Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun
pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere”
yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang
dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia
seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000,
dengan presentasi wanita lebih banyak dari pria. Vertigo juga lebih sering terdapat
pada usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari
kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cedera kepala ringan. Salah satu akibat
dari kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus
ini sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan
menggangu system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena
rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit
untuk membuka mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan
karena terjadi ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.
Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta penanganan dirasa
sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta
penanganan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang
dan masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan
hal tersebut.

B.  Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan vertigo, penyebab secara
patofisiologis, macam-macam terapi penyembuhan serta pengobatan secara
farmakologis dan non-farmakologis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi
Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat
gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu
gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala
somatik (nistagmus), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing
(http://www.kalbefarma.com). Burton 1990 berpendapat bahwa Vertigo adalah
perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di
sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan. Sedangkan menurut yayasan stoke Indonesia, vertigo
merupakan satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan
(Baughman, Diane C. 2000 Hal: 232).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan vertigo adalah suatu bentuk
gangguan keseimbangan yang disertai perasaan seolah-olah penderita bergerak atau
berputar-putar atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar,
yang biasanya disertai dengan mual (Baughman, Diane C. 2000 Hal: 233).

B.  Etiologi
Penyebab vertigo dapat terjadi karena penyebab otologik neurologik,
psikologik atau iatrogenik. Penyakit meniere menyebabkan vertigo peroksismal
hebat sebagai akibat lesi pada labirin. Vertigo terjadi mendadak dan dapat
berlangsung selama beberapa jam. sering disertai mual, muntah, nyeri kepala,
telinga berdenging dan pendengaran yang berkurang. Kelainan audiotorik sering
mendahului vertigo.

Vertigo yang berkaitan dengan neuroma akustik biasanya ringan. Beberapa


jenis antibiotik seperti gentamisin, sterptomisin dan kanamisin bersifat
vestibulotoksik dan menyebabkan vertigo.

Penyebab vertigo disebabkan karena gangguan keseimbangan di telinga


bagian dalam (alat keseimbangan atau bagian vestibular) atau mungkin di otak.
Bentuk paling sering dari vertigo adalah Benign Paroxymal Positional Vertigo
(BPPV) yaiut adanya ilusi gerakan yang disebabkan oleh gerakan kepala secara

2
mendadak atau gerakan kepala ke arah tertentu. Jenis seperti ini umumnya tidak
berat dan dapat diatasi.

Penyebab lain dari vertigo adalah peradangan ada telinga bagian dalam
(labirintis) yang ditandai dengan kejadian vertigo yang tiba-tiba dan kadang diikuti
dengan kehilangan pendengaran. Penyebab paling sering adalah infeksi viral atau
bakteri. Beberapa penyakit lain juga bis menyebabkan vertigo, seperti meniere
disease, perdarahan di otak, multiple sclerosis, cedera kepala dan migrain.

Penyebab verigo akibat adanya gangguan sistem visual biasnya dicetuskan


oleh situasi yang ramai, banyak orang atau benda yang lalu lalang.
Beberapa faktor yang mencetuskan terjadinya vertigo adalah :
1. Kurangnya pergerakan aktif, sehingga saat mengalami perubahan posisi
mendadak akan timbul sensasi vertigo.
2. Pengguna alkohol akut
3. Pernah menjalani operasi otak atau pascaoperasi mayor
Penyebab gangguan keseimbangan (yang mengakibatkan vertigo) sangat beragam,
diantaranya adalah :
1. Gangguan telinga
Sekitar 50% kasus vertigo berkaitan dengan penyakit-penyakit atau
gangguan telinga bagian dalam.
2. Gangguan otak
Sekitar 5 % diperkirakan berhubungan dengan kelainan di otak, misalnya:
stroke, migrain, penyempitan pembuluh darah otak (multiple sclerosis), penyakit
Parkinson dan tumor.
3. Kondisi tubuh
Diperkirakan 5 % vertigo berhubungan dengan kondisi tubuh, misalnya:
tekanan darah rendah (hipotensi), hipertensi, penyakit infeksi, kekurangan gula
darah (hipoglikemia), gangguan jantung. Obat-obat tertentu yang memiliki efek
samping terhadap keseimbangan (ototoksik), dapat juga menjadi penyebab
vertigo. masalah vertigo.
4. Faktor lain
Vertigo dapat disebabkan berbagai faktor selain faktor-faktor di atas,
misalnya: faktor stress, cemas pengaruh alkohol, terhisap zat kimia, marijuana
dan sejenisnya. Berada dalam ruangan tertutup yang terlalu panas, bisa juga
menjadi penyebab vertigo.

