PROGRAM GIZI
PUSKESMAS Pauh
0
Tahun 2018
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb.
Kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dapat dimulai dari keluarga, karena
keluarga merupakan unit terkecil yang strategis, dimana dalam keluarga dapat ditumbuh
kembangkan perilaku sehat. Oleh karena itu upaya pemberdayaan keluarga dipandang
sebagai suatu cara efektif untuk peningkatan kesehatan keluarga dan gizi menuju keluarga
sadar gizi.
Meningkatnya derajat kesehatan ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan
masyarakat,terutama derajat kesehatan Bayi dan Balita di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Penulisan Laporan ini bertujuan untuk memberikan Paparan tentang kegiatan yang
dilakukan Pengelola Gizi di Puskesmas Pauh Hasil paparan yang disajikan meliputi upaya-
upaya yang dilakukan penulis sebagai Pelaksana Gizi di Puskesmas Pauh pada tahun 2018
Semoga penulisan ini memberikan inspiratif bagi pembaca dan mohon kiranya kritik
dan saran yang membangun, sebab sebagai seorang Hamba Allah, kesempurnaan dalam
segala hal tentunya masih sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga masukan tersebut
dapat sebagai pembelajaran yang berharga bagi penulisan selanjutnya.
Penulis,
Lely Guslina
1
DAFTAR ISI
Pengantar…………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………… 2
Daftar Lampiran……………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………. 4
1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan ………………………… 4
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan …………………………………………………….. 38
5.2. Saran-saran……………………………………………………… 38
LAMPIRAN
2
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan Hasil Pencapaian Program Gizi Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 2. Capaian D/S, N/D’ dan BGM/D di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 3. Capaian 2T, T dan Buku KIA di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 4 Capaian garam Beryodium di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 5. Cakupan Balita 6-59 Bulan Yang Dapat Vitamin A Puskesmas Pauh Tahun 2018
Lampiran 6. Cakupan bayi baru lahir yang IMD dan BBLR di Puskesmas Pauh 2018
Lampiran 7. Data kasus bayi BBLR di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 8. Jumlah bayi 0-6 bulan Asi Eksklusif di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 9. Jumlah bayi 6 bulan Asi Eksklusif di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 10. Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan Fe1 dan Fe3 tahun 2018
Lampiran 11. Cakupan ibu Nifas yang mendapat Vitamin A dan Fe bufas tahun 2018
Lampiran 12. Cakupan ibu hamil Anemia dan bumil KEK dapat PMT tahun 2018
Lampiran 13. Data kasus Bumil Anemia Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 14. Data kasus Bumil KEK Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 15. Data BGM Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 16. Laporan Stok Makanan Tambahan di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 17. Kunjungan Konsultasi Gizi Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 18. Laporan kegiatan KADARZI di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 19. Hasil PSG balita di Puskesmas Pauh tahun 2018
Lampiran 20 RUK 2020
Lampiran 21 RPK 2019
BAB I
3
PENDAHULUAN
BAB II
4
GAMBARAN UMUM
U LAMBUNG BUKIT
KAB. SOLOK
KEC. KURANJI
LIMAU MANIS
KAPALO KOTO
CUPAK
TANGAH
BINUANG KP.
