung melakukan
penyuluhan Gangguan Akibat Kurang Yodiam (GAKY) yaitu tentang pentingnya
mengkonsumsi garam beryodium, dampak langsung maupun tidak langsung dari
kekurangan yodium terhadap tingkat kesehatan individu dan informasi tentang cara
penyimpanan garam beryodium yang benar serta penggunaan garam beryodium yang
tepat.

9
Hasil kegiatan dapat dilihat pada Grafik berikut:

Gambar 2. Grafik hasil pemantauan garam beryodium di wilayah kerja puskesmas


Pauh tahun 2018

Dari grafik terlihat hasil cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam
beryodium rata-rata sudah diatas target yaitu diatas 95 %. Capaian untuk Puskesmas
Pauh yaitu 94 % dan yang kurang kandungan yodium di dalam garamnya ada sebanyak
4 %.

b.Penanggulangan Anemia Gizi besi (AGB)


Penanggulangan AGB bertujuan untuk menurunkan prevalensi anemia pada
kelompok sasaran rawan anemia terutama ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS)
serta remaja putri, kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dan distribusi tablet Fe
serta pemantauan kegiatan di lapangan. Sasaran distribusi tablet Fe adalah Ibu hamil
dan Ibu nifas serta remaja putri sebagai kelompok wanita usia subur dalam hal ini
remaja putri di sekolah-sekolah yang terdapat di wilayah kerja puskesmas Pauh .
Distribusi tablet Fe ke sasaran ibu hamil dilakukan dengan cara pendistribusian
oleh petugas gizi kepada pembina wilayah, Bidan Pustu dan Bidan Poskeskel kemudian
dari pembina wilayah, Bidan Pustu dan Bidan Poskeskel didistribusikan ke sasaran ibu
hamil yang terdapat diwilayah tersebut.

10
i. Tablet Fe pada ibu hamil dan ibu nifas
Distribusi tablet Fe pada ibu hamil sampai dengan masa nifas dibedakan dengan 2 cara
 Dosis Pencegahan :
 Pemberian Fe 1 pada trimester I, dapat diteruskan sampai Fe 3 Pada
Trimester 3 dan pada masa nifas
 Sehari 1 tablet berturut – turut selama minimal 90 hari masa hamil dan 42
hari setelah melahirkan.
 Dosis Pengobatan :
 Bila kadar Hb < 11 gr %, pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90
hari pada masa hamil dan 42 hari setelah melahirkan.
 Bila tidak ada perbaikan segera dirujuk untuk mendapatkan pelayanan
lebih lanjut.

Berikut ini dapat dilihat Grafik Cakupan Distribusi Fe pada tahun 2018 di Wilayah kerja
Puskesmas Pauh .

Gambar 3. Grafik pencapaian FE 1 di wilayah kerja Puskesmas Pauh tahun 2018

Berdasarkan Grafik diatas diketahui bahwa cakupan distribusi Fe 1 di tingkat


Puskesmas belum mencapai target yaitu 80,56 %, sementara target Puskesmas
adalah 95 %
Cakupan Fe3 ( bumil yang telah mendapatkan Tablet Fe sebanyak 90 tablet)
untuk cakupan Puskesmas tidak mencapai target yaitu 74,6 % dari target puskesmas
yaitu 95 % ,dan masih ada 25,4 % yang belum tercapai.

11
Gambar 4.Grafik Cakupan Distribusi Fe3 pada tahun 2018 di Wilayah kerja Puskesmas
Pauh .

Gambar 5. Grafik pencapaian vitamin A bufas diwilayah kerja Puskesmas


Pauh tahun 2018

Berdasarkan Grafik diatas dapat kita lihat capaian Vitamin A Bufas adalah
79.08 %,sementara target Puskesmas adalah 95 %, jadi masih ada sebesar 15.92 %
lagi yang belum tecapai.

