Anda di halaman 1dari 156

KUMPULAN

KARYA TULIS ILMIAH

MATA KULIAH :
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
(IDIK4013)
Tutor : ENI PRIYANTI, S.Pd.SD., M.Pd.

OLEH :
MAHASISWA S1 PGSD SEMESTER 6
POKJAR TULANGAN

PGSD UNIVERSITAS TERBUKA


SURABAYA
2021.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan ebook Kumpulan Karya Tulis Ilmiah
mahasiswa S1 PGSD UT semester 6 pokjar Tulangan mata kuliah Teknik Penulisan Karya
Ilmiah ini dengan baik.
Ebook ini tidak akan terselesaikan bila tidak ada kerja sama yang baik dan di bantu
oleh pihak-pihak lain. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Eni Priyanti selaku Pembimbing Mata Kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah di
UPBJJ UT Surabaya Pokjar Tulangan.
2. Bapak Mochammad Chusnudin dan Ibu Nunung Tarwiyatul Fatmawati selaku Editor.
3. Bapak Suprianto Sumbodo Prasetyo selaku pembuat cover.
4. Saudara Yoga Hendra Purnama selaku layout.
5. Mahasiswa S1 PGSD UT semester 6 pokjar Tulangan selaku penulis

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis
telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap ebook Kumpulan
Karya Tulis Ilmiah mahasiswa S1 PGSD UT semester 6 pokjar Tulangan mata kuliah Teknik
Penulisan Karya Ilmiah ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang
berkepentingan.

Sidoarjo, 19 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
i
……………………………………………………………….......
KATA PENGANTAR ....
ii
………………………………………………….....................
DAFTAR ISI ...
ii
………………………………………………………………………....
KUMPULAN KARYA TULIS ILMIAH NON PENELITIAN …..
1
………………........
1. Keaktifan Siswa Melalui Game Edukasi Quizizz dalam Pembelajaran Daring di
Era Pandemi Covid-19 oleh Supriyanto
1
Sumbodo .........................................................
2. Membaca Bahasa Inggris Menggunakan Media Video dan Gambar Oleh Arinda
Ayu Musyofa
12
………….............................................................................................
3. Lingkungan Untuk Belajar Matematika Oleh Anggi Windarto
21
……........................
4. Aktivitas Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SD oleh Yoga
Hendra
27
Purnama……………….................................................................................
5. Model Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid 19 oleh Nur
Kholidah...................................................................................................................
37
..
6. Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Di SD oleh Evita
Qur’ana….................................................................................................................
44
..
7. Pembelajaran Sains Berbasis Proyek Dengan Daya Pikir Kreatif Siswa oleh Mia
Sukmawati................................................................................................................
53
..
8. Penggunaan Media Gambar pada Mata Pelajaran IPA di Kelas III SD oleh Zidni
Ilman
60
Nafi’aa……......................................................................................................
9. Peningkatan Berbicara Melalui Metode Dongeng oleh Vani Limartha Anggaraini
65
..
10. Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Tumbuh Kembang Anak oleh

iii
Niken Tessalonika
72
….............................................................................................................
11. Pembelajaran Tematik Siswa SD di Masa Pandemi Covid 19 oleh
77
Romlah .............
12. Kesadaran Membaca Siswa Sekolah Dasar oleh Faujatul Khasanah
85
….....................
13. Terampil Berhitung Dengan Media Lidi oleh Nunung Tarwiyatul
90
Fatmawati ..........
14. Media Domino Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak Dalam Berhitung oleh
Imam Bukhori
98
……………………….........................................................................
15. Bercerita Berpasangan Untuk Keterampilan Berbicara Anak SD oleh
Mochammad Chusnudin
102
……………..............................................................................................
16. Terampil Menghitung Pecahan Dengan Kartu Domino oleh Nelli Putri
Maghfiroh.................................................................................................................
116
..
17. Metode Demonstrasi Untuk Pembelajaran IPS Yang Menyenangkan oleh Zainia
Nur Azizah............................................................................................................... 126
18. Dampak Buruk Internet Terhadap Anak oleh Erlisa Enike Putri Putri ................... 135
19. Peran Orang Tua dalam Pendampingan Belajar Anak di Masa Pandemi oleh Lili
Masnuna
140
……….......................................................................................................
20. Rasa Hormat Siswa Terhadap Guru di Lingkungan SD oleh Moh.Ilham Rizqi
Firmansyah
145
………………………………………………………………………...

iv
KEAKTIFAN SISWA MELALUI GAME EDUKASI QUIZIZZ DALAM

PEMBELAJARAN DARING DI ERA PANDEMI COVID-19

Supriyanto Sumbodo Prasetyo

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Terbuka

Email: priyo1202@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keaktifan Siswa Melalui Game Edukasi Quizizz Dalam
Pembelajaran Daring Di Era Pandemi Covid-19. Penelitian ini juga berjenis non hasil penelitian yang
mengacu pada semua jenis karya ilmiah yang tidak merupakan hasil penelitian. Sasaran penelitian ini
ditujukan untuk siswa SD sebagai salah satu tingkat pendidikan yang terdampak Pandemi. Game
Edukasi Quizizz diharapkan bisa menjadi suatu pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan tidak
mengurangi pemahaman siswa akan materi dengan memanfaatkan teknologi, serta mampu
Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Di Era Pandemi Covid-19.

Kata Kunci: Keaktifan siswa, Pembelajaran Daring, Game Quizizz

Pendahuluan

Pada era revolusi pembelajaran 4.0 merupakan tantangan dalam seluruh bidang ilmu

secara khusus bidang pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting suatu bangsa.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia

melalui pengajaran (Rohmah, 2017). Sesuai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermanfaat dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa dengan belajar. Belajar merupakan kegiatan utama dari keseluruhan proses

pendidikan di sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku.

Perubahan itu meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan pembelajaran memerlukan

keaktifan belajar, partisipasi dan komunikasi interaktif antara guru dan siswa. Keberhasilan

1
dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari pemahaman konsep, penguasaan materi dan

prestasi belajar.

Media menjadi suatu yang penting dalam proses pembelajaran karena hal tersebut

memacu semangat belajar peserta didik. Penggunaan media juga mampu meningkatkan

efektivitas pembelajaran karena pesan yang ingin disampaikan guru dapat diterima atau

disalurkan melalui media pembelajaran tersebut. Alasan rasional mengapa media

pembelajaran penting untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya: (1)

Meningkatkan mutu pembelajaran, (2) Tuntutan paradigma baru, (3) Kebutuhan pasar, (4)

Visi pendidikan global. Begitupun pada masa sekarang, saat ditetapkannya Covid-19 yang

merebak ke seluruh dunia. Covid-19 berdampak ke berbagai sektor kehidupan seperti

ekonomi, sosial, pendidikan, dan kebudayaan. Dampak terbesar dirasakan oleh peserta didik

di berbagai penyelenggara pelayanan pendidikan, baik lembaga pendidikan formal dalam

semua tingkatan ataupun lembaga pendidikan nonformal sampai dengan perguruan tinggi.

Salah satu upaya pencegahan Covid-19 adalah dengan terus menjaga jarak (social

distancing). Untuk keberlangsungan proses pendidikan dan dalam rangka berpartisipasi

memutus mata rantai penyebaran virus korona, maka pelaksanaan pembelajaran harus

disesuaikan dengan kebijakan social distancing yang diluncurkan oleh pemerintah. Meskipun

peserta didik berada dirumah, guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap

berjalan, yakni mengubah sistem pembelajaran tatap muka menjadi daring (online).

Guru juga dituntut untuk meberikan pembelajaran yang efektif, menarik,

menyenangkan , dan aktif dengan smartphone/laptop serta aplikasi-aplikasi yang mendukung

untuk sistem daring, salah satunya aplikasi Game Edukasi Quizizz. Pemanfaatan media

pembelajaran berbasis Quizizz sebagai salah satu upaya dalam mengakomodir permasalahan

media pembelajaran yang masih konvensional dengan pembelajaran berbasis TIK untuk

meningkatkan kompetensi dan motivasi belajar peserta didik karena media pembelajaran

2
yang dihasilkan diharapkan memberikan model pembelajaran yang inovatif, kreatif dan

menyenangkan dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran daring. Keaktifan

yang dimaksud pada penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar terdiri

dari kata “Aktif” dan kata “Belajar”. Keaktifan belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang

dilakukan dengan giat belajar. Menurut Hamalik keaktifan belajar adalah suatu keadaan atau

hal siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Martinis, 2007)

faktor-faktor keaktifan belajar adalah memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa,

menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa), mengingatkan kompetensi

belajar kepada siswa, memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep yang akan dipelajari),

memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya, memunculkan aktivitas, partisipasi

siswa dalam kegiatan pembelajaran, memberi umpan balik (feed back), melakukan tes

singkat di akhir pembelajaran, dan menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir

pelajaran. Adapun indikator keaktifan belajar adalah mampu memecahkan masalah, mampu

bekerjasama, mampu mengemukakan pendapat, mampu mengemukakan gagasan atau ide dan

perhatian. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah

kemampuan siswa secara mandiri dan aktif dalam bertanya, berdiskusi, dan mencatat dalam

belajar yang akan diciptakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Keaktifan Siswa

Menurut Mulyono (Kurniati, 2009: 12), keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau

segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non

fisik. Keaktifan dipengaruhi beberapa faktor: (1) Memberikan motivasi atau menarik

perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam pembelajaran; (2) Menjelaskan

tujuan instuksional (kemampuan dasar kepada peserta didik ); (3) Mengingatkan kopotensi

belajar kepada peserta didik; (4) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara

3
mempelajari; (5) memberikan stimulus (masalah, topik, masalah konsep yang akan

dipelajari); (6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;

(7) Memberikan umpan balik (feedback); (8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta

didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; (8)

Menyimpulkan setiap materi diakhir pembelajaran.

Keaktifan siswa yaitu, suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara

aktif. Mereka secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk menemukan ide pokok dari

materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang diberikan oleh guru

dalam mata pelajaran yang disajikan. Keaktifan siswa dimaksudkan untuk untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga

semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik

pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, keaktifan siswa juga dimaksudkan untuk menjaga

perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran (Hartono,

2008:20)

Dalam sebuah proses pembelajaran tidak hanya guru yang aktif dalam menyampaikan

penjelasan materi tetapi dibutuhkan juga keaktifan peserta didik agar kegiatan proses belajar

lebih maksimal hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran itu sendiri merupakan

interaksi antara guru dan peserta didik.

Game Edukasi Quizizz dalam Pembelajaran Daring

Salah satu kebijakan yang tertuang dalam Propernas tahun 1999-2004 adalah

peningkatan mutu pendidikan nasional. Berbagai upaya dalam rangka meningkatkan mutu

2010 pendidikan akan dan telah dilaksanakan, yang diantaranya melengkapi sekolah-sekolah

dengan berbagai sarana dan sumber belajar. Hal ini sejalan dengan UU No. 2 Tahun 1989

tentang SISDIKNAS, yang memberikan syarat agar setiap satuan pendidikan jalur sekolah,

4
dapat menyediakan sarana belajar yang memadai sebagai upaya mendukung akan

pelaksanaan pendidikan. Mengingat transisi pandemi, yang mengharuskan kegiatan belajar

mengajar dilakukan secara online. Sehingga, teknologi memiliki peran yang teramat terhadap

keberlangsungan proses belajar mengajar selama pandemi. Menurut Tedjasaputra (dalam

Wijayanto, 2017) game edukasi merupakan game yang diciptakan khusus dalam ranah

pendidikan. Game edukasi terdiri dari beberapa komponen seperti bunyi, grafik, video, dan

animasi. Quizizz adalah salah satu web tool yang bisa digunakan dalam pembelajaran di

dalam kelas ataupun di luar kelas dalam bentuk pekerjaan rumah (home work), yang juga

dapat digunakan sebagai permainan kuis interaktif. 42 Quizizz adalah sebuah aplikasi

pendidikan yang berbasis game, yang membawa multi-player ke ruang kelas, sifatnya online

dan fun/menyenangkan, real time , serta hasil belajar dapat langsung didownload. Quizizz ini

bisa digunakan sebagai alternatif evaluasi pembelajaran untuk peserta didik, dan dapat

dipantau juga analisis perbutir soalnya.

Cara Mengoperasikan Game Edukasi Quizizz

Menurut pendapat Guhlin, Quizizz memungkinkan bagi admin untuk membuat kuis

multi-player yang bekerja pada hampir semua perangkat. Dalam implementasi Quizizz, yang

harus disiapkan terlebih dahulu, adalah : 1) Sejumlah soal berupa pilihan ganda dengan kunci

jawabannya, 2) PC/laptop yang akan digunakan untuk menginput soal (akan lebih leluasa

menggunakan PC/Laptop karena layar lebih lebar), 3) Kuota internet yang cukup karena

bersifat online, 4) E-mail aktif untuk membuat akun di Quizizz. Adapun langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

1) Buka browser, ketikkan Quizizz.com., lalu klik Daftar

2) Pada kolom Daftar dengan E-mail, isi dengan E-mail, kemudian klik Selanjutnya.

3) Pilih at a school

5
4) Pilih Guru

5) Pada kolom pertama, isi judul sesuai dengan gender. Isi kolom nama depan, kolom nama

belakang, dan pada kolom kata sandi, isi dengan 8 digit terdiri dari huruf dan angka.

Kemudian klik Lanjutkan.

6) Akan muncul tampilan home seperti berikut, ini adalah halaman depan Quizizz.

7) Klik My Library

8) Klik Buat Kuis

9) Tuliskan judul materi yang akan diujikan pada kolom berikan nama kuis ini, selanjutnya

pada nomor dua pilih nama mata pelajaran yang akan diujikan. Kemudian klik

selanjutnya.

10) Langkah selanjutnya masuk ke Editor Kuis

11) Pada editor kuis sebelah kiri tersedia lima pilihan jenis soal, yaitu pilihan ganda, kotak

centang, isi bagian yang kosong, pemilihan, terbuka

12) Pada editor kuis sebelah kanannya, terdapat kotak untuk menambahkan gambar sesuai

dengan soal, mengatur soal hanya untuk pribadi atau umum, mengatur bahasa (di

dalamnya terdapat juga pilihan pilihan kelas dengan memilih tingkat anak), dan

mengatur waktu tiap item soal.

13) Setelah memilih jenis soal, langkah selanjutnya yaitu memulai membuat soal: a)

Ketikkan pertanyaannya dalam kolom tulis pertanyaanmu di sini, kemudian pada pilihan

jawaban, tandai salah satu pilihan jawaban sebagai kunci jawabannya. Baru klik simpan.

Pada sebelah kanan tampak tampilan dari halaman kuis yang sudah dibuat; b) Tampilan

setelah klik simpan seperti di bawah ini, tambahkan pertanyaan baru sebanyak soal yang

akan diujikan, dengan mengklik pertanyaan baru. Setelah semua soal yang dibuat selesai,

klik keluar/kembali.

6
14) Di sini terdapat dua pilihan, jika akan dimainkan pada saat itu juga, maka pilih main

langsung, jika akan dijadikan PR maka pilih Jadikan PR.

15) Jika memilih main langsung, langkah selanjutnya pilih Klasik.

16) Sebelum melanjutkan, ada beberapa pengaturan lanjutan, yaitu: a) Tunjukkan ke siswa

pertanyaan. Tampilkan kepada siswa jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. Di

sini terdapat tiga pilihan: Aktif, Hanya Validasi, Mati. Jika Aktif, maka sistem akan

menunjukkan kunci jawabannya ke peserta didik, apabila jawaban peserta didik terhadap

pertanyaan tersebut salah. Jika hanya validasi, maka sistem tidak akan menunjukkan

kunci jawaban, namun hanya validasi terhadap jawaban peserta didik yang benar ataupun

salah, dengan Checklist Hijau kalau jawabannya benar, dan Checklist Merah kalau

jawabannya salah. Jika Mati, maka peserta didik sama sekali tidak bisa melihat

keduanya. b) Tunjukkan jawaban setelah babak selesai. Memungkinkan siswa untuk

melihat pertanyaan dan jawaban di akhir. Pengaturan ini dimatikan, untuk memunculkan

respon dari peserta didik agar penasaran dan bertanya apabila ada jawaban dari peserta

didik yang salah. c) Mengaktifkan waktu, papan peringkat, pertanyaan acak, jawaban

acak, serta menampilkan meme.

17) Bagikan kode yang muncul ke peserta didik. Pesrta didik memulai Game Edukasi

Quizizz dengan Join Quizizz dan memasukkan kode yang dibagikan oleh gurunya.

Setelah guru meng-klik mulai, maka dalam hitungan mundur seluruh peserta didik yang

sudah bergabung dapat memulai game. Setelah semua peserta didik mengerjakan, guru

langsung dapat mengunduh hasil belajar dalam bentuk file excel.

18) Guru memonitor proses. Guru memonitor proses berlangsungnya Game Edukasi Quizizz

melalui layar laptop.

19) Mengunduh hasil belajar.

20) File Unduhan dalam bentuk Excel.

7
Game Edukasi ini tentu memiliki beberapa kelebihan yang tentu dapat menunjang

keberhasilan proses pembelajaran pada siswa:

 Bagi Guru/Pendidik, memudahkan dalam membuat soal.

 Ketika siswa menjawab soal atau kuis dengan benar, setelah itu akan muncul berapa

poin yang didapatkan dalam satu soal, juga mendapatkan ranking atau peringkat berapa

dalam menjawab kuis tersebut.

 Bilamana siswa menjawab kuis tersebut salah, maka akan muncul jawaban yang benar,

guna koreksi mandiri bagi siswa.

 Ketika telah dinyatakan selesai mengerjakan kuis, pada sesi akhir atau penutup,

sebelumnya akan di tampilkan review question guna mencermati kembali jawaban yang

telah dipilih.

 Dalam mengerjakan kuis, setiap siswa mendapatkan soal kuis yang berbeda-beda,

karena telah diacak secara otomatis, sehingga meminimalisir kecurangan.

Disamping dengan adanya kelebihan, tentu tidak bisa dipungkiri dengan adanya

kekurangan atau kelemahan dari Game Edukasi Quizizz sebagai media pembelajaran, yakni

sebagai berikut:

 Jaringan atau internet, yang sewaktu-waktu bermasalah

 Ketika mengerjakan, siswa dapat membuka tab baru, itu artinya siswa bisa masuk

dengan mudah menggunakan lain untuk mencari jawaban.

 Dalam permasalahan waktu, siswa yang mulanya bisa mendapatkan peringkat atas,

memiliki kemungkinan penurunan peringkat, dikarenakan manajemen waktu yang

kurang tepat.

 Akan menjadi kendala atau permasalahan tambahan, bila siswa terlambat bergabung.

8
Demikian uraian mengenai kelebihan dan kelemahan dari Game Edukasi Quizizz yang

di gunakan sebagai media pembelajaran, sehingga memudahkan pembaca dalam memahami

pemanfaatan Game Edukasi Quizizz.

Karya-karya yang ada dalam Game Edukasi Quizizz, dapat dengan mudah diperoleh,

karena sudah banyak diposting dalam situsnya. Namun, akan menjadi lebih baik apabila

pendidik atau guru berkreasi sendiri dalam membuat soal, karena dapat menyesuaikan

dengan kebutuhan belajar siswa, sesuai dengan tujuan dan pembelajaran yang telah

dirancang. Bila sudah menemukan set kuis yang telah ditentukan atau dibutuhkan, kita dapat

memanfaatkannya dengan menjadikannya bersifat live, solo atau PR di kelas daring selama

pandemi.

Simpulan dan Saran

Dalam mewujudkan tujuan serta cita-cita pendidikan di Indonesia, membutuhkan

berkali-kali lipat usaha, mengingat segala kekurangan yang dimiliki. Teknologi hadir sebagai

sarana kemudahan dalam menjalankan kehidupan, termasuk pendidikan. Disamping adanya

transisi pandemi, pendidikan memiliki tantangan untuk bisa mengoptimalkan peran teknologi

dalam ikut andil mensukseskan pendidikan, baik dari aspek proses pembelajaran, media

pembelajaran, strategi pembelajaran, hingga evaluasi pembelajaran.

Salah satu media untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan tapi

tidak menghilangkan atau menurunkan pemahaman peserta didik mengenai materi serta

memanfaatkan perkembangan teknologi, adalah dengan aplikasi Game Edukasi Quizizz.

Upaya pemanfaatan Game Edukasi Quizizz digadang-gadang bisa menjadi alternatif media

pembelajaran, dimana mengutamakan kreatifitas, manajemen waktu, hingga evaluasi mandiri

dari siswa.

9
Akan tetapi, terlepas dari itu semua, pemanfaatan Game Edukasi Quizizz sebagai media

pembelajaran yang efektif, bisa tercapai bilamana, guru memperhatikan akan kebutuhan,

kekurangan dan perbedaan siswa atau peserta didik. Selain itu, juga tidak hanya terpaku pada

Game Edukasi Quizizz saja, tapi juga memberdayakan aplikasi lain penunjang

keberlangsungan dari proses pembelajaran. Sehingga, meski dalam kondisi apapun,

pemerataan pendidikan tetap bisa dirasakan oleh siapa saja, termasuk siswa-siswa Sekolah

Dasar, yang mengemban sebagai pemuda-pemudi berbakat penerus generasi emas bangsa,

baik dalam aspek pendidikan, ekonomi, sosial, hingga politik. Maka, tujuan dan cita-cita

pendidikan yang telah ditetapkan dapat terwujud sebagaimana mestinya perlu di wujudkan.

Daftar Pustaka

Citra C.N . dan Rosy B. 2020. Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Game

Edukasi Quizizz Terhadap Hasil Belajar Teknologi Perkantoran Siswa Kelas X SMK

Ketintang Surabaya. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, 8(2).

https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap

Hartono. (2008). Metode Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Workshop Pengembangan Profesi

Guru.

Hasanah, N. 2020. “Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Daring Melalui

Media Google Form dan Google Meet”, dalam www.tabloidcermin.com, tanggal 7 Mei

2021, pukul 19.00.

Kurniati, Erwin. 2009. Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Strategi Pembelajaran

Tipe Snow Balling dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar

Matematika (PTK VIII B SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009).

Skripsi Thesis. UMS

10
Malik, Habibi. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode

Permainan Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sdn 1 Sritejokencono. Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka.

Miguel Guhlin, Gamifying Learning With Quizizz, technotes, 21 Mei 2016,

https://blog.tcea.org/ (diakses tanggal 8 Mei 2021, pukul 20.56)

Nurhayati, E. (2020). Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Melalui

Media Game Edukasi Quiziz pada Masa Pencegahan Penyebaran Covid-19. Jurnal

Paedagogy, 7(3).doi:https://doi.org/10.33394/jp.v7i3.2645

Salsabila, Unik Hanifah dkk. 2020. Pemanfaatan Aplikasi Quizizz Sebagai Media

Pembelajaran Ditengah Pandemi Pada Siswa SMA. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan,

Universitas Jambi, 4(2)

Suciningsih. 2020. Quizizz Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar Dalam Masa Covid-19 Di

Mi Muhammadiyah Tambakan Ajibarang Banyumas. Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

Wijayanto, E. (2017). Pengaruh Penggunaan Media Game Edukasi Terhadap Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas IV SDN Kajartengguli Prambon Sidoarjo. Jurnal Penelitian

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(3).

11
MEMBACA BAHASA INGGRIS

MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DAN GAMBAR

Arinda Ayu Musyofa


S1 PGSD, Fakultas FKIP, Universitas Terbuka
Pokjar Tulangan
Email : arindaayum@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan pembelajaran di kelas merupakan peranan yang sangat penting, dimana pendidik harus bisa
membuat suasana yang kondusif agar peserta didik dapat menerima pelajaran dengan tenang dan baik.
Pendidik dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran di kelas,
dengan menggunakan alat peraga seperti media audio visaul, khususnya media video dan gambar.
Alat peraga ini dapat digunakan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, karena mata pelajaran Bahasa
Inggris merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi baik secara
lisan maupun tulisan. Dengan pemanfaatan media video dan gambar ini diharapakn peserta didik
mampu meningkatkan kemampuan membaca, menulis, mendengar dan berbicara bahasa Inggris.

Kata Kunci: media pembelajaran, media video dan gambar, bahasa Inggris

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan

manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Dalam era globalisasi

manusia dituntut untuk bisa berkomunikasi menggunakan bahasa asing. Karena Bahasa

Asing mempunyai dampak yang besar, terutama Bahasa Inggris. Bahasa Inggris sendiri

sudah masuk dan diterapkan dalam mata pelajaran pendidikan di Indonesia. Pembelajaran

Bahasa Inggris ini sangat berguna untuk peserta didik kelak dimasa depan. Bahasa Inggris

telah menjadi mata pelajaran yang wajib diajarkan, mata pelajaran Bahasa Inggris selalu ada

dalam setiap tingkatan pendidikan yang ada di Indonesia ini, mulai dari Paud, Taman

Kanak–kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah

Menengah Atas (SMA), dan bahkan tingkat Perguruan Tinggi. Materi yang diajarkan pada

tiap tingkat pendidikan pun berbeda. Hal ini menyesuaikan dengan kemampuan berpikir

peserta didik.

12
Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan

berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tulisan, memahami dan mengungkapkan

informasi. Kemampuan berbahasa Inggris adalah aspek yang sangat penting, oleh karena itu

mata pelajaran Bahasa Inggis diajarkan secara kontinyu, mulai dari jenjang paud hingga

perguruan tinggi. Ada 4 aspek yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, yakni ;

membaca (reading), menulis (writing), berbicara (speaking) dan, mendengar (listening).

Aspek membaca (reading) adalah aspek yang paling penting dalam pembelajaran Bahasa

Inggris, karena awal dalam mengerti dan fasih berbicara Bahasa Ingris adalah membaca,

dengan banyak membaca peserta didik memperoleh banyak kosakata baru, secara pelahan

kosakata yang sudah terkumpul akan menjadi sebuah kalimat. Kalimat – kalimat inilah yang

nantinya akan mengantar peserta didik menjadi lancar berkomunikasi menggunakan Bahasa

Inggris.

Kemajuan di dunia teknologi membuat segalanya menjadi lebih mudah dan praktis.

Ada banyak inovasi – inovasi baru di dunia teknologi yang dapat mempercepat dan

mempermudah berbagai macam aktivitas. Dalam hal ini, pendidik dituntut untuk mampu

memanfaatkan dan menerapkan kecanggihan teknologi tersebut secara maksimal saat

pembelajaran. Penggunaan media dapat meningkatkan proses pembelajaran, seperti media

gambar, video, musik dan alat pengajaran audio visual lainnya.

Dalam penyampaian materi Bahasa Inggris, media audio visual adalah media yang

paling tepat untuk digunakan, dengan begitu peserta didik dapat melihat dan meniru

pengucapan secara langsung. Pembelajaran Bahasa Inggris lebih banyak praktek daripada

metode ceramah. Dalam memperlancar membaca Bahasa Inggris, pendidik dapat memutar

film – film pendek, yang memiliki isi cerita yang bagus, dan menggunakan bahasa yang

mudah dipahami. Mempelajari tiap kosakata dan kalimat yang ada dalam film dan mencoba

mengucapkan secara perlahan. Mengulang setiap kalimat hingga benar – benar fasih dalam

13
membacanya.

PEMBAHASAN

Media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka

lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam

proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Oemar Hamalik).

Media pembelajaran mempunyai berbagai macam jenis yang bisa digunakan untuk

pembelajaran, seperti media visual, media audio, media audio visual, media cetak dan lain

sebagainya. Dari berbagai macam media pembelajaran tersebut, media yang paling cocok

digunakan adalah media audio visual, karena media pembelajaran ini bisa diterima dengan

penglihatan dan pendengaran peserta didik. Yang termasuk dalam media audio visual adalah

televisi, video, film, gambar dan grafis. Media audio visual terutama bentuk video ini bisa

dimanfaatkan pendidik dalam memberikan bahan ajar kepada peserta didik. Pendidik bisa

memilih video yang tata bahasanya masih bisa dipahami oleh peserta didik, bisa dengan

memutar video yang berisi tentang cara pengucapan bahasa inggris yang benar, dengan ini

peserta didik dapat melihat per-kalimat atau kata yang di tayangkan dan juga bisa mendengar

cara pengucapan yang benar, lalu diulang – ulang sampai peserta didik bisa mengucapkannya

dengan benar.

Menurut Derek Rowntree (dalam Rohani, 1997: 7 – 8) memaparkan media

pembelajaran berfungsi membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang telah

dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon peserta didik, memberikan

balikan dengan dan menggalakkan latihan yang serasi. Banyak kelebihan dari media

pembelajaran dalam kegiatan mengajar terutama video atau gambar dalam kegiatan mengajar

menurut Gerlach dan Ely, antara lain :

1. Kemampuan Fiksiatif, dapat menyimpan, menangkap dan menampilkan kembali suatu

objek atau kejadian.

14
2. Kemampuan Manipulatif, media dapat menampilkan kembali objek atau kejadian dengan

berbagai macam perubahan.

3. Kemampuan Distributif, media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam

satu kali penyajian secara serempak.

McKnown (Ahmad Rohani, 1997: 8) menjabarkan fungsimedia pembelajaran sebagai

berikut :

1. Mengubah titik berat pendidikan formal, yaitu dari pendidikan yang menekankan pada

instruksional akademis menjadi pendidikan yang mementingkan kebutuhan kehidupan

peserta didik.

2. Membangkitkan motivasi belajar pada peserta didik, karena :

1) Media instruksional edukatif padaumumnya merupakan sesuatu yang baru bagi

peserta didik.

2) Penggunaan media intruksional memberikan kebebasan kepada peserta didik lebih

besar dibanding dengan cara belajar tradisional.

3) Media intruksional edukatif lebih konkret dan mudah dipahami.

4) Memungkinkan peserta didik untuk berbuat sesuatu.

