Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


1. Kata kewiraan berasal dari kata “wira” yang berarti satria, patriot, pahlawan, setelah
mendapatkan awalan ked an akhiran an, dapat diartikan sebagai kesadaran, kecintaan,
kesetiaan dan keberanian membela bangsa dan tanah air

2. Istilah pendidikan kewiraan merpakan pduan dua kata, pendidikan dan kewiraan. Dalam
UU No 2/1989 tentang Pendidikan Nasional dalam Bab I, dan pasal I ayat (3) dijelaskan
bahwa pendidikan adlah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atua latihan bagi perananan di masa mendatang.

3. Dengan demiakian pengertian dari pendidikan kewiraan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian untul
berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia

B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Berdasarkan Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup:
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan
antara warga negara dengan negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh
bangsa dan negara.

2. Tujuan Khusus
 Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun,
jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagawai WNI terdidik dan bertanggung jawab.

 Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran
kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional

 Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan,
cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
 Menjadi warga negara yang berpengetahuan dan berkemampuan dasar berkenan dengan
hubungan antara warga negara dengan negara
 Menjadi warga negara yang berpengetahuan dan berkemampuan bela negara agar
menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara

C. Sejarah Kewiraan
1. Pendidikan Kewiraan
Pendidikan Kewiraan dimulai tahun 1973/1974, sebagai bagian dari kurikulum pendidikan
nasional, dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air dalam bentuk PPBN yang
dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang diberikan kepada peserta didik SD sampai
sekolah menengah dan pendidikan luar sekolah dalam bentuk pendidikan kepramukaan,
sedangkan PPBN tahap lanjut diberikan di PT dalam bentuk pendidikan kewiraan.

2. Perkembangan kurikulum dan materi Pendidikan Kewarganegaraan

 Pada awal penyelenggaraan pendidikan kewiraan sebagai cikal bakal darai PKn
berdasarkan SK bersama Mendikbud dan Menhankam tahun 1973, merupakan realisasi
pembelaan negara melalui jalur pengajaran khusus di PT, di dalam SK itu dipolakan
penyelenggaraan Pendidikan Kewiraan dan Pendidikan Perwira Cadangan di PT.

 Berdasarkan UU No. 20 tahun 1982 tentang Pokok-pokok Penyelenggaraan Pertahanan


dan Keamanan Negara ditentukan bahwa:
1) Pendidikan Kewiraan adalah PPBN tahap lanjutan pada tingkat PT, merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional
2) Wajib diikuti seluruh mahasiswa (setiap warga negara).

 Berdasarkan UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan


bahwa:
1) Pendidikan Kewiraan bagi PT adalah bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan
2) Termasuk isi kurikulum pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
d. SK Dirjen Dikti tahun 1993 menentukan bahwa Pendidikan Kewiraan termasuk dalam
kurikulum MKDU bersama-sama dengan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, ISD,
IAD, dan IBD sifatnya wajib.

 Kep. Mendikbud tahun 1994, menentukan:


1) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan MKU bersama-sama dengan Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Pancasila
2) Merupakan kurikulum nasional wajib diikuti seluruh mahasiswa

 Kep. Dirjen Dikti No. 19/Dikti/1997 menentukan antara lain:


1) Pendidikan Kewiraan termasuk dalam muatan PKn, merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok MKU dalam susunan kurikulum inti
2) Pendidikan Kewiraan adalah mata kuliah wajib untuk ditempuh setiap mahasiswa pada
PT

 Kep. Dirjen Dikti No. 151/Dikti/Kep/2000 tanggal 15 Mei 2000 tentang Penyempurnaan
Kurikulum Inti MPK, menentukan:
1) Pendidikan Kewiraan termasuk dalam muatan PKn, merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok MPK dalam susunan kurikulum inti PT di
Indonesia
2) Pendidikan Kewiraan adalah mata kuliah wajib untuk ditempuh setiap mahasiswa pada
PT untuk program diploma III, dan strata 1.

 Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/kep/2000 tanggal 10 Agustus, menentukan antara lain:
1) Mata Kuliah PKn serta PPBN merupakan salah satu komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari MPK
2) MPK termasuk dalam susunan kurikulum inti PT di Indonesia
3) Mata Kuliah PKn adalah MK wajib untuk diikuti oleh setiap mahasiswa pada PT untuk
program Diploma/Politeknik, dan Program Sarjana.