12
ii. Tablet Fe pada remaja putri
Sebelum dilakukan pendistribusian tablet Fe dilakukan penyuluhan Anemia Gizi
Besi (AGB) dan sosialisasi tablet Fe terlebih dahulu di sekolah-sekolah khususnya
terutama terhadap siswi putri yang ada disekolah tersebut.
Penyuluhan dan konseling anemia gizi besi dilakukan terutama jika ditemukan
beberapa remaja putri yang masih enggan mengkonsumsi tablet Fe yang diterimanya
dengan alasan takut minum obat, tidak/belum pernah minum obat, alergi obat serta
mual muntah setelah minum tablet tersebut.
Konseling dan pemberian Fe juga dilakukan terhadap remaja putri yang memiliki
gejala atau tanda – tanda anemia gizi besi yang ditemukan saat kegiatan penjaringan
peserta didik yang ada diwilayah kerja puskesmas Pauh . Untuk kasus seperti ini
remaja putri yang memiliki tanda-tanda anemia tersebut dirujuk ke puskesmas untuk
mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut
1904
2000
1800
1600
1400
1200
1000 Sasaran
Capaian
800
540 496 518
600
350
400
200
0
SMP 14 SMA 9 SMA 15 SMAKPA Jumlah

Gambar 6. Grafik Cakupan Tablet Tambah Darah Remaja Putri Tahun 2018
Di wilayah kerja Puskesmas Pauh

Distribusi tablet Fe kepada remaja putri dilakukan dengan cara pendistribusian


oleh petugas gizi langsung ke sekolah terpilih dengan pemegang program UKS dan
Apoteker , kita melakukan penyuluhan tentang manfaat tablet tambah darah dan
lansung tanya jawab dengan siswi tentang daya terima remaja putri serta reaksi obat
setelah diminum. tablet akan dibagikan kepada sasaran dengan dosis 1 tablet setiap
minggu sepanjang tahun.

13
Berdasarkan Grafik diatas dapat kita ketahui bahwa cakupan tablet Fe pada
remaja putri telah mencapai target yaitu 35 % dari target yang di tentukan sebanyak 30
% capaian, dari kegiatan ini diharapkan mampu menekan angka anemia gizi besi pada
remaja putri sehingga dapat menjadi seorang calon ibu dengan keadaan gizi yang baik
terutama jika remaja putri tersebut menjadi ibu hamil.

a. Penanggulangan Balita KEP


 Kunjungan Balita BGM / Pelacakan Gizi Buruk
Dalam rangka penanggulangan KEP atau balita BGM di wilayah kerja
Puskesmas Pauh adalah dengan melakukan penyuluhan dan konsultasi gizi
terhadap ibu / keluarga balita BGM dimana penjaringannya dilakukan dengan
cara :
Setiap balita BGM yang ditemui dilapangan oleh Pembina wilayah harus
dirujuk ke klinik gizi yang ada di Puskesmas.
Selain itu juga dilakukan kunjungan rumah terhadap balita BGM oleh
pembina wilayah dan Petugas Gizi Puskesmas.
Setelah dua kali kunjungan, status balita tidak mengalami peningkatan
maka dilaksanakan pelacakan gizi buruk yang dilaksanakan oleh tim yang
terdiri dari dokter Puskesmas, Pelaksana Gizi Puskesmas dan Pelaksana
KIA yang bertujuan untuk melihat dan mendeteksi apakah ada faktor lain
yang menyebabkan terganggunya tumbuh kembang balita tersebut.
Data balita BGM yang ada sepanjang tahun 2018 dapat dilihat
dilampiran laporan ini.

 Pemberian PMT dan MP - ASI


Penanggulangan yang dilakukan bagi balita yang menderita
kekurangan energi protein adalah berupa penyuluhan/konseling kepada orang
tua dan keluarga balita, pemberian MP-ASI kepada Baduta GAKIN yang
berumur (6 – 24 bulan), selain itu juga dilakukan pemberian PMT-P (Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan ) kepada Balita yang mengalami Gizi buruk.
Pendistribusian MP-ASI pada anak baduta yang status gizinya Buruk
dan Gizi Kurang pada keluarga miskin. MP-ASI yang diberikan berupa biskuit
sesuai dengan umur sasaran. Hasil kegiatan terlampir.
Pendistribusian PMT-P pada Balita Gizi Buruk di Wilayah kerja
Puskesmas Pauh dilakukan selama 90 hari makan. PMT-P diutamakan pada
anak dengan status gizi buruk sebenarnya ( < -3 SD ), dengan mengacu pada
BB/TB. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun dan yang mendapatkan PMT-P
ini berdasarkan hasil validasi dari kegiatan penimbangan massal. Hasil
kegiatan terlampir

