Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN FISIK LAKI LAKI DAN PEREMPUAN SAAT PUBERTAS

Pubertas biasanya terjadi pada usia 8-15 tahun dan prosesnya bisa memakan waktu hingga empat
tahun.

Meski demikian, waktu terjadinya perkembangan jasmani pada masa remaja yang disebabkan pubertas
akan didasari oleh jenis kelamin.

Remaja perempuan dapat mengalami pubertas pada usia 11 tahun, sedangkan anak laki-laki pada usia
12 tahun.

Umumnya, ciri perkembangan fisik yang dialami anak laki-laki dan perempuan adalah perubahan
hormon sehingga menyebabkan timbulnya jerawat.

Namun secara spesifik, remaja perempuan juga akan mengalami pertumbuhan pada payudara dan
menstruasi. Di sisi lain, remaja laki-laki akan mengalami perubahan suara menjadi lebih berat dan
munculnya rambut pada wajah.

Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah penjelasan seputar perbedaan masa pubertas pada anak laki-laki
dan perempuan

Perkembangan fisik laki-laki dan perempuan selama fase pubertas tentunya berbeda. Masa pubertas
umumnya terjadi pada usia 8-15 tahun dan berlangsung hingga empat tahun. Penting bagi orangtua
untuk mendampingi anak pada masa ini supaya mereka tidak kebingungan atau malu.

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

perkembangan fisik laki laki dan pubertas selama masa pubertas

* Perkembangan fisik laki-laki dan perempuan saat pubertas

Hal-hal yang perlu diperhatikan orangtua saat masa pubertas anak

Perkembangan fisik anak laki-laki dan perempuan terjadi pada masa pubertas. Selama fase ini,
perubahan yang terjadi pada tubuh berpotensi membuat anak bingung dan malu. Oleh karena itu,
penting untuk memahami perkembangan fisik laki-laki dan perempuan pada masa pubertas.

Untuk membantu anak menghadapi berbagai perubahan pada tubuhnya, berikut adalah beragam
perubahan fisik pada laki-laki dan perempuan akibat pubertas yang perlu Anda ketahui.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah penjelasan seputar perbedaan masa pubertas pada anak laki-laki
dan perempuan.

1. Perkembangan fisik perempuan

perkembangan fisik laki laki dan perempuan selama masa pubertas

Remaja perempuan mengalami kemunculan jerawat.

Selama masa pubertas, organ-organ seksual perempuan akan tumbuh dan menstruasi dimulai. Berikut
adalah contoh perkembangan fisik pada perempuan saat mencapai fase puber.

- Kulit menjadi berminyak

- Keringat lebih banyak diproduksi

- Muncul jerawat

- Payudara mulai membesar, kadang bisa terjadi pada salah satu bagian terlebih dahulu

- Keluarnya cairan bening dari vagina

- Panggul mulai membesar

- Pinggang terlihat mengecil dengan lemak yang bertambah di area perut dan pantat

- Perubahan emosional yang terasa tidak nyaman (perubahan suasana hati) sehingga mudah
tersinggung, terutama pada periode menstruasi.

2. Perkembangan fisik laki-laki

perkembangan fisik laki laki dan perempuan selama masa pubertas

Munculnya jerawat dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri pada anak.

Perubahan fisik yang dialami oleh laki-laki pada masa pubertas cukup beragam.

Berikut adalah perkembangan fisik pada anak laki-laki yang dapat Anda amati.

- Ukuran testis dan penis menjadi lebih besar, disertai perubahan warna menjadi lebih gelap pada
skrotum (kulit yang membungkus testis).
- Suara mulai serak kemudian membesar

- Mimpi basah, yaitu ejakulasi pertama kali yang biasanya terjadi saat tidur

- Kulit menjadi lebih berminyak

- Bentuk tubuh berubah menjadi lebih berotot dan tumbuh menjadi lebih tinggi setidaknya selama dua
tahun

- Tumbuh rambut pada bagian wajah, kemaluan, tangan, dan kaki

- Perubahan emosional yang menyebabkan perasaan gembira, sedih dan marah pada waktu yang
berdekatan. Hal ini diakibatkan adanya perubahan hormon.

Salah satu ciri perkembangan fisik pada anak laki-laki yang mungkin dapat membuat mereka malu atau
terkejut adalah kemampuan penis berereksi.

Jelaskan bahwa ereksi adalah keadaan penis mengeras dan terisi dengan darah. Kondisi ini adalah hasil
dari perubahan hormon dan bisa disebabkan fantasi seksual atau tanpa alasan.

Walaupun perubahan fisik yang dialami laki-laki dan perempuan berbeda, terdapat satu kesamaan yang
akan dirasakan keduanya terkait organ reproduksi.

Masa pubertas pada laki-laki dan perempuan sama-sama ditandai dengan berfungsinya organ
reproduksi.

Setelah melewati fase puber, remaja akan mencapai kematangan seksual dan bisa bereproduksi.Hal-hal
yang perlu diperhatikan orangtua saat masa pubertas anak

Apabila anak remaja mengalami pubertas pada usia kurang atau lebih dari usia perkiraan, hal tersebut
masih tergolong normal.

Kondisi yang patut diperhatikan adalah saat anak laki-laki atau perempuan mengalami fase pubertas
yang terlalu cepat, misalnya pada usia 5-6 tahun. Kondisi ini disebut sebagai pubertas dini.

Pubertas dini dapat menyulitkan anak-anak secara emosional dan sosial. Contohnya, anak perempuan
dengan pubertas dini mungkin bisa malu terhadap perubahan fisiknya, seperti menstruasi atau payudara
yang membesar, di saat teman-teman lain belum mengalaminya.

Perubahan fisik yang terlalu dini berpotensi membuat anak perempuan menerima ejekan dari
temannya.
Selain itu, pubertas dini dapat mengindikasikan kondisi medis tertentu, contohnya masalah struktural
dalam otak (tumor), cedera otak karena benturan kepala, infeksi (seperti meningitis), masalah pada
indung telur (ovarium), hingga masalah di kelenjar tiroid.

Jika ini kasusnya, sebaiknya Anda segera memeriksakan anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.

Di samping pubertas dini, berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui saat anak memasuki fase
pubertas.

- Menyadari adanya masalah pada penilaian anak terhadap dirinya.

- Bersabarlah pada perubahan emosional. Beberapa remaja mengalami masa pubertas dengan baik-baik
saja, tetapi beberapa remaja lain bisa saja marah dan mengalami gangguan emosional lainnya.

- Bersiaplah dengan pertanyaan yang diajukan anak akibat adanya perubahan, baik secara fisik maupun
secara emosional.

- Bersiaplah dengan hal-hal tak terduga. Sering kali, pertanyaan yang diajukan terkait pubertas tidak
terduga dan bisa dilontarkan kapan saja.

Anda mungkin juga menyukai