Anda di halaman 1dari 119

BAGI PETUGAS KESE,HATAN

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Kesehatan Keluarga Jakarta, 2003

MATERIINTI
PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)
BAGI PETUGAS KESEHATAN

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Dlrektorat Kesehatan Keluarga Jakarta, 2003

DAFTAR lSI

MATERIINTI: 1. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya 2. Persiapan Pra-nikah 3. Proses Reproduksi Sehat yang Bertanggungjawab 4. Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV - AIDS. 1 29 40 44 57 80 86 100 109

5. Penyalahgunaan NAPZA 6. Kehamilan yang Tidak Diinginkan........................................ 7. Kekerasan Seksual dan Penyimpangan Perilaku Seksual... 8. KIE I KIPK (Komunikasi. Informasi & Edukasi/Komunikasi Interpersonal & Konseling) 9. Pengenalan Gender

iii

Materi Inti 1

TUMBUH KEMBANG REMAJA DAN PERMASALAHANNYA

Hidup manusia mulai dan bayi, anak, remaja, dewasa, hingga orang tua, melewati tahapan-tahapan yang cukup rumit. Pertumbuhan dalam segi jasmani dapat dilihat secara sederhana dengan cara mengukur tinggi dan berat badan, jadi dalam hal ini diperlukan gizi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga tercapai kesehatan fisik serta pertumbuhan yang proporsional. Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapantahapan yang dalam hal ini dimungkinkan dengan adanya kontak terhadap lingkungan atau sekitamya. Masa remaja dibedakan dalam • Masa remaja awal • Masa remaja tengah • Masa remaja akhir : : 10 - 13 tahun 14 - 16 tahun 17 - 19 tahun

Masa remaja menjadi masa yang begitu khusus dalam hidup manusia, karena pad a masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dan kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau adolescence berasal dan kata adolescere yang berarti dewasa. Proses ini berlangsung dengan penuh konflik yang mempunyai potensi menjadi mafapetaka keharmonisan hubungan remaja dengan orang-orang di sekitarnya terutama terhadap orang tuanya dan generasi yang lebih tua. Sebenamya, selama tak menimbulkan perpecahan dengan orang tua, konflik merupakan satu aspek yang perlu dalam perkembangan yang sehat. Masa remaja juga sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini banyak te~adi perubahan dafam hal fisik dan psikis.

Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan kekaeauankekacauan batin pada remaja, sehingga masa remaja sering juga disebut sebagai masa pancaroba. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan menjalani proses pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya globalisasi yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi. Kondisi seseorang pada masa remaja seakan-akan tak menentu atau dilematik, karena dianggap sebagai anak, remaja sudah kelihatan besar, dan sebaliknya dianggap dewasa tapi masih kelihatan keeil. Hal ini menyebabkan masyarakat sulit menentukan norma yang sesuai bagi remaja. Bila remaja bersikap seperti anak-anak maka dikatakan tidak pantas, karena sudah dewasa. Sebaliknya bila bersikap seperti orang dewasa, dikatakan masih keeil mau berlagak dewasa. Dari proses perkembangan remaja yang begitu rawan dan penuh risiko, maka perlu dilihat seberapa tinggi ketahanan mental remaja dalam menghadapi masalah-masalah dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan ketahanan mental yang tinggi dan f1eksibel, diharapkan remaja mampu melewati masa transisinya dengan baik sehingga dapat mencapai kedewasaan tanpa masalah yang berarti.

1. Perubahan Fisik pada Remaja


Yang spesifik pada pertumbuhan fisik remaja baik laki-Iaki maupun perempuan adalah kecepatan tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini pertumbuhan tinggi badan (linier) te~adi amat cepat. Perbedaan pertumbuhan fisik laki-Iaki dan perempuan adalah pada pertumbuhan organ reproduksinya, di mana akan diproduksi hormon yang berbeda, penampilan yang berbeda, serta bentuk tubuh akibat berkembangnya tanda seks sekunder.

Perubahan fisik yang dialami oleh remaja laki-Iaki :


0Tubuh bertambah berat dan tinggi . Tumbuh ram but-ram but halus di daerahpubis, kaki, tangan, dada, ketiak, dan wajah

r:Y r:Y r:Y r:Y r:Y r:Y r:Y r:Y r:Y r:Y

Keringat bertambah banyak Kulit dan ram but mulai berminyak, yang kadang menyebabkan masalah jerawat Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang Tangan dan kaki bertambah besar Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi Pundak dan dada bertambah besar dan bidang Tumbuh jakun Suara berubah.menjadi berat Penis dan buah jakar membesar Mimpi basah

9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9

Sedangkan perubahan flsik yang dialami remaja perempuan :


Tubuh bertambah berat dan tinggi Tumbuhnya rambut-rambut halus di daerah pubis dan di ketiak Payudara membesar Pinggul melebar Kulit dan ram but mulai berminyak Keringat bertambah banyak Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang Tangan dan kaki bertambah besar Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi Pantat berkembang lebih besar Indung telur mulai membesar Vagina mulai mengeluarkan cairan Menstruasi

Pada saat pubertas terjadi perubahan fisik yang bermakna sampai pubertas berakhir dan berhenti pada saat dewasa, keadaan ini terjadi pad a semua remaja normal. Yang berbeda adalah awat mulainya. Mungkin ada remaja laki-Iaki yang sudah tumbuh kumis tipis, sementara yang lainnya belum. Hal ini adalah variasi normal perkembangan. Seringkali perkembangan yang berbeda dengan sebayanya membuat remaja risau, akan tetapi bila tidak terlalu jauh dengan temanya masih bisa dianggap normal dan dalam waktu yang

tidak lama akan mengejar ketinggalan pertumbuhan tersebut. Harus diingat bahwa seorang anak berkembang pada saat yang berbeda dan dengan kecepatan yang berbeda pula. Mungkin seorang anak sudah meneapai puncak pertumbuhan pada saat usia 15 tahun, sedangkan yang lainnya baru saja memulai pubertasnya.

1.1. Perkembangan Organ Reproduksi Laki-Iaki


Testis merupakan pabrik testosteron dan mensekresikannya ke dalam peredaran darah, juga mengandung sel khusus yang membentuk sperma. Testis membutuhkan suhu sedikit lebih rendah dari suhu badan agar dapat berkembang seeara normal, hal inilah yang menyebabkan mengapa testis tergantung di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Pada lakilaki, ukuran testis yang agak sedikit berbeda antara kanan dan kiri ini masih normal. Penis banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Dapat berubah dari yang semula kecil dan lemas menjadi besar dan kaku saat ereksi. Hal ini terjadi karena terisi dengan darah saat terangsang. Penis tidak mengandung tulang dan tidak berbentuk dari otot. Penis ukuran dan bentuknya bervariasi, namun umumnya bita penis ereksi ukurannya hampir sama. Preputium adalah lekukan kulit yang melindungi glans penis (kepala penis). Yang sangat penting adalah mempertahankan daerah ini agar tetap bersih dan lembab, maka setiap hari harus ditarik ke belakang dan glans penis dicuci. Preputium kadangkadang diambil secara operatif, hal ini disebut sirkumsisi/sunat. Tidak ada pertimbangan medik untuk melakukan sirkumsisi, namun dilakukan pada beberapa kelompok kepereayaan atau agama tertentu.