14
Gambar 7. Kegiatan distribusi PMT balita gizi buruk BB/U

Gambar 8. Kegiatan Pemantauan bumil KEK dan distribusi PMT Bumil


KEK

 KADARZI
Kadarzi merupakan salah satu cara penanggulangan KEP dimana
Kadarzi itu sendiri adalah keluarga sadar gizi yaitu keluarga yang mampu
mengenal dan mengatasi masalah gizi serta menerapkan perilaku gizi yang
baik untuk seluruh keluarganya.

15
Gambar 9. Kegiatan Kadarzi kepada sampel terpilih

Tujuan khusus dari pelaksanaan Kadarzi yaitu :


a) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengenali masalah gizi yang
ada pada anggota keluarga.
b) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk merencanakan dan mengambil
langkah – langkah tindak lanjut mengatasi masalah gizi yang dihadapi
keluarga.
Kriteria / Indikator Kadarzi adalah:
 Memantau kesehatan ( menimbang Berat Badan ) setiap bulan
 Keluarga makan aneka ragam makanan setiap hari
 Menggunakan garam beryodium
 Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan
(ASI Eksklusif)
 Memberikan suplemen gizi kepada yang membutuhkan sesuai aturan
(Fe,VitA, taburia)
Pada Tahun 2018 Kegiatan Kadarzi dilaksanakan di 9 kelurahan di wilayah
kerja puskesmas Pauh dimana kegiatannya berupa konseling kadarzi, pemetaan
kadarzi dan pendampingan keluarga non kadarzi ke setiap sampel terpilih
Hasil kegiatan dapat dilihat pada lampiran laporan ini.

d. Penanggulangan Kekurangan Vit A


Penanggulangan kekurangan vit A pada bayi dan balita dilakukan melalui
kegiatan pendistribusian kapsul vit A dimana kegiatannya dilaksanakan pada bulan
Februari dan Agustus. Sedangkan untuk ibu nifas diberikan 2 kapsul yaitu 1 kapsul
segera setelah melahirkan (KN I) dan 1 kapsul lagi pada KN II.

16
Gambar 10. Kegiatan distribusi vitamin A ke TK bulan Agustus Tahun 2018

Sasaran distribusi Vit A adalah:


- Bayi usia 6 – 11 bulan : kapsul Vit A biru
- Balita usia 12 – 60 bulan : kapsul Vit A merah
Bufas pada saat KN I dan KN II : kapsul Vit A merah
Cara pendistribusian Vit A ke sasaran dilakukan dengan cara:
- Pendistribusian oleh petugas gizi kepada pembina wilayah, Bidan Pustu dan
Bidan Poskeskel.
- Koordinasi dengan klinik / rumah bersalin, Bidan Praktek swasta
Bila ditemukan bayi atau anak balita dengan salah satu tanda xeroptalmia
( buta senja, bercak putih / bercak bitot, mata keruh atau kering) diberikan kapsul Vit
A dengan dosis sebagai berikut:
- saat ditemukan : segera diberi kapsul vit A sesuai umur
- Hari berikutnya : 1 kapsul vit A sesuai umur
- 4 minggu berikutnya : 1 kapsul vit A sesuai umur
Pada pasien campak, pneumoni, diare, gizi buruk dan infeksi lainnya agar
diberikan 1 kapsul vit A sesuai umur. Bila disuatu desa terjadi KLB campak, maka
sebaiknya seluruh anak balita didesa tersebut diberi 1 kapsul Vit A sesuai umur.
Berikut ini ditampilkan gafik pencapain distribusi vitamin A :

17
Gambar 13. Grafik capaian Vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Pauh
tahun 2018
Dari grafik terlihat cakupan Vitamin A di wilayah kerja puskesmas Pauh yaitu
91.4 % untuk laki-laki dan 94.7 % untuk perempuan pada tahun 2018

e. Kunjungan Konseling ASI


Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ) Eksklusif merupakan amanat ketentuan
pasal 128 dan pasal 129 Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dengan memberikan Air Susu Ibu ( ASI )
Eksklusif sebagai makanan yang paling baik bagi bayi dan sangat penting untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berkualitas.
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dengan memberikan Air Susu Ibu
(ASI) perlu adanya dukungan dan peran serta masyarakat setempat dalam
meningkatkan pemberian Air Susu Ibu ( ASI ) kepada bayi,
Untuk meningkatkan cakupan ASI di wilayah kerja Puskesmas Pauh kami
memberikan konseling ASI dari ibu hamil sampai ibu nifas dan mengajarkan kepada
Ibu bagaimana cara pelekatan memyusui yang benar dan Posisi menyusui yang baik
sehingga ibu merasa nyaman dalam menyusui bayinya.