5) Mendorong peserta didik untuk tahu lebih banyak.

3. Memberikan kejelasan (clarification).

4. Memberikan ransangan (stimulation).

Dalam mata pelajaran Bahasa Inggris terdapat banyak rumus – rumus Bahasa Inggris

yang biasa disebut dengan tenses. Tenses adalah rumus untuk membuat kalimat yang

berkaitan dengan kejadian dimasa lampau, masa sekarang atau masa mendatang. Dengan

tenses inilah sebuah kalimat bisa terbentuk. Ada beberapa jenis tentang tenses, yakni :

Tenses Fungsi Rumus Contoh


Simple Menceritakan tentang masa Subject + I Cook Rice

Present sekarang atau kejadian saat Verb 1 + Es / Every Day

15
ini Es
Present Subject + Is /
Menceritakan kejadian yang I`m Cooking
Continuou Am / Are +
sedang terjadi Rice
s Ver Ing
Menceritakan kejadian masa
1.      Subject
Present lampau, namun kejadian itu I Have Cooked
+ Has / Have
Perfect masih terkait dengan masa Rice
+ Verb 3
sekarang
Present Menceritakan kejadian masa Subject +
I Have Been
Perfect lampau, namun masih Has / Have +
Cooking Rice
Continuou berlangsung hingga masa Been + Verb
For 3 Minute
s sekarang dan diulang – ulang Ing
Suvject +

Simple Menceritakan kejadian masa Verb 2 or I Cooked Rice

Past lampau Irregular This Morning

Verb
Past Menceritakan kejadian masa Subject + I Was Cooking

Continuou lampau, ketika ada kejadian Was / Were + Rice When

s lain yang sedang terjadi Verb Ing Joren Came


Menceritakan kejadian yang I Had Cooking
Past Subject +
berlangsung sebelum Rice Before
Perfect Had + Verb 3
pertistiwa lampau terjadi Joren Came
Past Menceritakan kejadian yang I Had Been
Subject +
Perfect telah berlangsung sebelum Cooking Rice
Had + Been
Continuou kejadian lain terjadi di masa When Joren
+ Verb Ing
s lampau Came
Subject +
Simple Menceritakan kejadian yang I Will Cook
Will / Shall +
Future akan terjadi di masa depan Rice Tomorrow
Verb 1
Future Menceritakan kejadian Subject + I Will Be
16
Will Be /
Continuou dengan waktu tertentu di Cooking Rice
Shall Be +
s masa depan This Afternoon
Verb Ing
Menceritakan kejadian yang Subject + I Will Have
Future
akan diselesaikan dengan Will Have + Cooked Rice by
Perfect
waktu tertentu di masa depan Verb 3 Tomorrow
Future Menceritakan kejadian di Subject + I Will Have

Perfect waktu tertentu dan masih Will Have Been Cooking

Continuou berlangsung ketika ada Been + Verb Rice For 30

s kejadian lain di masa depan Ing Minute


Menceritakan kejadian di Subject +
I Would Cook
Past Future masa depan dari perspektif Would Verb
Rice
masa lampau 1
Menceritakan kejadian yang Subject +
Pas Future
seharusnya terjadi di masa Should Be / I Should Be
Continuou
depan dari perspektif masa Would Be + Cooking Rice
s
lampau Verb Ing
Subject +
Menceritakan kejadian yang
Should
Past Future seharusnya sudah terjadi di I Should Have
Have /
Perfect masa depan pada waktu Cooked Rice
Would Have
teretntu
+ Verb 3
I Should Have
Past Future Subject +
Menceritakan kejadian yang Been Cooking
Perfect Would Have
telah berlangsung hingga Rice For 30
Continuou Been + Verb
waktu tertentu di masa depan Minute by That
s Ing
Time

Sekitar ada 16 jenis tenses yang ada dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Peserta didik

17
harus bisa memahami rumus – rumus tenses tersebut, karena dengan memahami ini belajar

Bahasa Inggris akan semakin mudah. Pendidik bisa membantu peserta didik belajar tenses

dengan menggunakan media video, karena sangat banyak sekali contoh – contoh tenses,

selain peserta didik belajar tenses, peserta didik juga bisa belajar cara pengucapannya.

Dengan pembelajaran menggunakan media video atau gambar ini, bisa membuat

suasana kelas menjadi kondusif, peserta didik tidak merasa cepat bosan. Beberapa

pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat antara lain adalah tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran, karakteristik materi pembelajaran, kegunaan media

pembelajaran dan kemampuan pendidik dalam menggunakannya (Suprihatiningrum, 2013 :

324).

SIMPULAN

Media video dalam pembelajaran Bahasa Inggris tidak hanya dipakai untuk mencapai

keterampilan membaca saja, ada aspek lain yang bisa dicapai dalam pembelajaran Bahasa

Inggris dengan menggunakan media video yakni mendengar (listening), menulis (writting)

dan berbicara (speaking). Belajar Bahasa Inggris menggunakan media video dan gambar

dapat diterima dengan baik dan dapat mencapai bahasa target. Karena selama ini peserta

didik merasa kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris, salah satunya dalam keterampilan

mendengar, jika dalam keterampilan ini saja peserta didik mengalami kesulitan, maka bisa

dipastikan dalam keterampilan lainnya seperti membaca akan mengalami kesulitan juga,

karena pelajaran Bahasa Inggris ini menekankan pada 4 aspek, yakni : membaca (reading),

18
mendengar (listening), berbicara (speaking), dan menulis (writting).

Dengan ini pendidik harus berupaya meningkatkan lagi kualitas mengajar terutama

dalam pemanfaatan pembelajaran menggunakan media video dan gambar, masih banyak lagi

hal – hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran. Meningkatkan kembali

sarana dan prasana dalam kegiatan mengajar Bahasa Inggris, karena Bahasa Inggris

merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi baik secara

lisan maupun secara tulisan, memahami dan mengungkapkan informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani, (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Gerlach V S., Ely Donald P., Melnick Rob. 1971. Teaching And Media; a Systemnatic

Approach. New Yersey : Englewood Cliffs, New Yersey : Prentice Hall, Inc.

Hamalik, Oemar (1989). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya.

Http://metodepembelajaran10.blogspot.com/2017/fungsi-media-pembelajaran-dan-

manfaat.html?m1

Suprihatiningrum, J (2013). Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

19
LINGKUNGAN UNTUK BELAJAR MATEMATIKA
Oleh : ANGGI WINDARTO
E-mail : arif28.a271@gmail.com

ABSTRAK
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji benda abstrak atau konsep abstrak yang
disusun menggunakan penalaran yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
berguna bagi daya pikir manusia dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Dalam belajar matematika
seorang pendidik perlu menggunakan media lingkungan sekitar untuk mengenalkan penerapan
pembelajaran dalam sehari-hari. Penggunaan media lingkungan sekitar, dimaksudkan untuk
merangsang atau membangkitkan berpikir kritis peserta didik dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Dengan adanya pengertian yang didapat secara langsung oleh peserta didik bisa membuat
ilmu yang didapat tersebut lebih melekat ke peserta didik sehingga mampu memuaskan rasa ingin
tahu peserta didik sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menggairahkan.

Kata kunci : lingkungan, belajar, dan matematika

A. PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar matematika yang sering kita alami sehari-hari di kelas pada

umumnya masih banyak didominasi oleh pendidik, peserta didik masih secara pasif

menerima apa yang diberikan oleh pendidik. Pembelajaran matematika yang kita lakukan,

biasanya kita hanya memberikan materi dengan memberikan contoh-contoh soal dan cara

mengerjakannya kemudian peserta didik disuruh untuk mengerjakan soal-soal latihan.

Pembelajaran yang seperti ini sebenarnya sangat membosankan bagi peserta didik, dan

hasilnya pun kurang memuaskan karena masih banyak peserta didik kita yang belum

mengerti dengan apa yang kita contohkan. Dalam proses belajar mengajar setiap hari,

seorang pendidik masih sangat jarang menggunakan atau memberi inovasi dalam proses

pembelajarannya, dan masih kurang pemahaman akan manfaat dari sebuah inovasi tersebut.

Sehingga pembelajaran yang disampaikan ke peserta didik akan terasa sangat monoton dan

membosankan, hal ini menyebabkan tidak maksimalnya proses belajar mengajar di dalam

kelas tersebut. Maka dari itu perlu adanya inovasi dalam pembelajaran tersebut untuk

merangsang atau menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik dalam pelajaran matematika ini

20
dan pendidik memerlukan sebuah alat peraga atau media guna membuat sebuah inovasi

dalam pembelajarannya untuk membantu pemahaman peserta didik.

Secara garis besar, peserta didik sekolah dasar masih senang dengan permainan dan

masih belum memahami konsep-konsep abstrak. Karena itu, pendidik perlu menjembatani

dengan peralatan-peralatan yang konkrit. Benda-benda manipulatif membantu mereka

memahami konsep-konsep yang abstrak, sehingga memerlukan media belajar digunakan

untuk membantu peserta didik memahami konsep-konsep matematika ataupun fakta-fakta,

prosedur, maupun operasi dalam matematika. Menurut Munadi (2008;7) media pembelajaran

adalah sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara

terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Dengan alat peraga atau media dapat membantu tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini

karena dilandasi bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media dapat mempertinggi

daya konsentrasi peserta didik sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena

itu, proses belajar mengajar yang menggunakan alat peraga atau media dapat menghasilkan

proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa media. Penggunaan media tidak bisa

digunakan sembarangan menurut sekehendak hati pendidik. Tetapi harus memperhatikan dan

mempertimbangkan tujuan.

Dalam penggunaaan alat peraga atau media, pendidik tidak perlu memikirkan bahwa

pendidik akan mengeluarkan biaya yang banyak. Pendidik bisa menggunakan benda-benda

yang ada di lingkungan sekitar peserta didik yang sudah tak terpakai. Dengan demikian kita

bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dan dapat meningkatkan hasil

belajar atau prestasi peserta didik kita. Di dalam lingkungan sekitar, ada berbagai benda yang

bisa kita manfaatkan guna membantu pembelajaran matematika, dari benda hidup (biotik)

maupun benda tak hidup (abiotik). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Agoes Soegianto

21
(2010;1) bahwa lingkungan adalah seluruh faktor luar yang mempengaruhi suatu organisme,

faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotik) atau organisme tidak hidup (abiotik).

Dengan beragamnya organisme atau benda di sekitar kita, maka kita bisa memanfaatkan

benda-benda tersebut guna melakukan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

B. PEMBAHASAN

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara pendidik

dengan peserta didik, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun

secara tidak langsung dengan menggunakan berbagai media pembelajaran (Rusman,

2010:134). Di dalam proses interaksi pendidik dan peserta didik, pendidik akan dihadapkan

dengan berbagai macam karakter peserta didik, ada peserta didik yang mudah memahami

dengan apa yang disampaikan pendidik, adapula peserta didik yang susah dalam memahami

apa yang disampaikan pendidik. Dengan bermacamnya karakter peserta didik, maka pendidik

memerlukan sebuah inovasi belajar untuk memaksimalkan pembelajaran di kelas.

Di dalam teori Bruner dia lebih menekankan peserta didik belajar menemukan sendiri,

sedangkan pendidik hanya sebagai fasilitator. Peserta didik menemukan sendiri terkait

dengan hal-hal yang dipelajarinya di kelas, maka akan menimbulkan rasa keingintahuan

peserta didik akan hal baru yang dia ketahui, sehingga pengalaman yang dia alami tersebut

akan melekat pada dirinya. Tugas pendidik hanya menjelaskan atau memuaskan rasa

keingintahuan peserta didik dengan memberi jawaban atas pertanyaan peserta didik dengan

jawaban yang logis, jelas, dan mudah dipahami anak tersebut. Dari penjelasan pendidik yang

bisa memuaskan rasa keingintahuan peserta didik tersebut, maka peserta didik tersebut

merasa senang dengan hal baru yang dia ketahui dan bisa menerapkan di dalam kegiatan

sehari-hari.

Sehubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, pembelajaran diharapkan

mampu atau memberi gambaran atau mengaitkan kehidupan sehari-hari peserta didik di

22
dalam pembelajaran tersebut. Sebagaimana yang kita bahas di dalam artikel ini tentang

pelajaran matematika. Matematika berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan,

hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-

konsep abstrak (Hudoyo dalam Aisyah, 2008:1). Matematika merupakan ilmu pengetahuan

yang mengkaji benda abstrak atau konsep abstrak yang disusun menggunakan penalaran yang

mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan berguna bagi daya pikir manusia.

Oleh karena itu pembelajaran matematika harus dilakukan dengan baik, menarik, dan

bermakna sehingga peserta didik dapat memahami konsep-konsep matematika yang abstrak.

Pembelajaran matematika dapat berhasil jika proses pembelajarannya sesuai dengan

langkah-langkah yang ditetapkan. Namun banyak peserta didik yang enggan untuk belajar

matematika dikarenakan pembelajaran matematika merupakan pelajaran yang membosankan.

Maka dari itu sebagai pendidik kita butuh sebuah warna baru dalam pembelajaran kita agar

pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.

Penerapan penggunaaan lingkungan hidup guna pembelajan matematika sangatlah

tepat, karena di sekitar kita banyak sekali media untuk membantu pendidik menjelaskan

pembelajaran yang akan disampaikan. Menurut Bruner dengan adanya informasi baru yang

telah peserta didik temukan sendiri, maka informasi tersebut akan bertahan lama daripada

informasi yang diberikan oleh pendidik.

Di dalam penjumlahan pendidik bisa mengambil batu kerikil yang ada di depan kelas

misalnya anak 1 mengambil batu sebanyak 3 buah, lalu menyuruh anak ke-2 untuk

mengambilkan batu 5 buah, setelah itu dijadikan satu dan dihitung semua batu tersebut

didapatkannya 8 buah batu. Hal ini sudah menggambarkan pengoperasian penjumlahan 3 + 5

= 8.

Dari satu contoh di atas bisa disimpulkan bahwa media lingkungan sangatlah

membantu anak dalam memahami pembelajaran matematika dan tentunya membuat

23
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas memberi kesan mendidik kepada anak dan

membuat mengasyikan bagi anak.

C. SIMPULAN

Di dalam pembelajaran saat ini, peserta didik jarang mendapatkan pembelajaran

praktek atau outdoor, karena banyaknya kebijakan para pejabat terkait tentang pendidikan di

negeri ini masih sering tidak efektif. Misalnya saja peserta didik tidak diperbolehkannya

pembelajaran outdoor anak SD dikarenakan telah terjadi kecelakaan di suatu daerah sehingga

semua sekolah terkena imbasnya, padahal anak sekolah sangatlah perlu pemahaman yang

nyata, menemukan hal baru secara langsung dengan penambahan wawasan tapi kini sudah

dibatasi dan dilarang. Diharapkan ada sebuah program pemanfaatan dari dana BOS sekolah

guna menjalankan pembelajaran outdoor untuk membantu meningkatkan pendidikan di

negeri ini.

Kesimpulannya yaitu media sangat dibutuhkan untuk menjelaskan pembelajaran bagi

anak sangat membosankan karena hanya kegiatan menghafal dan menulis saja. Akan tetapi

sesekali anak dikenalkan langsung konsep penerapan kehidupan sehari-hari dalam

menerapkan ilmu yang diperolehnya atau sedang dipelajarinya, jadi anak bisa menemukan

suatu masalah dan mampu mencari penyelesaian secara mandiri melalui pendidik sebagai

fasilitatornya saja.

24
D. DAFTAR PUSTAKA

Munadi, Y, (2008). Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press.

Rusman. (2010). Model-model pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Pendidik

Edisi Kedua). Jakarta: Raja Grafindo Persada

Aisyah, Nyimas, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.

E. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan alat peraga benda kongkrit yang ada di lingkungan sekitar
untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan
pada peserta didik kelas 1 di SD Negeri PETAKILAN ?
2. Apakah penggunaan alat peraga benda-benda konkrit yang ada di lingkungan sekitar
dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan
pada peserta didik kelas 1 di SD Negeri PETAKILAN ?

25
AKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING
PADA MASA PANDEM COVID-19 DI SD

Oleh : Yoga Hendra Purnama


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Terbuka
E-mail: hendra.urnama@gmail.com

Abstrak
Dampak pandemi Covid-19 mempengaruhi kondisi psikologis dan perubahan perilaku manusia yang
sifatnya lebih luas dalam jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini juga berdampak pada sistem
pendidikan di Indonesia. Pendidik dan peserta didik terutama di sekolah dasar akan terbiasa
melakukan interaksi jarak jauh. Di sekolah dasar juga menerapkan WFH (Work From Home) untuk
pendidik, dan BDR (Belajar Dari Rumah) untuk peserta didik. Kegiatan ini bertujuan untuk menindak
lanjuti aktivitas pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di sekolah dasar. Ada beberapa
macam pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi Covid-19 di sekolah dasar menggunakan
model daring dengan aplikasi berupa : Google Classroom, Telegram, Whatsapp, Zoom, Youtube,
Facebook, dan Messenger. Pelaksanaan pembelajaran daring berjalan dengan lancar, walaupun
dirasakan kurang ideal. Hasil belajar peserta didik bervariasi, mulai dari kurang memuaskan, cukup,
hingga baik. Kendala yang dihadapi pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran daring antara lain
: ketersediaan kuota internet, jaringan yang tidak stabil, dan alat penunjang seperti gawai dan laptop.
Pembelajaran daring dinilai efektif jika diterapkan pada masa pandemi Covid-19 namun diperlukan
model yang lebih variatif agar tetap menarik jika digunakan dalam jangka panjang.

Kata kunci : Aktivitas, Pembelajaran Daring, Pandemi Covid-19

I. PENDAHULUAN
Awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan wabah virus corona (Covid-19) yang

dikemudian hari menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. Diduga Covid-19 pertama kali

muncul di Wuhan, Provinsi Hubei pada akhir tahun 2019. Bencana non alam ini bukan

pertama kalinya dihadapi negara-negara di dunia. Sejarah mencatat pernah ada sebelumnya

beberapa virus yang juga dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani seperti virus

Ebola, SARS, H5N1 atau Flu Burung, HIV, MERS, dan lain – lain (Syafrizal, 2020).

Dampak dari adanya Covid-19 menyebabkan perekonomian di Indonesia menjadi

merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama alat-alat kesehatan.

Pengendalian extreme seperti lockdown suatu daerah bahkan suatu negara dilakukan sebagai

upaya untuk meminimalkan penyebaran penyakit tersebut (Zahrotunni’mah, 2020 : 248).

Menurut Roycnhansyah (2020), perilaku masyarakat pada masa pandemi mengalami


26
perubahan diantaranya WFH (Work from Home), BDR (Belajar dari Rumah), semua serba

virtual, pemilihan moda transportasi, sampai pembatasan akses. Penggunaan teknologi yang

tadinya lebih banyak sebagai sarana pendukung kerja sebagian, berubah menjadi fasilitas

kerja utama. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia. Dalam sektor

pendidikan misalnya, pendidik dan peserta didik akan terbiasa melakukan aktivitas

pembelajaran jarak jauh.

Banyak aplikasi pembelajaran online yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan

akhir-akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip oleh Arizona (2020 : 66),

pembelajaran online merupakan bentuk aktivitas pembelajaran / pelatihan jarak jauh dengan

memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, misalnya internet, dan CD-ROM (secara

langsung dan tidak langsung). Aktivitas pembelajaran online menghubungkan peserta didik

dengan sumber belajarnya (database, pendidik, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau

bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, dan berinteraksi.

Salah satu aplikasi gratis dan mudah diterapkan adalah aplikasi Google Classroom.

Menurut Arizona (2020 : 66), pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan

media Google Classroom memungkinkan pendidik dan peserta didik dapat melakukan

aktivitas pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian materi

pembelajaran sekaligus penilaian. Pendidik dan peserta didik dalam aplikasi ini

dimungkinkan untuk berinteraksi melalui forum diskusi terkait dengan permasalahan materi

dan jalannya pembelajaran secara interaktif. Bahkan di akhir-akhir ini pada aplikasi Google

Classroom sudah tersedia di dalamnya Google Meet yang memungkinkan utnuk melakukan

video teleconference.

Pembelajaran online merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan

ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model / media

pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya (Dewi, 2020 : 57). Pelaksaan

27
sistem pembelajaran pada satuan pendidikan mengalami perubahan bentuk operasional yang

digeneralisasi melalui kebijakan pembelajaran dan mengikut pada kebijakan sosial, yaitu

instruksi Social Distancing hingga berujung pada himbauan Lockdown. Berdasarkan

pengamatan Sabran dan Sabara (2018), pembelajaran dengan menggunakan media Google

Classroom secara keseluruhan cukup efektif dengan tingkat kecenderungan sebesar 77,27%.

Semua efektifitas pembelajaran dipengaruhi oleh kemudahan, kemanfaatan, dan kualitas

layanan Google Classroom.

Berdasarkan Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada tanggal 18 Maret

2020, maka segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu

ditunda demi mengurangi penyebaran Covid-19 terutama pada bidang pendidikan. Pada

tanggal 24 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan

Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Surat Edaran tersebut menjelaskan

bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui aktivitas pembelajaran daring / jarak

jauh untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Belajar di

rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup (life skill) antara lain mengenai

pandemi Covid-19.

Pembelajaran lasimnya berlangsung di ruang kelas dengan jadwal tertentu berubah

menjadi pembelajaran di rumah masing-masing dengan waktu yang tidak praktis sesuai

jadwal pembelajaran. Inilah yang lahir sebagai dampak dari himbauan pembatasan sosial,

selanjutnya menciptakan pembatasan operasional pendidikan. Kondisi ini lebih popular

dengan istilah pembelajaran “daring” (pembelajaran dalam jaringan) yang sebelumnya juga

sudah sangat familiar dan sering dilakukan, namun sebagai alternatif di antara beberapa

bentuk pembelajaran yang lebih efektif.

28
II. PEMBAHASAN

A. Sistem Pembelajaran Daring

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “daring” merupakan akronim dari

“dalam jaringan”. Pembelajaran daring merupakan salah satu sistem pembelajaran online atau

dilakukan melalui jaringan internet. Kemajuan yang terjadi dalam dunia teknologi

komunikasi dan informasi memunculkan peluang maupun tantangan baru dalam dunia

pendidikan. Peluang baru yang muncul termasuk akses yang lebih luas terhadap konten

multimedia yang lebih kaya, dan berkembangnya metode pembelajaran baru yang tidak lagi

dibatasi oleh ruang dan waktu. Di sisi lain kemajuan teknologi dengan beragam inovasi

digital yang terus berkembang juga menghadirkan tantangan baru bagi penyelenggara

pendidikan untuk terus menyesuaikan infrastruktur pendidikan dengan teknologi baru

tersebut.

Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online,

menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan

pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui flatform yang telah

tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga

dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran

melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google

Meet, dan Zoom. Mengutip pendapat Adit (2012), ada 10 (sepuluh) flatform yang dapat

digunakan sebagai sumber belajar online gratis dan bisa diakses bebas oleh peserta didik

maupun pengajar di tengah pandemi Covid-19 seperti yang tersaji pada tabel berikut :

29
Flatform Situs Pembelajaran Online di Indonesia
No Flatform Alamat Situs
1 Rumah Belajar https://belajar.kemdikbud.go.id/
2 Meja Kita https://mejakita.com/
3 Icando https://bit.ly/appicando
Google for https://edu.google.com/
4
Education
5 Kelas Pintar https://www.kelaspintar.id/
6 Microsoft Office 365 https://www.microsoft.com/id-id/education/product/office
7 Quipper School https://www.quipper.com/id/school/
8 Ruang Guru https://ruangguru.com/belajar
9 Zenius https://www.zenius.net/
10 Cisco Webex https://www.webex.com/
(Sumber : https://edukasi.kompas.com/

Pendidikan jarak jauh merupakan suatu kajian kependidikan yang terus berkembang

seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Karena itu juga

pendidikan jarak jauh sering dipersepsikan sebagai suatu inovasi dalam metode

pembelajaran. Selama pelaksanaan pembelajaran daring, peserta didik memiliki keleluasaan

waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi

oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru pada waktu yang

bersamaan, seperti menggunakan video call atau live chat. Pembelajaran daring dapat

disediakan secara elektronik menggunakan forum atau message.

B. Kondisi Pembelajaran Daring

Melalui pembelajaran daring, peserta didik bisa belajar seperti biasanya dan tidak

ketinggalan materi sekolah, karena waktu yang dirasakan lebih fleksibel. Namun

pembelajaran daring tidak disambut baik sepenuhnya oleh peserta didik, karena ada sebagian

peserta didik menganggap bahwa pembelajaran daring ini memiliki tingkat kesulitan yang

lebih dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut ditambah dengan

tuntutan terhadap kuota internet yang harus selalu tersedia.

Setelah masa pandemi, pembelajaran seluruhnya dilakukan secara online. Aplikasi

utama yang digunakan adalah Google Classroom, ditambah Youtube dan flatform lain untuk

30
menambah referensi belajar. Kondisi pembelajaran daring tidak se-ideal pembalajaran tatap

muka. Koneksi internet yang tidak stabil dan motivasi belajar peserta didik menjadi salah

satu kendala dalam proses pembelajaran daring. Namun secara keseluruhan, mayoritas

peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Menurut Windhiyana (2020 : 3), kelebihan dalam melakukan pembelajaran online,

salah satunya adalah meningkatkan kemampuan interaksi antara peserta didik dengan

pendidik, pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja (time and place

flexibility), menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global

audience), dan mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy

updating of content as well as archivable capabilities).

Keuntungan penggunaan pembelajaran online adalah pembelajaran bersifat mandiri dan

interaksi yang tinggi, mampu meningkatkan daya ingat, memberikan lebih banyak

pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi yang semuanya digunakan untuk

menyampaikan informasi dan juga memberikan kemudahan menyampaikan, mengunduh,

peserta didik juga bisa mengirim email kepada peserta didik lain, mengirim komentar pada

forum diskusi, memakai ruang chat, sampai tersedianya link video conference untuk

berkomunikasi langsung.

Hasil belajar dari proses pembelajaran daring bervariasi, mulai dari kurang

memuaskan, cukup hingga baik. Hasil belajarnya kurang memuaskan karena materi yang

dipahami lebih sedikit daripada pembelajaran tatap muka dikelas. Sedangkan hasil belajarnya

bagus dan pembelajaran dengan cara daring memberikan kotribusi terhadap upaya

pembiasaan dalam menggunakan aplikasi daring yang kemungkinan akan semakin

berkembang di kemudian hari.

31
C. Hambatan Pembelajaran Daring

Kendala lain yang dihadapi adalah buruknya koneksi internet di daerah tempat tinggal

peserta didik, dan ketersediaan perangkat pembelajaran seperti laptop. Peserta didik

merasakan bahwa tingkat pemahaman materi relatif lebih baik pada proses pembelajaran

tatap muka secara langsung didalam kelas. Kendala lainnya adalah tidak semua pendidik dan

peserta didik siap mengoperasikan sistem pembelajaran daring dengan lancar, termasuk juga

mempersiapkan bahan pembelajaran secara digital. Pembelajaran daring dianggap efektif

karena kondisi pandemi yang tidak memungkinkan pembelajaran dalam bentuk tatap muka

secara langsung. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi seperti sinyal, dan kuota

internet yang masih belum memadai untuk semua peserta didik.

Pembelajaran daring dinilai oleh sebagian pendidik dan peserta didik efektif jika

diterapkan pada masa pandemi covid-19 karena berkaitan dengan protokol kesehatan. Namun

tingkat efektifitasnya belum dapat diukur sehingga signifikasinya belum jelas. Selain dinilai

efektif, model pembelajaran daring juga menemui kendala. Kendala yang dihadapi pendidik

maupun peserta didik dalam pembelajaran daring seperti pernyataan pertama, “kuota yang

harus dibeli, tugas yanag selalu menumpuk, karena keadaan dirumah berbeda sehingga harus

terbagi fokus, pemahaman tersampaikan namun kurang begitu memahami sehingga harus

mereview secara mandiri”, pernyataan kedua, “kendala yang dihadapi selain akses internet

yang tidak sama disetiap tempat”, pernyataan ketiga, “kuota, jaringan, dan kendala dalam

aplikasi”.

Pada pelaksanaan pembelajaran daring terkadang dirasakan sebagian besar pendidik

dan peserta didik kurang ideal dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka secara

konvensional. Komunikasi yang terkadang dilakukan secara tidak serentak membuat

sebagian peserta didik merasa kesulitan untuk mengajukan pertanyaan pada saat proses

32
pembelajaran berlangsung. Kurangnya komunikasi menyebabkan materi menjadi sulit

dipahami

III. SIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan

pada masa pandemi Covid-19 di SD secara keseluruhan menggunakan model pembelajaran

daring dengan aplikasi berupa Zoom, Whatsapp, Telegram, Google Classroom, Youtube,

bahkan messenger. Setiap pendidik paling tidak menggunakan dua buah aplikasi yaitu

Google Classroom dan Wahtsapp, karena dirasakan paling praktis dan minim kuota

dibanding aplikasi lainnya.

Pelaksanaan pembelajaran daring berjalan dengan lancar, namun dirasakan sebagian

besar pendidik dan peserta didik kurang ideal dibandingkan pembelajaran tatap muka secara

konvensional. Komunikasi terjalin kurang lancar menyebabkan materi menjadi sulit

dipahami. Hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran daring bervariasi, mulai dari

kurang memuaskan, cukup, hingga baik. Kendala yang dihadapi pendidik dan peserta didik

dalam pembelajaran daring adalah ketersediaan kuota internet, jaringan yang terkadang tidak

stabil, dan alat penunjang (gawai dan laptop). Pembelajaran daring dinilai oleh sebagian

pendidik dan peserta didik efektif jika diterapkan pada masa pandemi covid-19 karena

berkaitan dengan protokol kesehatan. Diperlukan model pembelajaran daring yang lebih

variatif sebagai alternatif yang dapat digunakan dimasa mendatang agar pembelajaran tetap

menarik sehingga tujuan dari pendidikan secara umum dapat tercapai.

33
IV. DAFTAR PUSTAKA

Arizona, Kurniawan. Et.all. (2020). Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah Satu Solusi

Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi Covid-19 . Jurnal Ilmiah Profesi

Pendidikan. Volume 5 No 1 Mei 2020. (Online)

Tersedia :https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/donwload/111/99. DOI:

10.29303/jipp.v5i1.111 (Diakses : 25 Juni 2020)

Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020) Dampak Covid-19 terhadap Implementasi Pembelajaran

daring di Sekolah Dasar Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020.

(Online) Tersedia :https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/89 (Diakses :

25 Juni 2020)

Menteri Pendidikan. (2020). Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan

Pendidikan dalam Masa Darurat CoronaVirus (Covid-19).

Pratiwi, Ericha Windhiyana. (2020). The Impact of Covid-19 on Online Learning Activities

of a Christian University in Indonesia. Jurnal Perspektif Ilmu Pendidikan Volume 34

Issue 1 April 2020. (Online) Tersedia :

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pip/article/view/14921/8585

http://doi.org/10.21009/PIP.341.1 (Diakses : 25 Juni 2020)

Sabran & Sabara, E. (2018). Keefektifan Google Classroom sebagai Media Pembelajaran.

Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar.

(Online) Tersedia : https://ojs.unm.ac.id/semnaslemlit/articel/view/8256 (Diakses :

16 Juni 2020)

Syafrizal, dkk. (2020). Pedoman Umum menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah

Daerah, Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen. (Online) Tersedia :

34
https://www.kemendagri.go.id/documents/COVID-19/BUKU_PEDOMAN_COVID-

19_KEMENDAGRI.pdf (Diakses : 16 Juni 2020)

WHO. (2020). Coronavirus disease (COVID-19) outbreak situation. (Online) Tersedia :

https://Covid19.who.int/ (Diakses : 26 Juni 2020)

Zahrotunni’mah. (2020). Langkah Taktis Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan

Penyebaran Virus Corona COVID-19 di Indonesia. Jurnal Sosial dan Budaya

Syar’i Vol. 7 No. 3 (2020), pp.247-260, DOI: 10.15408/sjsbs.v7i3.15103. (Online)

Tersedia: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/15103. (Diakses :

26 Juni 2020

35
Model Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid 19

Oleh :
Nur Kholidah
Email: idacholidah4@gmail.com

ABSTRAK
Munculnya wabah covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan mulai mencari suatu inovasi
untuk proses kegiatan belajar mengajar. Pandemi covid-19 adalah peristiwa menyebarnya
penyakit coronavirus 2019 diseluruh dunia untuk semua negara. Penyakit ini disebabkan oleh
coronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2 wabah COVID-19.
Model pembelajaran merupakan tingkatan tertinggi dalam kerangka pembelajaran karena
mencakup keseluruhan tingkatan. Lingkupnya yaitu keseluruhan kerangka pembelajaran
karena memberikan pemahaman dasar dalam pembelajaran. Dalam model pembelajaran,
terdapat strategi yang menjelaskan operasional, alat, atau teknik yang digunakan siswa dalam
prosesnya.
Kata Kunci : Pembelajaran daring, pandemi, covid 19

A. PENDAHULUAN
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar mengajar. Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur peserta didik, dan memberi petunjuk
kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Dalam model
pembelajaran, terdapat strategi yang menjelaskan operasional, alat, atau teknik yang
digunakan siswa dalam prosesnya. Selanjutnya, di dalam strategi pembelajaran ada metode
pembelajaran yang menjelaskan langkah-langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tingkatan ini memiliki fungsi untuk menjelaskan hubungan dari kerangka pembelajaran
tersebut.

36
Setelah munculnya wabah covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan mulai mencari
suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Pandemi covid-19 adalah peristiwa
menyebarnya penyakit coronavirus 2019 diseluruh dunia untuk semua negara. Penyakit ini
disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19
pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan
ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada tanggal 11 Maret 2020.
Daring merupakan sarana utama dalam pembelajaran ketika masa pandemi covid-19.
Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 Tahun 2000 dari Menteri Pendidikan dan
kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan
seluruh penyampaian materi akan disampaikan dirumah masing-masing. Setiap institusi
dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang
sangat efektif. Sayangnya, tidak semua institusi pendidikan paham betul mengenai inovasi
terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan dari
mereka masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.Untuk
menyiasati ketidak kondusifan di situasi seperti ini, metode daring bisa dijadikan salah satu
hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Metode ini bisa membuat para siswa untuk
meanfaatkan fasilitas yang ada dirumah dengan baik. Seperti halnya membuat konten dengan
memanfaatkan barang-barang disekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar
melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem
pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada
dirumah masing-masing dalam keadaan aman.

B. PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan tingkatan tertinggi dalam kerangka pembelajaran
karena mencakup keseluruhan tingkatan. Lingkupnya yaitu keseluruhan kerangka
pembelajaran karena memberikan pemahaman dasar dalam pembelajaran. Dalam model
pembelajaran, terdapat strategi yang menjelaskan operasional, alat, atau teknik yang
digunakan siswa dalam prosesnya. Selanjutnya, di dalam strategi pembelajaran ada metode
pembelajaran yang menjelaskan Langkah-langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Istilah model pembelajaran ini sering diartikan sebagai pendekatan pembelajaran. Dalam
pendekatan pembelajaran, didalamnya terdapat rencana-rencana dan alur yang digunakan
sebagai petunjuk dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Mengingat model
37
pembelajaran adalah dasar untuk strategi dan metode, perlu diketahui pengertian model
pembelajaran menurut beberapa ahli.
Menurut Arends (1997) istilah model pembelajaran mengarah pada pendekatan tertentu
terhadap instruksi yang terdiri dari tujuan, pola urutan atau alur, lingkungan dan sistem
pengelolaan secara keseluruhannya. Instruksi yang dimaksud adalah segala ketentuan yang
dimaksudkan untuk dikerjakan, dalam hal ini adakah siswa. Menurut Arends, seperangkat
instruksi ini perlu memenuhi berbagai komponen agar dapat menjadi kesatuan model
pembelajaran yang utuh dan berfungsi dengan baik untuk siswa. Sedangkan menurut Adi
(2000) model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sehingga dalam hal ini penentuan model pembelajaran tidak lepas dari mempertimbangkan
tujuan pembelajaran. Kesinambungan model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
cenderung akan mempermudah dalam penyusunan model pembelajaran secara menyeluruh.
Ketika keduanya sinkron dan penggambaran keseluruhannya sudah jelas, penyusunan strategi
dan metode pembelajaran bisa menjadi lebih mudah. Fungsi model pembelajaran yaitu
sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Adapun ciri-ciri model pembelajaran yang baik diantaranya:
1. Rasional dan berfikiran logis berdasarkan teori-teori pembelajaran yang sudah disusun
oleh peneliti sebelumnya
2. Berorientasi pada landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
3. Sikap mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran yang ditentukan dapat
dilaksanakan dengan baik dan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
4. Mendukung lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai

B. Pembelajaran Daring
Istilah pembelajaran daring dan luring muncul sebagai salah satu bentuk pola
pembelajaran di era teknologi informasi seperti sekarang ini.Daring merupakan singkatan
dari ‘’ dalam jaringan’’ sebagai pengganti kata online yang sering digunakan dalam
kaitannya dengan teknologi internet. Pembelajaran daring artinya pembelajaran yang
dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka,
tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan
secara online, komunikasi juga dilakukan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring
38
dibantu oleh beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom.
Sebuah kondisi dikatakan daring apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Dibawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya
2. Dibawah pengendalian langsung dari sebuah sistem
3. Tersedia untuk penggunaan segera atau real time
4. Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya
5. Bersifat fungsional dan siap melayani
Selama pelaksanaan model daring, peserta didik memiliki keleluasaan waktu untuk
belajar. Peserta didik dapat belajar kapanpun dan dimanapun, tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu. Peserta didik juga dapat berintekasi dengan guru pada waktu yang bersamaan.
Belajar daring tentu memiliki tantangan tersendiri.Siswa tidak hanya membutuhkan suasana
dirumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai. Namun,
proses pembelajaran yang efektif juga tak kalah penting. Berikut tips agar siswa dapat
belajar daring dengan efektif:
1. Komunikasi antar tenaga pengajar dan siswa harus berjalan dengan baik pada saat
melakukan video call
2. Aktif dalam berdiskusi baik dengan tenaga pengajar atau teman-teman
3. Managemen waktu bagi para siswa sangat penting. Meski belajar dirumah, pastikan
siswa membuat catatan mana saja tugas yang sudah dikerjakan dan mana tugas yang
harus segera diselesaikan
4. Tetap bersosialisai dengan orang lain, termasuk anggota keluarga di rumah, serta teman-
teman sekelas diluar sesi video call untuk mengasah kemampuan bersosialisai.

C. Pandemi Covid-19
Pasalnya, istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingginya tangkat suatu
penyakit, melainkan hanya memperlihatkan tingkat penyebarannya saja. Perlu diketahui,
dalam kasus pandemi covid-19 ini menjadi yang pertama dan disebabkan oleh virus corona
yang telah ada sejak lahir tahun lalu. Virus corona kini menjadi momok yang menakutkan
karena menyebabkan kecemasan bagi masyarakat dunia. Walaupun virus ini lebih banyak
ditemukan pada hewan, tetapi virus ini bisa menyerang dari hewan ke manusia ke manusia.
Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO menyebutkan bahwa penyakit dari virus Corona
dinamakan COVID-19 mempunyai kependekan dari Corona Virus Disease yang muncul di
tahun 2019, virus ini adalah tipe baru yang awalnya ditemukan di Wuhan, China. WHO

39
menetapkan darurat dunia atas penyebaran virus corona yang begitu luas seluruh pihak harus
ikut berpartisipasi meningkatkan pengawasannya terhadap kesehatan masyarakat.
Tak hanya merugikan dari sisi kesehatan saja, Presiden Joko Widodo juga mengatakan
bahwa virus corona sangat berdampak pada perekonomian di Indonesia.Bukan hanya karena
produksi barang saja yang terganggu, tetapi investasi pun juga terhambat. Berikut beberapa
dampak virus COVID-19 di Indonesia:
1. Beberapa barang menjadi mahal dan langka untuk ditemukan
2. Jemaah Indonesia batal berangkat umrah
3. Kunjungan para wisatawan mancanegara di Indonesia menurun
4. Merusak tatanan ekonomi di Indonesia
5. Impor barang menjadi terhambat
Penyakit COVID-19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki gejala,
meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul. Periode waktu antara
paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua
hingga empat belas hari. Gejala umum diantaranya demam, batuk dan sesak nafas.
Komplikasi dapat berupa pneumonia dan penyakit pernafasan akut berat .Langkah-langkah
pencegahan tertularnya virus covid-19 diantaranya mencuci tangan pakai sabun, memakai
masker, menjaga jarak atau menjauhi keramaian, serta pemantauan dan isolasi diri untuk
orang yang mencurigai bahwa mereka terinfeksi. Upaya untuk mencegah penyebaran virus
corona termasuk pembatasan perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan
dan pembatalan acara, serta penutupan fasilitas.

C. Simpulan
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring, guru menggunakan media berupa buku
sekolah elektronik, penggunaan media pembelajaran berupa buku sekolah elektronik
bertujuan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi. Hambatan, solusi dan
proyeksi dalam pembelajaran dengan menggunakan sistem daring menjadi bahasan yang
menarik dalam masa pandemi covid-19. Berdasarkan kondisi tersebut, kondisi terhadap
pembelajaran sistem digital dapat dilakukan. Namun ini dapat memberikan pengaruh
terhadap kondisi psiskis guru sehingga perlu ada solusi lain seperti hanya melakukan
aktivitas yang dapat meredakan dan menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh hambatan
yang muncul.

40
Berdasarkan simpulan yang telah dibuat, maka saran yang dapat diberikan dengan
pemanfaatan buku sekolah elektronik sebagai media pembelajaran di sekolah dasar adalah
sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan portal buku sekolah
elektronik
2. Perlunya peningkatan kompetensi TIK guru sehingga buku sekolah elektronik dapat
dimanfaatkan oleh seluruh guru dalam mengembangkan media ajar
3. Perlunya peningkatan dukungan sarana prasarana TIK dan jaringan internet di sekolah,
sehingga kesiapan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan buku sekolah elektronik
dapat lebih dimaksimalkan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Innovatif.Medan.Media Persada


Jihad dan Harris.2012.Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta.Multi Presindo
Gorbalenya, Alexander E. (11 Februari 2020) Pandemi Covid-19
Simonson, M., Smaldino, S., Albright, M.,&Zvacek, S. (2006) Teaching and Learning at a
distance

42
Metode Diskusi Dalam Pembelajaran di SD

Oleh :

Evita Qur’ana
Email: evitaqurana12596@gmail.com

ABSTRAK
Berdasarkan masalah mengenai rendahnya motivasi belajar pada siswa di Sekolah Dasar maka pada
artikel non penelitian tentang bagaimana upaya tenaga pendidik atau guru dalam meningkatkan
motivasi belajar di Sekolah Dasar.
Artikel ini bertujuan untuk :
1) Menumbuhkan motivasi belajar siswa,
2) Untuk mengadakan perubahan pembelajaran dengan metode diskusi,
3) Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode diskusi yang diterapkan untuk peserta didik
tingkat Sekolah Dasar.
4) Berbagai macam metode diskusi
Metode diskusi dengan cara penyajian pelajaran,dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu
masalah yang biasa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama. Metode diskusi adalah  metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan
belajar memecahkan masalah (problem solving).
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan seorang guru di sekolah.
Didalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu
yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga
semuanya aktif, tidak ada yang aktif sebagai pendengar saja.

Kata kunci : Metode diskusi dan Pembelajaran

A. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Hal ini berarti bahwa
keberhasilan suatu individu dalam pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada
bagaimana pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pembelajaran merupakan suatu
proses yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik
untuk mencapai hasil belajar. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat diajukan dalam
berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain lain aspek
yang ada pada individu yang belajar (Sudjana,2000)
Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh para guru satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan guru dalam
rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dan bimbingan di sekolah. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh

43
kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat
diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular
educational goal (David, 1978). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan atau rangkaian kegiatan
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Salah satu metode pembelajaran yaitu metode diskusi dimana metode pembelajaran ini
menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan permasalahan, menjawab pertanyaan dan memahami pengetahuan peserta
didik, serta untuk membuatu suatu keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang
mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan
keputusantertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan
untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya
timbul dari asumsi; pertama, diskusi merupakan metode yang sulit untuk diprediksi hasilnya
oleh karena interaksi antar peserta didik muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah
diskusi sulit ditentuan, kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, pada
hal waktu pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas, keterbatasan itu tidak mungkin dapat
menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru
sebab dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindar
Begitu juga dengan guru yang mengharapkan hasil yang terbaik dalam proses
pembelajaran dengan menerapkan strategi agar hasil belajar siswanya bagus. Strategi
pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha guru dalam menggunakan beberapa
variabel  pengajaran seperti: tujuan, bahan, metode, alat, dan evaluasi agar dapat
mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan yakni pembelajaran yang efektif dan efisien.
Terdapat kata kuci dalam makalh ini yaitu diskusi dan pembelajaran.

B. PEMBAHASAN
 Pengertian metode diskusi (Diskusi Kelompok)
Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar
informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin
mencari jawaban / penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : 1994).

44
Menurut  Hasibun dalam bukunya Proses Belajar Mengajar (2006:10) mengatakan
bahwa diskusi merupakan proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi
secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah
tertentu melalui cara menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan
masalah.
Pengertian Metode diskusi adalah cara penyajian pembelajaran, di mana siswa-
siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain : 2006)
Pengertian Metode diskusi atau Diskusi Kelompok diartikan pula sebagai  suatu
cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan peserta didik atau kelompok belajara
untuk melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencari kebenaran dalam rangka
mewujudkan tujuan pengajaran (Karo-karo, 1998 : 25).
Menurut Djajadisastra (1983:12) metode   diskusi  atau Diskusi Kelompok adalah
format belajar mengajar yang menitik   beratkan kepada interaksi   antara anggota
yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas belajar secara bersama.
Karena itu, guna  dituntut untuk mampu melibatkan keaktifan anak bekerjasama dan
berkolaborasi dalam kelompok
Sementara itu Sudirman dkk ( 1992 : 150 ) menyatakan, “ Metode diskusi adalah
cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama “.

 Kelebihan dan kekurangan metode diskusi (Diskusi Kelompok)

Menurut Wahab (1998), keunggulan dari metode diskusi kelompok adalah sebagai


berikut :
a) Memberikan kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat,
b) Menyebabkan pendekatan yang demokratis,
c) Mendorong rasa kesatuan,
d) Memperluas pandangan,
e) Menghayati kepemimpinan bersama – sama,
f) Membantu mengembangkan kepemimpinan,dan
g) Meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

45
Secara umum kelebihan dan kekurangan metode diskusi (Diskusi
Kelompok) adalah sebaga berikut :
Kelebihan metode diskusi adalah:
1) Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan – prakarsa, dan terobosan
baru dalam pemecahan suatu masalah.
2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3) Memperluas wawasan
4) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk memperkuat dalam memecahkan
Kekurangan metode diskusi adalah
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
2) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
3) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
diri.
Untuk meminimalisir kekurangan metode ini, maka guru atau murid sebagai pemimpin
diskusi mempunyai peranan sebagai berikut :
1. Sebagai penunjuk jalan
Tugas pemimpin disini ialah memberikan pengarahan kepada anggota tentang masalah
yang akan didiskusikan (ruang lingkup diskusi). Sehingga dengan demikian tidak
timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang.
2. Sebagai pengatur lalu lintas
Bertugas mengatur jalannya diskusi agar jalannya menjadi lancar :
- Dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada anggota kelompok tertentu.
-  Menjaga agar anggota berbicara menurut giliran (tidak serentak).
- Menjaga agar diskusi tidak dikuasi oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara.
- Membuka kesempatan kepada orang-orang tertentu (pemalu) untuk mengungkapkan
pendapatnya.
-  Mengatur pembicaraan agar didengar oleh semua anggota.
3. Sebagai dinding penangkis
Disini tugas pemimpin diskusi ialah penerima pertanyaan-pertanyaan dari anggota
kemudian melemparkannya kembali kepada anggota. Jangan sampai terjadi tanya
jawab antar kelompok kecil saja. Usahakan seluruh anggota kelompok aktif
berpartisipasi.

46
C. Langkah-langkah penggunaan metode diskusi
Langkah-langkah penggunaan metode diskusi (Diskusi Kelompok) adalah sebagai berikut:
1. Taraf persiapan meliputi:
a) Memilih dan menetapkan topic atau tema sekurang-kurangnya; mengidentifikasi
masalah yang merupakan alternative untuk dipilih  dan didiskusikan.
b) Mengidentifikasi dan menetapkan satu atau beberapa sumber bahan bacaan atau
informasi yang hendak dipelajari oleh siswa, sehingga kalau memasuki
arena diskusi  diharapkan telah membawa bahan pemikiran.
c) Menetapkan atau menyediakan alternatif komposisi dan struktur komonikasi
kelompok diskusi.
d) Menetapkan atau menyediakan alternatif pemimpin diskusi pada guru atau siswa.
2. Siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi memilih pimpinan diskusi (ketua,
sekretaris, pelapor) mengatur tempat duduk, ruangan, dan sebagainya dengan
bimbingan guru.
3. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masng, sedangkan guru berkeliling dari
kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan
dorongan dan bantuan agar anggota kelompok berpartisipasi aktif dan diskusi dapat
berjalan lancar. Setiap siswa hendaknya, mengetahui secara persis apa yang akan
didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi.
4. Setiap  kelompok  harus melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi dilaporkan
ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberikan ulasan
atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
5. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, sedangkan guru menyimpulkan laporan
hasil diskusi dari setiap kelompok

D. Peranan Guru dalam Penerapan Metode Diskusi


Menurut Brooks & Brooks (Iim Waliman, dkk,  2001) terdapat beberapa ciri yang
menggambarkan seorang guru yang konstruktivis dalam melaksanakan proses
pembelajaran siswa, yaitu sebagai berikut.
a. Guru mendorong, menerima inisiatif dan kemandirian siswa.
b. Guru menggunakan data mentah sebagai sumber utama pada fokus
materi   pembelajaran.
c. Guru memberikan tugas-tugas kepada siswa yang terarah pada pelatihankemampuan
mengklasifikasi, menganalisis, memprediksi, dan menciptakan.
47
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguraikan isi pelajaran dan
mengubah strategi belajar mengajar.
e. Guru melakukan penelusuran pemahaman siswa terhadap suatu konsep sebelum
memulai pembelajaran.
f. Guru mendorong terjadinya dialog dengan dan antar siswa.
g. Guru mendorong siswa untuk berfikir, melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dan
mendorong siswa untuk bertanya sesama teman.
h. Guru melakukan elaborasi respon siswa siswa, baik yang sudah benar maupun yang
belum benar.
i. Guru melibatkan siswa pada pengalaman yang menimbulkan kontradiksi dengan
hipotesis siswa dan mendiskusikannya.
j.  Guru memberikan waktu berfikir yang cukup bagi siswa dalam menjawab
pertanyaan 
k. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menghubungkan
beberapa hal yang dipelajari untuk meningkatkan pemahaman.
l. Guru di akhir pembelajaran memfasilitasi proses penyimpulan melalui acuan yang
benar. 
Sementara itu  menurut Sudirman dkk (1992 : 154)  peranan guru dalam diskusi, antara
lain sebagai berikut.
a. Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau
guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang
akan didiskusikan.
b. Guru menjelaskan tujuan diskusi.
c. Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran
yang didiskusikan.
d. Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara
mengeluarkan pendapat.
e. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat
mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
f. Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan
diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
g. Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
h. Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang
memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
48
i. Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
j. Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
Peranan guru yang memimpin suatu diskusi lebih sukar daripada bila ia memakai cara
mengajar yang lain. Cara ini meminta persiapan yang seksama dan bimbingan yang cakap.
Guru harus mempunyai latar belakang pengalaman dan simpanan pengetahuan agar dia
bisa memimpin sebuah diskusi secara kreatif. guru tidak mendominasi pembicaraan, atau
bahkan bisa sekedar sebagai stimulus, informan, dan motivator dalam seluruh  rangkaian
kegiatan. 

E. Jenis-jenis Metode Diskusi
Terdapat bermacam pengembangan metode diskusi (Diskusi Kelompok), berikut ini
beberapa jenis diskusi yang dapat digunakan guru, antara lain :
a. Buzz Group
Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang.
Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk
memudahkan pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-tengah atau
akhir
b. Fish Rowt
Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua.
Tcmpat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong
menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish boxvli.
Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi
kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali
ketempat semula.
c. Whole Group
Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota tidak lebih
dari 15 anggota.
d. Syndicate group
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang.
Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap
kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk
diiaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.
e. Brainstorming

49
Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide
baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide yang
sudah masuk dicatat. untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu.
Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk
dikembangkan.
f. Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya unluk memperdebatkan
suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.
g. Colloqinin
Merupukan suatu kegiatan dimana siswa’mahasiawa dihadapkan pada nara sumber
untuk mengajukan pertanyaan. selanjuinya mengandung pertanyaan-pertanyaan
tambahan dari siswa. mahasiswa yang lain. Pelajaran dengan maksud untuk
memperjelas bahan pelajaran yangtelah diterima.
h. Panel
Merupakan suatu diskusi orang-orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan
dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis dihadapkan pada para peserta yang
hanya berfungsi sebaeai pendengar. Maksudnya untuk memberikan stimulus kepada
para peserta akan adanya masalah-masalah yang masih dipecahkan lebih lanjut.
i. Simposium
Merupakan suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal. Pembahasan
dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya
telah menyiapakan suatu prasarana dan pembicara yang lain mengemukakan
prasarana banding/sanggahan. Suatu pokok persoalan disoroti dari beberapa aspek.
yang masing-masing dibacakan oleh prasarana kemudian diikuti sanggahan dan
pandangan umiun dari para pendengar. Moderator mengkoordinasi jalannya
pembicaraan. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oieh panitia
perumus.
j. Seminar
Merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas
secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja
yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut.
Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja keiompoknya dan dari
hasil-hasil kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus.

50
C. Simpulan
 Metode diskusi adalah adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru
memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
 Kelemahan metode diskusi meliputi peserta diskusi mendapat informasi yang
terbatas, dikuasai oleh anak-anak yang suka bicara, banyak waktu yang terpakai.
 Kekuatan metode diskusi meliputi suasana kelas menjadi hidup, melatih
berfikir  kritis, dapat menaikkan prestasi kepribadian individual, merupakan latihan
untuk memenuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam musyawarah.
 Terdapat banyak jedis metode diskusi

Setiap menerapkan metode apapun dalam kegiatan belajar mengajar, peran guru dan
siswa saling mempengaruhi. Sebagai seorang guru dalam mengajar hendaknya
dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menguasai metode yang digunakan nantinya pada
saat mengajar. Berhasil tidaknya proses mengajar akan sangat dipengaruhi oleh
kemampuan guru pada saat mengajar. Setiap guru diharapkan mampu memberikan inovasi
dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran di kelas.

D. DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1994. Didaktik / Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan,
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Karo-karo, Ign. S. Ulih Bukit Dkk. 1998.  Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta :
Alda.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Wahab, A. Aziz. 1998. Metodologi Pengajaran IPS. Jakarta : Karunika.
Waliman, Iim, dkk. 2001. Pengajaran Demokratis (Modul Manajemen Berbasis Sekolah).
Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

51
PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS PROYEK
DENGAN DAYA PIKIR KREATIF SISWA
Oleh : Mia Sukmawati,
Email : mia.sukmawatipgsd@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan artikel ini untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek
materi pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam bagi peserta didik. Teknik yang digunakan
yaitu simple random sampling, teknik pengumpulan data menggunakan pretest, posttest, dan
observasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan daya pikir kreatif terhadap materi pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam bagi
peserta didik.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Berbasis Proyek.

PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan dalam suatu negara memiliki peran penting dalam menentukan

tingkat kemajuan di suatu negara. Berdasarkan laporan tahunan UNESCO Progammer of

international student assessment 2015, pendidikan di Indonesia menduduki peringkat ke-63

dari 72 negara (Echazarra,Alfonzo.2015). Penentuan kualitas pendidikan pembentuk karakter

bangsa yaitu sekolah sebagai nation builders dan segala aspek didalamnya.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi didampingi dengan penggunaan teknologi sebagai

sumber informasinya. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan

berbagai masalah dilingkungan masyarakat sebagai mahkluk sosial kelak yang sesuai dengan

visi pendidikan nasional Indonesia tahun 2025 untuk mengembangkan peserta didik yang

terampil dan cerdas yang menjadi persyaratan pada abad ke 21 (Efstratia.2014).

Mengarah pada hasil progammer for international student assessment 2015,sebanyak

70% peserta didik Indonesia tidak mampu menjawab soal berkategori higher order thingking

skills. Kondisi peserta didik di Indonesia masih pada tingkat lower order thingking skills.

Indonesia menduduki tingkat 64 pada bidang IPA dari 72 negara (Echazarra,Alfonzo.2015).

kebutuhan akan mengembangkan hasil belajar peserta didik khususnya pada ranah kognitif

aspek higher order thingking skills dapat di atasi dengan penerapan model pembelajaran yang

52
membantu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang di perlukan peserta

didik. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dalam mengembangkan kemampuan

berfikir kreatif adalah pembelajaran berbasis proyek. Model pembelajaran yang menekankan

pada pembuatan suatu proyek yang disesuaikan dengan materi pembelajaran dan model

pembelajaran di mana peserta didik menjadi pusat pembelajaran (Ergul dan Kargin,2013:1).

Menurut NYC Departement of education, model pembelajaran berbasis proyek

memiliki karakteristik dalam mengarahkan peserta didik untuk menginvestigasi ide-ide yang

penting pada suatu informasi, dari karakteristik ini dapat mengembangkan keterampilan

berpikir kreatif (NYC Departement of education,2009:37). Model pembelajaran berbasis

proyek ini disusun menggunakan proses penemuan oleh peserta didik setelah menganalisis

ide dan pertanyaan sehingga mampu membuktikan kebenaran atas informasi yang telah di

peroleh dan melakukan penyimpulan.

Dibutuhkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar khususnya dalam ranah kognitif,

dibutuhkan peserta didik untuk mempersiapkan bekal dalam kehidupannya nanti, seperti

kecerdasan dalam menganalisa, bergaul, dan memahami eksintensi orang lain. Di setiap

tahapan model pembelajaran juga didampingi dengan pemberian penghargaan yang mampu

memotivasi peserta didik untuk merasa bangga akan kemampuan serta mendorong untuk

lebih aktif dan produktif dalam proses menghasilkan proyek ( Ministry of education

Guyana,2016).

Penerapan model pembelajaran berbasis proyek dalam materi pemanfaatan dan

pelestarian sumber daya alam sesuai dengan pencapaian kompetensi dasar keterampilan yang

bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Menyajikan laporan kegiatan

secara lisan maupun tulisan.

53
PEMBAHASAN

Model pembelajaran langsung diterapkan ketika guru ingin mengenalkan bidang

pembelajaran baru yaitu pelestarian sumber daya alam dengan menghubungkan keterkaitan

antar konsep-konsep dan membantu peserta didik untuk menyelesaikan penguasaan

pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan penguasaan keterampilan (Suprijono,

2011:50). Diterapkan model pembelajaran langsung dengan bantuan media susun gambar,

pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran berbasis proyek yang mengintegrasi

ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui interaksi dengan orang lain. Pelaksanaan

model ini melalui 8 tahap, masing-masing tahapannya memiliki peran penting dalam

mengembangkan daya pikir kreatif bagi peserta didik.

