Anda di halaman 1dari 154

MATERI INTI

PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)


BAGI PETUGAS KESEHATAN
DAFTAR lSI

MATERI INTI:

1. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya 1

2. Persiapan Pra-nikah 29

3. Proses Reproduksi Sehat yang Bertanggung jawab 40

4. Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV - AIDS........... 44

5. Penyalahgunaan NAPZA 57

6. Kehamilan yang Tidak Diinginkan........................................ 80

7. Kekerasan Seksual dan Penyimpangan Perilaku Seksual ... 86

8. KIE I KIPK (Komunikasi, Informasi & Edukasi/Komunikasi


Interpersonal & Konseling) 100

9. Pengenalan Gender :.............................................. 109

iii
Materi Inti 1

TUMBUH KEMBANG REMAJA


DAN PERMASALAHANNYA

Hidup manusia mulai dan bayi, anak, remaja, dewasa, hingga orang tua,
melewati tahapan-tahapan yang cukup rumit. Pertumbuhan dalam segi
jasmani dapat dilihat secara sederhana dengan cara mengukur tinggi dan
berat badan, jadi dalam hal ini diperlukan gizi yang sesuai dengan
kebutuhan, sehingga tercapai kesehatan fisik serta pertumbuhan yang
proporsional.

Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapan


tahapan yangdalam hal ini dimungkinkandengan adanya kontak terhadap
lingkungan.a. tau sekitamya.

Masa remaja dibedakan dalam :


• Masa remaja awal 10 - 13 tahun
• Masa remaja tengah 14 - 16 tahun
• Masa remaja akhir : 17 - 19 tahun

Masa remaja menjadi masa yang begitu khusus dalam hidup manusia,
karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ
reproduksimanusiayang disebut sebagaimasa pubertas.Pubertas berasal
dan kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau
adolescence berasal dan kata adolescere yang berarti dewasa. Proses ini
berlangsung dengan penuh konflik yang mempunyai potensi menjadi
malapetaka keharmonisan hubungan remaja dengan orang-orang di
sekitarnya terutama terhadap orang tuanya dan generasi yang lebih tua.
Sebenarnya, selama tak menimbulkan perpecahan dengan orang tua,
konflikmerupakansatu aspekyang perludalam perkembanganyang sehat.

Masa remaja juga sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menuju
dewasa. Pada masa ini banyakte~adi perubahandalam hal fisik dan
psikis.
Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan kekaeauan
kekacauan batin pada remaja, sehingga masa remaja sering
juga disebut sebagai masa pancaroba. Kondisi ini
menyebabkan remaja dalam kondisi rawan menjalani proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi ini juga
diperberat dengan adanya globalisasi yang ditandai dengan
makin derasnya arus informasi.

Kondisi seseorang pada masa remaja seakan-akan tak menentu


atau dilematik, karena dianggap sebagai anak, remaja sudah
kelihatan besar, dan sebaliknya dianggap dewasa tapi masih
kelihatan keeil. Hal ini menyebabkan masyarakat sulit
menentukan norma yang sesuai bagi remaja. Bila remaja
bersikap seperti anak-anak maka dikatakan tidak pantas,
karena sudah dewasa. Sebaliknya bila bersikap seperti
orang dewasa, dikatakan masih keeil mau berlagak dewasa.

Dari proses perkembangan remaja yang begitu rawan dan


penuh risiko, maka perlu dilihat seberapa tinggi ketahanan
mental remaja dalam menghadapi masalah-masalah dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan ketahanan
mental yang tinggi dan fleksibel, diharapkan remaja
mampu melewati masa transisinya dengan baik sehingga
dapat mencapai kedewasaan tanpa masalah yang berarli.

1. Perubahan Fisik pada


Remaja

Yang spesifik pada pertumbuhan fisik remaja baik laki-Iaki


maupun perempuan adalah kecepatan tumbuhnya (growth
spurt). Pada saat ini pertumbuhan tinggi badan (linier)
terjadi amat cepal. Perbedaan perlumbuhan fisik laki-
Iakidan perempuan adalah pada pertumbuhan organ
9
reproduksinya, di mana akan diproduksi hormon yang
berbeda, penampiJanyang berbeda, serla bentuk tubuh
akibat berkembangnya tanda seks sekunder.

Perubahan fisik yang dlalami oleh remaja


laki-Iaki :
a. Tubuh bertambah berat dan tinggi.
b. Tumbuh rambut-rambuthalusdi daerah pubis, kaki,
tangan,dada, ketiak, dan wajah.
c. Keringat bertambah banyak
d. Kulit dan rambut mulai berminyak, yang kadang
menyebabkan masalah jerawat
e. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang. Tangan
dan kaki bertambah besar
f. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar,
sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi
g. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang
h. Tumbuh jakun
i. Suara berubah.menjadi berat
j. Penis dan buah jakar membesar
k. Mimpi basah

Sedangkan perubahan flsik yang dialami remaja perempuan


:
a. Tubuh bertambah berat dan tinggi
b. Tumbuhnya rambut-rambut halus di daerah pubis dan di
ketiak
c. Payudara membesar
d. Pinggul melebar
e. Kulit dan rambut mulai berminyak
f. Keringat bertambah banyak
g. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
h. Tangan dan kaki bertambah besar
i. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan
membesar,sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi
j. Pantat berkembang lebih besar
k. Indung telur mulai membesar
10
l. Vagina mulai mengeluarkan cairan
m. Menstruasi

Pada saat pubertas terjadi perubahan fisik yang bermakna


sampai pubertas berakhir dan berhenti pada saat dewasa,
keadaan ini terjadi pada semua remaja normal. Yang berbeda
adalah awal mulainya. Mungkin ada remaja laki-Iaki yang
sudah tumbuh kumis tipis, sementara yang lainnya belum.
Hal ini adalah variasi normal perkembangan. Seringkali
perkembangan yang berbeda dengan sebayanya membuat remaja
risau, akan tetapi bila tidak terlalu jauh dengan temanya masih
bisa dianggap normal dan dalam waktu yang tidak lama akan
mengejar ketinggalan pertumbuhan tersebut. Harus diingat
bahwa seorang anak berkembang pada saat yang berbeda
dan dengan kecepatan yang berbeda pula. Mungkin seorang
anak sudah mencapai puncak pertumbuhan pada saat usia
15 tahun, sedangkan yang lainnya baru saja memuJai
pubertasnya.

1.1. Perkembangan Organ Reproduksi Laki-


Iaki

Testis merupakan pabrik testosteron dan


mensekresikannya ke dalam peredaran darah, juga
mengandung sel khusus yang membentuk sperma.
Testis membutuhkan suhu sedikit lebih rendah dari
suhu badan agar dapat berkembang secara normal, hal
inilah yang menyebabkan mengapa testis tergantung di
Juar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut
skrotum. Pada laki laki, ukuran testis yang agak sedikit
berbeda antara kanan dan kiri ini masih normal.

Penis banyak mengandung pembuluh darah dan


syaraf. Dapat berubah dari yang semula kecil dan
lemas menjadi besar dan kaku saat ereksi. Hal ini
terjadi karena terisi dengan darah saat terangsang.
Penis tidak mengandungtuJangdan tidak berbentuk
11
dari otot. Penis ukuran dan bentuknya bervariasi,
namun umumnya bila penis ereksi ukurannya hampir
sama.

Preputium adalah lekukan kulit yang melindungi


glans penis (kepala penis). Yang sangat penting
adaJah mempertahankan daerah ini agar tetap bersih
dan Jembab,maka setiap hari harus ditarik ke belakang
dan glans peniS dicuci. Preputium kadang kadang
diambil secara operatif, hal ini disebut
sirkumsisi/sunat. Tidak ada pertimbangan medik
untuk melakukan sirkumsisi, namun dilakukan pada
beberapa kelompok kepercayaan atau agama tertentu.

Sperma dibentuk terus-menerus selama hidup.


Bentuknya sangat kecil dan hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop. Berbentuk
seperti berudu (kecebong), dapat bergerak
sendiri dengan ekomya. Cairan putih dan kental
yang diproduksi oleh vesikula seminalis dan
kelenjar prostat bercampur dengan sperma
membentuk campuran yang disebut semen.
Epididimis, vas diferens, dan urethra merupakan
pipa saluran untuk jalannya semen. Pada saat
puncak rangsang seksual te~adi orgasme atau
ejakulasi, yaitu semen dipancarkan keluar dari
ujung penis yang ereksi.

a. Stadium Pubertas pada Laki-Iaki

Setama masa pubertas, testis menjadi lebih besar, sperma


mulai terbentuk, dan pada prinsipnya saat tersebut sistem
reproduksi telah matang dan mulai berfungsi. Remaja laki

12
laki mulai mengalami mimpi erotis yang mengakibatkan
keluamya sperma (mimpi basah). Peristiwa inilah yang
dipakai sebagai tanda mulainya pubertas.
Awal pubertas pada remaja laki-laki biasanya dimulai pada
usia 10-13 tahun. Saat mulai pubertas sampal dewasa,
biasanya memerlukan waktu sekitar 4 tahun,yang
stadiumnya dapat dilihat dari alat kelamin dan bulu
pubisnya.
Pubertas terjadi sebelum usia 9 tahun, atau belum juga
terjadi sampai usia 13-15 tahun, harus dikonsultasikan
ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kelainan.

b. Mimpi basah

Selama pubertas, rangsang seksual mudah sekali terjadi.


Ejakulasi dapat terjadi juga pada saat tidur. Hal ini dapat
disebutjuga ejakulasi malam hari (mimpi basah), yang terjadi
secara alamiah dan merupakan jalan untuk memperbarui
semen di dalam tubuh. Mimpi basah adalah hal yang normal
dan tanda dimulainyapubertasyang mudah dikenali. Pakaian
atau piyamaremajalaki-Iakibasahdengan cairan yang sedikit
kental pada saat bangun pagi sesudah mimpi yang
menyebabkanrangsangseksual atau ketakutan pada malam
hari, atau kadang-kadang tidak ingat sesuatu apapun.

c. Masturbasi

Perkembangan pertumbuhan organ-organ reproduksi pada


remaja, akan mempengaruhi kegiatan faal reproduksi yang
salah satunya adalah meningkatnya rangsang-rangsang
seksual dari dalam diri remaja. Selain dari dalam diri remaja
sendiri, hal tersebut juga banyak dipengaruhi oleh faktor
faktor luar seperti majalah, film, dan hal-hal lain yang berbau
porno.

Rangsang-rangsangseksual tersebut juga dipengaruhi oleh


13
sitat ingintahu remaja untuksuatu pengalamandalam dirinya,
maka yang terjadi adalah rangsangan seksual yang
meningkat namun belum mampu mendapatkan penyaluran
seksual secara normal. Kemudian remaja akan berupaya
untuk melepaskan diri dari masalah tersebut dengan cara
merangsangdiri sendiri pada daerah-daerahsensitif seksual.
pada laki-Iaki, salah satu daerah sentitif adalah alat
kelaminnya sendiri. Dengan merangsang alat kelaminnya
sendiri, teradi ereksi dan berakhir dengan ejakulasi.
Dengan demikian produksi sperma yang tertumpuk akan
dilepaskan secara paksa.

Secara biologis hal ini akan sangat membantu


remaja menghadapi problem tersebut, namun dari segi
norma dan agama hal demikian tidak diizinkan, sehingga
pada remaja sadar akan menimbulkan rasa bersalah
atau berdosa. Biasanya untuk mengalihkan perhatian
remaja dari masalah tersebut, remaja disarankan untuk
melakukan keaktifan lain untuk menyalurkan energinya,
misalnya dengan kegiatan hobi atau olah raga.

1.2. Perkembangan Organ Reproduksi Perempuan

Tanda pubertas pada perempuan adalah terjadinya


percepatan pertumbuhan tinggi, buah dada
berkembang, tumbuh rambut pada daerah pubis dan
lengan bawah. Hal ini dimulai pada usia
10-14 tahun. Seorang dapat lebih lambat atau lebih
cepat dari yang lainnya. Untuk perempuan, tanda
utarna dimulainya puber tas relatif lebih nyata
dibanding laki-Iaki, yaitu bila remaja perempuan
mulai menstruasi.

Pada saat pubertas, kelenjar hipofisis yang terletak


pada dasar otak mulai membentuk hormon yang dapat
mengatur rangkaian reaksi di seluruh tubuh. Pada
14
perempuan, diproduksi hormon estrogen.

Vagina, merupakan saluran yang sangat elastis,


panjangnya sekitar8-10 em dan berakhirpada rahim.
Vagina dilalui oleh darah menstruasi pada saat
menstruasi, dan dilewati bayi pada saat
melahirkan. Tempat ini juga untuk berhubungan
kelamin.

Uterus (rahim), bentuknya seperti buah pear,


berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 60
gram, dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm,
tetapi saat hamil mampu membesar seberat
1000 gram dan berisi bayi
sepanjang 50 cm.

Tuba fallopi, merupakan dua saluran pada kanan


dan kiri rahim sepanjang 10 cm terbentang mulai
dan atas uterus sampai ke ovarium.

Ovarium, merupakan dua kelenjar yang


memproduksi hormon seks perempuan. Walaupun
ukurannya hanya sebesar amandel, tiap ovarium
mengandung 150.000-200.000 ovum (sel telur).
Setiap bulan mulai pubertas ovarium biasanya
hanya melepas satu ovum.

Labium mayora (bibir luar), merupakan bibiryang


tebal dan besar yang selalu tertutup, merupakan
pintu masuk ke vagina dan urethra.

15
Labium minora (bibir dalam), merupakan
lipatan kulit yang menjaga jalan masuk ke
vagina.

Klitoris, berada di atas urethra dan dilindungi


lipatan labium minora. Biasanya kecil
sebesar kacang polong, bentuknya
menyerupai penis, terisi dengan darah pada saat
ada rangsangan seksual. Puncak dari rangsangan
disebut orgasme.

Serviks (Ieher rahim), merupakan daerah


bagian bawah rahim yang berhubungan
dengan bag ian atas vagina. Serviks
memproduksi cairan berlendir (mucus).
Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini
menjadi banyak, elastik, dan licin. Hal ini
membantu sperma untuk mencapai uterus dan
tuba fallopi yang kemudian membuahi ovum.

Permukaan dalam uterus menjadi tebal karena


adanya pembuluh darah, kelenjar, dan cairan.
Bila tidak ada telur yang dibuahi yang akan
mempergunakan makanan yang telah
dipersiapkan ini, maka lapisan tadi akan
terlepas melalui vagina.
Proses untuk mempersiapkan uterus tersebut
memakan waktu kira-kira 1 bulan, inilah yang
disebut dengan siklus menstruasi. Walaupun
rata-rata periodenya datang setiap 28 hari, hal
ini dapat bervariasi pada setiap perempuan.
Periode ini juga sangat tidak teratur pada 2-3
tahun pertama mulai menstruasi.

16
a. Konsepsi

Sekitar 14 hari sebelum periode menstruasi yang


akan datang, satu ovum dilepas dari ovarium.
Peristiwa ini disebut ovulasi. Konsepsi terjadi
sekitar saat ovulasi, yang dipengaruhi oleh
keadaan stres, sakit, rangsangseksual, atau
perubahan dari keadaan rutin sebelumnya, sehingga
pada beberapa kasus sulit diramalkan saat
timbulnya kehamilan atau konsepsi. Untuk
teradinya konsepsi diperlukan sperma yang
bertemu dengan ovum di dalam tuba fallopi,
dan kemudian hasil konsepsitersebut
berkembangterus menjadi bayi. Setiap kali ejakulasi
pada saat berhubungan kelamin, dikeluarkan 1-2
sendok teh cairan semen yang mengandung berjuta-
juta sperma. Sedangkan untuk membuahi satu ovum
hanya diperlukan satu sperma saja. Dengan
demikian perlu dimengerti bahwa seorang
perempuan dapat menjadi hamil bila terdapat semen
baik di dalam ataupun di sekitar (diluar) vagina,
apabua sperma yang terkandung dalam semen
tersebut mampu bergerak ke dalam rahim dan
mencapai ovum di tuba fallopi.

b. Menstruasi

Pada masa awal remaja perempuan mengalami


menstruasi, mungkin siklusnya belum teratur, dapat
terjadi 2 kali dalam sebulan, atau beberapa bulan
tidak menstruasi lagi. Hal ini berlangsung kira-kira 3
tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang
teratur.Apabila siklus menstruasi sudah pasti, maka
dapat diramalkan akan berjalan terus secara teratur
sampai sekitar usia 50 tahun, saat perempuan
berhenti menstruasi, yang disebut menapouse.
17
Pada saat menstruasi remaja dapat tetap melakukan
kegiatan sehari-harinya seperti biasa. Mandi seperti
biasa, begitu juga dengan mencuci rambut,
walaupun pada saat menstruasi keJenjar keringat
Jebih aktif, sehingga kebersihan diri pada saat ini
lebih penting. Kadang beberapa remaja mempunyai
perasaan tidak enak pada daerah perut bag ian
bawah atau pelvis beberapa saat sebelum peri ode
menstruasi dimulai, atau pada 12 jam pertama
sesudah menstruasi dimulai. Biasanya gejala ini
hilang sendiri sesudah menstruasi berlanjut.

Walaupun ada pengalaman beberapa anak perempuan


yang mengalami buang air besar tanpa terasa
beberapa saat sebelum menstruasi dimulai, namun
yang lebih sering adalah konstipasi, biasanya ini
dapat dikurangi dengan minum banyak air, makan
buah lebih banyak, sayuran, makanan yang
mengandung biji-bijian, dan olah raga yang teratur,
tidak diperlukan obat-obatan pencahar. Beberapa
perempuan merasakan kram atau sakit selama
menstruasi, ini disebut dismenorrhoea. Rasa
kram ini mungkin disebabkan oleh hormon
prostaglandin yang berlebihan yang
menyebabkan rahim berkontraksi. Apabila ini
terjadl maka ada beberapa hal yang dapat
membantu antara lain olahraga atau yoga, juga
dapat diatasi dengan menempatkan botol berisi air
panas di perut. apabila dengan ini tidak
berkurang, maka dapat dipakai obat-obatan.

c. Cairan vagina

Pada saat pubertas, dinding vagina menebal dan


vagina memproduksi sedikit cairan. Hal ini dapat

18
dibedakan dengan sekresi pada saat sirklus
menstruasi, misalnya pada saat ovulasi cairan
lebih encer, jernih, dan tidak lengket seperti
putih telur, hal ini normal dan sehat.