3
5. Penyebab vertigo vestibular antara lain trauma kepala, infeksi otak, tumor,
infeksi sekitar sinus atau lainnya (flu, pilek, diare), remote efek (rekasi terhadap
infeksi yang menyebabkan vertigo).
Gejala vertigo vestibular perifer adalah pandangan kabur, letih, lesu, sakit
kepala, detak jantung cepat, kehilangan keseimbangan, kehilangan konsentrasi,
nyeri otot terutama di leher dan punggung, mual, muntah. kemampuan kognitif
menurun, serta sensitif terhadap cahaya dan bunyi. Adapun gejala vertigo
vestibular sentral antara lain diplopia (padangan ganda), sakit kepala hebat,
gangguan kesadaran, koordinasi tubuh menurun, mual dan muntah serta lemas.
Pada gangguan sistem simatosensorik/propioseptik atau gangguan pada saraf
sumsum tulang belakang, misalnya gangguan pada saraf tepi berupa kaki baal, atau
pundak kaku, impuls gerakan terlambat diterima otak besar. Akibatnya
keseimbangan penderita terganggu dan termanfestasi sebagai vertigo. Gangguan
baal biasanya dialami penderita diabetes. Adapun leher kaku (cervical tension)
umumnya dialami mereka yang bekerja dibelakang meja.
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telingan dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. juga bisa
berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi
secara tiba-tiba (http://www.kalbefarma.com).

C. Patofisiologi
Vertigo terjadi akibat dari perubahan posisi kepala yang cepat dan tibat-tiba,
biasanya akan dirasakan pusing yang sangat berat, yang berlangsung bervariasi di
semua orang, bisa lama atau hanya beberapa menit saja. Penderita kadang merasakan
lebih baik jika berbaring diam saja. Vertigo dapat berlangsung selama berhari-hari
dan disertai dengan mual muntah. Hasilnya pendertia akan merasa amat sangat panik
dan segera berobat, tak jarang pasien seperti ini ditemukan di unit gawat darurat.
Vertigo disebabkan oleh pengendapan kalsium di dalam salah satu alat
penyeimbangan di dalam telinga, tetapi sebagian besar penyebabnya belum dikethui
hingga sekarang. Beberapa dugaan yang dikemukakan oleh para ahli adalah, trauma
pada alat keseimbangan, infeksi, sisa pembedangan telinga, degenerative karena usai
dan kelainan pembuluh darah. Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman
yang mungkin pernah kita rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri.
Sedangkan vertigo bisa lebih berat dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk
melangkah karena rasa berputar yang mempengaruhi keseimbangan tubuh. Adanya
penyakit vertigo menandakan adanya gangguan system deteksi seseorang (Price &
Wilson, 2006).