DALAM
LIMAU MANIS SELATAN
KEC. PADANG
TIMUR
PISANG KOTO LUAR
KEC. LUBUK KILANGAN
PIAI TANGAH
KEC. LUBUK
BEGALUNG
Tabel .2
JUMLAH SASARAN KESEHATAN PUSKESMAS PAUH TAHUN 2018
Jumlah
NO Kelurahan Pddk Bayi Balita Bumil Bulin Buteki Lansia
1 Pisang 7.924 140 730 165 153 154 731
2 Binuang 6.516 133 640 145 138 139 547
3 Piai Tangah 5.047 119 586 124 125 126 455
4 Cupak Tangah 8.137 158 804 174 171 173 731
5 Kapalo Koto 7.577 134 660 150 132 134 698
6 Koto Lua 8.362 160 698 166 169 170 774
7 Lambung Bukit 3.879 78 358 90 85 86 311
8 Limau Manis Sel 13.005 190 829 193 177 179 1220
9 Limau Manis 6.861 114 630 126 123 122 551
Jumlah 65515 1.226 5.935 1.333 1.283 1.283 6.018
BAB III
KEGIATAN
6
3.1. Pengukuran Kinerja Gizi Tahun 2018.
Di Puskesmas Pauh penulis diberikan tugas dan tanggung jawab sebagai Pemegang
Program Gizi (TPG) yang meliputi kegiatan dalam dan luar gedung, adapun kegiatan-
kegiatannya dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :
Gambar diatas memberikan penjelasan bahwa muara dari seluruh kegiatan yang
dilaksanakan dalam peningkatan status gizi masyarakat di wilayah Puskesmas Pauh yakni
Indikator kinerja program gizi. Indikator dan beberapa penjelasan singkat tentang
pengukuran atas hasil kinerja tersebut dapat dilihat dalam penjelasan masing-masing
variable berikut ini :
Rincian dan pencapaian hasil dari masing-masing uraian kegiatan tersebut diatas dapat
dilihat sebagai berikut :
7
Penyuluhan yang dilakukan dapat berupa penyuluhan kelompok dan penyuluhan
perorangan atau konseling.
1. Penyuluhan Perorangan
Ini dilaksanakan dalam bentuk pelayanan konsultasi di klinik gizi
terhadap:
a) Rujukan kasus dari KIA
Balita yang mengalami masalah gizi ( gizi buruk, gizi kurang atau gizi lebih )
Ibu hamil dan Bufas
Penyakit Infeksi lainnya yang disebabkan oleh makanan
b) Rujukan kasus dari BP
Konseling tentang perilaku makan dan diit tentang penyakit-penyakit tertentu
seperti :
Diabetes Melitus
Hypertensi
Hipotensi
Rematik
Asam Urat
Jantung
Kelebihan Berat Badan (Over Weight)
Hepatitis
Gastritis
Dll
c) Rujukan dari Posyandu
Balita yang mengalami masalah gizi ( gizi buruk, gizi kurang atau gizi lebih )
Ibu hamil dan Bufas
Penyakit generatif
d) Kunjungan Konsultasi Klien, yakni orang yang berkunjung ke klinik Gizi untuk
berkonsultasi karena kemauan sendiri
Agar informasi mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan oleh pasien dirumahnya,
maka pada klinik gizi disediakan leaflet mengenai diet gizi sesuai dengan keadaan
dan penyakit yang dirasakan pasien.
8
2. Penyuluhan Kelompok
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan gizi secara kelompok dilakukan di:
Posyandu balita
Kegiatan Posbindu
Kelas Ibu Balita
Kelas ibu hamil
Sekolah yang terintegrasi dengan kegiatan UKS
Kelurahan yang terintegrasi dengan kegiatan kesling, P2M dan Promkes.
Kelompok pendukung ASI Ekslusif dan pendukung PMBA
9
Hasil kegiatan dapat dilihat pada Grafik berikut:
Dari grafik terlihat hasil cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam
beryodium rata-rata sudah diatas target yaitu diatas 95 %. Capaian untuk Puskesmas
Pauh yaitu 94 % dan yang kurang kandungan yodium di dalam garamnya ada sebanyak
4 %.
10
i. Tablet Fe pada ibu hamil dan ibu nifas
Distribusi tablet Fe pada ibu hamil sampai dengan masa nifas dibedakan dengan 2 cara
Dosis Pencegahan :
Pemberian Fe 1 pada trimester I, dapat diteruskan sampai Fe 3 Pada
Trimester 3 dan pada masa nifas
Sehari 1 tablet berturut – turut selama minimal 90 hari masa hamil dan 42
hari setelah melahirkan.
Dosis Pengobatan :
Bila kadar Hb < 11 gr %, pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90
hari pada masa hamil dan 42 hari setelah melahirkan.
Bila tidak ada perbaikan segera dirujuk untuk mendapatkan pelayanan
lebih lanjut.
Berikut ini dapat dilihat Grafik Cakupan Distribusi Fe pada tahun 2018 di Wilayah kerja
Puskesmas Pauh .
11
Gambar 4.Grafik Cakupan Distribusi Fe3 pada tahun 2018 di Wilayah kerja Puskesmas
Pauh .