Gambar 1 Alat reproduksi laki-Iaki

~~~.l-~

kandung kemih kelenjar prostat

penis
H---f-II~~

testis

Sperma dibentuk terus-menerus selama hidup. Bentuknya sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Berbentuk seperti berudu (kecebong), dapat bergerak sendiri dengan ekomya. Cairan putih dan kental yang diproduksi oleh vesikula seminalis dan kelenjar prostat bercampur dengan sperma membentuk campuran yang disebut semen. Epididimis, vas diferens, dan urethra merupakan pipa saluran untuk jalannya semen. Pada saat puncak rangsang seksual te~adi orgasme atau ejakulasi, yaitu semen dipancarkan keluar dari ujung penis yang ereksi.

a. Stadium Pubertas pada Laki-Iaki


Selama masa pubertas, testis menjadi lebih besar, sperma mulai terbentuk, dan pada prinsipnya saat tersebut sistem reproduksi telah matang dan mulai berfungsi. Remaja lakilaki mulai mengalami mimpi erotis yang mengakibatkan keluamya sperma (mimpi basah). Peristiwa inilah yang dipakai sebagai tanda mulainya pubertas. Awal pubertas pada remaja laki-Iaki biasanya dimulai pada usia 10-13 tahun. Saat mulai pubertas sampa! dewasa, biasanya memerlukan waktu sekitar 4 tahun, yang stadiumnya dapat dilihat dari alat kelamin dan bulu pubisnya.

Tabel 1
Stadium Pubertas Stadium 1 Umur 10 - 11 tahun Umur 12 - 13 tahun pada Laki-Iaki Ukuran penis, testis, dan skrotum masih sama dengan anak-anak. Skrotum dan testis membesar, terdapat perubahan permukaan kulit skrotum yang menjadi berwarna lebih gelap. Penis tumbuh menjadi panjang dan testis semakin besar. Sejalan dengan semakin bertambah panjangnya penis, kepala penis menjadi lebih besar dan berwarna semakin gelap. Rambut pubis menjadi lebih banyak dan di sekitar penis lebih tebal. Kadang-kadang mulai timbul kumis. Penis terus makin panjang, dan tebalnya mulai semakin tebal. Pembesaran testis terus berianjut. Rambut pubis menjadi lebih mendekati rambut dewasa, tebal, kasar, dan keriting. Disini mulai te~adi ejakulasi pertama kali, mimpi basah. Rambut di lengan bawah mulai tumbuh, demikian juga rambut pada daerah muka. Suara menjadi lebih dalam. Pada saat ini remaja mencapai tinggi dewasa, demikian juga dengan ukuran penis dan testis. Rambut mulai tumbuh di badan, dan makin lama semakin banyak, di sam ping juga rambut pubis dan lengan bawah. Rambut pubis terdistribusi berbentuk segitiga terbalik. Rambut daerah muka sudah mulai ,berhenti pertumbuhannya. Perubahan hormon juga menyebabkan perubahan tingkah laku anak dan pembesaran payudara untuk sementara. Adanya perubahan ini tidak perlu dicemaskan, karena ini akan hilang sendiri setelah dua tahun. Anak laki-Iaki akan sering te~adi ereksi tidak terkendali dan lebih sering mengalami mimpi basah.

Stadium 2

Stadium 3

Umur 13 -14 tahun

Stadium 4

Umur 14 - 15 tahun

Stadium 5

Umur 16 tahun

Bila pubertas terjadi sebelum usia 9 tahun, atau belum juga terjadi sampai usia 13-15 tahun, harus dikonsultasikan ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kelainan.

b. Mimpi basah
Selama pubertas, rangsang seksual mudah sekali terjadi. Ejakulasi dapat terjadi juga pad a saat tidur. Hal ini dapat disebutjuga ejakulasi malam hari (mimpi basah), yang terjadi secara alamiah dan merupakan jalan untuk memperbarui semen di dalam tubuh. Mimpi basah adalah hal yang normal dan tanda dimulainya pubertas yang mudah dikenali. Pakaian atau piyama remaja laki-Iaki basah dengan cairan yang sedikit kental pada sa at bangun pagi sesudah mimpi yang menyebabkan rangsang seksual atau ketakutan pada malam hari, atau kadang-kadang tidak ingat sesuatu apapun.

c. Masturbasi
Perkembangan pertumbuhan organ-organ reproduksi pada remaja, akan mempengaruhi kegiatan faal reproduksi yang salah satunya adalah meningkatnya rangsang-rangsang seksual dari dalam diri remaja. Selain dari dalam diri remaja sendiri, hal tersebut juga banyak dipengaruhi oleh faktorfaktor luar seperti majalah, film, dan hal-hal lain yang berbau porno. Rangsang-rangsang seksual tersebut juga dipengaruhi oleh sifat ingin tahu remaja untuk suatu pengalaman dalam dirinya, maka yang terjadi adalah rangsangan seksual yang meningkat namun belum mampu mendapatkan penyaluran seksual secara normal. Kemudian remaja akan berupaya untuk melepaskan diri dari masalah terse but dengan cara merangsang diri sendiri pada daerah-daerah sensitif seksual. pada laki-Iaki, salah satu daerah sentitif adalah alat kelaminnya sendiri. Dengan merangsang alat kelaminnya

sendiri, terjadl ereksi dan berakhir dengan ejakulasi. Dengan demikian produksi sperma yang tertumpuk akan dilepaskan secara paksa. Secara biologis hal ini akan sang at membantu remaja menghadapi problem tersebut, namun dan segi norma dan agama hal demikian tidak diizinkan, sehingga pada remaja sadar akan menimbulkan rasa bersalah atau berdosa. Biasanya untuk mengalihkan perhatian remaja dari masalah tersebut, remaja disarankan untuk melakukan keaktifan lain untuk menyalurkan energinya, misalnya dengan kegiatan hobi atau olah raga.

1.2. Perkembangan Organ Reproduksi Perempuan


Tanda pubertas pada perempuan adalah te~adinya percepatan pertumbuhan tinggi, buah dada berkembang, tumbuh rambut pada daerah pubis dan lengan bawah. Hal ini dimulai pada usia 10-14 tahun. Seorang dapat lebih lambat atau lebih cepat dari yang lainnya. Untuk perempuan, tanda utama dimulainya pubertas relatif lebih nyata dibanding laki-Iaki, yaitu bila remaja perempuan mulai menstruasi. Pada saat pubertas, kelenjar hipofisis yang terletak pada dasar otak mulai membentuk hormon yang dapat mengatur rangkaian reaksi di seluruh tubuh. Pad a perempuan, diproduksi hormon estrogen.

Gambar2 Alat Reproduksi Perempuan

U~'iI-~
I:l!!!t+-;,.

mulut rahim vagina

Vagina, merupakan saluran yang sangat elastis, panjangnya sekitar 8-10 em dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui oleh darah menstruasi pada saat menstruasi, dan dilewati bayi pada saat melahirkan. Tempat ini juga untuk berhubungan kelamin. Uterus (rahim), bentuknya seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 60 gram, dengan ukuran panjang 9 em dan lebar 6 em, tetapi saat hamil mampu membesar seberat 1000 gram dan berisi bayi sepanjang 50 em. Tuba fallopi, merupakan dua saluran pada kanan dan kiri rahim sepanjang 10 em terbentang mulai dari atas uterus sampai ke ovarium. Ovarium, merupakan dua kelenjar yang memproduksi hormon seks perempuan. Walaupun ukurannya hanya sebesar amandel, tiap ovarium mengandung 150.000-200.000 ovum (sel telur). Setiap bulan mulai pubertas ovarium biasanya hanya melepas satu ovum. Labium mayora (bibir luar), merupakan bibiryang tebal dan besar yang selalu tertutup, merupakan pintu masuk ke vagina dan urethra.

Labium minora (bibir dalam), merupakan menjaga jalan masuk ke vagina.

lipatan kulit yang

Klitoris, berada di atas urethra dan dilindungi lipatan labium minora. Biasanya kecil sebesar kacang polong, bentuknya menyerupai penis, tensi dengan darah pada saat ada rangsangan seksual. Puncak dari rangsangan disebut orgasme. Serviks (Ieher rahim), merupakan daerah bagian bawah rahim yang berhubungan dengan bag ian atas vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir (mucus). Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastik, dan licin. Hal ini membantu sperma untuk mencapai uterus dan tuba fallopi yang kemudian membuahi ovum. Permukaan dalam uterus menjadi tebal karena adanya pembuluh darah, kelenjar, dan cairan. Bila tidak ada telur yang dibuahi yang akan mempergunakan makanan yang telah dipersiapkan ini, maka lapisan tadi akan terlepas melalui vagina. Proses untuk mempersiapkan uterus tersebut memakan waktu kira-kira 1 bulan, inilah yang disebut dengan siklus menstruasi. Walaupun rata-rata periodenya datang setiap 28 hari, hal ini dapat bervariasi pada setiap perempuan. Periode ini juga sangat tidak teratur pada 2-3 tahun pertama mulai menstruasi.

a. Konsepsi
Sekitar 14 hari sebelum periode menstruasi yang akan datang, satu ovum dilepas dari ovarium. Peristiwa ini disebut ovulasi. Konsepsi terjadi sekitar saat ovulasi, yang dipengaruhi oleh keadaan stres, sakit, rangsang seksual, atau perubahan dari keadaan rutin sebelumnya, sehingga pad a beberapa kasus sulit diramalkan saat timbulnya kehamilan atau konsepsi. Untuk te~adinya konsepsi diperlukan sperma yang bertemu dengan ovum di dalam tuba fallopi, dan kemudian hasil konsepsi tersebut berkembang terus menjadi bayi. Setiap kali ejakulasi pada saat berhubungan kelamin,

10

dikeluarkan 1-2 sendok teh cairan semen yang mengandung berjuta-juta sperma. Sedangkan untuk membuahi satu ovum hanya diperlukan satu sperma saja. Dengan demikian perlu dimengerti bahwa seorang perempuan dapat menjadi hamil bila terdapat semen baik di dalam ataupun di sekitar (diluar) vagina, apablla sperma yang terkandung dalam semen tersebut mampu bergerak ke dalam rahim dan mencapai ovum di tuba fallopi.

b. Menstruasi
Pada masa awal remaja perempuan mengalami menstruasi, mungkin siklusnya belum teratur, dapat te~adi 2 kali dalam sebulan, atau beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini berlangsung kira.;.kira3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur. Apabila siklus menstruasi sudah pasti, maka dapat diramalkan akan be~alan terus secara teratur sampai sekitar usia 50 tahun, saat perempuan berhenti menstruasi, yang disebut menapouse. Padasaat menstruasi remaja dapat tetap melakukan kegiatan sehari-harinya seperti biasa. Mandi seperti biasa, begitu juga dengan mencuci rambut, walaupun pada saat menstruasi kelenjar keringat lebih aktif, sehingga kebersihan diri pada saat ini lebih penting. Kadang beberapa remaja mempunyai perasaan tidak enak pada daerah perut bag ian bawah atau pelvis beberapa saat sebelum peri ode menstruasi dimulai, atau pada 12 jam pertama sesudah menstruasi dimulai. Biasanya gejala ini hilang sendiri sesudah menstruasi berlanjut. Walaupun ada pengalaman beberapa anak perempuan yang mengalami buang air besar tanpa terasa beberapa saat sebelum menstruasi dimulai, namun yang lebih sering adalah konstipasi, biasanya ini dapat dikurangi dengan minum banyak air, makan bush lebih banyak, sayuran, makanan yang mengandung biji-bijian, dan olao raga yang teratur, tidak

11

diperlukan obat-obatan pencahar. Beberapa perempuan merasakan kram atau sakit selama menstruasi, ini disebut dismenorrhoea. Rasa kram ini mungkin disebabkan oleh hormon prostaglandin yang berlebihan yang menyebabkan rahim berkontraksi. Apabila ini terjadl maka ada beberapa hal yang dapat membantu antara lain olahraga atau yoga, juga dapat diatasi dengan menempatkan botol berisi air panas di perut. apabila dengan ini tidak berkurang, maka dapat dipakai obat-obatan.

c. Cairan vagina
Pad a saat pubertas, dinding vagina menebal dan vagina memproduksi sedikit cairan. Hal ini dapat dibedakan dengan sekresi pada saat sirklus menstruasi, misalnya pada saat ovulasi cairan lebih encer, jernih, dan tidak lengket seperti putih telur, hal ini normal dan sehat. Vagina dapat membersihkan dirinya sendiri, tidak membutuhkan parfum, dan memang hal ini harus dihindarkan supaya tidak terjadi iritasi. Jangan memakai celana dalam yang terbuat dari plastik karena tidak te~adi sirkulasi udara dan suhu menjadi panas dan lembab, sehingga menjadi media untuk berkembang biaknya kuman. Sesuai dengan hal itu, vagina yang mengeluarkan cairan yang banyak sekali menunjukkan adanya infeksi, misalnya cairan yang banyak dan berwarna putih kuning seperti keju, berbau seperti jamur, ini merupakan tanda daTi infeksi jamur (Candida albicans). Keadaan ini sering didapati dan diobati dengan mudah, tetapi penyakit lain misalnya penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan cairan vagina yang, berlebihan, jadi apabila ada cairan vagina yang berlebihan di luar dari biasanya, harus konsultasi dokter.

12

d. Stadium pubertas pada perempuan


Pertumbuhan buah dada (payudara) Pad a saat pubertas, buah dada berkembang. Pertumbuhan buah dada dapat dipakai sebagai salah satu indikator maturitas perempuan. Pertumbuhan payudara dapat diurutkan sebagai berikut : Tabel2 Stadum Pubertas pada Perempuan Stadium I Hanya berupa penonjolan puting, dan sedikit pembengkakan jejaring di bawahnya, stadium ini terjadi pada usia 10-12 tahun. Payudara mulai sedikit membesar di sekitar puting dan areola (daerah hitam di seputar puting), disertai dengan perluasan areola. Areola, puting susu dan jejaring payudara tampak semakin menonjol dan membesar, tetapi areola dan puling masih belum tampak terpisah dari jejaring sekitamya. Puting susu dan areola tampak menonjol jejaring sekitarnya. dari

Stadium II

Stadium III

Stadium IV Stadium V

Stadium matang, papila menonjol, areola melebar, jejaring payudara membesar dan menonjol membentuk payudara dewasa.

Salah satu buah dada dapat tumbuh lebih besar dari yang lain, namun perbedaanya tidak terlalu mencolok. Harus diingat, besar kecilnya payudara dipengaruhi faktor keturunan, dan ini dapat berbeda dari generasi ke generasi dalam keluarga. Daerah puting susu merupakan daerah seksual yang sensitif. Pad a perempuan yang sudah mempunyai anak, buah dada

13

memproduksi dan menyimpan air susu ibu (ASI), yaitu makanan bayi yang paling utama dan seharusnya diberikan pertama kali ke bayi. Kemampuan memproduksi ASI tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya payudara. Pertumbuhan Rambut Problem lain yang mungkin terjadi pada pubertas adalah pertumbuhan ram but. 8eberapa anak perempuan dapat tumbuh rambut yang banyak sekali atau tumbuh kumis yang tipis, hal ini normal. Rambut yang lepas secara berlebihan dapat pula terjadi, dan hal ini akan hilang dengan sendirinya, namun demikian bila terjadi dalam jangka waktu yang lama atau beberapa anak tidak menginginkan tumbuhnya rambut yang berlebihan, mereka dapat menghubungi dokter. Yang penting untuk dinilai sebenarnya adalah pertumbuhan rambut pubis yang dapat dibedakan seperti terlihat pada tabel 3 di halaman berikut. Tabel3 Stadium Pertumbuhan Rambut Pubis Stadium I Stadium II Bulu halus pubis, tetapi tidak mencapai dinding abdomen. Pertumbuhan rambut tipis panjang, halus agak kehitamanatausedikit keriting,tampak sepanjang labia. Rambut lebih gelap, lebih kasar, keriting, dan meluas sampai batas pubis. Rambut sudah semakin dewasa, tetapi tak ada pertumbuhanke permukaan medial paha. Rambutpubis dewasa,terdistribusidalam bentuk segitiga terbalik, penyebaran mencapai bagian medial paha.

Stadium III Stadium IV StadiumV

14

2. Perkembangan PSikologis Pad a Remaja


2.1. Perkembangan Psikologis
Menurut Erickson (1963), pencarian identitas diri mulai dirintis seseorang pada usia yang sang at muda, yaitu sekitar usia remaja muda. Pencarian identitas diri berarti pencarian diri sendiri, di mana remaja ingin tahu kedudukan dan perannya dalam lingkungannya, di samping ingin tahu juga tentang dirinya sendiri yang menyangkut soal apa dan siapa dia, semua yang berhubungan dengan "aku" ingin diselidiki dan dikenalnya. Pada usia 12 - 15 tahun, pencarian identitas diri masih berada pad a tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan yang sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat • dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemampuan orang lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan memaksa agar kemauannya dipenuhi. Ini merupakan suatu bentuk awal dari pencarian "aku" yang dapat menjadi masalah bagi lingkungannya. Gejala lain yang menguatkan dugaan bahwa remaja ingin mencari dirinya adalah perilakunya yang cenderung untuk melepaskan diri dari ikatan orang tuanya. Remaja akan lebih suka melakukan kegiatan pribadi atau berkumpul dengan teman-temannya di luar dibandingkan bersama orang tuanya. Secara emosional remaja ingin disapih, sekalipun tetap masih ingin dikasihi. Remaja mendambakan diperlakukan seperti orang dewasa, serta am at puas bila pribadinya dihargai. Penghargaan sosial remaja untuk diakui sebagai orang dewasa di lingkungannya sering mengalami hambatan di lingkungan sosialnya karena kondisi psikisnya yang belum memadai, maka tekanan-tekanan sosial tersebut dapat menjadikan remaja mengalami kecemasan dan ketegangan. Penyesuaian terhadap lingkungan baru akan dapat terjadi masalah bagi remaja karena meninggalkan dunia ariak-anak berarti memasuki dunia baru yang penuh dengan tuntutan-

15

tuntutan baru, dunia baru belum dikenalnya betul padahal ia sudah meninggalkan dunia lama. Bila tidak mampu memenuhi tuntutan dunia barunya sering timbul perasaan-perasaan tidak mampu yang mendalam. Pergaulan dengan lawan jenisnya juga dapat menjadi sesuatu yang mencakam bagi remaja.~Bila mengalami hambatan, maka remaja akan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Masalah lain yang dihadapi remala dengan lingkungan sosialnya adalah masalah-masalah disekolah yang membutuhkan penyesuaian dalam belajar, membagi waktu luang, dan penyesuaian yang berbeda dengan teman-temannya. Penyesuaian diri terhadap situasi baru selalu menimbulkan ketegangan, Untuk itu remaja dituntut untuk selalu dapat menyesuaikan dengan cepat. Akibat perkembangan kelenjar kelamin remaja, maka mulai timbul perhatian pada remaja terhadap lawan jenisnya, bahkan hal ini merupakan tanda yang khas bahwa masa remaja sudah dimulai. Proses percintaan remaja dimulai dari :