Vagina dapat membersihkan dirinya sendiri,


tidak membutuhkan parfum, dan memang hal ini
harus dihindarkan supaya tidak terjadi iritasi.
Jangan memakai celana dalam yang terbuat
dari plastik karena tidak teradi sirkulasi udara
dan suhu menjadi panas dan lembab,
sehingga menjadi media untuk berkembang
biaknya kuman. Sesuai dengan hal itu, vagina
yang mengeluarkan cairan yang banyak sekali
menunjukkan adanya infeksi, misalnya cairan
yang banyak dan berwarna putih kuning seperti
keju, berbau seperti jamur, ini merupakan tanda
dari infeksi jamur (Candida albicans). Keadaan
ini sering didapati dan diobati dengan mudah,
tetapi penyakit lain misalnya penyakit menular
seksual juga dapat menyebabkan cairan vagina
yang, berlebihan, jadi apabila ada cairan vagina
yang berlebihan di luar dari biasanya, harus
konsultasi dokter

d. Stadium pubertas pada perempuan

Pertumbuhan buah dada (payudara)


Pad a saat pubertas, buah dada berkembang.
Pertumbuhan buah dada dapat dipakai sebagai
salah satu indikator maturitas perempuan.
Pertumbuhan payudara dapat diurutkan sebagai
berikut :

19
Tabel 1
Stadum Pubertas pada Perempuan
Stadium I Hanya berupa penonjolan puting, dan sedikit
pembengkakanjejaring di bawahnya,stadium ini
terjadi pada usia 10-12 tahun.

Stadium II Payudaramulai sedikit membesardi sekitar


puting dan areola(daerahhitamdi
seputarputing),disertai dengan perluasan areola.

StadiumIII Areola, puting susu dan jejaring


payudaratampak semakin menonjol dan
membesar, tetapi areola dan puling masih
belum tampak terpisah dari jejaring
sekitamya.

Stadium IV Puting susu dan areola tampak menonjol dari


jejaring sekitarnya.

StadiumV Stadiummatang,papila menonjol,areola melebar,


jejaring payudara membesar dan menonjol
membentuk payudaradewasa.

Salah satu buah dada dapat tumbuh lebih besar dari yang
lain, namun perbedaanya tidak terlalu mencolok. Harus
diingat, besar kecilnya payudara dipengaruhi faktor
keturunan, dan ini dapat berbeda dari generasi ke generasi
dalam keluarga.

Daerah puting susu merupakan daerah seksual yang sensitif.


Pada perempuan yang sudah mempunyai anak, buah dada

20
memproduksi dan menyimpan air susu ibu (ASI). yaitu
makanan bayi yang paling utama dan seharusnya diberikan
pertama kali ke bayi. Kemampuan memproduksi ASI
tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya payudara.

Pertumbuhan Rambut
Problem lain yang mungkin terjadi pada pubertas adalah
pertumbuhan ram but. Beberapa anak perempuan dapat
tumbuh rambutyang banyak sekali atau tumbuh kumis yang
tipis. hal ini normal. Rambut yang lepas secara berlebihan
dapat pula terjadi, dan hal ini akan hilang dengan
sendirinya. namun demikian blla terjadi dalam jangka
waktu yang lama atau beberapa anak tidak menginginkan
tumbuhnya rambut yang berlebihan. mereka dapat
menghubungi dokter.

Yang penting untuk dinilai sebenarnya adalah pertumbuhan


rambut pubis yang dapat dibedakan seperti terlihat pada tabel
3 di halaman berikut.

Tabel 2
Stadium Pertumbuhan Rambut Pubis

Stadium I Bulu halus pubis. tetapi tidak mencapai dinding


abdomen.

Stadium II Pertumbuhan rambut tipis panjang. halus agak


kehitamanatau sedikit keriting;tampak sepanjang
labia.

Stadium III Rambut lebih gelap. lebih kasar, keriting.


dan meluas sampai batas pubis.

Stadium IV Rambut sudah semakin dewasa. tetapi tak ada


pertumbuhan ke permukaan medial paha.

Stadium V Rambut pubis dewasa, terdistribusi dalam


bentuk segitiga terbalik. penyebaran mencapai
bagian medial paha.
14
2. Perkembangan PSikologis Pad a Remaja

2.1. Perkembangan Psikologis

Menurut Erickson (1963), pencarian identitas diri mulai


dirintis seseorang pada usia yang sangat muda, yaitu sekitar
usia remaja muda. Pencarian identitas diri berarti pencarian
diri sendiri, di mana remaja ingin tahu kedudukan dan
perannya dalam lingkungannya,di samping ingin tahu juga
tentang dirinya sendiri yang menyangkut soal apa dan siapa
dia, semua yang berhubungan dengan "aku" ingin diselidiki
dan dikenalnya.

Pada usia 12 - 15 tahun, pencarian identitas diri masih berada


pada tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan
yang seringdiungkapkandalam bentuk kemauanyang tidak dapat
• dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan
kemampuan orang lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka
akan memaksa agar kemauannya dipenuhi. Ini merupakan
suatu bentuk awal dari pencarian "aku" yang dapat menjadi
masalah bagi lingkungannya.Gejala lain yang
menguatkandugaan bahwa remaja ingin mencari dirinya adalah
perilakunya yang cenderung untuk melepaskan diri dari ikatan
orang tuanya. Remaja akan lebih suka melakukan kegiatan
pribadi atau berkumpul dengan teman-temannya di luar
dibandingkan bersama orang tuanya.

Secara emosional remaja ingin disapih, sekalipun tetap


masih ingin dikasihi. Remaja mendambakan diperlakukan
seperti or ang dewasa, serta am at puas bila pribadinya
dihargai. Penghargaan sosial remaja untuk diakui sebagai
orang dewasa di lingkungannya sering mengalami
hambatan di lingkungan sosialnya karena kondisi psikisnya
yang belum memadai, maka tekanan-tekanan sosial tersebut
dapat menjadikan remaja mengalami kecemasan dan
ketegangan.
15
Penyesuaian terhadap lingkungan baru akan dapat terjadi
masalah bagi remaja karena meninggalkan dunia ariak-anak
berarti memasuki dunia baru yang penuh dengan tuntutan-
tuntutan baru, dunia baru belum dikenalnya betul padahal ia
sudah meninggalkan dunia lama. Bila tidak mampu memenuhi
tuntutan dunia barunya sering timbul perasaan-perasaan
tidak mampu yang mendalam.

Pergaulan dengan lawan jenisnya juga dapat menjadi sesuatu


yang mencakam bagi remaja.~Bila mengalami hambatan, maka
remaja akan menarikdiri dari lingkungan sosialnya. Masalah
lain yang dihadapi remaia dengan lingkungan sosialnya
adalah masalah-masalah disekolah yang membutuhkan
penyesuaian dalam belajar, membagi waktu luang, dan
penyesuaian yang berbeda dengan teman-temannya.
Penyesuaian diri terhadap situasi baru selalu menimbulkan
ketegangan, Untuk itu remaja dituntut untuk selalu dapat
menyesuaikan dengan cepat.

Akibat perkembangan kelenjar kelamin remaja, maka mulai


timbul perhatian pada remaja terhadap lawan jenisnya, bahkan
hal ini merupakan tanda yang khas bahwa masa remaja sudah
dimulai. Proses percintaan remaja dimulai dari :

a. "Crush"
Ditandai oleh adanya saling membenci antara anak laki-Iaki
dan perempuan. Penyaluran cinta pada saat ini adalah
memujaorang yang lebihtua dan sejenis,bentuknyamisalnya
memuja pahlawan dalam cerita film.

b. "Hero-worshiping"
Mempunyai persamaan dengan crush, yaitu pemujaan
terhadap orang yang lebih tua tetapi yang berlawanan.
Kadang yang dikagumi tidak juga dikenal.

c. "Boy Crazy dan Girl Crazy"


Pada masainl kasih sayang remaja ditujukan kepadateman
16
teman sebaya, kadang saling perhatian antara anak laki-Iaki
dengan anak perempuan.

17
d. "Puppy Love" (cinta monyet)
Cinta remaja sudah mulai tertuju pada satu orang, tetapi
sifatnya belum stabil sehingga kadang-kadang masih ganti ganti
pasangan.

e. "Romantic Love"
Cinta remaja menemukan sasarannya dan percintaannya sudah
stabil dan tidak jarang berakhir dengan perkawinan.

1.2. Emosi

Emosi adalah perasaan yang mendalam yang biasanya


menimbulkan perbuatan atau perilaku. Perasaan dapat dipakai
berkaitan dengan keadaan fisik atau psikis sedangkan emosi hanya
dapat dipakai untuk keadaan psikis saja.

Pada masa remaja, kepekaan emosi menjadi meningkat,


sehinggarangsangsedikitsaja sudah menimbulkanluapan emosi yang
besar,misalnyamenjadimarahatau menangis.Masa remaja
didominasi oleh peran emosi, hal ini dapat dilihat dari seleranya
tentang lagu, buku bacaan, tingkah ·'akunya naik kendaraan.
Kepekaan emosi remaja yang meningkat biasanya akan dibawa ke
mana-manamisal: putus pacar maka prestasinyaakan dibawa ke
sekolah, ke rumah, di jalan dan bahkan dapat mempengaruhi
prestasinya. Kepekaan emosi yang meningkat dapat berbentuk:
menyendiri, mudah marah, gelisah dengan bentuk tingkah laku
seperti menggigit kuku, garuk-garuk, dan sebagainya, merusak
benda-benda, mencoret-coret, suka berkelahi, atau bahkan tak ada
selera rnakan.

1.3.Perkembangan Kecerdasan

Dalam masa remaja, perkembangan intelegensia masih


berlangsung sampai usia 21 tahun. Dari perkembangan
intelegensia ini maka remaja lebih suka belajar sesuatu yang
mengandung logika yang dapat untuk mengerti hubungan antara hal
18
yang satu dengan yang lainnya. Imajinasi remaja juga
menunjukkan kemajuan, hal ini ditandai dengan banyak prestasi
yang dicapai remaja misalnya mengarang lagu, membuat
karangan ilmiah, membuat sajak, dan prestasi-prestasi lainnya
yang menggambarkan kemampuan intelegensia dan imajinasi
remaja.
Dari perkembangan intelektual akan terjadi kemajuan-
kemajuan seperti mampu mengadakan generalisasi, mampu
melihat relasi antara hal yang satu dengan yang lain,
mampu mengadakan pembicaraan intelektual, senang
mengkritik, dan mampu berpikir secara abstrak.

2. Permasalahan Remaja

Bila ditelitilebih lanjut,kesulitandan problematikayang


dihadapiremaja sangat kompleks. Kebutuhan remaja di desa
dengan di kota sangat berbeda. Bagi seorang remaja di desa, bila
telah kelihatan besar dan mampu, dia-akandikawinkan oleh orang
tuanya atau akan bekerja membantu orang tuanya sampal mereka
bisa mandiri dan berumah tangga sendiri, sehingga praktis
keinginannya tak banyak,
serta beberapa kebutuhannya telah dapat terpenuhi. Tetapi para
remaja yang hidup di kota, kehidupan mereka semakin kompleks.
Oemikian pula latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda,
menyebabkansemakin komplekskebutuhantersebut, sehinggatimbul
problematik yang berbeda-beda pula. Bila ditelusuri lebih lanjut,
temyata priontas-priorltas kebutuhan atau problematika masing
masing individu berbeda-beda. Tetapi bita diambil secara rata-rata,
maka pada umumnya hampir sama.

Oi bawah ini dicoba diuraikan bermacam-macam probJematik para


remaja berdasarkan urutan-uratan prioritas :

a. Pemilihan pekerjaan dan kesempatanbelajar


ApabiJa yang dipilih pekerjaan yang sederhana, maka mudah
melaksanakannya.Akan tetapi bila yang dipilih adalah
19
pekerjaan pakerjaan sulit dan hal ini memerJukansuatu
keeernpatanbelajar yang sulit pula serta membutuhkan
waktu yang panjang, penyesuaian juga sulit serta bersifat
selektif. Pada umumnya remaja tidak tahu akan hal ini,
mereka melihat sesuatu tanpa ada penjelasan yang
menerangkan bagaimana caranyal prosedumya untuk
mencapai hal tersebut.

b. Sekolah
Sekolah merupakanlembaga sosial bagi remaja, dimana aktivitas
banyak dilakukan. Sekolah merupakan sumber ilmu dengan anggota
yang sebaya, bersama-sama memperoleh bimbingan
pendidikan.Problemnyaantara lain belajar dan ujian yang banyak
menyita waktu :serta pola belajar yang selalu berubah-ubah.
Pelajaran teori sangat banyak diperoleh, dibandingkan dengan
pelajaran praktik yang sangat sedikit. Guru pun pada umumnya
hanya memperhatikan murid-murid yang pandai. .

c. Kesehatan
Bidang kesehatan yang menjadi perhatian remaja antara lain:
• Pertumbuhanbadan memerlukanmakananyang sesuai, baik
dalam kualitas maupun kuantitas
• Perlu perawatan tubuh agar tetap menarik
• Larangan merokok yang datang dari orang tua
• Timbulnya penyakit-penyakit tertentu terutama sakit kepala
banyak dialami oleh remaja putri
• Perubahan-perubahanpada alat kelamin.

d. Jerawat
Masalah jerawat pada remaja terkait erat dengan penampilan
mereka. Jerawat yang memperburuk penampilan dapat
menimbulkan rasa rendah diri dalam pergaulan.
Jerawat disebabkan oleh aktifitas yang tinggi dari kelenjar
sebaseus yang berada di bawah permukaan kulit. Kelenjar ini
memproduksi sebum, merupakan minyak alami yang menjaga kulit
agar tetap lembut. Hormon yang menjadi aktif selama pu bertas
menyebabkan kelenjar sebaseus tumbuh menjadi besar dan
20
memproduksisebum lebihbanyak.Sebum menjadilebihtebal dan
alirannya menjadi lebih lambat sehingga cenderung
menyebabkan menutupnya pori-pori. Untuk mengurangi jerawat
penting sekali menganjurkan kepada remaja untuk banyak makan
buah segar dan sayur-sayuran, serta dihindari makan makanan
yang terlalu banyak mengandung banyak lemak. Pada kasus
yang berat, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter.

e. Keuangan
Remaja membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya,
yang dianggap penting oleh remaja adalah :
~ Makananljajan
~ Pakaianlperlengkapan
~ Hiburan

Pada umumnya pemakaian uang oleh remaja dianggap oleh


orang tua:
~ Semaunya sendiri
• Meniru teman-
temannya
• Tak tahu kebutuhan yang penting dan yang tidak
perlu
• Instrospeksi
yang kurang

f. Seks
Remaja secara fisik sudah siap untuk berhubungan seksual,
namun norma dan agamatidak mengizinkanhal tersebut
sebelum pemikahan, sedangkan dari sudut kesiapan sosial
ekonomi remaja juga belum siap. Hal ini merupakan konflik
yang cukup berat bagi remaja. Hubungan seks pra nikah yang
dilakukan remaja yang hanya memiliki pengetahuan
minimal tentang kesehatanreproduksiakan
cenderungmengakibatkankehamilan pra nikah serta risiko
penyakit hubungan seksual.
Remaja banyak tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang
seks, pada umumnya informasi tersebut diperoleh dari tukang
21
obatljamu, buku-buku,dan sumber-sumberyang tak bertanggung
jawab.
Sebenarnya remaja ingin tahu tentang:
~ 8ahaya dan akibat hubungan seks
~ Masturbasi/onani
~ Pollutio (mimpi mengeluarkan air
mani)
~ Menstruasi

22
g. Persiapan berkeluarga
Persiapan berkeluarga banyak dialami oleh remaja perempuan
daripada laki-Iaki. Remaja tak tahu, bagaimana memilih jodoh
yang sesuai. Pertimbangan apa saja yang perlu dikemukakan,
apa fungsi suami dan isteri itu. Pada umumnya mereka belum
tahu tentang hal-hal tersebut.

h. Keluarga Seringterjadi pertikaianantararemajadengan orang


tua. Menurut remaja,orang tua hanya bisa mendikte,
menyuruh,dan melarang. Problemnya adalah orang tua acuh
terhadap kegiatan remaja, terutama terhadap teman-
temannya. Orang tua kurang memperhatikan hubungan
remaja dengan teman-temannya.

i. Emosi
Pada umumnya remaja malu mengeluarkan pendapat. Tak mau
dicela dan mau benar sendiri. Sering benci dan sulit toleran,
juga sulit menyesuaikan diri dengan sekitarnya.

j. Perubahan pribadi
Pada umumnya remaja benci dengan sifat-sifat sombong. Sulit
bergaul dengan orang-orang yang belum dikenal, malu untuk
tampil di muka umum. Menganggap dirinya tidak serasi, maka
untuk tampil di muka umum dirinya perlu dibuat serasi terlebih
dahulu. Kadang-kadangremajamenyendiridan melamunkanhal
hal yang menjadikan pikirannya kacau.

k. Mengisi waktu luang


Secara praktis,waktu luangremajadi luar sekolah sangat
banyak. Remaja tidak tahu apa yang akan diperbuat dengan
waktu senggang tersebut. Cara pengisiannya dengan rekreasi,
olah raga, dsb. Hal ini akan menimbulkan pertikaian dengan
orang tuanya, dilihat dari segi biaya maupun waktu keluar
rumahnya. Demikian pula dalam masalah dengan teman-
temannya dalam mengisi kesibukan dengan ternan sejenis
maupun dengan lawan janis. Remaja sering kali mempunyai
23
perasaan malu dan I(urang enak dengan kelompok anak yang
seusia. Sekitar usia 13-14

24
tahun, anak perempuan biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan anak laki-Iaki yang seusia, anak laki-
Iaki akan mengejar kekurangan ini kemudian. Ini dapat
menyebabkan perasaan anak perempuan lebih canggung.
Untuk ini maka sebaiknya remaja mencari ternan
kelompok yang sesuai dengan seleranya, sehingga
remaja dapat lebih tenang, dan hubungan dengan
sebayanya menjadi lebih nyaman. Biasanya remaja pada
usia ini sering bentrok dengan anak gadis yang lebih
tua atau perempuan dewasa, hal ini masih normal.

I. Agama dan akhlak


Pada umumnya remaja ragu-ragu terhadap agama itu sendiri,
oleh karena mereka berfikir seeara logika yang kadang-kadang
tak sesuai dengan ilmu yang diperolehnya di sekolah. Mereka
menganggap agama hanyalah menghambat kehidupan.

m. Mitos
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat yang
sebenamya
belum/tidak terbukti kebenarannya tetapi dipercaya sebagai
kebenaran dan berpengaruh terhadap keyakinan serta perilaku
reproduksi remaja.

n. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial temyata banyak pengaruhnya, baik dari adat
istiadat, budaya nasional, maupun budaya asing. Pada
umumnya remaja menyukai hal-hal yang baru, terutama yang
asing.

o. Politik
Kehidupan poUtikjuga mempengaruhi remaja, dalam keadaan
wajar remajabisa bebas mengembangkandirinyatanpa tekanan
tekanan politik.

25
Demikian banyak problem yang dihadapi remaja sehingga tidak
perlu heran apabila remaja mengalami banyak konflik yang
akhirnya menimbulkan reaksi menarik diri atau melarikan diri ke
hal-hal yang negatif. Hal tersebut pertudihayatibersarna,dan orang
tua hendaknya dapat bertindak membimbing mereka sebaik-
baiknya sehingga

26
mereka semua dapat melewati masa remaja yang penuh problematika
dengan baik pula.

