Anda di halaman 1dari 32

PRESENTASI KELOMPOK 1

[24/2 08.22] Maura 1J PBI IAIN: Penjelasan dari mbak Safira cukup jelas, tapi menurut saya agak terburu-
buru

[24/2 08.27] Kiska 1J PBI IAIN: terimakasih mbak maura atas kritikan untuk saya, mohon maaf atas
terburu-burunya presentasi saya🙏🏻

[24/2 08.32] Syauqi 1J PBI IAIN: Saya orang bodoh bernama ahmad syauqi nim 206121346 ingin
bertanya, kenapa terdapat hukum fiqih? yang dimana sumber2 hukum fiqih tersebut berasal dari
alqur'an dan assunnah, ijma' dan qiyas.

Jika kita ingin mengetahui suatu hukum, kita harus melihat dari mana dulu? dari hukum yang di
terangkan di Al-qur'an, assunnah, atau kita harus melihat dari hukum fiqih terlebih dahulu?
Terimakasih🙏

[24/2 08.36] Finan 1J PBI IAIN: Terima kasih atas tanggapannya dan pada hari ini saya akan menjawab
tanggapan dari ibu ...

Jadi pernah ngisi kultum setiap jum'at.. tidak sering ngisi bu🙏terus pas dihari rabu pernah ke Gedung
Bustanul Asyiqin untuk melakukan pengajian rutin... dan terkadang nggih saya juga pernah
mendengarkan yang kultum ceramah2 ustad2 tertentu bu.. jadi itulah mengapa saya melakukan
presentasi semacam ini...dengan menggunakan nada yg mirip kayak tausiyah ato seperti seolah kita itu
ngajar dikelas... begitu bu😊🙏🏻

[24/2 08.39] Yulinda 1J PBI IAIN: Alquran adalah kalam Allah yang berfungsi sebagai sumber hukum yang
utama. Kehadiran Hadist, Ijma, dan Qiyas bukanlah sebagai penyempurna Alquran.

Sebab Alquran telah sempurna, namun pemahaman manusia-lah yang tidak sempurna, sehingga
dibutuhkan penjelas agar pesan yang terkandung dalam Alquran dapat dipahami dengan sebenar-
benarnya.

[24/2 08.41] Nanda 1J PBI IAIN: Saya akan beri tambahan, menurut pendapat saya, Kedudukan Al Quran
sebagai sumber utama dan pertama bagi penetapan hukum, maka bila seseorang ingin menemukan
hukum untuk suatu kejadian. Jadi suatu sumber hukum tidak bisa disetarakan dengan adanya Al Qur'an
karena Al Qur'an adalah sumber hukum yang pertama. Apabila ada salah mohon dimaafkan

[24/2 08.42] Ila 1J PBI IAIN: Penjelasan dari mba Wulan tersebut menurut saya lumayan jelas, dan di di
rangkum sedemikian sehingga mudah di pahami🙏

[24/2 08.48] Wulan 1J PBI IAIN: Terima kasih mba nabila atas tanggapannya 🙏🏻mohon maaf bila ada
kesalahan, semoga kedepannya menjadi lebih baik lagi

PRESENTASI KELOMPOK 2
[3/3 08.10] Ika 1J PBI IAIN: Menurut saya, pejelasan mbak yumna mudah untuk dipahami dan
mempresentasikan dengan tidak terburu2 dan jelas, terimakasih

[3/3 08.10] Wulan 1J PBI IAIN: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Saya Nur Wulandari nim
206121343. Setau saya qiyas, ijma, istishab, istishan itu termasuk jenis bentuk ijtihad sedangkan macam-
macam ijtihad itu ada 2 ijtihad fard'i dan ijtihad jami'i. Mohon maaf bila saya salah dan mohon
dibenarkan🙏🏻terima kasih.

[3/3 08.10] Nanda 1J PBI IAIN: Saya Nanda Fadillah (206121339) ingin bertanya kepada kelompok 2.