4
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan
apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (Price & Wilson, 2006).
Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian tersebut :
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan
menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu;
akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
2. Teori konflik sensorik
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal
dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan
proprioseptik, atau ketidak-seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri
dan kanan.
Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral
sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola
mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa
melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal).
Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih menekankan
gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.
3. Teori neural mismatch
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; menurut teori
ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika
pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan
yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.
4. Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga usaha
adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu
dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.
5. Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori
serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter
tertentu dalam mempengaruhi sistem saraf otonom yang menyebabkan
timbulnya gejala vertigo.
6. Teori sinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan
neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses
adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan

5
memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF
selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan
mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik.
Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa
pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang
berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa
saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.
(Price & Wilson, 2006)

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang
kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual,
muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih
lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus,
mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput
tipis (Mansjoer et al. 2000).
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan
tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke
tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi
hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya
vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan
seringkali pasien merasa cemas. Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan
berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan
vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial
tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan
akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi
kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun (Mansjoer et al. 2000).
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada
perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada
perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan
setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan
kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal (Mansjoer et al. 2000).
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah
dengan melakukan ea rah Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang
pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok
ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :

6
1. Mata berputar dan bergerak ea rah telinga yang terganggu dan mereda setelah 5-20
detik, disertai vertigo berat.
2. Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).
3. Pada uji ulangan akan berkurang, terapi juga berguna sebagai cara diagnosis yang
tepat.

(Sudoyo Aru.W et al. 2006)


E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan
kasus vertigo antara lain (Sudoyo Aru.W et al. 2006):
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan mata
b. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c. Pemeriksaan neurologic
d. Pemeriksaan otologik
e. Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan khusus
a. ENG
b. Audiometri dan BAEP
c. Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
a. Radiologik dan Imaging
b. EEG, EMG
(Price & Wilson, 2006).
Setiap pasien dengan vertigo pasti memiliki keluhan yang berbeda-beda antara
satu dengan yang lainnya. Namun sebagian besar pasien mengalami kejadian yang
sama. Untuk keluhan yang berbeda akan memunculkan diagnosa keperawatan yang
berbeda pula. Berikut adalah diagnosa keperawatan utama pada pasien dengan
vertigo;
1. Risiko terhadap cedera berhubungan dengan perubahan mobilitas karena
gangguan cara berjalan dan vertigo.
2. Kerusakan penyesuaian berhubungan dengan ketidakmampuan merubah gaya
hidup yang diperlukan karena sifat vertigo yang tidak dapat diperkirakan
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan haluaran
cairan, perubahan masukan, dan obat.
4. Kurang perawatan diri : makan, mandi/higiene, berpakaian/berdandan, toileting,
berhubungan dengan disfungsi labirin dan episode vertigo.

7
5. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap, atau perubahan pada status
kesehatan dan efek ketidakmampuan dari vertigo.
(Baughman, 2000)
Dari berbagai diagnosa diatas hanya ada satu yang sesuai dengan diagnosa
keperawatan pada pasien kasus kelolaan yaitu risiko terhadap cedera. Namun
diagnosa lain bertolak belakang. Karena pada kasus kelolaan muncul diagnosa
sebagai berikut:
1. Resiko jatuh b.d Gangguan keseimbangan N VIII
Diagnosa ini diambil karena pada pasien selalu aktif untuk melakukan ADL
sendiri seperti ke kamar mandi yang dilakukan secara mandiri tanpa ada
seseorang yang mengawalnya. Sehingga resiko kemungkinan untuk jatuh sangat
besar terkait dengan kondisi pasien yang lemah dan merasa pusing seperti
berputar.
2.  Hipertermi b.d Ketidakefektifan kerja hipotalamus
Pada pasien mengalami panas dan keluar keringat dingn serta suhu tubuh pasien
selalu tinggi.
3.  Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) b.d Agen cedera biologi
Kemungkinan pada pasien terjadi cedera pada bagian syarafnya karena dari hasil
pemeriksaan Rontgen sinus mengalami penebalan dan kemungkinan dapat
menganggu saraf nervus vestibularis sehingga timbul nyeri tiba-tiba dan terjadi
vertigo.
4.  Gangguan pola tidur b.d Fisiologi (nyeri seperti berputar-putar)
Karena tingkat nyeri yang skalanya tinggi (skala nyeri pasien 9). Sangat
mengganggu pola tidur pasien. Pasien pun susah untuk memulai tidur. Bahkan
tidur malam hanya dirasakan kurang lebih 2 jam saja.
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Tidak adekuatnya intake makanan.
Timbulnya mual disertai muntah menjadi alasan utama untuk menegakan
diagnosa resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Selain itu disertai adanya
intake yang tidak stabil karena pasien hanya minum banyak dan tidak makan
selama lima hari.

