Anda di halaman 1dari 5

BIFA BIOSTAB

PEMBENAH TANAH HAYATI BERBASIS


EKSOPOLISAKARIDA BAKTERI DAN FUNGI

PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN BIOINDUSTRI INDONESIA


PT RISET PERKEBUNAN NUSANTARA
LATAR BELAKANG
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang saat ini tetap mampu mencapai produksi terbesar di
dunia, semula dikembangkan di wilayah-wilayah yang memiliki kesuburan tanah dan kesesuaian
iklim yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit. Namun, dengan percepatan pengembangan
areal yang dipicu oleh tingkat keekonomian komoditi yang menarik, pengembangan selanjutnya,
terutama selama dua puluh tahun terakhir mulai memanfaatkan lahan-lahan yang tersedia. Lahan
yang dimaksud adalah yang memiliki jenis-jenis tanah dan/atau curah hujan tergolong marginal atau
sub-optimal untuk kelapa sawit, seperti tekstur berpasir, rawa pasang surut, gambut, dan/atau curah
hujan tidak merata sepanjang tahun.

Selain alasan ketersediaan lahan, faktor lain yang mendorong pengambilan risiko usaha tinggi
tersebut adalah adanya pemahaman bahwa rendahnya kesuburan tanah-tanah marginal tersebut
dapat diatasi dengan pemupukan kimia. Faktanya adalah bahwa pemupukan kimia, yang umumnya
tergolong cepat larut, tidak akan efisien jika kapasitas tanah memegang unsur hara rendah.
Sebagian besar akan hilang melalui proses erosi, evaporasi, fiksasi, dan pencucian, sebelum
sempat diserap oleh tanaman. Selain itu, sebagai akibat dari rendahnya bahan organik tanah, sifat
fisik tanah tergolong tidak optimal dan aktivitas mikroba tanah fungsional juga tergolong rendah.

Teknologi ameliorasi (pembenah) tanah menawarkan pilihan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik,
kimia, dan/atau biologi tanah. Dengan fokus pada pengembangan teknologi yang efisien, maka
produk pembenah tanah harus mampu mengatasi masalah ketiga sifat tersebut sehingga
aplikasinya memberikan manfaat yang maksimal. Pengembangan Bifa BioStab sebagai pembenah
tanah hayati didasarkan pada permasalahan yang banyak dijumpai di perkebunan yang
dikembangkan di lahan sub optimal, yaitu ketersediaan air dan agregat. Di samping nutrisi, air
merupakan salah satu faktor pembatas utama perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit.
Bifa BioStab dikembangkan secara khusus untuk mengakomodasi upaya peningkatan retensi air
dan hara di tanah serta mampu mengkelat logam berat (Hg dan Pb). Produk pembenah tanah hayati
Bifa BioStab telah diaplikasikan secara luas pada beberapa jenis tanaman seperti kelapa sawit, tebu
dan hortikultura selama periode tahun 2008 - 2019. Hasil yang diperoleh secara keseluruhan cukup
prospektif, dapat menghemat penggunaan pupuk kimia minimal 25% dan meningkatkan rata-rata
produksi sebesar 15,3% untuk kelapa sawit sampai dengan 30% untuk tanaman hortikultura.
Pengguna utama Bifa BioStab adalah perkebunan kelapa sawit swasta, nasional, pertanian rakyat
(padi dan tanaman hortikultura), serta untuk tanaman tebu.

DESKRIPSI
Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas TBS pada kelapa sawit konsep utama
yang ditawarkan adalah: 1) meningkatkan daya dukung lahan di atas dengan meningkatkan
kesehatan, ketersediaan hara dan pengayaan mikroba, serta 2) mendorong pertumbuhan dan
produktivitas, melalui perbaikan dan peningkatan retensi air dan hara sehingga efisiensi pemberian
pupuk dapat tercapai.

