Buku Panduan PKPR
Buku Panduan PKPR
MATERI INTI:
2. Persiapan Pra-nikah 29
5. Penyalahgunaan NAPZA 57
iii
Materi Inti 1
Hidup manusia mulai dan bayi, anak, remaja, dewasa, hingga orang tua,
melewati tahapan-tahapan yang cukup rumit. Pertumbuhan dalam segi
jasmani dapat dilihat secara sederhana dengan cara mengukur tinggi dan
berat badan, jadi dalam hal ini diperlukan gizi yang sesuai dengan
kebutuhan, sehingga tercapai kesehatan fisik serta pertumbuhan yang
proporsional.
Masa remaja menjadi masa yang begitu khusus dalam hidup manusia,
karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ
reproduksimanusiayang disebut sebagaimasa pubertas.Pubertas berasal
dan kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau
adolescence berasal dan kata adolescere yang berarti dewasa. Proses ini
berlangsung dengan penuh konflik yang mempunyai potensi menjadi
malapetaka keharmonisan hubungan remaja dengan orang-orang di
sekitarnya terutama terhadap orang tuanya dan generasi yang lebih tua.
Sebenarnya, selama tak menimbulkan perpecahan dengan orang tua,
konflikmerupakansatu aspekyang perludalam perkembanganyang sehat.
Masa remaja juga sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menuju
dewasa. Pada masa ini banyakte~adi perubahandalam hal fisik dan
psikis.
Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan kekaeauan
kekacauan batin pada remaja, sehingga masa remaja sering
juga disebut sebagai masa pancaroba. Kondisi ini
menyebabkan remaja dalam kondisi rawan menjalani proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi ini juga
diperberat dengan adanya globalisasi yang ditandai dengan
makin derasnya arus informasi.
12
laki mulai mengalami mimpi erotis yang mengakibatkan
keluamya sperma (mimpi basah). Peristiwa inilah yang
dipakai sebagai tanda mulainya pubertas.
Awal pubertas pada remaja laki-laki biasanya dimulai pada
usia 10-13 tahun. Saat mulai pubertas sampal dewasa,
biasanya memerlukan waktu sekitar 4 tahun,yang
stadiumnya dapat dilihat dari alat kelamin dan bulu
pubisnya.
Pubertas terjadi sebelum usia 9 tahun, atau belum juga
terjadi sampai usia 13-15 tahun, harus dikonsultasikan
ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kelainan.
b. Mimpi basah
c. Masturbasi
15
Labium minora (bibir dalam), merupakan
lipatan kulit yang menjaga jalan masuk ke
vagina.
16
a. Konsepsi
b. Menstruasi
c. Cairan vagina
18
dibedakan dengan sekresi pada saat sirklus
menstruasi, misalnya pada saat ovulasi cairan
lebih encer, jernih, dan tidak lengket seperti
putih telur, hal ini normal dan sehat.
19
Tabel 1
Stadum Pubertas pada Perempuan
Stadium I Hanya berupa penonjolan puting, dan sedikit
pembengkakanjejaring di bawahnya,stadium ini
terjadi pada usia 10-12 tahun.
Salah satu buah dada dapat tumbuh lebih besar dari yang
lain, namun perbedaanya tidak terlalu mencolok. Harus
diingat, besar kecilnya payudara dipengaruhi faktor
keturunan, dan ini dapat berbeda dari generasi ke generasi
dalam keluarga.
20
memproduksi dan menyimpan air susu ibu (ASI). yaitu
makanan bayi yang paling utama dan seharusnya diberikan
pertama kali ke bayi. Kemampuan memproduksi ASI
tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya payudara.
Pertumbuhan Rambut
Problem lain yang mungkin terjadi pada pubertas adalah
pertumbuhan ram but. Beberapa anak perempuan dapat
tumbuh rambutyang banyak sekali atau tumbuh kumis yang
tipis. hal ini normal. Rambut yang lepas secara berlebihan
dapat pula terjadi, dan hal ini akan hilang dengan
sendirinya. namun demikian blla terjadi dalam jangka
waktu yang lama atau beberapa anak tidak menginginkan
tumbuhnya rambut yang berlebihan. mereka dapat
menghubungi dokter.
Tabel 2
Stadium Pertumbuhan Rambut Pubis
a. "Crush"
Ditandai oleh adanya saling membenci antara anak laki-Iaki
dan perempuan. Penyaluran cinta pada saat ini adalah
memujaorang yang lebihtua dan sejenis,bentuknyamisalnya
memuja pahlawan dalam cerita film.
b. "Hero-worshiping"
Mempunyai persamaan dengan crush, yaitu pemujaan
terhadap orang yang lebih tua tetapi yang berlawanan.
Kadang yang dikagumi tidak juga dikenal.
17
d. "Puppy Love" (cinta monyet)
Cinta remaja sudah mulai tertuju pada satu orang, tetapi
sifatnya belum stabil sehingga kadang-kadang masih ganti ganti
pasangan.
e. "Romantic Love"
Cinta remaja menemukan sasarannya dan percintaannya sudah
stabil dan tidak jarang berakhir dengan perkawinan.
1.2. Emosi
1.3.Perkembangan Kecerdasan
2. Permasalahan Remaja
b. Sekolah
Sekolah merupakanlembaga sosial bagi remaja, dimana aktivitas
banyak dilakukan. Sekolah merupakan sumber ilmu dengan anggota
yang sebaya, bersama-sama memperoleh bimbingan
pendidikan.Problemnyaantara lain belajar dan ujian yang banyak
menyita waktu :serta pola belajar yang selalu berubah-ubah.