18
Gambar 14. Kegiatan Kunjungan Konseling ASI

Pencapaian ASI Eksklusif 0-6 bulan diwilayah kerja puskesmas tahun 2018
belum mencapai target,
Berikut ini ditampilkan gafik pencapain ASI Eksklusif :

Pencapaian Asi Ekslusif Tahun 2018


90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
h m o h is S it a ng as
nga Dl K ot n ga an LM Buk Lu isa sm
a p Ta M to P e
kT gk alo ai au n g
Ko sk
p a an
K ap Pi
Lim bu Pu
Cu nu La
m
Bi

Gambar 15. Grafik capaian ASI Eksklusif 0-6 bulan diwilayah kerja Puskesma Pauh
tahun 2018

3. Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)


UPGI adalah usaha perbaikan gizi yang menitik beratkan kegiatannya pada
pembinaan perbaikan gizi bagi kelompok masyarakat yang berada di institusi.
Institusi yang dimaksud adalah badan atau wadah yang mengelola dan
melaksanakan pelayanan gizi bagi warganya.

19
Tujuan dari UPGI adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi kelompok masyarakat yang terorganisasi dan swasta sehingga dapat diwujudkan
produktifitas yang optimal dan peningkatan kualitas SDM.
Di wilayah kerja puskemas Pauh institusi yang mendapat pembinaan yaitu
SD yang mendapat PMT-AS .Bentuk pembinaan adalah penimbangan berat badan
siswa/siswi sebelum diberi PMTAS, dilanjutkan dengan pendistribusian obat cacing
dimana obat langsung diminumkan ke siswa, kemudian dengan kerja sama dengan
program kesling dilaksanakan demo cuci tangan pakai sabun dimana tiap-tiap murid
harus bisa mempraktekkan langka-langka CTPS tersebut. Sepanjang
penyelenggaraan juga dilakukan pengawasan pelaksanaan dan pemantauan untuk
melihat menu yang disediakan apakah sudah sesuai dengan standar gizi yang telah
ditentukan dan bahan yang digunakan sesuai dengan aturan penyelenggaraan PMT-
AS.

Gambar 16 Kegiatan Penyuluhan Gizi pada SD PMTAS dan Pemberian obat cacing
Pengawasan terhadap penyelenggaraan PMT-AS ini juga untuk melihat
apakah makanan yang disediakan sesuai dengan aturan penyelenggaraannya
sehingga makanan tersebut dapat dikonsumsi oleh murid secara optimal dan
menghindari terjadinya kasus keracunan karena makanan.
Pembinaan PMTAS juga dalam bentuk penyuluhan gizi kepada murid, guru
serta petugas memasak. Pada akhir penyelenggaraan kegiatan PMTAS akan
dilakukan penimbangan berat badan lagi, ini bertujuan untuk melihat apakah program
ini mampu meningkatkan status gizi anak didik tersebut.
Berikut SD yang menyelenggarakan PMTAS diwilayah kerja puskesmas
Pauh :
1. SD N 03 Binuang Kp Dalam
2. MIN Koto Luar
3. SDN 17 Jawa Gadut

20
.