Di dalam presentasi disebutkan beberapa hukum ijtihad, salah satunya Hukumnya haram, lalu apa saja
hal yang bertentangan dengan Syara' tersebut sehingga hukumnya haram?

Terimakasih.

[3/3 08.11] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulan Meisha akan menanggapi presentasi dari Ahmad
Syauqi, materi presentasi yang disampaikan sudah baik tetapi dalam penyampaiannya terlalu cepat
serta tingkat ijtihad belum disampaikan dalam presentasinya. Terimakasih

[3/3 08.12] Salsa 1J PBI IAIN: saya salsabila alfina nim 206121367 izin bertanya. Adakah contoh 'urf pada
macam macam bentuk ijtihad? yang merupakan pengambilan hukum dari kebiasaan dan adat 🙏🏼🙏🏼

[3/3 08.16] Violita PY_206121364: Maaf saya Violita Prisherli Yasinta_206121364 izin bertanya, bisa
diberikan contoh" penggunaan ijtihad dalam penyelesaian suatu perkara,?

[3/3 08.16] Rusli 1J PBI IAIN: Rusli Siaganeka_206121365 menurut saya presentasi dari mbak Adhela
sudah cukup baik tapi kurang salah hal mengatur pernafasan

[3/3 08.18] Risma 1J PBI IAIN: saya Kharisma Wida Cahyani 206121357 ingin bertanya, apa itu mujtahid
dalam penentuan hukum ijtihad?

[3/3 08.19] Syauqi 1J PBI IAIN: Wah,, maaf mbak wulan kalau ada yang kurang dari penjelasan saya🙏

Bisa didengarkan vn dari yang lain nggih🙏

[3/3 08.20] Rusli 1J PBI IAIN: *kurang mahir dalam hal mengatur pernafasan maksudnya

[3/3 08.20] Adhela 1J PBI IAIN: Terimakasih atas tanggapannya mas rusli, mohon maaf atas kurangnya
presentasi saya. Semoga ke depan saya bisa mempresentasikan dengan lebih baik lagi🙏🏻

[3/3 08.20] Satrio 1J PBI IAIN: Saya Satrio(206121352)ijin bertanya.

Contoh ijtihad jenis Jama seperti apa?

[3/3 08.22] Maura 1J PBI IAIN: Saya Siti Maura Fajar Ria NIM 206121362 ingin bertanya apa yang
dimaksud dengan Ihsan dan bagaimana contohnya?
[3/3 08.23] Ila 1J PBI IAIN: Nabilah Novia S Nim 206121361, izin bertanya, Apakah contoh macam ihtijad
pada bagian Istihsan?

[3/3 08.23] Elisa 1J PBI IAIN: Saya Elisa Nurrahmawati Nim 206121353_ Saya ingin bertanya apakah
adakah contoh dari maslahah mursalah? Terimakasi

[3/3 08.25] Elisa 1J PBI IAIN: saya ingin bertanya kepada nuriva🙏🏼

[3/3 08.29] Vika 1J PBI IAIN: Saya Novika Ningrum nim 206121345 ingin bertanya, dalam istishab
dijelaskan perempuan tidak boleh menikah lagi jika belum ada kepastian suaminya di perantauan. Lalu
dalam kurun waktu berapa lama perempuan dibolehkan menikah lagi?

[3/3 08.32] Violita PY_206121364: Untuk adhela, namun jika anggota yang lain ingin menjawab
silahkan..

[3/3 08.32] Aisyahkr 1J PBI IAIN: Saya Aisyah Kurnia Rahutami_206121355 ingin bertanya, apa yang
dimaksud masalah-masalah furuq dan usul?