Bifa BioStab diformulasi khusus untuk memperbaiki sifat fisik tanah/gambut serta memiliki
kemampuan yang baik dalam penyehatan tanah. Bahan aktif Bifa BioStab memiliki kemampuan
menghasilkan eksopolisakarida, bersifat endofitik bagi tanaman target, mengkelat logam berat,
meningkatkan retensi air 11,2 - 61,6%, merangsang pembentukan akar, dan mampu meningkatkan
produktifitas 10-20%. Bifa BioStab mengandung bahan aktif bakteri Burkholderia cenocepacia,
Pseudomonas fluorescens, Azotobacter beijerinckii, dan fungi fungsional Trichoderma polysporum,
serta asam humat. Bahan aktif Bifa BioStab dapat tumbuh pada rentang pH yang cukup luas yaitu 3-
7. Aplikasi Bifa BioStab telah teruji dapat meningkatkan retensi air, kemantapan agregat tanah
tekstur berpasir dan gambut.

Hasil pengujian in vitro menunjukkan bakteri dan fungi bahan aktif Bifa BioStab memiliki kemampuan
dalam menghambat pertumbuhan fungi patogen yang ditularkan melalui tanah, dengan kemampuan
penghambatan terhadap pertumbuhan Fusarium solani dan F. oxysporum sebesar 65,5-67,9%;
Ganoderma 50-78,7%; dan Rigidoporus lignosus 74,1-87,4%.

METODE APLIKASI BIFA BIOSTAB


Ditempatkan dalam larikan: Bifa BioStab ditaburkan di dalam larikan diantara
barisan tanaman dan kemudian ditutup kembali dengan tanah.

Dibuat lubang (pocket) : Aplikasi Bifa BioStab dilakukan dengan metode


pocket. Metode tersebut dilakukan dengan cara membuat lubang sebesar
mata cangkul sebanyak 2-4 lubang disekeliling pohon. Bifa BioStab
dimasukkan ke dalam lubang tersebut sesuai dengan dosis anjuran yang
ditetapkan, kemudian lubang ditutup kembali dengan tanah.

Bifa BioStab tidak boleh dicampur dengan Urea dalam penyimpanan.


Bifa BioStab dapat dicampur dengan pupuk NPK majemuk/tunggal serta
dolomit/kieserite pada saat aplikasi pemupukan.

Dosis aplikasi : 0.5 kg/pokok/thn (TBM)


0.75-1.0 kg/pokok/thn (TM)

STANDAR PENYIMPANAN BIFA BIOSTAB


❑ Penyimpanan harus memperhatikan suhu, dan kelembaban ruang. Untuk itu harus cukup aliran
udara, lantai dilapisi balok (palet) yang ditutupi papan/anyaman bambu, dan atap tidak bocor.
❑ Tumpukan karung tidak boleh lebih dari 20 kantong agar tidak mudah bergeser dan karung
paling bawah tidak pecah.
❑ Jarak tumpukan dengan dinding ruang penyimpanan minimal 0.5 meter.
❑ Dalam pemindahan/penggunaan diterapkan yang masuk dulu dikeluarkan dulu (first in first
out/FIFO), dan tidak digunakan gancu.

HASIL UJI COBA


Aplikasi Bifa BioStab untuk TM pada tanah tekstur berpasir di PT Astra Agro Lestari, Tbk.
Kegiatan aplikasi Bifa BioStab dilakukan di kebun GSDI Blok OF dan OH, PT Astra Agro Lestari, Tbk
Area demoplot ini mengandung fraksi pasir 65,3-89,5%. Aplikasi Bifa BioStab dan pengamatan
produktivitas TBS dilakukan selama 4 tahun, dimulai tahun 2012 sampai dengan 2015 (Gambar 1).
Gambar 1. Histogram produksi di kebun GSDI Blok OH, PT Astra Agro Lestari, Tbk pada blok
dengan perlakuan Bifa BioStab dibandingkan terhadap kontrol (100% NPK).

