Anda di halaman 1dari 2

PERTEMUAN II (LANJUTAN)

Setelah proses pembelajaran pada bab ini, mahasiswa diharapkan


memiliki kemampuan untuk : 1. Menuliskan Visi dan Misi Mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan 2. Menuliskan landasan Hukum dan landasan historis Pendidikan
Kewarganegaraan

Kompetensi, Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan


Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan :
Menurut Sumarsono, dkk (2002) kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan
adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggungjawab, dapat memecahkan
masalah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsepsi
falsafah bangsa, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional, sedangkan menurut SK
Dirjen Dikri Nomor43 Tahun 2006 Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan adalah
menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis yang berkeadaban, menjadi warganegara yang memiliki daya saing,
berdisiplin dan berpartisipasi aktif membangun kehidupan yang damai berdasarkan
sistem nilai Pancasila.

Visi Pendidikan Kewarganegaraan


Visi matakuliah pengembangan kepribadian merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia
seutuhnya. Menurut Martini, dkk (2013:2) visi matakuliah pendidikan
kewarganegaraan adalah mampu untuk membawa mahasiswa melihat inti dari suatu
persoalan secara lebih mendalam dengan melalui khayalan, penglihatan maupun
pengamatan. Dengan melakukan hal itu secara baik, akan menjadikan kepribadian
mahasiswa lebih baik. Dengan visi di atas, kiranya pendidikan kewarganegaraan
diharapkan berperan penting dalam memantapkan kepribadian manusia (dalam hal ini
mahasiswa) seutuhnya, dalam arti memiliki keutuhan dan keterpaduan antara
kemantapan unsur rohani dan unsur jasmaninya, sejahtera lahir dan bathin.

Misi Pendidikan Kewarganegaraan


Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai
dasar Pancasila. Pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat melalui berbagai jalur, salah
satunya adalah melalui pendidikan. Oleh karenanya, melalui pendidikan
kewarganegaraan diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dan bahkan dalam percaturan internasional sekalipun. Dengan kata lain,
matakuliah pendidikan kewarganegaraan mempunyai kewajiban untuk membantu
mahasiswa memantapkan kepribadiannya.

Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan


1) UUD 1945; Pembukaan UUD 1945 alinea kedua dan keempat, pasal 27,
pasal 30 (1), pasal 31 (1)
2) Tap MPR Nomor II/MPR/1999
3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
4) Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
6) SK Dirjen Dikti nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu
pelaksanaan
kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Landasan Historis Pendidikan Kewarganegaraan


Secara historis, PKn sering berganti-ganti nama atau istilah, dapat dijabarkan
berikut.
1) Perkembangan Civics di Amerika, pelajaran civics pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1790 dalam rangka “meng-Amerikakan” bangsa Amerika
(Theory of Americanization). Negara Amerika yang terdiri dari imigran yang
memiliki latar belakang kultur bermacam-macam, oleh karena itu mereka harus di
Amerikakan supaya warganegaranya memiliki pesepsi yang sama tentang Negara
serta memahami hak dan kewajibanya sebagai warganegara Amerika.
2) Perkembangan Civics di Indonesia, yang
diajarkan di SD, SMP, dan SMA. 3) Kewarganegaraan (1957): membahas
cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan.
4) Civics (1961), membahas
tentang sejarah kebangkitan nasional, UUD 1945, pidato-pidato politik kenegaraan,
yang terutama diarahkan untuk “ nation and character building” bangsa Indonesia.
5)
Pendidikan kewarganegaraan (1968) yang berdasarkan kurikulum 1968 berada dalam
kelompok pembinaan jiwa pancasila untuk di SD maupun menengah. Di SD terdiri
dari pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa Indonesia, bahasa daerah dan oleh
raga, sedangkan untuk SMA tanpa bahasa daerah.
6) Pendidikan Moral Pancasila (PMP) Kurikulum 1975 yang
bertujuan untuk membentuk warganegara Pancasila yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian disempurnakan dengan kurikulum 1984.
7) Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan (PPKN) kurikulum 1994, kemudian disempurnakan dengan
suplemen tahun 1999. 8)
Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di perguruan tinggi
Pendidikan Kewiraan mulai diselenggarakan sebagai kurikulum pendidikan tahun
1973/1974. Kemudian mengalami perubahan menjadi Pendidikan kewarganegaraan
dengan mengacu kepada:
a. UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang petahanan keamanan Republik
Indonesia yang disempurnakan oleh UU Nomor3 Tahun 2002 tentang Undang-
Undang Pertahanan Negara
b. UU Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan
kurikulum . Pendidikan Tinggi dan penilaian hasil BelajarN Mahasiswa
d. SK Dirjen Dikti Nomor38/DIKTI/Kep.2002 jo. Nomor 43/2006 tentang
rambu-rambu pelaksanaan kelompok MPK.
e. Pendidikan Kewarganegaraan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional
f. Kewarganegaraan (PPKn) UU Nomor12 Tahun 2012.

TUGAS
1. Kemukakan apa visi dan Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

2. Menuliskan landasan Hukum dan landasan historis Pendidikan Kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai