Anda di halaman 1dari 6

Nama: Daniswara Al-Ghaniy Rodhy

Nim : 113190106

Spontaneous Potential Log

SP log merupakan pencatatan perbedaan potensial antara elektroda tetap di permukaan


dengan elektroda yang bergerak di dalam lubang bor, terhadap kedalaman lubang bor (Adi
Harsono, 1997). Skema rangkaian dasar pengukuran SP log dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Kurva yang terjadi dihasilkan dari sebuah sirkuit sederhana yang terdiri dari dua buah elektroda
dan sebuah galvanometer. Elektrode referensi (N) ditanam di permukaan dan elektrode satunya
lagi (M) diturunkan ke dalam lubang sumur. Sebuah baterai dan sebuah potensiometer dipasang
untuk menguatkan potensial yang konstan pada kedua elektrode tersebut.
SP log digunakan pada operasi openhole dengan lumpur yang bersifat konduktif, tidak
dapat digunkan pada cased hole, oil base mud dan lubang bor yang kosong. Satuannya adalah
millivolt, tidak terdapat nilai nol, hanya perubahan potensial.
Manfaat dari SP log antara lain adalah untuk mengidentifikasi lapisan-lapisan porus
dan permeabel serta untuk mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur
berdasarkan batasan lapisan tersebut, menentukan harga tahanan air formasi (Rw) dan
memberikan indikasi lapisan serpih berdasarkan shale base line.
Bentuk kurva SP log dengan berbagai kondisi batuan dan kandungan di dalamnya
adalah sebagai berikut:

a. Pada lapisan shale, kurva lapisan konstan dan mengikuti suatu garis lurus yang
disebut dengan shale base line
b. Pada lapisan permeabel mengandung air asin, defleksi akan berkembang ke arah
kiri dari garis shale atau negatif
c. Pada lapisan permeabel mengandung hidrokarbon, defleksi akan berkembang
negatif
d. Pada lapisan permeabel mengandung air tawar, defleksinya positif (ke arah kanan
dari garis shale base line)

Jadi pada prinsipnya defleksi negatif akan terjadi apabila salinitas kandungan lapisan
lebih besar daripada salinitas lumpur. Sedangkan defleksi positif terjadi apabila salinitas
kandungan lebih kecil daripada salinitas lumpur. Bila salinitas kandungan lapisan sama dengan
salinitas lumpur, maka defleksi kurva akan merupakan garis lurus seperti pada shale. Selain
pada shale dan salinitas yang sama, kurva SP juga akan lurus pada lapisan batuan yang kompak.
Besarnya defleksi kurva SP selalu diukur dari garis shale. Bentuk dan besarnya defleksi
dipengaruhi oleh ketebalan lapisan, tahanan shale dalam formasi, tahanan lapisan batuan dan
lumpur bor, diameter lubang bor, invasi mud filtrat dan kandungan fluida dalam formasi.

Pada formasi yang mempunyai Resistivity tinggi dan jenis batuan kompak, maka batas-batas
lapisan permeabel umumnya tidak dapat didefinisikan. Pada lapisan permeabel yang tebal
dan bersih defleksi kurva akan konstan dan disebut dengan sand base line.

Defleksi spontaneous potential log terjadi jika lumpur pemboran memiliki perbedaan
salinitas dengan air formasi. Clean sand line atau lapisan permeabel umumnya ditunjukan
dengan adanya defleksi negatif sedangkan shale base line yang tidak permeabel ditunjukan
dengan adanya defleksi positif. Lapisan permeable dan impermeable berdasarkan
spontaneous potential log dapat dibedakan sesuai pada gambar II.1 Lapisan Permeabel
Berdasarkan Spontaneous Potential.
Pada gambar II.1 dapat dilihat bahwa clean sand line ditandai dengan adanya defleksi
negative, sedangkan shale base line ditandai dengan adanya defleksi positif.
Dari prinsip kerjanya, log SP ini dapat digunakan untuk identifikasi batuan permeable,
identifikasi lapisan serpih (non-reservoar) dan non-serpih (reservoar), membantu korelasi
litologi, dan menghitung nilai salinitas fluida formasi (Rw). Pengukurannya berdasarkan
adanya beda potensial karena perbedaan salinitas antara lumpur pemboran (Rmf) dengan
fluida formasi (Rw), dimana pada dasarnya nilai salinitas berbanding terbalik dengan
resistivitas.

Sumber dari Spontaneous Potential

Log SP ditimbulkan oleh empat macam potensial listrik

Esh adalah suatu potensial elektrokimia yang timbul pada impermeable shale antara
bidang pertemuan horisontalnya dengan zona permeable dan bidang pertemuan vertikal-nya
dengan lubang sumur.

– Ed adalah suatu potensial elektrokimia yang timbul pada perbatasan antara


zona invaded dan noninvaded dalam lapisan yang permeable.

– Emc adalah suatu potensial elektrokinetik yang timbul pada mud cake ketika
mud filtrate bergerak melalui mudcake tadi.
– Esb adalah suatu potensial elektrokinetik yang timbul pada lapisan shale
tipis yang berbatasan dengan lubang sumur.