Dalam kaitan dengan kesehatan reproduksi, secara sing kat dapat


teridentifikasi dari berbagai penelitian, masstah-masalah yang terkait
langsung dengan fungsi dan proses reproduksl remaja, yaitu :
~ Remaja seksual aktif sebelum tercapai kematangan mental dan
soslal
~ Kehamilan yang tidak diinginkan
remaja
~ Kondisi remaja yang tidak menunjang kehamilan sehat (anemia,
kurang energi dan kalon, dan sebagainya)
~ Percobaan pengguguran kandungan yang tidak aman oleh tenaga
yang tidak terlatih
~ Terkena infeksi penyakit menular seksual, termasuk risiko infeksi
HIV
~ Risiko berganti·ganti pasangan seksual
~ Risiko komplikasi kehamilan dan
persalinan
~ Risiko melahirkan bayi BBLR dan kelainan
lainnya.

24
Daftar Pustaka :

1. Oepartemen Kesehatan RI. Materi Pelatihan Bimbingan dan


Penyuluhan KRR bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Oepkes. 2000

2. BKKBN.MembantuRemajamemahamiDirinya.Jakarta:
BKKBN.2001

23
Lamplran

Pertanyaan-pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Remaja

1. Bagalmana klta blaa tahu kalau perempuan itu sudah tldak


perawan?
Tldak bisa dilihat. Selaput dara merupakan selaput tipis yang terdapat di
dalam liang vagina. Selaput ini mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda, ada yang tebal, ada yang tipis, bentuknya ada yang
berlubang-Iubang,besar, maupun keeil.·Robeknya seIaput dara belum
tentu karena telah melakukan hubungan seksual (masuknya penis ke
vagina, tetapi bisa juga karena kecelakaan, kegiatan olah raga yang
berat, atau pemah masturbasidengan memasukkan suatu benda ke dalam
vagina). Kits tidak bisa melihat masih perawan atau tidaknya seorang
perempuan dengan melihat cara jalannya, payudara turun, atau pantat
turun, seperti mitos yang masih ada dalam masyarakat kita.
Keperawananmerugikan perempuan bila hanya dilihat dari masih utuh atau
robeknya selaput dara.

2~ Mengapa ada perempuan yang menstruasinya tidak teratur?


Menstruasi adalah peristiwa luruhnya lapisan dinding dalam rahim
yang banyak mengandung darah. Peristiwa ini terjacli setiap bulan dan
berlangsungselama 3-7 hari.Waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya hari pertama menstruasi pada periode berikutnya disebut dengan
siklus menstruasi. Pada sebagaian perempuan, siklus tersebut tidak sama.
Umumnya berlangsung + 28 hari. Namun ada juga yang antara 20-35
hari. Pada remaja memang biasanya mempunyai siklus yang belum
teratur. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis. Apalagi pad a
masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin
dewasa biasanya sikll..lsmenstruasi lebih teratur walau tetap saja bisa maju
atau mundur beberapa hari karena faktor stres atau kelelahan.

26
3. Mengapa bila sedang rnenstruasi kepala sering terasa pusing,
perut agak mual, dan terasa sakit?
Rasa sakit pada perut ketika menstruasi disebabkan oleh kontraksi
rahim guna meluruhkan dinding dalam rahim dan menghentikan
perdarahan. Tetapi pada beberapa wan ita rasa sakit yang terjadi
disebabkan oleh adanya kelainan organ reproduksi, misalnya
mengalami endometriosis sehingga rasa sakit yang dialami akan
sangat sakit, sampai terkadang jatuh pingsan. Pada kasus ini
diperlukan perawatan medis dan harus segera diperiksakan ke dokter.
Kepala yang sakit dan rasa mual merupakan reaksi tubuh terhadap
menurunnya honnon progesteron secara drastis.

4. Apakah onani dapat menimbulkan kemandulan atau cacat pada


keturunanya?
Onani tidak menimbulkan risiko fisik seperti mandul, impotensi,
atau cacat, asa'dilakukan secara aman, tidak menimbulkan luka dan
infeksi. Risiko ftsik biasanya berupa kelelahan. Pengaruh onani
biasanya bersifat psikologis seperti perasaan bersalah dan
berdosa, dan kadamya juga berbeda-beda pad a setiap orang.

5. Apakah dengan petting bisa menyebabkankehamilan?


Petting adalah melakukan hubungan seks dengan atau tanpa pakaian
tetapi tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam vagina. Walaupun
tanpa melepaskan pakaian dan penetrasi, petting tetap dapat
menimbufkan kehamilan karena sperma tetap bisa masuk ke dalam
rahitn. Ketika terangsang perempuan akan mengeluarkan cairan yang
mempennudah masuknya sperma ke dalam rahim, dan sperma sendiri
mempunyai kekuatan untuk berenang masuk ke dalam rahim jika
tertumpah pada celana dalam yang dikenakan si perempuan, apalagi
jika langsung mengenai bibir kemaluan.

6. Mengapa pada usia remaja dorongan seks meningkat dan bagaimana


mengurangi gairah seks yang meningkat?
Seorang remaja mengalami masa pubertas, sedang mengalami
pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi seksual. Pertumbuhan ini

2
S
juga dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual yang tetah
berfungsi yaitu testosteron untuk laki-Iaki dan progesteron serta
estrogen untuk perempuan. Hormon-hormon ini juga
berpengaruh pada dorongan seksual. Pada masa pubertas,
seseorang mulai merasakan peningkatan dorongan seksual.
Ada beberapa aitematif yang dapat mengurangi gairah seks
yang menggebu-gebu, yaitu menghindart bacaan atau gambar-
gambar porno, cart kegiatan positif untuk mengisi waldu luang,
mengembangkan diri, serta menyalurkan energi kepada hal-hal
yang positif dan produldif, misalnya dengan olah raga atau
menyalurkan bakat seni.

7. Apakah IMS dapat dicegah dengan mencuci alat kelamin atau


dengan minum antibiotik?
Tidak ada sabun atau desinfektan yang dapat mencegah IMS. Pada
perempuan, mencuci bagian dalam vagina justru akan mempertinggi.
risiko terkena vaginitis (keputihan yang disebabkan balderi).
Demikian pula minum antibiotik tidak bisa mencegah IMS,
walaupun antibiotik terkadang dapat menyembuhkan bagian IMS
sesudah seseorang terinfeksi.

8. Bagaimana HIV bekerja di dalam tubuh manusia?


HIV dengan perantaraan darah, sperma, atau cairan vagina masuk
ke dalam aliran pembuluh darah. Kemudian HIV menyerang sistem
kekebalan tubuh orang tersebut. Sesudah beberapa tahun, jumlah
HIV menjadi sangat banyak sehingga sistem kekebalan tubuh tidak
mampu lagi melawan bibit penyakit yang masuk. Penyakit yang
pada orang biasa tidak berbahaya, akan menjadi sangat berbahaya
untuk orang dengan HIV, karena sistem kekebalan tubuhnya sudah
menjadi sangat lemah.

9. Pacaran yang bagaimanakah supaya tidak menjurus ke hubungan


seks?
Sedapat mungkin hindari kontak bagian tubuh yang cukup sensitif
atau biasa disebut daerah erogen, seperti bibir, payudara,puting susu,
27
pinggang, pantat, bagian dalam paha, dan daerah kelamin. Tentunya
tiap orang tidak selalu sarna dalam memiliki daerah erogen tersebut.
Bagian-bagian tersebut mengandung syaraf yang cukup peka

28
sehingga jika disentuh dapat mendorong timbulnya nafsu
seksual. Selain itu juga harus dilakukan dengan
mempertimbangkan konsekuensinya.
Saling mengingatkan pada pacaran perlu dibicarakan
bersama
pasangan, pilihan-pilihan tentang aktivitas selama pacaran. Perlu
juga memikirkan bagaimana pendapat orang tua dan
masyarakat sekitar kita. Pikirkan konsekuensi siap atau
tidaknya, seperti bila hamil, terpaksa menjadi orang tua muda,
terkena IMS, dll.

Sumber:
PKBI. TanyaJawab SeputarSeksualitas Remaja, Yogyakarta:Lentera
Sahaja, 1999.

29
Materi Inti 2

PERSIAPAN PRA NIKAH

Masa pemikahan merupakan masa penting dalam kehidupan manusia


dimana laki-Iaki dan perempuan perlu mempersiapkan diri masing-
masing baik dari aspek fisik, mental,.maupunpsikososialnya. Persiapan
memasuki "hidup baru" tersebut untuk bekal menghadapi keadaan yang
akan te~adi pada dirinya karena, kehidupan perkawinan dapat
dikatakan berbeda dibanding sebelum perkawinan. Khususnya bagi
calon pengantin perempuanbanyak hal-hal yang berkaitan dengan
masalah gizi, persiapan mental, kesehatan reproduksi perlu diketahui,
karena akan mengalami proses kehamilan, persalinan dan proses
perawatan anak termasuk menyusui.

Karena hal tersebut di atas maka setiap calon pengantin perlu melakukan
pemeriksaan kesehatan umum baik fisik, psikis maupun sosial untuk
menunjang persiapan menuju kehidupan perkawinan. Persiapan

30
pemikahanyang baik akan dapat mengatasi asalah negatif yang
masalah.m.
mengancam, dan selanjutnya melalui persiapan tersebut diharapkan
perkawinan tersebut langgeng dalam suatu keluarga bahagia, dl mana
semua anggota keluarga menjaHnhubungan yang harmonis.

Norma perkawinan :

Perkawinan menurut UU Perkawinan No. 1 11974 adalah ikatan lahir


batin antaraseorangpria denganseorang perempuansebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhana~ Yang Maha Esa.

Perubahan norma, nilai dan tatanan kehidupan di masyarakat, khususnya


di kota-kota besar cenderung mengakibatkan.meningkatnya perceraian.
Kegagalan perkawinan ini menyebabkan penderitaan pada setiap anggota

31
keluarga yang terlibat, baik suami, istri maupun anak-anaknya.
Penderitaan ini dapat menjadi berkepanjangan dan mempengaruhi
kehidupan masa depannya.

Pola kehidupan pada jaman dulu sebagian besar orang


menggantungkan diri pada nasib tanpa suatu harapan nyata. Namun
sekarang hampjrsemua orang yang akan menikah mempunyai harapan.
yang akan dicapainya sesudah menikah. Tidak mudah mempersatukan
dua pribadi perempuan dan pria yang berbeda, suatu perkawinan tidak
dapat diharapkan langsung berhasil tanpa persiapan yang matang.

1. Peran Puskesmas dalam Persiapan Pra Nikah

Peran Puskesmas dalam persiapan pra nikah adalah dengan


memberikan pelayanan kesehatan dasar dan konseling pra nikah
terhadap pasangan calon pengatin. Namun sebelum memberikan
pelayanan ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memberdayakan mftra kerja seperti KUA, LSM, termasuk juga
Tokoh Masyarakat (TOMA), serta Tokoh Agama (TOGA).
Dengan memberdayakan mereka, diharapkan mitra kerja
mampu meningkatkan "demand" dari masyarakat terhadap
perlunya pemeriksaan kesehatan dan konseting pra nikah.

2. Hal-hal panting yang perlu dipersiapkan dalam masa pranlkah

2.1. Persiapan fisik

a. Pemeriksaan Kesehatan· Pranikah

Bagi setiap calon pengantin yang akan melangsungkan


pemikahan pertu dilakukan pemeriksaan kesehatan, untuk
mengetahui secara dini penyakit-penyakit tertentu yang ada
pada calon pengantin tersebut. Karena keadaan ini dapat
dipengaruhi bila kedua calon tersebut menikah dan
memiliki
keturunan, dimana kemungkinan dapat·terjadi anak
yang dikandung berisiko cacat, mewarisi penyakit
kongenitatl ketainanbawaan, atau tertular penyakit.

Salah satu manfaat dari pemeriksaan pra nikah adatah jika


sebelum menikah diketahui bahwa ternyata sa~h satu pihak
membawa bibit penyakit keturunan, akan ditakukan konseling dan
diberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang akan
dialami anak-anaknya sehingga dengan kemajuan teknologi
yang ada para orang tua dimungkinkan untuk
Kmemitih·calon
anaknya. Sebagai contoh, penderita hemofilia yang menikah
dengan perempuan normal, maka sebaiknya pasangan
tersebut mempunyai anak perempuan saja, karena bila
mempunyai anak laki-Iaki pasti akan mengalami hemofilia
pula. Pemeriksaan kesehatan pra nikah im sangat penting
untuk mendeteksi kemung,kinanadanya penyakit keturunan
sepeti thaJasemia, hemofilia, buta warna, asmalalergi, dan
sebagainya, sehingga caJon pengantin dapat mengambil
keputusan yang bijaksana dan tanggung jawab, disertai
kesadaran akan risiko yang mungkin terjadi.

Melihat guna pemeriksaan pra nikah, seharusnya


pemeriksaan ini tidak hanya diJakukanoleh calon istri, tetapi
juga caJon suami. Hat-hal yang pertu diperiksa antara lain
adafah pemeriksaan fisik (untuk mlihat kemungkinan calon
istri menderita tumor rahim, tumor indung telur,
endometrio sis, yang menyebabkan sulit hamil, juga
pemeriksaan TBC paru, kelainanjantung, dan asma),
pemeriksaanlaboratorium (pemeriksaan Hb, golongan
darah, pemeriksaan darah untuk IMS, pemeriksaan gula
darah, dan pemeriksaan TORCH). Untuk pemeriksaan
TORCH petugas harus mengatakan bahwa pemeriksaan
ini cukup dilakukan bila dipertukan karena biayanya
besar. Untuk klien yang menginginkan pemeriksaan
TORCH petugas harus mengetahui tempat rujukan yang
dapat rnelakukan pemeriksaan ini.
Paket pemeriksaan. TORCH sendiri adalah
untuk pemeriksaan penyakittoksoplasma, campakjerman
(rubella), cytomegalo virus; dan herpes simplex.
Untuk keempat penyakit ini jika salah satunya aktif
diindap selama kehamilan, akan berpotensi besar
membuahkan anak yang cacat jantung, otak, tuli, dan
kepala berukuran besar (hidrosefalus), dan kecacatan ini
tidak bisa dikoreksi lagi.

Orang tua akan dihadapkan pada kenyataan bahwa


anak tak berumur panjang, atau kalaupun hidup mereka
akan hidup dengan kecacatannya itu sehingga orang tua
harus merawat sang anak seumur hidup. Walaupun
sekarang memang
. dengan pemeriksaan cairan ketuban secara lebih dini
(kurang dari usia kehamilan 12 minggu), sudah
dapat diketahui apakah anak yang dikandung cacat
atau tidak.

Selatn itu, saat ini sangatlah penting untuk


melakukan pemeriksaan darah untuk tes HIV/AIDS,
terutama bagi pasangan yang mempunyai riwayat
hubungan seks sebelum menikah. Hal ini perlu
segera diatasi agar tidak membahayakan janin dan
menularkan penyakit tersebut pada calon pengantin
perempuan maupun pria.

b. Persiapan Gizi Pranikah

Pada masa pranikah perlu dilakukan peningkatan status


kesehatan dan status gizi caJonpengantin perempuanmelalui
penanggulangan KEK (Kurang Energi Kronts) dan Anemia
Gizi.

3
2
Penanggu1angan KEK :
Seorang remaja/calon pengantin perempuan dengan KEK,
bila tidak mendapat perbaikan gizi akan berisiko melahirkan
anak dengan Bayi Berst Lahir Rendah .(BBLR). Beberapa
upaya datam meningkatkan kesehatan gizi dan risiko KEK
pada calon pengantin perempuan adalah :
~ Memberikan penyuluhan tentang gizi dan kesehatan

33
~ Ketersediaan pang an di tingkat keluarga baik secara
kualitatlf maupun kuantitatif
~ Pola konsumsi dan distnOOsi intra keluarga

Anemia Gizi :
Disebut anemia gizi bila calon pengantin menderita
kekurangan kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
membentukHbtersebut. Di Indonesia sebagaian besar ane
mia ini karena kekurangan zat besi (Fe) sehingga disebut
Anemia Kekurangan Zat Besi.
Risiko bila remaja menderita anemia dapat mempengaruhl
menurunnya produktifitas kerja serta konsentrasi belajar. Dan
bila kelak menikahdan hamil akan berdampak besar terhadap
risiko perdarahan dan kernatian 'bu.

Dosis pemberian Tablet Tambah Darah adalah sebagai


berikut:
~ Pada calon pengantin Perempuan mengkonsumsi Tablet
Tambah darah sebelum menikah seminggu sekali 1 tablet
selama 16 minggu.
~ Pada waktu haid dianjurkan minum setiap hari 1 tablet
selama 10 han.

c. Imunisasi TetanusTaxoid

Untuk mencegah bayi terserang Tetanus Neonatorum, pada calon


pengantin perempuan diberikan suntikan TT (tetanus Toxoid) 2
kali. Sejak tahun 1997, untuk mencegah kematian neonatal akibat
tetanus, program imunisasi difokuskan pada pemberian
imunisasiTT sebanyak 2 kali pada iOOhamil. Pada tahun 1984,
imumsasi TT diberikan pada siswi kelas 6 SO (catonibu).
KemudianimunisasiTT diberikan pada siswi kelas
2 SO (Subdit Imunisasi, 2002).

3
2
d. Lain.;tain:

Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah pemakaian


bahan-bahan/obat-obatan psikotropika, narkotika, rokok,
alkohol dan zat adiktif lainnya, .karena keadaan ini dapat
mempengaruhi kesehatan ibu maupun bayi yang
dikandungnya.

2.2. Persiapan Psikis dan Psiko Sosial

, Setiap pasanganyang akan menikah perlu memperhatikan hal


.'hat'sebagai berikut,:

• Proses adaptasi setetah menikah


Setelah menikah akan terjadi perubahan besar dalam
kehidupan, perempuan akan menjadi istri dan pria akan
menjadi suami yang akhimya akan menjadi ayah dan ibu.
Perubahan status ini akan diikuti pula oleh perubahan fungsi
dan peran masing-masing di dalam kehidupan keluarga.
Kedua pasangan ini perlu menyesuaikan diri dengan fungsi
dan perannya yang baru.

Sebagai proses adaptasi pada awalnya perkawinan, pasti


terjadl perbedaan, kesalahpahaman,dan perselisihan di satu
pihak. Hal ini dapat mengakibatkansaling pengertian,
namun di lain pihak dapat juga menjadr sumber malapetaka.

Diperlukan waktu dan usaha untuk dapat saling menerima


dan menghargai pihak yang lain, sehingga perkawinan itu
tidak banyak mengalami konflik dan akhimya menjadi
stabil. Konflik dapat. berupa pertentangan antara individu
dengan lingkungan (konfHk eksternal), dapat pula
berupa pertentangan dalam diri sendiri (konflik internal).

Konflik yang tidak dapat diatasi dengan baik, cenderung


menimbulkan stres yang disertai dengan baik, cenderung
,
34
menimbulkan stres yang disertai perasaan cemas ataupun
depresi yang akhimya dihayati sebagai rasa tidak bahagia.

Masalah yang dapat menimbulkan konflik dalam suatu


perkawinan antara lain:
1. Tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
2. Tidak dapat memenuhi keinginan pasangan.
3. Tidak dapat bergaul dengan lingkungannya.
4. Tidak mampu mengadakan hubungan seks yang
memuaskan.
5. Tidak mampu memberikan cinta dan kasih sayang
sebagaimana yang diharapkan oleh pasangannya.
6. Tidak mampu melepaskan diri dari ikatan masa
lampaunyaatau pengalaman yang tidak menyenangkan.
7. Tidak mampu mengasah dan membimbing anak.