a. "Crush"
Ditandai oleh adanya saling membenci antara anak laki-Iaki dan perempuan. Penyaluran cinta pad a saat ini adalah memuja orang yang lebih tua dan sejenis, bentuknya misalnya memuja pahlawan dalam cerita film. b. "Hero-worshiping" Mempunyai persamaan dengan crush, yaitu pemujaan terhadap orang yang lebih tua tetapi yang berlawanan. Kadang yang dikagumi tidak juga dikenal.

c. "Boy Crazy dan Girl Crazy"


Pada masa ini kasih sayang remaja ditujukan kepada temanteman sebaya, kadang saling perhatian antara anak laki-Iaki dengan anak perempuan.

16

d.

"Puppy Love" (cinta monyet) Cinta remaja sudah mulai tertuju pada satu orang, tetapi sifatnya belum stabil sehingga kadang-kadang masih gantiganti pasangan. "Romantic Love" Cinta remaja menemukan sasarannya dan percintaannya sudah stabil dan tidak jarang berakhir dengan perkawinan.

e.

1.2. Emosi
Emosi adalah perasaan yang mendalam yang biasanya menimbulkan perbuatan atau perilaku. Perasaan dapat dipakai berkaitan dengan keadaan fisik atau psikis sedangkan emosi hanya dapat dipakai untuk keadaan psikis saja. Pada masa remaja, kepekaan emosi menjadi meningkat, sehingga rangsang sedikit saja sudah menimbulkan luapan emosi yang besar, misalnya menjadi marah atau menangis. Masa remaja didominasi oleh peran emosi, hal ini dapat dilihat dari seleranya tentang lagu, buku bacaan, tingkah lakunya naik kendaraan. Kepekaan emosi remaja yang meningkat biasanya akan dibawa ke mana-mana misal: putus pacar maka prestasinya akan dibawa ke sekolah, ke rumah, di jalan dan bahkan dapat mempengaruhi prestasinya. Kepekaan emosi yang meningkat dapat berbentuk: menyendiri, mudah marah, gelisah dengan bentuk tingkah laku seperti menggigit kuku, garuk-garuk, dan sebagainya, merusak benda-benda, mencoret-coret, suka berkelahi, atau bahkan tak ada selera makan.

1.3.Perkembangan Kecerdasan
Dalam masa remaja, perkembangan intelegensia masih berlangsung sampai usia 21 tahun. Dari perkembangan intelegensia ini maka remaja lebih suka belajar sesuatu yang mengandung logika yang dapat untuk mengerti hubungan antara hal yang satu dengan yang lainnya. Imajinasi remaja juga

17

menunjukkan kemajuan, hal ini ditandai dengan banyak prestasi yang dicapai remaja misalnya mengarang lagu, membuat karangan ilmiah, membuat sajak, dan prestasi-prestasi lainnya yang menggambarkan kemampuan intelegensia dan imajinasi remaja. Dari perkembangan intelektual akan terjadi kemajuan-kemajuan seperti mampu mengadakan generalisasi, mampu melihat relasi antara hal yang satu dengan yang lain, mampu mengadakan pembicaraan intelektual, senang mengkritik, dan mampu berpikir secara abstrak.

2. Permasalahan Remaja
Bila diteliti lebih lanjut, kesulitan dan problematika yang dihadapi remaja sangat kompleks. Kebutuhan remaja di desa dengan di kota sangat berbeda. Bagi seorang remaja di desa, bila telah kelihatan besar dan mampu, dia-akan dikawinkan oleh orang tuanya atau akan bekerja membantu orang tuanya sampal mereka bisa mandiri dan berumah tangga sendiri, sehingga praktis keinginannya tak banyak, serta beberapa kebutuhannya telah dapat terpenuhi. Tetapi para remaja yang hidup di kota, kehidupan mereka semakin kompleks. Demikian pula latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda, menyebabkan semakin kompleks kebutuhan tersebut, sehingga timbul problematik yang berbeda-beda pula. Bila ditelusuri lebih lanjut, temyata prioritas-prioritas kebutuhan atau problematika masingmasing individu berbeda-beda. Tetapi bila diambil secara rata-rata, maka pada umumnya hampir sama. Di bawah ini dicoba diuraikan bermacam-macam remaja berdasarkan urutan-uratan prioritas : probJematik para

a.

Pemilihan pekerjaan dan kesempatan belajar


Apabila yang dipilih pekerjaan yang sederhana, maka mudah melaksanakannya. Akan tetapi bila yang dipilih adalah pekerjaanpakerjaan sulit dan hal ini memerJukan suatu keeernpatan belajar yang sullt pula serta membutuhkan waktu yang panjang,

18

penyesuaian juga sulit serta bersifat selektif. Pada umumnya remaja tidak tahu akan hal ini, mereka melihat sesuatu tanpa ada penjelasan yang menerangkan bagaimana caranyal prosedurnya untuk mencapai hal tersebut.

b.

Sekolah
Sekolah merupakan lembaga sosial bagi remaja, dimana aktivitas banyak dilakukan. Sekolah merupakan sumber ilmu dengan anggota yang sebaya, bersama-sama memperoleh bimbingan pendidikan. Problemnya antara lain belajar dan ujian yang banyak menyita waktu :serta pol a belajar yang selalu berubah-ubah. Pelajaran teori sangat banyak diperoleh, dibandingkan dengan pelajaran praktik yang sangat sedikit. Guru pun pad a umumnya hanya memperhatikan murid-murid yang pandai. .

c.

Kesehatan
Bidang kesehatan yang menjadi perhatian remajaantara lain: ~ Pertumbuhan badan memerlukan makanan yang sesuai, baik dalam kualitas maupun kuantitas ~ Perlu perawatan tubuh agar tetap menarik ~ Larangan merokok yang datang dari orang tua ~ Timbulnya penyakit-penyakit tertentu terutama sakit kepala banyakdialami oleh remaja putri ~ Perubahan-perubahan pada alat kelamin.

d.

Jerawat
Masalah jerawat pada remaja terkait erat dengan penampilan mereka. Jerawat yang memperburuk penampilan dapat menimbulkan rasa rendah diri dalam pergaulan. Jerawat disebabkan oleh aktifitas yang tinggi dari kelenjar sebaseus yang berada di bawah permukaan kulit. Kelenjar ini memproduksi sebum, merupakan minyak alami yang menjaga kulit agar tetap lembut. Hormon yang menjadi aktif selama pubertas menyebabkan kelenjar sebaseus tumbuh menjadi besar dan memproduksi sebum lebih banyak. Sebum menjadi lebih tebal dan alirannya menjadi lebih lambat sehingga cenderung menyebabkan menutupnya pori-pori. Untuk mengurangi jerawat

19

penting sekali menganjurkan kepada remaja untuk banyak makan buah segar dan sayur-sayuran, serta dihindari makan makanan yang terlalu banyak mengandung banyak lemak. Pada kasus yang berat, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter.

e.

Keuangan
Remaja membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya, yang dianggap penting oleh remaja adalah : ~ Makanan/jajan ~ Pakaian/perlengkapan ~ Hiburan Pada umumnya pemakaian uang oleh remaja dianggap oleh orang tua: ~ Semaunya sendiri • Meniru teman-temannya • Tak tahu kebutuhan yang penting dan yang tidak perlu • Instrospeksi yang kurang

f.

Seks
Remaja secara fisik sudah siap untuk berhubungan seksual, namun norma dan agama tidak mengizinkan hal tersebut sebelum pernikahan, sedangkan dari sudut kesiapan sosial ekonomi remaja juga belum siap. Hal ini merupakan konflik yang cukup berat bagi remaja. Hubungan seks pra nikah yang dilakukan remaja yang hanya memiliki pengetahuan minimal tentang kesehatan reproduksi akan cenderung mengakibatkan kehamilan pra nikah serta risiko penyakit hubungan seksual. Remaja ban yak tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang seks, pada umumnya informasi tersebut diperoleh dari tukang obatljamu, buku-buku, dan sumber-sumber yang tak bertanggung jawab. Sebenarnya remaja ingin tahu tentang: ~ Bahaya dan akibat hubungan seks ~ Masturbasi/onani ~ Pollutio (mimpi mengeluarkan air mani) ~ Menstruasi

20

g. Persiapanberkeluarga
Persiapan berkeluarga banyak dialami oleh remaja perempuan daripada laki-laki, Remaja tak tahu, bagaimana memilih jodoh yang sesuai. Pertimbangan apa saja yang perlu dikemukakan, apa fungsi suami dan isteri itu. Pada umumnya mereka belum tahu tentang hal-hal tersebut.

h. Keluarga
Sering te~adi pertikaian antara remaja dengan orang tua. Menurut remaja, orang tua hanya bisa mendikte, menyuruh, dan melarang. Problemnya adalah orang tua aeuh terhadap kegiatan remaja, terutama terhadap teman-temannya. Orang tua kurang memperhatikan hubungan remaja dengan teman-temannya.

i.

Emosi
Pada umumnya remaja malu mengeluarkan pendapat. Tak mau dieela dan mau benar sendiri. Sering benei dan sulit toleran, juga sulit menyesuaikan diri dengan sekitarnya.

j.

Perubahanpribadi
Pada umumnya remaja benei dengan sifat-sifat sombong. Sulit bergaul dengan orang-orang yang belum dikenal, malu untuk tarnpil di muka umum. Menganggap dirinya tidak serasi, maka untuk tampil di muka umum dirinya perlu dibuat serasi terlebih dahulu. Kadang-kadang remaja menyendiri dan melamunkan halhal yang menjadikan pikirannya kaeau.

k.

Mengisi waktu luang


Secara praktis, waktu luang remaja di luar sekolah sangat banyak. Remaja tidak tahu apa yang akan diperbuat dengan waktu senggang tersebut. Cara pengisiannya dengan rekreasi, olah raga, dsb. Hal ini akan menimbulkan pertikaian dengan orang tuanya, dilihat dari segi biaya maupun waktu keluar rumahnya. Demikian pula dalam masalah dengan teman-temannya dalam mengisi kesibukan dengan teman sejenis maupun dengan lawan janis. Remaja sering kali mempunyai perasaan malu dan kurang enak dengan kelompok anak yang seusia. Sekitar usia 13-14

21

tahun, anak perempuan biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-Iaki yang seusia, anak laki-Iaki akan mengejar kekurangan ini kemudian. Ini dapat menyebabkan perasaan anak perempuan lebih canggung. Untuk ini maka sebaiknya remaja mencari ternan kelompok yang sesuai dengan seleranya, sehingga remaja dapat lebih tenang, dan hubungan dengan sebayanya menjadi lebih nyaman. Biasanya remaja pada usia inisering bentrok dengan anak gadis yang lebih tua atau perempuan dewasa, hal ini masih normal.

I.

Agama dan akhlak


Pada umumnya remaja ragu-ragu terhadap agama itu sendiri, oleh karena mereka berfikir seeara logika yang kadang-kadang tak sesuai dengan ilmu yang diperolehnya di sekolah. Mereka menganggap agama hanyalah menghambat kehidupan.

m. Mitos
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat yang sebenamya belum/tidak terbukti kebenarannya tetapi dipercaya sebagai kebenaran dan berpengaruh terhadap keyakinan serta perilaku reproduksi remaja.

n. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial temyata banyak pengaruhnya, baik dari adat istiadat, budaya nasional, maupun budaya asing. Pada umumnya remaja menyukai hal-hal yang baru, terutama yang asing.

o. Politik
Kehidupan poUtik juga mempengaruhi remaja, dalam keadaan wajar remaja bisa bebas mengembangkan dirinyatanpa tekanantekanan politik. Demikian banyak problem yang dihadapi remaja sehingga tidak perlu heran apabiJa remaja mengalami banyak konflik yang akhirnya menimbulkan reaksi menarik diri atau melarikan diri ke hal-hal yang negatif. Hal tersebut periu dihayati bersama, dan orang tua hendaknya dapat bertindak membimbing mereka sebaik-baiknya sehingga

22

mereka semua dapat melewati masa remaja yang penuh problematika dengan baik pula. Dalam kaitan dengan kesehatan reproduksi, secara sing kat dapat teridentifikasi dari berbagai penetitian, maealah-masalah yang terkait langsung dengan fungsi dan proses reproduksi remaja, yaitu : ~ Remaja seksual aktif sebelum tercapai kematangan mental dan sosial ~ Kehamilan yang tidak diinginkan remaja ~ Kondisi remaja yang tidak menunjang kehamilan sehat (anemia, kurang energi dan kalori, dan sebagainya) ~ Percobaan pengguguran kandungan yang tidak aman oleh tenaga yang tidak terlatih ~ Terkena infeksi penyakit menular seksual, termasuk risiko infeksi
HIV

~ ~ ~

Risiko berganti~ganti pasangan seksual Risiko komplikasi kehamilan dan persalinan Risiko melahirkan bayi BBLR dan kelainan lainnya.

23

Daftar Pustaka :

1.

Departemen Kesehatan RI. Materi Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan KRR bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes. 2000 BKKBN. Membantu Remaja memahami Dirinya. Jakarta: BKKBN. 2001

2.

24

Lamplran

Pertanyaan-pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Remaja

1. Bagaimana kita bisa tahu kalau perempuan itu sudah tldak perawan?
Tidak bisa dilihat. Selaput dara merupakan selaput tipis yang terdapat di dalam liang vagina. Selaput ini mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, ada yang tebal, ada yang tipis, bentuknya ada yang berlubang-Iubang, besar, maupun keeil. Robeknya selaput dara belum tentu karena telah melakukan hubungan seksual (masuknya penis ke vagina, tetapi bisa juga karena kecelakaan, kegiatan olah raga yang berat, atau pemah masturbasi dengan memasukkan suatu benda ke dalam vagina). Kita tidak bisa melihat masih perawan atau tidaknya seorang perempuan dengan melihat cara jalannya, payudara turun, atau pantat turun, seperti mitos yang masih ada dalam masyarakat kita. Keperawanan merugikan perempuan bila hanya dilihat dari masih utuh atau robeknya selaput dara.

2. Mengapa ada perempuan yang menstruasinya tidak teratur?


Menstruasi adalah peristiwa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah. Peristiwa ini terjadi setiap bulan dan berlangsung selama 3-7 hari. Waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya hari pertama menstruasi pada periode berikutnya disebut dengan siklus menstruasL Pada sebagaian perempuan, siklus terse but tidak sarna. Umumnya berlangsung + 28 hari. Namun ada juga yang antara 20-35 hari. Pada remaja memang biasanya mempunyai siklus yang belum teratur. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis. Apalagi pad a masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya sikll..lsmenstruasi lebih teratur walau tetap saja bisa maju atau mundur beberapa hari karena faktor stres atau kelelahan.

2S

3. Mengapa bila sedang rnenstruasi kepala sering terasa pusing, perut agak mual, dan terasa sakit?
Rasa sakit pada perut ketika menstruasi disebabkan oleh kontraksi rahim guna meluruhkan dinding dalam rahim dan menghentikan perdarahan. Tetapi pada beberapa wanita rasa sakit yang terjadi disebabkan oleh adanya kelainan organ reproduksl, misalnya mengalami endometriosis sehingga rasa sakit yang dialami akan sangat sakit, sampai terkadang jatuh pingsan. Pada kasus ini diperlukan perawatan medis dan harus segera diperiksakan ke dokter. Kepala yang sakit dan rasa mual merupakan reaksi tubuh terhadap menurunnya hormon progesteron secara drastis.

4. Apakah onani dapat menimbulkan kemandulan atau cacat pada keturunanya?


Onani tidak menimbulkan risiko fisik seperti mandul. impotensi. atau cacat. asat dilakukan secara amant tidak menimbulkan luka dan infeksi. Risiko fisik biasanya berupa kelelahan. Pengaruh onani biasanya bersifat psikologis seperti perasaan bersalah dan berdosa, dan kadarnya juga berbeda-beda pada setiap orang.

5. Apakah dengan petting bisa menyebabkan kehamilan?


Petting adalah melakukan hubungan seks dengan atau tanpa pakaian tetapi tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam vagina. Walaupun tanpa melepaskan pakaian dan penetrasi, petting tetap dapat menimbulkan kehamilan karena sperma tetap bisa masuk ke dalam rahitn. Ketika terangsang perempuan akan mengeluarkan cairan yang mempermudah masuknya sperm a ke dalam rahim. dan sperma sendiri mempunyai kekuatan untuk berenang masuk ke dalam rahim jika tertumpah pada celana dalam yang dikenakan si perempuan. apalagi jika langsung mengenai bibir kemaluan.

6. Mengapa pada usia remaja dorongan seks meningkat dan bagaimana mengurangi gairah seks yang meningkat?
Seorang remaja mengalami masa pubertas, sedang mengalami pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi seksual. Pertumbuhan ini 26

juga dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual yang telah berfungsi yaitu testosteron untuk laki-Iaki dan progesteron serta estrogen untuk perempuan. Hormon-hormon ini juga berpengaruh pada dorongan seksual. Pada masa pubertas, seseorang mulai merasakan peningkatan dorongan seksual. Ada beberapa alternatif yang dapat mengurangi gairah seks yang menggebu-gebu, yaitu menghindari ba.caan atau gambar-gambar porno, cari kegiatan positif untuk mengisi waktu luang, mengembangkan diri, serta menyalurkan energi kepada hal-hal yang positif dan produktif, misalnya dengan olah raga atau menyalurkan bakat seni.

7. Apakah IMS dapat dicegah dengan mencuci alat kelamin atau dengan minum antibiotik?
Tidak ada sabun atau desinfektan yang dapat mencegah IMS. Pada perempuan, mencuci bagian dalam vagina justru akan mempertinggi. risiko terkena vaginitis (keputihan yang disebabkan bakteri). Demikian pula minum antibiotik tidak bisa mencegah IMS, walaupun antibiotik terkadang dapat menyembuhkan bag ian IMS sesudah seseorang terinfeksi.

8. Bagaimana HIV bekerja di dalam tubuh manusia?