[3/3 08.33] Ila 1J PBI IAIN: Untuk syauqi, namun jika yang lain ingin menjawab silahkan

[3/3 08.38] Yumna 1J PBI IAIN: Saya Alan menjawab pertanyaan mba violita

Contoh penggunaan ijtihad dalam suatu perkara adalah narkotika yg di qiaskan dengan khamr, dalil di
Al-Quran hanya menyebut khamr dilarang, akan tetapi narkotika juga disamakan dengan khamr karena
menetapkan hukum dengan Cara membandingkan dengan suatu kejadian karena ada persamaan di
atara peristiwa itu. Smoga bisa membantu. Terimakasih

[3/3 08.38] Nuriva 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Elisa

Contoh dari maslahah mursalah :

1. Tindakan abu bakar terhadap orang-orang yang ingkar membayar zakat,itu adalah demi kemaslahatan

2. Menulis huruf al-qur’an kepada huruf latin.

3. Dalam Al-qur’an dan Sunnah Rasul tidak ada nash yang melarang mengumpulkan Al-Qur’an dari
hafalan kedalam tulisan, meskipun demikian, para sahabat dizaman Abu Bakar bersepakat untuk
menulis dan mengumpulkannya, karena mengingat kemaslahatan ummat, yang saat itu sahabat
penghafal Al-qur’an banyak yang meninggal dunia.

4. Tatkala Islam masuk ke irak, tanah Irak masih dimiliki oleh para pemilik asalnya dengan diberi pajak
(kharaj), karena untuk menjaga kemaslahatan umat Islam umumnya. Seharusnya empat perlima tanah
tersebut diberikan kepada orang yang memerangi peperangan sebagai harta rampasan atau keuntungan
perang.

5. Pencatatan perkawinan dalam surat yang resmi menjadi maslahat untuk sahnya gugatan dalam
perkawinan, nafkah, pembagian harta bersama, waris dan lainnya.
[3/3 08.38] Meika 1J PBI IAIN: Saya ingin menjawab pertanyaan dari nabila

Istihsan adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya karena adanya dalil
syara’ yang mengharuskannya.

*Contoh*: Dilarang mendekati zina seperti memandang wanita. Pada saat khithbah diperbolehkan
memandang wanita yang dikhithbah untuk mengekalkannya pada perjodohan.

[3/3 08.39] +62 812-2685-1887: ya. sy sependapat dg syauqi. tdk disalahkan krn tdk ada dampak
buruknya, malah lbh kedampak baiknya. misal salah satunya sarung menutup aurat

[3/3 08.39] Ratna 1J PBI IAIN: Saya Ratna Ta'ayun nim 206121342 akan menjawab pertanyaan dari
Satrio. Contoh ijtihad jama'i yaitu:

kesepakatan sahabat

Untuk mendukung dan mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah dan

kesepakatan mereka menerima anjuran Umar

supaya penulisa Al-Qur;an di dalam mushaf, padahal keputusan itu

belum pernah dilakukan di masa Rasul.

Contoh lain dari ijtihad jama'i

"Diriwayatkan oleh Maimun bin Mihran bahwasanya

Abu bakar dan Umar, apabila menghadapi suatu yang tidak

ada hukumnya dalam Al-Qur’an dan Sunnah, keduanya

mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat atau menanyakan

pendapat mereka. Apabila mereka menyepakati suatu

pendapat, mereka pun manggunakan pendapat itu uuntuk


menyelesaikan hal itu dengan pendapat tersebut"

Maaf jika jawaban yang saya berikan kurang memuaskan🙏🏻

[3/3 08.40] Fardan 1J PBI IAIN: Baik,saya akan menjawab pertanyaan dari Maura, mungkin yg dimaksud
adalah ihtihsan mohon maaf saya menjelaskan terburu2 jd terdengar jadi ihsan 🙏

Saya akan menjawab pengertian ihtihsan dan contohnya.

Menurut bahasa, istihsan berarti menganggap baik atau mencari yang baik. Menurut ulama ushul fiqh,
ialah meninggalkan hukum yang telah ditetapkan kepada hukum yang lainnya, pada suatu peristiwa atau
kejadian yang ditetapkan berdasar dalil syara'.