Status Gizi Siswa SD-PMT-AS Wilayah Kerja Puskesmas Pauh


Tahun 2018

90

80

70

60

50
Axis Title
40

30

20

10

0
SD 03 Binuang Min Koto luar SDN 17 Limau Manis Puskesmas

Gambar 17 Grafik capaian Status Gizi SD-PMT-AS Tahun 2018

4. Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)


Adalah suatu pemantauan perkembangan keadaan gizi masyarakat yang
bertujuan untuk memberi isyarat dini tentang kemungkinan timbulnya kekurangan
pangan yang terjadi disuatu daerah tertentu. Selain itu juga menyediakan informasi
tentang perkembangan penyediaan dan konsumsi pangan serta keadaan gizi
masyarakat.
Kegiatan SKPG yang dilaksanakan di Puskesmas Pauh adalah pemantauan
status gizi dan penimbangan masal. Pemantauan status gizi ini rutin dilaksanakan tiap
bulan melalui kegiatan Posyandu.
Hasil dari kegiatan Penimbangan bulanan tahun 2018 dapat dilihat sebagai
berikut :

D/S
88
86
84
82
80
78
76
Axis Title 74
72
70
68
an
is ah ar
ga
h an
g
ot
o
an
g
LM
S kit as
M ang Lu n u K is Bu esm
T to Ta Bi
n lo P Lb sk
au ak Ko iai a pa Pu
iL m p P K
Cu

Gambar 18. Grafik capaian D/S di wilayah kerja puskesmas Pauh tahun 2018
21
Dari Grafik diatas dapat kita ketahui bahwa dari 9 kelurahan yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Pauh hanya 2 kelurahan yang pencapaian D/S cukup bagus
yaitu kelurahan Limau Manis dan Limau Manis Selatan. Sementara 7 wilayah lainnya
cakupan balita yang ditimbang belum mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu 85 % dari data estimasi sehingga cakupan tingkat puskesmas juga
belum dapat mencapai target yaitu hanya 84.3 % dari data estimasi balita yang terdapat
di wilayah kerja puskesmas Pauh.

Gambar 19. Grafik pencapaian N/D di wilayah kerja Puskesmas Pauh tahun 2018
Berdasarkan Grafik Cakupan N/D pada gambar 19 dapat kita simpulkan bahwa
dari 9 kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pauh 4 kelurahan sudah
mencapai target dan 5 kelurahan belum mencapai target yaitu target puskesmas 85 %.
Sedangkan capaian puskesmas Pauh untuk tahun 2018 adalah 85,8 %.

Pencapaian T/D Tahun 2018


18
16
14
12
10
8
6
Axis Title 4
2
0
H M O H IS S
KI
T
AR NG AS
NGA A LA K OT NGA AN LM BU LU ISA SM
M P E
TA D O IT
A
AU NG TO SK
A K KP P AL IA BU KO PU
P G
KA P LIM
CU U AN LA
M
N
BI

Gambar 26. Grafik pencapaian T/D di wilayah kerja Puskesmas Pauh tahun 2018

22
Berdasarkan Grafik Cakupan T/D diatas dapat kita simpulkan bahwa dari 9
kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pauh cakupan T/D yang cukup
tinggi adalah kelurahan Pisang yaitu 18 %.

Gambar 27. Grafik pencapaian BGM /D di wilayah kerja Puskesmas Pauh tahun 2018
Berdasarkan Grafik Cakupan BGM/D diatas dapat kita simpulkan bahwa dari 9
kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pauh hanya 1 kelurahan yang
pencapaian BGM/D nya cukup tinggi yaitu kelurahan Lambung Bukit dengan angka 3.5
% dan untuk capaian puskesmas sendiri yaitu 0.7 % masih di baah target.
Untuk Penimbangan Massal pada tahun 2018 dilaksanakan 2 kali dalam
setahun yaitu pada bulan Februari dan September dan langsung dientrikan kedalam
aplikasi E-PPGBM.

23
Pemantauan Status Gizi Balita dilakukan merujuk ketabel standar gizi (WHO-
NCHS), Pemantauan status gizi dilaksanakan bersamaan dengan penimbangan massal,
sehingga semua balita yang ada dapat diketahui status gizinya. Kegiatan ini dilakukan
pada bulan Agustus setiap tahunnya, dimana pelaksananya adalah pembina wilayah
yang dibantu oleh kader. Dari data yang diberikan, pengelola program gizi akan
memeriksa dan melakukan validasi data.
Validasi dilakukan dengan mengambil sampel balita pada setiap posyandu,
tujuannya untuk melihat ketepatan pengukuran yang dilakukan oleh kader sehingga
dapat mengurangi kesalahan data saat pengentrian data ke aplikasi E-PPGBM
Berikut hasil status gizi berdasarkan entrain E-PPGBM pada tahun 2018