Pelajaran teori sangat banyak diperoleh, dibandingkan dengan
pelajaran praktik yang sangat sedikit. Guru pun pada umumnya
hanya memperhatikan murid-murid yang pandai. .
c. Kesehatan
Bidang kesehatan yang menjadi perhatian remaja antara lain:
• Pertumbuhanbadan memerlukanmakananyang sesuai, baik
dalam kualitas maupun kuantitas
• Perlu perawatan tubuh agar tetap menarik
• Larangan merokok yang datang dari orang tua
• Timbulnya penyakit-penyakit tertentu terutama sakit kepala
banyak dialami oleh remaja putri
• Perubahan-perubahanpada alat kelamin.
d. Jerawat
Masalah jerawat pada remaja terkait erat dengan penampilan
mereka. Jerawat yang memperburuk penampilan dapat
menimbulkan rasa rendah diri dalam pergaulan.
Jerawat disebabkan oleh aktifitas yang tinggi dari kelenjar
sebaseus yang berada di bawah permukaan kulit. Kelenjar ini
memproduksi sebum, merupakan minyak alami yang menjaga kulit
agar tetap lembut. Hormon yang menjadi aktif selama pu bertas
menyebabkan kelenjar sebaseus tumbuh menjadi besar dan
20
memproduksisebum lebihbanyak.Sebum menjadilebihtebal dan
alirannya menjadi lebih lambat sehingga cenderung
menyebabkan menutupnya pori-pori. Untuk mengurangi jerawat
penting sekali menganjurkan kepada remaja untuk banyak makan
buah segar dan sayur-sayuran, serta dihindari makan makanan
yang terlalu banyak mengandung banyak lemak. Pada kasus
yang berat, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter.
e. Keuangan
Remaja membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya,
yang dianggap penting oleh remaja adalah :
~ Makananljajan
~ Pakaianlperlengkapan
~ Hiburan
f. Seks
Remaja secara fisik sudah siap untuk berhubungan seksual,
namun norma dan agamatidak mengizinkanhal tersebut
sebelum pemikahan, sedangkan dari sudut kesiapan sosial
ekonomi remaja juga belum siap. Hal ini merupakan konflik
yang cukup berat bagi remaja. Hubungan seks pra nikah yang
dilakukan remaja yang hanya memiliki pengetahuan
minimal tentang kesehatanreproduksiakan
cenderungmengakibatkankehamilan pra nikah serta risiko
penyakit hubungan seksual.
Remaja banyak tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang
seks, pada umumnya informasi tersebut diperoleh dari tukang
21
obatljamu, buku-buku,dan sumber-sumberyang tak bertanggung
jawab.
Sebenarnya remaja ingin tahu tentang:
~ 8ahaya dan akibat hubungan seks
~ Masturbasi/onani
~ Pollutio (mimpi mengeluarkan air
mani)
~ Menstruasi
22
g. Persiapan berkeluarga
Persiapan berkeluarga banyak dialami oleh remaja perempuan
daripada laki-Iaki. Remaja tak tahu, bagaimana memilih jodoh
yang sesuai. Pertimbangan apa saja yang perlu dikemukakan,
apa fungsi suami dan isteri itu. Pada umumnya mereka belum
tahu tentang hal-hal tersebut.
i. Emosi
Pada umumnya remaja malu mengeluarkan pendapat. Tak mau
dicela dan mau benar sendiri. Sering benci dan sulit toleran,
juga sulit menyesuaikan diri dengan sekitarnya.
j. Perubahan pribadi
Pada umumnya remaja benci dengan sifat-sifat sombong. Sulit
bergaul dengan orang-orang yang belum dikenal, malu untuk
tampil di muka umum. Menganggap dirinya tidak serasi, maka
untuk tampil di muka umum dirinya perlu dibuat serasi terlebih
dahulu. Kadang-kadangremajamenyendiridan melamunkanhal
hal yang menjadikan pikirannya kacau.
24
tahun, anak perempuan biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan anak laki-Iaki yang seusia, anak laki-
Iaki akan mengejar kekurangan ini kemudian. Ini dapat
menyebabkan perasaan anak perempuan lebih canggung.
Untuk ini maka sebaiknya remaja mencari ternan
kelompok yang sesuai dengan seleranya, sehingga
remaja dapat lebih tenang, dan hubungan dengan
sebayanya menjadi lebih nyaman. Biasanya remaja pada
usia ini sering bentrok dengan anak gadis yang lebih
tua atau perempuan dewasa, hal ini masih normal.
m. Mitos
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat yang
sebenamya
belum/tidak terbukti kebenarannya tetapi dipercaya sebagai
kebenaran dan berpengaruh terhadap keyakinan serta perilaku
reproduksi remaja.
n. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial temyata banyak pengaruhnya, baik dari adat
istiadat, budaya nasional, maupun budaya asing. Pada
umumnya remaja menyukai hal-hal yang baru, terutama yang
asing.
o. Politik
Kehidupan poUtikjuga mempengaruhi remaja, dalam keadaan
wajar remajabisa bebas mengembangkandirinyatanpa tekanan
tekanan politik.
25
Demikian banyak problem yang dihadapi remaja sehingga tidak
perlu heran apabila remaja mengalami banyak konflik yang
akhirnya menimbulkan reaksi menarik diri atau melarikan diri ke
hal-hal yang negatif. Hal tersebut pertudihayatibersarna,dan orang
tua hendaknya dapat bertindak membimbing mereka sebaik-
baiknya sehingga
26
mereka semua dapat melewati masa remaja yang penuh problematika
dengan baik pula.