Orang yang sehat jiwanya ialah orang yang tidak mudah


digoncang oteh berbagai tantangan kehidupan. la pun
bersikap positifterhadapdiri sendiri dan orang lain,
sehingga ia mampu menyelesaikan konflik yang
dihadapi dalam kehidupan. Itulah sebabnya perkawinan
yang harmonis memerlukanji\\'S yang sehat dari setiap
pasangan suami istri.

• Syarat kedewasaan dalam perkawinan

Dengan bertambah kompleknya kehidupan, diperlukan


tidak saja kematangandari segi fisik, akan tetapijuga
kedewasaan dari segi lainnya, agar perkawinan itu
dapat menjadi langgeng, bahagia dan sejahtera. Itulah
sebabnya, pemerintah menghimbau untuk meningkatkan
batas usia menikah bagi pria 25 tahun dan bagi perempuan
20 tahun.

Pada usia tersebut diharapkanpria dan perempuantelah siap


untuk menikah, karena telah dewasa, baik dari segi fisik
maupun dari seg; psikososial. •.
lS
1. Dewasa Secara Fisik
Seseorang dikatakan dewasa secara fisik apabila ia telah
mampu menghasilkan keturunan. Masa dimana
seseorang'telahdewasa secara fisik ialah masa akil balig.

2. DewasaSecara Mental
Seseorang dikatakan dewasa secara mental jika ia telah
mampu mengembangkan segenap potensi kejiwaannya
(pikiran, emosi, dan kemauan) secara serasi, selaras,
dan seimbang,sehingga ia mampu rnenghadapiberbagai
jenis persoalan hidup.

3. DewasaSecara Pslkososial
Seseorang dikatakan dewasa secara psikososial apabila
ia telah bisa hidup mandin, tidak tergantung secara
ekonomis pada orang tuanya dan dapat
.' mengembangkan kehidupan sosialnya secara
memuaskan dengan lingkungannya. Artinya, ia mampu
menyesuaikandin terhadap kaidah, nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat.

Dengan memiliki kedewasaan secara fisik, mental, dan


psikososial tersebut, calon suami istri mampu berperilaku
sebagai pria dewasa dan perempuan dewasa yang mandiri
dan bertanggung jawab.

2.3. Hal yang Berpengaruh dalam Perkawina ....

1. Faktor Agama
Agama merupakan faktar yang sangat penting dalam
menunjang perkawinan. Diharapkan cajon pasangan berasal
dari agama yang sarna dan memiliki keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang' Maha' Esa, karena hal ini
saflgat meJandasik. ekokoh8n suatu perk~Winan.

36
2. Faktor Kepribadian
Kedua pasangan perlusaling mengenal kepribadian masing
masing agar dapat menyesuaikan diri, saling mengisi dan
memberi kasih sayang. Juga perlu diperhatikan perbedaan
peran jenis misalnya anggapan bahwa pria di atas segala
gaJanya sedang perempuan selatu ·dibawah, akan sangat
mengganggu di dalam .perkawinan.

3. Faktor Kesehatan Jiwa


Kesehatan jiwa amat berpengaruh di dalam membina
perkawinan. Seseorang yang cemas berlebihan, merasa
rendah diri, atau mengalami ketergantungan terhadap zat
adiktif (termasuk minumankeras dan rokok) merupakansalah
satu risiko yang perlu diatasi sebelum menikah.

4. Faktor Umur
Faktor umur memegang peranan penting dalam membina
keluar'gaharmonis, meskipun usia tidakselalu menunjukkan
tingkat kedewasaan seseorang. Sebaiknya usia suami lebih
tua daripada istri, dangan perbedaan 3-6 tahun. Suami yang
lebih tua akan lebih mempunyai rasa tanggungjawab dan
akan lebih dihormati oleh istn. Walaupun menurut UU
Perkawinan Th. 1974 No.1 usia perkawinan untuk
perempuan adaJahpada usia 16 tahun sedangkan seorang
pria pada usia 19 tahun, sebaiknya pasangan tersebut
mempunyai anak pada usia reproduksi sehat.

5. Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting yang menunjang
keberhasilan keluarga. Yang terutama disini bukanlah latar
belakang pendidikan formal atau gelarnya. Sebaiknya
pasangan tersebut berasal dari tingkat pendidikan yang tidak
jauh berbeda.

37
6. Faktor Ekonomi, SOBialdan Budaya Perbedaandalam latar
belakangekonomi, sosial, dan budaya di setiap witayah di
Indonesia menyebabkan perbedaan pula daJamnorma, adat
dan perilaku. Perbedaan latar belakang ekonomi, sosial,
dan budaya sering kali menimbulkan prasangkadan
kesalah pahaman. Oleh karena itu, diperlukan kematangan
kepribadian agar cepat dapat menyesuaikandiri sehingga
dapat rnembuahkan saling pengertian. Hal ini terutarna
bertaku bagj pasangan yang berasal dari ekonomi, sosial,
dan budaya yang berbeda.

7.. Faktor Latar Belakang Keluarga


Perkawinan selalu melibatkan keluarga dari ·masing-masing
pihak. Oleh karena itu, Jatar belakang keluarga pasangan
penting diketahui, terutama dalam hal keharmonisan orang
tua, seberapa besar pengaruh keluarga terhadap anggota
pasangan, dan apakah kedua belah pihak keluarga dapat
bergaul satu sarna lain. Ada pasangan yang sang at
dipengaruhi oleh keJuarga,seoJah-olahlebih dekat dengan
keJuargaasal daripada dengan pasangan.perkawinan.Perlu
disadarkan bahwa orang·yang ·terdekat adalah suami atau
ism.

38
Daftar Pustaka :

1. Brcok, Charles GO. The Practice of Medicine in Adolescence. London:


Edward Arnold. 1992

2. Oepartemen Kesehatan RI. Materi Pe/atihan Bimbingan dan


Penyuluhan KRR bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes. 2000

3. DepartemenKesehatanRI. TetanusElimination.Jakarta: Depkes.2002

4. Harper, Peter S. Pratical Genetic Counseling. 4th Edition. Oxford:


Butterwoth Heinemann. 1993

5. Robinson, Arthur dan Mary Glinden. Clinical Genetics Handbook. 2811


edition. Boston: Blackwell Scientific Publications. 1993

6. Winarto. TORCH Vaccines.dalam Tarjoto,B.H, et.at NaskahLengkap


Kongres Nasional vn Perinasia dan Simposium International
"AdolescenceReproductiveand Perinatalhealth Toward Jed Milleniumw.
Semarang.2oo1

39
Materi Inti 3

PROSES REPRODUKSI SEHAT YANG


BERTANGGUNG JAWAB

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling mulia, di antara


makhluk-makhluk hidup lainnya (hewan dan tumbuh-tumbuhan)

Sifat manusia :
• Sebagai makhluk biologis, manusia tunduk kepada hukum-hukum
biologis (antara lain: lapar, mengantuk, kebutuhan seksual)
• Sebagaimakhluk hidup, menusiamemiliki kebutuhan-
kebutuhanpsikis atau kejiwaan (antara lain saling menyayangi,
saling memperhatikan, membutuhkan rasa aman)

Setiap makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan)


memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi, yaitu kemampuan untuk
melanjutkan keturunan. Penyerbukan pada tanaman dapat berlangsung
alamiah ataupun melalui campur tangan manusia atau hewan. Manusia
sebagai makhluk yang mulia dibekali pula oleh Tuhan dengan akal dan
budi, sehingga manusia dapat mengootrol naluri seksual, sesuai dengan
nilai, norma, moral, agama, dan aturan-aturan yang berlaku.
Melanjutkan keturunan dalam suatu hubungan pernikahan yang sah
adalah juga suatu tugas mulia yang diemban manusia, dan merupakan
salah satu tujuan dari dilakukannya pernikahan.

Proses reproduksi manusia yang bertanggung jawab sangat dipengaruhi


oleh kesiapan :
• Fisik, keadaan yang paling baik bagi seseorang untuk memiliki
anak,
di mana pertumbuhan tubuh dan organ reproduksi telah sempurna
(perempuan anlara usia 20-35 lahun, taki-takibila tetah mencapai usia
25lahun)
• Psikis, yaitu kesiapan mental di mana seorang perempuan dan
40
pasangannya merasa telah ingin mempunyai anak dan me rasa telah

41
slap untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab
dalam mengasuh dan mendidik anaknya.
• Sosial ekonomis. Seesra ideal jika seorang bayi dilahirkan maka
ia
akan membutuhkan tidak hanya kasih sayang orang tuanya, tetapi
Juga sarana yang membUatnyabisa tumbuh dan berkembang. Bayi
membutuhkantempaUinggal yang tetap. KareM. itu rernaja dikatakan
si~p secara sosist ekonomis jika bisa memenuhi kebutuhan dasar
seperti pakaian, makan minum, tempat dan kebutuhan pen<i;dikan
bagi anaknya;Dalam hal itiimeskipunseorang remajatelah melampaui
usia 20 tahun tetapi ia dan pasangannya belum mampu memenum
kebutuhan sandang, pangan, dan tempat tinggal bagi keluarganya
maka ia belum dapat dikatakan siap untuk hamil dan melahirkan.

Ketiga hal tersebut diperlukan untuk meneiptakan Iingkungan·keluarga


yang:
• Sehat dan sejahtera
• Saling menyayangi
• berpendidikan dan berkecukupan

Dalam konperensi Kependudukandi Kairo 1994, disebutkan bahwa definisi


Kesehatan Reproduksi adalah:

Keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, dan sosial,
dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan di segala hal
yang berkaitandengansistem reproduksi,fungsi, maupun proses itu
sendiri. Dengan demikian kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa
setiap orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan
menyenangkan, dan mereka memitiki kemampuan untuk
bereproduksi, serta memiliki kebebasan untuk menetapkan kapan dan
seberapa sering mereka ingin bereproduksi.

Agar dapat melaksanakan fungs; reproduksinya seeara sehat, dalam


pengertian fisik, mental, maupun sosial, diperlukan beberapa prasyarat :

1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis baik pada perempuan


ataupun laki-Iaki. Antara lain seo,:ang perempuan harus memiliki
42
rongga pinggul yang normal untuk mempermudah kelahiran bayinya

43
kelak. la juga harus memiliki kelenjar-kelenjar endokrin yang
mampu menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan untuk
memfasilitasi pertumbuhan fisik dan fungsi atau organ
reproduksinya. Perkembangan-perkembangan tersebut sudah
berlangsung sejak usia yang masih sang at .muda. Tulang
pinggul berkembang sejak anak belum menginjak remaja dan
bementi· ketika anak mencapai usia
sekitar 1B tahun. Agar semua pertumbuhan itu berlangsung baik, ia
memerlukan makanan dangan mutu gizi yang baik dan seimbang.
Hal ini juga berlaku bagi laki-Iaki. Seorang laki-Iaki perlu gizi
yang baik agar dapat berkembang menjadi laki-laki dewasa yang
sehat. Testisnya harus sudah turun ke kantung zakarnya
sewaktu ia dilahirkan. Kelenjar endokrinnya sudah berfungsi secara
normal, sehingga ia akan dapat tumbuh kembang dengan
kemampuan reproduksi yang normal pula. Setiap orang diharapkan
terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik langsung maupun
tidak langsung mengenaiorgan reproduksinya.Setiap kelainanpads
organ reproduksi dapat mengganggu kemampuanseseorangdalam
menjalankanfungsi reproduksinya.

2. Baik laki-Iaki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang


memadai·agar perkembangan emosinya berlangsung baik.

3. Seorang perempuan hamil memerlukankondisi di mana ia akan


dapat melewati masa tersebut dengan aman. Walaupun kehamilan
adalah proses fisiologis, namun juga dapat mengganggu
kesehatan
perempuan yang mengalarninya eerta menimbulkan kecemasan.
Karena itu perawatankehamilan yang baikseharusnya juga dilengkapi
dengan konseling dan pemeriksaan keharnilan yang dapat menjawab
berbagai kecemasan tersebut. .

Dalam proses reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab, akan


dihasilkan keturunan yang sehat pula, kamampuan mengasuh anak
anaknya secara bertanggungjawabjuga akan membuka merekapun kelak
akan mampu menj.ni tugas reproduksinyasecara sehat.
44
Daftar Pustaka :

1. BKKBN.MembantuRemaja MemahamiDirinya, Jakarta: BKKBN. 2001

2. Departemen Kesehatan RI. Materi Pe/atihan Bimbingan dan


Penyuluhan KRR bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes. 2000

3. Mohamad,kartono. Kontradiksida/amKesehatan Reproduksi.Jakarta:


PustakaSinarHarapan.1998

45
Materi Inti 4

INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)


TERMASUK HIV/AIDS

Kasus IMS dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi di kalangan remaja.


Berbagai jenis lMS serta HIV/AIDS sangat berpengaruh pada tingkat
kesehatan seseorang pada umumnya dan kondisi kesehatan reproduksi pada
khususnya karena pada umumnya berbagai penyakit IMS dan HIVI AIDS
berkaitan langsung dengan sistem reproduksi manusia. Bahkan HIVI AIDS
dapat berdampak pada kematian.

Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es; yang nampak hanyalah permukaan


belaka namun kasus yang sesungguhnyajauh lebih besar daripada kasus yang
nampak. Penyakit ini merupakan penyakit yang mematikan karena sampai saat
ini belum ditemukan obat penyembuhannya. Namun demikian sebenamya
pencegahan terhadap penyakit ini relatif mudah asalkan mengetahu;
caranya.

1. Infeksi Menular Seksual

1.1. Peng.rtian Inf.ksi Menular Seksua. (IMS)

Infeks; Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan


melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual akan lebih
berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.

IMS perlu mendapat perhatian, karena IMS dapat menyebabkan


infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak
diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Untuk
remaja perempuan, perlu disadari bahwa risiko untuk

46
terkena IMS lebih besar daripada laki-laki sebab
aiat reproduksinya lebih rentan. Dan seringkali berakibat
lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali,
sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.

1.2. lamia dan Gejala IMS

Oleh karena bentuk dan letak alat kelaminnya yang menonjol,


gejala IMS pada taki-Iaki lebih mudah dikenali, ditihat, dan
dirasakan, sedangkan pada perempuan sebagaian besar tanpa
gejala sehingga sering kali tidak disadari.

Pada laki-Iaki gejala-gejala Infeksi IMS antara lain :


cr Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis/alat
kelamin
cr Lukatidak sakit, kerasdan berwama merah pada alat
kelamin
cr Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam
cr Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin
cr Rasa sakit yang hebat pada saat kencing
cr Kencing nanah atau darah yang berbau busuk
cr Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian
berubah menjadi·borok
cr Kehilangan berat badan yang drastis, disertai mencret terus
menerus, dan sering demam serta berkeringat malam

Pada p$rempuan gejala-gejala IMS antara lain :


9 Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan
seksual
9 Rasa nyeri pada perut bagian bawah
9 Pengeluaran lendir pada vaginalalat kelamin
9 Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa
gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya
9 Keputihanyang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal
9 Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks
9 Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada aIat kelamin

4
S
1.3. Cara Pene.gahan IMS

,/ Bagi seseorang yang belum menikah, cara yang paling


ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual
(abstinensia)
,/ Saling aetia bagi pasangan yang sudah menikah
,/ Hindari hubungan seks yang tidak aman atau berisiko
,/ Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan
IMS
,/ Selalu menjaga kebersihan alat kelamin.

1.4. J.nis-Jenis IMS

Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkansebagai


IMS. Oi Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah:

a. Gonore (GO)
Kuman penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae. Ada
masa tenggang selama 2-10 hari setelah kuman masuk
kedalam tubuh melalui hubungan seks.

Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan


bernanah. Gejala pada laki-Iaki adalah rasa sakit pada saat
kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung
penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan,
60 % kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa
sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental
berwarna kekuningan.

Akibat penyakit GO, pada taki-Iaki dan perempuan, sering


kali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi
radang panggul, dan dapat dituri.tnkankepada bayi yang baru
lahir .berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan
kebutaan.

'6
b. Sifilis (raja singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema Pallidum. Masa
tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang
sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat
kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri
tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada
bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah
hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan
sering kali penderita tidak memperhatikan hal ini.

Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan


geja'a apa-apa,.ataudisebut masa laten. Setelah 5-10 tahun
penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak,
pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamif sifilis dapat
ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir
dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.

c. Harpes genital
Penyakityang disebabkanoleh virus Herpes simplex dengan
masa tenggang 4-7 hari sesudah virus masuk kedalamtubuh
melalui hubungan seks.

Gejala dan tanda-tandanya adalah :


~ Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang
sangat nyeri pada sekitar alat kelamin
~ Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering
mengerak, lalu hilang sendiri
.. Gejala kambuh lagi seperti diatas namun tidak senyeri tahap
awal bila ada faktor pencetus (stres, haid, minuml
makananberalkohol)dan biasanyamenetaphilangtimbul
seumur hidup.

Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim


beberapa tahun kemudian. Penyakit ini belum ada obat yang
benar-benar mujarab, tetapi pengobatan anti virus bisa
mengurangi rasa sakit dan lamanya episode penyakit.

47
d. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh <Chlamydia trachomatis.
Masa tanpa gejala bertangsung 7-21·hari. Gejalanya adalah
timbul
. peradangan pada alat reproduksi laki-Iaki dan perempuan.

Pada perempuan, gejalanya bisa berupa:


9 Keluarnya cairan dari alat kelamin atau keputihan encer
berwarna putih kekuningan
9 Rasa nyeri di rongga panggul
9 Perdarahan setelah hubungan seksual.

Pada laki-Iaki gejalanya adalah:


C1 Rasa nyeri saat kencing
C1 Keluar cairan bening dari saluran
kencing
C1 Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering
keluar dan becampur darah.

Tidak jarang pula, gejata tidak muncul sarna sekali, padahal


proses infeksi sedang bertangsung.-Olehkatena itu penderita
tidak sadar sedang menjadi pembawa IMS dan menular
kannyakepada pasangannya melalui hubungan seksual.

Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya


saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing,
robeknya saluran ketuban serungga terjadi kelahiran bayi
sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-Iaki
akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan
mengakibat kan kemandulan, serta radang saluran kencing.
Pada bayi,
60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan
(pneumonia)

8. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah IMS yang disebabkan oleh parasit
Trikomonas vaginaHs.

Gejala dan tanda-tandanya adalah :


9 cairan vagina encer,berwarnakuning kehijauan,betbusa
dan berbau busuk .

48
9 vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak
nyaman
9 nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing

f. Kandidiasis vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputitian yang disebabkan
oteh jamur Candida albicans. Pada keadaan normal, jamur
ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan
perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas
sedemikian rupa sehingga menimbulkan keputihan~

Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu,


bergumpal, disertai rasa gatar panas dan kemerahan pada
kelamin dan di sekitamya.

Penyakit ini tidak selalu tergolong IMS, tetapi pasangan


seksual dari perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat
mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di
kulit kelamin.

g. Kutil kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan
gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di
sekitar kemaluan.

Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin


sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan
sampai leher rahim. Bila perempuanhamil, kutil dapat
tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang
bisa mengakibatkankanker leher rahim atau kanker kulit di
seJ<itar kelamin.

Pada laki-Iaki mengenai alat kelamin dan saluran kencing


bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga
tidak disadari. Biasanya laki-Iaki baru menyadari setelah ia
menulari pasangannya.

49
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara
tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatannya
hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja.

1.5.Diagnos~ dan Pengobatan IMS

Kendala yang dihadapi dalam diagnosis IMS yang tepat adalah


keterbatasan tenaga pemeriksaaan laboratorium, keterbatasan
pengadaan peralatan dan biaya operasional, keterbatasan
sensitivitas pemeriksaan, dan keterbatasan jangkauan
laboratorium yang hanya untuk beberapa IMS saja, sementara
etilo~ IMS sangat banyak serta banyaknya infeksi ganda.

Untuk mengatasi hal-haltersebut, bagi negara


berkembangWHO telah memperkenalkan dan
menganjurkan penggunaan Pendekatan Sindrom untuk
mendiagnosa IMS.

Pendekatan Sindrom IMS adalah penatalaksanaan kasus IMS


berdasarkan gejala klinis yang ditemukan dan dilanjutkan
dengan pengobatan yang tepat guna terhadap penyebab utama
gejala klinis terse but walaupun tanpa dukungan
pemeriksaan laboratorium. Pendekatan sindrom terhadap
keluarnya cairan abnormal dari alat kelamin dan terjadinya
lukapada alat genital pria maupun perempuan telah terbukti
menghasilkan tingkat penyembuhan yang tinggi dan "cost
effective".

2. HIV/AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency


Syndrome. Penyakit ini kumpulan gejala akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV.
HIV sendiri adalah singkatan dari Human Immuno Virus. Orang
yang terinfeksi oJeh virus ini dapat mengatasi sebuah·infeksi
penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus
secara drastis.
so
2.1. Penularan HIV

HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa
menularkan hanya yang terdapat pada sperma (air mani), darah
dan cairan vagina. .

Dengan demikian cars-cara penularannya adalah sebagai berikut:


• 8erganti-ganti pasangan seksual, atau.berhubungan dengan
orang yang positif terinfeksi virus HIV.
• Pemakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus
HIV.
• Menerima tranfusi darah yang tercemar
HIV.
• Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya
ke bayi dalam kandungannya.

2.2. Kelompok Risiko Tinggi

Dengan mengetahui cara penularan HIV, maka kelompok yang


memiliki risiko tinggi tertular HIV adalah mereka yang
berperilaku yang bisa mempermudah penularan HIV, yaitu :
~ Mereka yang melakukan hubungan seks yang tidak aman,
termasuk tanpa pemakaian kondom.
• Mereka yang berganti-ganti pasangan seksuaJ.
• Mereka yang ganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain
yang kontak dengan cairan tubuh dengan orang lain.
~ Mereka yang memperoleh tranfusi darah yang tidak dites
HIV.
• Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya
ke bayi dalam kandungannya

2.3. Perjalanan Infeksi HIV/AIDS

Masa inkubasi HIV atau masa laten, sangat tergantung pada daya
tahan tubuh masing-masing orang, rata-rata 5 - 10 tahun. Selama
masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala, walaupun
jumlah HIV semakin bertambah dan semakin rusak fungsi
51
kekebalan tubuh. Pada waktu sistem kekebalan tubuh sudah
dalam keadaan parah, ODHA (orang dengan HIV/AIDS) akan
mula; menampakkan gejala-gejala AIDS.

5
2
a. Masa Jendela (window period)
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti dengan
perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus tersebut
dari negatif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak
HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap
HIV menjadi positif, disebut sebagai window period. Lama
window period antara 1-3 bulan, bahkan ada yang
berlangsung 6 bulan. Umumnya pada penyakit yang
disebabkan oleh virus, bilates antibodimenjadi
positif,·berartidi dalam tubuh terdapat cukup zat anti
yang dapat melawan virus tersebut. Kesimpulan
tersebut berbeda pada infeksi HIV, karena adanya zat
anti di dalam tubuh bukan berarti tubuh dapat melawan
infeksi HIV,·tetapi menunjukkan bahwa di dalam tubuh
terdapat HIV. Pada stadium ini orang tersebut sudah dapat
menulari. Pada masa jendela, sekitar 50-90% orang yang
terinfeksi HIV menunjukkan sindron retroviral akut
berupa demam, pembesaran kelenjar, pembesaran hati atau
ginjal, nyeri tenggorok, nyeri otot, dan sebagainya seperti
pada infeksi virus lain.

b. Masa tanpa gejala (asimptomatik)


Asimptomatik berarti di dalam tubuh terdapat HIV tetapi
tubuh tidak menunjukkangejala-geJala.Keadaan ini pada
umumnya bila tanpa pengobatan, perjalanan penyakit dari
infeksi HIV sampai AIDS <tapat berlangsung rata-rata 5-10
tahun.

c. Pembesaran Kelenjar Limfe


Masa ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara
menetap dan merata (Persistent Generalized
Lymphadenophaty), tidak hanya pada satu tempat yang
berlangsung lebih dari 1 bulan.

d. Gejala klinis AIDS


Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit,
53
antara latn penyakit konstitusional, penyakit syaraf, dan
penyakit infeksi·sekunder.

5
2
Sekitar sepertiga bayi yang mengidap HIV akan
menjadiAIDS dalam usia satu tahun pertama. Adapun.
gejala AIDS pada bayi dan anak adalah sebagai berikut
:
~ Gangguan pertumbuhan
~ Infeksi bakteri berulang yang serius
~ Diare kronik
~ Pembesaran kelenjar di leher
~ Pembesaran kelenjar limpa
~ Sariawan berulang
• Penyakit paru berulang

Gejata klinis pada orang dewasa ialah jika didapat 2


dari 3 gejala utama dan 1 dari 5 gejafa minor.

Gejala utamanya ialah:


~ Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
~ Diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terus
menerus
• Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan

Gejala minomya ialah:


• Bentuk kronis selama lebih dari 1 bulan
~ Infeksi pada mulut dan tenggorokan, yang disebabkan
oleh jamur Candida albicans
~ Pembengkakan kelenJargetah bening yang menetap di
seluruh tubuh
• Munculnya Herpes zoster berulang
• Bercak-bercak gatal di seluruh tubuh

Sebagai indikator penyakitAIDS bila didapatkan Sarcoma kaposi


atau pneumonia pnemosistis carini.

2.4. Cara Pencegahan HIV/AIDS

55
./ Abstinensia,tidak melakuk~ hubunganseksual di luar nikah.
./ Terikat hanya dalam hubungan seksual yang sah (suami
istri), dan setia.

5
2
'" Menggunakan kondom, terutama kelompok rlsfko
tinggi sepeti pekerja seks komersil.
'" Sedapat mungkin menghindari tranfusi darah yang
belum di skrining.
'" Menggunakan alat-alat medis dan non-medis yang
terjamin steril.

2.5. Cara Mendeteksi HIV/AIDS

Oenganmelakukan tes-tesdarah sesuai tahapan perkembangan


penyakitnya. Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus
HIV,yang berarti ada virus HIV dalam tubuh, dilakukan tes
darah dengan cara Elisa sebanyak 2 kali.

Kemudian bila hasilnya positif, dilakukan pemeriksaan lebih


lanjut dengan cara Western Blot atau Immunofluoresensi.

2.6. Mitos~mitos Seputar HIV/AIDS di Masyarakat

~ Interaksi sosial dengan penderita HIV/AIDS akan membuat


kita tertular penyakitanya.
~ Bersalaman,menggunakanwe yang sarna,tinggal serumah,
menggunakan sprei yang sarna dengan penderita HIV/AIDS
dapat membuat kita tertular.

2.7. LSMIOrganisasi Peduli AIDS

Bila petugas kesehatan menemukan ada kasus HIV/AIDS di


wilayahnya, dapat merujuk yang· bersangkutan pada sejumlah
LSM/Organisasi Peduli AIDS yang dapat memberikan
pendampingan pada pasien.

S
4
Tabel4
Beberapa LSM/organisasi Peduli
AIDS

No. NAMA INSTITUSI ALAMAT TELP

1. YayasanAlDS Jl. Letjend..S. Parman Kav 78


Indonesia (YAI) Lt. 3 Jakarta 11410

2. YayasanMitra JI. Kebon Kacang IXI78, Telp./fax:


Indonesia Jakarta 10240 (021) 3921608

3. Yayasan Kusuma JI. Asem Baris Raya Blok A-3 (021) 8296337
Buana(YKB) Jakarta Selatan

4. Yayasan Petita JI. Tebet Timur Dalam villa 16 (021) 8311557


IImu (yPI) Jakarta 12820

5. PKBI Yogyakarta JI. Tentara Rakyat Mataram (0274) 586767


Gg. Kapas, Badran
Yogyakarta55231
6. PKBI Jawa Timur JI. Indragiri 24 (031) 587308
Surabaya 60241 (031) 579939

7.. Yayasan Hotline JI. Basuki Rahmat 93 (031) 5344367


Service Indonesia Surabaya 60271 (031) 5343009

8. PKBI Jawa Tengah JI. Jembawan No. 8-12 (024) 603503


Semarang 50145

ss
Daftar Pustaka :

1. Departemen Kesehatar,l;RI.A/OS dan Penanggu/angannya.Bandung:


Driya Media. 1997

2. LAHSI, Kelompok Studi IMS. Panduan Manajemen Penyakit


Menu/ar
Seksua/ (lMS) dengan Pendekatan Sindrom. Jakarta. 1995

3. BKKBN. MembantuRemaja MemahamiDirinya.Jakarta: BKKBN.


2001

4. Support No. 37. LSMlOrganisasi Peduli AIDS di Jakarta. Jakarta:


Yayasan pelita IImu. April 1999

5. Pusat Informasi Pustaka HIVIAIDS. Profit Lembaga Peduli AIDS di


Indonesia 1996. Jakarta: Pact Indonesia. 1996

56
Materi Inti 5

PENYALAHGUNAANNAPZA

Napza(narkotika,psikotropika,zat adiktif lainnya),yang lebihdahulu


dikenal dengan akronim Narkoba (narkotika dan obat berbahaya
lainnya) mulai dikenal penyalahgunaannya di Indonesia sejak lebih dari
30 tahun yang lalu.

Penggunaan bahan-bahan berasal dari tanaman yang tumbuh liar seperti


opium,ganja, dan kokain sudah dikenalsejak ribuantahun yang lalu.
Selain untuk tujuan pengobatan,juga dipakai untuk ritus keagamaan,
sosialisasi, dan rekreasi. Bahan-bahan ini kemudian dikenal sebagai zat
psikoaktif yang dapat menyebabkan perubahan perilaku, kesadaran,
pikiran, dan perasaan seseorang sehingga menimbulkan perasaan
nyaman dan gembira, sebelum kemudian berlanjut pada kerusakan fisik
dan mental. Sebagian dari NAPZA tentu banyak digunakan dan sangat
bermanfaat untuk pengobatan, namun apabila disalahgunakan dapat
mengakibatkan ketergantungan dan akan merugikan baik terhadap
pengguna, maupun bagi keluarga, masyarakat, dan negara.

KecenderunganpenyalahgunaanNAPZA akhir-akhir ini meningkat


dengan pesat. Belumada angka yang pastidari korban tersebut, namun
dari angka kunjungan ke RSKO (Rumah Sakit K_gantungan Obat),
Jakarta, antara tahun 1997-1999ditemukan adanya peningkatanjumlah
pasien dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997 terdapat 3652 pasien, tahun
1998 terdapat
5008 pasien, dan pada tahun 1999 terdapat 8823 pasiel1.

1. Pengertian

NAPZA merupakan istilah yang dipakai saat ini, yang merupakan


kepanjangan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya.
5
7
a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan· ketergantungan.

b. -.PSikotropika adalah zat atau obat; baik alamiah maupun sintetis


bukan narkotika, yang bersifat psikoaktifmelalui saraf pusat
yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

c. Zat adiktif lainnya adalah :


1). Minuman beralkohol {minuman keras/miras}, merupakan
cairan tak berwama, mudah menguap, mudah terbakar,
diperoleh dari fermentasi karbohidrat yang bersifat sedatif,
hipnotik, dan depresan.
2). Rokok, dibuat dari nntingan kertas rokok yang berisi daun
tembakau yang dikeringkan dan dicacah. Penggunaannya
adalah dengan membakar salah satu ujungnya dan
menghisap asapnya dari ujung lainnya. Cerutu adalah bentuk
lain kemasan tembakau. Daun tembakau dihasilkan dari
tanaman Nicotiona tabakung, Nicotiona rustics, dan species
lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan.
3). Zat lain yang menyebabkan adiksi, misalnya obat steroid.

d. Penyalahgunaan adalah penggunaan narkotika atau psikotropika


tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter.

e. Ketergantungan (adiksi, dependensi), di mana seseorang


membutuhkan zat tertentu agar dapat berfungsi secara wajar.

Ada 2 jenis ketergantungan :


• Ketergantungan fisik : apabila dosis pemakaian dikurangi atau
dihentikan. Gejala fisik tergantung dari jenis obat yang
digunakan. Misalnya: Heroin, menimbulkan gejala sakit

58
otot dan sendi-sendi, berkeringat, perut kram, dan
sebagainya.

5
7
• Ketergantungan psikis : suatu perasaan "rindu"
untuk menggunakan zat tersebut walaupun tidak
ada keter gantungan fisik, secara psikis tersugesti untuk
menggunakan kembali.

f. Toleransi : adalah keadaan di mana jumlah dosis zat yang


dipakai semakin lama semakin meningkat untuk
mendapatkan efek yang sama.

g. Overdosis : adalah kelebihan obat karena tidak dapat


mengontrol dosis yang dikonsumsi yang terjadi karena
adanya toleransi, menimbulkan gejala keracunan, koma,
sampai meninggal.

h. Sindrom putus zat (withdrawal syndrome) : adalah gejala-


gejala spesifik untuk zat tertentu yang timbul akibat
penghentian atau mengurangi dosis pemakaian zat
tersebut yang sebelumnya sudah digunakan secara teratur.

i. Craving : keadaan sangat menginginkan obat.

2. Penggolongan

Menurutefek yang ditimbulkanNAPZAterbagi dalam 3


(tiga)golongan, yaitu:

a. Depresan
Adalah jenis zat yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional
tubuh. Jenis obat ini membuat pemakai merasa tenang dan
bahkan membuatnya tertidur atau tak sadarkan diri, contoh :
opium, morfin, heroin, codein, dan sedativa.

b. Stimulan
Zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
S
9
~egairahan kerja (segar _danbersemangat), contoh : ekstasi,
kafein, kokain, amfetamin.

6
0
c.
Halusinogen
Zat yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran, dan seringkali
disertai dengan halusinasi sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu, contoh : ganjalcannabis, mescalin, LSD, dU.

3. Faktor-faktor Penyebab dan Risiko Penyalahgunaan


NAPZA

Seseorang menyalahgunakan NAPZA disebabkan oleh beberapa


faktor yang amat kompleks. Secara umum faktor penyebab tersebut
dapat dibagi menjadi tiga kelompok :

3.1. Faktor Individu

a) Penyakit jasmaniah, kondisi abnormal yang membutuhkan


analgetika kuat.

b) Kepribadian dengan risiko tinggi


• Sifat mudah kecewa dan cenderung agresif
• Pemalu, pendiam
• Rasa kurang percaya diri dalam menghadapi tugas
• Penilaian diri yang negatif (low self-esteem). misalnya
merasa tidak mampu
• Sikap memberontak terhadap peraturanltata tertib
• Perilaku anti sosial
• Tidak sabar menunggu (selalu menuntut)
• Mudah merasa bosan, jenuh
• Hambatan perkembangan psikoseksual dengan akibat
kegagalan atau ketidaksanggupan membentuk
identifikasi seksual (citra diri sebagai laki-Iaki atau
perempuan) yang tidak memadai
• Sudah mulai merokok pada usia lebih dini
• Salah satu orang tua menjadi penyalahguna zat
S
9
• Cenderung memiliki gangguan jiwa seperti cemas,
apatis, kurang mampu menghadapi stres, gangguan
psikotis, dll
• Kurang religius

c) Motivasi tertentu
• Menyatakan dirinya bebas merdeka
• Rasa ingin tahu dan mendapatkan pengalaman baru
• Agar diterima di kelompok tertentu
• Melarikan diri dari sesuatu (kegagalan,
kekecewaaan, ketidakmampuan, malu, dll)
• Untuk meningkatkan kemampuan seksual
• Pengguna zat sebagai lam bang keperkasaan
atau kemoclerenan

3.2. Faktor Kemudahan Didapat

a) Ketersediaan zat pada peredaran gelap


b) Kemudahan memperoleh zat

3.3. Faktor Lingkungan

a) Lingkungan keluarga
• Keluarga tidak harmonisldisfungsi dalam keluarga
• Komunikasi orang tua dan anak kurang efektif
• Orang tua dominan atau otoriter
• Kell.iargaterlalu permisif atau terlalu ketat dalam
disiplin

b) Lingkungan sekolah
• Sekolah terletak dekat tempat hiburan atau penjual
NAPZA
• Sekolah kurang disiplin
• Sekotah tidak memberi fasilitas bagi penyaluran minat
dan bakat anak

61
• Adanya murid pengguna NAPZA di sekolah

62
c) Lingkungan ternan
sebaya
• Tekanan kelompok sebaya yang sangat kuat
• Ancaman fisik dari ternan atau pengedar

d) Lingkungan masyarakat
luas
• situasi politik, sosial, ekonomi yang kurang
mendukung

4. Tingkat pemakaian

a) Pemakaian coba-coba (experimental use) : sekedar mencoba


dan memenuhi rasa ingin tahu.
b) PemakaiansosiaVrekreasil(sociaVrecreationaut se): hanya untuk
senang-senang saat bertemu dengan ternan di pesta, rekreasi
atau santai.
c) Pemakaian situasional (situational use) : pemakaian zat pada
saat mengalami situasi tertentu misal merasa kecewa, marah,
sedih, tegang, dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan
tersebut.
d) Penyalahgunaan (abuse) : pemakaian sebagai suatu pola yang
bersifat patologik yang ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari,
tak mampu mengurangi atau menghentikan. berusaha berulang
kall mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit
fisiknya kambuh. Keadaan ini akan menimbulkan gangguan
fungsional atau okupasional yang ditandai oleh: tugas dan relasi
dalam keluargatak terpenuhi dengan baik, perilakuagresif dan
tak wajar, hubungan dengan kawan terganggu. sering bolos
sekolah atau kerja. melanggar hukum, dan tak mampu berfungsi
secara efektif.
e) Ketergantungan (dependent use) : tetah terjadi toleransi dan
gejala putus zat, bila pemakaian zat dihentikan atau dikukrangi
dosisnya.

63
5. Oampak Penyalahgunaan NAPZA

Dampak penyalagunaan NAPZA berupa gangguan fisik akibat


komplikasi medik, gangguan mental emosional, dan memburuknya
kehidupan sosia!.

