I. JUDUL PENELITIAN
PELAMONIA MAKASSAR
III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka
2012).
Pada segi fisik, kurang tidur akan menyebabkan muka pucat, mata
semabah, badan lemas, dan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah
1
2
(Rajin, 2012).
norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis, zat ini akan mengurangi
pemenuhan tidur seseorang (Indri et al., 2014). Faktor ini dapat menjadi
pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal dari diri sendiri maupun
dari luar dirinya (LaDonna et al., 2018). Cemas adalah gejolak emosi
al., 2017).
pada sesuatu yang tidak dikatahui dan antisipasi pada sesuatu yang tidak
menjadi penyebab yang paling umum dari kecemasan (Grupe & Nitschke,
2013).
Oktober 2020 sebanyak 143 orang, bulan November 2019 sebanyak 169
jumlah banyaknya jumlah pasien yang masuk rumah sakit. Disamping itu
semakin menigkat. Pasien yang akan menjalani proses operasi rata mereka
merasa khawatir dengan kondisi yang akan dia hadapi di ruangan operasi.
Pelamonia Makassar”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Makassar
Pelamonia Makassar
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
3. Manfaat Praktisi
penelitian ini.
4. Manfaat Masyarakat
Makassar.
1. Defenisi kecemasan
Latin (anxius) dari bahasa Jerman (anst) yaitu suatu kata yang
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan yang was-
identitas diri
2. Macam-macam kecemasan
antara satu dan yang lainnya dan tidak terdapat batas yang jelas
secara berkembang.
3. Respon kecemasan
sebagai berikut:
kehilangan objektivitas.
diantaranya ada
a. Respons Adaptif
b. Respons Maladaptif
terlarang.
1) Kecemasan ringan
hari
b) Kewaspadaan meningkat
menghasilkan kreatifitas.
tindakan.
meninggi.
2) Kecemasan Sedang
3) Kecemasan Berat
4) Panik
koordinasi motorik.
orang lain.
5. Faktor Kecemasan
sosial.
a. Kontribusi biologis
b. Kontribusi psikologis
kehidupan dimasa depan yang pasti sampai tidak pasti (Durand &
Barlow, 2006).
c. Kontribusi sosial
& Barlow, 2006). Barlow (2002, dalam Durand & Barlow, 2006)
kecemasan.
1) Usia Pasien
2) Pengalaman
selanjutnya.
1) Kondisi medis
2) Tingkat pendidikan
luarnya.
3) Akses informasi
Maliya. 2008
4) Adaptasi
17
6) Tindakan operasi
7) Lingkungan
adalah :
Scale (HARS).
lain
(Asmadi, 2008)
20
2. Tidur
fisiologis,
gastrointestinal
kesadaran yang paling dalam selama tidur adalah indra pencium. Hal
yang paling kecil adalah indra pendengaran dan rasa sakit. Ini
gastrointestinal
kesadaran yang paling dalam selama tidur adalah indra pencium. Hal
kesadaran yang paling kecil adalah indra pendengaran dan rasa sakit.
berada dalam lingkungan yang bising acap kali tidak dapat tidur.
saraf pusat. Sebab pada orang yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap
Pada hakikatnya tidur terdiri dari dua tahap yaitu tidur dengan
NREM).
a. Tidur REM
23
a. Cenderung hiperaktif
b. Tidur NREM
gelombang otak.
24
Tahap I
dengan mudah.
Tahap II
Tahap III
Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot
Tahap IV
30%. Pada tahap ini dapat terjadi miopi. Selain itu, tahap IV ini
sebenarnya ada satu tahap lagi yakni tahap V. Tahap kelima ini
tahap-tahap sebelumnya.
4) Malas bicara
sebagai berikut :
4. Fisiologi Tidur
medulla dan pons yang dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang
3) Keadaan siaga
ekstrem. Keadaan ini juga timbul bila ada lesi bilateral di area
anterior.
hari.
aktivitas sel otak (EEG) tetapi juga merekam gerak bola mata
dapat juga direkam dari region parietal dan region frontal kulit
5. Fungsi Tidur
2010)
menit
Bayi Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur
hari
konstan
Remaja Tidur sekita 8, 5 jam sehari, dari 20 %
tidur REM
Dewasa Muda Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25%
III-IV.
Dewasa Pertengahan Tidur sekitar 7 jam shari, 20% tidur
32
tidur
tidur pada pasien pre operasi, dimana semakin tinggi tingkat kecemasan
maka akan semakin buruk kualitas tidurnya. Hal ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Potter & Perry (2010), yang menyatakan bahwa
kecemasan pada pasien pre operasi dapat mengganggu tidur dan sering
pasien buruk.
Tabel
Sintesa Penelitian Sebelumnya
V. KERANGKA KONSEP
Kecemasan pre operasi secara umum terjadi pada pasien yang akan
pre operatif . Ketika pasien akan menghadapi proses operasi pasien akan
Pemenuhan Istirahat
Kecemasan Tidur Pada Pasien Pre Op
Keterangan :
: Variabel independent
: Variabel Dependent
1. Kecemasan
ketakutan tidak jelas dan gelisah berlebihan yang dirasakan oleh pasien
Kriteria objektif
36
yang dialami klien baik sebelum, sedang, ataupun setelah tidur dan
waktu yang digunakan klien untuk tidur yang dapat membuat klien
Kriteria objektif
D. Hipotesis Penelitian
II Pelamonia Makassar
A. Jenis Penelitian
serentak.