Tahap pertama, pemilihan topik. Pemilihan topik terjadi ketika proses tanya jawab

dilingkungan sekolah. Anak yang mendapat cahaya alami mampu menunjukkan performa

belajar lebih baik, untuk anak yang menerima pembelajaran diluar kelas yang lebih banyak

mendapat pasokan oksigen dibandingkan pembelajaran didalam kelas yang kadar

karbondioksidanya lebih tinggi yang mampu mengurangi semangat belajar dan prestasi

peserta didik, sehingga kegiatan dilakukan di luar kelas (Walker,2017:39). Bertujuan untuk

menstimulasi peserta didik juga mampu mengembangkan keterampilan berkomunikasi ketika

mengungkapkan jawaban sehingga percaya diri mereka meningkat.

Tahap kedua, mengidentifikasi permasalahan sumber daya alam. Peserta didik diminta

untuk menyebutkan kerusakan lingkungan beserta alasannya dalam masing-masing

kelompok. Kegiatan pembelajaran di luar kelas memiliki pengaruh dalam mengasah

kemampuan menganalisis, berpikir kreatif dan penyelesaian masalah (Gustafsson,2011).

Menstimulasi peserta didik untuk mengungkapkan sebab-sebab yang mungkin menjadi faktor

rusaknya sumber daya alam.

54
Tahap ketiga adalah perencanaan proyek. Masing-masing kelompok mendapat arahan

tentang tujuan dan manfaat dilakukannya proyek yang akan dibuat. Hal ini bertujuan agar

peserta didik lebih penasaran tentang proyek yang akan dilakukan sehingga memancing

peserta didik lebih aktif dalam pemecahan jawaban dari arahan yang diberikan. Setiap

kelompok memiliki tanggung jawab untuk mengatur pembagian alat dan perencanaan, karena

pembebasan terhadap peserta didik mampu meningkatkan sikap tanggung jawab bagi peserta

didik (Walker,2017.95).

Tahap keempat, pelaksanaan pembuatan proyek. Kegiatan yang dilakukan peserta didik

terlebih dahulu memahami langkah pembuatan proyek dengan penjelasan dari sumber

informasi guru, artikel dan media elektronik.

Tahap kelima adalah pembuatan produk. Peserta didik mulai membuat produk proyek

yang telah di pilih oleh kelompok, dilakukan di dalam atau di luar kelas. Tahap ini

mengembangkan keterampilan motorik serta berfikir kreatif peserta didik dan aspek afektif

khususnya kerja sama.

Tahap keenam yaitu mengukur, menilai dan memperbaiki produk. Berisi evaluasi

produk dari guru dan peserta didik dari kelompok lain untuk memberikan saran dan kritik

atas produk yang sudah dibuat. Dengan adanya kegiatan yang saling memberikan saran,

peserta didik mampu mengembangkan keterampilan beragumentasi, menjelaskan, mengkritik

dan berdiskusi.

Tahap ketujuh adalah finalisasi dan publikasi proyek. Peserta didik memulai membuat

laporan pengamatan, berisikan setiap kegiatan siswa dan pengamatan hasil produk. Kegiatan

selanjutnya yaitu penyajian hasil produk di depan kelas, kegiatan ini mampu

mengembangkan rasa percaya diri, kemampuan berkomunikasi di depan umum ( Margolis

and Fernandes,2017:75).

55
Tahap kedelapan yaitu kegiatan pasca proyek. Kegiatan ini berisikan penguatan, di

mana peserta didik mendapatkan pujian atas segala kegiatan yang sudah dilakukan. Peserta

didik memiliki kesempatan menukarkan lencana yang telah di kumpulkan selama kegiatan

proyek berlangsung dengan cemilan yang sudah di siapkan guru untuk kelompok yang

menang, sementara untuk kelompok yang kalah diberikan hukuman menyanyi lagu nasional

di depan kelas. Penerapan penghargaan dan hukuman bertujuan untuk memotivasi peserta

didik dalam meningkatkan kinerja dalam satu kelompok.

Peserta didik diarahkan untuk mampu memahami permasalahan yang ada di

lingkungan masyarakat dan penyebab permasalahannya, meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif untuk mencari pelestarian sumber daya alam. Penerapan model pembelajaran berbasis

proyek dalam kelas eksperimen membantu untuk mempersiapkan peserta didik dalam

kehidupan bermasyarakat. Model pembelajaran yang diterapkan dikelas kontrol merupakan

pembelajaran langsung yang dibantu dengan media susun gambar, peserta didik memasukkan

gambar kedalam kriteria pencemaran dan menyebutkan masing-masing cara pelestariannya.

Kegiatan belajar mengajar menekankan peserta didik untuk mengkonstruksikan pengetahuan

melalui interaksi sosial dengan orang lain (Suprijono, 2009:55).

Dalam kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakannya fase-fase dalam model

pembelajaran berbasis proyek secara sistematis, mampu membimbing peserta didik untuk

aktif.

SIMPULAN
Disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar materi pelestarian sumber daya alam bagi peserta didik.

Model pembelajaran berbasis proyek juga mampu mengembangkan aspek ketrampilan

berpikir kreatif dan sikap peserta didik. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek

mampu mengembangkan aspek efektif yang meliputi percaya diri, kerja sama dan tanggung
56
jawab, dibantu dengan penerapan menang dan kalah untuk menjaga keadaan kelas tetap aktif

dan kondusif.

Dalam penerapan model pemebelajaran berbasis proyek yang dilaksanakan dalam

proses pembelajaran harus didahului dengan kesepakatan aturan kegiatan di dalam kelas,

contoh peserta didik akan mendapat hadiah jika menaati peraturan dan mendapatkan

hukuman jika melanggar peraturan. Pengaturan tempat ketika proses pelaksanan proyek

diluar kelas juga perlu diperhatikan. Proses pembuatan produk yang menggunakan benda

tajam sebaiknya didampingi guru, agar tidak terjadi kecelakaan kerja di dalam kelas.

Penerapan model pembelajaran berbasis proyek cocok diterapkan pada materi pembelajaran

yang memerlukan kegiatan nyata untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam bagi

peserta didik.

57
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2015.GlobalWarming
(https://earthobservatory.nasa.gov/Features/GlobalWarming/page2.php.diakses 12 agustus
2018).
Brookhart,M,Susan.2010. Assess Higrer-Order thingking Skills in Your Classroom.
Virginia:ASCD.
Echazarra,Alfonzo.2016 “Programmed or International Student Assessment Result From
PISA 2015”.(https://www.oecd.org/pisa/PISA-2015-Indonesia. Diakses tanggal 07
Maret 2018).
Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia.2017. Sumber daya alam,
(http://Indonesia.go.id/?page_id=6100. Diakses tanggal 17 Desember 2017).
Maryanto 2016. Kayanya Negeriku. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Pembukuan.
Ministry of Education Guyana.2016. The Advantages of reward in the classroom. (online).
http://www.education.gov.gy/web/index.php/teacher/tips-for-teaching /item /2102-
the-advantages-of-rewards-in-the-classroom. Diakses tanggal 4 Desember 2017).

58
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN IPA DI
KELAS III SD
Oleh : ZIDNI ILMAN NAFI’AA

ABSTRAK
Banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya adalah media
gambar. Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Penggunaan media gambar dalam
pembelajaran diharapkan siswa akan termotivasi, bergairah, berminat, dan dapat
meningkatkan aktifitas belajarnya sehingga dapat dengan mudah memahami materi yang
diajarkan.

Kata Kunci: Penggunaan Media Gambar

PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran strategis untuk mengetahui sifat-sifat dan karakteristik
anak. Upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran
strategis inilah yang kemudian mengarahkan pendidikan pada fungsinya dalam
mengembangkan kemampuan peseta didik, sehingga membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Terkait dengan hal
tersebut, bertujuan untuk pengembangan potensi peserta didik, maka pimpinan sekolah dan
guru harus mengenal betul perkembangan fisik dan mental serta intelektual anak didiknya.
Kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh sistem pendidikan, akan tetapi
ditentukan oleh mutu tenaga pengajar. Tenaga pengajar yang dimaksud adalah tenaga
pengajar yang mampu memberikan pembelajaran kepada siswa sehingga lebih mengerti dan
memahami pelajaran yang dipelajarinya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa faktor
pendukung, antara lain; lingkungan yang mendukung dalam penyajian materi kepada siswa.
Guru atau tenaga pengajar dalam menyajikan materi tidak hanya fokus pada materi pelajaran
saja, melainkan membantu siswa untuk berinteraksi dengan berbagai sumber belajar dalam
mendapatkan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan serta sikap yang menuju kepada
perubahan tingkah laku baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Faktor yang turut memengaruhi berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan yaitu
menciptakan adanya sistem lingkungan (setting) belajar yang lebih kondusif dalam proses
pembelajaran. Sistem lingkungan belajar ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa komponen

59
yang saling memengaruhi. Komponen tersebut adalah sumber daya manusia, yaitu guru dan
siswa, serta lingkungan belajar serta perangkat pendukung yang akan dijadikan media
pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Penggunaan media dalam proses
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan
pembelajaran yang lebih baik. Kegunaan media dalam proses pembelajaran sangat
menguntungkan dalam penyampaian kepada siswa.
Banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya adalah media
gambar. Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Penggunaan media gambar dalam
pembelajaran diharapkan siswa akan termotivasi, bergairah, berminat, dan dapat
meningkatkan aktifitas belajarnya sehingga dapat dengan mudah memahami materi yang
diajarkan. Media gambar dalam pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
dan memperjelas suatu masalah. Media pembelajaran dapat diaplikasikan pada semua mata
pelajaran yang diberikan salah satunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA
). Bagi siswa sekolah dasar, belajar akan lebih bermakna jika apa yang dipelajari berkaitan
dengan pengalaman hidupnya dan mereka memandang suatu objek yang ada secara utuh.
Proses pembelajaran dengan menggunakan media yang dapat menciptakan suasana belajar
siswa aktif dan kreatif serta mengembangkan kemampuan berfikir dan lebih memberikan
ruang kepada siswa untuk mengalami, mencoba, merasakan serta menemukan sendiri apa
yang dipelajari tentang IPA

PEMBAHASAN

Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan


Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah agar peserta didik mampu memiliki
kemampuan sebagai berikut : 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam yang diciptakannya. 2)
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk
60
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan
alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.(Mulyasa,2010:111)
Sedangkan Media pembelajaran adalah sarana yang digunakan atau disediakan oleh
guru yang memegang peranan dalam pembelajaran. Media pembelajaran adalah salah satu
komponen penting dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu
tinggi.
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan
daya serap siswa terhadap materi materi pelajaran yang dipelajari. Berikut ini fungsi-fungsi
dari penggunaan media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman (2002:24): 1) Membantu
memudahkan belajar bagi siwa dan membantu memudahkan bagi guru. 2) Memberikan
pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi lebih konkrit). 3) Menarik perhatian siswa
lebih besar (kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan). 4) Setiap
indra siswa dapat diaktifkan. 5) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar
Menurut Asyhar (2012:93) Manfaat media pembelajaran dikaitkan sangat erat dengan
peningkatan khualitas pembelajaran yang diharapkan. Pemanfaatan media pembelajaran
diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, memfasilitasi
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, sesama peserta didik, dan peserta didik
dengan ahli bidang ilmu yang relevan dimana saja, serta memperkaya pengalaman belajar.
Menurut Sadiman, dkk (2014:29): “Media gambar merupakan bahasa yang umum,
yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Media gambar adalah “suatu gambar
yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru
kepada siswa” media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi
yang terkandung dalam masalh sehingga hubungan antar komponen dalam masalah dapat
dilihat dengan lebih jelas.
Banyak jenis media grafis, diantaranya yaitu media gambar atau foto, berikut
penjelasannya dibawah ini: Diantara media pembelajaran, gambar atau foto adalah media
yang paling umum dipakai.Dia merupakan bahasa yang umum dapat dimengerti dan
dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu pepatah cina mengatakan bahwa sebuah gambar
berbicara lebih banyak dari seribu kata (Sadiman,2005:29).
Menurut Sadiman,dkk (2011:31), ada beberapa kriteria yang perlu di penuhi oleh
media gambar, yaitu : 1. Harus Autentik Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan
61
situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya, membicarakan atau menyampaikan
sesuatu kejadian
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, seperti kalau menemukan buku tiga buah,
samakan lah sesuai banyak benda yang ditemukan. 2. Sederhana Komposisinya hendak
cukup jelasenunjukan poin-poin pokok dalam gambar,jangan sampai berlebihan sehingga
dapat membuat kesulitan siswa untuk memahaminya. 3. Ukuran Relatif a) Gambar dapat
membesarkan atau mengecilkan objek/benda sebenarnya, hendaknya dalam gambar tersebut
terdapat sesuatu yang dikenal siswa sehingga dapat membantu membayangkan gambar dan
isinya. b) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran, gambar yang baik menunjukan objek dalam keadaan memperlihatkan aktifitas
tertentu sesuai dengan tema pembelajaran. c) Gambar yang tersedia perlu digunakan dengan
sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata inggris yaitu natural stienc,
artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan
alam, sedangkan sience artinya ilmu pengetahuan, jadi ilmuu pengetahuan alam (IPA) atau
sience dapat disebut sebagai ilmu tentang alam.Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam ini.
Menurut Sagala (2010:61),Pembelajaran adalah “membelajarakan siswa
menggunakan asas belajar maupun teori belajar, merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan”. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak
guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Menurut Sulistyorini (2007:8), pembelajaran IPA harus melibatkan keaktifan anak secara
penuh dengan cara guru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi
kesempatan pada anak didik untuk melakukan keterampilan proses meliputi: mencari,
menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai
dan pengalaman yang di butuhkan.
Usman Samatowa (2006:146), pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan sanis
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan,
membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tau tentang segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, membangun keterampilan yang di perlukan, dan menimbulkan kesadaran
siswa bahwa belajar IPA sangat diperlukan untuk dipelajari.

62
Gambar dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak mauspun dalam
lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian.Semua
gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran tersendiri. Karena itu gambar dapat di gunakan
sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang
memungkinkan belajar secara efesien peserta didik yang berkaitan dengan pemanfaataan
media gambar dalam data. Dalam menggunakan media gambar ada berbagai macam hal yang
perlu kita perhatikan demi tercapainya tujuan pembelajaran serta penguasaan materi yang
optimal oleh siswa.

Kesimpulan dan Saran


dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar yang dilakukan oleh guru dalam
proses pelajaran dapat memfasilitasi siswa agar lebih berperan aktif dalam proses
pembelajaran, serta memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami konsep materi
pelajaran yang diberikan.
Penulis menyarankan kepada guru untuk meningkatkan kompetensinya dan
kemampuan di dalam pemanfaatan media gambar dalam proses pembelajaran terutama
pembelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta :
Referensi.
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Ibrahim dan Syaodih, Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya
Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : Grasindo
Mulyasa. 2010. Menjadi Guru Professional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Balajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru
Algesindo
Sadiman, A.S, dkk. 2014. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

63
PENINGKATAN BERBICARA MELALUI METODE DONGENG
Oleh
Vani Limartha Anggraini
limarthavani22@gmail.com

Abstrak
Dongeng merupakan bagian dari cerita rayat (folklore.) Pada setiap daerah di Indonesia terdapat
banyak sekali kisah cerita rakyat serta dongeng yang mengandung unsur budaya, pendidikan, budi
pekerti dan nilai-nilai moral yang tinggi. Guna menjaga dan mewariskasn nilai kearifan lokal ( local
wisdom) serta nilai pendidikan kepada generasi penerus, dongeng sangat layak dijadikan sebagai
media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada jenjang pendidikan dasar (SD). Artikel ini
bertujuan untuk membahas serta menjelaskan: (1)Potensi keberagaman dongeng sebagai bagian dari
cerita rakyat yang tersebar di berbagai tempat merupakan kekayaan sosial budaya masyarakat.
(2).Dongeng biasanya dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada
jenjang pendidikan dasar SD, dongeng dapat menjadi sarana meningkatkan budaya literasi di
kalangan siswa SD.

Kata Kunci : Berbicara, metode, dongeng.

A. PENDAHULUAN

Keterampilan serta bakat peserta didik butuh terus dimaksimalkan. Segenap keahlian

serta pontesi peserta didik pada pembelajaran dasar tersebut akan muncul manakala media

serta model pendidikan terus ditingkatkan. Kedudukan guru, pengajar maupun tenaga

kependidikan pada jenjang sekolah dasar menjadi poin yang sangat penting dalam

mendukung keberhasilan sistem pembelajaran. Disinilah dibutuhkan upaya terus menerus

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta sistem pendidikan. Bahasa Indonesia ialah

modul ajar yang terdapat pada semua janjang sekolah, terutama jenjang sekolah dasar. Salah

satu fasilitas pendidikan bahasa serta sastra Indonesia yang dapat mendorong agar peserta

didik dapat meningkatkan kemampuannya dalam belajar terutama dalam berbicara melalui

pembelajaran dengan metode dongeng dan cerita rakyat, dengan pembelajaran melalui

dongeng pula diharapkan guru atau tenaga pendidik mengantarkan bahan ajar dengan

memperkenalkan cerita rakyat serta kisah dongeng yang menarik, memiliki nilai edukatif dan

berisi pelajaran spiritual, moral, dan kisah-kisah inspiratif berisi kebaikan.

64
Dan sebaliknya peserta didik diharapkan agar semakin terampil dalam berbicara yang

baik serta menghidupkan budaya literasi.Sejalan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2015

tentang Penumbuhan Budi Pekerti lewat Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ataupun Gerakan

Literasi di Madrasah (GLM), hingga pendidikan bahasa Indonesia lewat dongeng sangat

relevan, peserta didik di ajarkan untuk belajar membaca. Menulis serta berbicara juga

bertujuan agar peserta didik lebih mencintai cerita dongeng atau cerita rakyat. Cerita dongeng

serta cerita rakyat sejatinya ialah khasanah kekayaan budaya bangsa Indonesia yang

semestinya dilestarikan. Pendidikan dongeng dan cerita rakyat pula memiliki muatan

pendidikan sastra serta budaya terdapat pula kekayaan dan keanekaragaman budaya

Indonesia yang butuh dikenalkan kepada anak. Kingsley (Djamarah,1999.) menyebutkan

bahwa belajar merupakan sebuah proses ketika sebuah tingkah laku dapat diubah melalui

praktik atau latihan. Proses ini bersifat kompleks menyangkut perkembangan afektif,

kognitif, dan psikomotor.Tiap-tiap proses bertujuan untuk mendapatkan hasil.Dalam hal ini

proses pembelajaran akan bertujuan untuk dapat terus memperbaiki hasil belajar

siswa.Sepakat dengan hal tersebut Dananjaya (Dananjaya, 2013,p.28) menyebutkan bahwa

sebuah pembelajaran juga dimaknai sebagai rancangan tindakan untuk dapat memperbaiki

hasil belajar terhadap siswa.Beberapa kegiatan berbicara yang dapat terjadi di kelas antara

lain: 1)Saling berbalas pertanyaan, 2)Memberikan petunjuk atau perintah kepada siswa lain,

3)Menghubungkan antara ucapan dan tindakan, 4)Menyiapkan gagasan dan diucapkan

dengan ekspresi yang komunikatif, 5)Menjawab pertanyaan berdasarkan pengalaman siswa

di dalam ataupun di luar kelas, 6)Menyebutkan gambar atau objek yang tampak pada grafik

berdasarkan warna, penempatan, ukuran 7)Menceritakan kembali sebuah kisah yang terkenal

atau pengalaman dalam kata-kata sendiri serta menyebutkan kata kunci, 8)Memberikan

laporan pada topik yang telah disiapkan dan menjawab pertanyaan atas topik tersebut,

9)Mengatur kelas menjadi beberapa tempat umum, kemudian peserta didik diminta untuk

65
berpura-pura didalam tempat umum tersebut (Mary, 1983,p.141). Berdasarkan tingkat

keresmiannya kegiatan berbicara terbagi menjadi dua yaitu berbicara formal dan

informal.Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika berbicara yaitu kemahiran

berbahasa, faktor kebahasaan, dan faktor non kebahasaan (Arief dan Munaf,2003,p.21).

B. PEMBAHASAN

1. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Bahasa ialah alat komunikasi yang berguna untuk memperlancar interaksi pada orang

satu dengan orang lain. Setiap bangsa yang ada di dunia memiliki sarana komunikasi berupa

bahasa.Bahasa Indonesia yang diangkat dari Bahasa Melayu mendapat serapan dari bahasa

daerah (terdapat sekitar 700 Bahasa daerah yang ada di Indonesia) serta Bahasa asing

lainnya.Utamanya ialah Bahasa Inggris, Arab, Belanda dan bahasa asing yang lainnya.Dalam

pembelajarana bahasa dan sastra Indonesia kelas rendah SD, maka pemilihan bahan ajar

sangat penting.Salah satu media untuk memperlancar keterampilan berhasa ialah melalui

materi bacaan. Keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis permulaan

peserta didik perlu terus diasah secara berkelanjutan pada setiap pembalajaran tatap

muka dengan tema bacaan atau tema cerita rakyat dan dongeng yang berkaitan

langsung. Pendidik sebaiknya membimbing serta mengarahkan pemahaman peserta

didik melalui bahan bacaan dongeng atau cerita rakyat kedalam situasi yang sesuai

dengan konteks bacaan.

Pentingnya pembelajaran menyimak di sekolah dasar dilandasi dengan alasan

yang kuat. Sebab menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang paling banyak

dipergunakan. Bahkan para peneliti mengatakan bahwa waktu yang digunakan untuk

menyimak, berbicara, membaca serta menulis dalam komunikasi sehari-hari berbanding

sebagai 45:30:15:10.

66
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya membimbing perkembangan bahasa

peserta didik secara berkelanjutan melalui proses mendengarkan, berbicara, membaca,

dan menulis. Empat keterampilan berbahasa ini harus dikembangkan sejak pendidikan

dasar agar para peserta didik mahir dalam berbahasa serta dapat mengembangkan

kemampuan berpikir secara logis. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia juga

untuk membimbing agar peserta didik mampu menggunakan bahasa untuk belajar,

mengekspresikan ide dengan lancar dan jelas, dan berkomunikasi secara efektif dengan

orang lain (belajar menggunakan bahasa, belajar tentang bahasa, dan belajar melalui

bahasa).

2. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Melalui Dongeng

Pembelajaran bahasa dan sastra harus mulai diperkenalkan sejak pendidikan

dasar.Banyak sekali manfaat dari proses pembelajaran bahasa dan sastra, diantaranya

mendorong peserta didik menjadi lancar dalam membaca, mengasah imajinasi peserta didik,

melatih kepekaan pada anak serta mendorong keberanian anak berimajinasi maupun

berekspresi.

Di dalam Kurikulum 2013, pada proses pendekatan menekankan anak pada

pengembangan sikap dan budi pekerti sehingga sastra dan bacaan dongeng serta cerita rakyat

sebagai bahan pembelajaran yang sangat menarik sebagai landasan mengasah kepribadian

dan budi pekerti. Mengingat sastra mengandung nilai personal serta nilai pendidikan yang

luar biasa (Dadan Djuanda, Pelajaran Sastra dan Bahasa Indonesia di Dalam Gamitan

Kurikulum2013,Mimbar Sekolah Dasar,Volume1Nomor 2 Oktober 2014). Menurut Dadan,

hasilan alisis Kompetensi Dasar pada Permendikbud No 57 tahun 2014 di kelas1 ada teks

cerita diri, kelas 2 cerita narasi, kelas 3 dongeng, kelas 4 cerita petualangan dan pantun serta

syair, dan kelas 5 fiksi sejarah. Sedangkan menurut Tarigan (1983:15), berbicara ialah

67
kemampuan dalam mengucapkan bunyi–bunyi artikulasi atau kata–kata untuk

mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Berbicara pada hakikatnya ialah menyampaikan sebuah pesan dari suatu sumber ke sumber

atau tempat lain. Terjadi pemindahan pesan dari komunikator kepada komunikan. Pesan yang

disampaikan diubah ke dalam simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak.

Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan berbahasa yang saling berhubungan.

Melalui berbicara, seseorang menyampaikan informasi menggunakan bahasa lisan dan

melalui menyimak seseorang menerima informasi diri orang lain. Seseorang yang memiliki

keterampilan berbicara yang baik maka ia akan memiliki keterampilan menyimak yang baik

pula begitu juga sebaliknya. Keterampilan berbicara juga menunjang keterampilan menulis

dan membaca apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik maka biasanaya

ia juga memiliki keterampilan menulis dan membaca yang baik juga dalam menyampaikan

suatu informasi. Agar pembelajaran bahasa dan sastra efektif, diperlukan metode dan

pendekatan yang tepat. Dengan pendekatan dan metode yang efektif akan mendorong peserta

didik pada jenjang pendidikan dasar di kelas rendah semakin lancer membaca dan menulis

serta memahami teks.Pemilihan karya sastra bacaan dongeng dan cerita rakyat lainnya perlu

disajikan dengan penyampaian dan gaya bahasa yang mudah dicerna pesrta didik, namun

isinya menarik serta sesuai dengan tingkat usia sekolah dasar.Terdapat banyak pendekatan

dalam pembelajaran bahasa .Salah satu di antaranya ialah pendekatan rasionalis dikenal pula

sebagai aliran mentalis dipelopori oleh Chomsky (Iskandarwassid dan Dadang Sunendar

2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung..Pendidikan dasar dapat menggunakan

berbagai pendekatan,Salah satu yang relevan yakni penggunaan bahan dongeng dan cerita

rakyat yang ada dimasyarakat maupun dalam teks bacaan dengan latar berbagai disiplin

ilmu.Dapat memakai latar disiplin ilmu pendidikan, sains dan pengetahuan alam, sosiologi,

psikologi, sejarah, teknologi informasi hingga pendidikan agama Islam (PAI).

68
C. Prinsip Prinsip Pembelajaran Berbicara

Pelaksanaan pembelajaran berbicara akan mampu berjalan dengan baik jika seorang

guru memahami benar prinsip-prinsip pembelajran berbicara.Beberapa prinsip pembelajaran

berbicara tersebut ialah sebagai beikut::a. Pembelajaran berbicara harus ditujukan untuk

membentuk kematangan psikologis anak dalam hal berbicara b. Pembelajaran berbicara harus

melibatkan anak secara langsung berbicara dalam berbagai konteks. c. Pembelajaran

berbicara harus dilakukan melalui pola pembelajaran interaktif. d. Pembelajaran berbicara

harus dilakukan sekaligus dengan membekali strategi berbicara. e. Pembelajaran berbicara

harus pula dilakukan seiring dengan pengukuran kemampuan berbicara secara tepat melalui

praktik langsung. f. Kemampuan berbicara anak hendaknya diukur dan dipantau oleh guru

secara berkesinambungan. Pembelajaran berbicara harus diorientasikan kepada pembentukan

kemahiran berbicara atau membentuk siswa menjadi pembicara yang kreatif .Berdasarkan

prinsip-prinsip diatas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran berbicara hendaknya

dilakukan oleh guru dengan sungguh-sungguh agar tercapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Simpulan

Dongeng dan buku bacaan cerita anak merupakan bagiandari cerita rakyat banyak

tersebar disetiap daerah di Indonesia.Dongeng dan cerita arakyat merupakan kekayaan dan

khasanah budaya yang dimiliki setiap masyarakat dengan mengajarkn kepada peserta didik

pembelajarann berbicara dengan metode dongeng dapat mempermudah peserta didik dalam

belajarnya dan didalam cerita rakyat sejatinya banyak memiliki pesan moral, nilai

pendidikan dan nilai spiritual serta pesan kebaikan yang dapat digunakan pendidik sebagai

sarana, model dan media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia serta budaya di sekolah

dasar.

69
DAFTAR PUSTAKA

Sunenar Dadang dan Iskandarwassid.(2009). Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Dadan Djuanda, Pelajaran Sastra dan Bahasa Indonesia di Dalam Gamitan Kurikulum2013

Djamarah, Syaiful Bahri. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arief, Ermawati dan Yarni Munaf. (2003). Pengajaran Keterampilan Berbicara (Buku Ajar).

Padang: Universitas Negeri Padang

Dananjaya, Utomo. (2013). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia

70
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP TUMBUH
KEMBANG ANAK

OLEH :
NIKEN TESSALONIKA ,
nikentessa2209@gmail.com

ABSTRAK
Masalah pesatnya perkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek,
termasuk dalam aspek Pendidikan. Pesatnya perkembangan teknologi dipandang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Perkembangan teknologi dapat berpengaruh positif dan negatif. Oleh sebab
itu harus dapat menganalisa pengaruh dari perkembangan teknologi, dan dapat melakukan antisipasi
terhadap pengaruh negatif dari perkembangan teknologi, sehingga pengaruh negatif dari
perkembangan teknologi dapat diminimalisasikan.

Kata Kunci : perkembangan teknologi informasi, tumbuh kembang anak.

PENDAHULUAN

Teknologi merupakan suatu proses untuk meningkatkan nilai tambah produk yang

digunakan dan dihasilkan, untuk memudahkan dan meningkatkan kegunaan sistem dalam

proses tersebut. Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam

kehidupan ini, karena perkembangan teknologi informasi akan berjalan seirama dengan

perkembangan ilmu pengetahuan.

Dengan semakin berkembangnya zaman, banyak penemuan-penemuan yang sangat

membantu kita dalam melaksanakan aktivitas. Salah satunya teknologi informasi yang sering

digunakan masyarakat dikarenakan dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan

dengan tidak memakan waktu banyak serta tanpa dibatasi oleh batas negara. Namun, dari

kelebihan-kelebihan teknologi informasi tersebut terdapat kekurangan yang tanpa disadari

memberikan pengaruh yang besar terhadap penggunanya.