HIV dengan perantaraan darah, sperma, atau cairan vagina masuk ke dalam aliran pembuluh darah. Kemudian HIV menyerang sistem kekebalan tubuh orang tersebut. Sesudah beberapa tahun, jumlah HIV menjadi sangat banyak sehingga sistem kekebalan tubuh tidak mampu lagi melawan bibit penyakit yang mas uk. Penyakit yang pada orang biasa tidak berbahaya, akan menjadi sangat berbahaya untuk orang dengan HIV, karena sistem kekebalan tubuhnya sudah menjadi sangat lemah.

9. Pacaran yang bagaimanakah supaya tidak menjurus ke hubungan seks?


Sedapat mungkin hindari kontak bag ian tubuh yang cukup sensitif atau biasa disebut daerah erogen, seperti bibir, payudara, puting susu, pinggang, pantat, bagian dalam paha, dan daerah kelamin. Tentunya tiap orang tidak selalu sarna dalam memiliki daerah erogen tersebut. Bagian-bagian tersebut mengandung syaraf yang cukup peka

27

sehingga jika disentuh dapat mendorong timbulnya nafsu seksual. Selain itu juga harus dilakukan dengan mempertimbangkan konsekuensinya. Saling mengingatkan pada pacaran perlu dibicarakan bersama pasangan, pilihan-pilihan tentang aktivitas selama pacaran. Perlu juga memikirkan bagaimana pendapat orang tua dan masyarakat sekitar kita. Pikirkan konsekuensi siap atau tidaknya, seperti bila hamil, terpaksa menjadi orang tua muda, terkena IMS, dll.

Sumber: PKBI. Tanya Jawab Seputar Seksualitas Remaja, Yogyakarta: Lentera Sahaja, 1999.

28

Materi Inti 2

PERSIAPAN PRA NIKAH

Masa pemikahan merupakan masa penting dalam kehidupan manusia dimana laki~laki dan perempuan perlu mempersiapkan diri masing~masing baik dari aspek fisik, mental, .maupun psikososialnya. Persiapan memasuki "hidup baru" tersebut untuk bekal menghadapi keadaan yang akan te~adi pada dirinya karena, kehidupan perkawinan dapat dikatakan berbeda dibanding sebelum perkawinan. Khususnya bagi calon pengantin perempuan banyak hal~hal yang berkaitan dengan masalah gizi, persiapan mental, kesehatan reproduksi pertu diketahui, karena akan mengalami proses kehamilan, persalinan dan proses perawatan anak termasuk menyusui. Karena hal tersebut di atas maka setiap calon pengantin perlu melakukan pemeriksaan kesehatan umum baik fisik, psikis maupun sosial untuk menunjang persiapan menuju kehidupan perkawinan. Persiapan pemikahan yang baik akan dapat mengatasi masalah~masalah negatif yang mengancam, dan selanjutnya melalui persiapan tersebut diharapkan perkawinan terse but langgeng dalam suatu keluarga bahagia, dl mana semua anggota keluarga menjalin hubungan yang harmonis. Norma perkawinan : Perkawinan menurut UU Perkawinan No. 1 11974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhana~ Yang Maha Esa. Perubahan norma, nitai dan tatanan kehidupan di masyarakat, khususnya di kota-kota besar cenderung mengakibatkan meningkatnya perceraian. Kegagalan perkawinan ini menyebabkan penderitaan pada setiap anggota

29

keluarga yang terlibat, baik suami, istri maupun anak-anaknya. Penderitaan ini dapat menjadi berkepanjangan dan mempengaruhi kehidupan masa depannya. Pola kehidupan pada jaman dulu sebagian besar orang menggantungkan diri pada nasib tanpa suatu harapan nyata. Namun sekarang hamplr semua orang yang akan menikah mempunyai harapan. yang akan dicapainya sesudah menikah. Tidak mudahmempersatukan dua pribadi perempuan danpria yangberbeda, suatu perkawinan tidak dapat diharapkan langsung berhasil tanpa persiapan yang matang.

1. Peran Puskesmas dalam Persiapan Pra Nikah


Peran Puskesmas dalam persiapan pra nikah adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan dasar dan konseling pra nikah terhadap pasangan calcn pengatin. Namun sebelum memberikan pelayanan ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberdayakan mitra kerja seperti KUA, LSM, tennasuk juga Tokoh Masyarakat (TOMA), serta Tokoh Agama (TOGA). Dengan memberdayakan mereka, diharapkan mitra kerja mampu meningkatkan "demand" dari masyarakat terhadap perlunya pemeriksaan kesehatan dan konseling pra nikah.

2. Hal-halpenting pranikah

yang perlu dipersiapkan dalam masa

2.1. Persiapan fisik a. PemeriksaanKesehatan


Bagi setiap pernikahan mengetahui pada calon dipengaruhi

Pranikah

calonpengantin yangakan melangsungkan perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan, untuk seesra dini penyakit-penyakit tertentu yang ada pengantin tersebut. Karena keadaan ini dapat bila kedua calon tersebut menikah dan memiliki

30

keturunan, di mana kemungkinan dapat·terjadi anak yang dikandung berisiko cacat, mewarisi penyakit kongenitatl kelainan bawaan, atau tertular penyakit. Salah satu manfaat dari pemeriksaan pra nikah adatah jika sebelum menikah diketahui bahwa ternyata sa~h satu pihak membawa bibit' penyakit keturunan, akan ditakukan konseling dan diberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang akan dialami anak-anaknya sehingga dengan kemajuan teknologi yang ada para orang tua dimungkinkan untuk Kmemilih· caton anaknya. Sebagai contoh, penderita hemofitia yang menikah dengan perempuan normal, maka sebaiknya pasangan tersebut mempunyai anak perempuan saja, karena bita mempunyai anak laki-Iaki pasti akan mengalami hemofitia pula. Pemeriksaan kesehatan pra nikah ini sangat penting untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit keturunan sepeti thalasemia, hemofilia, buta warna, asma/aJergi, dan sebagainya, sehingga caJon pengantin dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan tanggung jawab, disertai kesadara.n akan risiko yang mungkin terjadi. Melihat gun a pemeriksaan pra nikah, seharusnya pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan oleh calon istri, tetapi juga caton suami. Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain adalah pemeriksaan fisik (untuk mlihat kemungkinan calon istri menderita tumor rahim, tumor indung telur, endometriosis, yang menyebabkan sulit hamil, juga pemeriksaan TBC paru, kelainanjantung, dan asma), pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan Hb, golongan darah, pemeriksaan darah untuk IMS, pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan TORCH). Untuk pemeriksaan TORCH petugas harus mengatakan bahwa pemeriksaan ini cukup dilakukan bila diperlukan karena biayanya besar. Untuk klien yang menginginkan pemeriksaan TORCH petugas harus mengetahui tempat rujukan yang dapat melakukan pemeriksaan ini.

31

Paket pemeriksaan. TORCH sendiri adalah untuk pemeriksaan penyakittoksoplasma, campakjerman (rubella), cytomegalo virus, dan herpes simplex. Untuk keempat penyakft ini jika salah satunya aktif diindap selama kehamilan, akan berpotensi besar membuahkan anak yang cacat jantung, otak, tuli, dan kepala berukuran besar (hidrosefalus), dan kecacatan ini tidak bisa dikoreksi lagi. Orang tua akan dihadapkan pada kenyataan bahwa anak tak berumur panjang, atau kalaupun hidup mereka akan hidup dengan kecacatannya itu sehingga orang tua harus merawat sang anak seumur hidup. Walaupun sekarang memang dengan pemeriksaan cairan ketuban secara lebih dini (kurang dari usia kehamilan 12 minggu), sudah dapat diketahui apakah anak yang dikandung cacat atau tidak. Selain itu, saat ini sangatlah penting untuk melakukan pemeriksaan darah untuk tes HIV/AIDS, terutama bagi pasangan yang mempunyai riwayat hubungan seks sebelum menikah. Hal ini perlu segera diatasi agar tidak membahayakan janin dan menularkan penyakit tersebut pada calon pengantin perempuan maupun pria.

b. Persiapan Gizi Pranikah


Pada masa pranikah perlu dilakukan peningkatan status kesehatan dan status gizi calon pengantin perempuan melalui penanggulangan KEK (Kurang Energi Kronis) dan Anemia GizL

Penanggulangan KEK :
Seorang remaja/calon pengantin perempuan dengan KEK, bila tidak mendapat perbaikan gizi akan berisiko melahirkan anak dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBlR). Beberapa upaya dalam meningkatkan kesehatan gizi dan risiko KEK padacalon pengantin perempuan adalah : ~ Memberikan penyuluhan tentang gizi dan kesehatan

32

~ ~

Ketersediaan pang an di tingkat keluarga baik secara kualitatlf maupun kuantitatif Pola konsumsi dan distriOOsi intra keluarga

Anemia Gizi : Oisebut anemia gizi bila calon pengantin menderita kekurangan kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk membentuk Hbtersebut. Oi Indonesia sebagaian besar anemia ini karena kekurangan zat besi (Fe) sehingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi. Risiko bila remaja menderita anemia dapat mempengaruhl menuruooya produktifitas kerja serta konsentrasi belajar. Dan bila kelak menikah dan hamil akanberdampak besar terhadap risiko perdarahan dan kernatian 'bu. Oosis pemberian Tablet Tambah Oarah adalah sebagai berikut: ~ Pada caton pengantin Perempuan mengkonsumsi Tablet Tambah darah sebelum menikah seminggu sekali 1 tablet selama16 minggu. ~ Pad a waktu hald dianjurkan minum setiap hari 1 tablet selama 10 hari.

c. Imunisasi Tetanus Taxoid


Untuk mencegah bayi terserang Tetanus Neonatorum, pada calon pengantin perempuan diberikan suntikan TT (tetanus Toxoid) 2 kaU.Sejak tahun 1997, untuk mencegah kematian neonatal akibat tetanus, program imunisasi difokuskan pada pemberian imunisasi TT sebanyak 2 kali pada iOOhami!. Pada tahun 1984, imunisasi TT diberikan pada siswi kelas 6 SO (calon ibu). Kemudian imunisasi TT diberikan pada siswi kelas 2 SO (Subdit Imunisasi, 2002).

33

d. Lain"lain:
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah pemakaian bahan-bahan/obat-obatan psikotropika, narkotika, rokok, alkohol dan zat adiktif lainnya, karena keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.

2.2. Persiapan Psikis dan Psiko Sosial


Setiap pasangan yang akan menikah perlu memperhatikan halhal sebagai berikut:

Proses adapfasi setelah menikah


Setelah menikah akan terjadi perubahan besar dalam kehidupan,perempuan akan menjadi istri dan pria akan menjadi suami yang akhimya akan menjadi ayah dan ibu. Perubahan status ini akan diikuti pula oleh perubahan fungsi dan peran masing-masing di dalam kehidupan keluarga. Kedua pasangan ini penu menyesuaikan diri dengan fungsi dan perannya yang baru. Sebagai proses adaptssi pada awalnya perkawinan, pasti te~adi perbedaan,kesalahpahaman, dan perselisihan di satu pihak. Hal ini dapat mengakibatkan saling pengertian, namun di lain pihak dapat juga menjadr sumber malapetaka. Diperlukan waktu dan usaha untuk dapat saling menerima dan menghargai pihak yang lain, sehingga perkawinan itu tidak banyak mengalamikonflik dan akhimya menjadi stabil. Konflik dapat berupa pertentsngan antara individu dengan fingkungan (konflik eksternal), dapat pula berupa pertentangan dalam diri sendiri (konflik internal). Konflik yang tidak dapat diatasi dengan baik, cenderung menimbulkan stres yang disertai dengan baik, cenderung

34

menimbulkan stres yang disertai perasaan cemas ataupun depresi yang akhimya dihayati sebagai rasa tidak bahagia. Masalah yang dapat menimbulkan konflik dalam suatu perkawinan antara lain : 1. Tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga. 2. Tidak dapat memenuhi keinginan pasangan. 3. Tidak dapat bergaul dengan lingkungannya. 4. Tidak mampu mengadakan hubungan seks yang memuaskan. 5. Tidak mampu memberikan cinta dan kasih sayang sebagaimana yang diharapkan oleh pasangannya. 6. Tidak mampu melepaskan diri dari ikatan masa lampaunya atau pengalaman yang tidak menyenangkan. 7. Tidak mampu mengasah dan membimbing anak. Orang yang sehat jiwanya ialah orang yang tidak mudah digoncang oleh berbagai tantangan kehidupan. la pun bersikap positifterhadap diri sendiri dan orang lain, sehingga ia mampu menyelesaikan konflik yang dihadapi dalam kehidupan. Itulah sebabnya perkawinan yang harmonis memerlukan jrA'Syang sehat dari setiap pasangan suami istri. • Syarat

kedewasaan dalam perkawinan

Dengan bertambah kompleknya kehidupan, diperlukan tidak saja kematangan dari segi fisik, akan tetapi juga kedewasaan dari segi lainnya, agar perkawinan itu dapat menjadi langgeng, bahagia dan sejahtera. Itulah sebabnya, pemerintah menghimbau untuk meningkatkan batas usia menikah bagi pria 25 tahun dan bagi perempuan 20 tahun. Pada usia tersebut diharapkan pria dan perempuan telah siap untuk menikah, karena telah dewasa, baik dari segi fisik maupun dari segi psikososial. •.

lS

1. Dewasa Secara Fisik


Seseorang dikatakan dewasa secara fisik apabila ia telah mampu menghasilkan keturunan. Masa dimana seseorangtelah dewasa secara fisik ialah masa akil balig.

2. Dewasa Seeara Mental


Seseorang dikatakan dewasa secara mental jika ia telah mampu mengembangkan segenap potensi kejiwaannya (pikiran, emosi, dan kemauan) secara serasi, selaras, dan seimbang, sehingga ia mampu menghadapi berbagai jenis persoalan hidup.

3. Dewasa Secara Palkososial


Seseorang dikatakan dewasa secara psikososial apabila ia telah bisa hidup mandin, tidak tergantung secara ekonomis pada orang tuanya dan dapat mengembangkan kehidupan sosialnya secara memuaskan dengan lingkungannya. Artinya, ia mampu menyesuaikan din terhadap kaidah, nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan memiliki kedewasaan secara fisik, mental, dan psikososial tersebut, calon suami istri mampu berperilaku sebaqai pria dewasa dan perempuan dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab.

2.3. Hal yang Berpengaruh dalam Perkawinan 1. Faktor Agama


Agama merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang perkawinan. Diharapkan cajon pasangan berasal dari agama yang sama dan memiliki keimanan dan ketakwaan kepada TuhanYang Maha Esa,karena hal ini sangat melandasi kekokohan suatuperkawinan.

36

2. Faktor Kepribadian
Kedua pasangan perlu saling mengenal kepribadian masingmasing agar dapat menyesuaikan diri, saling mengisi dan memberi kasih sayang. Juga perlu diperhatikan perbedaan peran jenis misalnya anggapan bahwa pria di atas segalagalanya sedang perempuan selalu dibawah, akan sangat mengganggu di dalam perkawinan.

3. Faktor Kesehaian Jiwa


Kesehatan jiwa amat berpengaruh di dalam membina perkawinan. Seseorang yang cemas berlebihan, merasa rendah din, atau mengalami ketergantungan terhadap zat adiktif (termasuk minuman keras dan rokok) merupakan salah satu risiko yang perlu diatasi sebelum menikah.

4. Faktor Umur
Faktor umur memegang peranan penting dalam membina keluar'ga harmonis, meskipun usia tidak selalu menunjukkan tingkat kedewasaan seseorang. Sebaiknya usia suami lebih tua daripada istri, dengan perbedaan 3-6 tahun. Suami yang lebih tua akan lebih mempunyai rasa tanggungjawab dan akan lebih dihormati oleh istrl. Walaupun menurut UU Perkawinan Th. 1974 No.1 usia perkawinan untuk perempuan adalah pada usia 16 tahun sedangkan seorang pria pada usia 19 tahun, sebaiknya pasangan tersebut mempunyai anak pada usia reproduksi sehat.

5. Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan keluarga. Yang terutama disini bukanlah latar belakang pendidikan formal atau gelaroya. Sebaiknya pasangan tersebut berasal dari tingkat pendidikan yang tidak jauh berbeda.

37

6. Faktor Ekonomi, SOBialdan Budaya


Perbedaan dalam latar belakang ekonomi, sosial, dan budaya di setiap wilayah di Indonesia menyebabkan perbedaan pula daJam norma, adat dan perilaku. Perbedaan Jatar belakang ekonomi, sosial, dan budaya sering kati menimbulkan prasangka dankesaJah pahaman. Oleh karena itu, diperlukan kematangan kepribadian agar cepat dapat menyesuaikan diri sehingga dapat membuahkan saling pengertian. Hal ini terutama bertaku bagi pasangan yangberasal dari ekonomi, sosial, dan budaya yang berbeda.

7. Faklor Latar Selakang Keluarga


Perkawinan selalu melibatkan keluarg. dari masing-masing pihak. Oteh karena itu,latar belakang keluarga pasangan penting diketahui, terutama dalam hal keharmonisan orang tua, seberapa besar pengaruh keluarga terhadap anggota pasangan, dan apakah kedua belah pihak keluarga dapat bergaul satu sama lain. Ada pasangan yang sang at dipengaruhi oleh keJuarga, seolah-olah lebih dekat dengan keluarga asal daripadadengan pasangan.perkawinan. Perlu disadarkan bahwa orang yang terdekat adalah suami atau istri.

38

Daftar Pustaka :

1.

Brcok, Charles GO. The Practice of Medicine in Adolescencs. london: Edward Amold. 1992 Oepartemen Kesehatan RI. Materi Pe/atihan Bimbingan dan Penyuluhan KRR bag; Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes. 2000 Departemen Kesehatan RI. Tetanus Elimination. Jakarta: Depkes. 2002 Harper, Peter S. Pratica/ Genetic Counseling. 4th Edition. Oxford: Butterwoth Heinemann. 1993 Robinson, Arthur dan Mary Glinden. Clinical Genetics Handbook. 2811 edition. Boston: Blackwell Scientific Publications. 1993 Winarto. TORCH Vaccines. dalam Ta~oto, B.H, et-al. Naskah lengkap Kongres Nasional VII Perinasia dan Simposium International "Adolescence Reprodudive and Perinatal health Toward JId Millenium-. Semarang.2oo1

2.

3. 4.

5.

6.

39

Materi Inti 3

PROSES REPRODUKSI SEHAT YANG BERTANGGUNG JAWAB