Berdasarkan Grafik diatas dapat kita lihat capaian Vitamin A Bufas adalah
79.08 %,sementara target Puskesmas adalah 95 %, jadi masih ada sebesar 15.92 %
lagi yang belum tecapai.
12
ii. Tablet Fe pada remaja putri
Sebelum dilakukan pendistribusian tablet Fe dilakukan penyuluhan Anemia Gizi
Besi (AGB) dan sosialisasi tablet Fe terlebih dahulu di sekolah-sekolah khususnya
terutama terhadap siswi putri yang ada disekolah tersebut.
Penyuluhan dan konseling anemia gizi besi dilakukan terutama jika ditemukan
beberapa remaja putri yang masih enggan mengkonsumsi tablet Fe yang diterimanya
dengan alasan takut minum obat, tidak/belum pernah minum obat, alergi obat serta
mual muntah setelah minum tablet tersebut.
Konseling dan pemberian Fe juga dilakukan terhadap remaja putri yang memiliki
gejala atau tanda – tanda anemia gizi besi yang ditemukan saat kegiatan penjaringan
peserta didik yang ada diwilayah kerja puskesmas Pauh . Untuk kasus seperti ini
remaja putri yang memiliki tanda-tanda anemia tersebut dirujuk ke puskesmas untuk
mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut
1904
2000
1800
1600
1400
1200
1000 Sasaran
Capaian
800
540 496 518
600
350
400
200
0
SMP 14 SMA 9 SMA 15 SMAKPA Jumlah
Gambar 6. Grafik Cakupan Tablet Tambah Darah Remaja Putri Tahun 2018
Di wilayah kerja Puskesmas Pauh
13
Berdasarkan Grafik diatas dapat kita ketahui bahwa cakupan tablet Fe pada
remaja putri telah mencapai target yaitu 35 % dari target yang di tentukan sebanyak 30
% capaian, dari kegiatan ini diharapkan mampu menekan angka anemia gizi besi pada
remaja putri sehingga dapat menjadi seorang calon ibu dengan keadaan gizi yang baik
terutama jika remaja putri tersebut menjadi ibu hamil.
14
Gambar 7. Kegiatan distribusi PMT balita gizi buruk BB/U
KADARZI
Kadarzi merupakan salah satu cara penanggulangan KEP dimana
Kadarzi itu sendiri adalah keluarga sadar gizi yaitu keluarga yang mampu
mengenal dan mengatasi masalah gizi serta menerapkan perilaku gizi yang
baik untuk seluruh keluarganya.
15
Gambar 9. Kegiatan Kadarzi kepada sampel terpilih
16
Gambar 10. Kegiatan distribusi vitamin A ke TK bulan Agustus Tahun 2018
17
Gambar 13. Grafik capaian Vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Pauh
tahun 2018
Dari grafik terlihat cakupan Vitamin A di wilayah kerja puskesmas Pauh yaitu
91.4 % untuk laki-laki dan 94.7 % untuk perempuan pada tahun 2018
18
Gambar 14. Kegiatan Kunjungan Konseling ASI
Pencapaian ASI Eksklusif 0-6 bulan diwilayah kerja puskesmas tahun 2018
belum mencapai target,
Berikut ini ditampilkan gafik pencapain ASI Eksklusif :
Gambar 15. Grafik capaian ASI Eksklusif 0-6 bulan diwilayah kerja Puskesma Pauh
tahun 2018
19
Tujuan dari UPGI adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi kelompok masyarakat yang terorganisasi dan swasta sehingga dapat diwujudkan
produktifitas yang optimal dan peningkatan kualitas SDM.
Di wilayah kerja puskemas Pauh institusi yang mendapat pembinaan yaitu
SD yang mendapat PMT-AS .Bentuk pembinaan adalah penimbangan berat badan
siswa/siswi sebelum diberi PMTAS, dilanjutkan dengan pendistribusian obat cacing
dimana obat langsung diminumkan ke siswa, kemudian dengan kerja sama dengan
program kesling dilaksanakan demo cuci tangan pakai sabun dimana tiap-tiap murid
harus bisa mempraktekkan langka-langka CTPS tersebut. Sepanjang
penyelenggaraan juga dilakukan pengawasan pelaksanaan dan pemantauan untuk
melihat menu yang disediakan apakah sudah sesuai dengan standar gizi yang telah
ditentukan dan bahan yang digunakan sesuai dengan aturan penyelenggaraan PMT-
AS.
Gambar 16 Kegiatan Penyuluhan Gizi pada SD PMTAS dan Pemberian obat cacing
Pengawasan terhadap penyelenggaraan PMT-AS ini juga untuk melihat
apakah makanan yang disediakan sesuai dengan aturan penyelenggaraannya
sehingga makanan tersebut dapat dikonsumsi oleh murid secara optimal dan
menghindari terjadinya kasus keracunan karena makanan.
Pembinaan PMTAS juga dalam bentuk penyuluhan gizi kepada murid, guru
serta petugas memasak. Pada akhir penyelenggaraan kegiatan PMTAS akan
dilakukan penimbangan berat badan lagi, ini bertujuan untuk melihat apakah program
ini mampu meningkatkan status gizi anak didik tersebut.
Berikut SD yang menyelenggarakan PMTAS diwilayah kerja puskesmas
Pauh :
1. SD N 03 Binuang Kp Dalam
2. MIN Koto Luar
3. SDN 17 Jawa Gadut
20
.
90
80
70
60
50
Axis Title
40
30
20
10
0
SD 03 Binuang Min Koto luar SDN 17 Limau Manis Puskesmas
D/S
88
86
84
82
80
78
76
Axis Title 74
72
70
68
an
is ah ar
ga
h an
g
ot
o
an
g
LM
S kit as
M ang Lu n u K is Bu esm
T to Ta Bi
n lo P Lb sk
au ak Ko iai a pa Pu
iL m p P K
Cu
Gambar 18. Grafik capaian D/S di wilayah kerja puskesmas Pauh tahun 2018
21
Dari Grafik diatas dapat kita ketahui bahwa dari 9 kelurahan yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Pauh hanya 2 kelurahan yang pencapaian D/S cukup bagus
yaitu kelurahan Limau Manis dan Limau Manis Selatan. Sementara 7 wilayah lainnya
cakupan balita yang ditimbang belum mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu 85 % dari data estimasi sehingga cakupan tingkat puskesmas juga
belum dapat mencapai target yaitu hanya 84.3 % dari data estimasi balita yang terdapat
di wilayah kerja puskesmas Pauh.
Gambar 19. Grafik pencapaian N/D di wilayah kerja Puskesmas Pauh tahun 2018
Berdasarkan Grafik Cakupan N/D pada gambar 19 dapat kita simpulkan bahwa
dari 9 kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pauh 4 kelurahan sudah
mencapai target dan 5 kelurahan belum mencapai target yaitu target puskesmas 85 %.
Sedangkan capaian puskesmas Pauh untuk tahun 2018 adalah 85,8 %.
Gambar 26. Grafik pencapaian T/D di wilayah kerja Puskesmas Pauh tahun 2018
22
Berdasarkan Grafik Cakupan T/D diatas dapat kita simpulkan bahwa dari 9
kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pauh cakupan T/D yang cukup
tinggi adalah kelurahan Pisang yaitu 18 %.
Gambar 27. Grafik pencapaian BGM /D di wilayah kerja Puskesmas Pauh tahun 2018
Berdasarkan Grafik Cakupan BGM/D diatas dapat kita simpulkan bahwa dari 9
kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pauh hanya 1 kelurahan yang
pencapaian BGM/D nya cukup tinggi yaitu kelurahan Lambung Bukit dengan angka 3.5
% dan untuk capaian puskesmas sendiri yaitu 0.7 % masih di baah target.
Untuk Penimbangan Massal pada tahun 2018 dilaksanakan 2 kali dalam
setahun yaitu pada bulan Februari dan September dan langsung dientrikan kedalam
aplikasi E-PPGBM.