Menurut Bambang Zhulmega (2011:http://bambang-zhulmega.blogspot.com)

perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk

71
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari

adanya teknologi khususnya teknologi informasi. Selain itu, kemajuan teknologi informasi

juga merupakan salah satu hal yang bisa mempengaruhi anak.

Sedangkan masa-masa tumbuh kembang anak adalah masa penting. Setiap anak

memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan ketelitian dari orang tua

agar mencapai puncak perkembangan yang optimal. Tumbuh kembang anak ini dipengaruhi

oleh 2 faktor yaitu, faktor genetik dan faktor lingkungan.

Perkembangan anak penting dijadikan perhatian yang khusus bagi orang tua. Sebab,

perkembangan anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa yang akan datang.

Jika perkembangan anak luput dari perhatian orang tua (tanpa arahan dan pendampingan

orang tua), maka anak akan tumbuh seadanya.

Disisi lain teknologi informasi seperti televisi, handphone dan internet menjadi bagian

dari kehidupan sehari-hari. Dan berbagai kegiatan di sekolah pun mendorong siswanya

memanfaatkannya untuk membantu mendapatkan informasi dalam menyelesaikan tugas,

karena mengikuti perkembangan teknologi informasi merupakan tuntutan dalam kehidupan

baik di sekolah maupun masyarakat. Sudah bukan hal yang baru lagi jika melihat anak

sekolah dasar membawa gadget mahal untuk menghabiskan waktu, baik untuk sekedar

mendengarkan musik, ataupun memainkan games yang tersedia dalam aplikasi gadget

tersebut.

PEMBAHASAN

Sebagai seorang guru dan orang tua, ada tiga hal penting bagi tumbuh kembang anak

yang harus kita pahami yaitu pergerakan, sentuhan, dan hubungan individu lain. Hal ini

semakin berkurang karena aktivitas anak yang terstimulasi terus menerus oleh musik,

rangkaian kata, gambar, dan hanya duduk di depan komputer atau televisi. Yang

72
menyebabkan hilangnya kepekaan terhadap stimulasi alami anak. Oleh karena itu, kita perlu

mendorong anak-anak untuk bergerak, memberi sentuhan hangat dan mengajak berinteraksi

dengan orang lain.

Dengan aktivitas anak di luar rumah yang semakin berkurang, anak akan mengalami

ketergantungan terhadap teknologi informasi dan kesadaran terhadap lingkungan pun akan

semakin hilang. Perkembangan teknologi informasi memang tidak bisa di cegah ataupun di

hindari. Peralihan zaman sudah sewajarnya mengalami perkembangan, tetapi memberi

keleluasan kemudahan mengakses teknologi informasi juga bisa berpengaruh negatif bagi

tumbuh kembang mereka.

Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Hal

tersebut terbagi menjadi 2 golongan, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.

1. Pengaruh positif perkembangan teknologi terhadap tumbuh kembang anak, antara lain:

 Anak-anak dapat menggunakan perangkat lunak Pendidikan seperti program-program

pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, geografi, dan sebagainya.

 Membuat anak semakin tertarik untuk belajar.

 Materi pelajaran dapat disampaikan interaktif dan menarik.

 Dapat menjadi solusi bagi para orangtua yang memiliki anak yang merasa mudah

bosan untuk belajar.

 Dapat menambah wawasan.

 Memudahkan anak-anak untuk mendapatkan banyak ilmu tambahan lewat internet.

2. Pengaruh negatif perkembangan teknologi terhadap tumbuh kembang anak, antara lain:

 Anak-anak bisa ketergantungan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi.

 Anak-anak akan cenderung mengerjakan tugas sendiri dengan bantuan internet

daripada belajar berkelompok yang disitu banyak sekali hikmah-hikmah yang

terkandung dalam nilai kebersamaan.

73
 Dapat terpengaruh kedalam pergaulan yang tidak baik karena kurang kontrol dari

teman ataupun dari orang tua.

 Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat

internet daripada bertemu secara langsung (face to face).

 Kemungkinan besar tanpa sepengetahuan orang tua, anak ‘mengkonsumsi’ games

yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas. Banyak pakar

Pendidikan berpendapat bahwa games berbau kekerasan dan agresi ini akan menjadi

pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.

Peran dari kedua orang tua sangatlah penting. Kedua orang tua diharapkan dapat

membimbing dan mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan teknologi. Sehingga anak-

anak dapat mengerti hal apa saja yang termasuk hal yang baik dan hal yang kurang baik.

Beberapa cara untuk mencegah dampak-dampak negatifnya, yaitu:

 Orang tualah yang seharusnya mengenalkan internet pada anak, bukan orang lain.

Mengenalkan internet berarti pula mengenalkan manfaatnya dan tujuan penggunaan

internet. Karena itu, orangtua terlebih dahulu harus ‘melek’ media dan tidak gaptek.

 Gunakan software yang dirancang khusus untuk melindungi ‘kesehatan’ anak.

 Letakkan komputer di ruang publik rumah, seperti perpustakaan, ruang keluarga,

dan bukan di dalam kamar anak. Bila komputer berada di ruang keluarga,

keleluasaannya untuk melanggar aturan pun akan terbatas karena ada anggota

keluarga yang lalu lalang.

 Tanamkanlah nilai kebersamaan terhadap sesama, karena kebersamaan akan

mewujudkan hubungan serta emosi yang sangat dekat pada anak.

74
SIMPULAN

Perkembangan teknologi bukanlah suatu hal yang dapat kita hindari. Karena dengan

adanya perkembangan teknologi hidup kita akan terasa lebih mudah. Kita bisa mengirim

pesan dengan mudah, mengirim dan mencari informasi dengan cepat dan mudah.

Namun dibalik semua kemudahan tersebut kita harus memperhatikan pengaruh positif

dan negatif dari teknologi. Agar kita bisa mengetahui batasan-batasan apa saja yang boleh

dilakukan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat. Oleh sebab itu kita

harus memperhatikan, mengawasi dan membimbing anak-anak yang menggunakan

teknologi, sebagai pencegahan terhadap pengaruh negatif dari perkembangan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Zhulmega, Bambang (2011).

http://bambang-zhulmega.blogspot.com/p/perkembangan-teknologi-danpengaruhnya.html.

Diakses tanggal 8 Nopember 2013

Gerungan, WA (2004) . “ Psikologi Sosial ” . Bandung: PT Refika Aditama.

F.J.Monks.AMP.Knoers, Hadinoto, Siti Rahayu (2006). “ Psikologi Perkembangan

Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya “. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Ramly, Amir Tengku & Trisyuliati, Erlin (2006) . “Pumping Student Memompa Prestasi

menjadi Sang Bintang” . Jakarta : Kawan Pustaka.

Naqiyah, Najlatul (2013) . “ Konselling Komunitas Mengatasi Tindak Kekerasan Terhadap

Anak & Perempuan”. Malang : Bayumedia Publishing.

75
76
PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA SD DI MASA PANDEMI

COVID 19

Thematic Learning of Elementary School Students during the Covid Pandemic 19

Oleh :

Romlah

Email: romlahromlah474@gmail.com

Universitas Terbuka

ABSTRAK
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
salah satunya dalam aspek pendidikan. Dengan adanya pandemi ini mendorong pemerintah untuk
mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan pembelajaran di Indonesia yaitu pembelajaran harus
dilaksanakan secara daring atau jarak jauh.
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tematik pada masa pandemi
Covid19. Dimana pembelajaran tematik secara daring sudah berjalan cukup baik. Pembelajaran
tematik secara daring memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan mampu mendorong guru untuk
lebih kreatif dalam mengajar selain itu siswa dituntut untuk lebih mandiri dan termotivasi untuk lebih
aktif belajar.

Kata Kunci : Pembelajaran Tematik, Masa Pandemi Covid 19

A. PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran

2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya,

baik kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada

kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills

yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan Pembelajaran. Pada

kurikulum 2013 lebih bersifat tematik integrative dalam semua mata pelajaran. Dengan

demikian dapat dipahami bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang

dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard

77
skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (Fadlillah, 2014, hal. 16).

Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap

dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh siswa melalui pengetahuan

dibangku sekolah. Dengan kata lain antara soft skills dan hard skills dapat tertanam secara

seimbang, berdampingan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. Dengan

adanya kurikulum 2013 harapannya siswa dapat memiliki kompetensi sikap, keterampilan

dan pengetahuan yang meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang

sedang ditempuh siswa. (Fadlillah, 2014, hal 16-17).

Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan

aktivitas berpikir dalam merancang butir-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai

tema, topik maupun pemahaman dan keterampilan yang diperoleh siswa sebagai

pembelajaran secara utuh dan padu. Atau dengan pengertian lain pembelajaran tematik

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan, merakitkan atau

menghubungkan sejumlah konsep dari berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema

tertentu sebagai pusat perhatian atau mengembangkan pengetahuan atau keterampilan siswa

secara stimulan. Sesuai dengan kurikulum yang baru, saat ini pembelajaran di SD mulai

diarahkan pada kurikulum 2013, atau lebih sering disebut dengan pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik menggabungkan beberapa pelajaran dalam satu tema yang masih

memiliki keterkaitan antara mata pelajarannya. Pembelajaran tematik juga berisikan

pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Di dunia saat ini sedang marak wabah coronavirus yang dapat menyebabkan penyakit

yang disebut COVID-19. COVID-19 yang terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia

berdampak pada berbagai bidang termasuk pendidikan. Saat ini dunia pendidikan sedang

menghadapi permasalahan yang cukup kompleks. Salah satu cara dalam mengatasi

pembelajaran siswa dan guru di sekolah dengan mengubah sistem pembelajaran di rumah

78
yakni menggunakan sistem pembelajaran online atau daring. Pembelajaran online dilakukan

menggunakan gadget masing-masing baik berupa smartphone, laptop, komputer, atau tablet.

Penggunaan pembelajaran online dirasa merupakan strategi yang tepat dalam menggantikan

pembelajaran di kelas.

B. PEMBAHASAN

a. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang mengembangkan dimulai

dengan menentukan topik tertentu, topik sebagai tema atau topik sentral. Setelah tema

ditetapkan, selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari

bidang studi lain yang terkait (Fogarti, 1991: Hesty, 2008). Tema adalah pokok pikirkan atau

gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Depdiknas, 2007). Selanjutnya menurut

(Kunandar,2007, hal.311), tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai

konsep kepada anak didik secara utuh.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar

aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memeperoleh pengalaman langsung

dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari

dan menghubugkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dana

kebutuhan anak usia sekolah dasar.

2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari

minat dan kebutuhan siswa.

3. Kegiatan belajar akan lebih bermanfaat dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar

dapat bertahan lebih lama

79
4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang

sering ditemui siswa dalam lingkungannya.

6. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama,toleransi, komunikasi, dan

tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelakasanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh

beberapa manfaat yaitu:

1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran

akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan

dihilangkan.

2. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran

lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.

3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses

dan materi yang tidak terpecah-pecah.

4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin

baik dan meningkat.

Diterapkanya pembelajaran tematik sebagai salah satu model pembelajaran diharapkan

membuka ruang yang luas bagi peseta didik untuk mengalami sebuah pengalaman belajar

yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan. Selain itu, pembelajaran ini membuka

peluang bagi guru (pendidik) untuk mengembangkan beberapa strategi dan metodologi yang

paling tepat.

Contohnya dalam pembelajaran tematik para siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan

mereka dalam berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari

lingkungan mereka. Yang mana keterampilan pengetahuan dikembangkan dan diterapkan di

lebih dari satu wilayah studi.

80
b. Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring adalah pembelajaran merupakan pembelajaran yang dilakukan

secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran

daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk

menjangkau kelompok target yang masif dan luas. Melalui jaringan, pembelajaran dapat

diselenggarakan secara masif dengan peserta yang tidak terbatas (Bilfaqih, Yusuf dan M.

Nur Qomarudin, 2015: hal 1). Pembelajaran daring dapat menggunakan teknologi digital

seperti google classroom, rumah belajar, video converence, telepon atau live chat, zoom,

whatsapp grup dan lainnya (Dewi, 2020:hal 58). Definisi umum dari e-learning atau

pembelajaran daring menurut Gilbert & Jones (2001) yaitu: pengiriman materi pembelajaran

melalui suatu media elektronik seperti internet, intranet/extranet, satellite broadcast,

audio/video tape, interactive TV, CD-ROM, dan computer-based training (CBT).

Contoh dalam pembelajaran secara daring siswa diberikan materi berupa rekaman video atau

slideshow, dengan tugas mingguan yang harus diselesaikan siswa dengan batas waktu yang

telah ditentukan. Dari pembelajaran tersebut peserta didik mampu menumbuhkan sikap

mandiri pada saat belajar (self regulated learning).

c. Pandemi Covid-19

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari

gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui

menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah

diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara

lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi

81
rata-rata 56 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. (Yurianto, Ahmad, 2020).

Menurut WHO (2020) COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis

coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak

dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini

sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.

Penyebaran virus corona ini berdampak pada berbagai aspek termasuk ekonomi dan

pendidikan. Untuk menekan jumlah pasien yang terpapar COVID-19 pemerintah membatasi

aktivitas yang menimbulkan perkumpulan massa dalam jumlah banyak termasuk bersekolah

dan bekerja. Keadaan ini mengakibatkan pemerintah mengambil kebijakan untuk meliburkan

seluruh aktivitas pendidikan dan menghadirkan alternatif proses pembelajaran lainnya.

Melalui Surat Edaran nomor 3 tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor

36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat COVID-19

maka pemerintah memberlakukan kegiatan belajar secara daring dalam rangka pencegahan

penyebaran COVID-19 (Menteri Pendidikan, 2020).

Penulis akan mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi

Covid-19 di sekolah dasar.

82
Pandemi covid-19

Kebijakan Pemerintah Surat


Edaran Nomor 4 Tahun
2020

Pelaksanaan
Pembelajaran Daring

Perencanaan Proses Evaluasi


Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran

C. KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik guru menggunakan media berupa video,

penggunaan media pembelajaran berupa video pembelajaran bertujuan untuk mempermudah

peserta didik dalam memahami materi. Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran

daring berupa pemberian waktu untuk diskusi dan tanya jawab kepada peserta didik sebagai

suatu cara untuk melakukan pendekatan sehigga peserta didik dapat berinteraki dengan baik.

selain itu metode yang digunakan guru yaitu disesuaikan dengan kharakteristik peserta didik,

guru menggunakan metode ceramah karena dinilai lebih efektif untuk menjelaskan materi

pembelajaran, karena meskipun belajar secara online peserta didik tetap membutuhkan

penjelasan materi.

Guru dapat lebih mengembangkan pembelajaran yang dapat membuat kondisi belajar

tetap efektif walaupun dilakukan dalam jaringan, lebih sering berkomunikasi dengan peserta

83
didik. Guru hendaknya lebih meningkatkan kreativitasnya sebagai pendidik untuk menjadi

guru yang lebih profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran

Daring di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1)

Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SD/MTS, dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Ruzz

Fogarti, (1991). How to integrate the curricula.

Kunandar, 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bilfaqih, Yusuf dan M. Nur Qomarudin, 2016. Esensi penyusunan materi pembelajaran

daring. Yogyakarta : Deepublish, 2016

84
KESADARAN MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh : Faujatul Khasanah, faizasulistyo@gmail.com

Abstrak
Kesadaran membaca penting ditanamkan sedini mungkin pada anak sekolah dasar. Disinilah peran
orang tua sangat diperlukan. Jika anak senang membaca buku dengan sendirinya ia akan senang
belajar. Membaca setiap hari melatih otak dan menjadikan bertambahnya wawasan anak jadi sudah
sewajarnya jika anak yang gemar membaca memiliki kecerdasan di atas rata-rat a.

Kata Kunci : kesadaran membaca, siswa Sekolah Dasar

Pendahuluan

Dewasa ini banyak anak yang lebih suka bermain game dari pada membaca buku.

Bahkan mereka mampu menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game. Bagi mereka

game lebih menyenangkan dari pada membaca. Penyebabnya adalah mereka belum meyakini

apa itu membaca? Apa manfaat membaca? Bisakah membaca menjadikan pintar? Bagaimana

menumbuhkan kesadaran membaca?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus mengetahui apa hakikat membaca.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca berarti melihat serta memahami dari apa

yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Menurut Soedarso (2005:4) membaca

adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-

pisah, misalnya pembaca harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan

megingat-ingat untuk memperoleh informasi dalam bacaan. Pada saat membaca mata kita

mengamati kata demi kata yang kemudian menghubungkan dengan maknanya. Oleh karena

itu pada saat membaca pikiran kita memproses informasi sehingga membaca merupakan

proses yang kompleks. Membaca merupakan kebutuhan sehari-hari selain itu membaca

memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar dan kecerdasan siswa. Siswa dikatakan

berhasil membaca apabila ia dapat menangkap informasi dari bacaan tersebut. Membaca

85
dapat mengasah otak semakin banyak siswa membaca semakin banyak kosa kata dan ilmu

pengetahuan baru yang diserap. Itulah mengapa membaca dikatakan sebagai jendela dunia.

Dengan membaca membantu seseorang memahami dirinya dan menghubungkan dengan

segala hal di dunia. Minat baca, buku dan perpustakaan adalah tiga elemen pokok dalam

suatu sistem pendidikan yang dapat menciptakan kualitas sumber daya manusia. Sebuah

negara yang kaya sumber daya manusia akan lebih unggul dari pada suatu negara yang kaya

suber daya alam (Edy Sutrisno, 2009:2)

Dalam hal ini penulis ingin menghubungkan kesadaran membaca dengan tingkat

kecerdasan siswa. Begitu banyak riset yang membuktikan bahwa membaca memiliki dampak

yang positif . Membaca setiap hari akan menambah wawasan kita, maka sudah sewajarnya

siswa yang banyak membaca memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata. Proses belajar

yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca

memperoleh wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga

mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa mendatang (Farida Rahim,

2008:1)

Pembahasan

Begitu banyak manfaat membaca bagi siswa. Lalu bagaimana dengan siswa yang malas

membaca? Tidak ada hukuman bagi siswa yang malas membaca. Siswa yang malas membaca

akan memiliki wawasan yang sempit, ketinggalan informasi atau pelajaran tentu mereka akan

kesulitan dalam belajar. Belajar semua ilmu tidak akan terlepas dari kegiatan membaca.

Malas membaca menjadikan sedikitnya kosa kata dan jenis kalimat yang diketahui

menjadikan ia susah berkomunikasi dan kurangnya percaya diri.

Membaca memberikan rangsangan yang optimal kepada anak usia sekolah. Sayangnya

masih banyak orang tua yang menganggapnya hal sepele. Mereka merasa puas ketika melihat

86
anaknya sudah bisa membaca. Padahal ketika anak sudah bisa membaca langkah selanjutnya

adalah menumbuhkan kesadaran membaca agar anak mencintai kegiatan membaca.

Kesadaran membaca harus ditanamkan pada anak sedini mungkin terutama pada anak

sekolah dasar. Begitu anak mulai membaca orang tua hendaknya memberikan motivasi agar

dapat mengembangkan keterampilan membacanya menjadi lebih baik, meningkatkan

kemampuan memahami konsep bahasa dan kepercayaan dirinya dengan begitu kesadaran

membaca akan terbentuk dan anak dengan sendirinya merasa senang membaca. Misalnya

dengan membacakan buku untuk anak, mengajak anak pergi ke perpustakaan dan

mencontohkan meluangkan waktu untuk membaca.

Membaca tidak melulu tentang pelajaran siswa juga dapat membaca ensiklopedia,

cerita pendek, dongeng, novel ataupun komik. Dengan begitu anak akan belajar menambah

jenis kalimat baru seingga meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Jika anak suka

membaca buku dengan sendirinya anak suka belajar karena buku merangsang anak

mempelajari hal baru, rasa ingin tahu anak berkembang dan anak ingin tahu lebih banyak

lagi. Sesungguhnya otak anak memiliki kapasitas yang sangat luas. Kemampuan otak yang

luar biasa menjadi tidak berfungsi jika tidak dikembangkan. Sel-sel otak akan berhubungan

satu sama lain membentuk koneksi jika digunakan untuk berpikir. Ketika anak membaca ia

menggunakan otaknya untuk berfikir yang membuat sel-sel otaknya saling terhubung.

Semakin banyak anak membaca semakin banyak sel otak yang terhubung. Inilah yang

menjadikan anak cerdas.

(Ashari Avisena, Bobo, 16 November 2020) manfaat yang diperoleh dari membaca

adalah pertama membaca menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, semakin banyak

membaca semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang diserap melalui

membaca meningkatkan rasa ingin tahu dan dorongan untuk menemukan pengetahuan yang

lebih luas lagi. Kedua membaca melatih kemampuan berpikir dan meningkatkan daya ingat,

87
membaca menjadikan otak aktif dan mencegah otak kehilangan kekuatan. Sama seperti otot,

otak juga membutuhkan latihan yang membuat tetap sehat dan kuat. Ketiga membaca

memperkaya kosakata, semakin banyak membaca semakin banyak kosakata yang diserap

anak sehingga memudahkan anak dalam menyampaikan berbagai hal dengan jelas. Keempat

meningkatkan konsentrasi dan memori, membaca melatih fokus dan tidak mudah teralihkan

dalam melakukan sesuatu. Saat membaca otak mengingat berbagai hal dengan mudah

sehingga membentuk memori baru dan memperkuat memori yang sudah ada. Kelima

meningkatkan keterampilan menulis, membaca menjadikan anak terbiasa dengan kata,

kalimat dan paragraf sehingga tidak hanya memudahkan anak berbicara namun juga

memudahkan anak menuliskan apa yang dipikirkannya. Bahan bacaan yang diserap anak

tentu akan berpengaruh terhadap anak. Oleh sebab itu orang tua perlu memperhatikan buku

yang menjadi sumber bacaan anak.

Simpulan

Belajar berbagai ilmu tidak pernah terlepas dari kegiatan membaca. Oleh sebab itu

kesadaran membaca bagi anak sekolah dasar harus ditumbuhkan sedini mungkin sehingga

anak mencintai kegiatan membaca. Seringnya anak membaca menjadikan wawasan anak

semakin luas sehingga anak mampu berpikir logis. Jika otak sering digunakan untuk berpikir

inilah yang menjadikan anak cerdas.

Masih banyak orang tua yang menganggap sepele kegiatan membaca. Mereka

menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah agar anak dapat membaca. Padahal peran orang tua

sangat penting dalam menumbuhkan kesadara membaca. Jika anak sudah mulai membaca

hendaknya orang tua memotivasi agar anak mencintai kegiatan membaca. Luangkanlah

waktu untuk membaca buku bersama anak. Karena jika anak berhasil dalam belajar orang tua

pun akan merasa bangga.

88
Daftar Pustaka

Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, dalam www.kbbi.kemdikbud.go.id/entri/membaca.

Soedarso, 2005, Speed Reading : Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia.

Edy Sutrisno,2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Kencana.

Farida Rahim, 2008, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta : Bumi Aksara.

Avisena Ashari, 2020. “Apa Saja Manfaat Membaca Buku? dalam

https://bobo.grid.id/read/082429019/apa-saja-manfaat-membaca-buku-ini-manfaat-yang-

didapatkan-dari-kebiasaan-membaca-belajar-dari-rumah-sd-kelas-1-3?page=all, tanggal 16

November 2020, pukul 07.11.

89
TERAMPIL BERHITUNG DENGAN MEDIA LIDI

Oleh : Nunung Tarwiyatul Fatmawati,


Email : fatmawati.nunung14@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini mendiskusikan pemanfaatan media lidi dalam pembelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk peningkatan kemampuan siswa dalam operasi
berhitung. Penggunaan media lidi untuk berhitung mudah diaplikasikan dalam pembelajaran
matematika karena praktis dibawa dan dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat dilingkungan
sekitar.

Kata kunci : berhitung, media, lidi

PENDAHULUAN

Permasalahan yang sering terjadi menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar

mata pelajaran Matematika di SD adalah kurangnya pengetahuan guru, serta terbatasnya dana

dan sarana tentang bagaimana cara membuat dan menggunakan media/alat peraga dalam

pembelajaran matematika. Di sisi yang lain alat peraga/media sangat penting dalam mata

pelajaran matematika dan ini sudah diakui oleh semua jajaran pengelola pendidikan dan para

ahli pendidikan.

Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar mempunyai

indikator, mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu

menggunakan metode/strategi, mampu menggunakan media/alat peraga, mampu

menggunakan bahasa yang komutatif, mampu memotivasi siswa, mampu

mengorganisasi kegiatan, mampu menyimpulkan pelajaran, mampu memberikan umpan

balik, mampu melaksanakan penilaian, dan mampu menggunakan waktu. (Departemen

Pendidikan Nasional, 2004 ; 13 – 14).

Agar pembelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada siswa berhasil sesuai

dengan kompetensi dasar, maka guru diharapkan dapat menyusun langkah- langkah

pengembangan silabus pembelajaran, diantaranya merumuskan pengalaman belajar siswa

90
meliputi; 1). Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik dan mental yang perlu

dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar dalam rangka mencapai

kompetensi dasar dan standar kompetensi. 2). Pengalaman belajar dapat dilaksanakan di

dalam dan di luar kelas. Kegiatan yang diberikan sebagai pengalaman belajar siswa

harus berorientasi agar siswa aktif dalam belajar, iklim belajar menyenangkan, fungsi

guru lebih ditekankan sebagai fasilitator dari pada sebagai pemberi informasi, siswa

terbiasa mencari sendiri informasi (dengan bimbingan guru) dari berbagai sumber,

siswa dibekali dengan kecakapan hidup dan dibiasakan memecahkan permasalahan

yang kontekstual yaitu terkait dengan lingkungan (nyata maupun maya) dari siswa. 3).

Pada hakekatnya pengalaman belajar memberikan pengalaman kepada siswa untuk

menguasai kompetensi dasar secara ilmiah dan ditinjau dari dimensi kompetensi yang

ingin dicapai pengalaman belajar meliputi pengalaman untuk mencapei kompetensi

pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Selanjutnya pengalaman belajar

dirumuskan dengan kata kerja yang opersional.(Pengembangan Silabus dan Penilaian

Mata Pelajaran Matematika, Dit. PMU, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas, 2003 ; 3).

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia Sekolah Dasar berada

pada tahap konkret operasional, dengan ciri-ciri yaitu pola berpikir dalam memahami

konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkret, apabila diberikan permasalahan

belum mampu memikirkan segala alternatif pemecahannya, pemahaman terhadap

konsep yang berurutan melalui tahap demi tahap, misal pada konsep panjang, luas,

volum, berat, dan sebagainya,belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan

kombinasi urutan operasi pada masalah yang kompleks.

Kemampuan berhitung merupakan bagian dari matematika yang dapat menumbuh

kembangkan kemampuan kognitif anak. Kemampuan berhitung pada anak sangat penting

dikembangkan, karena berhitung dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

91
didukung oleh pendapat Rijt et al (2003 ; 158) kemampuan berhitung juga yang sangat

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar anak mampu menyiapkan mental untuk masa

depan.

Selain itu, menurut Pujiati (2004 ; 1) yang menyarikan pada Bruner bahwa untuk

memahami pengetahuan yang baru, maka diperlukan tahapan-tahapan yang runtut,

yaitu: enactive, ikonik, dan simbolik. Tahap enactive, yaitu tahap belajar dengan

memanipulasi benda atau objek yang kongkret, tahap ikonik, yaitu tahap belajar

dengan menggunakan gambar, dan tahap simbolik, yaitu tahap belajar melalui

manipulasi lambang atau simbul. (Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran

Berhitung di SD, Pujiati, 2004)

Berdasarkan pada uraian di atas, siswa pada usia sekolah dasar dalam memahami

konsep-konsep matematika masih sangat memerlukan kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan benda nyata (pengalaman-pengalaman konkret) yang dapat diterima

akal mereka.

Dalam artikel ini, peneliti mencoba mengetengahkan salah satu bentuk

pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dalam penyampaian

pembelajaran ini peneliti menggunakan media/alat peraga lidi dalam penjumlahan

bilangan bulat.

PEMBAHASAN

Perkembangan pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi kurikulum

matematika.Pembaharuan pendidikan oleh Menteri pendidikan Nasional antara lain telah

menghasilkan Standart nasional tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 diantaranya pelaksanaan

kurikulum.

92
Secara khusus kurikulum matematika Sekolah Dasar dilaksanakan pada semua kelas

mulai kelas I sampai VI ,untuk kelas I sampai kelas III menggunakan pembelajaran tematik

sedangkan kelas IV sampai kelas VI mata pelajaran. Materi pokok dalam pembelajaran

matematika kelas IV Sekolah Dasar meliputi : bilangan, pengukuran, bangun datar, bangun

ruang dan penekanan pada penguasaan bilangan. Operasi penjumlahan pada bilangan bulat

sebagai dasar pemahaman pengurangan bilangan bulat dan diajarkan mulai dari kelas IV

sampai kelas VI.

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses,

diantaranya proses belajar mengajar yang efektifitasnya tinggi. Proses belajar mengajar yang

efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja

( learning to do), belajar hidup bersama (learning to life together), dan beajar menjadi diri

sendiri (learning to be).