5.1. Komplikasi medik

a. Akibat zat itu sendiri, termasuk intoksikasi dan gejala putus


zat, misalnya :
• Opioida kemandulan,gangguan haid, impotensi,
abstipasi kronis.
• Alkohol gastritis, sirosis hepatis, gangguan
metabolisrne lemak, kerusakan jejaring
otak, demensia, kardiomiopati, dan
cacat pada janin.
• Ganja bronkhitis, penurunan imunitas seluler,
gangguan koroner, gangguan fungsi
kognitif, atrofi jejaring otak,
dan kemadulan.
• Kokain anemia, maltnutrisi, tidak nafsu makan,
ulserasi, perforasi septum hidung, dan
aritmia jantung.
• Amfetamin sama dengan kokain.
• Inhalasia tosik terhadap hati, otak, sumsum
. Kafein
tulang, ginjal, dan otot jantung.
tukak lambung/gastritis, sakit jantung,
dan tekanan darah tinggi.
• Nikotin kanker paru, bronkhitis, bronkhiektasis.
• Halusinogen : aberasi kromosom dan menimbulkan
cacat pada bayi.

b. Akibat bahan campuran atau pelarut : Seringterdapat pada


pemakaianparenteral(suntik),misalnya emboli
menyebabkan infark paru atau kebutaan (emboli
pembuluh darah retina).

64
c. Akibat cara pemakaian jarum suntik yang tidak
steril.
Pada pengguna jarum suntik dapat ~angat berbahaya
jika alat suntik yang digunakan dipakai bersama-
sama. Dampaknya akan berakibat antara lain : dapat
menularkan virus HN, Hepatitis B, Hepatitis C, sculitis,
endokartidis, throm bophlebitis.

d. Akibat pertolongan yang


salah
Pada keadaan tidak sadarkan diri, keluamya sering
memberi minum sehingga terjadi. pnemonia aspirasL

e. Akibat cara hidup kurang


bersih
Penyakit kulit, gigi, anemia, malnutrisi.

5.2. Gangguan mental emosional

NAPZAdapat menyebabkangangguan emosional,misalnyapada


pemakaian ganja jangka panjang menyebabkan gangguan
membaca, berbahasa, berhitung, serta menghambat ketrampilan
sosial. Oapat timbul sindrom amotivasional yaitu bersikap acuh
tak acuh terhadap sekeliling.

5.3. Memburuknya kehidupan sosial

Pemakaian yang kronis menyebabkan prestasi sekolah/kerja


mundur, bahkan berhenti sekolah/kerja (menjadi penganggur).
Hubungandengan keluarga menjadiburuk, mulai menjual
barang, berbohong, mencuri, tindak kriminal. Oi samping itu,
efek obat itu sendiri menyingkirkan rasa malu, membuat
pengguna tidak bisa lagi mempertimbangkan tata nilai, etika,
dan moral.

65
6. Deteksi Dini

Deteksi Dini penyalahgunaan NAPZA bukanlah hal yang mudah,


namun hal ini sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya
masalah tersebut. Secara umum, gejala yang mencurigakan antara
lain:

1. Te~adi perubahan sikap/kebiasaan dan perilaku


• Menjadi kasar, emosional, pemarah, mudahtersinggung,
dan pencuriga.
• Menjadi pendiam, suka menyendiri, dan menarik diri dari
pergaulan.
• Menjadi pemalas, pembohong, pembolos, pemakai uang
sekolah, dll.
• Menjadi pembangkang dan pelawan.
• Jarang terlibat di tengah keluarga.
2. Prestasi belajar menurun.
3. Sering berkelahi dengan teman atau berbantahan dengan guru.
4. Perilaku vandalisme.
5. Perilaku kriminal (anti sosial: mencuri, menodong,
merampok, dll).
6. Kebiasaan-kebiasaantertentu: sering mamakai kacamata hitam,
baju lengan panjang, jaket tebal yang tidak pada tempatnya.
7. Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-teman
barunya.
8, Mulai melupakan tanggung jawab rutin di
rumah.
9. Perubahan pola tidur : siang hari mengantuk dan malam hari
suka bergadang.
10. Sering pulang larut malam atau menginap di rumah teman.
11. Sering pergi ke diskotik, mal, atau pesta-pesta.
12. Tanda-tandafisik:
>. Kesehatan fisik menurun.
• Badan kurus dan lemas.
• ·Seleramakan berkurang.
• Penampilandiri menurun : kumal, berpakaian sembarangan,
66
rambut aeak-aeakan, gigi tidak terawat.
13. Dijumpai dalam keadaan mabuk atau menjual
NAPZA.

67
7. Diagnosis dan Penatalaksanaan

7.1. Diagnosis

Adanya stigma di masyarakat terhadap penyalahguna, membuat


penderita bersitat tertutup dan menghindar untuk mengatakan
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu diperlukan
ketrampilan khusus untuk membuat penderita percaya dan mau
berterus terang.

Pemastian diagnosis penyalahgunaan dan ketergantungan


NAPZA memerlukan pendekatan yang multidisipliner yang
meliputi:

a. Anamnesis
Dalam hal ini diperlukan sikap dari petugas kesehatan yang
terbuka, dapat menerima penderita apa adanya, tidak
menolak atau mengkritik penderita, dapat berempati.

Anamnesis meliputi :
~ Keluhan dan riwayat perjalanan penyakit serta penyakit
terdahulu yang pemah diderita.
~ Riwayat penyalahgunaan
NAPZA.
~ Jenis zat yang dipakai.
~ Lamanya pemakaian, dosis, frekuensi, dan cara
pemakaian, riwayaUgejala intoksikasi/abtinensi, alasan
penggunaan.
~ Taraf fungsi sosial: riwayat pendidikan/pekerjaan, latar
belakang legallkriminal, status keluarga, kegiatan sosial
lainnya.
~ Evaluasi keadaan psikologis: keadaan emosi,
kemampuan pengendalian inpuls, kemungkinan tindak
kekerasan, bunuh diri, riwayat perawatan terdahulu.

b. Observasi
66
Penahlpilan penderita, sikap selama wawancara, gejolak
emosi, dU.Dalam keadaan intoksikasi, biasanyaemosi
dalam

67
keadaan labil, bicara cadel, jalan sempoyongan,
dan seringkali agresif atau tidak sopan, dan lain-lain.

c. Pemeriksaan Fisik dan


PSikologis
~ Adanya tanda bekas suntikan sepanjang vena
lengan, tangan, paha, kaki, bahkan pada dorsum
penis.
~ hepatitis,
Kemungkinan komplikasi
endokartidis, rac, medik seperti
bronkhopneumonia,pleuritis,penyakit
kelamin,
HIV/AIDS.
~ Kemungkinan gejala overdosis/putus zat: perhatikan
kesadaran pernapasan, tensi, nadi, pupil mata, cara
berialan, jantung, paru-paru, hati, kulit, dU.
~ Kemungkinan gangguan jiwa yang menyertainya atau
terdapatbersama-samadengan penyalahgunaanNAPZA
seperti anxietas, depresi, kepribadian anti sosial,
gangguan pemusatan perhatian atau gangguan psikotik.

d. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah dan urine rutin serta pemeriksaan urine
terhadap NAPZA. Pengambilan.urine tidak boleh lebih dari
24 jam setelah pemakaian zat terakhir dan disaksikan oleh
petugas agar tidak ditukar dengan urine orang lain yang
sudah disiapkan terlebih dahulu.

e. Pemeriksaan penunjang lainnya


Foto thorax, EKG,
dll.

7.2. Penatalaksanaan/Kuratif dan Rehabilitatif

Beberapa penetitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan


yang bermaknaantara keadaanjiwa individudan kecanduanobat.
OIeh karena itu perlu segera ditolong dan diobati. Sementara
68
kebanyakan masyarakat menganggap bahwa penderita adalah
penjahat,sehingga dikucilkan,dikeluarkandari
sekolah,dU.Untuk keberhasifan penanggulangan, sikap ini tentu
perlu diubah.

69
Pemulihan penderita penyalahgunaan NAPZA bukan
semata mata rnenyanqkut segi fisik, tetapi juga segi mental
psikologik, sosial, dan spiritual. Pengobatan fisik merupakan
hal yang mudah dan dapat diJaksanakan dalam waktu
singkat. Yang lebih penting adalah pembinaan mental
psikologik yang akan sangat menentukan proses
pemulihan setanjutnya.

Keadaan mental psikologik penderita perlu dibina sedemikian


rupa sehingga ia kuat menghadapi tantangan kehidupan
dan tidak tergoda untuk mencari penyelesaian jalan pintas
dengan menggunakan NAPZA kembalL Proses terapi keadaan
mental psikologik ini membutuhkan waktu yang lama,
tergantung dari berat ringannya masalah dan keinginan
pendenta untuk berubah serta dukungan dari keluarga dan
masyarakat.

Pada umumnya,terapi meJiputilangkah-Iangkahsebagai berikut


: a. Fase penerimaan awal : pemastian diagnosis dengan cara
wawancara, pemeriksaan jasmani, laboratorium, dan
pemeriksaan penunjang lainnya.
b. Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik :
.. Penanggulangan keadaan darurat, yaitu mengatasi
kelebihan dosis dan komplikasi medik yang timbul.
.. Penanggulangan keadaan putus zat yang dapat
berlangsung beberapa jam (ultra rapid detoxification)
sampai dengan 1-3 minggu.
c. Fase stabilisasi : pemantapanberbagai bidang yang meliputi:
mental emosional, sosial, religi, edukasional, vokasional,
dan lain-lain yang berlangsung selama 3-9 bulan.
d. Fase resosialisasi (penyaluran kembafi) ke masyarakat
dengan dibekali kemampuan untuk mengatasi masalah dan
peningkatan rasa tanggung jawab sosial yang berlangsung
selama 3-12 bulan.
e. Bimbingan lanjutan dalam masyarakat untuk mencegah
70
kekambuhan yang berlangsung selama 2-3 tahun.

71
Daftar Pustaka :

1. Departemen Kesehatan RI. NAPZA Informasi Bag; Tenaga Kesehatan.


Jakarta: Depkes RJ. 2001
2. www.ycab.net

72
Materi Inti 6

KEHAMILAN YANG TfDAK DUNGINKAN (KTD)

Kehamilan bisa te~adi dambaan. Tetapi mungkin juga diangap


malapetaka apabila perempuan itu sendiri tidaklbelum menginginkan
ketahiran anak. Sebab-sebab seorang perempuan mengalami
kehamilan yang tidak diinginkan (KTO) sangatlah bermacam-macam.

Oi Indonesia, jumlah perempuan yang mengalami KTO diperkirakan


sebanyak 1 juta orang setiap tahunnya. KTO dapat menimpa pasangan
yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. Sebagian dan mereka
menyelesaikan masalah KTO-nya dengan pengguguran kandungan
(aborsi). karena pengguguran tidak legal di Indonesia, banyak yang
melakukannya dengan cara yang tidak aman.

Risiko dari tindak aborsi yang tidak aman yang dihadapi oleh perempuan
sangat besar, seperti kerusakan atau infeksi rahim, bahkan juga dapat
menyebabkan kematian. Aborsi telah menjadi salah satu penyebab
tingginya angka kematian perempuan hami!.

Oleh karena itu, gambaran tentang bagaimana kondisi KTO itu mutlak
diperlukan,sehinggapetugaskesehatandapat membantuperempuandengan
KTD untuk mengambillangkah-Iangkah yang tepat dan bertangungjawab.

1. Pengertian KTD

KTD adalah singkatan dari kehamilan yang tidak diinginkan.


Merupakansatu kondisi di mana pasangantidak menghendakiadanya
proses kelahiran akibat dan kehamilan. Kehamilan itu bisa
merupakan akibat dari suatu perilaku seksuallhubungan seksual
baik yang disengaja maupun tidak. Banyak kasus menunjukkan
bahwa tidak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab atas
80
kondisi ini.

81
2. Faktor-faktor Penyebab KTD

Banyak fsktor yang menyebabkan KTD, antara


lain:
1. . Penundaan dan peningkatan usia kawin, serta semakin dininya
usia menstruasi pertama (menarche). Usia menarche yang
semakin dini dan usia kawin yang semakin tinggi menyebabkan
"masa-masa rawan- semakin panjang. Hal ini terbukti dengan
banyaknya kasus hamHdi luar nikah.
2. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku
seksual yang dapat menyebabkan kehamilan.
3. TlClakmenggunakanalat kontrasepsi,terutama untuk perempuan
yang telah menikah. .
4. Kegagalan alat kontrasepsi.
5. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan.
6. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan kehamilan.
7. Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan
anak).
8. Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan
konsekuensilainnyayang dianggap dapat menghambatkarir atau
kegiatan belajar)
9. Kehamilan karena incest.
10. Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin
yang tidak diinginkan.

3. Aborsi dan Bahayanya

KTD dapat memicu terjadinya pengguguran kandungan (aborsi),


karenasebagaianbesar perempuanyang mengalamiKTD, mengambil
keputusanataujalan keluardengan melakukanaborsi,yang sebagaian
besar dilakukan dengan cara tradisional yang tidak aman.

Pengguguran kandungan secara tradisional mempunyai risiko yang


sangat tinggi, karena dapat menyebabkan kerusakan rahim, infeksi
rahim, infertilitas, perdarahan, komplikasi, bahkan kematian.

82
Terlebih lagi secara hukum pengguguran kandungan dilarang keras'
(ilegal)

83
dengan alasan apapun kecuali untuk menyelamatkan jiwa ibu
dan 5i janin (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Peraturan Perundang-undangan lain yang berhubungan dengan
larangan aborsi di Indonesia:

Pasal 346 KUHP


:
Perempuan yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati
kandungannya atau menyuruh orang lain untok ;W, dihukum
penjara selama-lamanya4 tahun.

Pasal 347 KUHP :


Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati
kandungannya seorang perempuan tidak dengan izin perempuan
itu, dihukum penjara selama-lamanya·12 tahun.

4. Risiko Kehamllan Pada Remaja

Kehamilandi usia remaja dapat menjadi suatu trauma psikis,


terutama bila dialami pertama kali oleh perempuan di usia remaja
dengan perkembangan jiwa yang belum stabiL Oampak kehamilan
di usia remaja dapat bersifat medik dan sosial.

Oampak medik dapat te~adi baik pada ibu maupun pada bayi, antara
lain BBLR dan kematian perinatal. Pada Ibu dapat terjadi abortus,
perdarahan, persalinan sulit, dll. Oampak sosial yang sering te~adi
adalah menarik diri dari sekolah, bahkan dari lingkungan ketuarga
dan masyarakat,serta te~adi kecemasan dengan kehamilannya.

Kehamilan pada usia remaja dapat menimbulkan dampak jangka


pendek maupunjangka panJangyang akan merugikan kesehatannya.
Remaja yang hamil amat berisiko untuk menderita pre-eklampsil
eklampsi dan disproporsi setalo pelvik (karena tulang",tulang
pinggulnyabelum sempat tumbuh dengan sempuma), di sampingjuga
lebih sering te~adi pada golongan ekonomi lemah. Remajayang
84
hamil juga sering luput dari pengawasan selama kehamilan dan
persalinan,

85
padahal keblituhan gizi pada remaja hamil akan meningkat,
selain untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tubuhnya sendiri
juga memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang sedang
dikandungnya.

5. Pencegahan KTD

1. Cara yang paling efektif adalah dengan tidak melakukan


hubungan seksual sebelum menikah.
2. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif
seperti olahraga, seni, keagamaan.
3. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan
seksual, seperti meraba-rabatubuh pasangannya dan menonton
videopomo.
4. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat
alat kontrasepsi.
5. Mendapatkanketerangantentang kegagalan alat kontrasepsidan
. cara-cara penanggulangannya.
6. Untukpasanganyang sudah menikah,seyogyanyamemakaicara
KB yang kegagalannya rendah, seperti sterilisasi, susuk KB,
IUD, dan suntikan.

6. Penanganan Kasus Kehamilan Remaja

Saat menemukankasus kehamilanremaja, petugas kesehatan harus:


1. Bersikap bersahabat dengan remaja
2. Memberikan.konseling pada remaja dan keluarganya
3. Apabilaada masalah yang serius agar diberikanjalan keluar
yang terbaik, dan apabila belum bisa tersefesaikan
supaya dikonsuftasikan ke SpOG, SpKK, psikolog, atau
psikiater
4. Memberi aJternatif penyelesaian masaJah apabila terjadi
kehamilan pada remaja, yaitu:
diselesaikan secara kekeluargaan
segera menikah
83
konseling kehamilan dan persalinan
Pemeriksaan kehalTlilansesuai standar

84
bila ada gangguan kejiwaan, rujuk ke psikiater
bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk .ke
SpOG
bila tidak terselesaikan dengan menikah, keluarga supaya
menerima sebaik-baiknya
bits ingin pengguguran, berikan konseling risiko pengguguran
persiapan mengikuti KB

5. Membentukjejaring dengan yayasan yang direkomendasikan oleh


Oepsos untuk mengadopsi bayi dari hasil KTO.

Daftar Pustaka :

1. Dela. Kehamilan yang Tidak Diinginkan. Jakarta: PKBI. Tanpa


tahun

2. Departemen Kesehatan RI. Materi Pelatihan Bimbingan dan


Penyuluhan Kesehatan ReprocJuks; Remaja Bagi Petugas Kesehatan
(Penanganan Bag; Pelatih). Jakarta: Depkes RI. 2000

3. Subdin Kesga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Standar


Pelayanan Kesehataan Reproduksi. Semarang. 2001

85
MATERI7

KEKERASAN SEKSUAL DAN


PENYIMPANGAN PERlLAKU SEKSUAL

1. Kekerasan Seksual

1.1. Pengertian Kekerasan Seksual

Kekerasanseksual diartikan sebagai segala bentuk perilaku yang


berorientasi seks, yang dipaksakan kepada orang lain, dan
menimbulkan perasaan tidak senang atau merugikan. Perilaku
seksual tersebut bervariasi, mulai dari pandangan mata yang
penuh nafsu, sampai dengan perkosaan seksual yang membuat
cedera.

Penyebab kekerasan seksual ini pada dasamya adalah adanya


dorongan seksual yang menimbulkan ketegangan seksual, dan
membutuhkan pelepasan seksual. Bagi pelaku, bentuk-bentuk
kekerasan seksual merupakan pelepasan ketegangan seksual,
walaupun tidak selalu berupa kepuasan seksual yang utuh.