 Kep. Mendiknas No. 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman


Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Belajar Mahasiswa menentukan
antara lain:

1. Kurikulum inti Program sarjana dan Program diploma, terdiri atas:


a) Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
b) Kelompok Mata kUliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
c) Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
d) Kelompok Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
e) Kelompok Mata Kuliah Kehidupan Bermasyarakat (MKB)

2. MPK adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan


manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan
berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

3. Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus
dicakup dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang
berlaku secara nasional

4. MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program
studi/kelompok program studi terdiri dari bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

5. MPK untuk PT berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan.

D. Perkembangan Materi Pendidikan Kewarganegaraan

1. Awal 1979, materi disusun oleh Lemhannas dan Dirjen Dikti yang terdiri dari
Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, politik dan Strategi Nasional, Politik dan
Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional, sistem Hankamrata. Mata kuliah ini
bernama Pendidikan Kewiraan.

2. Tahun 1985, diadakan penyempurnaan oleh Lemhannas dan Dirjen Dikti, terdiri atas
pengantar yang bersisikan gambaran umum tentang bahan ajar PKn dan interelasinya
dengan bahan ajar mata kuliah lain, sedangkan materi lainnya tetap ada.

3. Tahun 1995, nama mata kuliah berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan yang
bahan ajarnya disusun kembali oleh Lemhannas dan Dirjen Dikti dengan materi
pendahuluan, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik strategi nasional, politik
dan strategi pertahanan dan keamanan nasional, sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta.

4. Tahun 2001, materi disusun oleh Lemhannas dengan materi pengantar dengan
tambahan materi demokrasi, HAM, lingkungan hidup, bela negara, wawasan
nusantara, ketahanan nasional, politik dan strategi nasional

5. Tahun 2002, Kep. Dirjen Dikti No. 38/Dikti/Kep/2002 materi berisi pengantar
sebagai kaitan dengan MKP, demokrasi, HAM, wawasan nusantara, ketahanan
nasional, politik dan strategi nasional.

E. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan

a. Landasan Ilmiah
1. Dasar Pemikiran PKn
Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan
bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya.
Untuk itu diperlukan pembekalan IPTEKS yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan,
nilai-nilai moral, dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan
sebagai panduan dan pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Objek Pembahasan PKn
Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah yang mempunyai objek, metode, sistem
dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material
maupun objek formal.
Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau
cabang ilmu. Objek material PKn adalah segala hal yang berkaitan dengan warga negara
baik yang empirik maupun yang non empirik, yang meliputi wawasan, sikap, dan
perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara.
Objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material
tersebut. Objek formal PKn adalah hubungan antara warga negara dengan negara dan
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
Objek pembahasan PKn menurut Kep. Dirjen Dikti No. 267/dikti/Kep./ 2000 meliputi
pokok bahasan sebagai berikut:
 Pengantar PKn
a. Hak dan kewajiban warga negara
b. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
c. Demokrasi Indonesia
d. Hak Asasi Manusia
 Wawasan Nusantara

 Ketahanan Nasional

 Politik dan Strategi Nasional


3. Rumpun Keilmuan
PKn (Kewiraan) dapat disejajarkan dengan civics education yang dikenal diberbagai negara. PKn
bersifat interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang
membangun ilmu kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu seperti hukum, politik,
administrasi negara, sosiologi, dsb.

a. Landasan Hukum
 UUD 1945, Alinea kedua dan keempat, Pasal 27 (1), Pasal 30 (1), Pasal 31 (1).
 UU No. 20 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan
Negara RI (jo. UU No. 1 tahun 1988).

 UU No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

 Kep. Dirjen Dikti No. 267/dikti/kep./2000 tentang penyempurnaan kurikulum Inti Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) PKn pada PT di Indonesia.

D. Aplikasi Sebagai Seorang Perawat


1. Membangun pelayanan kesehatan ke seluruh nusantara
2. Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga kesehatan
lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
3. Perawat, dlam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan
sosial.
4. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatn pasien/klien dalam
melaksanakn tugas keperawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.
5. Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah
digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan
6. Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
KEWIRAAN
(diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan)
DISUSUN OLEH:
ABDUH HIMUS TOFANI
AGNIA RAUDHATUL JANNAH
BELANI OCTADIARY
DIMAS RIFKY NURSYAMSU
RETNO NOOR FEBY
RIKA FAUZIYYAH

TINGKAT 1A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG


JL. DR. OTTEN NO. 32

Anda mungkin juga menyukai