24
Daftar Pustaka :
2. BKKBN.MembantuRemajamemahamiDirinya.Jakarta:
BKKBN.2001
23
Lamplran
26
3. Mengapa bila sedang rnenstruasi kepala sering terasa pusing,
perut agak mual, dan terasa sakit?
Rasa sakit pada perut ketika menstruasi disebabkan oleh kontraksi
rahim guna meluruhkan dinding dalam rahim dan menghentikan
perdarahan. Tetapi pada beberapa wan ita rasa sakit yang terjadi
disebabkan oleh adanya kelainan organ reproduksi, misalnya
mengalami endometriosis sehingga rasa sakit yang dialami akan
sangat sakit, sampai terkadang jatuh pingsan. Pada kasus ini
diperlukan perawatan medis dan harus segera diperiksakan ke dokter.
Kepala yang sakit dan rasa mual merupakan reaksi tubuh terhadap
menurunnya honnon progesteron secara drastis.
2
S
juga dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual yang tetah
berfungsi yaitu testosteron untuk laki-Iaki dan progesteron serta
estrogen untuk perempuan. Hormon-hormon ini juga
berpengaruh pada dorongan seksual. Pada masa pubertas,
seseorang mulai merasakan peningkatan dorongan seksual.
Ada beberapa aitematif yang dapat mengurangi gairah seks
yang menggebu-gebu, yaitu menghindart bacaan atau gambar-
gambar porno, cart kegiatan positif untuk mengisi waldu luang,
mengembangkan diri, serta menyalurkan energi kepada hal-hal
yang positif dan produldif, misalnya dengan olah raga atau
menyalurkan bakat seni.
28
sehingga jika disentuh dapat mendorong timbulnya nafsu
seksual. Selain itu juga harus dilakukan dengan
mempertimbangkan konsekuensinya.
Saling mengingatkan pada pacaran perlu dibicarakan
bersama
pasangan, pilihan-pilihan tentang aktivitas selama pacaran. Perlu
juga memikirkan bagaimana pendapat orang tua dan
masyarakat sekitar kita. Pikirkan konsekuensi siap atau
tidaknya, seperti bila hamil, terpaksa menjadi orang tua muda,
terkena IMS, dll.
Sumber:
PKBI. TanyaJawab SeputarSeksualitas Remaja, Yogyakarta:Lentera
Sahaja, 1999.
29
Materi Inti 2
Karena hal tersebut di atas maka setiap calon pengantin perlu melakukan
pemeriksaan kesehatan umum baik fisik, psikis maupun sosial untuk
menunjang persiapan menuju kehidupan perkawinan. Persiapan
30
pemikahanyang baik akan dapat mengatasi asalah negatif yang
masalah.m.
mengancam, dan selanjutnya melalui persiapan tersebut diharapkan
perkawinan tersebut langgeng dalam suatu keluarga bahagia, dl mana
semua anggota keluarga menjaHnhubungan yang harmonis.
Norma perkawinan :
31
keluarga yang terlibat, baik suami, istri maupun anak-anaknya.
Penderitaan ini dapat menjadi berkepanjangan dan mempengaruhi
kehidupan masa depannya.
3
2
Penanggu1angan KEK :
Seorang remaja/calon pengantin perempuan dengan KEK,
bila tidak mendapat perbaikan gizi akan berisiko melahirkan
anak dengan Bayi Berst Lahir Rendah .(BBLR). Beberapa
upaya datam meningkatkan kesehatan gizi dan risiko KEK
pada calon pengantin perempuan adalah :
~ Memberikan penyuluhan tentang gizi dan kesehatan
33
~ Ketersediaan pang an di tingkat keluarga baik secara
kualitatlf maupun kuantitatif
~ Pola konsumsi dan distnOOsi intra keluarga
Anemia Gizi :
Disebut anemia gizi bila calon pengantin menderita
kekurangan kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
membentukHbtersebut. Di Indonesia sebagaian besar ane
mia ini karena kekurangan zat besi (Fe) sehingga disebut
Anemia Kekurangan Zat Besi.
Risiko bila remaja menderita anemia dapat mempengaruhl
menurunnya produktifitas kerja serta konsentrasi belajar. Dan
bila kelak menikahdan hamil akan berdampak besar terhadap
risiko perdarahan dan kernatian 'bu.
c. Imunisasi TetanusTaxoid
3
2
d. Lain.;tain:
2. DewasaSecara Mental
Seseorang dikatakan dewasa secara mental jika ia telah
mampu mengembangkan segenap potensi kejiwaannya
(pikiran, emosi, dan kemauan) secara serasi, selaras,
dan seimbang,sehingga ia mampu rnenghadapiberbagai
jenis persoalan hidup.
3. DewasaSecara Pslkososial
Seseorang dikatakan dewasa secara psikososial apabila
ia telah bisa hidup mandin, tidak tergantung secara
ekonomis pada orang tuanya dan dapat
.' mengembangkan kehidupan sosialnya secara
memuaskan dengan lingkungannya. Artinya, ia mampu
menyesuaikandin terhadap kaidah, nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat.
1. Faktor Agama
Agama merupakan faktar yang sangat penting dalam
menunjang perkawinan. Diharapkan cajon pasangan berasal
dari agama yang sarna dan memiliki keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang' Maha' Esa, karena hal ini
saflgat meJandasik. ekokoh8n suatu perk~Winan.
36
2. Faktor Kepribadian
Kedua pasangan perlusaling mengenal kepribadian masing
masing agar dapat menyesuaikan diri, saling mengisi dan
memberi kasih sayang. Juga perlu diperhatikan perbedaan
peran jenis misalnya anggapan bahwa pria di atas segala
gaJanya sedang perempuan selatu ·dibawah, akan sangat
mengganggu di dalam .perkawinan.
4. Faktor Umur
Faktor umur memegang peranan penting dalam membina
keluar'gaharmonis, meskipun usia tidakselalu menunjukkan
tingkat kedewasaan seseorang. Sebaiknya usia suami lebih
tua daripada istri, dangan perbedaan 3-6 tahun. Suami yang
lebih tua akan lebih mempunyai rasa tanggungjawab dan
akan lebih dihormati oleh istn. Walaupun menurut UU
Perkawinan Th. 1974 No.1 usia perkawinan untuk
perempuan adaJahpada usia 16 tahun sedangkan seorang
pria pada usia 19 tahun, sebaiknya pasangan tersebut
mempunyai anak pada usia reproduksi sehat.
5. Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting yang menunjang
keberhasilan keluarga. Yang terutama disini bukanlah latar
belakang pendidikan formal atau gelarnya. Sebaiknya
pasangan tersebut berasal dari tingkat pendidikan yang tidak
jauh berbeda.
37
6. Faktor Ekonomi, SOBialdan Budaya Perbedaandalam latar
belakangekonomi, sosial, dan budaya di setiap witayah di
Indonesia menyebabkan perbedaan pula daJamnorma, adat
dan perilaku. Perbedaan latar belakang ekonomi, sosial,
dan budaya sering kali menimbulkan prasangkadan
kesalah pahaman. Oleh karena itu, diperlukan kematangan
kepribadian agar cepat dapat menyesuaikandiri sehingga
dapat rnembuahkan saling pengertian. Hal ini terutarna
bertaku bagj pasangan yang berasal dari ekonomi, sosial,
dan budaya yang berbeda.
38
Daftar Pustaka :
39
Materi Inti 3
Sifat manusia :
• Sebagai makhluk biologis, manusia tunduk kepada hukum-hukum
biologis (antara lain: lapar, mengantuk, kebutuhan seksual)
• Sebagaimakhluk hidup, menusiamemiliki kebutuhan-
kebutuhanpsikis atau kejiwaan (antara lain saling menyayangi,
saling memperhatikan, membutuhkan rasa aman)
41
slap untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab
dalam mengasuh dan mendidik anaknya.
• Sosial ekonomis. Seesra ideal jika seorang bayi dilahirkan maka
ia
akan membutuhkan tidak hanya kasih sayang orang tuanya, tetapi
Juga sarana yang membUatnyabisa tumbuh dan berkembang. Bayi
membutuhkantempaUinggal yang tetap. KareM. itu rernaja dikatakan
si~p secara sosist ekonomis jika bisa memenuhi kebutuhan dasar
seperti pakaian, makan minum, tempat dan kebutuhan pen<i;dikan
bagi anaknya;Dalam hal itiimeskipunseorang remajatelah melampaui
usia 20 tahun tetapi ia dan pasangannya belum mampu memenum
kebutuhan sandang, pangan, dan tempat tinggal bagi keluarganya
maka ia belum dapat dikatakan siap untuk hamil dan melahirkan.
Keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, dan sosial,
dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan di segala hal
yang berkaitandengansistem reproduksi,fungsi, maupun proses itu
sendiri. Dengan demikian kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa
setiap orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan
menyenangkan, dan mereka memitiki kemampuan untuk
bereproduksi, serta memiliki kebebasan untuk menetapkan kapan dan
seberapa sering mereka ingin bereproduksi.
43
kelak. la juga harus memiliki kelenjar-kelenjar endokrin yang
mampu menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan untuk
memfasilitasi pertumbuhan fisik dan fungsi atau organ
reproduksinya. Perkembangan-perkembangan tersebut sudah
berlangsung sejak usia yang masih sang at .muda. Tulang
pinggul berkembang sejak anak belum menginjak remaja dan
bementi· ketika anak mencapai usia
sekitar 1B tahun. Agar semua pertumbuhan itu berlangsung baik, ia
memerlukan makanan dangan mutu gizi yang baik dan seimbang.
Hal ini juga berlaku bagi laki-Iaki. Seorang laki-Iaki perlu gizi
yang baik agar dapat berkembang menjadi laki-laki dewasa yang
sehat. Testisnya harus sudah turun ke kantung zakarnya
sewaktu ia dilahirkan. Kelenjar endokrinnya sudah berfungsi secara
normal, sehingga ia akan dapat tumbuh kembang dengan
kemampuan reproduksi yang normal pula. Setiap orang diharapkan
terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik langsung maupun
tidak langsung mengenaiorgan reproduksinya.Setiap kelainanpads
organ reproduksi dapat mengganggu kemampuanseseorangdalam
menjalankanfungsi reproduksinya.
45
Materi Inti 4
46
terkena IMS lebih besar daripada laki-laki sebab
aiat reproduksinya lebih rentan. Dan seringkali berakibat
lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali,
sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
4
S
1.3. Cara Pene.gahan IMS
a. Gonore (GO)
Kuman penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae. Ada
masa tenggang selama 2-10 hari setelah kuman masuk
kedalam tubuh melalui hubungan seks.
'6
b. Sifilis (raja singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema Pallidum. Masa
tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang
sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat
kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri
tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada
bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah
hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan
sering kali penderita tidak memperhatikan hal ini.
c. Harpes genital
Penyakityang disebabkanoleh virus Herpes simplex dengan
masa tenggang 4-7 hari sesudah virus masuk kedalamtubuh
melalui hubungan seks.
47
d. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh <Chlamydia trachomatis.
Masa tanpa gejala bertangsung 7-21·hari. Gejalanya adalah
timbul
. peradangan pada alat reproduksi laki-Iaki dan perempuan.
8. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah IMS yang disebabkan oleh parasit
Trikomonas vaginaHs.
48
9 vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak
nyaman
9 nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing
f. Kandidiasis vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputitian yang disebabkan
oteh jamur Candida albicans. Pada keadaan normal, jamur
ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan
perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas
sedemikian rupa sehingga menimbulkan keputihan~
g. Kutil kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan
gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di
sekitar kemaluan.
49
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara
tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatannya
hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja.
2. HIV/AIDS
HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa
menularkan hanya yang terdapat pada sperma (air mani), darah
dan cairan vagina. .
Masa inkubasi HIV atau masa laten, sangat tergantung pada daya
tahan tubuh masing-masing orang, rata-rata 5 - 10 tahun. Selama
masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala, walaupun
jumlah HIV semakin bertambah dan semakin rusak fungsi
51
kekebalan tubuh. Pada waktu sistem kekebalan tubuh sudah
dalam keadaan parah, ODHA (orang dengan HIV/AIDS) akan
mula; menampakkan gejala-gejala AIDS.
5
2
a. Masa Jendela (window period)
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti dengan
perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus tersebut
dari negatif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak
HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap
HIV menjadi positif, disebut sebagai window period. Lama
window period antara 1-3 bulan, bahkan ada yang
berlangsung 6 bulan. Umumnya pada penyakit yang
disebabkan oleh virus, bilates antibodimenjadi
positif,·berartidi dalam tubuh terdapat cukup zat anti
yang dapat melawan virus tersebut. Kesimpulan
tersebut berbeda pada infeksi HIV, karena adanya zat
anti di dalam tubuh bukan berarti tubuh dapat melawan
infeksi HIV,·tetapi menunjukkan bahwa di dalam tubuh
terdapat HIV. Pada stadium ini orang tersebut sudah dapat
menulari. Pada masa jendela, sekitar 50-90% orang yang
terinfeksi HIV menunjukkan sindron retroviral akut
berupa demam, pembesaran kelenjar, pembesaran hati atau
ginjal, nyeri tenggorok, nyeri otot, dan sebagainya seperti
pada infeksi virus lain.
5
2
Sekitar sepertiga bayi yang mengidap HIV akan
menjadiAIDS dalam usia satu tahun pertama. Adapun.
gejala AIDS pada bayi dan anak adalah sebagai berikut
:
~ Gangguan pertumbuhan
~ Infeksi bakteri berulang yang serius
~ Diare kronik
~ Pembesaran kelenjar di leher
~ Pembesaran kelenjar limpa
~ Sariawan berulang
• Penyakit paru berulang
55
./ Abstinensia,tidak melakuk~ hubunganseksual di luar nikah.
./ Terikat hanya dalam hubungan seksual yang sah (suami
istri), dan setia.
5
2
'" Menggunakan kondom, terutama kelompok rlsfko
tinggi sepeti pekerja seks komersil.
'" Sedapat mungkin menghindari tranfusi darah yang
belum di skrining.
'" Menggunakan alat-alat medis dan non-medis yang
terjamin steril.
S
4
Tabel4
Beberapa LSM/organisasi Peduli
AIDS
3. Yayasan Kusuma JI. Asem Baris Raya Blok A-3 (021) 8296337
Buana(YKB) Jakarta Selatan
ss
Daftar Pustaka :
56
Materi Inti 5
PENYALAHGUNAANNAPZA
1. Pengertian
58
otot dan sendi-sendi, berkeringat, perut kram, dan
sebagainya.
5
7
• Ketergantungan psikis : suatu perasaan "rindu"
untuk menggunakan zat tersebut walaupun tidak
ada keter gantungan fisik, secara psikis tersugesti untuk
menggunakan kembali.
2. Penggolongan
a. Depresan
Adalah jenis zat yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional
tubuh. Jenis obat ini membuat pemakai merasa tenang dan
bahkan membuatnya tertidur atau tak sadarkan diri, contoh :
opium, morfin, heroin, codein, dan sedativa.
b. Stimulan
Zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
S
9
~egairahan kerja (segar _danbersemangat), contoh : ekstasi,
kafein, kokain, amfetamin.
6
0
c.
Halusinogen
Zat yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran, dan seringkali
disertai dengan halusinasi sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu, contoh : ganjalcannabis, mescalin, LSD, dU.
c) Motivasi tertentu
• Menyatakan dirinya bebas merdeka
• Rasa ingin tahu dan mendapatkan pengalaman baru
• Agar diterima di kelompok tertentu
• Melarikan diri dari sesuatu (kegagalan,
kekecewaaan, ketidakmampuan, malu, dll)
• Untuk meningkatkan kemampuan seksual
• Pengguna zat sebagai lam bang keperkasaan
atau kemoclerenan
a) Lingkungan keluarga
• Keluarga tidak harmonisldisfungsi dalam keluarga
• Komunikasi orang tua dan anak kurang efektif
• Orang tua dominan atau otoriter
• Kell.iargaterlalu permisif atau terlalu ketat dalam
disiplin
b) Lingkungan sekolah
• Sekolah terletak dekat tempat hiburan atau penjual
NAPZA
• Sekolah kurang disiplin
• Sekotah tidak memberi fasilitas bagi penyaluran minat
dan bakat anak
61
• Adanya murid pengguna NAPZA di sekolah
62
c) Lingkungan ternan
sebaya
• Tekanan kelompok sebaya yang sangat kuat
• Ancaman fisik dari ternan atau pengedar
d) Lingkungan masyarakat
luas
• situasi politik, sosial, ekonomi yang kurang
mendukung
4. Tingkat pemakaian
63
5. Oampak Penyalahgunaan NAPZA
64
c. Akibat cara pemakaian jarum suntik yang tidak
steril.
Pada pengguna jarum suntik dapat ~angat berbahaya
jika alat suntik yang digunakan dipakai bersama-
sama. Dampaknya akan berakibat antara lain : dapat
menularkan virus HN, Hepatitis B, Hepatitis C, sculitis,
endokartidis, throm bophlebitis.
65
6. Deteksi Dini
67
7. Diagnosis dan Penatalaksanaan
7.1. Diagnosis
a. Anamnesis
Dalam hal ini diperlukan sikap dari petugas kesehatan yang
terbuka, dapat menerima penderita apa adanya, tidak
menolak atau mengkritik penderita, dapat berempati.
Anamnesis meliputi :
~ Keluhan dan riwayat perjalanan penyakit serta penyakit
terdahulu yang pemah diderita.
~ Riwayat penyalahgunaan
NAPZA.
~ Jenis zat yang dipakai.
~ Lamanya pemakaian, dosis, frekuensi, dan cara
pemakaian, riwayaUgejala intoksikasi/abtinensi, alasan
penggunaan.
~ Taraf fungsi sosial: riwayat pendidikan/pekerjaan, latar
belakang legallkriminal, status keluarga, kegiatan sosial
lainnya.
~ Evaluasi keadaan psikologis: keadaan emosi,
kemampuan pengendalian inpuls, kemungkinan tindak
kekerasan, bunuh diri, riwayat perawatan terdahulu.
b. Observasi
66
Penahlpilan penderita, sikap selama wawancara, gejolak
emosi, dU.Dalam keadaan intoksikasi, biasanyaemosi
dalam
67
keadaan labil, bicara cadel, jalan sempoyongan,
dan seringkali agresif atau tidak sopan, dan lain-lain.
d. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah dan urine rutin serta pemeriksaan urine
terhadap NAPZA. Pengambilan.urine tidak boleh lebih dari
24 jam setelah pemakaian zat terakhir dan disaksikan oleh
petugas agar tidak ditukar dengan urine orang lain yang
sudah disiapkan terlebih dahulu.
69
Pemulihan penderita penyalahgunaan NAPZA bukan
semata mata rnenyanqkut segi fisik, tetapi juga segi mental
psikologik, sosial, dan spiritual. Pengobatan fisik merupakan
hal yang mudah dan dapat diJaksanakan dalam waktu
singkat. Yang lebih penting adalah pembinaan mental
psikologik yang akan sangat menentukan proses
pemulihan setanjutnya.
71
Daftar Pustaka :
72
Materi Inti 6
Risiko dari tindak aborsi yang tidak aman yang dihadapi oleh perempuan
sangat besar, seperti kerusakan atau infeksi rahim, bahkan juga dapat
menyebabkan kematian. Aborsi telah menjadi salah satu penyebab
tingginya angka kematian perempuan hami!.
Oleh karena itu, gambaran tentang bagaimana kondisi KTO itu mutlak
diperlukan,sehinggapetugaskesehatandapat membantuperempuandengan
KTD untuk mengambillangkah-Iangkah yang tepat dan bertangungjawab.
1. Pengertian KTD
81
2. Faktor-faktor Penyebab KTD
82
Terlebih lagi secara hukum pengguguran kandungan dilarang keras'
(ilegal)
83
dengan alasan apapun kecuali untuk menyelamatkan jiwa ibu
dan 5i janin (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Peraturan Perundang-undangan lain yang berhubungan dengan
larangan aborsi di Indonesia:
Oampak medik dapat te~adi baik pada ibu maupun pada bayi, antara
lain BBLR dan kematian perinatal. Pada Ibu dapat terjadi abortus,
perdarahan, persalinan sulit, dll. Oampak sosial yang sering te~adi
adalah menarik diri dari sekolah, bahkan dari lingkungan ketuarga
dan masyarakat,serta te~adi kecemasan dengan kehamilannya.
85
padahal keblituhan gizi pada remaja hamil akan meningkat,
selain untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tubuhnya sendiri
juga memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang sedang
dikandungnya.
5. Pencegahan KTD
84
bila ada gangguan kejiwaan, rujuk ke psikiater
bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk .ke
SpOG
bila tidak terselesaikan dengan menikah, keluarga supaya
menerima sebaik-baiknya
bits ingin pengguguran, berikan konseling risiko pengguguran
persiapan mengikuti KB
Daftar Pustaka :
85
MATERI7
1. Kekerasan Seksual
87
1.3. Faktor Risiko Terjadinya Kekerasan Seksual Pada Anak
a. Faktor masyarakatlsosial;
Tingkat kriminalitas yang
tinggi Layanan sosial yang
rendah Kemiskinan yang tinggi
Tingkat Pengangguran yang tinggi
Pengaruh pergeseran budaya
Stres pada pengasuh anak
Pengaruh media massa
b. Faktor anak
Prematuritas
Cacat
Anak dengan masalah perilaku atau emosi
1. Aklbat
fI.l1<
• Pembunuhan sampat kematlan.
• Trauma fisik berat, mlsalnya memar berat luar/dalam,
patah tulang, kecacatan.
• Trauma fisik dalam kehamilan, yang berisiko terhadap ibu
dan janin.
• Kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat diikuti
dengan tindakan aborat
• Gangguan psikologis/haid berat, IMS, HIV/AIOS,
komplikasi kehamilan, dan gangguan pencemaan.
2. Aklbat non
flslklmental
• Gangguan mental, misalnya depresi, ketakutan, cemas, rasa
rendah diri, kelelahan kronis, sulit tidur, mimpi buruk,
disfungsi seksual, gangguan makan, ketagihan alkoholl
obat, atau mengisolasikan diri hingga bunuh diri.
• Pengaruh psikologis temadap anak saat ini dan kelak
mereka cenderung melakukan kekerasan seksual juga.
90
Strategi-strategi berikut ini dapat membantu membuat
pelayanan lebihtanggap terhadap kebutuhan korban :
• Meningkatkan ketrampilan cara penerimaan penderita,
mulai dari petugas administrasi, petugas kesehatan, dan
petugas pembantu. .
• MenJaga kualitas pelayanan dalam mengobati
korban kekerasan, antara lain dengan menyusun struktur
pelayanan agar dapat tersedia, terjangkau, dan
dapat diterima; mengembangkan protokol pengobatan
medis dan psikologis para korban; mendukung staf
untuk memberi pelayanan holistik dan empati; serta
mengenali keterbatasan fasilitas kesehatan dan
menyusun mekanisme untuk rujukan medis dan
psikologis.
• Menjaga kerahasiaan
• Mengembangkan pelayanan terintegrasi untuk
menangani korban kekerasan, antara lain dengan
menganjurkan rujukan kasus antar sektor.
• Membuat hubungan dan mendukung
pengembangan kelompok perempuan.
91
penyumbatan mulut.
• Petechiae sekunder pada muka dan conjunctiva, akibat
tercekik.
92
• Gigi yang patah, rahang bawah atau tulang pipi yang
bengkak, cedera mata karena ditinju atau ditampar
rnukanya.
• Nyeri otot atau kekakuan di pundak, tengkuk, lutut, pantat,
atau punggung akibat menahan posisi badan pada posisi
yang memungkinkan penetrasi seksual.
b. Pengobatan
Setelah penderita mengungkapkan tentang kejadian
kekerasan seksual, ia harus menerima pelayanan medis dan
psikologis yang memadai, efektif, dan empatik.
Tabel9
Perawatan Medis dan Psikologis Korban Kekerasan
93
MASALAH PENGOBATAN MEDIS
PERAWATAN PSIKOLOGIS
Kekerasan Obati cedera fisiko Konseling, dukungan
domestik Pastikan ada sebab- kelompok.
(melihat dan sebab fisik untuk kasus-
kejadian pada kasus yang diduga
diri sendiri) kasus psikosomatik
--_. ---------------------~
Berikut beberapa tempat rujukan dan pendampingan untuk
korban kekerasan:
Arah dan tujuan seks yang normal adalah tertuju pada lawan
jenisnya (heteroseks).Pada penyimpanganseksual,arah tersebut
telah berbelok pada obyek lain di mana obyek tersebut dipakai
sebagai cara utama untuk mendapatkan kepuasan seksual.
96
Sentuk penyimpangan perilaku seksual terse but antara
lain adalah:
a. Pedofilia
Adalah melakukan aktivitas seksual dengan memakai
anak kecil sebagai obyek pemuasan seksualnya.
b. Transvetisme
Adalah keadaan seseorang yang mendapat
pemuasan seksual dengan jalan memakai pakaian dari
lawan jenisnya.
c. Exhibisionisme
Adalah orang yang mendapat kepuasan seksual
dengan mempertontonkan genitaliannya di depan orang
lain.
d. Veyeurisme/skopofilia
Adalah orang yang mendapat kepuasan seksual
dengan mengamati orang telanjang atau orang lain
melakukan hubungan seksual
e. Sadisme
adalah orang yang mendapat kepuasan seksual
dengan menyakiti pasangannya, baik secara fisik
maupun psikologis
f. Masokhisme
Adalah seorang mendapatkan kepuasan seksual bila
disakiti oleh pasangannya. .
g. Fotishisme
Adalah seorang mendapat kepuasan seksual
dengan mengambil benda milik lawan jenisnya,
97
seperti sepatu, pakaian dalam, kaos kaki, atau rambut.
h. Transeksualisme
Seorang transeksual akan menolak jenis kelamin
badaniah yang ada padanya, jadi jenis kelamin fisiknya
berbeda dengan
98
jenis kelamin psikologiknya. Keadaan ini menimbulkan
konflik dan tidak adanya ketentraman batin.
Umumnya penderita datang ke dokter dengan keinginan
agar jenis kelamin fisiknya diubah melalui operasi
kelamin.