Jadi singkatnya, istihsan adalah tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya disebabkan
karena ada suatu dalil syara' yang mengharuskan untuk meninggalkannya.

Misal yang paling sering dikemukakan adalah peristiwa ditinggalkannya hukum potong tangan bagi
pencuri di zaman khalifah Umar bin Al-Khattab ra. Padahal seharusnya pencuri harus dipotong
tangannya. Itu adalah suatu hukum asal. Namun kemudian hukum ini ditinggalkan kepada hukum
lainnya, berupa tidak memotong tangan pencuri. Ini adalah hukum berikutnya, dengan suatu dalil
tertentu yang menguatkannya.

Mula-mula peristiwa atau kejadian itu telah ditetapkan hukumnya berdasar nash, yaitu pencuri harus
dipotong tangannya. Kemudian ditemukan nash yang lain yang mengharuskan untuk meninggalkan
hukum dari peristiwa atau kejadian yang telah ditetapkan itu, pindah kepada hukum lain. Dalam hal ini,
sekalipun dalil pertama dianggap kuat, tetapi kepentingan menghendaki perpindahan hukum itu.

Maaf jika jawaban dr saya kurang memuaskan🙏

[3/3 08.40] Adhela 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Risma
Mujtahid adalah orang yang melakukan ijtihad. Selain harus Islam, baligh, berakal dan adil, ada lagi
beberapa syarat terkait penguasaan ilmu yang harus dimiliki oleh seorang Mujtahid; paham ilmu terkait
al-Qur’an dan Hadis, menguasai Bahasa Arab dan Ushul Fikih sekaligus tahu ijma’-ijma’ ulama yang
telah ada sebelumnya.

[3/3 08.41] Meika 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari aisyah

Ushul artinya perkara pokok atau utama sedangkan furu' artinya perkara cabang atau rincian dari hal
ushul tadi. Dalam beragama, perkara ushul tidak boleh berbeda sedangkan perkara furu' rincian agama
boleh saja berbeda sesuai dengan argumen masing-masing yang dilandasi oleh dalil-dalil yang kuat.

[3/3 08.42] Fardan 1J PBI IAIN: Terimakasih atas tanggapannya Maura, mohon maaf atas kurangnya
presentasi saya. Semoga ke depan saya bisa mempresentasikan dengan lebih baik lagi🙏🏻

[3/3 08.43] Yumna 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dri Novika

Menurut pengetahuan Saya, kurun waktu si perempuan diperbolehkan menikah adalah tidak terbatas
sampai perempuan itu benar2 mengetahui atau mendapat kabar tentang suaminya. Apakah suaminya
meninggal atau sudah menceraikannya.

Jdi bisa dibayangkan betapa perempuan tersiksa karena merasa digantungkan, hiks🥲

[3/3 08.44] +62 812-2685-1887: maksud mengekalnya? agar tdk samar, takutnya ada yg salah
mengartikan kata mengekalnya dlm kalimat "mengekalkannya pada perjodohan". atau mgk maksudnya
adalah mngokohkan/menguatkan keyakinan khitbah, jadi setelah pernikahan tidak ada pnyesalan atau
merasa dirugikan krn waktu khitbah sdh melihat wajahnya. apakah begitu?

[3/3 08.45] Ratna 1J PBI IAIN: Maaf jika dalam presentasi kami ada beberapa kesalahan, terimaksih
mbak nur wulandari telah memberikan koreksi terhadap presentasi kami hari ini🙏🏻

[3/3 08.45] Syauqi 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari mbak wulan,

Memang benar macam2 ijtihad apabila dilihat dari garis besarnya ada 2, yaitu fardhi yang berarti
perorangan atau jami'i yang berarti bersama2 atau bisa dikatakan kesepakatan bersama, menurut
silabus fiqih pada bab ijtihad ditulis untuk menjelaskan macam2 ijtihad, jadi kami menjelaskan dari
macam2 ijtihad tersebut menurut bentuk nya, mungkin terdapat kesalahan dari penjelasan kami
mengenai macam2 ijtihad dikarenakan banyak bab yang memang harus dijelaskan dalam ijtihad,
terimakasih banyak🙏

Maaf kalau ada yang salah

[3/3 08.52] Yumna 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dri mba Aisyah kurnia
Masalah Ushul (pokok) adalah masalah yang menyangkut I’tikad (keyakinan) dalam urusan : akidah,
tauhid dan rukun iman yang enam

Masalah Furu’ (cabang) adalah semua hal diluar masalah ushul, seperti rincian praktek tata cara
ibadah, muamalah, urusan duniawi, dsb.

[3/3 08.55] Syauqi 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan mbak nabila,

menjual sesuatu yang telah jelas sifatnya namun belum ada zatnya saat akad,

dengan harga yang dibayar di muka. Model ini tentu saja berbeda dengan model jual

beli yang umum ditetapkan oleh Syariat, yaitu yang mempersyaratkan adanya barang

pada saat akad terjadi. Hanya saja, model jual beli ini dibolehkan melakukan hal ini

pada buah untuk masa satu atau dua tahun.

[3/3 09.02] Adhela 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Nanda

Sebab qiyas hanya bisa dilakukan apabila sifat-sifat yang sama pada dua waqi’ah atau lebih. Seperti
kekhususan-kekhususan Rasulullah tidak bisa diqiyaskan kepada orang lain. Misalnya kekhususan bagi
Nabi menikahi wanita lebih dari empat orang. Tidak berlawanan dengan nash, apabila berlawanan, maka
nash-lah yang harus didahulukan, karena kemashlahatan sudah seharusnya tidak bertentangan dengan
nash atau dalil qath’iy, karena itu tidaklah tepat member sanksi kepada raja yang membatalkan puasa
di bulan Ramadhan karena hubungan biologis dengan isterinya, dengan mewajibkan puasa dua bulan
berturut-turut karena dianggap mashlahat.

PRESENTASI KELOMPOK 3

[10/3 07.44] Wulan 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulandari 206121343 akan memberi tanggapan untuk mbak
kharisma.

Menurut saya presentasinya jelas dan mudah dipahami.


[10/3 07.44] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulan Meisha_206121359 ingin bertanya kepada
kelompok 3, bagaimana jika ada najis kecil yang masuk kedalam kolah( yang dibuat wudhu orang
banyak) apakah masih bisa digunakan untuk berwudhu sedangkan air didalam kolah masih banyak, coba
jelaskan? Terimakasih

[10/3 07.45] Mukti Rahayu 1J PBI IAIN: Saya Mukti Rahayu 206121366, menurut saya penyampaian mba
Hanif sudah jelas dan dapat dipahami dengan baik

[10/3 07.45] Maura 1J PBI IAIN: Saya ingin bertanya, contoh air yang suci tapi tidak dapat mensucikan itu
seperti apa?

[10/3 07.46] Nanda 1J PBI IAIN: Saya Nanda Fadillah Rahmawati 206121339, ingin bertanya kepada Ika
Novendri.

Apa saja Hadas besar dan Hadas kecil itu?

[10/3 07.47] Aziz Eka 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari maura.

Ada 2 jenis air yang suci namun tidak mensucikan, yaitu air musta’mal dan air mutaghayyar.

*Air Musta’mal* adalah air yang telah digunakan untuk bersuci baik untuk menghilangkan hadast
seperti wudlu dan mandi junub maupun untuk menghilangkan najis bila air tersebut tidak berubah dan
tidak bertambah volumenya setelah terpisah dari air yang terserap oleh barang yang dibasuh.Air
musta’mal ini tidak bisa digunakan untuk bersuci dari hadast dan najis apabila tidak mencapai takaran
dua qullah. Namun apabila takaran air tersebut mencapai dua qullah maka tidak disebut sebagai air
musta’mal dan dapat digunakan untuk bersuci.