F. Penatalaksanaan medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi
fisik / latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas tidak dapat mengatasi
kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Macam-macam terapi yakni terdiri dari :
1.    Terapi kausal

8
2.    Terapi simtomatik
3.    Terapi rehabilitative
(Bruton, 1990)
Terapi vertigo dilakukan terhadap penyebab juga untuk mengatasi gejala setya
terapi rehabilitatif. Vertogo harus diperiksa secara teliti untuk mengetahui
penyebabnya. Jika hanya diberi obat untuk menekan gejala tanpa diobati
penyebabnya, vertigo akan makin parah. Biasanya dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik serta tanya jawab mengenai kapan vertigo mulai dirasakan dan
hal-hal yang terjadi atau dialami pasien sebelumnya.
(Bruton, 1990)
Terapi pemulihan bertujuan untuk menimbulkan dan meningkatkan
kemampuan serta menanggulangi penyakit vertigo dengan beberapa latihan metode
Brandt-Daroff, sebagai berikut :
1. Latihan dari metode Brandt-Daroff, berupa latihan membaringkan tubuh ke kiri
dan ke akanan di selingi duduk tegak dengan kaki tergantung. Latihan lain
adalah latihan visula vestibular yang dibedakan bagi enderita yang masih harus
berbaring, bisa duduk, atau sudah mampu berdiri.
2. Latihan berupa gerakan mata ke berbagai arah secara berurutan dan teratur serta
gerakan kepala ke kiri dan kanan. Kemudian ada latihan berjalan bagi penderita
yang sudah mampu bebas bergrak untuk menjaga keseimbangan.
3. Dengan latihan dan obat yang tepat terhadap penyebabnya, vertigo bisa diatasi
sehingga kualitas hidup penderita bisa pulih. Kalaupun dunia tetap berputar,
penderita tak lagi merasa ikut berputar.
4. Selain latihan diatas, adapula jenis latihan lainnya dengan beberapa cara yang
cukup mudah, berikut ini :
a. Duduk atau diranjang
b. Gerakan-gerakan mata : gerakan-gerakan mata: gerakan mata-mata
pertama-tama secara perlahan-lahan, kemudian secara cepat keatas dan
kebawah, sisi ke sisi, dan secara diagonal. Fokus pada jari-jari tangan anda
ketika anda menjauhinya dari 1 foot (kaki) sampai 3 feet (kaki) dari muka.
c. Gerakan-gerakan kepala: gerakan kepala pertama-tama secara perlahan-
lahan, kemudian secara cepat, dengan mata-mata terbuka, membungkuk
kedepan dan kebelakang, memutar dari sisi ke sisi, memiringkan dari sisi ke
sisi, den bergerak secara diagonal. Ulangi dengan mata-mata tertutup.
d. Berdiri
Ulangi latihan bagian 1 ketika berdiri.

9
1) Berubah dari posisi duduk ke posisi berdiri, pertama dengan mata-mata
yang terbuka, dan kemudian dengan mata-mata yang tertutup.
2) Lemparkan bola dari tangan ke tangan diatas ketinggian mata.
3) Lemparkan bola dari tangan ke tangan dibawah lutut-lutut.
4) Rubah dari duduk ke berdiri, putar pertama ke satu sisi dan kemudian ke
sisi lain.