Kelurahan BB/U TB/U BB/TB


Gizi Gizi Gizi Gizi Sgt Sgt
Bur Kura Bai Leb Pend Pend Nor Ting kur Kur Nor Gem
uk ng k ih ek ek mal gi us us mal uk
34
Pisang 0 1 0 5 1 3 342 0 0 4 340 2
Binuang Kp
Dalam 2 12 91 5 8 21 81 0 4 10 92 3
Piai Tangah 8 7 86 20 21 15 85 0 10 5 83 18
Cupak 34
Tangah 1 2 7 1 1 3 347 0 0 6 341 4
Kapalo 21
Koto 2 5 5 2 3 13 208 0 4 10 202 8
15
Koto Luar 6 32 8 8 31 41 132 0 5 12 171 14
Lambung 19
Bukit 3 4 0 1 6 12 180 0 2 4 190 1
Limau Manis 34
Selatan 0 2 5 1 0 2 346 0 2 3 341 2
Limau 34
Manis 3 13 2 8 5 24 337 0 3 12 340 10
Puskesma 21
s 25 78 14 51 76 134 2058 0 30 66 2100 62

24
25
5. Rencana Tindak Lanjut

Tabel 6. Hasil Pencapaian Indikator Gizi dalam Kinerja Puskesmas Pauh Tahun 2018.

N
KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN MASALAH PLANING
O

1 2 3 4 5
1 Persentase kasus balita gizi buruk 100% 100% Masih adanya anak gizi Melakukan pemantauan anak gizi
untuk mendapatkan Perawatan buruk sebanyak 18 buruk, melakukan pendampingan anak
orang gizi kurang oleh kader gizi, melakukan
pelatihan PMBA Pada tahun 2019

2 Persentase balita yang di timbang 85% 84.7% Masih adanya anak Melakukan Penimbangan masal yang di
berat badanya balita yang tidak naik lakukan 2 kali setahun dan
berat badan penimbangan setiap bulan di posyandu
dan praktek swasta

3 Persentase bayi usia kurang dari 6 80% 69.30% Masih adanya ibu tidak Melakukan konseling asi, dan
bulan mendapatkan asi ekslusif memberikan asi ekslusif pendamping asi ekslusif oleh kader, dan
Penyuluhan pada ibu hamil yang
berkunjung pertama di Puskesmas dan
Posyandu

0
4 Persentase rumah tangga 95% 96% Masih adanya cara Melakukan survey garam beryodium di
mengkonsumsi garam beryodium penyimpanan garam masyarakat dan di sekolah, melakukan
yang masih terbuka dan tes garam beryodium pada survey
tidak pada tempatnya kelauarga sadar gizi

5 Persentase balita 6- 59 bulan 90% 94% Melakukan Pemberian Kapsul vitamin A


mendapatkan kapsul vitamin A pada bulan februari dan agustus di
posyandu, sekolah TK dan Paud, Klinik
swasta dan Puskesmas, Rumah sakit di
wilayah kerja Puskesmas

6 Persentase ibu hamil yang 95% 89.15% Melakukan kerjasama dalam pemberian
mendapatkan tablet tambah darah tablet fe pada klinik swasta dan rumah
(TTD) minimal 90 tablet selama sakit
kehamilan

7 Persentase ibu hamil kurang energi 95% 100% Melakukan Pemantauan terhadap ibu
kronik (kek) yang mendapatkan hamil kek oleh pembinan wilayah dan
makanan tambahan membuat kelas ibu hamil kek, dan
memantau pemberian PMT ibu hamil
setiap bulanan oleh petugas

8 Persentase balita kurus yang 90% 100% Melakukan monitoring dan


mendapatkan makanan tambahan pendampingan oleh kader pada anak
kurus dan pemberian PMT setiap
bulanya
9 Persentase Remaja putri yang 30% 35% Penyuluhan dan Pemberian tablet fe di
mendapatkan dan mengkonsumsi lakukan di sekolah setiap bulanya di 4
TTD sekolah terpilih yaitu SMAKPA, SMA 15,
SMA 9 dan SMP 14