23
Pemantauan Status Gizi Balita dilakukan merujuk ketabel standar gizi (WHO-
NCHS), Pemantauan status gizi dilaksanakan bersamaan dengan penimbangan massal,
sehingga semua balita yang ada dapat diketahui status gizinya. Kegiatan ini dilakukan
pada bulan Agustus setiap tahunnya, dimana pelaksananya adalah pembina wilayah
yang dibantu oleh kader. Dari data yang diberikan, pengelola program gizi akan
memeriksa dan melakukan validasi data.
Validasi dilakukan dengan mengambil sampel balita pada setiap posyandu,
tujuannya untuk melihat ketepatan pengukuran yang dilakukan oleh kader sehingga
dapat mengurangi kesalahan data saat pengentrian data ke aplikasi E-PPGBM
Berikut hasil status gizi berdasarkan entrain E-PPGBM pada tahun 2018
24
25
5. Rencana Tindak Lanjut
Tabel 6. Hasil Pencapaian Indikator Gizi dalam Kinerja Puskesmas Pauh Tahun 2018.
N
KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN MASALAH PLANING
O
1 2 3 4 5
1 Persentase kasus balita gizi buruk 100% 100% Masih adanya anak gizi Melakukan pemantauan anak gizi
untuk mendapatkan Perawatan buruk sebanyak 18 buruk, melakukan pendampingan anak
orang gizi kurang oleh kader gizi, melakukan
pelatihan PMBA Pada tahun 2019
2 Persentase balita yang di timbang 85% 84.7% Masih adanya anak Melakukan Penimbangan masal yang di
berat badanya balita yang tidak naik lakukan 2 kali setahun dan
berat badan penimbangan setiap bulan di posyandu
dan praktek swasta
3 Persentase bayi usia kurang dari 6 80% 69.30% Masih adanya ibu tidak Melakukan konseling asi, dan
bulan mendapatkan asi ekslusif memberikan asi ekslusif pendamping asi ekslusif oleh kader, dan
Penyuluhan pada ibu hamil yang
berkunjung pertama di Puskesmas dan
Posyandu
0
4 Persentase rumah tangga 95% 96% Masih adanya cara Melakukan survey garam beryodium di
mengkonsumsi garam beryodium penyimpanan garam masyarakat dan di sekolah, melakukan
yang masih terbuka dan tes garam beryodium pada survey
tidak pada tempatnya kelauarga sadar gizi
6 Persentase ibu hamil yang 95% 89.15% Melakukan kerjasama dalam pemberian
mendapatkan tablet tambah darah tablet fe pada klinik swasta dan rumah
(TTD) minimal 90 tablet selama sakit
kehamilan
7 Persentase ibu hamil kurang energi 95% 100% Melakukan Pemantauan terhadap ibu
kronik (kek) yang mendapatkan hamil kek oleh pembinan wilayah dan
makanan tambahan membuat kelas ibu hamil kek, dan
memantau pemberian PMT ibu hamil
setiap bulanan oleh petugas
1
10 Persentase Ibu nifas yang 90% 85.64% Pemberian vitamin A di Meningkatkan distribusi dan pencatatan
mendapatkan vitamin A BPS dan rumah sakit vitamin A ke klinik swasta, rumah sakit
jarang di berikan dapat yang berada di wilker
di lihat dari hasil
wawancara dgn
beberapa ibu nifas
11 Persentase Bayi baru yang 41% 85.74% Memberikan konsultasi pada ibu hamil
mendapatkan IMD mengenai IMD, dan membuat SOP
pemberian IMD untuk petugas di rawat
inap IGD Puskesmas Pauh
12 Persentase bayi dengan berat lahir 7.30% 2.28% Memberikan konsultasi pada setiap ibu
rendah (BB kurang 2500 kg ) hamil mengenai nutrisi ibu hamil,
melakukan kerjasama dengan kelas ibu
hamil, pembentukan kelas ibu hamil
kek, dan pemberian PMT ibu Hamil KEK
13 Persentase balita yang mempunyai 100% 63% Buku kia dan kms pada Merencanakan kembali pembuat kms
ibu buku Kia dan KMS anak balita sudah tidak untuk balita
ada
14 Persentase balita yang di timbang 80% 85.9% Masih adanya anak melakukan penimbangan di posyandu
yang naik berat badannya balita yang tidak naik dan monitoring berat badan anak balita
berat badan oleh kader pendamping gizi, melakukan
kelas PMBA dan pemantauan pos gizi