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling mulia, di antara makhluk-makhluk hidup lainnya (hewan dan tumbuh-tumbuhan) Sifat manusia : • Sebagai makhluk biologis, manusia tunduk kepada hukum-hukum biologis (antara lain: lapar, mengantuk, kebutuhan seksual) • Sebagai makhluk hidup, rnenusia memiliki kebutuhan-kebutuhan psikis atau kejiwaan (antara lain saling menyayangi, saling memperhatikan, membutuhkan rasa aman) Setiap makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan) memiliki kemampuan untuk ber-reprodlJksi, yaitu kemampuan untuk melanjutkan keturunan. Penyerbukan pada tanaman dapat berlangsung alamiah ataupun melalui campur tangan manusia atau hewan. Manusia sebagai makhluk yang rnulia dibekali pula oleh Tuhan dengan akal dan budi, sehingga manusia dapat mengontrol naluri seksual, sesuai dengan nilai, norma, moral, agama, dan aturan-aturan yang berlaku. Melanjutkan keturunan dalam suatu hubungan pernikahan yang sah adalah juga suatu tug as mulia yang diemban manusia, dan merupakan salah satu tujuan dari dilakukannya pernikahan. Proses reproduksi manusia yang bertanggung jawab sangat dipengaruhi oleh kesiapan : • Fisik, keadaan yang paling baik bagi seseorang untuk memiliki anak, di mana pertumbuhan tubuh dan organ reproduksi telah sernpurna (perempuan antara usia 20-35 tahun, laki-Iaki bita telah mencapai usia 25tahun) • Psikis, yaitu kesiapan mental di mana seorang perempuan dan pasangannya merasa telah ingin mempunyai anak dan merasa telah 40

siap untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab dalam mengasuh dan mendidik anaknya. Sosial ekonomis. Seesra ideaf jika seorang bayi dilahirkan maka ia akan membutuhkan tidak hanya kasih sayang orang tuanya, tetapi juga sarana yang membuatnya bisa tumbuh dan berkembang. Bayi membutuhkan tempaUinggal yangtetap. Karena itu remaja dikatakan si~p secara sosia. ekonomis jika bisa memenuhi kebutuhandasar seperti pakaian, makan minum, tempat dan kebutuhan pendidikan bagi anaknya. Dalam hal inimeskipun seorang remaja tetah melampaui usia 20 tahun te.tapi ia dan pasangannya belum mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan tempat tinggal bagi keluarganya maka ia belum dapat dikatakan siap untuk hamil dan melahirkan. lingkungan· keluarga

Ketiga hal terse but diperlukan untuk menciptakan yang: • Sehat dan sejahtera • Saling menyayangi • berpendidikan dan berkecukupan

Dalam konperensi Kependudukan di Kairo 1994, disebutkan bahwa definisi Kesehatan Reproduksi adalah: Keadaan sehat yang menyeluruh' meliputi aspek fisik, mental, dan sosial, dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi, maupun proses itu sendiri. Dengan demikian kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa setiap orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi, serta memiliki kebebasan untuk menetapkan kapan dan seberapa sering mereka ingin bereproduksi. Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksinya secara sehat, dalam pengertian fisik, mental, maupun sosial, diperlukan beberapa prasyarat : 1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis baik pada perempuan ataupun laki-Iaki. Antara lain seol=8ng perempuan harus memiliki rongga pinggul yang normal untuk mempermudah kelahiran bayinya

41

kelak. la juga harus memiliki kelenjar-kelenjar endokrin yang mampu menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan untuk memfasilitasi pertumbuhan fisik dan fungsi atau organ reproduksinya. Perkembangan-perkembangan tersebut sudah ber1angsung sejak usia yang masih sangat muda. Tulang pinggul berkembang sejak anak belum menginjak remaja dan berhenti ketika anak mencapai usia sekitar 1B tahun. Agarsemua pertumbuhan itu ber1angsung baik, ia memertukan makanan dengan mutu giziyang baik dan seimbang. Hal ini juga bertaku bagi laki~laki. Seorang laki-Iaki pertu gizi yang baik agar dapat berkembang menjadilaki~aki dewasa yang sehat. Testisnya harus sudah turun kekantung zakarnya sewaktu ia dilahirkan. Kelenjar endokrinnya sudah berfungsi secara normal, sehingga ia akan dapat tumbuh kembang dengan kemampuan reproduksi yang normal pula. Setiap orang diharapkan terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik langsung maupun tidak langsung mengenai organ reproduksinya. Setiap kelainan pads organ reproduksi dapat mengganggu kernampuan seseorang dalam menjalankan fungsi reproduksinya. 2. Baik laki-Iaki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang memadai agar perkembangan emosinya bertangsung baik. Seorang perempuan hamil memertukan kondisi di mana ia akan dapat melewati masa tersebut dengan aman. Walaupun kehamilan adalah proses fisiofogis, namun juga dapat mengganggu kesehatan perempuan yang mengalaminya eertamenimbulkan kecemasan. Karena ituperawatan kehamilan yangbaikseharusnya juga di'engkapi dengan konseling dan pemeriksaan kehamilan yang dapat menjawab berbagai kecemasan tersebut.

3.

Dalamproses reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab, akan dihasilksn keturunsn yang sehat pula.kamampuanmengasuh anakanaknya secara bertanggungjawab juga akan membuka merekapun kelak akanmampu menjalsni tugas reproduksinya secara sehat.

42

Daftar Pustaka :

1. 2.

BKKBN. Membantu Remaja MemahamiDirinya. Jakarta: BKKBN. 2001

Pe/atihan Bimbingan dan Penyu/uhan KRR bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes. 2000
Departemen Kesehatan Mohamad, kartono. Kontradiksi da/am Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1998

RI. Materi

3.

43

Materi Inti 4

INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) TERMASUK HIV/AIDS

Kasus IMS dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi di kalangan remaja. Berbagai jenis IMS serta HIV/AIDS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang pad a umumnya dan kondisi kesehatan reproduksi pada khususnyakarena pada umumnya berbagai penyakit IMS dan HIVI AIDS berkaitan langsung dengan sistem reproduksi manusia. Bahkan HIVI AIDS dapat berdampak pada kematian. Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es; yang nampak hanyalah permukaan belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang nampak. Penyakit ini merupakan penyakit yang mematikan karena sampai saat ini belum ditemukan obat penyembuhannya. Namun demikian sebenamya pencegahan terhadap penyakit ini relatif mudah asalkan mengetahui caranya.

1. Infeksi Menular Seksual


1.1.Pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. IMS perlu mendapat perhatian, karena IMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalsr dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Untuk remaja perempuan, perlu disadari bahwa risiko untuk

44

terkena IMS lebih besar daripada laki~laki sebab aiaf reproduksinya lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.

1.2. landa dan Gejala IMS


Oleh karena bentuk dan letak alat kelaminnya yang menonjol, gejala IMS pad a taki-Iaki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan, sedangkan pada perempuan sebagaian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari.

Pada laki-Iaki gejala-gejala Infeksi IMS antara lain:


CI CI CI CI CI CI CI CI

Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis/alat kelamin Luka tidak sakit, keras dan berwama merah pada alat kelamin Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin Rasa sakit yang hebat pada saat kencing Kencing nanah atau darah yang berbau busuk Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok Kehilangan berat badan yang drastis, disertai mencret terus menerus, dan sering demam serta berkeringat malam

9 9 9 9 9 9

Pada perempuan gejala-gejala IMS antara lain:


Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksuaf Rasa nyeri pada perut bagian bawah Pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin Keputihan berwama putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitamya Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin

4S

1.3. Cara Peneegahan


./

IMS

./ ./ ./ ./

Bagi seseorang yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual (abstinensia) Saling setia bagi pasangan yang sudah menikah Hindari hubungan seks yang tidak am an atau berisiko Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan IMS Selalu rnenjaga kebersihan alat kelamin.

1.4. Jenis-Jenis

IMS

Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai IMS. Oi Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah:

a. Gonore (GO)
Kuman penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae. Ada masa tenggang selama 2-10 hari setelah kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan bemanah. Gejala pada laki-Iaki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluamya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60 % kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakitpada sa at kencing dan terdapat keputihan kental berwama kekuningan. Akibat penyakitGO, pada 'aki-Iaki dan perempuan, sering kati berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturimkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.

46

b.

Sifilis (raja sing a) Kuman penyebabnya disebut Treponema Pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan sering kali penderita tidak memperhatikan hal ini. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamif sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.

c.

Harpes genital Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4-7 hari sesudah virus masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks.

Gejala dan tanda-tandanya adalah :


~ ~ ~ Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat kelamin Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu hilang sendiri Gejala kambuh lagi seperti diatas namun tidak senyeri tahap awal bila ada faktor pencetus (stres, haid, minuml makanan beralkohol) dan biasanya menetap hilang timbul seumur hidup.

Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian. Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarab, tetapi pengobatan anti virus bisa mengurangi rasa sakit dan lamanya episode penyakit.

47

d. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh <Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala berlangsung 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-Iaki dan perempuan. Pada perempuan, gejalanya bisa berupa: Keluarnya cairan dari alat kelamin atau keputihan encer berwama putih kekuningan 9 Rasa nyeri di rongga panggul 9 Perdarahan setelah hubungan seksual.

Pada laki-Iaki gejalanya adalah: C1 Rasa nyeri saatkencing C1 Keluar cairan bening dari saluran kencing C1 Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan becampur darah. Tidak jarang pula, gejafa tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang berlangsung. -Oleh katena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa IMS dan menularkannya 'kepada pasangannya melalui hubungan seksual. Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-Iaki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkankemandulan, serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia)

e. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah IMS yang disebabkan oleh parasit

Trikomonas vaginaHs.

9
48

Gejala dan tanda-tandanya adalah : cairan vagina encer,berwama kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk

9
9
f.

vulvaagak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing

Kandidiasis vagina

Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kuUt maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sedemikian rupa sehingga· menimbulkan keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal, disertai rasa gata' panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitamya. Penyakit ini tidak selalu tergolong IMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin.

g. Kutil kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan. Pada perempuan. dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di seldtar ketamin. Pada laki-Iaki mengenai atat ketamin dan saturan kencing bagian datam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya taki-taki baru menyadari setetah ia menutari pasangannya.

49

Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatannya hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja.

1.5.Diagnos~ dan Pengobatan IMS


Kendala yang dihadapi dalam diagnosis IMS yang tepat adalah keterbatasan tenaga pemeriksaaan laboratorium, keterbatasan pengadaan peralatan dan biaya operasional, keterbatasan sensitivitas pemeriksaan, dan keterbatasan jangkauan laboratorium yang hanya untuk beberapa IMS saja, sementara etilogi IMS sangat banyak serta banyaknya infeksi ganda. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, bagi negara berkembang WHO telah memperkenalkan dan menganjurkan penggunaan Pendekatan Sindrom untuk mendiagnosa IMS. Pendekatan Sindrom IMS adalah penatalaksanaan kasus IMS berdasarkan gejala klinis yang ditemukan dan dilanjutkan dengan pengobatan yang tepat guna terhadap penyebab utama gejala klinis terse but walaupun tanpa dukungan pemeriksaan laboratorium. Pendekatan sindrom terhadap keluarnya cairan abnormal dari alat kelamin dan terjadinya luka pada alat genital pria maupun perempuan telah terbukti menghasilkan tingkat penyembuhan yang tinggi dan "cost effective".

2. HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit ini kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari Human Immuno Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini dapat mengatasi sebuah infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.

so

2.1. Penularan HIV


HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa menularkan hanya yang terdapat pada sperma (air mani), darah dan cairan vagina. . Dengan demikian care-cars penularannya adalah sebagai berikut: ~ Berganti-ganti pasangan seksual, atau.berhubungan dengan orang yang positif terinfeksi virus HIV. ~ Pemakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV. ~ Menerima tranfusi darah yang tercemar HIV. ~ Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya ke bayi dalam kandungannya.

2.2. Kelompok Risiko Tinggi


Dengan mengetahui cara penularan HIV, maka kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular HIV adalah mereka yang berperilaku yang bisa mempermudah penularan HIV, yaitu : ~ Mereka yang melakukan hubungan seks yang tidak aman, termasuk tanpa pemakaian kondom. ~ Mereka yang berganti-ganti pasangan seksual. ~ Mereka yang ganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain yang kontak dengan cairan tubuh dengan orang lain. ~ Mereka yang memperoleh tranfusi darah yang tidak dites HIV. ~ Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya ke bayi dalam kandungannya

2.3. Perjalanan Infeksi HIV/AIDS


Masa inkubasi HIV atau masa laten, sangat tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing orang, rata-rata 5 - 10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan semakin rusak fungsi kekebalan tubuh. Pada waktu sistem kekebalan tubuh sudah dalam keadaan parah, ODHA (orang dengan HIV/AIDS) akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS.

51

a.

Masa Jendela (window period)


Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti dengan perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus tersebut dari negatif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif, disebut sebagai window period. Lama window period antara 1-3 bulan, bahkan ada yang berlangsung 6 bulan. Umumnya pada penyakit yang disebabkan oleh virus, bila tes antibodi menjadi positif, berarti di dalam tubuh terdapat cukup zat anti yang dapat melawan virus tersebut. Kesimpulan tersebut berbeda pad a infeksi HIV, karena adanya zat anti di dalam tubuh bukan berarti tubuh dapat melawan infeksi HIV, tetapi menunjukkan bahwa di dalam tubuh terdapat HIV. Pada stadium ini orang tersebut sudah dapat menulari. Pada masa jendela, sekitar 50-90% orang yang terinfeksi HIV menunjukkan sindron retroviral akut berupa demam, pembesaran kelenjar, pembesaran hati atau ginjal, nyeri tenggorok, nyeri otot, dan sebagainya seperti pada infeksi virus lain.

b. Masa tanpa gejala (asimptomatik)


Asimptomatik berarti di dalam tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala-gejala. Keadaan ini pada umumnya bila tanpa pengobatan, perjaJanan penyakit dari infeksi HIV sampai AIDS dapat berlangsung rata-rata 5-10 tahun.

c.

Pembesaran Kelenjar Limfe


Masa ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persistent Generalized Lymphadenophaty), tidak hanya pada satu tempat yang berlangsung Iebih dari 1 bulan.

d. Gejala klinis AIDS


Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit syaraf, dan penyakit infeksi sekunder.

52