5. Bergerak
a. Berjalan menyeberangi ruangan dengan mata-mata yang terbuka, dan
kemudian dengan mata-mata yang tertutup.
b. Berjalan menaiki dan menuruni kemiringan dengan mata-mata yang terbuka,
dan kemudian dengan mata-mata yang tertutup.
c. Menaiki dan menuruni tangga-tangga dengan mata yang terbuka, dan
kemudian dengan mata yang tertutup.
d. Sit up dan berbaring di ranjang.
e. Duduk di kursi, kemudian berdiri.
f. Mengembalikan keseimbangan ketika didorong pada arah yang spesifik.
g. Lempar dan tangkap bola.
h. Turut serta pada setiap permainan yang melibatkan membungkuk dan
meregang dan mengarahkan, seperti bowling, volleyball, atau shuffleboard.
(Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48)

G. Pengobatan
a. Farmakologi

Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo


yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin.
Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat
dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat
diatas bisa menyebabkan ngantuk, terutama pada usia lanjut (Sudoyo Aru.W et al.
2006).
Skopolamin dalam bentuk plester kulit memiliki efek mengantuk yang
paling efektif (Sudoyo Aru.W et al. 2006).

b. Non Farmakologi

Di lihat dari faktor penyebab penyakit vertigo, kulit manggis dan daun sirsak
sangatlah tepat dijadikan pengobatan tradisional vertigo.

10
Ekstrak kulit manggis diketahui mengandung zat aktif Xanthone ( α,γ
Mangosteens), memiliki efek sebagai anti oksidan kuat. Zat ini juga memiliki efek
sebagai anti inflamasi (Peradangan) ,anti lipid, selain efek lainnya sebagai anti
kanker, kardioprotektif (Marilynn. E et al. 1999).

Zat anti inflamasi inilah yang akan mengobati Peradangan yang terjadi pada
saraf vestibuler penyebab penyakit vertigo (Marilynn. E et al. 1999).
Selain itu kulit manggis dengan kandungan zat aktif xanthone-nya mampu
melawan bakteri jahat yang mengakibatkan Infeksi telinga bagian dalam juga
infeksi labirin di dalam telinga (Marilynn. E et al. 1999).
Beberapa peneliti tentang manfaat xanthone memperlihatkan bahwa
xanthones bersifat antimikroba terhadap MRSA (methicilin resistant
staphylococcus aureus), yaitu bakteri yang kebal terhadap obat antibiotik yang
dapat menyebabkan infeksi akut. Oleh karena itu terdapat sebuah sediaan yaitu
Ace Maxs. Yang juga digunakan untuk mengobati vertigo.

Obat Penyakit Vertigo Ace Maxs – Jika di rasa anda pernah mengalami gejala-
gejala seperti diatas,maka sangat penting anda periksakan ke dokter untuk
informasi yang lebih lanjut.sementara itu anda juga harus menentukan jenis
pengobatan yang tepat dalam membantu mengatasi penyakit vertigo ini,dimana
anda bisa melakukan pengobatan vertigo dengan Obat Penyakit Vertigo Ace
Maxs  yang akan terbukti lebih aman di bandingkan pengobatan yang tersedia
pada medis (Marilynn. E et al. 1999).

Salah satu produk herbal unggulan yang di rekomendasikan sebagai Obat


Penyakit Vertigo herbal adalah obat herbal Acemaxs,dimana telah di tetapkan
sebagai Obat Penyakit Vertigo herbal yang aman,di samping itu dari segi
khasiatnya sendiri juga telah banyak yang membuktikan,pasalnya dalam Obat

11
Penyakit Vertigo herbal ini mempunyai komposisi bahan-bahan herbal pilihan
yang berkualitas tinggi,dengan khasiatnya masing-masing (Baughman, Diane C.
2000).

