DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ni Ketut Rapi , M.pd
Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti , M.pd
DISUSUN OLEH :
B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui tentang pengukuran
Untuk mengerti dan dapat menggunakan alat-alat ukur dasar dengan benar
Untuk memahami dan menentukan ketidakpastian pada pengukuran
Mempelajari cara pemakaian jangka sorong dan mikrometer
Mempelajari cara pengolahan data menggunakan analisa kesalahan
C. Landasan Teori
Fisika adalah ilmu eksperimen. Eksperimen memerlukan pengukuran, dan
untuk mendapatkan hasil pengukuran kita menggunakan alat ukur untuk mengukur
dan bilangan untuk menyatakan hasil pengukuran. Setiap bilangan yang digunakan
untuk mendeskripsikan suatu fenomena fisika secara kuantitatif disebut besaran.
Ketika mengukur suatu besaran, kita selalu membandingkannya dengan suatu satuan
standar yang disebut dengan satuan.
Pengukuran adalah suatu bentuk teknik untuk mengaitkan suatu bilangan
dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu satuan. Selanjutnya
semua pengukuran sedikit banyak dipengaruhi oleh kesalahan eksperimen karena
ketidaksempurnaan yang tak terelakkan dalam alat ukur atau karena batasan yang ada
pada indera kita (penglihatan dan pendengaran), yang harus merekam informasi.
Tujuan pengukuran adalah untuk mendapatkan hasil berupa nilai ukur yang
tepat dan benar. Ketepatan pengukuran merupakan hal yang sangat penting didalam
fisika untuk memperoleh hasil atau data yang akurat dan dapat dipercaya.
Ketelitian (presisi) adalah kesesuaian diantara beberapa data pengukuran yang
sama yang dilakukan secara berulang. Tinggi rendahnya tingkat ketelitian hasil suatu
pengukuran dapat dilihat dari harga deviasi hasil pengukuran. Sedangkan ketepatan
(akurasi) adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka atau
data yang sebenarnya (true value/correct result).
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya nilai skala terkecil (NST), kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan, kesalahan paralaks,
fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi
keterampilan pengamatan.
E. Langkah-langkah Percobaan
Pertama, buatlah data fiktip untuk menentukan massa dan diameter baik pada
pengukuran neraca dan mikrometer.
Kedua, menghitung tiap-tiap percobaan melalui alat pengukuran neraca dan
mikrometer.
Ketiga, menghitung melalui pengukuran neraca sebanyak 10 kali dan
menghitung melalui pengukuran mikrometer sekrup neraca sebanyak 10 kali
juga.
Ketiga, setelah dapat hasil dari tiap-tiap percobaan baik dari neraca dan
mikrometer, buat dalam bentuk tabel.
Keempat, mencari diameter, volume, massa dan massa jenis.
Kelima, menggambarkan grafik di kertas milimeter block.
d = ∑ d = 50 =5 cm
n 10
∑ (d 1−d )2 =
∆d = √ n( n−1) √ 0 , 02
10(10−1)
=0 , 00023 cm
v d3 (5,00)3
=π =3,14 x =20,84 cm3
6 6
∆d 0,00023
∆V = 3 V=3 20,84=0,0009=0,001 cm3
d 5,00
Jadi volume bola besi dapet ditulis (20,84 ± 0,001)cm3
m ∑ m 40,0
= = = 4,00gr
n 10
∑ (m1−m )2 =
∆m = √ n(n−1) √ 4 ,00
10(10−1 )
=0 , 44
1
1 2 m 2
∆p =
( )
(
V V ( )
( Δm)2 + 2 ( ΔV )2 ) 2
1
1 2 4 , 00 2
∆p =
( (
20 , 84 ) 2
(0 , 44 ) +
(20 , 84 )(
2 )
(0 , 001)2 )2
1
0 , 19 2 16 . 10−6
∆p = (
( 434 ,30 )
+(
188616 , 49
)2
−4
∆p = 2143. 10 gr/cm3
−4
Jadi masa jenis bola besi yaitu (1,92± 2143. 10 ) gr/cm3
Grafik volume terhadap massa jenis (skala 1:1)
H. Analisis Data
a) Pertama, pada pengukuran mikrometer menjumlahkan d1 total, (d1-d) total dan
(d1-d)2 total
b) Kedua, pada pengukuran neraca menjumlahkan m1 total, (m1-m) total dan (m1-
m)2 total
c) Ketiga, pada pengukuran mikrometer yang akan dicari diameter dan volume.
d) Keempat, pada pengukuran neraca yang akan dicari massa bola besi dan massa
jenis
e) Kelima, menggambarkan hasil di kertas milimeter block
v d3 (5,00)3
Hasil volume , =π =3,14 x =20,84 cm3
6 6
b) Saran
Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuh
terlebih dahulu memahami konsep pengukuran, alat ukur yang akan
digunakan, besaran, dan satuan agar praktikum berjalan dengan lancar dan
mudah untuh dipahami. Lakukan pengukuran sebanyak 10 kali tiap kali
melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca dan mikrometer.
K. Daftar Pustaka
Alonso,Marcelo&EdwardJ.Finn.1992.Dasar-dasarFisikaUniversitas.Jakarta:Erlangga
Cromer, Alan H.1994.Fisika.Yogyakarta:Erlangga
Giancoli,Duglas C.2001.Fisika Dasar.Jakarta:Erlangga
Tipler, Paul.1994.Fisika Untuk Sains dan Teknik.Jakarta:Erlangga