Sekitar sepertiga bayi yang mengidap HIV akan menjadiAIDS dalam usia satu tahun pertama. Adapun gejala AIDS pada bayi dan anak adalah sebagai berikut : ~ Gangguan pertumbuhan ~ Infeksi bakteri berulang yang serius ~ Diare kronik ~ Pembesaran kelenjar di leher ~ Pembesaran kelenjar limpa ~ Sariawan berulang ~ Penyakit paru berulang Gejala klinis pada orang dewasa ialah jika didapat 2 dari 3 gejala utama dan 1 dari 5 gejala minor. Gejala utamanya ialah: ~ Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan ~ Diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terusmenerus ~ Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan Gejala minomya ialah: ~ Bentuk kronis selama lebih dari 1 bulan ~ Infeksi pada mulut dan tenggorokan, yang disebabkan oleh jamur Candida albicans • Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh ~ Munculnya Herpes zoster berulang ~ Bercak-bercak gatal di seluruh tubuh Sebagai indikator penyakitAIDS bila didapatkan Sarcoma kaposi atau pneumonia pnemosistis carini.

2.4. Cara Pencegahan


-/ -/

HIV/AIDS

Abstinensia, tidak melakuk~ hubungan seksual di luar nikah. Terikat hanya dalam hubungan seksual yang sah (suamiistri), dan setia.

53

./ ./ ./

Menggunakan kondom, terutama kelompok rlsfko tinggi sepeti pekerja seks komersil. Sedapat mungkin menghindari tranfusi darah yang belum di skrining . Menggunakan alat-alat medis dan non-medis yang terjamin steril.

2.5. Cara Mendeteksi

HIV/AIDS

Dengan melakukan tes-tesdarah sesuai tahapan perkembangan penyakitnya. Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus HIV, yang berarti ada virus HIV dalam tubuh, dilakukan tes darah dengan cara Elisa sebanyak 2 kali. Kemudian bila hasilnya positif, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan cara Western Blot atau Immunofluoresensi.

2.6. Mitos-mitos
~ ~

Seputar HIV/AIDS di Masyarakat

Interaksi sosial dengan penderita HIV/AIDS akan membuat kita tertular penyakitanya. Bersalaman, menggunakan we yang sama, tinggal serumah, menggunakan sprei yang sarna dengan penderita HIV/AIDS dapat membuat kita tertular.

2.7. LSM/Organisasi

Peduli AIDS

Bila petugas kesehatan menemukan ada kasus HIV/AIDS di wilayahnya, dapat merujuk yang bersangkutan pada sejumlah LSM/Organisasi Peduli AIDS yang dapat memberikan pendampingan pada pasien.

S4

Tabel4 Beberapa LSM/organisasi Peduli AIDS No.


1.

NAMA INSTITUSI
Yayasan AIDS Indonesia (YAI) Yayasan Mitra Indonesia Yayasan Kusuma Buana (YKB) Yayasan Pelita IImu (yPI) PKBI Yogyakarta PKBI Jawa Timur Yayasan Hotline Service Indonesia PKBI Jawa Tengah

ALAMAT
Jt Letjend. S. Parman Kav 78 Lt. 3 Jakarta 11410 JI. Kebon Kacang IXI78, Jakarta 10240 Jr. Asem Baris Raya Blok A-3 Jakarta Selatan JI. Tebet Timur Dalam Jakarta 12820

TELP

2.

Telp./fax: (021) 3921608 (021) 8296337

3.

4. 5. 6. 7.. 8.

villa 16

(021) 8311557 (0274) 586767 (031) 587308 (031) 579939 (031) 5344367 (031) 5343009 (024) 603503

JI. Tentara Rakyat Mataram Gg. Kapas, Badran Yogyakarta 55231 JI. Indragiri 24 Surabaya 60241 JI. Basuki Rahmat 93 Surabaya 60271 Jr. Jembawan No. 8-12 Semarang 50145

ss

Daftar Pustaka :

1.

Departemen KesehatartRI. AIDS dan Penanggulangannya. Bandung: Driya Media. 1997 LAHSI, Ketompok Studi IMS. Panduan Manajemen Penyakit Menular Seksual (lMS) dengan Pendekatan Sindrom. Jakarta. 1995 BKKBN. Membantu Remaja Memahami Dirinya. Jakarta: BKKBN. 2001 Support No. 37. LSMIOrganisasi Yayasan pel ita IImu. April 1999

2.

3. 4.

Peduli AIDS di Jakarta. Jakarta:

5.

Pusat Informasi Pustaka HIVIAIDS. Profil Lembaga Peduli AIDS di Indonesia 1996. Jakarta: Pact Indonesia. 1996

56

Materi Inti 5

PENYALAHGUNAANNAPZA
Napza (narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya), yang lebih dahulu dikenal dengan akronim Narkoba (narkotika dan obat berbahaya lainnya) mulai dikenal penyalahgunaannya di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Penggunaan bahan-bahan berasal dari tanaman yang tumbuh liar seperti opium,ganja, dan kokain sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Selain untuk tujuan pengobatan, juga dipakai untuk ritus keagamaan, sosialisasi, dan rekreasi. Bahan-bahan ini kemudian dikenal sebagai zat psikoaktif yang dapat menyebabkan perubahan perilaku, kesadaran, pikiran, dan perasaan seseorang sehingga menimbulkan perasaan nyaman dan gembira, sebelum kemudian berlanjut pada kerusakan fisik dan mental. Sebagian dari NAPZA tentu banyak digunakan dan sangat bermanfaat untuk pengobatan, namun apabila disalahgunakan dapat mengakibatkan ketergantungan dan akan merugikan baik terhadap pengguna, maupun bagi keluarga, masyarakat, dan negara. Kecenderungan penyalahgunaan NAPZA akhir-akhir ini meningkat dengan pesat. 8elum ada angka yang pasti dari kQrban tersebut, namun dari angka kunjungan ke RSKO (Rumah Sakit K_gantungan Obat), Jakarta, antara tahun 1997-1999 ditemukan adanya peningkatan jumlah pasien dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997 terdapat 3652pasien, tahun 1998 terdapat 5008 pasien, dan pada tahun 1999 terdapat 8823 pasier:t

1. Pengertian
NAPZA merupakan istilah yang dipakai saat ini, yang merupakan kepanjangan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya.

57

a.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dart tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyert, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat atauobat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Zat adiktif lainnya adalah : 1). Minuman beralkohol (minuman keras/miras), marupakan cairan tak berwama, mudah menguap, mudah terbakar, diperoleh dart fermentasi karbohidrat yang bersifat sedatif, hipnotik, dan depresan. 2). Rokok, dibuat dart nntingan kertas rokok yang bertsi daun tembakau yang dikertngkan dan dicacah. Penggunaannya adalah dengan membakar salah satu ujungnya dan menghisap asapnya dart ujung lainnya. Cerutu adalah bentuk lain kemasan tembakau. Daun tembakau dihasilkan dan tanaman Nicotiona tabakung, Nicotiona rustica, dan species lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. 3). Zat lain yang menyebabkan adiksi, misalnya obat steroid. Penyalahgunaan adalah penggunaan narkotika atau psikotropika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Ketergantungan (adiksi, dependensi), di mana seseorang membutuhkan zat tertentu agar dapat berfungsi secara wajar. Ada 2 jenis ketergantungan : • Ketergantungan fisik : apabila dosis pemakaian dikurangi atau dihentikan. Gejala fisik tergantung dari janis obat yang digunakan. Misalnya: Heroin, menimbulkan gejala sakit otot dan sandi-sendi, berkeringat, perut kram, dan sebagainya.

b.

c.

d.

e.

58

Ketergantungan psikis : suatu perasaan "rindu" untuk menggunakan zat tersebut walaupun tidak ada ketergantungan fisik, secara psikis tersugesti untuk menggunakan kembali.

f.

Toleransi : adalah keadaan di mana jumlah dosis zat yang dipakai semakin lama semakin meningkat untuk mendapatkan efek yang sarna. Overdosis : adalah kelebihan obat karena tidak dapat mengontrol dosis yang dikonsumsi yang terjadi karena adanya toleransi, menimbulkan gejala keracunan, koma, sampai meninggal. Sindrom putus zat (withdrawal syndrome) : adalah gejala-gejala spesifik untuk zat tertentu yang timbul akibat penghentian atau mengurangi dosis pemakaian zat tersebut yang sebelumnya sudah digunakan secara teratur. Craving : keadaan sangat menginginkan obat.

g.

h.

i.

2. Penggolongan
Menurut efek yang ditimbulkan NAPZA terbagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: a. Depresan Adalah jenis zat yang tubuh. Jenis obat ini bahkan membuatnya opium, morfin, heroin,

berfungsi mengurangi aktifitas fungsional mernbuat pemakai merasa tenang dan tertidur atau tak sadarkan din, contoh : codein, dan sedativa.

b.

Stimulan Zatyang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan ~egairahan kerja (segar dan bersemangat), contoh : ekstasi, kafein, kokain, amfetamin.

S9

c.

Halusinogen Zat yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran, dan seringkali disertai dengan halusinasi sehingga seluruh perasaan dapat terganggu, contoh : ganjalcannabis, mescalin, LSD, dll.

3. Faktor-faktor Penyebab dan Risiko Penyalahgunaan

NAPZA
Seseorang menyalahgunakan NAPZA disebabkan oleh beberapa faktor yang amat kompleks. Secara umum faktor penyebab terse but dapat dibagi menjadi tiga kelompok :

3.1. Faktor Individu


a) Penyakit jasmaniah, kondisi abnormal yang membutuhkan analgetika kuat. Kepribadian dengan risiko tinggi • Sifat mudah kecewa dan cenderung agresif • Pemalu, pendiam • Rasa kurang percaya diri dalam menghadapi tug as • Penilaian diri yang negatif (low self-esteem). misalnya merasa tidak mampu • Sikap memberontak terhadap peraturanltata tertib • Perilaku anti sosial • Tidak sabar menunggu (selalu menuntut) • Mudah merasa bosan, jenuh • Hambatan perkembangan psikoseksual dengan akibat kegagalan atau ketidaksanggupan membentuk identifikasi seksual (citra diri sebagai laki-Iaki atau perempuan) yang tidak memadai • Sudah mulai merokok pada usia lebih dini • Salah satu orang tua menjadi penyalahguna zat

b)

60

• • c)

Cenderung memiliki gangguan jiwa seperti cemas, apatis, kurang mampu menghadapi stres, gangguan psikotis, dll Kurang religius

Motivasi tertentu • Menyatakan dirinya bebas merdeka • Rasa ingin tahu dan mendapatkan pengalaman baru • Agar diterima di kelompok tertentu • Melarikan diri dari sesuatu (kegagalan, kekecewaaan, ketidakmampuan, malu, dll) • Untuk meningkatkan kemampuan seksual • Pengguna zat sebagai lam bang keperkasaan atau kemoderenan

3.2. Faktor Kemudahan Didapat


a) b) Ketersediaan zat pad a pereda ran gelap Kemudahan memperoleh zat

3.3. Faktor Lingkungan


a) Lingkungan keluarga • Keluarga tidak harmonisldisfungsi dalam keluarga • Komunikasi orang tua dan anak kurang efektif • Orang tua dominan atau otoriter • Keluarga terlalu permisif atau terlalu ketat dalam disiplin Lingkungan sekolah • Sekolah terletak dekat tempat hiburan atau penjual NAPZA • SekoJah kurang disiplin • Sekolah tidak memberi fasilitas bagi penyaluran minat dan bakat anak • Adanya murid pengguna NAPZA di sekolah

b)

61

c)

Lingkungan ternan sebaya • Tekanan kelompok sebaya yang ~angat kuat • Ancaman fisik dari ternan atau pengedar Lingkungan masyarakat luas • situasi poUtik, sosial, ekonomi yang kurang mendukung

d)

4. Tingkat pemakaian
a) b) Pemakaian coba-coba (experimental use) : sekedar mencoba dan memenuhi rasa ingin tahu. Pemakaian sosial/rekreasil (sociaVrecreational use): hanya untuk senang-senang saat bertemu dengan ternan di pesta, rekreasi atau santai. Pemakaian situasional (situational use) : pemakaian zat pada saat mengalami situasi tertentu misal merasa kecewa, marah, sedih, tegang, dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tersebut. Penyalahgunaan (abuse) : pemakaian sebagai suatu pola yang bersifat patologik yang ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari, tak mampu mengurangi atau menghentikan, berusaha berulang kali mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh. Keadaan ini akan menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional yang ditandai oleh: tugas dan relasi dalam keluarga tak terpenuhi dengan baik, perilaku agresif dan tak wajar, hubungan dengan kawan terganggu, sering bolos sekolah atau ke~a, melanggar hukum, dan tak mampu berfungsi secara efektif. Ketergantungan (dependent use) : telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian zat dihentikan atau dikukrangi dosisnya.

c)

d)

e)

62

5. Oampak Penyalahgunaan NAPZA


Dampak penyalagunaan NAPZA berupa gangguan fisik akibat komplikasi medik, gangguan mental emosional, dan memburuknya kehidupan sosial.

5.1. Komplikasi medik


a. Akibat zat itu sendiri, termasuk intoksikasi dan gejala putus zat, misalnya : Opioida kemandulan, gangguan haid, impotensi, abstipasi kronis. gastritis, sirosis hepatis, gangguan • Alkohol rnetabolisrne lemak, kerusakan jejaring otak, demensia, kardiomiopati, dan cacat pada janin. Ganja bronkhitis, penurunan imunitas seluler, gangguan koroner, gangguan fungsi kognitif, atrofi jejaring otak, dan kemadulan. Kokain anemia, maltnutrisi, tidak nafsu makan, ulserasi, perforasi septum hidung, dan aritmia jantung. Amfetamin sam a dengan kokain. Inhalasia tosik terhadap hati, otak, sumsum tulang, ginjal, dan otot jantung. tukak lambung/gastritis, sakit jantung, • Kafein dan tekanan darah tinggi. kanker paru, bronkhitis, bronkhiektasis. • Nikotin • Halusinogen : aberasi kromosom dan menimbulkan cacat pada bayi.

• •

b.

Akibat bahan campuran atau pelarut : Sering terdapat pada pemakaian parenteral (suntik), misalnya emboli menyebabkan infark paru atau kebutaan (emboli pembuluh darah retina).

63

c.

Akibat cara pemakaian jarum suntik yang tidak steril. Pada pengguna jarum suntik dapat ~angat berbahaya jika alat suntik yang digunakan dipakai bersama-sama. Dampaknya akan berakibat antara lain : dapat menularkan virus HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, sculitis, endokartidis, thrombophlebitis. Akibat pertolongan yang salah Pada keadaan tidak sadarkan diri, keluamyasering minum sehingga terjadi. pnemonia aspirasi. Akibat cara hidup kurang bersih Penyakit kulit, gigi, anemia, malnutrisi.

d.

memberi

e.

5.2. Gangguan mental emosional


NAPZAdapat menyebabkan gangguan emosional, misalnya pada pemakaian ganja jangka panjang menyebabkan gangguan membaca, berbahasa, berhitung, serta menghambat ketrampilan sosial. Oapat timbul sindrom amotivasional yaitu bersikap acuh tak acuh terhadap sekeliling.

5.3. Memburuknya kehidupan sosial


Pemakaian yang kronis menyebabkan prestasi sekolah/kerja mundur, bahkan berhenti sekolah/kerja (menjadi penganggur). Hubungan dengan keluarga menjadi buruk, mulai menjual barang, berbohong, mencuri, tindak kriminal. Oi samping itu, efek obat itu sendiri menyingkirkan rasa malu, membuat pengguna tidak bisa lagi mempertimbangkan tata nilai, etika, dan moral.

64

6. Deteksi Dini
Deteksi Dini penyalahgunaan NAPZA bukanlah hal yang mudah, namun hal ini sang at penting artinya untuk mencegah berlanjutnya masalah terse but. Secara umum, gejala yang mencurigakan antara lain: 1. Terjadi perubahan sikap/kebiasaan dan perilaku • Menjadi kasar, emosional, pemarah, mudah tersinggung, dan pencuriga. • Menjadi pendiam,suka menyendiri, dan menarik diri dari pergaulan. • Menjadi pemalas, pembohong, pembolos, pemakai uang sekolah, dll. • Menjadi pembangkang dan pelawan. • Jarang terlibat di tengah keluarga. Prestasi belajar menurun. Seringberkelahi dengan teman atau berbantahan dengan guru. Perilaku vandalisme. Perilaku kriminal (anti sosial: mencuri, menodong, merampok, dlJ). Kebiasaan-kebiasaan tertentu: sering mamakai kacamata hitam, baju lengan panjang, jaket tebal yang tidak pada tempatnya. Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-teman barunya. Mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah. Perubahan pola tidur : siang hari mengantuk dan malam hari suka bergadang. Sering pulang larut malam atau menginap di rumah teman. Sering pergi ke diskotik, mal, atau pesta-pesta. Tanda-tanda fisik: • Kesehatan fisik menurun. • Badan kurus dan lemas. • Selera makan berkurang. • Penampilan diri menu run : kumal, berpakaian sembarangan, rambut acak-acakan. gigi tidak terawat. Dijumpai dalamkeadaan mabuk atau menjual NAPZA.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

13.

65

7.

Diagnosis dan Penatalaksanaan 7.1. Diagnosis


Adanya stigma di masyarakat terhadap penyalahguna, membuat penderita bersifat tertutup dan menghindar untuk mengatakan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu diperlukan ketrampilan khusus untuk membuat penderita percaya dan mau berterus terang. Pemastian diagnosis penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA memerlukan pendekatan yang multidisipliner yang meliputi: a. Anamnesis Dalam hal ini diperlukan sikap dari petugas kesehatan yang terbuka, dapat menerima penderita apa adanya, tidak menolak atau mengkritik penderita, dapat berempati.

Anamnesis meliputi :
~ ~ ~ ~ Keluhan dan riwayat perjalanan penyakit serta penyakit terdahulu yang pernah diderita. Riwayat penyalahgunaan NAPZA. Jenis zat yang dipakai. Lamanya pemakaian, dosis, frekuensi, dan cara pemakaian, riwayat/gejala intoksikasi/abtinensi, alasan penggunaan. Taraf fungsi sosial: riwayat pendidikan/pekerjaan, latar belakang legallkriminal, status keluarga, kegiatan sosial lainnya. Evaluasi keadaan psikologis: keadaan emosi, kemampuan pengendalian inpuls, kemungkinan tindak kekerasan, bunuh diri, riwayat perawatan terdahulu.

b.

Observasi Penahlpilan penderita, sikap selama wawancara, gejolak emosi, dll. Dalam keadaan intoksikasi, biasanya emosi dalam

66

keadaan labil, bicara cadel, jalan sempoyongan, seringkali agresif atau tidak sopan, dan lain-lain. c.

dan

Pemeriksaan Fisik dan PSikologis • Adanya tanda bekas suntikan sepanjang vena lengan, tangan, paha, kaki, bahkan pada dorsum penis. • Kemungkinan komplikasi medik seperti hepatitis, endokartidis, bronkhopneumonia, pleuritis, penyakit kelamin, HIV/AIDS. • Kemungkinan gejala overdosis/putus zat: perhatikan kesadaran pernapasan, tensi, nadi, pupil mata, cara berialan, jantung, paru-paru, hati, kulit, dU. • Kemungkinan gangguan jiwa yang menyertainya atau terdapat bersama-sama dengan penyalahgunaan NAPZA seperti anxietas, depresi, kepribadian anti sosial, gangguan pemusatan perhatian atau gangguan psikotik.