Rata-rata produksi tahun 2012 (sebelum aplikasi Bifa BioStab) pada Blok OF 11,12, 14, 15 dan OH
13,16,19,20 masing-masing lebih rendah jika dibandingkan dengan Blok Kontrol. Namun demikian,
pada tahun 2014 dan 2015 setelah dilakukan aplikasi Bifa BioStab secara rutin, produksi rata-rata di
Blok OF menyamai Blok kontrol, sementara produktivitas di Blok OH lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Blok kontrol. Kandungan hara makro tanah di Blok OF dan OH pada Blok aplikasi Bifa
BioStab tidak berbeda nyata dengan Blok kontrol walaupun ada pengurangan dosis NPK sampai
dengan 25% (Tabel 1).

Tabel 1. Perbandingan kadar hara makro dan mikro pada areal dengan perlakuan Bifa BioStab
dengan 75% dari standar dosis NPK-Mg dan kontrol (100% dosis NPK).

Jenis 2012 2013 2014 2015


unsur BioStab + 100% BioStab + 100% BioStab + 100% BioStab + 100%
75% NPK NPK 75% NPK NPK 75% NPK NPK 75% NPK NPK
N (%) 2,4 2,5 2,6 2,4 2,8 2,6 2,4 2,57
P (%) 0,18 0,18 0,17 0,16 0,19 0,19 0,16 0,17
K (%) 0,9 0,9 1,0 0,9 0,9 1,0 0,9 1,0
Mg (%) 0,38 0,39 0,32 0,31 0,29 0,37 0,26 0,29
Ca (%) 0,79 0,78 0,68 0,63 0,77 0,69 0,64 0,71
B (ppm) 13,7 18,8 15,0 17,0 20,5 22,1 12,6 17,9
Cu (ppm) 3,6 3,7 4,3 3,9 3,1 4,0 4,6 4,2

Aplikasi Bifa BioStab secara rutin juga dilakukan di beberapa perkebunan kelapa sawit lainnya yang
dilakukan selama 2-3 tahun pengamatan. Rekap hasil aplikasi Bifa BioStab yang dikombinasikan
dengan pengurangan 25% dosis pupuk NPK disajikan pada Tabel 2 dan 3 di bawah ini.

Tabel 2. Rekap pengamatan produksi di beberapa lokasi demoplot Bifa BioStab di Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan.
Perlakuan Protas TBS (Ton/ha) di lokasi demoplot Bifa BioStab
PT Astra Agro PT Astra Agro PT Bumitama PT Bumitama PT Buana Rata-rata
Lestari, Tbk Lestari, Tbk Gunajaya Agro Gunajaya Agro Karya Bakti
Lahan pasir Lahan gambut Lahan pasir Lahan pasir lahan pasir
(TM 14) (TM2) (TM14) (TM1) (TM2)
Kontrol 24,3 10,8 20,9 6,96 11,67 14,92
Bifa BioStab 26,6 15,4 22,4 8,05 13,52 17,19
Kenaikan 2,3 4,6 1,53 1,09 1,86 2,28
Kenaikan (%) 9,5 42,6 7,3 15,7 15,9 15,3
Tabel 3. Rekap kenaikan rendemen di beberapa lokasi demoplot Bifa BioStab di Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan.

Perlakuan Lokasi demoplot Bifa BioStab


PT Astra Agro PT Astra Agro PT Bumitama PT Bumitama PT Buana Rata-rata
Lestari, Tbk Lestari, Tbk Gunajaya Agro Gunajaya Agro Karya Bakti
Lahan pasir Lahan gambut Lahan pasir Lahan pasir lahan pasir
(TM 14) (TM2) (TM14) (TM1) (TM2)
Rendemen (%) 24 24 22 19 19 22
Kontrol (kg) 5.832 2.592 4.591 1.322 2.216 3.311
Bifa BioStab (kg) 6.384 3.696 4.928 1.530 2.570 3.821
Kenaikan (kg) 552 1.104 337 207 353 511
Kenaikan (%) 9,5 42,6 7,3 15,7 15,9 15,4