-.-~---.----------------------
Oaftar Pustaka
7. www.menegpp.go.id
99
Materi Inti 8
100
Media KIE yang digunakan dalam program kesehatan
remaja, bukan hanya ditujukan bagi remaja, namunjuga pada
pihak-pihak lain yang terkait dengan remaja. Remaja adalah
sasaran primer dalam penggunaan materi KIE dalam
program kesehatan remaja. Sasaran sekundemya adalah
orang tua, guru, pemuka agama, pemuka adat, kader, LSM,
dan sebagainya. Sedangkan sasaran tersier antara lain adalah
pemerintah daerah dan pihak pemberi dana.
101
Komunikasi secara umum adalah proses di mana seseorang
mengirimkan pesan kepada orang lain. Pengiriman pesan
102
biasanya dilakukan dengan menggunakan "kata" atau
"bahasa". Agar suatu proses komunikasi dapat
berlangsung, diperlukan adanya beberapa unsur komunikasi.
Unsur-unsurtersebut adalah komunikator, pesan,
penerimalkomunikan, dan umpan balik.
102
-~---------~-------.......,;.;...._-----
3. Faktor dari komunikator
~ cara berbicara tidak jelas, gagap,
dsb
~ tidak bisa menyampaikan pesan secara
baik
~ bukan pendengar yang
baik
4. Faktor lingkungan
~ suasana
bising
~ tempat tidak
privat
2.2. Konseling
104
Konseling yang baik mempunyai 6 langkah kunci, yang
dapat disingkat sebagai GATHER atau SATU TUJU
G - Greet (Berikan salam)
A- Ask (Tanyakan apa masalah klien)
T - Telling (Ungkapkan Informasi sesuai kebutuhan
H- Help klien) (Bantu klien mencapai keputusan)
H- (Jelaskan agar klien ingat)
Explaining (Undang klien untuk kunjungan ulang)
R - Return
b. A-Ask (Tanyakan)
Petugas Kesehatan harus memiliki kemampuan bertanya
yang efektif dan juga kemampuan mendengar aktif pada
jawaban klien. Petugas dapat menanyakan beberapa
pertanyaan untuk mengetahui lebih banyak, namun yang
paling penting adalah pertanyaan yang dapat
mengungkapkan bagaimana perasaan dan keinginan klien.
--_ .. _ .._-----------------
e. E - Explaining (Jelaskan)
Setelah klien membuat keputusan. petugas kesehatan
menjelaskan pada klien apa yang perlu dilakukan
berdasarkan keputusannya tersebut. Bantu klien untuk
mengingat hal-hal tersebut, antara lain dengan memberikan
materi KIE yang dapat dibawa pulang oleh klien.
105
secaratepat.
106
KJP&K yang berhasil baik, selain akan meningkatkan
citra dan kredibilitas pelayanan kesehatan, juga meningkatkan
kualitas dan pemantapan klien dalam meningkatkan
kemandiriannya untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
dirinya.
106
----- --------------------
• Oapat merupakan prevensi tersier karena sudah
terjadi gangguan jiwa
• Remaja mampunyai norma dan nilai-nilai yang spesifik
• Orang dewasa sering kali kurang mampu untuk
menghayati jiwa remaja
• Remaja biasanya tidak mau dinasehati dan
diperlakukan seperti anak kecil
• Remaja menuntut supaya kemampuannya diakui dan
dihargai
• Konselor harus mendekati remaja dengan empati
2.5. Empati
• Empati adalah upaya dan kemampuan untuk
mengerti, menghayati dan menempatkan diri seseorang
di tempat or ang lain sesuai dengan identitasnya
• Menerima orang lain sebagaimana adanya
• Mengerti dan mengahargai nilai dan sistem nilai orang
lain yang diempati
• Tidak bersikap menghakimi, menyalahkan
atau membenarkan
• Oasar empati adalah kasih sayang (compassion)
• Empati berarti selalu bersikap hormat dan
manusiawi terhadap orang lain dan sistem nilai yang
dianutnya
• Empati berbeda dengan simpati yaitu reaksi individu
yang spontan serta melibatkan diri sepenuhnya kepada
apa yang dirasakan oleh orang lain.
• Yang dimaksud dengan nilai dan sistem nilai adalah
segala hal ihwal, baik yang konkret, abstrak maupun
simbolik yang secara subyektif bernilai I bermakna
tinggi bagi seseorang atau sekelompok orang.
107
---
--- --- ---- ---
Daftar Pustaka :
108
--------------'----------------
Materi 9
PENGENALAN GENDER
1. Pengertian Gender
111
masa kanak-kanak di rumah, masalah pergaulan bebas
pad a remaja, kehamilan remaja, aborsi yang
tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan
reproduksi. Status sosial perempuan di masyarakat
merupakan penyebab utama masalah kesehatan
reproduksi yang dihadapi perempuan, karena
menyebabkan mereka kehilangan kendali terhadap
kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya.
111
Dalam kaitan dengan kesehatan reproduksi remaja, hal-hal yang
sering dianggap sebagai isu gender adalah sebagai berikut :
112
4. Setiap upaya mengurangi praktik prostitusi, kaum perempuan
sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi obyek dan
tudingan sumber permasalahan, sementara kaum laki-Iaki
;:-._---- yang mungkin menjadi sumber penularan IMS, tidak pemah
diintervensi dan dikoreksi.
~--;~
113
2.2. Sensitif Gender
114
- --- ~~ -----_--------------
Daftar Pustaka :
115
Doganda
kan
oleh
Badan KoordlnaSI
Kcluarga Bcrencanan
NaSlonal
Kabupaten
Pamekasan
Proyek KI - KPK
Kabupaten Pamekasan
ranun 2003