1.2. Bentuk Kekerasan Seksual

Sesuai dengan definisi kekerasan seksual, bentuk kekerasan


seksual mulai dari pelecehan "ringan" hingga yang "berat".
Contoh bentuk kekerasan seksual:
• Pandangan mata yang penuh nafsu
• Siulan nakal
• Lelucon-Ielucon cabul yang diucapkan di
hadapan korban
• Perilaku mencolek dan meraba-raba tubuh korban dengan
tujuan seksual.
• Menyingkap sampai merobek baju korban
86
• Pemerkosaan

87
1.3. Faktor Risiko Terjadinya Kekerasan Seksual Pada Anak

a. Faktor masyarakatlsosial;
Tingkat kriminalitas yang
tinggi Layanan sosial yang
rendah Kemiskinan yang tinggi
Tingkat Pengangguran yang tinggi
Pengaruh pergeseran budaya
Stres pada pengasuh anak
Pengaruh media massa

b. Faktor anak
Prematuritas
Cacat
Anak dengan masalah perilaku atau emosi

c. Faktor orang tua atau situasi keluarga


Riwayat orang tua dengan kekerasan fisik atau seksual
pada masa kanak
O~ng tua remaja/imaturitas emosi
Kepercayaan diri yang rendah
Dukungan sosial yang rendah
Keterasingan dari masyarakat
Kemiskinan
Kepadatan hunian
Masalah interaksi dengan Iingkungan
Kekerasan dalam rumah tangga
Mempunyai banyak anak balita
Riwayat penggunaan obat-obatan

1.4. Akibat Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual memang dapat terjadi pada siapa saja, baik


laki-Iaki dan perempuan. Namun memang teriadinya kekerasan
seksualpada perempuan jumlahnya lebih banyak daripada yang
teriadi pada laki-Iaki. Umumnya kekerasan seksual dilakukan
88 pada obyek yang dipandang lemah, seperti kekerasan oleh laki-
laki kepada perempuan, dan kekeralan oleh orang dewala kepada
anak-anak.

Secara umum, kekeralan seklual tldak hanya akan menjadikan korban


menderita trauma secara flslk, namun yang terutama adalah korban
akan menderita Itres mental yang· amat berat, bahkan bisa lIumur
hidup, yaltu lUes pasca trauma. Pada korban perempuan, akibat dari
kekerasan seksual memlfikl spektrum yang lebih luas.

Macam-macam akibat kekerasan seksual ,_ntaralain:

1. Aklbat
fI.l1<
• Pembunuhan sampat kematlan.
• Trauma fisik berat, mlsalnya memar berat luar/dalam,
patah tulang, kecacatan.
• Trauma fisik dalam kehamilan, yang berisiko terhadap ibu
dan janin.
• Kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat diikuti
dengan tindakan aborat
• Gangguan psikologis/haid berat, IMS, HIV/AIOS,
komplikasi kehamilan, dan gangguan pencemaan.

2. Aklbat non
flslklmental
• Gangguan mental, misalnya depresi, ketakutan, cemas, rasa
rendah diri, kelelahan kronis, sulit tidur, mimpi buruk,
disfungsi seksual, gangguan makan, ketagihan alkoholl
obat, atau mengisolasikan diri hingga bunuh diri.
• Pengaruh psikologis temadap anak saat ini dan kelak
mereka cenderung melakukan kekerasan seksual juga.

Adapun dampak kekerasan seksual pada kondisi kejiwaan anak adalah


sebagai berikut :
• Gangguan perkembangan kognitif anak seperti kemampuan
berbahasa, membaca dan sistim motorik.
• Gangguan mental emosional anak seperti timbulnya
gangguan mood, kesulitan belajar, kesulitan berinteraksi
dengan teman sebaya, kehilangan kepercayaan diri, dll
88
• Bisa terjadi pseudomaturitas emosi, beberapa anak menjadi
agresif atau bermusuhan dengan orang lain atau menarik
diri dari lingkungannya. Anak menjadi mengompol
kembali, hiperaktif, sulit tidur, dll
• Tingkah laku atau pengetahuan seksual anak yang tidak
sesuai dengan tingkat usianya

1.5. Penanganan Korban. Kekerasan

Dalam menangani korban kekerasan, suatu sistem harus dibuat


untuk mengkoordinasi semua kegiatan yang berkaitan dengan
korban. Pelayanan kesehatan dapat berperan dalam hal:
• mengidentifikasi organisasi yang ada di lokasi atau kabupaten
yang dapat membantu perawatan dan rehabilitasi para korban
kekerasan
• membuka hubungan antara pelayanan kesehatan dengan
rekan kerja sosial (misalnya: pelayanan sosial, kelompok
perempuan, polisi, kelompok legal, pimpinan agama,
pelayanan kesehatan jiwa, dan kelompok hak azasi manusia.)
• bersama-sama dengan mitra yang lain, melakukan penilaian
untuk mengidentifikasi kebutuhan setempat dan kebutuhan
memadai.
• berdasarkan penilaian, mengembangkan suatu rencana
multidisiplin dan intersektoral.
• menyusun mekanisme dengan sektor-sektor lain yang sesuai
untuk merujuk korban (misalnya: antara sektor kesehatan
dan organisasi yang berkaitan dengan bantuan ekonomi.
• sensitisasi tenaga dari lain sektor akan kebutuhan psikososial
dari korban kekerasan, dan bita perlu melalui pelatihan.
• menganjurkan agar memasukkan bantuan/dukungan sosial
dan konseling ke dalam kegiatan berbagai sektor.
• menyusun mekanisme untuk mengevaluasi intervensi secara
sistematis dan mekanisme koordinasi.

Pelayanan kesehatan seringkali tidak siap untuk memberikan


pelayanan terhadap kebutuhan para korban kekerasan berbasis
89
gender (Iihat bab pengenalan gender) dan kekerasan seksual.

90
Strategi-strategi berikut ini dapat membantu membuat
pelayanan lebihtanggap terhadap kebutuhan korban :
• Meningkatkan ketrampilan cara penerimaan penderita,
mulai dari petugas administrasi, petugas kesehatan, dan
petugas pembantu. .
• MenJaga kualitas pelayanan dalam mengobati
korban kekerasan, antara lain dengan menyusun struktur
pelayanan agar dapat tersedia, terjangkau, dan
dapat diterima; mengembangkan protokol pengobatan
medis dan psikologis para korban; mendukung staf
untuk memberi pelayanan holistik dan empati; serta
mengenali keterbatasan fasilitas kesehatan dan
menyusun mekanisme untuk rujukan medis dan
psikologis.
• Menjaga kerahasiaan
• Mengembangkan pelayanan terintegrasi untuk
menangani korban kekerasan, antara lain dengan
menganjurkan rujukan kasus antar sektor.
• Membuat hubungan dan mendukung
pengembangan kelompok perempuan.

a. Anamnesa untuk memudahkan penyingkapan suatu


kasus
Para petugas kesehatanharus sadar tentang ciderafisik yang
biasanya menyertai perkosaan yang baru terjadL Hal ini
membuat petugas lebih waspada tentang kemungktnan
perkosaan yang belum diceritakan oleh penderita.

;5/ Cedera fisik yang umumnya terkait pada perkosaan


• Trauma pada alat kelamin
• Abrasi dan lecet-Iecet pada tungkai bawah bagian atas,
kepala, dan leher.
• Tanda-tandapenguasaandiri secara paksa, bekas ikatan
tali di pergelangan tangan atau kaki, cedera mulut akibat

91
penyumbatan mulut.
• Petechiae sekunder pada muka dan conjunctiva, akibat
tercekik.

92
• Gigi yang patah, rahang bawah atau tulang pipi yang
bengkak, cedera mata karena ditinju atau ditampar
rnukanya.
• Nyeri otot atau kekakuan di pundak, tengkuk, lutut, pantat,
atau punggung akibat menahan posisi badan pada posisi
yang memungkinkan penetrasi seksual.

b. Pengobatan
Setelah penderita mengungkapkan tentang kejadian
kekerasan seksual, ia harus menerima pelayanan medis dan
psikologis yang memadai, efektif, dan empatik.

Dalam semua kasus itu, petugas dan penderita harus menjadi


partisipan aktif dalam proses pengobatan, agar penderita
dapat memperoleh kembali rasa percaya diri.

Berikut perawatan medis dan psikologis pada korban


kekerasan.

Tabel9
Perawatan Medis dan Psikologis Korban Kekerasan

MASALAH PENGOBATAN MEDIS PERAWATAN


PSIKOLOGIS
Perkosaanl Manajemen akut Akut : ciptakan lingkungan
penganiayaan penganiayaan seksual. aman dan bebas ancaman.
seksual dalam Ikuti protokol setempat Pasca-akut : konseling,
jangka wa1du untuk pengumpulan dukungan kelompok.
24jam bukti.

Pemah diperkosal Cek IMS dan obati. Konseling, dukungan


dianiaya seksual Pastikan ada sebab- kelompok.
sebab fisik untuk kasus-
kasus yang diduga
kasus psikosornatik.

93
MASALAH PENGOBATAN MEDIS
PERAWATAN PSIKOLOGIS
Kekerasan Obati cedera fisiko Konseling, dukungan
domestik Pastikan ada sebab- kelompok.
(melihat dan sebab fisik untuk kasus-
kejadian pada kasus yang diduga
diri sendiri) kasus psikosomatik

Bentuk lain Obati cedera fisiko Akut : ciptakan lingkungan


kekerasan Pastikan ada sebab- aman dan bebas ancaman.
sebab fisik untuk kasus- Pasca-akut: konseling,
kasus yang diduga dukungan kelompok.
. kasus psikosomatik. --
<~"...
Trauma Pastikan ada sebab- Konseling, dukungan
psikologis yang sebab fisik untuk kasus- kelompok.
berkaitan dengan kasus yang diduga
kekerasan yang kasus psikosomatik.
pernah dilihat.

Semua kasus : rujukan ke polisi bantuan hukum, bantuan tempat


perlindungan perempuan, dsb. Sesuai dengan kasusnya dan keinginan
penderita.
92

--_. ---------------------~
Berikut beberapa tempat rujukan dan pendampingan untuk
korban kekerasan:

2. Penyimpangan Perilaku Seksual

Sejak awal kehidupannya di dunia, seorang anak sebenarnya sudah


mengalami pertumbuhan psikoseksual. Perkembangan psikoseksual
terdiri dari beberapa fase, yaitu fase anal. phalic, dan fase genital.
Bila pada fase tersebut tuntutan pemuasan tidak terpenuhi secara
wajar. maka dapat terjadi fiksasi. Fiksasi pada fase oral berarti
bahwa selanjutnya sampai dewasa individu mengalami tuntutan
akan pemuasan oral yang tidak cocok dengan umumnya.

P~a perkembangan lebih lanjut terjadilah peralihan pada bentuk


aktivitas pemuasan seksual yang lebih tinggi di mana kemudian
mengarah pada orang lain sebagai obyeknya. Gangguan yang te~adi
pada masa perkembangan psikoseksual dapat juga menyebabkan
gangguan arah dorongan seks atau penyimpangan perilaku.

2.1. Sentuk penyimpangan perilaku seksual

Arah dan tujuan seks yang normal adalah tertuju pada lawan
jenisnya (heteroseks).Pada penyimpanganseksual,arah tersebut
telah berbelok pada obyek lain di mana obyek tersebut dipakai
sebagai cara utama untuk mendapatkan kepuasan seksual.

96
Sentuk penyimpangan perilaku seksual terse but antara
lain adalah:

a. Pedofilia
Adalah melakukan aktivitas seksual dengan memakai
anak kecil sebagai obyek pemuasan seksualnya.

b. Transvetisme
Adalah keadaan seseorang yang mendapat
pemuasan seksual dengan jalan memakai pakaian dari
lawan jenisnya.

c. Exhibisionisme
Adalah orang yang mendapat kepuasan seksual
dengan mempertontonkan genitaliannya di depan orang
lain.

d. Veyeurisme/skopofilia
Adalah orang yang mendapat kepuasan seksual
dengan mengamati orang telanjang atau orang lain
melakukan hubungan seksual

e. Sadisme
adalah orang yang mendapat kepuasan seksual
dengan menyakiti pasangannya, baik secara fisik
maupun psikologis

f. Masokhisme
Adalah seorang mendapatkan kepuasan seksual bila
disakiti oleh pasangannya. .

g. Fotishisme
Adalah seorang mendapat kepuasan seksual
dengan mengambil benda milik lawan jenisnya,
97
seperti sepatu, pakaian dalam, kaos kaki, atau rambut.

h. Transeksualisme
Seorang transeksual akan menolak jenis kelamin
badaniah yang ada padanya, jadi jenis kelamin fisiknya
berbeda dengan

98
jenis kelamin psikologiknya. Keadaan ini menimbulkan
konflik dan tidak adanya ketentraman batin.
Umumnya penderita datang ke dokter dengan keinginan
agar jenis kelamin fisiknya diubah melalui operasi
kelamin.

2.2. Penanganan Penyimpangan Perilaku Seksual

Penyimpangan perilaku seksual dapat disembuhkan dengan


konseling dan terapi yang berkesinambungan dari psikolog,
psikiater, atau konselor yang terlatih dalam bidang psikologi.
Namun penanganan inijuga tergantung kasus yang dihadapi dan
juga Farmakoterapi. Umumnya penanganannya bersifat
kompleks dan memerlukan waktu yang panjang.

Penanganan dapat dilakukan secara psikoterapi yang umumnya


diperlukan jika disertai dengan gangguan jiwa lainnya seperti
gangguan depresi dan gangguan cemas. Karena itu jika petugas
kesehatandasar mendapatkankasus seperti ini, lebih baik segera
dirujuk ke rumah sakit terdekat.
98

-.-~---.----------------------
Oaftar Pustaka

1. DepartemenKesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan


Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan di Tingkat
PeJayanan Oasar. Jakarta: Depkes RI. 2000

2. Departemen Kesehatan RI. Kumpulan Materi Kesehatan


Reproduksi
Remaja (KRR). Jakarta: Depkes RI. 1993

3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan


Pelayanan Terpadu korban Kekerasan Terhadap Perempuan
(KtP) dan Kekerasan Terhadap Anak (KtA) di Rumah Sakit. Draft.
Jakarta: Depkes RI. 2003

4. Departemen Kesehatan RI, WHO. Kesehatan Reproduksi


Selama
Konflik dan Pengungsian. Jakarta: Depkes RI. 2003

5. Ikatan Dokter Indonesia. Pedoman Tata/aksana kasus


Penganiayaan dan Penelantaran Anak. Jakarta: 101. 2000

6. Tim Sahabat Remaja PKBI DIY. Tanya Jawab Seputar


Seksualitas
Remaja. Yogyakarta: Lentera Sahaja. 1999

7. www.menegpp.go.id

99
Materi Inti 8

KOMUNIKASI, INFORMASI, EOUKASI (KIE),


KOMUNIKASI INTERPERSONAL,
DAN KONSELING (KIP&K)

1. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)

~Oalamupaya peningkatan status kesehatan remaja, salah satu hal


yang dapatdilakukan adalah dengan menggunakan materi KIE.

1.1. Hasil yang diharapkan dari penggunaan materi KIE


dalam program kesehatan reproduksi remaja.

Dalam program peningkatanstatus kesehatan reproduksiremaja,


materi KIE sangat berperan. Pada masa remaja, mereka
cenderung bersifat ingin tahu tentang segala hal, termasuk
masalah kesehatan reproduksi. Keingintahuan itu antara lain
merekasalurkandengan membacaatau menonton,dari manapun
sumbernya, tanpa menyadari bahwa mungkin saja informasi
tersebut salah dan meyesatkan. Diharapkan peran media KIE
penting untuk memberikan informasi yang benar. Perlu diingat
dalam membuat materi KIE untuk remaja, haruslah menarik
sesuai dengan jiwanya remaja.

Tujuan penggunaan materi KIE untuk program remaja adalah:


• Memberi informasi yang benar dan bertanggung jawab
• Memberi motivasi pada remaja untuk mencari pertolongan
bila menghadapi masalah.
• Agar remaja mempraktikkan perilaku hidup sehat.
• Mengadvokasi pihak lain sebagai pendukung perubahan.

100
Media KIE yang digunakan dalam program kesehatan
remaja, bukan hanya ditujukan bagi remaja, namunjuga pada
pihak-pihak lain yang terkait dengan remaja. Remaja adalah
sasaran primer dalam penggunaan materi KIE dalam
program kesehatan remaja. Sasaran sekundemya adalah
orang tua, guru, pemuka agama, pemuka adat, kader, LSM,
dan sebagainya. Sedangkan sasaran tersier antara lain adalah
pemerintah daerah dan pihak pemberi dana.

Yang pertu diingat bahwa materi KIE hanyalah berfungsi


sebagai alat atau instrumen. Agar lebih efektif, perlu
dikombinasikan dengan materi KIE lain atau kegiatan
promosi lain seperti pelatihan, komunikasi interpersonal,
konseling, dan kampanye media.

1.2. Jenis-jenis Materi KIE

Materi KIE dapat berupa media cetak, media elektronik,


maupun media luar ruang.

Contoh-contoh materi KIE antara lain:


• buku pedoman
• brosur
• poster
• radiol tv spot
• VeD
• kaset
• billboardlreklame
• lembar balik

2. Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP&K)

2.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

101
Komunikasi secara umum adalah proses di mana seseorang
mengirimkan pesan kepada orang lain. Pengiriman pesan

102
biasanya dilakukan dengan menggunakan "kata" atau
"bahasa". Agar suatu proses komunikasi dapat
berlangsung, diperlukan adanya beberapa unsur komunikasi.
Unsur-unsurtersebut adalah komunikator, pesan,
penerimalkomunikan, dan umpan balik.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi satu orang


ke or ang lainnya, dua arah, interaksi verbal (kata-kata yang
diueapkan) maupun non-verbal (ekspresi muka, sikap tubuh,
dsb) yang menyangkut saling berbagi informasi, dan
perasaan antara individu dengan individu, atau antar
individu di dalam kelompok.

Jadi dalam proses komunikasi interpersonal, terjadi proses


dua arah, lingkaran interaktif di mana pihak-pihak yang
berkomunikasi saling bertukar pesan. Kedua pihak
menjadi pengirim dan penerima pesan. Dalam proses ini si
penerima menafsirkan pesan si pengirim sebelumnya
danmemberitanggapan dengan pesan yang baru. Dengan
kata lain komunikasi interpersonal adalah proses tatap
rnuka penyampaian informasi dan saling pengertian antara 2
orang atau lebih.

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam komunikasi


interpersonal
Berbagat hal yang dapat menghambat efektivtias komunikasi
in
terpersonal terdiri dari 3 faktor,
yaitu:

1. Faktor penerima pesan, antara lain:


• perasaan, pikiran, keeurigaan
• tidak berkonsentrasi pada pemberi pesan
• bukan pendengar yang baik
• kondisi diri yang buruk (termasuk di sin; kurangnya
daya tangkap, daya panea indera)
2. Faktor yang ada pada pesan itu sendiri, misalnya:
• kurang jelas
• memiliki arti ganda
• kurang sistematis
• bahasa tidak lazim

102

-~---------~-------.......,;.;...._-----
3. Faktor dari komunikator
~ cara berbicara tidak jelas, gagap,
dsb
~ tidak bisa menyampaikan pesan secara
baik
~ bukan pendengar yang
baik

4. Faktor lingkungan
~ suasana
bising
~ tempat tidak
privat

2.2. Konseling

Yang dimaksud dengan konseling adalah proses pemberian


bantuan dari petugas kesehatan kepada ktiennya. melalui
pertemuantatap muka. 'Petugas menyampaikan informasi yang
tidak memihak serta membenkan dukungan emosi, agar klien
mampu mengenali keadaan dirinya da"n masalah yang
dihadapinya, sehingga diharapkan klien dapat membuat
keputusanyang tepat dan mantap bagi dirinya sendiri.Atas dasar
tersebut,kemudian klien bisa bertindak sesuai dengan keputusan
yangtelah dipilihnyasecara mantap pula karena telah memahami
alasan dan tujuannya. Dasar dan pengertian konseling adalah
pemberianinformasi yang tujuannya akhimya adalah klien dapat
membuat keputusan untuk mengatasi masalahnya secara
mantap.