1
10 Persentase Ibu nifas yang 90% 85.64% Pemberian vitamin A di Meningkatkan distribusi dan pencatatan
mendapatkan vitamin A BPS dan rumah sakit vitamin A ke klinik swasta, rumah sakit
jarang di berikan dapat yang berada di wilker
di lihat dari hasil
wawancara dgn
beberapa ibu nifas

11 Persentase Bayi baru yang 41% 85.74% Memberikan konsultasi pada ibu hamil
mendapatkan IMD mengenai IMD, dan membuat SOP
pemberian IMD untuk petugas di rawat
inap IGD Puskesmas Pauh

12 Persentase bayi dengan berat lahir 7.30% 2.28% Memberikan konsultasi pada setiap ibu
rendah (BB kurang 2500 kg ) hamil mengenai nutrisi ibu hamil,
melakukan kerjasama dengan kelas ibu
hamil, pembentukan kelas ibu hamil
kek, dan pemberian PMT ibu Hamil KEK

13 Persentase balita yang mempunyai 100% 63% Buku kia dan kms pada Merencanakan kembali pembuat kms
ibu buku Kia dan KMS anak balita sudah tidak untuk balita
ada

14 Persentase balita yang di timbang 80% 85.9% Masih adanya anak melakukan penimbangan di posyandu
yang naik berat badannya balita yang tidak naik dan monitoring berat badan anak balita
berat badan oleh kader pendamping gizi, melakukan
kelas PMBA dan pemantauan pos gizi
yang telah terbentuk

2
15 Persentase balita di timbang yang 8% 1.7% Masih adanya anak Melakukan konsultasi pada ibu anak
tidak naik badannya (T) balita yang tidak naik balita yg tidak naik berat badannya di
berat badan lihat dari KMS dan pemberikan PMT
anak Balita dan kerjasama dengan kelas
balita

16 Persentase balita di timbang yang 2.2% 0.4% Masih adanya anak Melakukan konsultasi pada ibu anak
tidak naik badannya dua kali balita yang tidak naik balita yg tidak naik berat badannya di
berturut turut (2T) berat badan lihat dari KMS dan pemberikan PMT
anak Balita dan kerjasama dengan kelas
balita dan melakukan rujukan ke
puskesmas untuk melihat adanya
penyakit penyerta

17 Persentase balita di bawah garis 5% 0.8% Masih adanya anak Melakukan kelas PMBA, Melakukan
merah (BGM) balita yang BGM pemantauan terhadap pos gizi yang
sudah terbentuk, melakukan
pendampingan anak balita BGM oleh
kader, monitoring pemberian PMT

18 Persentase Ibu Hamil Anemia 24% 14.84% Masih kurangnya Melakukan Kerjasama dalam pemberian
motivasi ibu untuk tablet fe pada klinik swasta dan rumah
konsumsi tablet fe sakit, dan meningkatkan pengetahuan
ibu tentang fe dan monitoring
pencatatan bps terhadap pemberian FE

3
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 18 indikator yang dilaksanakan
yang belum mencapai target diantaranya D/S, Cakupan ASI Ekslusif, Cakupan ibu hamil
yang mendapatkan tablet tambah darah dan cakupan ibu nifas yang mendapatkan
tablet tambah darah dan Vitamin A.

0
BAB IV
PERMASALAHAN

4.1 Analisis Permasalahan


Sehubungan dengan pencapaian program gizi di tahun 2018 dari 18 indikator
pencapaian program dan kinerja gizi untuk tahun 2018 permasalah yang dominan
adalah :
1. Cakupan Asi Ekslusif yang masih dibawah target.
2. Masih adanya balita BGM dan bayi BBLR
3. Masih adanya ibu hamil yang tidak mendapatkan tablet tambah darah
4. Masih adanya ibu Nifas yang tidak mendapatkan tablet tambah darah

Tabel USG Program Gizi Tahun 2018

No Masalah Urgency Seriusness Gowth Total

1 Masih adanya anak gizi 4 4 2 10


buruk sebanyak 18 orang

2 Masih adanya ibu tidak 4 5 4 13


menyusui secara ekslusif
sebanyak 10,7 %

3 Masih ada nya ibu nifas 4 4 4 12


yang tidak mendapatkan
vitamin A 200.000 IU
sebanyak 4,36 %

4 Masih adanya ibu hamil 3 3 3 9


yang tidak mendapatkan
Tablet tambah darah (TTD)
senamyak 5,85%

Keterangan :