Obat Penyakit Vertigo Ace Maxs  – ACE MAX’S adalah produk unggulan
dari H2O, karena mengandung XANTHONE sebuah kandungan antioksidan super
yang terdapat dalam kulit dan daging buah manggis, si ratu eksotik yang terkenal
dengan sebutan ratu segala buah (queen of fruits). Buah yang jujur begitulah
sebutan lain dari manggis, dan H2O menghadirkan untuk Anda dalam kombinasi
brilian dengan ekstrak daun sirsak yang sangat terkenal dengan khasiatnya
mengusir kanker dan berbagai penyakit lainnya (Baughman, Diane C. 2000).

Obat Penyakit Vertigo Herbal Acemaxs ini bekerja cepat dengan reaksi
bertahap berkat kandungan alami di dalamnya yaitu senyawa “xanthone” dan
“acetogenis” yang bersifat sebagai AntiOksidan kelas tinggi mengalahkan Anti
Oksidan yang dihasilkan oleh buah kiwi, buah jeruk, rambutan maupun durian.
Karena kandungan alami tersebutlah, Obat Penyakit Vertigo Ace Maxs  dapat
bekerja secara optimal dan maksimal ke seluruh tubuh mencari akar permasalahan
dan menyembuhkan inti penyebab munculnya sakit Vertigo. Obat Penyakit
Vertigo Ace Maxs  ini bekerja secara selektif,yaitu hanya menghambat,
menghentikan, membunuh dan menghancurkan “sel-sel jahat saja” yang bergerak
dengan reaksi buruk tanpa mengganggu maupun merusak sel baik yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh (Baughman, Diane C. 2000).

Selain itu, sebagai Obat Penyakit Vertigo  yang bekerja super dalam
menyembuhkan Vertigo, Obat Penyakit Vertigo Ace Maxs juga terbukti dapat
membantu melancarkan peredaran darah, menghancurkan toxic maupun senyawa
buruk yang mengendap dalam kapiler pembuluh darah sehingga peredaran darah
tersumbat dan tidak lancar. Obat Penyakit Vertigo Ace Maxs  juga berfungsi
meningkatkan kinerja otak, memiliki senyawa alami yang bersifat antistress dapat
merelaksasikan semua otot dan sistem tubuh untuk mengurangi efek buruk yang
disebabkan oleh stress termasuk sakit Vertigo yang berkepanjangan (Baughman,
Diane C. 2000).

12
Vertigo Vestibular

Telinga bagian dalam yang terdapat labirin yang merupakan organ telinga bagian dalam
yang menjadi bagian sistem keseimbangan vestibular.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Vertigo adalah suatu bentuk gangguan keseimbangan yang disertai perasaan


seolah-olah penderita bergerak atau berputar-putar atau seolah-olah benda di sekitar
penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual, gejalanya
dapat ditandai dengan rasa pusing yang sangat berat.
Secara patofisiologi, vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di
dalam saraf yang menghubungkan telingan dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah
yang terjadi secara tiba-tiba
Untuk terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi fisik
/ latihan dan olah raga serta terapi kausal, simtomatik dan rehabilitative.
Untuk pengobatannya secara farmakologis dapat digunakan meklizin,
dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin, sedangkan untuk pengobatan non-
farmakologis yaitu kulit manggis dan daun sirsak sangatlah tepat dijadikan
pengobatan tradisional vertigo dengan kandungan zat aktif Xanthone ( α,γ
Mangosteens), memiliki efek sebagai anti oksidan kuat. Untuk terapi bisanya

B. Saran
1. Laboratorium
Sebaiknya peralatan lab ditambah lagi dan agar memperbaharui alat yang
sudah tidak layak pakai.
2. Asisten
Sebaiknya asisten lebih komunikatif lagi dengan pratikan, agar pratikan
dapat mengetahui maksud dan tujuan percobaan secara jelas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah Buku Saku dari Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC

Doengoes Marilynn. E et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta :


EGC

Mansjoer et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Price. Sylvia & Price. Wilson, 2006. Patofisiologi edisi II. Jakarta : EGC

Sudoyo Aru.W et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

15

Anda mungkin juga menyukai