Cin-cin konseling yang baik apabila:


Konselor memahami dan peduli pada klien, menimbulkan
kepercayaan pada din klien.
Konselor memberikan informasi yang akurat dan berguna
bagi klien.
Konselor membantu klien untuk membuat keputusannya
103
sendiri,berdasarkan informasi yang jelas dan sesuai dengan
perasaan, situasi, dan kebutuhan klien.
Konselor membantu klien untuk menging.atapa yang harus
dilakukan.

104
Konseling yang baik mempunyai 6 langkah kunci, yang
dapat disingkat sebagai GATHER atau SATU TUJU
G - Greet (Berikan salam)
A- Ask (Tanyakan apa masalah klien)
T - Telling (Ungkapkan Informasi sesuai kebutuhan
H- Help klien) (Bantu klien mencapai keputusan)
H- (Jelaskan agar klien ingat)
Explaining (Undang klien untuk kunjungan ulang)
R - Return

a. G - Greet (Berikan salam)


.Salam yang bersahabat dari petugas kesehatan akan
membuat klien merasa diterima dengan baik. Hal ini
-,,"-';: mernbanqunhubungan yang baik sejak dari awal antara
klien dengan petugas kesehatan dan hubungan yang baik
akan membangun kepercayaan klien pada petugas.

b. A-Ask (Tanyakan)
Petugas Kesehatan harus memiliki kemampuan bertanya
yang efektif dan juga kemampuan mendengar aktif pada
jawaban klien. Petugas dapat menanyakan beberapa
pertanyaan untuk mengetahui lebih banyak, namun yang
paling penting adalah pertanyaan yang dapat
mengungkapkan bagaimana perasaan dan keinginan klien.

c. T..,.T. ell (Ungkapkan informasi)


:,-::':~. Petugaskesehatanharus responterhadapsituasi,kebutuhan,
dan keprihatinan klien. Petugas kesehatan memberikan
informasi yang dapat membantu klien mencapai keputusan
yang baik. Informasiini harus memberikanbeberapaaJternatif
pilihan bagi klien dan konsekuensinya. Hindarkan informasi
yang tidak perlu, karena justru dapat membingungkan klien.

d. H - Help (Bantu Klien)


Klien dan petugas kesehatan mendiskusikan pilihan-pilihan
yang ada, serta I(onsekuensinya pada klien. Dengan cara ini
petugas membantu klien membuat keputusan.
104

--_ .. _ .._-----------------
e. E - Explaining (Jelaskan)
Setelah klien membuat keputusan. petugas kesehatan
menjelaskan pada klien apa yang perlu dilakukan
berdasarkan keputusannya tersebut. Bantu klien untuk
mengingat hal-hal tersebut, antara lain dengan memberikan
materi KIE yang dapat dibawa pulang oleh klien.

f. R - Return (Undang untuk kunjungan ulang)


Setelah selesai, undang klien untuk datang kembali ke
pelayanan kesehatan setiap saat mereka membutuhkan.

2.3. Proses dan Dampak Pelaksanaan KlP&K dalam Pelayanan


Kesehatan

Komunikasi interpersonal dan konseling (KIP&K) merupakan


suatu komunikasitatap muka, di mana antara petugas kesehatan
dan klien terjadi proses pertukaran informasi, pikiran, pendapat,
atau perasaan, baik secara vE!rbalmaupun non-verbal. Dalam
pelaksanaannya,KIP&K dapat dilakukan dalam bentuk:
promosi, edukasi, motivasi, bimbingan, dan konseling.

Prosessuatu pelayanan kesehatan, umumnya berlangsung pada


saatterjadi interaksiantara pemberi pelayanandengan klien. Fase
tersebut merupakan saat yang sangat menentukan (the moment
of truth/the moment of opportunities), karena pada saat itu akan
terbentuk kesan klien terhadap pelayanan kesehatan yang
diterimanya(experience), baik kesan memuaskan maupun tidak
memuaskan.

KIP&K merupakan proses yang berkesinambungan, apabiJa


dilakukan dengan baik dan benar sejak terjadi kontak dengan
klien dan selanjutnya, akan memberi peluang pada klien untuk
mau mengemukakan pendapat atau masalahnya. Bila tercipta
hubungandan suasana yang kondusif, maka petugas kesehatan
dapat membantu klien untuk memahami masalahnya secara
benar, dan mampu memilih alternatif-alternatif yang ditawarkan

105
secaratepat.

106
KJP&K yang berhasil baik, selain akan meningkatkan
citra dan kredibilitas pelayanan kesehatan, juga meningkatkan
kualitas dan pemantapan klien dalam meningkatkan
kemandiriannya untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
dirinya.

Klien yang puas akan menjadi klien yang setia terhadap


petugas kesehatan maupun institusi di mana ia memperoleh
pelayanan. Sifat setia ini akan berdampak pada tumbuhnya
dorongan klien untuk berhubungan lebih sering, lebih erat,
sehingga kegiatan KIP&K dapat terus berkesinambungan.

Kesan positif dari suatu proses komunikasi interpersonal


maupun konseling akan mendorong klien untuk
melakukan kunjungan ulang, sedangkan kesan negatif akan
berdampak sebaliknya. Dari kesan yang timbul atas
pengalaman yang didapat klien di pelayanan kesehatan,
seringkali berlajut dengan komunikasi dari mulut ke
mulutlgetok tular (word of mouth), dari seorang klien
yang pemah mendapat pelayanan kepada calon klien atau
or ang lain yang sudah maupun yang belum pemah
mendapatkan
pelayanan
.
Oleh sebab itu, petugas kesehatan pada saat
memberikan pelayanan, harus berupaya keras untuk
menumbuhkan kesan yang baik secara terus-menerus
sehingga pelayanan yang diberikan akan mendatangkan
~_:!.:.:,0: kepuasaan pada klien, serta berdampak pada
meningkatnya jumlah kunjungan klien lainnya.
<2~·K: onseling Untuk Remaja
• Dialog (hubungan unik antar manusia) untuk membantu
remaja mengurangi/mengatasi masalah
• Gejolak perkembangan remaja adakalanya sulit dibedakan
dari gangguan jiwa
• Konselingdapat merupakan prevensiprimer untuk mencegah
gangguan jiwa kemudian hari
• Konseling dapat merupakan prevensi sekunder (early
diagnosis & early treatmen)

106

----- --------------------
• Oapat merupakan prevensi tersier karena sudah
terjadi gangguan jiwa
• Remaja mampunyai norma dan nilai-nilai yang spesifik
• Orang dewasa sering kali kurang mampu untuk
menghayati jiwa remaja
• Remaja biasanya tidak mau dinasehati dan
diperlakukan seperti anak kecil
• Remaja menuntut supaya kemampuannya diakui dan
dihargai
• Konselor harus mendekati remaja dengan empati

Oleh karena itu, seorang konselor harus me menu hi syarat-


syarat sebagaiberikut:
• Mempunyai ilmu (knowledge)
• Mempunyai ketrampilan (skill)
• Mengerti I mampu bersikap (attitude) dengan tepat &
adekuat

2.5. Empati
• Empati adalah upaya dan kemampuan untuk
mengerti, menghayati dan menempatkan diri seseorang
di tempat or ang lain sesuai dengan identitasnya
• Menerima orang lain sebagaimana adanya
• Mengerti dan mengahargai nilai dan sistem nilai orang
lain yang diempati
• Tidak bersikap menghakimi, menyalahkan
atau membenarkan
• Oasar empati adalah kasih sayang (compassion)
• Empati berarti selalu bersikap hormat dan
manusiawi terhadap orang lain dan sistem nilai yang
dianutnya
• Empati berbeda dengan simpati yaitu reaksi individu
yang spontan serta melibatkan diri sepenuhnya kepada
apa yang dirasakan oleh orang lain.
• Yang dimaksud dengan nilai dan sistem nilai adalah
segala hal ihwal, baik yang konkret, abstrak maupun
simbolik yang secara subyektif bernilai I bermakna
tinggi bagi seseorang atau sekelompok orang.

107

---
--- --- ---- ---
Daftar Pustaka :

1. Population Report. GATHER Guide To Counseling. Volume


XXVI.
Number4. Baltimore: The John Hopkins University 1998

2. Departemen Kesehatan RI. Standar Kualitas kemampuan KIP&K


Bagi bidan dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI. 2002

108
--------------'----------------
Materi 9

PENGENALAN GENDER

1. Pengertian Gender

Ada perbedaan yang mendasar antara gender dengan jenis kelamin.


Jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis (khususnya
sistem reproduksi dan hormonal), diikuti dengan karakteristik
fisiologi tubuh, yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau
perempuan. Karakteristikfisiologi tubuh perempuan antara lain dapat
mengalami haid, hamil,melahirkandan menyusui,sedangkan
karakteristikfisiologi tubuh laki-Iaki antara lain dapat menghasilkan
sperma.

Sebaliknyagender mengacu kepada perbedaan peran dan tanggung


jawab sosialbagi perempuandan laki-Iaki,yang dibentuk oleh
budaya. Perbedaan peran dan tanggung jawab tersebut kadang-
kadang dikaitkandengan kemampuan biologis suatu jenis kelamin,
misalnya perempuandiberi tugas tertentu karena dianggap lebih
"keibuan" atas dasar kemampuannyamelahirkandan menyusui.Jadi
pada dasamya, gender merupakan konstruksi sosial yang berpotensi
d~pat diubah, sedal19kankarakteristikbiologis yang melekat
padajenis kelamin tidak demikian.

Kesetaraan gender (gender equality) merupakan keadaan tanpa


diskriminasi (sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin) dalam
memperoleh kesempatan, pembagian sumber-sumber dan hasil
pembangunanserta akses terhadap pelayanan.

Keadilan gender (gender equality) adalah keadilan dalam distribusi


manfaat dan tanggung jawab antara laki-Iaki dan perempuan, yang
didasari pemahaman bahwa laki-Iaki dan perempuan mempunyai
perbedaan kebutuhan dan kekuasaan. Perbedaan ini perlu dikenali
109
dan diperhatikan untuk dipakai sebagai dasar atas
perbedaan perlakuan yang diterapkan bagi laki-Iaki dan
perempuan.

Bias gender adalah suatu keadaan yang menunjukkan


adanya keberpihakan kepada laki-Iaki daripada kepada
perempuan. Misalnya prod uk hukum yang lebih memihak
kepada laki-Iaki, sedangkan perempuan berada pada posisi yang
dirugikan~ Contohnya pada kasus aborsi ilegal, pihak perempuan
mengalami hukuman karena tindakan aborsinya, sementara laki-
Iaki yang menyebabkan kehamilan bebas dari tuntutan
masyarakat dan produk hukum itu sendiri.

Definisi pengarus-utamaan gender secara sederhana


adalah penerapan kepedulian gender dalam analisis, formulasi,
implementasi,
7:kian pemantauan suatu kebijaksanaan dan program dengan
tujuan
'tmencegah teoadinya ketidaksetaraan antara pria dan wanita.
Ketidak adilan gender dalam bidang kesehatan berdampak sang
at merugikan kesehatan perempuan. Akibatnya kesenjangan
derajat kesehatan pria dan wan ita semakin lebar. Pengarus-
utamaan gender pada dasamya bertujuan untuk mengatasi
masalah tersebut dengan memastikan bahwa semua
kebijaksanaan dan program kesehatan mampu menciptakan
dan memelihara kondisi kesehatan yang optimal baik untuk
perempuan maupun laki-Iaki dari semua kelompok umur, secara
adil dan setara dengan mengatasi berbagai hambatan yang
terkait "..
gender.

2. Konsep Gender dalam Kesehatan


>'2.1. Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
110
Seperti dikemukakan sebelumnya gender mempunyai pengaruh
besar terhadap kesehatan pria dan perempuan. Hal itu semakin
dirasakan dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi, antara lain
karena hal-hal berikut :

1. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus


hidup manusia, misalnya masalah inses yang terjadi pada

111
masa kanak-kanak di rumah, masalah pergaulan bebas
pad a remaja, kehamilan remaja, aborsi yang
tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan
reproduksi. Status sosial perempuan di masyarakat
merupakan penyebab utama masalah kesehatan
reproduksi yang dihadapi perempuan, karena
menyebabkan mereka kehilangan kendali terhadap
kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya.

2. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi risiko


kesehatan reproduksi, seperti kehamilan, melahirkan,
aborsi yang tidak
. aman, dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur
alat reproduksinya, perempuan lebih rentan secara sosial
maupun biologis temadap penularan IMS, termasuk
HIV/AIDS.

3. Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan


dari hubungan laki-Iaki dan perempuan. Namun
keterlibatan, motivasi, serta partisipasi laki-Iaki
dalam kesehatan reproduksi masih sang at kurang.

4. laki-Iaki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi,


khususnya yang berkaitan dengan IMS termasuk
HIV/AIDS. Karena itu dalam menyusun strategi untuk
memperbaiki kesehatan reproduksi harus diperhitungkan
pula kebutuhan, kepedulian, dan tanggung jawab laki-
Iaki.

5. Perempuan rentan terhadap kekerasan atau pertakuan


kasar, yang pada dasamya bersumber pada subordinasi
perempuan terhadap laki-Iaki atau hubungan gender
yang tidak setara.

6. Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan


"urusan perempuan".

Dari perspektif gender, hal-hal terse but mencerminkan


adanya hubungan bias gender, perlakuan diskriminatif
terhadap perempuan, dan banyaknya intervensi yang buta
gender.

111
Dalam kaitan dengan kesehatan reproduksi remaja, hal-hal yang
sering dianggap sebagai isu gender adalah sebagai berikut :

1. Ketidak adilan dalam membagi tanggung jawab. Pad a


pergaulan yang terlalu bebas, remaja putri selalu menjadi
korban dan menanggung segala akibatnya, seperti kehamilan
yang tidak dikehendaki, putus sekolah, dan sebagainya. Ada
kecenderungan pula untuk menyalahkan pihak perempuan,
sedangkan remaja laki-Iakinya seolah-olah terbebas dari
segala permasalahannya; walaupun ia ikut andil dalam
menciptakan permasalahan terse but.

« 2. Ketidak adilan dalam aspek hukum. Dalam tindakan aborsi


ilegal, yang diancam oleh sanksi dan hukuman adalah
perempuan yang menginginkan aborsi tersebut, sedangkan
laki-Iaki yang menyebabkan kehamilan tidak tersentuh oleh
hukum.

3. Perempuan selalu dijadikan obyek intervensi dalam program


pemberantasan IMS, waJaupun kaum laki-Iaki sebagai
konsumen justru memberi kontribusi yang cukup besar dalam
masalah terse but.

112
4. Setiap upaya mengurangi praktik prostitusi, kaum perempuan
sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi obyek dan
tudingan sumber permasalahan, sementara kaum laki-Iaki
;:-._---- yang mungkin menjadi sumber penularan IMS, tidak pemah
diintervensi dan dikoreksi.
~--;~

Secara umum, ada 4 faktor yang digunakan untuk menganalisis


adanya kesenjangan gender, yaitu (i) akses, (ii) penguasaan
terhadap sumber daya, (iii) partisipasi untuk pengambilan
keputusan, dan (iv) pemantaatenhaell.

113
2.2. Sensitif Gender

Dalammembuatsuatu kebijakanatau program,sangatlah penting


memperhatikan masalah gender ini, termasuk dalam menyusun
program kesehatan remaja.

Untuk itu ada beberapa indikator sensitif gender/peka gender


yang nantinya dapat digunakan sebagai piranti untuk
monitoring dan evatusi program, yang pada akhirnya dapat
digunakan sebagai dasar dalam reformulasi program agar dapat
disebut sebagai program yang sensitif gender.

Indikator sensitif gender berbeda dari indikator biasa, karena


menyajkan suatu keadaan yang memisahkan antara laki-Iaki
dan perempuan, serta menampilkan hubungan gender yang
tidak setara.lndikatorbiasa menyebutkan:"51%
pendudukJawaBarat berkelamin perempuan", sedangkan
indikater sensitif gender menyebutkan : "60% perempuan di
Jawa Barat melek huruf, sementara pada laki-Iaki 80%; lima
tahun yang lalu keadaanya adalah 40% dan 50%". Jadi
indikator sensitif gender merupakan variabel tunggal yang
merangkum sejumlah informasi yang menggambarkan
perubahan yang berkaitan dengan hubungan gender dalam
suatu kurun waktu tertentu, dan mengacu pada empat wilayah
"ketimpangan" gender.

Indikator sensitif gender dapat dikategorikan.sebagai berikut :

1. Indikator kesenjangan, yang menunjukkan perbandingan


pencapaian antara laki-Iaki dan perempuan dalam status
sosial ekonomi, misalnya: kesenjangan dalam angka
partisipasi sekolah, upah, tingkat pendidikan, dan
kemampuan membaca.

2. Indikator subyek, merupakan variabel yang menunjukkan


ketidaksetaraan antara laki-Iaki dan perempuan, misalnya
dominasi pria dalarn pengambilan keputusan, Prevalensi
tindak kekerasan terhadap perempuan, sikap terhadap
perempuan yang bekerja di luar rumah.
Selain itu, indikator sensitif gender juga dapat
dikategorikan sebagaiberikut:

1. Indikator kuantitatif, yang lebih terfokus pada variabel


yang mudah diukur.

2. Indikator kuahtatif yang terfokus pad a persepsi


atau pandangan masyarakat terhadap suatu topik.
Evaluasi program yang gender sensitif adalah untuk menilai
program secara keseluruhan, dengan fokus utama pada dampak
akhir yang membawa manfaat bagi laki-Iaki dan perempuan.
_" Selain melihat efektifitas, dilihat juga aspek efisiensi dan
;<- produktivitas dalam mengurangi kesenjangan gender. Dampak
,~, akhir dari kebijakan/program yang gender sensitif dapat dilihat
dari indikator kesenjangan dan indikator subyek, baik
kuantitatif rnaupun kualitatif, yang menunjukkan
berkurangnya kesenjangan seperti :

1. Peningkatan akses terhadap pelayanan menurut jenis


kelamin.

2. Peningkatan presentase laki-Iaki yang menggunakan alat


kontrasepsi.

3. Peningkatan peran dan tanggung jawab sosial laki-Iaki dan


keterlibatannya dalam kesehatan reproduksi.

4. Peningkatan kesadaran perempuan akan hak-hak reproduksi


dalam menjalankan peran dan fungsi reproduksinya.

5. Rasio pengetahuan remaja laki-Iaki dan perempuan tentang


kesehatan reproduksi remaja.

6. Rasio laki-Iaki dan perempuan yang memanfaatkan


. pelayanan konseling di klinik kesehatan reproduksi.

114

- --- ~~ -----_--------------
Daftar Pustaka :

1. DepartemenKesehatan RI. Pengarus-utamaan Genderda/am Bidang


Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. 2000

115
Doganda
kan
oleh
Badan KoordlnaSI
Kcluarga Bcrencanan
NaSlonal
Kabupaten
Pamekasan
Proyek KI - KPK
Kabupaten Pamekasan
ranun 2003

Anda mungkin juga menyukai