TEKNO EKONOMI
Keekonomian Bifa BioStab sangat relevan apabila dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh
dari aplikasinya. Berdasarkan dosis aplikasi sebanyak 1,0 kg/pokok/tahun, dengan asumsi 1 Ha
terdapat 140 pokok kelapa sawit dan harga Bifa BioStab Rp 5.455/kg franco kebun (exclude ppn),
maka kebutuhan Bifa BioStab adalah sebanyak 140 kg/ha/tahun atau senilai Rp. 763.700/ha/tahun.
Manfaat yang akan diperoleh adalah: (i) peningkatan produksi dan (ii) penghematan biaya pupuk.
Apabila peningkatan produksi sebesar 15,3% (2,3 ton/ha/tahun), rendemen pada tingkat 22,2%,
serta harga CPO Rp. 6.800/kg, maka dari hasil penjualan CPO dapat diperoleh pendapatan sebesar
Rp 25.985.602/ha/tahun dan menghasilkan profit senilai Rp. 1.455.383/ha. Penghematan pupuk
25% dari beberapa demoplot yang dilakukan dapat memberikan profit sebesar Rp. 1.751.750,-
/ha/tahun serta total penambahan profit sebesar Rp. 3.207.133/ha. Tambahan keuntungan ini akan
berlanjut sampai dengan umur ekonomi (Tabel 4). Analisis ekonomi juga menggambarkan bahwa
tanpa kenaikan protas, aplikasi Bifa BioStab tetap dapat menghemat biaya pupuk (efisiensi biaya)
sampai dengan 0,6 Juta/ha/tahun.
Tabel 4. Analisa ekonomis aplikasi Bifa BioStab berbasis hasil riset di lima (5) lokasi kebun kelapa
sawit.
Kontrol Bifa BioStab Asumsi tanpa kenaikan
Uraian
(Trial 5 Lokasi) (Trial 5 Lokasi) protas
14,918 Rerata Protas TBS (Kg/ha) 17,195 14,918
3,311 Rerata Protas CPO (Kg/ha) 3,821 3,311
- Kenaikan Protas TBS (Kg/ha) 2,276 -
- Kenaikan Protas TBS (%) 15.3% 0.0%
- Kenaikan Protas CPO (Kg/ha) 511 -
- Kenaikan Protas CPO (%) 15.4% 0.0%
- Subtotal Biaya Pengadaan Bifa BioStab, Excd pajak (Rp/ha) 763,700 763,700
- Subtotal Biaya Penunjang : upah, BBM & alat Excd pajak (Rp/ha) 400,000 400,000
- Subtotal Biaya Pendampingan (Rp/ha) - -
- Total Biaya Aplikasi Bifa BioStab 1,163,700 1,163,700
190 Biaya Panen (Rp/Kg TBS) 190 190
2,834,496 Subtotal Biaya Panen (Rp/ha) 3,267,012 2,834,496
97 Biaya Pengangkutan (Rp/Kg TBS) 97 97
1,447,085 Subtotal Biaya Pengangkutan (Rp/ha) 1,667,896 1,447,085
88 Biaya Pengolahan (Rp/Kg TBS) 88 88
1,312,819 Subtotal Biaya Pengolahan CPO (Rp/ha) 1,513,142 1,312,819
5,594,400 Total Biaya Panen - Angkut - Olah 6,448,050 5,594,400
5,594,400 Total Biaya (Rp/ha) 7,611,750 6,758,100
6,800 Harga CPO, Excl pajak (Rp/Kg) 6,800 6,800
22,512,869 Pendapatan CPO (Rp/ha) 25,985,602 22,512,869
- Tambahan Pendapatan (Rp/ha) 3,472,733 -
- Tambahan Biaya (Rp/ha) 2,017,350 1,163,700
- Tambahan Laba dari Protas (Rp/ha) 1,455,383 - 1,163,700
- Tambahan Laba dari Penghematan Pupuk (Rp/ha) 1,751,750 1,751,750
Total Tambahan Laba (Rp/ha) 3,207,133 588,050

Anda mungkin juga menyukai