yang telah terbentuk
2
15 Persentase balita di timbang yang 8% 1.7% Masih adanya anak Melakukan konsultasi pada ibu anak
tidak naik badannya (T) balita yang tidak naik balita yg tidak naik berat badannya di
berat badan lihat dari KMS dan pemberikan PMT
anak Balita dan kerjasama dengan kelas
balita
16 Persentase balita di timbang yang 2.2% 0.4% Masih adanya anak Melakukan konsultasi pada ibu anak
tidak naik badannya dua kali balita yang tidak naik balita yg tidak naik berat badannya di
berturut turut (2T) berat badan lihat dari KMS dan pemberikan PMT
anak Balita dan kerjasama dengan kelas
balita dan melakukan rujukan ke
puskesmas untuk melihat adanya
penyakit penyerta
17 Persentase balita di bawah garis 5% 0.8% Masih adanya anak Melakukan kelas PMBA, Melakukan
merah (BGM) balita yang BGM pemantauan terhadap pos gizi yang
sudah terbentuk, melakukan
pendampingan anak balita BGM oleh
kader, monitoring pemberian PMT
18 Persentase Ibu Hamil Anemia 24% 14.84% Masih kurangnya Melakukan Kerjasama dalam pemberian
motivasi ibu untuk tablet fe pada klinik swasta dan rumah
konsumsi tablet fe sakit, dan meningkatkan pengetahuan
ibu tentang fe dan monitoring
pencatatan bps terhadap pemberian FE
3
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 18 indikator yang dilaksanakan
yang belum mencapai target diantaranya D/S, Cakupan ASI Ekslusif, Cakupan ibu hamil
yang mendapatkan tablet tambah darah dan cakupan ibu nifas yang mendapatkan
tablet tambah darah dan Vitamin A.
0
BAB IV
PERMASALAHAN
Keterangan :
5 = Sangat besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1= Sangat kecil
1
Tabel Pemecahan Masalah Terpilih
No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan
Pemecahan Masalah Terpilih
Masalah
1 Persentase bayi usia kurang dari 1. Manusia, Masih Membuat kerjasama Membuat kerjasama
6 bulan mendapatkan asi kurangnya atau MOU dengan atau MOU dengan
ekslusif kerjasama dengan BPS tentang penting BPS tentang penting
BPS dan lintas nya pemberian Asi nya pemberian Asi
Sektor dalam Ekslusif dan Ekslusif dan
sosialisasi Asi
Ekslusif
2
4.2 Rencana Tindak Lanjut
Sehubungan dengan kegiatan diatas saat ini sedang berjalan di Puskesmas Pauh
maka rencana tindak lanjut dalam hal pengembangan strategi atas kegiatan tersebut
antara lain adalah :
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektor
b. Mengupayakan kelanjutan Integrasi kegiatan gizi dengan program lainnya (lintas
program) maupun lintas sektor agar membudaya tidak hanya antar pemegang
program di Puskesmas, melainkan sampai dengan para pembina wilayah
kelurahan.
c. Meningkatkan Sweeping terutama penimbangan balita.
d. Mengupayakan peningkatan pengetahuan menjadi lebih baik lagi tentang
penatalaksanaan gizi untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dalam klinik
gizi di Puskesmas.
3
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Untuk mencapai keluarga sehat mandiri dibutuhkan partisipasi masyarakat dan
kerjasama yang baik dengan lintas program maupun lintas sektoral.
2. Tujuan Pembangunan kesehatan akan lebih cepat tercapai dengan adanya
peran serta aktif dari masyarakat itu sendiri terutama keluarga sebagai
kelompok masyarakat terkecil serta pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti
posyandu yang optimal.
1.2 Saran
1. Demi tercapainya Visi dan misi Puskesmas Pauh sangat diperlukan peran serta
masyarakat dan keluarga serta petugas kesehatan.
2. Agar meningkatnya kinerja dan prestasi tenaga kesehatan yang ada di
puskesmas diharapkan pembinaan yang berkesinambungan dari dinas
kesehatan kota Padang