1. Lokasi Penelitian
TK II Pelamonia Makassar
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
a. Kriteria inklusi
1) Pasien preoperasi
38
b. Kriteria eksklusif
D. Pengumpulan Data
Jenis dari sumber data dikumpulkan dan dibedakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Data Primer
tersedia (kuesioner)
2. Data Sekunder
E. Pengolahan Data
39
1. Penyuntingan (Editing)
2. Pengkodean (Coding)
merekam data secara manual lembaran atau kode yang berisi nomor
4. Pembersihan (Cleaning)
Proses ini disebut juga vanishing entry yaitu data yang sudah
F. Analisa Data
1. Analisis univariat
dalam bentuk : distribusi frekuensi, tendensi sentral dan nilai sebar dari
2. Analisis bivariat
G. Penyajian Data
Data yang telah dianalisa akan disajikan dalam bentuk tabel yang disertai
dengan penjelasan.
H. Etika Penelitian
disiplin ilmu harus dilindungi dengan baik, jika subjek sangat rentan
subjek seperti:
41
responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Arif R, dkk. Fisiologi Tidur dan Pernapasan. Departemen Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-SMF Paru RSUP Persahabatan,
Jakarta.
Azzam, Rohman. 2009. Istrahat dan Tidur at
http://rohmanpsikfkumj.wordpress.com last update February, 11th 2013
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan. Bandung: Refika Aditama
Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta:
EGC.
Damayanti, A., Kadrianti, E., & Ismail, H. (2017). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pasien
Yang Dirawat di Ruang Baji Kamase RSUD Labuang Baji Makassar.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 5(5), 535–542
Durand, V.M & Barlow, D.H. (2006). Intisari Psikologi Abnormal edisi 4
(terjemahan: Drs. Helly Prajitno Soetjipto M.A. & Sri Mulyani
Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Feist, J. & Feist, G.J. (2006). Theoris of Personality, sixth Edition. Singapore: Mc
Graw Hill International Edition.
Fitri, M. (2012). Hubungan intensitas nyeri luka sectio caesarea dengan kualitas
tidur pada pasien post partum hari ke-2 di ruang rawat inap rsud
sumedang. Students E-Journal, 1(1), 34
Ghufron, M.N & Risnawati, R.S. (2010). Teori-teoriPsikologi. Jojakarta:
ARRUZZ MEDIA
Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. Jakarta : EGC
Harvard Medikal Shool. (2015). Relaxation Techniques: Breath Control Helps
Quell Erran Stress Response. From
http://www.health.harvardedu./fhg/updates/update1006a.shtml.
Indri, U. V., Karim, D., & Elita, V. (2014). Hubungan antara nyeri, kecemasan
dan lingkungan dengan kualitas tidur pada pasien post operasi
apendisitis. JOM PSIK, 1(2), 1–8.
Kuraesin, N. D. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan
pasien yang akan menghadapi operasi. In Ilmu Keperawatan, Fakultas
43
KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PEMENUHAN
ISTIRAHAT TIDUR PADA PASIEN PRE OP DI RUANG PERAWATAN
KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR
A. Identitas Responden
1. Nama : ...............................
2. Umur : ...............................
3. Alamat : ...............................
4. Pendidikan Terakhir : ..........................
5. Nomor Telp : ...........................
B. Kuesiner pemenuhan istirahat tidur
C. kecemasan
1. Perasaan cemas
Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri
Mudah tersinggung
2. Ketegangan
Merasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Tidak dapat istirahat dengan nyenyak
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3. Ketakutan
Pada gelap
Ditinggal sendiri
Pada orang asing
Pada binatang besar
Pada keramaian lalu lintas
Pada kerumunan banyak orang
46
4. Gangguan tidur
Sukar memulai tidur
Terbangun malam hari
Tidak pulas
Mimpi buruk
Mimpi yang menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
Daya ingat buruk
Sulit berkonsentrasi
Sering bingung
6. Perasaan depresi
Kehilangan minat
Sedih
Bangun dini hari
Berkurangnya kesukaan pada hobi
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik (otot-otot)
Nyeri otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemeretak
Suara tak stabil
8. Gejala sensorik
Telinga berdengung
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemah
Perasaan ditusuk-tusuk
47
9. Gejala kardiovaskular
Denyut nadi cepat
Berdebar-debar
Nyeri dada
Denyut nadio mengeras
Rasa lemah seperti mau pingsan
Detak jantung hilang sekejap
10. Gejala pernapasan
Rasa tertekan di dada
Perasaan tercekik
Merasa napas pendek/ sesak
Sering menarik napas panjang
11. Gejala gastrointestinal
Sulit menelan
Mual muntah
Berat badan menurun
Konstipasi/sulit buang air besar
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Nyeri lambung sebelum/sesudah makan
Rasa panas di perut
Perut terasa penuh/kembung
12. Gejala urogenitalia
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Amenor/menstruasi yang tidak teratur
Frigiditas
13. Gejala vegetatif/otonom
48
Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Pusing/sakit kepala
Bulu roma berdiri
14. Apakah Bapak/ibu merasakan
Gelisah
Tidak terang
Mengerutkan dahi muka tegang
Tonus/ketegangan otot meningkatNapas pendek dan cepat
Muka merah
Jumlah Skor…………..
Cara penilaian :
A. Penilaian :
0 : Tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)
1 : Ringan ( satu gejala dari pilihan yang ada)
2 : Sedang ( separuh dari gejala yang ada)
3 : Berat ( lebih dari separuh gejala yang ada)
4 : Sangat berat (semua gejala ada)
Penilaian derajat kecemasan
Skor <6 (tidak ada kecemasan)
6-14 (kecemasan ringan)
15-27 (kecemasan sedang)
>27 (kecemasan berat)
Sumber : Nursalam (2008)