Untuk mengembangkan pemahaman dan ketrampilan secara optimal dibutuhkan

pengetahuan dan pemahaman tentang media. Pengetahuan itu meliputi : media sebagai alat

komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, fungsi media dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan, mencangkup tentang proses-proses mengajar, serta nilai dan

manfaat media pendidikan dalam pengajaran. Ditilik dari beberapa pokok yang telah

dikemukakan diatas, jelaslah bahwa media pendidikan merupakan dasar yang sangat

diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses

pendidikan dan usaha pengajaran di sekolah (Hamalik, 1980 : 15-16)

Matematika sebagai salah satu pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan komunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul, serta

ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari dengan operasi berhitung. Pembelajarannya bertujuan untuk

mempersiapkan siswa agar dapat mempelajari matematika sebagai pola pikir dalam

93
kehidupan sehari-hari dan matematika sebagai ilmu. Proses pembelajaran memerlukan

adanya metode penyampaian bahan ajar yang harus dikuasai guru agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Selain itu ,metode yang digunakan harus dapat melibatkan siswa agar terjadi

interaksi semua unsur pembelajaran.Salah satu model pembelajaran dalam pembelajaran

matematika adalah model pembelajaran langsung yang dirancang agar siswa dapat

mengembangkan belajarnya,memperoleh informasi dan pengetahuan yang diajarkan secara

terstruktur.

Menurut Pujiati (2004 : 6) benda-benda konkrit pada pembelajaran matematika

digunakan untuk penanaman konsep pada siswa, jika penanaman konsep belum dikuasai oleh

siswa maka pembelajaran berikutnya sulit dipahami oleh siswa,karena siswa usia SD mulai

berpikir logis dari pengalaman objek-objek nyata atau tiruan, sedangkan fungsi alat peraga

adalah sebagai media/alat peraga dalam menanamkan konsep-konsep pada pembelajaran

matematika.

Lidi merupakan media pembelajaran yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar yang

dapat digunakan sebagai alat bantu hitung pada anak kelas satu dan dua sekolah dasar.

Pemanfaatan lidi dapat diterapkan dalam pembelajaran aritmatika yaitu penjumlahan dan

pengurangan. Penggunaan media lidi dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan

operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bertujuan agar siswa mampu

meningkatkan ketrampilan berhitung bilangan bulat mata pelajaran matematika, yang diukur

dengan indikator keaktifan siswa, penggunaan media lidi dan hasil dalam proses belajar.

Media yang berasal dari lingkungan sekitar dapat memotivasi siswa untuk belajar dan

memberikan rangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar sehingga memperlancar

interaksi antara guru dan siswa. Pemanfaatan lidi sebagai alat bantu hitung memiliki

beberapa kelebihan diantaranya adalah praktis,mudah diaplikasikan, mudah didapat dan lebih

terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Dalam penggunaannya, alat bantu hitung lidi

94
praktis karena mudah dibawa dan mudah dibuat. Lidi mudah diaplikasikan karena mudah

diterapkan bagi siswa dalam pembelajaran matematika di dalam kelas. Bahan dasar

pembuatan alat bantu hitung yang terbuat dari lidi mudah didapat sebab bahan tersebut

mudah dijumpai disekitar lingkungan kita dan untuk mendapatkannya tidak memerlukan

biaya sehingga siswa lebih mengenal dan memanfaatkan lingkungan dengan semaksimal

mungkin.

Gambar 1 : media lidi

Pelaksanaan pembelajarannya dimulai dengan persiapan guru untuk menyiapkan lidi

dan lembar soal siswa yang akan dikerjakan siswa kemudian membagi siswa menjadi

kelompok-kelompok kecil (berpasangan dalam satu bangku), kemudian lidi dibagikan kepada

masing-masing kelompok. Guru memperagakan lidi tersebut untuk menjumlah dan

mengurangi dua bilangan bulat. Siswa diberi lembar tugas untuk dikerjakan dengan cara

memperagakan lidi sebagai alat untuk menjawab tugas yang telah diberikan. Dalam hal ini

bantuan guru bisa diberikan dalam bentuk pengarahan. Setelah waktu yang ditentukan habis,

siswa dari perwakilan masing-masing kelompok disuruh untuk memperagakan hasil kerjanya

didepan kelas, begitu seterusnya sampai siswa terampil menggunakan lidi untuk menjumlah

bilangan bulat.

95
Gambar 2 : pembelajaran siswa menggunakan meda lidi

Gambar 3 : penggunaan media lidi dalam pembelajaran

Pada akhir pengajaran, guru mengadakan tanya jawab agar siswa terampil

menggunakan lidi sebagai alat bantu untuk menjumlah dan mengurangi dua bilangan bulat

sekaligus sebagai alat evaluasi pembelajaran serta mengamati berbagai peristiwa yang terjadi

pada saat proses pembelajaran dengan membuat catatan hasil pengamatan terhadap proses

dan hasil pembelajaran, keaktifan dan kreatifitas siswa serta mendokumentasikan hasil tes

individu maupun kelompok. Analisis hasil belajar siswa juga diperlukan untuk menentukan

berhasil tidaknya proses pembelajaran berhitung dengan media lidi ini, motivasi guru

diperlukan untuk memacu siswa agar memperhatikan setiap langkah berhitung penjumlahan

dan pengurangan dengan menggunakan lidi. Jika pembelajaran kurang berhasil maka perlu

dilakukan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada proses pembelajaran berikutnya.

96
SIMPULAN

Pada dasarnya peserta didik belajar melalui hal yang konkrit. Untuk memahami konsep

abstrak,anak memerlukan benda-benda konkrit (riil) sebagai perantara. Selanjutnya konsep

abstrak yang baru dipahami akan melekat, mengendap dan tahan lama jika siswa belajar

melalui berbuat dan memahami pengertian bukan hanya melalui pengingat fakta.

Dalam pembelajaran berhitung bilangan bulat dengan menggunakan media lidi siswa

mampu menguasai materi pelajaran dengan lebih mudah sehingga mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa terhadap operasi penjumlahan dan pengurangan. Menggunakan media

lidi dalam pembelajaran matematika adalah suatu hal yang sangat menarik minat dan

semangat peserta didik untuk belajar sehingga sebagai pengajar agar lebih kreatif, bervariasi

dan menarik perhatian siswa dalam menyampaikan materi tentang operasi penjumlahan dan

pengurangan kepada siswa. Guru diharapkan pula agar lebih menigkatkan keterlibatan siswa

dalam kegiatan belajar operasi penjumlahan dan pengurangan menggunakan lidi agar siswa

menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Setelah pembelajaran dengan menggunakan media

lidi sudah dikuasai siswa, tingkatkan ketrampilan siswa melalui latihan-latihan soal,

mencongak maupun permainan matematika

DAFTAR PUSTAKA

Moesono, Djoko & Sujono. (1998). Matematika 4. Jakarta : Depdikbud

Depdiknas. (2004). Pedoman Pengembangan Silabus. Jakarta

Depdiknas. (2003). Pengembangan Silabus dan penilaian Matematika. Jakarta

Pujiati. (2004). Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di SD . Jogjakarta :

PPPG Jogjakarta

97
Media Domino Untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak Dalam Berhitung
Oleh : IMAM BUKHORI

ABSTRAK

Kegiatan Belajar Mengajar yang masih dilakukan secara klasikal dengan model yang banyak diwarnai
dengan ceramah dan bersifat sentries menyebabkan siswa kurang aktiv terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar. Selain itu kegiatan belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berhitung. Berdasarkan uraian di atas maka kiranya perlu diterapkan suatu
metode belajar yang menjadikan siswa aktiv dan menyenangkan sehingga prestasi belajarnya
meningkat maka dari itu kami adakan suatu kegiatan belajar mengajar tentang bagaimana mata
pelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga berupa kartu domino untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matematika adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempunyai peranan

penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika juga

merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan formal.

Mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, sampai Sekolah Menengah Atas,

siswa diajarkan bagaimana konsep,cara menyelesaikan dan penerapan matematika dalam

kehidupan sehari-hari.

Matematika dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat berfikir secara logis,

kritis,rasional dan percaya diri. Tetapi fakta menunjukkan matematika sering dianggap oleh

siswa sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami baik teori maupun konsep-konsepnya

sehingga menyebabkan prestasi belajar matematika belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai tes

semester dan nilai ujian akhir nasional yang belum sesuai dengan harapan. Beberapa kasus

menunjukkan bahwa ada siswa yang cepat memahami suatu konsep matematika pada awal

98
materi pelajaran diberikan tapi kemudian menjadi malas dan bosan untuk mengikuti pelajaran

lebih lanjut akibatnya prestasi belajar mereka juga tidak sesuai dengan harapan.

Penggunaan metode mengajar konvensional seperti ceramah dirasakan tidak efektif

karena pembelajaran hanya berpusat pada guru, guru hanya berdiri didepan kelas,

menjelaskan materi, kemudian memberikan tugas tanpa memperhatikan kesiapan intelektual

siswa. Sehingga suasana kelas menjadi membosankan dan siswa merasa seperti menghayal

dalam mempelajari matematika.

Alat peraga berupa kartu domino matematika merupakan salah satu solusi yang dapat

membantu siswa mempelajari cara berhitung. Kartu domino matematika dimainkan sama

halnya dengan kartu domino biasa yang sudah sering dilihat oleh siswa. Disini siswa diajak

untuk bermain sambil belajar sehingga tercipta suasana gembira didalam kelas. Pelajaran

menjadi lebih menyenangkan dan bervariasi dari metode belajar konvensional. Penggunaan

kartu domino matematika juga diharapkan mampu menjalin komunikasi dan interaksi yang

baik antara guru dan siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa

tentang cara berhitung.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka ruang masalah  pada

makalah ini adalah “Bagaimana penggunaan alat peraga kartu domino matematika untuk

materi berhitung di kelas ?”

C. TUJUAN PENULISAN
Meningkatkan keterampilan berhitung melalui penggunaan media kartu domino.

D. MANFAAT PENULISAN
1.   Sebagai motivasi bagi guru untuk menerapkan berbagai metode mengajar dan  alat
peraga dalam kegiatan proses belajar mengajar matematika.

99
2.  Sebagai masukan bagi guru atau calon guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar matematika.
3.   Bagi siswa, dengan penggunaan kartu domino matematika mampu memahami
berhitung.

PEMBAHASAN

Peran guru di dalam kelas bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar tetapi lebih

bersifat sebagai penggerak atau pembimbing siswa untuk memperoleh pengetahuannya

sendiri. Pengetahuan yang diperoleh siswa sendiri akan lebih melekat lebih lama di pikiran

dan menjadikan prestasi belajar siswa meningkatkan. Alat peraga ini menggabungkan belajar

dan bermain sehingga lebih menarik bagi siswa.

Oleh karena itu alat peraga ini sangat cocok Dalam pembelajaran Matematika dengan

alat peraga merangsang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan

berimajinasi. Buah-buah pemikiran siswa akan dihargai, sehingga siswa merasa semakin

terdorong untuk belajar. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

ketrampilan berkomunikasi. Di samping itu situasi kelas menjadi menyenangkan dan

bersahabat.

penggunaan alat peraga ini tergolong masih relatif baru dan belum banyak diterapkan di

kelas-kelas.

Oleh karena itu dalam penerapannya dikelas guru menemukan berbagai kendala

diantaranya yaitu kesulitan mengkoordinasikan siswa dengan alat peraga. Siswa-siswa

sebagian besar masih belum mengerti dan banyak bertanya tentang apa yang harus dilakukan,

sehingga banyak menyita waktu dan perhatian guru.

100
PENUTUP

Alat peraga kartu domino matematika merupakan suatu cara alternatif yang dapat

digunakan dalam mengajarkan matematika. Kartu ini digunakan untuk materi berhitung pada

siswa karena dinggap sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Kartu domino

matematika dimainkan sama halnya dengan kartu domino biasa. Penggunaan kartu domino

matematika diharapkan mampu menjalin komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dan

siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi berhitung.

DAFTAR PUSTAKA

Adya, A. (2010). Bermain Domino. [Online] Tersedia : http://afandriadya.com/2010/04/ [20

Januari 2014] Alexey, Y. (2014).

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Bryant,

Tarsito. Hestuaji, Y. (2012). Pengaruh Media Kartu Domino Terhadap Pemahaman Konsep

Pecahan. [PDF] Tersedia : http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/.pdf [26

Oktober 2013]

101
BERCERITA BERPASANGAN UNTUK KETERAMPILAN
BERBICARA ANAK SD

Mochammad Chusnudin
Email :
moch.chusnudin80@gmail.com

ABSTRAK
Pembelajaran keterampilan berbicara merupakan materi yang penting diajarkan di sekolah. Sebab
melalui pembelajaran berbicara diharapkan siswa mampu mengungkapkan/menyampaikan pikiran,
pendapat, ide, gagasan, atau perasaannya dengan baik. Akan tetapi, pembelajaran berbicara belum
diajarkan sebagaimana mestinya sesuai tuntutan kurikulum. Pembelajaran berbicara sebaiknya
dilakukan melalui latihan, bukan dengan menyuguhkan teori-teori berbicara. Untuk mengajarkan
latihan berbicara dapat disampaikan dengan menggunakan metode bercerita berpasangan. Bercerita
berpasangan merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif. Yang membedakan tipe
bercerita berpasangan dengan lainnya adalah dalam tipe ini guru memperhatikan skemata atau latar
belakang pengalaman peserta didik dan membantu peserta didik mengaktifkan skemata ini agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kegiatan ini, peserta didik dirangsang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Selain itu, peserta didik dapat meningkatkan
keterampilan berbicara

Kata kunci : bercerita berpasangan, keterampilan berbicara

I. PENDAHULUAN
Pada hakekatnya pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia yaitu belajar

berkomunikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi

secara lisan dan tertulis serta untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa

Indonesia dalam berbicara.

Berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat (Kamus Besar

Bahasa Indonesia). Menurut Abbas (2006:83) berbicara pada hakikatnya merupakan suatu

proses berkomunikasi dengan mempergunakan suara yang dihasilkan alat ucap untuk

memindahkan pesan dari sumber ke tempat lain. Dengan demikian berbicara bukan hanya

sekadar mengucapkan bunyi-bunyi bahasa, melainkan suatu alat untuk mengomunikasikan

gagasangagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar.

Kegiatan berbicara selalu diikuti kegiatan menyimak. Keduanya merupakan fungsional

bagi komunikasi lisan, dua-duanya tak terpisahkan melengkapi keterampilan yang lainnya.

Maka, tidak ada aktivitas berbicara tanpa ada yang mendengarlmenyimak, begitupun tidak

102
terjadi aktivitas menyimak bila tidak ada yang berbicara. Selain itu, keterampilan berbicara

menunjang keterampilan menulis dan membaca. Keterampilan berbicara amat dibutuhkan

dalam kehidupan, baik untuk mendapatkan informasi maupun untuk memberikan informasi

kepada orang lain. Melalui berbicara dapat dicapai beberapa tujuan seperti meyakinkan

orang, mendorong (menstimulasi), menginformasikan sesuatu, dan menghibur (Musdini,

2009:5)

Pembelajaran berbicara di SD meliputi berbagai bentuk seperti mengungkapkan

pikiran, perasaan dan informasi dengan perkenalan dan tegur sapa, mengungkapkan pikiran,

perasaan dan informasi secara lisan dengan gambar, mengungkapkan pikiran, perasaan dan

informasi secara lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita dan deklamasi, mengungkapkan

secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dengan bercerita,

mengungkapkan pikiran, perasaan , pengalaman, dan petunjuk dengan bercerita dan

memberikan tanggapan, mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan dengan

bertelepon dan bercerita, mendeskripsikan secara lisan tempat sesuai dengan denah,

mengungkapkan pikiran, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan,

menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara, mengungkapkan pikiran, perasaan

secara lisan dalam diskusi dan bermain drama, serta mengungkapkan pikiran, perasaan dan

informasi dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi (Depdiknas, 2006:3 19).

Di lembaga pendidikan yang bersifat formal seperti sekolah, keberhasilan pendidikan

dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik dalam prestasi belajarnya. Kualitas dan

keberhasilan belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru

memilih dan menggunakan metode pengajaran. Kenyataan di lapangan, pembelajaran lebih

ditekankan pada model yang banyak diwarnai dengan ceramah dan bersifat guru sentris. Hal

ini mengakibatkan peserta didik kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan

peserta didik hanya duduk,diam,dengar,catat dan hafal. Kegiatan ini mengakibatkan peserta

103
didik kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan

mereka cepat bosan dan malas belajar.

Melihat kondisi demikian, maka perlu adanya alternatif pembelajaran yang berorientasi

pada bagaimana peserta didik belajar menemukan sendiri informasi, menghubungkan topik

yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat

berinteraksi dua arah baik bersama guru maupun selama peserta didik dalam suasana yang

menyenangkan dan bersahabat. Metode alternatif yang dapat digunakan guru adalah dengan

pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan.

Bercerita berpasangan merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif. Yang

membedakan tipe bercerita berpasangan dengan lainnya adalah dalam tipe ini guru

memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman peserta didik dan membantu peserta

didik mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam

kegiatan ini, peserta didik dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan

berimajinasi. Selain itu, peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berbicara.

II. PEMBAHASAN

A. KEGIATAN BERBICARA
Kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia

normal dari zaman dahulu sampai zaman sekarang ini. Sebab, berbicara itu merupakan salah

satu aspek kemampuan berbahasa yang yang alami yang dimiliki manusia. Berbeda halnya

dengan kemampuan berbahasa yang lain, seperti membaca dan menulis, tidak semua manusia

normal mampu melakukan kegiatan membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan

menulis membutuhkan latihan yang lebih khusus lagi untuk mampu memilikinya.

Namun demikian, keterampilan berbicara tidak dimiliki oleh setiap manusia. Tarigan

(1983:15) mendefinisikan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran,

104
gagasan, dan perasaan. Sebab, seseorang yang dinyatakan terampil berbicara adalah orang

yang sanggup berbicara dalam segala situasi, kapan saja, dan dimana saja dia berada.

Kemampuan berbicara yang diharapkan dari pembelajaran di sekolah adalah agar siswa

terampil berbicara. Keterampilan berbicara yang diharapkan adalah kemampuan

mengungkapkan pendapat, ide, gagasan, pemikiran, atau perasaannya di muka umum dalam

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kemampuan berbicara dalam segala situasi inilah

yang belum dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Persoalan paling serius pada siswa kita dalam bidang berbicara saat ini adalah jika

mereka diminta berbicara di depan umum, mereka akan diam dan garuk-garuk kepala. Akan

tetapi, jika diminta diam mereka malahanakan berbicara (berbisik-bisik) dengan temannya.

Mereka akan berbicara dengan teman atau orang-orang di sekelilingnya. Kondisi yang

demikian dijumpai tidak hanya pada siswa-siswi saja, Kondisi seperti itu juga kerap

ditemukan di kalangan orang dewasa. Bangsa kita tidak mampu berbicara di depan umum

dengan baik.

Orang Indonesia memang sanggup mengomentari segala hal, akan tetapi jika diminta

menyampaikan komentar di muka umum,hanya sedikit yang sanggup. Sesuai dengan hal

tersebut di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan berbicara yang dimiliki oleh

siswa kita adalah kemampuan berbicara nonformal atau dengan istilah yang lebih populer

disebut kemampuan ngerumpi. Kalau ngerumpi, orang Indonesia memang ahlinya. Orang

Indonesia sanggup ngerumpi mulai jam 7.00 sampai jam 19.00 tetapi ketika diminta

berbicara di muka umum hanya sebagian kecil yang mampu.

105
Sumber : http://rumah-yatim.org/siswa-smp-it-biu-berlatih-public-speaking-lewat-kultum/
Gambar 1 : Kegiatan berbicara di depan umum

Untuk penyampaian suatu ide/gagasan, pendapat, atau menjelasan suatu permasalahan

di depan umum, tidak semua orang mampu melakukannya dengan baik. Dibutuhkan suatu

keterampilan atau kecakapan mumpuni. Agar kemampuan berbicara dapat dimiliki oleh

pembelajar bahasa Indonesia maka dibutuhkan proses latihan yang cukup. Kemampuan

berbicara bukanlah kemampuan genetik yang diwariskan secara turun-temurun. Akan tetapi,

kemampuan berbicara yang dimaksudkan dalam tulisan ini tidak dimiliki oleh setiap orang.

Untuk memperoleh kemampuan tersebut harus melalui segala bentuk ujian dalam bentuk

latihan dan pengarahan atau bimbingan yang intensif (Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S.,

1991: 1).

B. PEMBELAJARAN BERBICARA
Materi pembelajaran berbicara yang akan diajarkan di sekolah adalah kegiatan

berbicarabukan teori-teori berbicara. Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet (2012:59)

mencatat bahwa materi pembelajaran berbicara yang tertera dalam kurikulum mencakup

kegiatan : berceramah, berdebat, bercakap-cakap,berkhotbah,bertelepon, bercerita, berpidato,

bertukar pikiran, bertanya, bermain peran, berwawancara, berdiskusi, berkampanye,

106
menyampaikan sambutan, selamat, pesan, melaporkan, menanggapi, menyanggah pendapat,

menolak permintaan, tawaran, ajakan, menjawab pertanyaan, menyatakan sikap,

menginformasikan, membahasa, melisankan isi drama, menguraikan cara membuat sesuatu,

menawarkan sesuatu, meminta maaf, member petunjuk, memperkenalkan diri, menyapa,

mengajak, mengundang, memperingatkan, mengoreksi, dan tanya-jawab.

Materi-materi di atas diajarkan agar siswa mampu melakukan kegiatan-kegiatan

berbicara. Siswa dilatih supaya mampu berceramah, berdebat, bercakapcakap, berkhotbah,

bertelepon, bercerita, berpidato, bertukar pikiran, bertanya, bermain peran, berwawancara,

berdiskusi, berkampanye, menyampaikan sambutan, menyampaikan selamat, atau

menyampaikan pesan, melaporkan, menanggapi, menyanggah pendapat, menolak

permintaan, menolak tawaran, atau menolak ajakan, menjawab pertanyaan, menyatakan

sikap, menginformasikan, membahasa, melisankan isi drama, menguraikan cara membuat

sesuatu, menawarkan sesuatu, meminta maaf, memberi petunjuk, memperkenalkan diri,

menyapa, mengajak, mengundang, memperingatkan, mengoreksi, dan tanya-jawab.

Sumber : http://webblogkkn.unsyiah.ac.id/godang12/2017/03/10/pelatihan-public-speaking/

Gambar 2 : Pembelajaran berbicara di sekolah

107
Yang terjadi dalam pembelajaran berbicara di kebanyakan sekolah adalah guru

menyampaikan teori-teori berbicara. Sebagai contoh, dalam mempelajari materi berpidato,

siswa disuguhi jenis-jenis berpidato, ada pidato narasi, pidato argumentasi, pidato deskripsi,

dan pidato persuasi. Langkahlangkah berpidato, menentukan topik, mencari bahan

pendukung, mempersiapkan naskah, dan metode berpidato, yaitu metode teks, metode

hafalan, dan metode serta merta. Hal-hal seperti itu yang kebanyakan dijumpai di sekolah-

sekolah. Siswa tidak dilatih berpidato, dan lain-lain sesuai dengan materi di atas.

Materi di atas dapat diajarkan dengan menerapkan metode-metode berikut yang sesuai

dengan karakteristik pembelajaran. Metode-metode yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran berbicara adalah:

1. Metode Ulang Ucap

Penerapan metode ulang ucap dilakukan guru memperdengarkan suaranya sendiri atau

rekaman suara tertentu kepada siswa.Kemudian siswa diminta mengucapkan kembali

sesuai dengan model suara yang didengarnya. Suara yang diperdengarkan boleh berupa

kalimat sederhana, misalnya: Guru“ini buku baru”. Selanjutnya siswa mengulangi: Siswa

”ini buku baru”.

2. Metode Lihat Ucap

Metode lihat ucap dilakukan dengan cara guru memperlihatkan gambar atau benda

tertentu, lalu siswa diminta menyebutkan nama benda yang ada di gambar.

Misalnya,Guru meperlihatkan gambar “laptop” dan bertanya “Ini gambar apa?” Siswa

secara serentak mengucapkan: ”itu gambar laptop”. Cara ini dapat juga ditanyakan

secara satu persatu kepada siswa dengan menunjukkan gambar atau benda yang berbeda

kepada setiap siswa.

108
3. Metode Memerikan

Memerikan berarti menjelaskan perincian suatu benda atau kegiatan. Pemberian

perincian dapat berupa struktur suatu benda atau langkahlangkah suatu kegiatan. Sebagai

contoh, siswa disuruh memperhatikan suatu benda atau gambar. Selanjutnya siswa

diminta memerikan atau membuat perincian tentang apa yang diperlihatkan guru kepada

mereka. Misalnya, guru memperlihatkan “tiga alat tulis”. Maka siswa menyebutkan alat

tulis dilihatnya, “pensil, buku, penghapus”.

4. Metode Mejawab Pertanyaan

Metode ini memancing siswa untuk berani bertanya jawab. Misalnya, guru dapat

meminta seorang siswa untuk memperkenalkan diri kepada siswa lain secara bergantian.

Metode ini dapat juga dilakukan dengan cara guru mengajukan sejumlah pertanyaan

kepda siswa tentang nama, alamat, atau hobi masingmasing siswa. Setiap siswa

diharapkan dapat menjawab setiap pertanyaan guru.

5. Metode Bertanya

Metode bertanya dapat dilakukan dengan caranya meminta siswa mengajukan

pertanyaan berbagai hal tentang suatu benda, di antaranya mengenai gunanya, cara

membuat dimana benda itu, dijualnya dimana, terbuat dari apa. Misalnya tentang

pensil,dimana pensil dibuat, dimana dijual, dan apa kegunaannya. Untuk menerapkan

metode ini, sebaiknya guru terlebih memberikan contoh untuk mengajukan pertanyaan.

6. Metode Pertanyaan Menggali

Metode pertanyaan menggali dapat dimanfaatkan untuk menggali, mengetahui keluasan

dan kedalaman pemahaman atau pengetahuan siswa terhadap suatu masalah atau hal.

Misalnya, guru memperlihatkan sebuah benda kepada siswa.Kemudian guru

menanyakan sejumlah per-tanyaan kepada siswa sehubungan dengan benda

tersebut,sepertinya namanyadan kegunaannya. Selain itu, guru dapat juga menyanyakan

109
materi pembelajaran yang telah diikuti sebelumnya. Misalnya guru dapat mengatakan,

“Kemarin kita telah belajar IPA dengan materi gaya. Sebutkan jenis-jenis gaya yang

kamu pelajari itu”. Metode ini dapat ditujukan kepada siswa secara orang per orang.

7. Metode Reka Cerita

Gambar Metode reka cerita gambar dapat diterapkan dengan cara, guru memperlihatkan

sebuah gambar atau serangkaian gambar. Siswa ditugaskan memperhatikan gambar

tersebut.Selanjut-nya, guru menyuruh siswa bercerita tetang gambar tersebut.

8. Metode Bercerita

Misalnya siswa disuruh bercerita tentang pengalamannya, kenangan atau peristiwa yang

pernah dialami atau kejadian yang direkayasa. Misalnya, guru menyuruh seorang siswa

di depan kelas untuk menceritakan kegiatan upacara bendera yang dilakukan pada hari

Senin yang lewat.

9. Metode Melaporkan Metode melaporkan dilakukan dengan cara menugaskan siswa

untuk melakukan melihat suatu peristiwa atau kegiatan, misalnya melihat siswa kelas

lain mengikuti pelajaran olah raga bermain kasti dilapangan. Kemudian siswa membuat

laporan tentang permainan kasti tersebut dengan menyampaikan, berapa orang

pemainnya, siapa saja yang bermain, tim siapa yang menang dan tim siapa yang kalah.

10. Metode Bermain Peran Metode ini dapat dilakukan dengan cara menugaskan siswa

memainkan peran dari salah seorang tokoh terkenal. Jadi siswa diajarkan untuk bermain

peran tentang peran tokoh tersebut dan gaya bicaranya. Suyatno (2014:112 – 121)

mencatat dalam bukunya

Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra bahwa teknik pembelajaran berbicara dapat

dilakukan dengan menggunakan teknik berikut : Wawancara, Cerita Berpasangan, Pidato

Tanpa Teks, Pidato dengan Teks, Mengomentari Film/Sinetron/Cerpen/Novel, Debat,

Menjadi Pembawa Acara, Memimpin Rapat, Menerangkan Penggunaan

110
Obat/Makanan/Minuman/Benda lainnya, Bermain Peran, Info Berantai dan Cerita

Berangkai

C. Bercerita Berpasangan

Metode Pembelajaran Bercerita Berpasangan (Paired Storylelling) dikembangkan

sebagai pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan bahan pelajaran (Lie, 1994). Teknik

ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun bercerita.

Metode ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.

Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dalam teknik ini adalah bahan yang bersifat

naratif dan deskriptif. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan dipakainya bahan-bahan

yang lainnya.

Dalam Metode ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa

dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih

bermakna. Dalam kegiatan ini,siswa diransang untuk mengembangkan kemampuan berpikir

dan kemampuan berimajinasi.Buah-buah pemikiran mereka akan dihargai,sehingga siswa

merasa makin terdorong untuk belajar.Selain itu,siswa bekerja dengan sesama siswa dalam

suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.Bercerita berpasangan bisa digunakan untuk

suasana tingkatan usia anak didik.

111
Sumber : http://blog-terdalam.blogspot.com/2011/04/metode-pembelajaran-bercerita.html
Gambar 3 : Metode pembelajaran bercerita berpasangan

Tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan antara lain :

1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian.

2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik

yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik

di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut.

Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih

siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. Dalam kegiatan ini, pengajar perlu

menekankan bahwa memberikan tebakan yang benar bukanlah tujuannya. Yang lebih

penting adalah kesiapan mereka dalam mengantisipasi bahan pelajaran yang akan diberi

hari itu.

3. Siswa dipasangkan.

4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama. Sedangkan siswa yang

kedua menerima bagian yang kedua.

5. Kemudian siswa disuruh mendengarkan atau membaca bagian mereka masing-masing.

112
6. Sambil membaca/mendengarkan, siswa disuruh mencatat dan mendaftar beberapa

kata/frasa kunci yang ada dalam bagian masing-masing. Jumlah kata/frasa bisa

disesuaikan dengan panjang teks bacaan.