*Air Mutaghayar* yaitu air yang mengalami perubahan salah satu sifatnya disebabkan tercampur
dengan barang suci yang lain dengan perubahan yang menghilangkan kemutlakan nama air tersebut.
Sebagai contoh air hujan yang masih asli ia disebut air mutlak dengan nama air hujan. Ketika air hujan
dicampur dengan susu sehingga terjadi perubahan pada sifat-sifatnya maka orang akan mengatakan air
itu sebagai air susu. Perubahan nama inilah yang menjadikan air hujan kehilangan kemutlakannya. Air
yang demikian itu tetap suci dzatnya namun tidak dapat digunakan untuk melakukan bersuci.

[10/3 07.50] Nuriva 1J PBI IAIN: Saya Nuriva Maulani 206121351 ingin bertanya kepada Elisa
Nurrahmawati, apa saja syarat-syarat diperbolehkannya melakukan tayamum?

[10/3 07.50] Vika 1J PBI IAIN: Saya Novika Ningrum nim 206121345, izin bertanya. Apa saja hal hal yang
bisa membatalkan tayamum? Terima kasih
[10/3 07.50] Risma 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan mbak meisha, menurut saya jika ada
najis walaupun jumlahnya sangat kecil itu akan membuat semua jadi terkena najis. Untuk itu kita harus
berhati- hati terhadap najis tersebut karena akan mempengaruhi sah atau tidaknya ibadah kita. Maka
untuk air dalam bak yang terkena najis tadi walaupun najisnya hanya sedikit maka akan membuat
seluruh bak dan airnya terkena najis. Untuk itu harus dibersihkan dahulu dengan cara dikuras sesuai
syariat islam agar terbebas dari najis🙏🏻

[10/3 07.52] Elisa 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari nuriva

Syarat-syarat diperbolehkannya melakukan tayamum bila:

•Tidak adanya air yang cukup untuk wudu atau mandi.

•Tidak mampu menggunakan air, seperti orang lemah, orang yang di penjara, atau takut binatang buas.

•Sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila menggunakan air.

•Jumlah air sedikit dan lebih dibutuhkan untuk menyambung hidup (minum).

•Tidak adanya alat untuk menimba/mendapatkan air, meski airnya ada dalam sumur misalnya.

Takut habisnya waktu salat sedangkan untuk mendapatkan air sangat jauh.

•Kondisi yang sangat dingin dengan persyaratan tertentu.

[10/3 07.54] Ika 1J PBI IAIN: saya akan menjawab pertanyaan dari mba nanda

Hadas secara bahasa berarti berlaku atau terjadi. Sedangkan menurut istilah syar'i hadas berati sesuatu
yang menyebabkan seseorang harus bersuci. Hadas terbagi menjadi dua, diantaranya

•Hadas Kecil

Hadas kecil merupakan hadas yang cara mensucikannya dengan cara berwudhu atau tayamum.

Hal-hal yang termasuk hadas kecil


1. Sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur, meskipun hanya angin.

2. Bersentuhan langsung antara kulit laki-laki dan perempuan yang sudah baligh dan bukan muhrimnya

3. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan

4. Tidur dalam keadaan tidak tetap

5. Hilangnya akal, seperti mabuk,gila,atau pingsan

•Hadas besar

Hadas besar merupakan hadas yang cara mensucikannya dengan cara mandi wajib atau janabah.

Hal-hal yang termasuk hadas besar

1. Bertemunya alat kelamin laki-laki dan wanita, baik keluar mani maupun tidak.

2. Keluarnya darah haid dan nifas

3. Keluar air mani, baik ada sebabnya maupun tidak seperti mimpi

4. Orang yang mati

[10/3 07.56] Aisyahkr 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Novika,
Syaikh Abu Syuja’ dalam Alghayah wa al-Taqrib menyebutkan tiga perkara yang dapat membatalkan
tayamum, sebagaimana berikut;

Pertama; setiap perkara yang membatalkan wudhu. Sehingga ketika telah ber-tayamum, baik untuk
hadas besar atau kecil, kemudian buang air besar misalnya, maka tayamum-nya batal.