rac,

d.

Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah dan urine rutin serta pemeriksaan urine terhadap NAPZA. Pengambilan urine tidak boleh lebih dari 24 jam setelah pemakaian zat terakhir dan disaksikan oleh petugas agar tidak ditukar dengan urine orang lain yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Pemeriksaan penunjang lainnya Foto thorax, EKG, dll.

e.

7.2. Penatalaksanaa·n/Kuratif dan Rehabilitatif


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keadaan jiwa individu dan kecanduan obat. Oleh karena itu perlu segera ditolong dan diobati. Sementara kebanyakan masyarakat menganggap bahwa penderita adalah penjahat, semngga dikucilkan, dikeluarkan dari sekolah, dll. Untuk keberhasitanpenanggulangan, sikap ini tentu perlu diubah.

67

Pemulihan penderita penyalahgunaan NAPZA bukan sematamata menyanqkut segi fisik, tetapi juga segi mental psikologik, sosial, dan spiritual. Pengobatan fisik merupakan hal yang mudah dan dapat dilaksanakan dalam waktu singkat. Yang lebih penting adalah pembinaan mental psikologik yang akan sangat menentukan proses pemulihan selanjutnya. Keadaan mental psikologik penderita perlu dibina sedemikian rupa sehingga ia kuat menghadapi tantangan kehidupan dan tidak tergoda untuk mencari penyelesaian jalan pintas dengan menggunakan NAPZA kembali. Proses terapi keadaan mental psikologik ini membutuhkan waktu yang lama, tergantung dari berat ringannya masalah dan keinginan penderita untuk berubah serta dukungan dari keluarga dan masyarakat. Pada umumnya, terapi meliputi langkah-Iangkah sebagai berikut : a. Fase penerimaan awal : pemastian diagnosis dengan cara wawancara, pemeriksaan jasmani, laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya. b. Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik : ~ Penanggulangan keadaan darurat, yaitu mengatasi kelebihan dosis dan komplikasi medik yang timbul. ~ Penanggulangan keadaan putus zat yang dapat berlangsung beberapa jam (ultra rapid detoxification) sampai dengan 1-3 minggu. c. Fase stabilisasi: pemantapan berbagai bidang yang meliputi: mentalemosional, sosial, religi, edukasional, vokasional, dan lain-lain yang berlangsung selama 3-9 bulan. d. Fase resosialisasi (penyaluran kembali) ke masyarakat dengan dibekali kemampuan untuk mengatasi masalah dan peningkatan rasa tanggung jawab sosial yang berlangsung selama 3-12 bulan. e. Bimbingan lanjutan dalam masyarakat untuk mencegah kekambuhan yang berlangsung selama 2-3 tahun.

68

DETOKSIFIKASI

PENGHENTIAN MENDADAK (COLD TURKEY)

KONVENSIONAL

DETOKSIFIKASI ULTRACEPAT DETOXIFICATION

- Tanpa diberi apa-apa

- Sakaw hebat
(tidak manusiawi) - Murah - Lamanya: 1-2 mg

Kondisi anesteSi

lidur

dengan

Sakaw(-)
Mahal Lamanya [)eng.n obat-obatan : 6-8 jam

Sakaw±
Relatif murah Lamanya : 1-2 mg

Sumber:

Departemen Kesehatan RI. NAPZA Informasi Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Oepkes RI. 2001

69

OverdoSis putus obalikegaMtan psikiatri Oservasi Komplikasi (ARDS, AIDS, dB)


Gejala

Masalab PsIdIbt MaMIIIh KampIIcaII (Hepalills BlC, Pneumonla drug abuse, HIV, dl)

~ ~
Penqanan sesuai baser maseIeh Penanganan __ ~ I1IIII11W1

Indikasi Rawat

I
~~

Indikui R_t

~~

Detoksifikasi konvensional eli RSiberobat lalan Detoksiflkasi cepat dengan anestesl

REHABIUTASI

Sumber:

Departemen Kesehatan RI. NAPZA Informasi Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. 2001
If

70

ALUR PENANGANAN I RUJUKAN PASIEN KETERGANTUNGAN NAPZA

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Psikiatrik Evaluasi Psikososial Laboratorium

RSU, RSJ (Rawat Jalani Rawatlnap)

UGDIICU

RSU - Jantung -Paru - P. Dalam - Kandungan - Psikiatri -Gigi

RSUIRSKO (Rawat JaJanl Rawat Inap) DETOKSIFIKASI

Sumber :

Oepartemen Kesehatan RI. NAPZA Infonnasi Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Oepkes RI. 2001

71

PASIEN KETERGANTUNGAN

+
DETOKSIFIKASI REHABILITASI

Panti Rehab Sosial

Pamardisiwi

TC

RSJ

Medilasi

• MetJrIJdon

• Ko" ..

AtMgonis (Ndrekaon) ling

Opia!

Sumber :

Departemen Kesehatan RI. NAPZA Informas; Bag; Tenaga Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. 2001

72

Berikut contoh beberapa

Panti Rehabilitasi

Narkoba

Panti Rehabilitasi

Tabel5 Narkoba dengan Pendekatan

Umum

No

Nama

Alamat
JI. Jati Indah I No; 23 Pondok Labu, Jakarta Selatan JI. Cisangkui No. 56 Bandung JI. Daksa IV No. 69 Jakarta Selatan

Telp/Fax
(021) 7690455 (021) 7540604 (022) 707000

1. Wisma Adiksi 2. Drop In Center (Rawst harian, 3 minggu - 6 bulan 3. Drop In Centre Yayasan Insan Pengasih Indonesia (yIPI) 4. Lembaga Pendidikan KUSUMAWICITRA

(021) 7208216

JI. Raya Bogor Km. 29, Gandaria Pekayon, Jakarta JI. M.T Haryono No. 11 Cawang Jakarta Timur

(021) 9237504 (021) 87710407 fax: (021) 87710408 (021) 8092713 (021)8763889

5. Pamardisiwi

6. Porteda "Cakra Murti" JI. Kampung Sawah NO.3 Rt. 4/4 Kel. Jati Mulia Kec. Sukma Jaya, Depok 7. Preventif Medicine & Rehabilitation Center 8. Rumah Kemang (Detox & Prevention) JI. Lebak BulliS II No. 20 Cilandak Barat 12430 JI. Kemang I No. 58, Jakarta Selatan 12730

(021) 7657117 (021) 7183634 08129197572 fax.(021) 7251211 (021) 7695461 (021) 7698240 (021) 7504009 (021) 8298885 (021) 8299857

9. Rumah Sakit JI. RS. Fatmawati, Ketergantungan Obat Kompleks R.S Fatmawati, (RSKO) Jakarta Selatan 10. Sistem Terpadu JI. Tebet Barat Terapi dan Rehabilitasi Perum. Tebet Mas Indah Pasien Naza Blok E NO.5 Jakarta Selatan

73

No

Nama

Alamat

TelpiFax
(021) 71790029 fax: (021) 71790029 (0251) 254449 (021) 7247426 (021) 7394762 fax:(021) 7394769 (021) 5840790

11. Terracotta Head Office JI. Bangka VIII I 30 Kemang, & Re-entry Program Jakarta Selatan 12. Terracotta Primary Program Desa Cilember, Cipayung. Indonesia JtHang lekir" 116 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan JI. Mochtar Raya no. 10 Jaglo, Jakarta Barat JI. Raya Tanjung Barat No.3 Pasar Minggu 12510 Jakarta Selatan JI. Duren Tiga Utara Jaya No. 103, Jakarta Selatan

care

13. Tltihan Respati (Therapeutic Community) 14. Wisma Rehabilitasi Sosial Puri Teratai Elok 15. Yayasan AI Jahu (Program 12 langkah) 16. Yayasan Asa Bangsa (Tempat Detox) 17. Yayasan Surya Indonesia (YASIN) Therapeutic Community Program 18. Yayasan Tunas Kencana Indonesia 19. Yayasan Wijaya Kusuma (Therapeutic Community Method) 20. Yayasan Tulus Hati (Therapeutic Community Method)

(021) 7806871 fax:(021) 7818802 (021) 7994628 (021) 7996251

Rehab: JI. Teuku Umar No. 11 (021) 8816959 Bekasi Timur (021) 88350434

JI. Villa Pejaten Mas VII Biok B (021) 7804979 No. 3 Pasar Minggu, fax:(021) 7802731 Jakarta Selatan Kampung Lengis, Warung Menteng. Kec. Cijeruk Caringin, Bogor Kampus Salabintana JI. Wanasari, Salabintana, Sukabumi (0251) 220424 (021) 7235218 (021) 3161612 (021) 3161613 fax:(021) 2305342 (0361) 242456

21. Yayasan Hati Kita Bali JI. Dewi Madri X 11 Renon Denpasar - Bali Indonesia

74

Panti Rehabilitasi No Nama

TabelS Narkoba dengan Pendekatan Alamat Cabang JI. Benteng No. 5A, Surabaya JI. Balinjo No. 73 Oepok Utara, Oepok

Islam Telp/Fax (031) 3557529 (021) 7521330 (0251) 610160 (0251) 616380 (0266) 216303 (031) 5930245 (021)7561331

1. Innaba (Suryalaya)

.2. Baitusyssyfa
Resapan flahi

3. Cikahuripan - An Nisa Kp.Sayangkaak Os. Cikahuripan 4. lnnaba JI. Raya Medokan Semampir 47, Semolowaru, Surabaya JI. Babakan Pocis RT. 03/03 Kec. Cisauk, Serpeng Tangerang JI. Batu Tapak, Pasir Jaya, Ciomas Bogor, Bogor JI. Swadaya - Desa Kebon Kopi Cikarang, Bekasi

5. Panti Sosial Pamardi


Putra Khusnul Khotimah 6. Pesantren A1lhya

(0251) 311964 (0251) 312272 (0251) 312055 (021) 8901317 (022) 2014374 (0251) 2018613 fax:(022) 2003421 (0265) 445826

7. Pesantren H. Adang Miarsa

8. Pesantren Kilat JI. Gegerkalong Girang 67 Pd. Pesantren Oaarut 40154,Bandung Tauhid (after care)

9. Pondok Pesantren
Inabah I 10. Pondok Pesantren Inabah IV 11. Pondok Pesantren Inabah VII 12. PORdokPesantren· InabahXV

Pondok Pesantren Suryalaya, Oesa Cibeureum - Panjalu Ciamis, Tasikmalaya JI. Sindanglaya No. 8 RT.20/05 Kp. Rawa, Desa calincinQ, Kec. Sukahening Pes Raja Poloh, Tasikmalaya JI. Raya Perjuangan No. 15 Cipanas ....Ciawi

(0265) 650594 (0265) 450028

(0265) 455228

75

No

Nama

Alamat
Oesa Selawangi, Kec. Cariu Bogor, 76 Km di sebelah Timur Jakarta, Bogor

TelpiFax
(021) 8095420 fax: (021) 8095717 (021) 8000665

13. Pondok Pesantren Modem Darullchsan

14. WismaAfiat

Komp. Mesjid Baitul Akfah Kp. (021) 9128548 Tanah Baru - Bojong Gede Oesa Waringin Jayli. Bogor JI. Kemang Swatama Raya, RT. 05/05 No. 4 Studio Alam TVRI. Depok JI. H.A Oasuki No.9 Kalimalang, Jakarta Timur JI. Raya Jatiluhur Gg. H. Longkot Kp. Pedurenan, Jatiluhur, Jatiasih Kota Bekasi Bekasi - Jawa Barat (021) 77821617

15. Wisma An-Nisa

16. Wisma Ibrahim 17. Yayasan Ar-Ridwan Pesantren AI-Quran

(021) 8609366 (021) 8609367 (021) 82416629 (021) 9153203

Tabel7
Panti Rehabilitasi Narkoba dengan Pendekatan Kristen

No

Nama

Alamat

Telplfax
(021) 6326022 (021) 6630132 fax: (021) 6629758 (021) 8218619 (021) 8218620-21 (0341) 426314 (0341) 425952

1. Generasi Batu Karang JI. Pluit Samudra It no. 9 Anak Kasih Bangsa Tugu, Puncak - Cibubur (GERBANG AKSA) Serang - Bandung - SukabumiManado 2. Yayasan Getsemani JI. Rays Pekayon no. 30 Bekasi Barat

3. Griya Asih Asah Asuh JI. Argopuro 40A PO BOX 116 Lawang 65201, Malang 4. Love Restoration Ministry

Villa Bukit Raya blokA4 no. 14 (021) 7444220 Pondok Cabe, Tangerang

76

No

Nama

Alamat
JI. Raya Trawas No. 253, Prigen Jawa TImur JI. Raya Ragunan No. 1 Samping Interstudio Film

TelpiFax
(0343) 880868 (0251) 551290 (021) 7813238 (021) 6400455 (021) 6400456 (022) 6649224

5. Pondok Pemulihan Duolos 6. Pusat Rehabilitasi Anak Domba Allah (Rehab di Parung)

7. Rumah Harapan & JI. Danau Sunter Selatan Pemulihan Bathesda- Blok I 5 No. 1814350, Jakarta Jakarta Utara 8. Rumah Harapan & Pemulihan Yayasan -Dinamika" 9. Rumah Kasih JI. Cihanjuang KM. 2,5 Perum. Cihanjuang Indah blok B 5 Cimahi, Bandung JI. Pulau Seribu NO.5 Km. 20 Pekanlabuhan, Belawan Sumatra Utara JI. Kran V no. 3 RT. 11/05 Kemayoran Jakarta Pusat Taman Ratu Blok 09/32, Jakarta

(0251) 254740 0818 - 22076 (021) 4255652 (021) 42877902 (021) 5651492 (021) 5651521 (0251) 211763

10. Rumah Pemulihan Anak Panah/Abba Love Ministry 11. Rumah Pemulihan Harapan (Remaja Sayang)

12. Yayasan 5 Roti 2 Ikan Perumahan Tm. Surya Megah JI. Raya Pamoyanan No. 1 E (Rehab di Gn. Salak) 13. Yayasan Cinta Kasih Bangsa 14. Yayasan Dharma Kasih Ibu (Kat) Puri Kinasih - Primary 15. Yayasan Efata JI. Kol. Soegiono No. 65 Susukan, Ngemplak, Ungaran JawaTengah JI. Villa Karina, Komp. Cilember Jogjogan, Bogor

(024) 6929901 (024) 922675 0812-2915581 (0251) 252379 (021) 4525509

Komp. Hotel Indo Alam Blok F (0263) 524177 34 KM 98 Puncak, Cipanas (021) 6683545 fax: (021) 6603666

16. Yayasan Kasih Mulial .JI. Pluit Karang Permai Blok T Kedhaton Parahita VII Selatan No. 40-42 Muara Karang, Jakarta Utara

77

No

Nama

Alamat

TelplFax
(0341) 792671

17. Yayasan Pembinaan & JI. Raya Mendit No. 27 Kesembuhan Batin Kel. Manglimuan. Pakis. Blimbing. Malang 18. Yayasan Pondok Kasih Adulam 19. Yayasan Rumah Damai 20. Yayasan Wahana Anak Muda Addictive Discipleship Training Sch JI. RC. Veteran. Ruko Rempoa 12330. Jakarta Selatan Gunung Patio Ungaran, JawaTengah JI. Argosonyo 15 - Malang Lawang, Cilangkap 65214 Jakarta ywamlwg@mlg.mega

vm D

(021) 9222018

(024) 6932187 (0341) 427102 (021) 8446325 (021) 8444259 fax: (021) 426 454

78

Daftar Pustaka :

1. Departemen Kesehatan RI. NAPZA lntormest Bag; Tenaga Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. 2001 2. www.ycab.net

79

Materi Inti 6

KEHAMILAN YANG TIDAK DUNGINKAN (KTD)

Kehamilan bisa te~adi dambaan. Tetapi mungkin juga diangap malapetaka apabila perempuan itu sendin tidaklbelum menginginkan kelahiran anak. Sebab-sebab seorang perempuan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KTO) sangatlah bermacam-macam. Oi Indonesia, jumlah perempuan yang mengalami KTO diperkirakan sebanyak 1 juta orang setiap tahunnya. KTO dapat menimpa pasangan yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. Sebagian dari mereka menyelesaikan masalah KTO-nya dengan pengguguran kandungan (aborsi). karena pengguguran tidak legal di Indonesia, banyak yang melakukannya dengan cara yang tidak aman. Risiko dari tindak aborsi yang tidak aman yang dihadapi oleh perempuan sangat besar, seperti kerusakan atau infeksi rahim, bahkan juga dapat menyebabkan kematian. Aborsi telah menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian perempuan hami!. Oleh karena itu, gambaran tentang bagaimana kondisi KTD itu mutlak diperlukan, sehingga petugas kesehatan dapat membantu perempuan dengan KTD untuk mengambillangkah-Iangkah yang tepat dan bertangung jawab.

1. Pengertian KTD
KTD adalah singkatan dari kehamilan yang tidak diinginkan. Merupakan satu kondisi di mana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan. Kehamilan itu bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksuallhubungan seksual baik yang disengaja maupun ndak. Banyak kasus menunjukkan bahwa tidak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab atas kondisi ini.

80

2. Faktor-faktor Penyebab KTD


Banyak faktor yang menyebabkan KTD, antara lain: 1. . Penundaan dan peningkatan usia kawin, serta semakin dininya usia menstruasi pertama (menarche). Usia menarche yang semakin dini dan usia kawin yang semakin tinggi menyebabkan "masa-masa rawan" semakin panjang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus hamil di luar nikah. 2. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan. 3. Tldak menggunakan alat kontrasepsi, terutama untuk perempuan yang telah menikah. . 4. Kegagalan alat kontrasepsi. 5. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan. 6. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan kehamilan. 7. Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak). 8. Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar) 9. Kehamilan karena incest. 10. Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berienis kelamin yang tidak diinginkan.

3. Aborsi dan Bahayanya


KTD dapat memicu terjadinya pengguguran kandungan (aborsi), karena sebagaian besarperempuan yang mengalami KTD, mengambil keputusan atau jalankefuar dangan mefakukan aborsi, yang sebagaian besar dilakukan dengan cara tradisional yang tidak aman. Pengguguran kandungan secara tradisional mempunyairisiko yang sangat tinggi, karena dapat menyebabkan kerusakan rahim, infeksi rahim, infertifitas, perdarahan, komptikasi, bahkan kematian. Terlebih lagi secara hukum pengguguran kandungan dilarang keras: (ilegal)

81

dengan alasan apapun kecuali untuk menyelamatkan jiwa ibu dan si janin (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992). Peraturan Perundang-undangan lain yang berhubungan dengan larangan aborsi di Indonesia: Pasal 346 KUHP : Perempuan yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, dihukum penjara selama-Iamanya 4 tahun. Pasal 347 KUHP : Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya seorang perempuan tidak dengan izin perempuan itu, dihukum penjara selama-Iamanya 12 tahun.

4. RisikoKehamiian

Pada Remaja

Kehamilan di usia remaja dapat menjadi suatu trauma psikis, terutama bila dialami pertama kali oleh perempuan di usia remaja dengan perkembangan jiwa yang belum stabil. Oampak kehamilan di usia remaja dapat bersifat medik dan sosial. Oampak medik dapat te~adi baik pada ibu maupun pada bayi, antara lain BBLR dan kematian perinatal. Pad a Ibu dapat te~adi abortus, perdarahan, persalinan sulit, dll. Oampak sosial yang sering te~adi adalah menarik diri dari sekolah, bahkan dari lingkungan ketuarga dan masyarakat,serta te~adi kecemasan dengan kehamHannya. Kehamilan pada usia remaja dapat menimbulkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang yang akan merugikan kesehatannya. Remaja yang hamil amat berisiko untuk menderita pre-eklampsil eklampsi dan disproporsi setalo pelvik (karena tulang-tulang pinggulnya belum sempat tumbuh dengan sempuma), di samping juga lebih sering te~adi pada golongan ekonomi lemah. Remaja yang hamil juga sering luput dari pengawasan selama kehamilan dan persalinan,

82

padahal keblituhan gizi pada remaja hamil akan meningkat, selain untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tubuhnya sendiri juga memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang sedang dikandungnya.

5. Pencegahan KTD