7. Setelah selesai membaca, siswa saling menukar daftar kata/frasa kunci dengan pasangan

masing-masing.

8. Sambil mengingat-ingat/memperhatikan bagian yang telah dibaca/didengarkan sendiri,

masing-masing siswa berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum

dibaca/didengarkan (atau yang sudah dibaca/didengarkan pasangannya) berdasarkan

kata-kata/frasa-frasa kunci dari pasangannya. Siswa yang telah membaca/mendengarkan

bagian yang pertama berusaha untuk menuliskan apa yang terjadi selanjutnya.

Sedangkan siswa yang membaca/mendengarkan bagian yang kedua menuliskan apa yang

terjadi sebelumnya.

9. Tentu saja, versi karangan sendiri ini tidak harus sama dengan bahan yang sebenarnya.

Tujuan kegiatan ini bukan untuk mendapatkan jawaban yang benar, melainkan untuk

meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar. Setelah selesai

menulis, beberapa siswa bisa diberi kesempatan untuk membacakan hasil karangan

mereka.

10. Kemudian, pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-

masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.

11. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu.

Diskusi bisa dilaksanakan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

113
III. SIMPULAN

Pembelajaran berbicara sudah sepatutnya diajarkan sesuai tuntutan kurikulum.

Pembelajaran berbicara tidak perlu lagi diabaikan supaya siswa-siswa yang belum terampil

berbicara dapat terampil setelah menyelesaikan studinya. Pembelajaran berbicara bukanlah

pembelajaran yang sia-sia dilakukan. Pembelajaran ini sangat bermakna jika dilaksanakan

dengan metode yang tepat.

Bercerita berpasangan adalah salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran

berbicara, Dengan metode bercerita berpasangan, siswa dapat lebih aktif untuk

mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan berimajinasi. Di samping itu, metode

ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk diskusi, bertanya, maupun

mengeluarkan pendapat serta berinteraksi dengan siswa lain yang menjadikan siswa aktif

dalam kelas.

Mengingat metode pembelajaran bercerita berpasangan untuk meningkatkan


keterampilan berbicara siswa, maka hendaknya guru menerapkan metode pembelajaran ini di
kelas sebagai selingan metode-metode belajar yang sudah ada.Pembelajaran ini hendaknya
diterapkan secara kontinu baik untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun pelajaran
yang lain.

114
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif Disekolah Dasar. Jakarta:
departemen pendidikan nasional dierktorat jendral pendidikan tinggi direktorat
ketenagaan.
Musdini dan Slamet Purba. 2009. Berbicara. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.
Depdiknas. 2006. Kurikulum SD/MI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Strategi Pengajaran dan Pembelajar dan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S.. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati.
Suyatno. 2014. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.

115
TERAMPIL MENGHITUNG PECAHAN DENGAN KARTU DOMINO

Oleh : Nelli Putri Maghfiroh


Email : Nelliputri123@gmail.com

ABSTRAK
Aktivitas pendidikan yang masih dilakukan secara klasikal dengan model yang banyak diwarnai
dengan ceramah serta bersifat guru sentris menimbulkan siswa kurang aktif ikut serta dalam kegiatan
pembelajaran. Tidak hanya itu pembelajaran matematika pada hakekatnya merupakan belajar untuk
meningkatkan keahlian siswa dalam berhitung paling utama berhitung pecahan. Bersumber pada
penjelasan tersebut sepertinya butuh diterapkan suatu tata cara belajar yang menjadikan siswa aktif
serta mengasyik kan dalam pembelajaran matematika sehingga prestasi belajar siswa bertambah, dari
situ saya melakukan cara tentang bagaimana proses belajar mengajar mata pelajaran matematika
dengan memakai perlengkapan peraga berbentuk kartu domino pecahan untuk meningkatan prestasi
belajar siswa di Sekolah Dasar. Dari hasil analisis informasi dapat mengerti jika pemakaian kartu
domino pecahan nyatanya bisa meningkatkan prestasi belajar matematika siswa Sekolah Dasar.

Kata kunci : Berhitung, pecahan dan kartu domino

PENDAHULUAN

Seiring dengan pertumbuhan era pembelajaran di kala ini hendaknya didasarkan pada

tingkat mutu serta keahlian para guru dalam memakai berbagai metode pendidikan yang

terdapat untuk menghadapi kasus yang dialamai oleh siswa. Guru selaku pendidik wajib

mempersiapkan pendidikan yang dapat meningkatkan cara berfikir siswa agar menjadi lebih

kritis serta kreatif.

Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar mempunyai indikator,

mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu menggunakan metode atau

strategi, mampu menggunakan media atau alat peraga, mampu menggunakan bahasa yang

komutatif, mampu memotivasi siswa, mampu mengorganisasi kegiatan, mampu

menyimpulkan pelajaran, mampu memberikan umpan balik, mampu melaksanakan penilaian,

dan mampu menggunkan waktu (Departemen Pendidikan Nasional, 2004 ; 13-14).

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan ditiap jenjang resmi. Mulai

dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Akhir, pelajaran ini nantinya sangat

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu pengajaran matematika ini sangat

perlu kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai pembelajaran matematika ini.

116
Menurut Bruner (Hudoyo, 1988 : 56) bahwa belajar matematika adalah belajar tentang

konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari

serta mencari hubungan antar konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.

Pemahaman terhadap pelajaran akan lebih mudah diingat dan bertahan lama bila materi yang

dipelajari mempunyai pola yang terstruktur.

Matematika mengajarkan siswa tentang bagaimana konsep atau metode menuntaskan

serta pelaksanaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Matematika menjadikan siswa

menjadi manusia yang bisa berfikir secara logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta

kemampuan bekeerja sama. Namun kenyataannya menunjukkan matematika kerap dikira

oleh siswa selaku mata pelajaran yang susah untuk dimengerti baik teori maupun konsep-

konsep nya sehingga menimbulkan prestasi, belajar matematika belum menampilkan hasil

yang memuaskan. Perihal ini bisa dilihat dari catatan nilai ulangan setiap hari, nilai tugas,

nilai uji semester serta nilai akhir nasional yag belum sesuai dengan harapan. Sebagai

permasalahan menampilkan jika terdapat siswa yang kilat menguasai sesuatu konsep

matematika pada awal materi pelajaran diberikan tetapi setelah itu jadi malas serta bosan

untuk menjajaki pelajaran lebih lanjut, dampak nya prestasi belajar mereka pula tidak sesuai

dengan harapan.

Perlengkapan peraga berbentuk kartu domino matematika ialah salah satu pemecah

yang bisa menolong siswa menekuni pecahan senilai. Selain itu menurut Aulia Rakhmah

(2010:24) kartu domino adalah kartu permainan dimana bentuk kartunya mirip dengan kartu

domino dan cara bermainnya sama seperti kita bermain kartu domino dengan bentuk setiap

kartu persegi panjang dan dibagi dua sisi yaitu sisi kanan dengan nilai bilangan pecahan dan

sisi kiri dengan nilai pecahan gambar. Sedangkan kegunaan kartu domino ini untuk

membantu para siswa untuk memahami konsep lambang pecahan dan penjumlahan pecahan

pada tingkat Sekolah Dasar.

117
Disini siswa diajak untuk bermain sembari belajar sehingga terbentuk suasana gembira

di dalam kelas. Pelajaran jadi lebih mengasyikkan serta bermacam-macam dari tata cara

belajar konvensional. Pemakaian kartu domino matematika pula diharapkan sanggup

menjalankan komunikasi serta interaksi yang baik antara guru dan siswa yang pada

kesimpulannya bisa meningkatkan pemahaman siswa tentang pecahan senilai. Pecahan

senilai bisa dimaksud sebagai pecahan yang didapatkan dari mengalihan ataupun membagi

pembilang serta penyebut dari sesuatu pecahan dengan bilangan yang sama.

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Berhitung Pecahan Melalui Pemakaian Media Kartu Domino Siswa


SD
Kegiatan pembelajaran matematika materi pecahan memanfaatkan kartu domino ini

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi, bertanya, ataupun mengeluarkan

pendapat, dan dapat menjadikan siswa lebih aktif di dalam kelas. Dengan demikian

kedudukan guru di dalam kelas bukan lagi sebagai salah satunya sumber belajar namun

lebih bersifat selaku penggerak ataupun pembimbing siswa buat mendapatkan

pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang diperoleh siswa sendiri hendak lebih

menempel lebih lama di benak serta menjadikan prestasi belajar siswa tingkatkan.

Perlengkapan peraga kartu domino ini mencampurkan belajar serta bermain sehingga lebih

menarik untuk siswa. Oleh sebab itu perlengkapan peraga ini sangat sesuai untuk siswa

sekolah dasar. Dalam pendidikan matematika dengan perlengkapan peraga kartu domino

ini memicu siswa untuk meningkatkan keahlian berpikir serta keahlian berimajinasi.

Buah-buah pemikiran siswa hendak dihargai, sehingga siswa merasa terus menjadi

terdorong buat belajar. Tidak hanya itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana

gotong royong serta memiliki banyak kesempatan buat mengolah informasi serta

meningkatkan ketrampilan merekaberbicara. Di samping itu suasana kelas menjadi lebih

118
mengasyikkan serta bersahabat. pemakaian perlengkapan peraga ini terkategori masih

relatif baru serta belum banyak diterapkan di kelas-kelas SD.

Kartu domino di sini tidaklah sesuatu kartu yang digunakan oleh orang buat berjudi,

melainkan sesuatu perlengkapan peraga yang wujudnya terbuat semacam kartu domino

biasa. Kartu domino ialah sesuatu media pendidikan yang bisa digunakan untuk menarik

siswa dalam pendidikan matematika Darhim (2001: 314).

Dalam pendidikan matematika dengan menggunakan perlengkapan peraga kartu

domino hendaknya lebih efisien serta sukses dibandingkan menggunakan tata cara

ceramah, data paling utama untuk siswa yang daya ingatnya kurang dalam belajar sebab

banyaknya pembelajaran yang wajib diterima di sekolah, tidak hanya itu dengan memakai

kartu domino pembelajaran matematika lebih mengasyikkan sehingga siswa tertarik dan

mudah untuk menerima, paham serta menguasai pelajaran pecahan matematika tersebut.

B. Cara Pembuatan Kartu Domino Matematika :

Kartu domino matematika terbuat dari kertas marga atau manila dengan dimensi 5

centimeter x 8 centimeter.

Metode pembuatan kartu domino matematika untuk kompetensi dasar “Menguasai

pecahan-pecahan senilai”

Satu set kartu jumlahnya wajib 28 lembar hingga kita butuh membuat tabel yang terdiri

dari 8 baris serta 7 kolom berarti terdapat 56 kotak.

1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 1 1 1
2 3 4 5 6 7 8
2 2 2 2 2 2 2 2
4 6 8 10 12 14 16
3 3 3 3 3 3 3 3
6 9 12 15 18 21 24
4 4 4 4 4 4 4 4
8 12 16 20 24 28 32

119
5 5 5 5 5 5 5 5
10 15 20 25 30 35 40
6 6 6 6 6 6 6 6
12 18 24 30 36 42 48
7 7 7 7 7 7 7 7
14 21 28 35 42 49 56
8 8 8 8 8 8 8 8
16 24 32 40 48 56 64

Seperti gambar di bawah ini

Perhatikan tabel di atas :

a. Pada kolom 1 ada 8 nilai yang bervariasi di mana sama, misal kolom 1 baris 1 tertulis

1
nilainya 0,5 dan seterusnya
2

b. Pada kolom 2 juga ada 8 nilai yang bervariasi di mana nilainya sama, misal kolom 2

1 2
baris 1 tertulis nilainya 0,33, kolom 1 baris 2 tertulis nilainya 0,33 dan seterusnya
3 6

120
c. Demikian pula pada kolom 4, 5, 6 sampai dengan kolom 7 Sehabis 56 kotak (nilai)

terisi seluruhnya baru kita beri tanda huruf-huruf dengan metode:

a. Tulislah A, B, C hingga dengan G pada baris 1

b. A, B, C hingga dengan G pada kolom 1, mulai baris ke 2.

c. Sehabis huruf G, merupakan huruf H, jadi tulislah H, I, J, hingga dengan M pada

baris 2 mulai kolom ke 2.

d. Kemudian tulislah H, I, J, hingga dengan M pada kolom 2 mulai baris 3.

e. Demikian seterusnya.

Setelah itu baru kita masukkan kedalam kartu-kartu kosong sesuai dengan huruf

dalam kotak.

Perhatikan contoh di bawah ini :

Kartu A

1
2
2
4

Kartu B

121
1
3
3
6

Kartu C

1
4
4
8

Setiap set kartu terdapat 28 lembar

C. Cara Penggunaan Kartu Domino

a. Pada awal pertemuan guru menarangkan tentang pecahan senilai

122
b. Sesudah para siswa dianggap paham tentang pembelajaran pecahan senilai sehingga

alat peraga ini bisa dimainkan

c. Untuk memakai kartu domino matematika siswa dipecah dalam sebagian kelompok

kecil yang terdiri dari 2, 3, 4, ataupun 6 orang

d. Bagikan kartu domimo yang khusus dibuat untuk game ini, hingga habis dibagi untuk

tiap-tiap pemain

e. Pemain awal meletakkan suatu kartu di meja (undilah siapa yang jadi pemain awal)

f. Dengan urutan sama seperti arah jarum jam para pemain menjatuhkan satu kartu pada

saat gilirannya

g. Nilai kartu yang dipasangkan (dijatuhkan) disesuaikan dengan nilai kartu yang terdapat

(yang dijatuhkan) hingga pemain tidak mempunyai kartu lagi.

h. Bila pemain tidak dapat jalur hingga dia kehabisan satu giliran

i. Pemenangnya yakni yang pertama-tama bisa menghabiskan kartunya.

Contoh :

D. Contoh Desain Pembelajaran

a. Aktivitas Awal (± 10 menit)

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 Guru memberikan motivasi kepada siswa terkait dengan pelajaran pecahan senilai

123
b. Aktivitas Inti (± 65 menit)

 Guru menerangkan pengertian pecahan senilai

 Guru menerangkan tentang kartu domino matematika serta ketentuan permainannya

 Guru membagi siswa jadi sebagian kelompok serta memberikan kartu

 Tiap kelompok memainkan kartu domino matematika untuk tingkatkan pemahaman

mereka tentang pecahan senilai

c. Aktivitas Akhir (± 5 menit)

 Guru mengarahkan siswa membuat rangkuman

SIMPULAN

Perlengkapan peraga kartu domino matematika ialah sesuatu metode alternatif yang

bisa digunakan dalam pembelajaran matematika. Kartu ini digunakan untuk pembelajaran

pecahan senilai pada siswa SD sebab dianggap cocok dengan sesi pertumbuhan kognitif

siswa. Kartu domino matematika dimainkan seperti halnya dengan kartu domino biasa.

Pemakaian kartu domino matematika diharapkan sanggup menjalakan komunikasi serta

interaksi yang baik antara guru serta siswa pada akhirnya bisa meningkatkan pemahaman

siswa tentang pecahan senilai.

Bertitik tolak dari hasil ulasan, hingga bisa dikemukan saran yang rasanya bermanfaat

dalam proses pembelajaran antara lain yaitu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran

matematika jadi selingan dalam pendidikan serta pendidikan ini sebaiknya diterapkan secara

kontinu baik buat mata pelajaran matematika ataupun pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Adaya, A (2010). Bermaian Domino. [Online] tersedia :

124
http://afandriyadra.com/2010/04/[20Januari2014]Alexy,Y.(2014)

Arsyad, A (2002). Media Pembelajaran Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Bryant

Taaristo. Hestuaji, Y. (2012). Pengaruh Media Kartu Domino Terhadap Pemahaman Konsep

Pecahan. [PDF] tersedia :

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/.pdf[26Oktober2013]

Kamiludin. (2011). Penggunaan Media Kartu Domino Bergambar Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Benda

angit.Skripsi Jurusan Pedagogik. FIP UPI Bandung

Suherman, (2003:56) : Fungsi Mata Pelajaran Matematika tersedia :

https://www.duniapelajar.com/2013/12/21/pembelajaran-matematika-sekolah/

Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika Sekolah tersedia :

https://p4tmatematika.org/2011/10peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-

matematika-sekolah/ (October 5,2011)

DN Sari (2019) kartu domino tersedia :

https://dwonlod.garuda.ristekdikti.go.id/articel.php?articel=1253351

Darhim (2001:314) Kartu Domino Pelajran Menarik Minat Siswa Pembelajaran Matematika

tersedia :

https://bloggermatematikablogspot.com/2018/01/limit-fungsi-juga-punya-alat-

peraganya.html

Henfi Erfiyanti (2019) Permainan Domino Membangkitkan Pembelajaran Matematika

tersedia :

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/04/02/129107/permainan-domino-

membangkitkan-pembelajaran-matematika (2 April 2019)

Metode Demonstrasi untuk Pembelajaran IPS Yang Menyenangkan

Oleh Zainia Nur Azizah, putrialfayzain@gmail.com

125
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) melalui metode Demonstrasi. IPS merupakan mata pelajaran yang telah
lama dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan , metode demonstrasi pembelajaran IPS yang
menyenangkan Siswa agar lebih aktif agar pembelajaran tercapai secara maksimal. dalam proses
pembelajaran terlihat semua siswa memiliki perkembangan fisik motorik yang berbeda-beda dan
perkembangan tersebut terus berjalan dan berubah-ubah sesuai dengan kegiatan belajar siswa.
Metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS merupakan metode pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya
atau hanya sekadar tiruan. Pada dasarnya pembelajaran IPS berupaya mengembangkan kesadaran
siswa dalam berhubungan dengan orang lain disekitarnya.

Kata kunci : metode demonstrasi,pembelajaran IPS

PENDAHULUAN
Keaktifan belajar siswa merupakan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran

untuk memperoleh kepandaian ilmu, keterampilan dan sikap. Pembelajaran yang dilaksanakan

dengan menyenangkan, menantang, menginteraktifkan siswa di kelas, memberi ruang yang cukup

dan sebagainya itu akan membentuk siswa menjadi aktif dalam belajar. untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik, seorang guru harus melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan

sehingga dapat memotivasi anak untuk memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran. IPS merupakan mata pelajaran yang telah lama dianggap sebagai mata

pelajaran yang membosankan karena metode yang dipakai guru lebih banyak ceramah tanpa

aktivitas yang menantang sekaligus yang menyenangkan. Dimana siswa hanya diberi dengan

banyak informasi dan konsep sosial yang abstrak yang harus mereka hafalkan. Mereka tidak

diberi kesempatan yang luas untuk mengkontruksikan konsep yang abstrak itu melalui

aktivitas yang nyata yang sebenarnya dialami sehari-hari. Metode demonstrasi untuk

pembelajaran ips yang menyenangkan. Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan

Sekolah adalah berusaha meningkatkan mutu tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang

diperlukan sekolah, sebab dengan ditingkatkannya peran guru dan sarana dan prasarana diharapkan

kinerja guru dan hasil belajar siswa akan terus meningkat.

126
Metode demonstrasi untuk pembelajaran ips yang menyenangkan. Berdasarkan

pendapat Roestiyah, N (2008: 80), menjelaskan bahwa metode demonstrasi adalah salah satu

metode mengajar dimana guru atau narasumber menunjukkan atau memperagakan suatu

proses kepada peserta didik atau sisiwa. Menurut Sanjaya, W ( 2006: 152) menguraikan

bahwa metode demonstrasi merupakan metode dalam pembelajaran dengan menunjukkan

kepada sisiwa tentang proses, situasi, maupun benda tertentu baik asli maupun tiruan.

Dengan metode ini siswa dapat dengan lebih mudah menerima materi karena lebih kongkret.

Setiap pelaksanaan pembelajaran dituntut berlangsung dengan baik agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Akan tetapi, kenyataannya di sekolah sering

dijumpai adanya guru yang cenderung menggunakan metode yang mengedepankan keaktifan

guru sementara siswa pasif. Padahal, keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat diperlukan

agar siswa lebih menguasai materi pelajaran, bukan justru hanya menjadi pendengar dan

mencatat materi pelajaran IPS. Keaktifan yang dimaksud ialah terkait keaktifan fisik dan

mental yaitu yang meliputi : (1) keaktifan indra seperti indera penglihatan, indera praba, dan

lain sebagainya, (2) keaktifan akal, jadi akal peserta didik harus aktif dan diaktifkan untuk

memecahkan masalah, menimbang-nimbang menyusun pendapat dan mengambil

kesimpulan. (3) keaktifan ingatan maksudnya dalam proses pembelajaran siswa harus aktif

menerima bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya di dalam otak,

kemudian pada suatu saat ia siap mengutarakannya kembali. (4) keaktifan emosi, dalam hal

ini murid hendaknya senantiasa berusaha mencintai pelajaran (Sagala, 2006:124-134).

Seorang guru profesional diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan

penguasaan materi serta mampu mengajar dengan baik sehingga dapat membawa perubahan

dan wawasan berpikir peserta didik.

Pembahasan

127
Menurut pendapat Muhibbin Syah (2005: 208), pengertian metode demonstrasi adalah

metode mengajar dengan memperagakan kejadian, aturan, atau urutan proses, dengan

menggunakan media yang relevan dengan materi yang dibahas. Demonstrasi adalah metode

yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri

berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian

pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode

penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam

proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat

menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat

digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran. Metode demonstrasi adalah

cara penyajian bahan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada

peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya

atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan. Metode demonstrasi merupakan suatu

sumber metode pembelajaran dimana seorang guru diminta menunjukkan kepada kelas suatu

benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau suatu proses. Metode demonstrasi memiliki

2 fungsi, yaitu :

 Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada

anak.

 Membantu meningkatkan daya pikir  anak usia dini terutama daya pikir dalam anak dalam

meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir

evaluatif.

Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada anak untuk

memperkirakan apa yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi, dan  mengapa hal itu

terjadi. Manusia terdiri dari fisik dan psikis, fisik merupakan tempat berkembangnya

128
berbagai perkembangan dalam diri manusia. Di dalam fisik selalu terjadi perkembangan

kognitif, sosial, moral, agama, dan bahasa. Fisik manusia berkembang dalam beberapa

tahapan, yaitu dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Teori Brunner

mengatakan, ada beberapa tahapan perkembangan kognitif anak, diantaranya:

1. Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan (Eractive)

Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau

mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam gerak refleks

dan coba-coba.

2. Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan (Iconic)

Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda

dalam bentuk bayangan mental.

3. Tahap Simbolik (Symbolic)

Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutamakan bayangan mental tersebut dalam

bentuk simbol dan bahasa. Apabila ia berjumpa dengan suatu simbol, maka bayangan

mental yang ditandai oleh simbol itu akan dapat dikenalnya kembali.

Penerapan Teori Brunner Dalam Pembelajaran:

a)  Sajikan contoh konsep-konsep yang diajarkan, misalkan pembelajaran tentang peristiwa

alam. Misalnya: tanaman dan air

b)  Bantu siswa untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep.

Contoh:

- Memperagakan suatu peristiwa yaitu tanah yang kita siapkah kita guyur dengan air.

- Siswa diberi pertanyaan: apakah yang terjadi dengan tanah tersebut? Adakah sebuatan

lain dari peristiwa tersebut?

129
c)  Beri satu pertanyaan misalkan : mengapa terjadi banjir atau tanah longsor? dan apa

hubungan antara tanaman, pohon dan air?

Pada dasarnya pembelajaran IPS berupaya mengembangkan kesadaran siswa dalam

berhubungan dengan orang lain di sekitarnya. Siswa diharapkan mampu memahami

kondisi sosial di lingkungan masyarakat sehingga merekapun turut serta memberi

konstribusi positif dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Siswa diajarkan tentang

hubungan sosial dari pengalaman, dan dengan seiring berjalannya waktu dalam diri siswa

akan tumbuh pengetahuan dari pengalaman dan pengenalan hubungan sosial tersebut. Untuk

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan  menarik minat siswa agar dapat

mengikuti proses belajar dengan baik. Guru dapat menggunakan beberapa media antara lain:

Media visual yang tidak diproyeksikan (gambar, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram,

grafik dan peta, globe), Media audio (wawancara, berita, radiao, warta berita, drama radio),

Media visual yang diproyeksikan (Over Head, Projector, slide proyektor), Media cetak (buku

pelajaran, modul, majalah, surat kabar). Sebelum memulai proses pembelajaran, guru harus

mengetahui langkah-langkah yang digunakan dalam metode demonstrasi. Menurut Hasibuan

dan Mujiono (2006:31), langkah-langkah metode pembelajaran demonstrasi adalah sebagai

berikut:

1. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai

oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.

2. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan,

dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang

dirumuskan.

3. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa di dapat dengan mudah, dan sudah

dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.

130
4. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas. Menetapkan

garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya

sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada

waktunya.

5. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi

kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan

sesudah demonstrasi.

6. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.

b. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat

melihat dengan jelas.

c. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.

Persiapan yang perlu dilakukan guru dalam merancang kegiatan demonstrasi pembelajaran

IPS menyenangkan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi

Gurun mengidentifikasikan perbuatan-perbuatan apa yang akan diajarkan kepada anak

dalam pernyataan-pernyataan yang spesifik dan operasional (teknis). Dalam menetapkan

tema yang harus diperhatikan guru adalah tema yang dekat dengan kehidupan anak,

menarik dan menantang aktivitas belajar anak.

2. Menetapkan bentuk demonstrasi yang dipilih

Sebelum melakukan kegiatan, guru menentukan bentuk demonstrasi, misalnya dengan

cara penjelasan, sosiodrama atau cara lainnya

3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan

Ada dua jenis bahan dan alat yang dibutuhkan yaitu :

a.   Bahan dan alat yang diperlukan oleh guru untuk mendemonstrasikan sesuatu.

131
b.   Bahan dan alat yang diperlukan anak untuk menirukan  contoh yang dilakukan guru,

seperti gambar, peta dan sebagainya

4. Menetapkan penilaian Kegiatan Demonstrasi

Dampak perilaku dan kemampuan anak pembelajaran IPS metode demonstrasi

Metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat pula dipadukan dengan metode

ekspositori dan tanya jawab. Dalam metode ini guru menyajikan informasi kepada anak

dengan cara menjelaskan melalui berbagai media seperti media visual, media audio, media

cetak dan sebagainya. Guru menjelaskan kepada anak apa yang diharapkan terjadi apabila

guru melakukan tindakan tertentu.

Metode demonstrasi bisa juga dilakukan melalui dramatisasi. Dramatisasi banyak

dipergunakan dalam  bidang bahasa maupun sosial. Berdasarkan hasil penelitian, baik

demonstrasi murni (menjelaskan - menunjukkan - mengerjakan) maupun demonstrasi sebagai

kegiatan dramatisasi merupakan kegiatan yang efektif bagi siswa SD.

Pembelajaran bisa dikatakan efektif jika guru dapat membimbing anak-anak

memasuki situasi yang memberikan pengalaman-pengalaman yang menimbulkan kegiatan

belajar pada anak. Pengalaman belajar yang diberikan guru dalam kegiatan demonstrasi harus

relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang akan datang.

Melalui kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui

penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik-

baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu.

Dengan demikian, selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan hal tersebut

seperti yang dicontohkan gurunya. Setelah guru memberi penjelasan, guru dapat melakukan

tanya jawab kepada siswa. Metode tanya jawab digunakan untuk Menanyakan kembali

pelajaran yang telah diajarkan. Sebagai contoh guru menanyakan “Bagaimana cara mengatasi

bencana banjir?”

132
Metode tanya jawab juga bisa digunakan untuk Menyelingi pembicaraan untuk

mendapatkan kerjasama siswa, agar siswa tetap aktif dan tidak bosan selama pelajaran.

Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran juga ada kelebihan dan kelemahannya.

Berikut kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi.

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:

1) Perhatian siswa lebih dipusatkan.

2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. 

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut:

1) Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang

matang, sehingga memerlukan waktu yang banyak.

2) Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan tenaga (jika memakai alat

yang mahal).

3) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.

4) Metode demonstrasi menjadi tidak efektif jika siswa tidak turut aktif dan suasana gaduh.

(Tayar Yusup dan syaiful anwar)

Contoh penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS dengan kompetensi dasar

mengenal cara menghadapi bencana alam.

 Mendemonstrasikan tanah dan air misalnya didepan kelas guru mempraktekkan suatu

peristiwa yaitu apa yang terjadi bila tanah diguyur dengan air.

 Siswa disuruh melihat dan mendeskripsikan apa yang terjadi.

SIMPULAN

Metode Demonstrasi untuk Pembelajaran IPS yang menyenangkan. Mata Pelajaran IPS

merupakan mata pelajaran yang dianggap membosankan, metode demonstrasi salah satu

133
metode yang efektif agar siswa lebih aktif dan semangat belajar mata pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu

yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan.

Pembelajaran yang dilaksanakan dengan menyenangkan, menantang, menginteraktifkan

siswa di kelas, memberi ruang yang cukup dan sebagainya dan akan membentuk siswa

menjadi aktif dalam belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Sebelum melakukan metode demonstrasi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan,

seperti ketersediaan alat peraga agar metode ini dapat berjalan dengan efektif dan efesien.

Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih

siswa dengan berbagai metode pembelajaran, di mana siswa nantinya dapat menemukan

pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan

dengan model demonstrasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang

optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Roestiyah N.K. 2008, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.

Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Jakarta: Raya Grafindo Perkasa

J.J Hasibuan dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosdakarya), 1993, h.
31
Tayar Yusup dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Islam dan Bahasa Arab,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada),

134
DAMPAK BURUK INTERNET TERHADAP ANAK
Erlisa Enike Putri
Email :
erlisaenike19@gmail.com

ABSTRAK
Internet merupakan kemajuan teknologi informasi yang sangat nyata dan berpengaruh
besar dalam kehidupan, namun dampak negatif dari internet turut berkembang, diantaranya
adalah konten negatif yang terus bertambah seiring pertumbuhan situs internet dan
peningkatan jumlah pengguna layanan internet pada setiap tahunnya. Untuk mencegah
dampak tersebut maka diperlukan sistem keamanan jaringan yang memadai. Sejalan dengan
itu penyedia layanan internet diharapakan mampu memberikan layanan internet yang aman
dan sehat bagi anak. Internet Service Provider (ISP) harus mampu menerapkan sistem
keamanan yang memadai agar pengguna layanan intenet merasa nyaman tanpa hadirnya
konten negatif. Saran dari peneliti untuk orang tua dan guru, baik yang sudah memahami
internet maupun yang belum memahami internet sebaiknya terus mengikuti perkembangan
internet, sehingga dengan kepahaman terhadap perkembangan internet, orang tua dan guru
dapat memantau dan mengarahkan siswa untuk menggunakan internet secara bijaksana.

Kata Kunci : Internet, dampak negative & positif untuk anak

A. PENDAHULUAN

Pada zaman sekarang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan


komunikasi semakin pesat sehingga tidak dapat dihindarkan lagi bahwa hal ini akan
berdampak pada berbagai sektor kehidupan, baik berupa dampak positif maupun dampak
negatif. Salah satu hal yang dihasilkan oleh perkembangan tersebut adalah internet.
Internet adalah suatu jaringan komunikasi yang memiliki fungsi untuk menghubungkan
antara satu media elektronik dengan media elektronik lainnya dengan cepat dan tepat.
Jaringan komunikasi tersebut, akan menuyampaikan beberapa informasi yang dikirim melalui
transmisi sinyal dengan frekuensi yang telah ditetapkan.

135
Perkembangan di dunia internet semakin lama semakin mengalami kemajuan. Kemudahan
dalam mengakses semua informasi yang dibutuhkan, yang memberikan dampak begitu
positif untuk wawasan manusia. Saat ini, banyak negara yang berlomba – lomba untuk
memperluas jaringannya menggunakan satelit. Dengan adanya satelit, maka mampu untuk
menjangkau wilayah yang lebih luas. Dari sisi kecepatan, banyak industri teknologi yang
mengembangkan beberapa generasi jaringan. Mulai dari 2G, 3G, 4G, hingga yang terbaru
sekarang adalah 5G.

Dan terakhir, perkembangan internet dari segi penggunaannya. Pengembangan teknologi


informasi tidak ada habis – habisnya. Sehingga, banyak sekali perubahan yang terjadi mulai
dari informasi, komunikasi dan perangkat yang digunakan. Jika awal pengembangan internet
digunakan untuk kebutuhan riset militer, maka untuk sekarang cakupannya lebih banyak lagi.
Seperti penggunaan untuk bidang pendidikan, sosial, politik, budaya, militer, komunikasi,
informasi, bisnis, dan lain sebagainya.
Namun apakah dari banyaknya manfaat internet bagi dunia pendidikan tersebut dapat
membuat siswa termotivasi untuk belajar? Atau malah sebaliknya, siswa tidak dapat
menggunakan internet dengan bijak sehingga berdampak negatif pada motivasi belajarnya.
Tidak seluruh isi internet dapat bermanfaat. Jika tidak pandai-pandai dalam menggunakan
internet maka informasi negatif pun dengan sangat mudah masuk dalam pikiran. Dunia
internet lebih cenderung bersifat bebas tanpa kontrol pihak manapun. Sebutlah semisal
pornografi, perjudian, sadisme dan realisme bertebaran di mana-mana dan sewaktu-waktu itu
semua dapat dikonsumsi oleh siswa.

B. PEMBAHASAN

Internet (interconnection networking) adalah jaringan (network) komputer terbesar di


dunia, yakni seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem
global Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran
paket untuk melayani milyaran pengguna di seluruh dunia. Jaringan merupakan istilah yang
berarti sekelompok komputer yang dihubungkan bersama sehingga dapat berbagi-pakai
informasi dan sumber daya.6 Pengguna internet telah menyebar ke semua kalangan, termasuk
siswa. Internet banyak dimanfaatkan untuk berbagai hal dalam pendidikan. Dengan

136
menggunakan layanan internet, siswa juga dapat mengakses berbagai media sosial seperti
facebook, twitter, dan sebagainya. Namun siswa perlu waspada agar tidak terkena dampak
negatif dari penggunaan internet tersebut.
Dampak secara bahasa artinya benturan atau pengaruh kuat yang mendatangkan
akibat (baik negatif maupun positif). Sedangkan dampak negatif adalah pengaruh kuat yang
mendatangkan akibat yang negatif. Jadi, dampak negatif adalah akibat negatif dari adanya
suatu hal yang mempunyai pengaruh kuat.

Dampak Negatif Internet Bagi Anak


Seseorang tidak akan bisa hidup tanpa internet karena memang internet telah
memasuki seluruh aspek kehidupan. Internet sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok untuk
semua orang. Akan tetapi, ketika seseorang atau dalam hal ini anak-anak tidak memiliki
sikap pengendalian yang baik terhadap internet, maka bisa menyebabkannya terkena
pengaruh buruk internet.

Berikut dampak buruk internet yang dialami oleh anak:


1) Menyebabkan renggangnya hubungan social.
2) Membuat pribadi anak menjadi pemarah.
3) Mengakibatkan anak mengisolasi diri.
4) Menyebabkan terjadinya Tindakan bully.
5) Menyebabkan anak mengalami kecanduan sampai lupa waktu.
6) Membuat anak berpotensi untuk masuk ke situs terlarang.

Solusi Penanganan Dampak Buruk Internet terhadap anak


Beberapa solusi yang bisa dijadikan untuk mencegah anak tidak terkena dampak
buruk internet, sebagai berikut:
1) Anak harus dibatasi penggunaan internetnya. Jangan terlalu sering memberikan
kesempatan anak untuk aktivitas di internet
2) Orang tua harus memberikan wawasan mengenai dampak buruk internet.
3) Orang tua harus melakukan kontrol secara penuh terhadap seluruh aktivitas anak di
internet.
4) Orang tua harus menyediakan kegiatan lain yang menarik dan yang disukai anak dalam
lingkungan rumah, agar waktu bermain internet berkurang.

137
5) Orang tua harus juga pandai dalam menggunakan internet, untuk mencari tau apa yang
di sembunyikan oleh anak di dalam internet.
PENUTUP

SIMPULAN

Pengaruh media internet terhadap perilaku siswa memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak positif khususnya dalam menambah ilmu pengetahuan seperti dalam mengerjakan
tugas sekolah, media internet bisa digunakan untuk mencari jawaban dari soal-soal yang
sukar dan tidak diketahui, penambah relasi atau teman dalam penggunaan facebook atau
jejaring sosial, dan siswa juga bisa belajar menulis suatu artikel atau karya tulis. Dampak
negatifnya, siswa lupa akan waktu jika bermain media internet seperti game online dan siswa
juga dengan mudahnya membuka situs-situs pornografi.

Berdasarkan penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya internet


merupakan penemuan yang sangat bermanfaat yang dapat membuat kegiatan atau urusan
manusia menjadi lebih mudah. Akan tetapi, penggunaan internet juga harus dibarengi dengan
kontrol yang baik. Maka dari itu, peran orang tua maupun orang-orang sekitar sangatlah
penting.

Usia anak masih labil sehingga mereka sangat perlu bantuan orang tua maupun orang-orang
di sekitarnya untuk mengingatkan dan mengarahkan untuk tidak sampai terkena dampak
buruk terhadap penggunaan internet.

Sikap dan peran orang tua sangat penting terhadap masalah pengaruh negatif dari
media internet. Akan tetapi peran masyarakat sebagai unit keluarga yang mempunyai andil
yang lebih besar lagi, karena remaja tumbuh dan berkembang bersama masyarakat
sekitarnya.

138
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sekawanmedia.co.id/pengertian-internet/ ( 18 April 2021 – 20.00 P.M )

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), Edisi Ketiga, h. 234. ( 25 April 2021 – 10.00 A.M )

Internet Lewat E-Mail, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1995 ) (26 April 2021 – 12.00
P.M )

https://makalah.id/3-contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan-dan-kesehatan-sederhana/ ( 2
Mei 2021 – 01.00 P.M )

https://www.farmaku.com/artikel/dampak-positif-dan-negatif-internet/ ( 3 Mei 2021 – 15.00


P.M )

139
Peran Orang Tua dalam Pendampingan Belajar Anak
di Masa Pandemi
Lili Masnuna (837444436)
PGSD AKPMM Universitas Terbuka Pokjar Tulangan
Email : masnunalili7@gmail.com

Abstrak
Munculnya pandemi Covid-19, mengakibatkan berbagai sektor kehidupan berubah,
tak terkecuali sektor pendidikan Sekolah Dasar. Pandemi Covid-19 telah mengubah pola
pembelajaran yang semestinya tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau biasa
disebut daring. Pada situasi ini peran orang tua menjadi sangat penting dan tidak terpungkiri.
Jika dokter sebagai garda terdepan dalam menangani Covid-19, maka orang tua baik ayah
maupun ibu adalah garda terdepan yang mengawal anak-anaknya tetap belajar di rumah
masing-masing. Dalam artikel ini, penulis ingin memberikan solusi kepada orang tua dalam
pembelajaran daring, selain sebagai orang tua di rumah, orang tua siswa juga berperan
sebagai pendidik, pembimbing, motivator, dan fasilitator. Namun, dalam menjalankan
perannya orang tua siswa memiliki beberapa faktor pendorong dan penghambat selama
pembelajaran daring.
Kata kunci : peran orang tua, pandemi, daring, Covid 19
Pendahuluan
Coronavirus (Covid-19) menjadi musibah terbesar yang menyerang manusia, bukan
hanya di Indonesia melaikan seluruh negara di dunia. Pandemi Covid-19 membuat semua
kegiatan dan sarana ditutup sementara, termasuk kegiatan belajar mengajar, sejak Gubernur
Jawa Timur menetapkan status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Virus
Corona(Covid-19) di Jawa Timur melalui surat edaran Nomor 420/3337/101.1/2020, pada
Senin tanggal 16 Maret 2020. Agar siswa dapat belajar di rumah, demi keamanan dan
kesehatan kita semua. Keadaan ini berdampak untuk orang tua, di mana orang tua harus
memberikan pembelajaran pada anaknya di rumah.
Saat ini seluruh siswa di Indonesia baik dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK dan
Mahasiswa melaksanakan pembelajaran dari rumah secara online. Tentunya bagi siswa
sekolah dasar proses pembelajaran ini adalah suatu hal baru. Di dunia pendidikan, wabah
Covid-19 ini telah mengubah pola pembelajaran yang semestinya dilakukankan secara umum
atau tatap muka diubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau disebut dengan istilah daring.

140
Maka sebab itu, dibutuhkan peran orang tua sebagai pengganti guru dirumah dalam
membimbing anaknya selama proses pembelajaran jarak jauh. Menurut Winingsih(2020)
terdapat empat peran orang tua selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yaitu : Orang tua
memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua dapat membimbing anaknya
dalam belajar secara jarak jauh dari rumah,Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua
sebagai sarana dan prasarana bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak
jauh,Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan semangat serta
dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga anak memiliki
semangat untuk belajar, serta memperoleh prestasi yang baik,Orang tua sebagai pengaruh
atau director.
Maka dari judul diatas penulis berharap bisa memberikan pemahaman akan pentingnya
peran orang tua dalam mendampingi anak dalam kegiatan belajar di rumah.

Pembahasan
1. Orang Tua
a. Peran orang tua
Peran merupakan suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya
individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status
dan fungsi sosialnya. Kata peran dalam kamus Oxford Dictionary diartikan dengan
Actor‟s Part, One‟s Task Of Function yang berarti aktor, tugas seseorang atau
fungsi (Khairani: 2019: 20)
Menurut Ni’mah (2016: 15) “Orang tua adalah pendidik utama dan pertama
bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak-anak pertama kalinya mendapat
pendidikan”.
Menurut Astita (2016: 41) “Orang tua adalah Orang yang menjadi panutan
bagi anak-anaknya, karena setiap anak mula-mula mengagumi orang tuanya semua
tingkah orang tuanya ditiru oleh anak-anaknya. Orang tua sebagai pendidik yang
utama dan yang pertama dalam sebuah orang tua disebut pendidik utama karena
besar sekali pengaruhnya, karena merekalah yang mendidik anaknya
sekolah,pesantren,les,dan lain sebagainya itu hanya sekedar membantu orang tua
saja”.
Peranan orang tua sangat penting dalam mendampingi anak-anaknya,dengan
pendampingan yang baik menjadi salah satu faktor dalam proses tumbuh dan
berkembang anak. Adanya pendampingan yang dilakukan oleh orang tua kepada
141
putra-putrinya dalam melakukan kegiatan belajar di rumah akan berpengaruh
terhadap tingkah laku yang mengarah pada kedisiplinan dalam belajar. Motivasi yang
diberikan kepada anak hendaknya mengarah pada peningkatan motivasi yang kuat
untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Situasi ini dapat tercipta apabila terjadi ikatan
emosional antara orang tua dengan anaknya. Suasana rumah yang aman dan nyaman
akan membantu anak untuk mengembangkan dan mempersiapkan dirinya menuju
masa depan (Prasetyo, 2018: 16)

b. Tanggug Jawab Orang Tua


Menurut Ni’mah (2016: 17) tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi
beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka: Memelihara
dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung
jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk mempertahankan
kelangsungan hidup manusia,Melindungi dan menjamin kesamaan baik jasmaniah
maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit dan penyelewengan kehidupan
dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang
dianutnya,memberi pelajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin
yang dapat dicapainya,membahagiakan anak,baik di dunia maupun di akhirat sesuai
dengan pandangan dan tujuan hidup muslim
Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
ketentuan-ketentuan perihal hak dan kewajiban orang tua terhadap anak, pada pasal
45 ayat 1 mengatakan bahwa: “Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik
anak-anak mereka sebaik-baiknya.”

2. Pembelajaran Daring
Menurut Tim Kemenristekdikti (2017: 1) Daring atau dalam jaringan adalah
terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer.
Menurut Dewi (2020: 56-58) Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan
internet dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring siswa memiliki
keleluasaan waktu belajar,dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran daring
dilakukan dengan disesuaikan kemampuan masing-masing sekolah. Pembelajaran daring
(online) dapat menggunakan teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar,
zoom, video converence, telepon atau live chat dan lainnya.
142
Menurut Sofyana (2019: 82) “Pembelajaran daring bertujuan memberikan layanan
pembelajaran bermutu dalam jaringan (daring) yang bersifat masif dan terbuka untuk
menjangkau peminat yang lebih banyak dan lebih luas”.

Simpulan
Peran orang tua dalam pembelajaran daring ada dua peran sekaligus pertama menjadi
orang tua dan kedua menjadi guru di rumah, menyediakan sarana dan prasarana kepada
anak,memberikan semangat,motivasi, mengarahkan anak sesuai dengan bakat dan minat
yang dimiliki oleh masing-masing anak,kesulitan yang dihadapi orang tua dalam
pembelajaran daring yaitu latar belakang pendidikan orang tua mempengaruhi tingkat
kemudahan dan kesulitan orang tua dalam mendidik anak tingkat ekonomi orang tua
mempengaruhi proses pembelajaran secara daring terutama dalam hal memfasilitasi
pembelajaran daring anak kesulitan membagi waktu antara anak dan pekerjaan,jumlah
anggota keluarga juga mempengaruhi orang tua dalam memberikan bimbingan kepada
anak dalam belajar di rumah.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan diatas maka ada beberapa
saran yang disampaikan, yaitu: orang tua diharapkan dapat membimbing anak sesuai
kebutuhan anak dalam pembelajaran daring, menyediakan fasilitas penuh dalam
pelaksanaan pembelajaran daring,menyediakan waktu untuk memberikan pendampingan
serta bimbingan kepada anak, memberikan semangat serta motivasi kepada anak agar
tetap dapat melaksanakan pembelajaran daring sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diinginkan.

143
DAFTAR PUSTAKA

Khairani, Wardina. 2019. Peran Orang tua Terhadap Penggunan Media Internet
Dalam Perilaku Keagamaan Anak (Studi pada Keluarga Muslim di Kelurahan
Bandar Jaya Barat Kecamatan Terbanggi Besar).
Lampung: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Raden Intan
Lampung.

Ni'mah. 2016. Peranan Orang Tua Dalam Membimbing Anak Untuk


Melaksanakan Sholat Lima Waktu Di Lingkungan Pasar Kahayan
Palangka Raya (Studi Terhadap Lima Kepala Keluarga yang
Berprofesi sebagai Pedagang). Palangka Raya: Jurusan Pendidikan
Agama Islam IAIN Palangka Raya

Astita, Wida. 2016. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Akhlak Anak Di Desa
Bangun Jaya Kecamatan Sungkai Utara Lampung Utara. Lampung
Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Raden Intan.

Prasetyo, Fajar Ahmad Dwi. 2018. Pendampingan Orang Tua dalam Proses
Belajar Anak (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Optimalisasi
Pendampingan Orang tua dalam Proses Belajar Anak menurut
Persepsi Siswa Kelas X SMK N 1 Nanggulan Tahun Ajaran
2017/2018). Yogyakarta: Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma.

Tim Kemenristekdikti. 2017. Buku Panduan Pengisian Survei Pembelajaran


dalam Jaringan. Jakarta.

Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi


Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1).

144
RASA HORMAT SISWA TERHADAP GURU DI LINGKUNGAN SD

Oleh :

Moh.Ilham Rizqi Firmansyah

Email: Rizqiilham558@gmail.com

Abstrak

Makalah ini dilatar belakangi oleh adanya penurunan sikap hormat siswa kepada guru

sehingga penulis tergerak untuk meneliti apa penyebab penurunan sikap hormat tersebut

sambil mengajukan solusi menerapkan pembelajaran afektif. Metode yang digunakan adalah

metode kuantitatif yang berbentuk percobaan semu dengan menggunakan kelas eksperimen

dan kelas kontrol, dengan hipotesis terdapat perbedaan sikap hormat antara siswa yang

menggunakan pembelajaran afektif dengan siswa yang tidak menggunakan pembelajaran

afektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara siswa yang

menggunakan pembelajaran afektif dengan siswa yang tidak menggunakan pembelajaran

afektif.

Kata Kunci: Rasa Hormat, Guru, dan Lingkungan SD

PENDAHULUAN

Rasa hormat adalah suatu sikap penghargaan, kekaguman, atau penghormatan kepada

pihak lain. Rasa hormat sangat penting dalam kehidupan sehari hari. Anak-anak biasa

diajarkan untuk menghormati orang tua, saudara, guru, orang dewasa, aturan sekolah,

peraturan lalu lintas, keluarga, dan budaya serta tradisi yang dianut dalam masyarakat. Begitu

pula, penghargaan terhadap perasaan dan hak-hak orang lain, pimpinan, bendera negara,

kebenaran, dan pandangan orang lain sekalipun mungkin berbeda dengan pandangan kita

(Muhammad Yaumi 2014:69).

145
Menurut (Muhammad Yaumi, 2014:70), Sebagai seorang pendidik, penulis menaruh

harapan yang begitu besar terhadap institusi pendidikan termasuk di dalamnya guru, murid,

kepala sekolah, dan para stakeholder lainnya untuk membangun pemahaman yang serius

terhadap perlunya rasa saling menghormati. Begitu pula nilai-nilai karakter yang lain perlu di

integrasikan secara komprehensif dalam berbagai aktivitas pembelajaran. Hanya dengan

pendidikan rasa hormat itu di kaji dan di diskusikan kemudian di praktikkan. Sekolah,

masyarakat, dan rumah tangga perlu bersama-sama dalam upaya memberi pemahaman dan

bertindak atas dasar saling menghormati. Nilai-nilai dan hormat-menghormati perlu

ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari dan salah satu cara yang efektif adalah

mengintegrasikan nilai - nilai rasa hormat ke dalam pembelajaran. Membangun karakter

melalui aktivitas pembelajaran berarti berupaya menanamkan rasa hormat itu dalam

kehidupan setiap individu anak termasuk tugas ekstrakurikuler yang dilakukan sendiri atau

bersama dengan teman kelompok seharusnya menggambarkan interaksi dengan penuh rasa

hormat kepada sesama.

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 bahwa “Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevalusi peserta didik”. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik

harus memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik dengan memperhatikan tugas-

tugasnya. Sehingga dapat mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal.

Pendidikan yang hanya melaksanakan layanan administratif dan instruksional dengan

mengabaikan layanan bimbingan konseling maka akan menghasilkan peserta didik yang

pintar dan terampil dalam aspek akademik tetapi kurang memiliki kemampuan dan

kematangan dalam aspek kepribadian.

Penanaman rasa hormat pada usia anak-anak sangat penting sebagai upaya membantu

anak mencapai perkembangan moral yang baik. Setiap nilai hidup yang dipelajari oleh anak-

146
anak di masa kecilnya akan menjadi dasar bagi yang diadopsi pada masa anak-anak akan

dibawa hingga dewasa dan sangat memengaruhi keputusan dan pemikiran anak (Septinda

Rima Dewanti, dkk).

Lingkungan berasal dari kata lingkung yang berarti ”sekeliling, sekitar, selingkung,

seluruh suatu lingkaran, daerah dan sebagainya”. Lingkungan sekolah, Menurut Imam

Supardi menyatakan “lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh

kondisi yang ada didalam ruang yang kita tempati”. Menurut pengertian lain “adalah

mencakup segala material dan stimulus didalam dan diluar individu baik yang bersifat

fisiologis, psikologis, maupun sosio kultural”. Menurut Syamsu Yusuf menyatakan sebagai

berikut: Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa

agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual,

intelektual, emosional, maupun sosial.

Lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang

ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program

pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya.Jadi lingkungan adalah “segala

sesuatu yang berada dialam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh terhadap karakter

atau sifat seseorang

secara langsung ataupun tidak langsung.

PEMBAHASAN

A. Rasa Hormat

Rasa hormat adalah suatu sikap penghargaan, kekaguman, atau penghormatan kepada

pihak lain. Rasa hormat sangat penting dalam kehidupan sehari hari. Anak-anak biasa

diajarkan untuk menghormati orang tua, saudara, guru, orang dewasa, aturan sekolah,

147
peraturan lalu lintas, keluarga, dan budaya serta tradisi yang dianut dalam masyarakat. Begitu

pula, penghargaan terhadap perasaan dan hak-hak orang lain, pimpinan, bendera negara,

kebenaran, dan pandangan orang lain sekalipun mungkin berbeda dengan pandangan kita

(Muhammad Yaumi 2014:69). Dalam suatu Negara yang multikultur seperti Indonesia, saling

hormat-menghormati antara sesama warga dalam masyarakat mutlak sangat diperlukan.

Perbedaan suku, ras, bahasa, agama, status sosial, dan letak geografis menyebabkan

perbedaan budaya, tradisi, dan bahkan cara pandang sering menjadi masalah jika tidak

menjunjung tinggi rasa hormat diantara sesama. Namun, menjadi kekuatan yang luar biasa

ketika keberagaman tersebut diolah dan dikembangkan dengan penuh hormat. Nilai – nilai

pancasila khususnya sila kedua dan ketiga, kemanusiaan yang adil dan beradab dan persatuan

bagi seluruh rakyat Indonesia, menjadi terjelaskan dengan sangat gamblang dalam suatu

kehidupan yang harmonis.

Menurut (Muhammad Yaumi, 2014:70), Sebagai seorang pendidik, penulis menaruh

harapan yang begitu besar terhadap institusi pendidikan termasuk di dalamnya guru, murid,

kepala sekolah, dan para stakeholder lainnya untuk membangun pemahaman yang serius

terhadap perlunya rasa saling menghormati. Begitu pula nilai-nilai karakter yang lain perlu di

integrasikan secara komprehensif dalam berbagai aktivitas pembelajaran. Hanya dengan

pendidikanlah rasa hormat itu di kaji dan di diskusikan kemudian di praktikkan. Sekolah,

masyarakat, dan rumah tangga perlu bersama-sama dalam upaya memberi pemahaman dan

bertindak atas dasar saling menghormati. Nilai-nilai dan hormat-menghormati perlu

ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari dan salah satu cara yang efektif adalah

mengintegrasikan nilai - nilai rasa hormat ke dalam pembelajaran. Membangun karakter

melalui aktivitas pembelajaran berarti berupaya menanamkan rasa hormat itu dalam

kehidupan setiap individu anak termasuk tugas ekstrakurikuler yang dilakukan sendiri atau

148
bersama dengan teman kelompok seharusnya menggambarkan interaksi dengan penuh rasa

hormat kepada sesama.

Rasa hormat berarti menunjukkan penghargaan kita terhadap harga diri orang lain

ataupun hal lain selain diri kita. Terdapat tiga hal yang menjadi komponen rasa hormat yaitu

penghormatan terhadap diri sendiri, penghormatan terhadap orang lain, dan penghormatan

terhadap semua bentuk kehidupan dan lingkungan yang saling menjaga satu sama lain.

Penghormatan terhadap diri sendiri, tentu saja diwujudkan dengan tindakan - tindakan yang

tidak merusak diri. Menghormati diri sendiri tidak sama dengan keegoisan yang

mementingkan diri sendiri secara berlebihan tetapi berpusat pada rasa cinta terhadap

kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Hormat pada diri sendiri yang tidak berlebihan

akan menimbulkan efek yang sangat positif bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan

memperlakukan orang lain secara hormat, berarti membiarkan mereka mengetahui bahwa

mereka dihargai, membuat mereka bahagia dan diakui perannya sebagai individu yang

memiliki nilai (Jurnal Diantini Nur Faridah), Efektivitas teknik modeling melalui konseling

kelompok untuk meningkatkan karakter rasa hormat peserta Didik. Proses untuk mencapai

karakter rasa hormat yang selaras dan seimbang, baik secara pribadi maupun dalam

kehidupan keluarga ataupun masyarakat, tentunya memerlukan beberapa tahapan menuju

karakter rasa hormat. Pertama, pengetahuan rasa hormat. Tidak jarang bahwa peserta didik

memang tidak tahu bagaimana cara memperlakukan orang tua, guru yang mengeluhkan

menurunnya rasa hormat (respect) di kalangan peserta didik. Kurangnya informasi dan

penanaman nilai-nilai rasa hormat (respect) menjadi salah satu faktor penyebabnya, maka

dari itu sebagai pendidik harus membina dan memberi pengetahuan kepada peserta didik

agar mereka tahu nilai-nilai tersebut.

149
b. Peran Guru

Seorang guru, selain harus memiliki pemahaman, keterampilan dan kompetensi

mengenai karakter, ia juga di tuntut memiliki karakter-karakter baik disekolah maupun

dimasyarakat, dan menjadikannya sebagai bagian dari hidup. Jadi maksud kalimat tersebut

ialah seorang guru sebelum mengajarkan atau menerapkan karakter kepada siswanya, harus

terlebih dahulu memancarkan karakter - karakter mulia dari dalam diri guru yang

bersangkutan. Seorang guru yang tidak memiliki karakter, tetapi mengajarkan pendidikan

karakter pada siswanya, tidak menutup kemungkinan yang bersangkutan akan gagal. Bahkan

malah bisa menjadi bahan tertawaan siswanya. Guru yang baik adalah guru yang cinta pada

proses pendidikan, guru yang ikhlas melakukan kegiatan pendidikan tanpa banyak menuntut

hak. Guru adalah orang yang cerdik, pandai, berperilaku santun, hormat pada sesama

manusia, agamis, bijak, dan dikepalanya penuh dengan konsep-konsep kearifan untuk

mewarnai anak didik.

c. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan wahana yang menyediakan tempat terbaik bagi generasi muda

penerus bangsa untuk menjadi lebih baik dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan

mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Nilai-nilai karakter

yang dikembangkan di sekolah yaitu: religius, jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat,

disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berfikir logis, kritis, kreatif, dan

inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu, gemar membaca, sadar hak dan kewajiban diri dan

orang lain, patuh pada aturan nasional, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun,

demokratis, nasionalis, dan menghargai keberagaman.

150
SIMPULAN

Sikap Sopan merupakan suatu tingkah laku yang diciptakan oleh suatu kelompok masyarakat

dalam kehidupannya untuk mencapai keindahan dalam hubungan sosial. Kesopanan dalam

kehidupan bermasyarakat sangat penting sekali. Karena dampaknya akan banyak

memberikan manfaat bagi setiap individu. Untuk bersikap sopan itu sebenarnya mudah

sekali, hanya saja perlu pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan tidak hanya mendidik untuk intelektual saja, tetapi juga harus sebagai sarana

pembentuk karakter siswa-siswa yang bermoral.

Siswa seharusnya harus bisa bersikap sopan terhadap guru mereka, karena itu merupakan

adab seorang murid terhadap gurunya. Lingkungan masyarakat juga harus mendukung untuk

pembentukan karakter sopan. Jika lingkungan masyarakat yang kurang baik kemungkinan

juga sulit bagi seseorang untuk berbuat baik juga. Suatu perbuatan baik itu akan menjadi

sikap kita jika kita sudah terbiasa melakukan hal baik itu. Seorang guru harus bisa

memberikan contoh sikap yang sopan kepada muridnya agar mudah untuk meneladani sikap

guru tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Muhammad Yaumi, M.hum., M.A. (2014) Pendidikan Karakter Landasasan, Pilar &

Implementasi. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP

SR Dewanti, M Ramli, NR Rahmawati. Pengembangan paket bimbingan rasa hormat untuk

siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan 3 (3), 365-

370.

Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya, Mitra pelajar, 2005), h.318

Supardi, Imam, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya (Bandumg : PT Alumni, 2003),

151
Ananda Fitria http/www.com. pengaruh lingkungan sekolah,peran guru dalam proses

pembelajaran, di akses tanggal 10 Januari 2016, jam 11.00 WIB.

Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), h. 54

152

Anda mungkin juga menyukai