Kedua; ada atau melihat air di luar waktu shalat. Sehingga apabila seseorang ber-tayamum karena tidak
ada air, kemudian dia melihat atau menduga ada air saat5 sebelum shalat, maka tayamum-nya otomatis
batal. Berbeda apabila ber-tayamum karena sakit atau sebab yang lain, maka melihat atau ada air tidak
membatalkan tayamum.

Ketiga; murtad atau keluar dari Islam. Apabila murtad, walau hanya sebentar, maka tayamum-nya batal.

[10/3 07.58] Aziz Eka 1J PBI IAIN: Saya punya pendapat lain mengenai hal ini.

Ini termasuk macam air yaitu air mutanajis.

Air mutanajis yakni air yang terkena najis yang takarannya kurang dari dua qullah

atau takarannya mencapai dua qullah atau lebih namun berubah salah satu sifatnya

(warna, bau, atau rasa) karena terkena najis. .Air yang takarannya sedikit jika terkena najis maka secara
otomatis air tersebut menjadi mutanajis meskipun tidak ada sifatnya yang berubah. Sedangkan air
banyak jika terkena najis tidak menjadi mutanajis bila ia tetap pada kemutlakannya, tidak ada sifat yang
berubah. Namun jika karena terkena najis ada satu atau lebih sifat air yang berubah maka air banyak
tersebut menjadi air

mutanajis. Air mutanajis ini tidak bisa digunakan untuk bersuci, karena dzat air itu sendiri tidak suci
sehingga tidak bisa dipakai untuk mensucikan.

Kulah menentukan status kesucian air. Kulah merupakan ukuran yang disebutkan oleh Rasululah SAW
dalam sabdanya perihal kesucian air sebagaimana dikutip dari Kitab Bulughul Maram karya Imam Ibnu
Hajar Al-Asqalani.

Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Umar RA, ia berakata, dari Rasulullah SAW, ia bersabda, ‘Jika
(banyak) air mencapai dua kulah, maka ia tidak membawa najis’–pada lain riwayat ‘tidak menjadi
najis’–.” (HR Abu Dawud, At-Turmudzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah. Hadits ini dinilai shahih oleh
Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).
[10/3 08.00] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Terimakasih atas jawabannya mbak Risma, tapi sepengatahuan
saya waktu ngaji itu didalam kitab jika ada air didalam bak yang terkena najis kecil seperti kotoran cicak
itu gak gapapa jika didalam bak air yang memiliki takaran yang sangat banyak boleh dibuat wudhu jika
air tersebut tidak berubah, dan tidak memiliki rasa gitu sihh 😁🙏

[10/3 08.07] Ilham 1J PBI IAIN: Saya Ilham Surya Aji_206121363 mau bertanya,.

Jenis debu seperti apakah yang bisa digunakan untuk bertayamum??

[10/3 08.09] Satrio 1J PBI IAIN: Saya Satrio (206121352)menjawab pertanyaan Ilham.

Debu yang bisa kita gunakan untuk bersuci tentunya haruslah debu yang suci terlebih dahulu. Yaitu debu
suci yang berada di permukaan tanah, pasir, dinding atau batu.

[10/3 08.10] Ika 1J PBI IAIN: saya akan menambahkan jawaban dari satrio

debu yang boleh digunakan untuk bertayammum adalah debu suci yang tidak basah dan tidak
bercampur dengan pasir atau lainnya, disebut dengan debu ‫غبار‬. Maka, debu yang terdapat di kaca atau
dinding boleh digunakan untuk bertayammum.

[10/3 08.26] +62 812-2685-1887: Sekarang sy yg bertanya y, tdk hanya kepada pemateri tp semua yg
mau menjawab dipersilahkan mnjawab. Apa hikmah dari thoharoh?

