Anda di halaman 1dari 21

DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA

INDIKATOR :
5.6 Mampu menyebutkan cara-cara menghasilkan cahaya
terpolarisasi dari cahaya tak terpolarisasi dan sekaligus
menjelaskannya
5.7 Mampu menggunakan hukum Malus dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah soal-soal.
5.8Mampu menurunkan hukum Brewster menggunakan hukum
Snellius.
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
DIFRAKSI CAHAYA
• Difraksi cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya
setelah melewati celah atau penghalang.
• Ketika muka gelombang bidang mengenai celah sempit
(lebar celah lebih kecil dari panjang gelombang), maka
gelombang tersebut akan mengalami lenturan sehingga
terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang
melebar di belakang celah.
• Peristiwa difraksi sesuai dengan prinsip Huygens
mengenai pembelokan sinar sekitar penghalang.
• Difraksi memperkuat teori cahaya sebagai gelombang.
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
POLA DIFRAKSI CAHAYA
• Pola difraksi cahaya adalah pola gelap-terang yang
terbentuk akibat adanya interferensi konstruktif
(terang) dan interferensi destruktif (gelap) dari
sinar-sinar yang keluar dari celah.
• Pada pola difraksi, bagian pusat bayangan selalu
terdapat titik terang (intensitas cahaya
maksimum), di luar bayangan terdapat
pinggiran gelap dan terang.
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL
 • CAHAYA MONOKROMATIK DATANG SECARA PARALEL
MELALUI CELAH SELEBAR , KEMUDIAN BAYANGANNYA
DITANGKAP OLEH LAYAR YANG BERJARAK DARI CELAH.
• ADALAH TITIK TERANG PUSAT, ADALAH PINGGIRAN
GELAP PERTAMA.
• LEBAR CELAH , DIBAGI MENJADI DUA WILAYAH YANG
SAMA SEBESAR
• ADALAH JARAK BERKAS SINAR DARI TITIK ATAS
WILAYAH CELAH BAGIAN ATAS MENUJU TITIK . DAN
ADALAH JARAK BERKAS SINAR DARI TITIK ATAS CELAH
WILAYAH BAWAH MENUJU TITIK
• KEDUA SINAR SALING MENIADAKAN, JIKA BEDA FASE .
• BEDA JARAK TEMPUH SINAR-SINAR TERSEBUT ADALAH
JARAK DARI PUSAT CELAH KE TITIK
• BEDA JARAK TEMPUH KEDUA SINAR
•  (untuk pinggiran gelap pertama)
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL :
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL
  :
INTENSITAS CAHAYA TERTINGGI TERJADI KETIKA atau.
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
DIFRAKSI PADA CELAH BANYAK (KISI) :
 Pada Gambar di kiri, adalah jarak antar
celah. Perbedaan jarak tempuh antara
berkas sinar yang bersisian adalah. Garis-
garis terang pola difraksi akan terbentuk
pada layar jika beda jarak tempuh antara
berkas-berkas yang bersebelahan adalah
bilangan bulat dari panjang gelombang :

(disebut bilangan orde)

Untuk kisi dengan sejumlah celah, maka jarak antar


celah dapat ditentukan dengan hubungan :
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
POLARISASI CAHAYA :  
• CAHAYA MERUPAKAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
YANG MERAMBAT SECARA TRANSVERSAL. VEKTOR MEDAN
LISTRIK DAN MEDAN MAGNET TEGAK LURUS ARAH
RAMBATANNYA.
• APABILA GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK TERJADI DALAM
SATU ARAH SAJA TERPOLARISASI BIDANG.
• BERKAS CAHAYA DARI SUATU SUMBER CAHAYA BIASA
TERDIRI DARI SEJUMLAH BESAR GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK DENGAN ORIENTASI VEKTOR MEDAN E
(JUGA MEDAN B) YANG ACAK DAN SAMA KE SEMUA ARAH.
BERKAS CAHAYA SEPERTI INI DIKENAL SEBAGAI CAHAYA
YANG TIDAK TERPOLARISASI.
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
POLARISASI CAHAYA

POLARISASI CAHAYA DAPAT TERJADI KARENA :


1. PENYERAPAN SELEKTIF
2. PEMANTULAN (HUKUM BREWSTER).
3. PEMBIASAN GANDA
4. HAMBURAN
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
POLARISASI KARENA PENYERAPAN
  SELEKTIF