Berdasarkan Skala Likert 1-5

5 = Sangat besar

4 = Besar

3 = Sedang

2 = Kecil

1= Sangat kecil

4.2 Fishbone berdasarkan masalah terpilih tahun 2018

1
Tabel Pemecahan Masalah Terpilih
No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan
Pemecahan Masalah Terpilih
Masalah
1 Persentase bayi usia kurang dari 1. Manusia, Masih Membuat kerjasama Membuat kerjasama
6 bulan mendapatkan asi kurangnya atau MOU dengan atau MOU dengan
ekslusif kerjasama dengan BPS tentang penting BPS tentang penting
BPS dan lintas nya pemberian Asi nya pemberian Asi
Sektor dalam Ekslusif dan Ekslusif dan
sosialisasi Asi
Ekslusif

2. Metode, Mensosialisasikan Mensosialisasikan


Kurangnya SOP Pemberian Asi SOP Pemberian Asi
sosialisasi PP NO Ekslusif Ekslusif
33 TAHUN 2012 Mengedarkan Mengedarkan
Tentang Pemberian sosialisasi PP NO 33 sosialisasi PP NO 33
Asi Ekslusif dan TAHUN 2012 TAHUN 2012
Modifikasi Bentuk Tentang Pemberian Tentang Pemberian
Penyuluhan dengan As Ekslusif dan As Ekslusif dan
FGD. memodifikasi bentuk memodifikasi bentuk
penyuluhan seperti penyuluhan seperti
FGD FGD, dan PMBA

3. Sarana, Minim Merencanakan Merencanakan


nya media pengadaan media pengadaan media
informasi dan penyuluhan seperti, penyuluhan seperti,
komunikasi lainnya TV Spot dan sound TV Spot dan sound
System untuk System untuk
penyampain penyampain
informasi informasi

4. Belum tersedia Mengedarkan Mengedarkan


nya ruang laktasi di tentang Perda ruang tentang Perda ruang
perkantoran dan laktasi di laktasi di
gencarnya promosi perkantoran dan perkantoran dan
susu formula membuat Surat membuat Surat
edaran stop edaran stop
pemberian susu pemberian Susu
formula formula, penyuluhan
dan konsultasi asi
eksklusif.

2
4.2 Rencana Tindak Lanjut

Sehubungan dengan kegiatan diatas saat ini sedang berjalan di Puskesmas Pauh
maka rencana tindak lanjut dalam hal pengembangan strategi atas kegiatan tersebut
antara lain adalah :
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektor
b. Mengupayakan kelanjutan Integrasi kegiatan gizi dengan program lainnya (lintas
program) maupun lintas sektor agar membudaya tidak hanya antar pemegang
program di Puskesmas, melainkan sampai dengan para pembina wilayah
kelurahan.
c. Meningkatkan Sweeping terutama penimbangan balita.
d. Mengupayakan peningkatan pengetahuan menjadi lebih baik lagi tentang
penatalaksanaan gizi untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dalam klinik
gizi di Puskesmas.

3
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Untuk mencapai keluarga sehat mandiri dibutuhkan partisipasi masyarakat dan
kerjasama yang baik dengan lintas program maupun lintas sektoral.
2. Tujuan Pembangunan kesehatan akan lebih cepat tercapai dengan adanya
peran serta aktif dari masyarakat itu sendiri terutama keluarga sebagai
kelompok masyarakat terkecil serta pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti
posyandu yang optimal.

1.2 Saran
1. Demi tercapainya Visi dan misi Puskesmas Pauh sangat diperlukan peran serta
masyarakat dan keluarga serta petugas kesehatan.
2. Agar meningkatnya kinerja dan prestasi tenaga kesehatan yang ada di
puskesmas diharapkan pembinaan yang berkesinambungan dari dinas
kesehatan kota Padang

Padang, 7 Januari 2019


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lampasi Pelaksana Gizi

dr, Harika Putra Lely Guslina


NIP. 19860421 201101 1 001 NIP. 19770606 200604 2 004

Anda mungkin juga menyukai