1. 2. 3. Cara yang paling efektif adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga, seni, keagamaan. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton videopomo. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alatalat kontrasepsi. Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat kontrasepsi dan cara-cara penanggulangannya. Untuk pasangan yang sudah menikah, seyogyanya memakai cara KB yang kegagalannya rendah, seperti sterilisasi, sus uk KB, IUD, dan suntikan.

4. 5. 6.

6. Penanganan Kasus Kehamilan Remaja


Saat menemukan kasus kehamilan remaja, petugas kesehatan harus: 1. Bersikap bersahabat dengan remaja 2. Memberikan konseling pada remaja dankeluarganya 3. Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik, dan apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan ke SpOG, SpKK, psikolog, atau psikiater 4. Memberi alternatif penyelesaian masaJah apabila terjadi kehamilan pada remaja, yaitu: diselesaikan secarakekeluargaan segera menikah konseling kehamilan dan persalinan Pemeriksaan kehamllan sesuai standar

83

bila ada gangguan kejiwaan, rujuk ke psikiater bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG bila tidak terselesaikan dengan menikah, keluarga supaya menerima sebaik-baiknya bita ingin pengguguran, berikan konseling risiko pengguguran persiapan mengikuti KB 5. Membentukjejaring dengan yayasan yang direkomendasikan oleh Oepsos untuk mengadopsi bayi dari hasil KTO.

Tabela Yayasan yang dapat dijadikan mitra dalam penanganan KTO No Nama Alamat
a. JI. Barito No. 55 Jakarta Selatan b. Pringwulung. Condong Catur. Sleman, Yogyakarta JI. Jatinegara Barat No.122 Jakarta 13320 JI. Kombes Pol. M. Durjat 10-12 Surabaya 60262

No. Telepon
(021) 722 1763 (0274) 514068

1. Yayasan Sayap Ibu

2. Yayasan Gembala Baik (Crisis Center for Unwed Mother} 3. Pusat Matahari Terbit

(021) 8572044 (021) 8572033 (031) 5341132

84

Daftar Pustaka :

1. Dela. Kehamilan yang Tidak Diinginkan. Jakarta: PKBI. Tanpa tahun 2. Departemen Kesehatan RI. Materi
Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan Reproduks; Remaja Bag; Petugas Kesehatan (Penanganan Bag; Pelatih). Jakarta: Depkes RI. 2000

3. Subdin Kesga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Standar Pelayanan Kesehataan Reproduksi. Semarang. 2001

85

MATERI7

KEKERASAN SEKSUAL DAN PENYIMPANGAN PERlLAKU SEKSUAL

1.

Kekerasan Seksual

1.1. Pengertian Kekerasan Seksual


Kekerasan seksual diartikan sebagai segala bentuk perilaku yang berorientasi seks, yang dipaksakan kepada orang lain, dan menimbulkan perasaan tidak senang atau merugikan. Perilaku seksual tersebut bervariasi, mulai dari pandangan mata yang penuh nafsu, sampai dengan perkosaan seksual yang membuat cedera. Penyebab kekerasan seksual ini pada dasarnya adalah adanya dorongan seksual yang menimbulkan ketegangan seksual, dan membutuhkan pelepasan seksual. 8agi pelaku, bentuk-bentuk kekerasan seksual merupakan pelepasan ketegangan seksual, walaupun tidak selalu berupa kepuasan seksual yang utuh.

1.2. Bentuk Kekerasan Seksual


Sesuai dengan definisi kekerasan seksual, bentuk kekerasan seksual mulai dari pelecehan "ringan" hingga yang "berat". Contoh bentuk kekerasan seksual: • Pandangan mata yang penuh nafsu • Siulan nakal • Lelucon-Ielucon cabul yang diucapkan di hadapan korban • Perilaku mencolek dan meraba-raba tubuh korban dengan tujuan seksual. • Menyingkap sampai merobek baju korban • Pemerkosaan

86

1.3. Faktor Risiko Terjadinya Kekerasan Seksual Pada Anak


a. Faktor masyarakaUsosial; Tingkat kriminalitas yang tinggi Layanan sosial yang rendah Kemiskinan yang tinggi Tingkat Pengangguran yang tinggi Pengaruh pergeseran budaya Stres pada pengasuh anak Pengaruh media massa Faktor anak Prematuritas Cacat Anak dengan masalah perilaku atau emosi Faktor orang tua atau situasi keluarga Riwayat orang tua dengan kekerasan fisik atau seksual pada masa kanak Orang tua remaja/imaturitas emosi Kepercayaan diri yang rendah Dukungan sosial yang rendah Keterasingan dari masyarakat Kemiskinan Kepadatan hunian Masalah interaksi dengan lingkungan Kekerasan dalam rumah tangga Mempunyai banyak anak balita Riwayat penggunaan obat-obatan

b.

c.

1.4. Akibat Kekerasan Seksual


Kekerasan seksual memang dapat terjadi pada siapa saja, baik laki-Iaki dan perempuan. Namun memang te~adinya kekerasan seksual pada perempuan jumlahnya lebih banyak daripada yang te~adi pada laki-Iaki. Umumnya kekerasan seksual dilakukan pada obyek yang dipandang lemah, seperti kekerasan oleh laki-

87

laki kepada perempuan, dan kekerasan oleh orang dewasa kepada anak-anak. Secara umum, kekerasan seksual tldak hanya akan menjadikan korban menderita trauma secara fislk, namun yang terutama adalah korban akan menderita stres mental yang amat berat, bahkan bisa seumur hidup, yaltu atres p&acatrauma. Pada korban perempuan, akibat dari kekerasan seklual memlfikl spektrum yang lebih lual. Macam-macam akibat kekerasan seksual ,_ntaralain: 1. Aklbatflslk • Pembunuhan sampai kematlan. • Trauma fisik berat, mlsalnya memar berat luar/dalam, patah tulang, kecacatan. • Trauma fisik dalam kehamilan, yang berisiko terhadap ibu dan janin. • Kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat diikuti dengan tindakan aboral. • Gangguan psikologis/haid berat, IMS, HIV/AIOS, komplikasi kehamilan, dan gangguan pencemaan. 2. Aklbatnon fI.'klme"tal • Gangguan mental, misalnya depresi, ketakutan, cemas, rasa rendah diri, kelelahan kronis, sullt tidur, mimpi buruk, disfungsi seksual, gangguan makan, ketagihan alkoholl obat, atau mengisolasikan diri hingga bunuh diri. • Pengaruh psikologil temadap anak saat ini dan kelak mereka cenderung melakukan kekerasan seksual juga. Adapun dampak kekerasan seksual pada kondisi kejiwaan anak adalah sebagai berikut : • Gangguan perkembangan kognitif anak seperti kemampuan berbahasa, membaca dan sistim motorik. • Gangguan mental emosional anak seperti timbulnya gangguan mood, kesulitan belajar, kesulitanberinteraksi dengan teman sebaya, kehilangan kepercayaan diri, dll 88

Bisa terjadi pseudomaturitas emosi, beberapa anak menjadi agresif atau bermusuhan dengan orang lain atau menarik diri dari lingkungannya. Anak menjadi mengompol kembali, hiperaktif, sulit tidur, dll Tingkah laku atau pengetahuan seksual anak yang tidak sesuai dengan tingkat usianya

1.5. Penanganan Korban Kekerasan


Dalam menangani korban kekerasan, suatu sistem harus dibuat untuk mengkoordinasi semua kegiatan yang berkaitan dengan korban. Pelayanan kesehatan dapat berperan dalam hal: • mengidentifikasi organisasi yang ada di tokasi atau kabupaten yang dapat membantu perawatan dan rehabilitasi para korban kekerasan • membuka hubungan antara pelayanan kesehatan dengan rekan kerja sosial (misalnya: pelayanan sosial, kelompok perempuan, polisi, kelompok legal, pimpinan agama, pelayanan kesehatan jiwa, dan kelompok hak azasi manusia.) • bersama-sama dengan mitra yang lain, melakukan penilaian untuk mengidentifikasi kebutuhan setempat dan kebutuhan memadai. • berdasarkan penilaian, mengembangkan suatu rencana multidisiplin dan intersektoral. • menyusun mekanisme dengan sektor-sektor lain yang sesuai untuk merujuk korban (misalnya: antara sektor kesehatan dan organisasi yang berkaitan dengan bantuan ekonomi. • sensitisasi tenaga dari lain sektor akan kebutuhan psikososial dari korban kekerasan, dan bila pertu melalui pelatihan. • menganjurkan agar memasukkan bantuan/dukungan sosial dan konseling ke dalam kegiatan berbagai sektor. • menyusun mekanisme untuk mengevaluasi intervensi secara sistematis dan mekanisme koordinasi. Pelayanan kesehatan seringkali tidak siap untuk memberikan pelayanan terhadapkebutuhan para korban kekerasan berbasis gender (Iihat bab pengenalan gender) dan kekerasan seksual.

89

Strategi-strategi berikut ini dapat membantu membuat pelayanan lebih tanggap terhadap kebutuhan korban : • Meningkatkan ketrampilan cara penerimaan penderita, mulai dari petugas administrasi, petugas kesehatan, dan petugas pembantu. . • Menjaga kualitas pelayanan dalam mengobati korban kekerasan, antara lain dengan menyusun struktur pelayanan agar dapat tersedia, terjangkau, dan dapat diterima; mengembangkan protokol pengobatan medis dan psikologis para korban; mendukung stat untuk memberi pelayanan holistik dan empati; serta mengenali keterbatasan tasilitas kesehatan dan menyusun mekanisme untuk rujukan medis dan psikologis. • Menjaga kerahasiaan • Mengembangkan pelayanan terintegrasi untuk menangani korban kekerasan, antara lain dengan menganjurkan rujukan kasus antar sektor. • Membuat hubungan dan mendukung pengembangan kelompok perempuan.

a. Anamnesa untuk memudahkan penyingkapan suatu


kasus
Para petugas kesehatan harus sadar tentang cidera fisik yang biasanya menyertai perkosaan yang baru terjadL Hal ini membuat petugas lebih waspada tentang kemungkinan perkosaan yang belum diceritakan oleh penderita. Cedera fisik yang umumnya terkait pada perkosaan • Trauma pada alat kelamin • Abrasi dan lecet-Iecet pada tungkai bawah bag ian atas, kepala, dan leher. • Tanda-tanda penguasaan diri secara paksa, bekas ikatan tali di pergelangan tangan atau kaki, cedera mulut akibat penyumbatan mulut. • Petechiae sekunder pada muka dan conjunctiva, akibat tercekik.

90

• •

Gigi yang patah, rahang bawah atau tulang pipi yang bengkak, cedera mata karena ditinju atau ditampar rnukanya. Nyeri otot atau kekakuan di pundak, tengkuk, lutut, pantat, atau punggung akibat menahan posisi badan pada posisi yang memungkinkan penetrasi seksual.

b. Pengobatan
Setelah penderita mengungkapkan tentang kejadian kekerasan seksual, ia harus menerima pelayanan medis dan psikologis yang memadai, efektif, dan empatik. Dalam semua kasus itu, petugas dan penderita harus menjadi partisipan aktif dalam proses pengobatan, agar penderita dapat memperoleh kembali rasa percaya diri. Berikut perawatan kekerasan. medis dan psikologis pada korban

Tabel9 Perawatan Medis dan Psikologis Korban Kekerasan


MASALAH PENGOBATAN MEDIS PERAWATAN PSIKOLOGIS

Perkosaanl penganiayaan seksual dalam jangka waktu 24 jam

Manajemen akut penganiayaan seksual. Ikutiprotokol setempat untuk pengumpulan bukti.

Akut : ciptakan lingkungan aman dan bebas ancaman. Pasca-akut :konseling, dukungan kelompok.

Pemah diperkosal Cek IMS dan obati. Konseling, dukungan kelompok. dianiaya seksual Pastikan ada sebabsebab fisik untuk kasuskasusyang diduga kasus psikosomatik.

91

MASALAH Kekerasan domestik (melihat dan kejadian pada diri sendiri) Sentuk lain kekerasan

PENGOBATAN MEDIS

PERAWATAN PSIKOLOGIS

Obati cedera fisiko Konselinq, dukungan Pastikan ada sebabkelompok. sebab fisik untuk kasuskasus yang diduga kasus psikosomatik Obati cedera fisiko Pastikan ada sebabsebab fisik untuk kasuskasus yang diduga . kasus psikosomatik. Akut : ciptakan lingkungan aman dan bebas ancaman. Pasca-akut: konseling, dukungan kelompok.

_-

.",.

Trauma psikologis yang berkaitan dengan kekerasan yang pernah dilihat.

Pastikan ada sebabKonseling, dukungan sebab fisik untuk kasus- kelompok. kasus yang diduga kasus psikosomatik.

Semua kasus : rujukan ke polisi bantuan hukum, bantuan tempat perlindungan perempuan, dsb. Sesuai dengan kasusnya dan keinginan penderita.

92

Berikut beberapa tempat rujukan dan pendampingan kekerasan: Tabel10 Pusat Krisis Terpadu 8erbasis No Nama Alamat JI. Oiponegoro 71 Jakarta Pusat JI. Bendungan Hilir 17 Jakarta JI. Cik Oitoro No. 30 Yogyakarta JI. Ahmad Yani, Surabaya Medan

untuk korban

Rumah Sakit TelplFax (021) 3162261 (021) 5703081, ext 242 (0274) 56333

1. PKT Rumah Sakit Cipto Mangunkusumc 2. PKTRSAL dr. Mintohardjo 3. RS. Panti Rapih 4. PPT Rumah Sakit Bhayangkara 5. Rumah sakit Bhayangkara Medan

Makasar 6. Rumah Sakit Bhayangkara Makasar

Tabel11 Pusat Krisis Terpadu 8erbasis No Nama Alamat

Masyarakat TelplFax Telp/Fax: (021) 8296952 Hotline: (021) 83790010 www.perempuan or id (021) 7902109

1. Mitra Perempuan

JI. Tebet Barat Oatam III Al26 Jakarta Selatan 12810

2. Kalyana Mitra

JI. Kaca Jendela 11/9 Rawajati Kalibata Jakarta Selatan 12750 JI. Tebet Raya 11 F Jakarta Selatan

3. Puan Amal Hayati

(021) 8352975

93

No
4.

Nama

Alamat

Telp/Fax
(021) 8091749 (021) 39106933 (021) 87797242 (021) 87797289 Fax. (021) 87797289 E-mail: Apiknet@indosat.net.id (0645) 571175

Solidaritas Perempuan PO BOX 8931/CW, Anti Kekerasan Jakarta 13088 JI. Salemba Raya No. 49 Jakarta 10440 JI. Raya Tengah No. 16 Kampung Tengah, Kramat Jati, Jaktim 13540

5. SIKAP 6. LBHAPIK

Z.
."

LBH APIKAceh

JI. Blang Pulo No. 2005, Muara II Lhoksemawe, Aceh Utara SM Raja KM 6 No. 7 Simpang Marindal, Medan JI. Nusa Indah Kampus Blok J/32 Palembang JI. Nusa Indah Blok B No. 58 Pontianak JI. Abdul Kadir Munsi No. 27A BTN Taman Baru, Mataram JI. S. Parman No.2 KP. Rote SOE'S TIS, Nusa Tenggara Timur JI. Veteran Selatan 181 B Makasar JI. Kenari 10 Demangan Baru Yogyakarta 55281

8. 9.

LBH APIK Medan LBH APIK Palembang

(0561) 674503 (0711) 359257

10. YLBH APIK Pontianak 11. LBH APIK Mataram 12, JKPIT

(0561) 67450 (0370)640348

~:~
13. LBH P21 14. Rifka annisa (Women's Crisis Center) 15. Lentera Perempuan Banyumas

(0411) 850069 Telp/fax: (0274) 543644 E-mail: rifka@YIlllXi wasantara.nm,ig (0281) 35611.

JI. Wiriatmaja 42 Purwokerto, Banyumas Jawa Tengah

94

No

Nama

Alamat JI. Danau Maninjau Barat D3/A9 Malang Jawa Timur

Telp/Fax (0341) 479270 (0321) 871477 (031) 8794639 Fax: (031) 8702107 (031) 8702048 E-mail: did@indo.net.id (031) 2981146 (031) 502 4945 Fax: (031) 505 4909 Telp/Fax: (031) 594 5257

16. LKPH - APIK Malang

17. Women Crisis Center JI. Kalpataru T.9, Perum Jombang Jombang - Jawa Timur 18. SavyAmira JI. Rungkut KidullVF/23 Surabaya 60293 JI. RungkutAsri Utara RLiF No. 18 Surabaya 60293 JI. Raya KalirungkutTenggilis Surabaya Ngagel Wasana ""35 Surabaya Dharmahusada Indah Utara IV/B 127 Surabaya Tunjungan 1127 Surabaya Klakah Rejo 66 Surabaya

19. Hotline Surabaya

20. Klinis Ubaya 21. Samitra AbhayaKPPD 22. LPA 23. YayasanAlit 24. Yayasan Genta

Telp/Fax: 7410773 Telp/Fax (031) 8057037

JI. Pahlawan 1 No.2 25. Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak Sidoarjo Women's Crisis Center Kab. Sidoa~o 26. WCCJombang JI. Ir. H. Juanda 86 Jombang

Telp/Fax: (0321) 874 4320 (0342) 693 686

27. Solidaritas Perempuan Perum Pondok Delta D/5A, Kaweron, Talun-Blitar 28. Solidaritas Buruh Migran Kasim Rt 04/04 Ploso Selopuro, Tromol Pos 6 Wlingi, Blitar 66184

95

No

Nama

Alamat JI. Sersan Harun 23 Nganjuk Jombang III A, Malang P.P. Nuris JI. Pengandaran 48 Jember Perum Selong Permai II Gunung Sekar, Sam pangMadura K.H.A Faqih Gg. I No.8 Bangkalan Madura

Telp/Fax (0358) 322 852 (0341) 551474 (0331) 333002 (0323) 324 917 Fax: (0323) 321 592

29. WCC Nganjuk 30. WCC Dian Mutiara 31. Puan Amal Hayati, Jember 32. International Medical Corps 33. .F.atayat Cabang ;Madura

2.

Penyimpangan Perilaku Seksual


Sejak awal kehidupannya di dunia, seorang anak sebenarnya sudah mengalami pertumbuhan psikoseksual. Perkembangan psikoseksual terdiri dari beberapa fase, yaitu fase anal, phalic, dan fase genital. Bila pada fase tersebut tuntutan pemuasan tidak terpenuhi secara wajar, maka dapat terjadi fiksasi. Fiksasi pada fase oral berarti bahwa selanjutnya sampai dewasa individu mengalami tuntutan akan pemuasan oral yang tidak cocok dengan umumnya. Patia perkembangan lebih lanjut terjadilah peralihan pada bentuk aktivitas pemuasan seksual yang lebih tinggi di mana kemudian mengarah pada orang lain sebagai obyeknya. Gangguan yang terjadi pada masa perkembangan psikoseksual dapat juga menyebabkan gangguan arah dorongan seks atau penyimpangan perilaku.

2.1. Sentuk penyimpangan perilaku seksual


Arah dan tujuan seks yang normal adalah tertuju pada lawan jenisnya (heteroseks). Pada penyimpangan seksual, arah tersebut telah berbelok pada obyek lain di mana obyek terse but dipakai sebagai cara utama untuk mendapatkan kepuasan seksual.

96

Sentuk penyimpangan adalah: a.

perilaku seksual tersebut antara lain

Pedofilia Adalah melakukan aktivitas seksual dengan memakai anak kecil sebagai obyek pemuasan seksualnya. Transvetisme Adalah keadaan seseorang yang mendapat pemuasan seksual dengan jalan memakai pakaian dari lawan jenisnya. Exhibisionisme Adalah orang yang mendapat kepuasan seksual dengan mempertontonkan genitaliannya di depan orang lain. Veyeurisme/skopofilia Adalah orang yang mendapat kepuasan seksual dengan mengamati orang telanjang atau orang lain melakukan hubungan seksual Sadisme adalah orang yang mendapat kepuasan seksual dengan menyakiti pasangannya, baik secara fisik maupun psikologis Masokhisme Adalah seorang mendapatkan kepuasan seksual bila disakiti oleh pasangannya. . Fotishisme Adalah seorang mendapat kepuasan seksual dengan mengambil benda milik lawan jenisnya, seperti sepatu, pakaian dalam, kaos kaki, atau rambut. Transeksualisme Seorang transeksual akan menolak jenis kelamin badaniah yang ada padanya, jadi jenis kelamin fisiknya berbeda dengan

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

97

Anda mungkin juga menyukai