Jika satu berkas cahaya terpolarisasi bidang jatuh pada polaroid yang sumbunya
membentuk sudut 𝜃 terhadap arah polarisasi datang, berkas akan terpolarisasi
bidang yang paralel dengan sumbu polaroid dengan amplitudonya akan
diperkecil sebesar cos𝜃. intensitas yang ditransmisikan berubah dengan 𝜃
menurut persamaan:
I  I max cos  2
HUKUM MALUS
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
POLARISASI KARENA PEMANTULAN
 Bagian yang memantul pada cahaya adalah
medan listrik yang tegak lurus bidang datang
(bidang yang dibentuk sinar datang dan normal
bidang ).

Besarnya polarisasi pada berkas pantulan


bergantung pada sudut polarisasi, . Sudut ini
berhubungan dengan indeks bias kedua materi.
Hubungan indeks bias dengan sudut polarisasi,
dijelaskan dengan HUKUM BREWSTER, dengan
persamaannya sebagai berikut :

Persamaan ini diturunkan dari Hukum Snellius.


adalah indeks medium tempat sinar dibiaskan,
dan adalah indeks bias tempat sinar datang.
Gambar di bawah memperlihatkan sebuah sinar tak terpolarisasi yang jatuh pada sebuah
permukaan gelas.
• Vektor E untuk setiap deret gelombang di dalam sinar tersebut
dapat diuraikan ke dalam dua komponen, yang salah satu
diantaranya tegak lurus ke bidang masuk yakni, dari bidang
gambar tersebut dan yang satu lagi terletak di dalam bidang
masuk ini. Komponen pertama yang dinyatakan oleh titik-titik
dinamakan komponen yang berarti tegak lurus. Komponen
kedua dinyatakan oleh panah-panah dinamakan komponen
(sejajar).
• Jika menggunakan setumpuk pelat gelas bukan sebuah pelat
tunggal saja, maka akan didapatkan refleksi-refleksi dari
permukaan yang berurutan dan intensitas cahaya yang
direfleksikan tersebut (komponen ) yang keluar dari tumpukan
pelat gelas dapat diperbesar. Begitu pula komponen dihilangkan
secara progresif dari sinar yang ditransmisikan, yang membuat
sinar tersebut terpolarisasi secara lebih lengkap.
Nelayan juga memakai polaroid untuk menghilangkan
silau pantulan dari permukaan danau atau sungai
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
POLARISASI KARENA PEGHAMBURAN
• Cahaya matahari sebelum mencapai Bumi terlebih
dahulu melalui partikel udara di atmosfir. Gelombang
elektromagnetik (cahaya) menyebabkan elektron-
elektron dalam molekul tersebut berosilasi. Karena
ada osilasi, dihasilkan gelombang elektromagnetik yang
kemudian dihamburkan dan mengalami polarisasi.
• Pada gambar di samping, gelombang elektromagnetik
menumbuk molekul udara, molekul udara yang
tertumbuk mengalami osilasi. Molekul yang berosilasi
ini memancarkan gelombang elektromagnetik, yang
pada arah yang tegak lurus arah datangnya gelombang
akan terpolarisasi bidang seperti yang dilihat
pengamat.
DIFRAKSI DAN POLARISASI CAHAYA
POLARISASI KARENA PEMBIASAN
  GANDA
Polarisasi karena pembiasan ganda terjadi ketika cahaya dilewatkan
pada kristal kalsit. Kristal memiliki lebih dari satu indeks bias, hal ini
mengakibatkan cahaya yang lewat ke Kristal memiliki kelajuan yang
tidak sama kesegala arah.
 Gambar di samping menunjukkan berkas sinar
monokromatik yang jatuh secara tegak lurus pada
salah satu permukaan Kristal, atau dikatakan searah
garis normal.

 Sinar yang masuk Kristal searah garis normal akan


dibagi menjadi dua, yakni sinar yang lurus dan sinar
yang dibelokkan (sinar istimewa). Sinar mengalami
dua kali pembelokan, pada akhir pembelokan, kedua
sinar menjadi sejajar.

 Sinar yang dibelokkan tidak memenuhi hukum Snellius,


karena berjalan dengan kecepatan yang berubah.

Anda mungkin juga menyukai