Potensial Elektrokimia (Esh dan Ed)

Potensial Esh adalah suatu potensial membran yang timbul ketika ion –
ion berpindah melintasi shale. Hal ini disebabkan oleh struktur shale yang berupa lembaran.
Shale melewatkan ion-ion Na+, tetapi menahan ion – ion Cl– untuk lewat. Ketika shale berada
diantara dua larutan dengan konsentrasi sodium klorida yang berbeda, maka ion-ion
Na+ akan bergerak melewati shale dari larutan yang punya konsentrasi yang tinggi
(formation water) ke larutan yang punya konsentrasi yang rendah (drilling mud).

Potensial Ed adalah potential yang timbul pada liquid junction yaitu pertemuan
antara dua larutan yang memiliki salinitas berbeda. Ion-ion Cl–memiliki mobilitas yang lebih
besar dari ion-ion Na+, ini menyebabkan aliran negatif dari konsentrasi yang lebih tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah. Ini sama saja dengan aliran arus listrik pada arah yang
berlawanan (searah dengan Esh).

Potensial Elektrokinetik (Emc dan Esb):

Potensial Emc ditimbulkan oleh bergeraknya mud filtrate yang masuk ke dalam
lapisan permeable. Hal ini tidak dapat diprediksi secara akurat karena proses invasi mud
filtrate kedalam lapisan permeable hanya berlangsung dalam waktu yang singkat. Arah yang
ditimbulkan oleh proses ini searah dengan arah Esh.

Potensial Esb ditimbulkan oleh lapisan shale tipis yang berbatasan dengan lubang
sumur. Arah potensial Esb berlawanan arah dengan arah Esh sehingga jumlah keduanya
menjadi sangat kecil dibanding dengan besar potensial elektrokimia dan dapat diabaikan.

Dalam interpretasinya, apabila data log SP menunjukkan kurva lurus (tidak ada
perubahan nilai) maka mengindikasikan salinitas fluida formasi sama dengan salinitas lumpur
pemboran, atau dapat juga sebagai indikasi lapisan batuan yang pejal (tight) atau
impermeable. Sedangkan apabila terdapat defleksi grafik/perubahan nilai log SP, maka
menunjukkan adanya perbedaan salinitas, adanya lapisan batuan permeable, dan dapat
diasumsikan sebagai reservoar. Dan apabila lapisan permable tersebut mengandung saline
water maka nilai Rw << Rmf, dan akan terjadi perubahan nilai SP yang negatif, sedangkan
lapisan yang mengandung fresh water memiliki nilai Rw >> Rmf, mengakibatkan perubahan
nilai SP positif. Dengan data log SP ini juga dapat dihitung volume shale dengan rumus :

 ASP 
Vclay = 1 -   ............................................................................................(3-1)
 ESSP 

Manfaat log SP

1. Untuk identifikasi lapisan – lapisan yang permeable


2. Mencari batas – batas lapisan permeable dan korelsi antar sumur berdasarkan
batas lapisan itu
3. Menentukan nilai resistivitas air formasi, Rw
4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan shale atau sebagai clay indicator
5. Sebagai reference kedalaman untuk semua log

Prosedur Perhitungan
SP Log
1. Menentukan shale base line dari kurva SP Log.
2. Menentukan besarnya harga meksimum SP Log sebagai SSP.
3. Menghitung temperature formasi (Tf) :

 BHT − Ts 
Tf = Ts +  xKedalaman..analisa 
 DepthBHT 
4. Menentukan Rm @ Tf :

Ts
Rm @ Tf = Rm @ Ts 
Tf

5. menentukan harga ri dengan chart ILD

Ri ( ILD )
6. Dari harga diameter (di), ketebalan formasi. Cari harga faktor koreksi dari
Rm @ Tf
Chart SP 4 untuk ESP, sehingga harga ESSP dapat dicari dengan persamaan:
ESSP = SSP x Faktor Koreksi
7. Menetukan ASP dari chart (per kedalaman).
8. Menentukan Vclay :

ASP − SBL
Vclay = 1 - | |
ESSP
Kesimpulan

1. Faktor – faktor yang mempengaruhi SP log adalah: ketebalan lapisan,


kandungan serpih, kandungan hidrokarbon, kandungan gas.
2. Prinsip SP log untuk mengukur beda potensial antara Lumpur pemboran
dengan lubang bor.
3. Shale adalah lapisan yang kompak serta porous tapi tidak permeabel.
Secara teori dapat dikatakan bahwa lapisan tersebut tidak prospek.
4. Defleksi kurva SP Log menunjukkan defleksi ke kiri (negatif) yang
mengidentifikasikan lapisannya mengandung air asin atau hidrokarbon.
Namun berdasarkan perhitungan Rw menunjukkan resistivitas yang
rendah sedangkan Rt menunjukkan resistivitas yang tinggi, maka
lapisan tersebut dapat diidentifikasikan mengandung hidrokarbon dan
bukan air asin.
5. Resistivitas minyak lebih besar dibandingkan resistivitas air tawar dan
air asin. Air aasin meiliki sifat bagus dalam mengalirkan arus listrik
sehingga memiliki resistivitas yang sangat rendah. Sedangkan gas
memiliki resistivitas yang lebih besar dibandingkan minyak.

Anda mungkin juga menyukai