PRESENTASI KELOMPOK 4

[17/3 08.07] Nanda 1J PBI IAIN: Nanda Fadillah Rahmawati (206121339) izin bertanya.

Bagaimana cara kita sebagai pelajar dalam mengingatkan shalat kepada orang lain dan apa hukumnya
bagi orang yang lalai atau masih bolong² shalatnya?

Terima kasih.

[17/3 08.07] Ika 1J PBI IAIN: Saya Ika novendri NIM 206121358

Ingin bertanya kepada kelompok 4

Aoa saja hal hal yang membatalkan sholat ?

[17/3 08.07] Wulan 1J PBI IAIN: Assalamualaikum, saya Nur Wulandari 206121343 ingin bertanya kepada
kelompok 4 Apa saja syarat untuk melakukan sholat jama' taqdim dan jama' ta'khir?

[17/3 08.07] Elisa 1J PBI IAIN: Saya Elisa Nurrahmawati Nim 206121353, Ingin bertanya kepada
kelompok 4 jika kita ketiduran dan lupa tidak shalat apakah boleh shalatnya dijama'?

[17/3 08.09] Aisyahkr 1J PBI IAIN: Saya Aisyah Kurnia Rahutami_206121355 ingin bertanya, apakah niat
shalat harus dibaca, atau boleh hanya dengan membaca basmalah?
[17/3 08.10] Vika 1J PBI IAIN: Saya Novika Ningrum_206121345. Lalu apakah niat shalat boleh dibaca
dengan bahasa Indonesia?

[17/3 08.11] Ila 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Wulandari

Syarat sholat jama' adalah

-Tertib. Apabila musafir akan melakukan jamak salat dengan jamak taqdim, maka dia harus
mendahulukan salat yang punya waktu terlebih dahulu.

-Niat jamak pada waktu salat yang pertama.

-Muwalah (bersegera)

-Masih berstatus musafir sampai selesainya salat yang kedua.

[17/3 08.11] Queen 1J PBI IAIN: Saya Queenesia varda putri nim 206121370 ingin bertanya kepada
Nabila Apa yang harus dilakukan jika ada gerakan shalat yang tertinggal dan apa hukum nya?

[17/3 08.11] Yumna 1J PBI IAIN: Saya Yumna Zubaidah Ufairah 206121349 ingin bertanya kepada
kelompok 4 apa saja syarat sah sholat?

[17/3 08.11] Rusli 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari mbak Ika

Hal yang Membatalkan Rukun Shalat Fardhu

Jika salah satu syarat atau rukun shalat tidak dikerjakan atau sengaja tidak dikerjakan.

Menambah rukun berupa perbuatan.

Terkena najis yang tidak dimaafkan.

Aurat terbuka.

Membelakangi kiblat.

Berkata-kata dengan sengaja.

Mengubah niat sholat.

[17/3 08.11] Ila 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari queen, jika ada gerakan shalat yang
tertinggal, kita dapat melakukan sujud sahwi, seperti tulisan Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri dalam
Kitab Minhajul Muslim

"Juga bagi seseorang yang mengucapkan salam padahal sholatnya belum selesai, maka ia wajib
melanjutkan dan menyempurnakan sholatnya , setelah itu dia melakukan sujud setelah salam".

[17/3 08.12] Aziz Eka 1J PBI IAIN: Saya Aziz Eka Rahmawati_206121356. Ingin bertanya kepada Maura
Apakah ganjaran yang diperoleh sama antara mengerjakan waktu sholat diawal waktu dan diakhir atau
ditengah?

[17/3 08.15] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulan Meisha 206121359 ingin menjawab pertanyaan
dari mbak Elisa jika kita ketiduran pada saat mau melakukan sholat maka kita tidak boleh dijamak
melainkan kita harus meng khondo' nya pada waktu sholat semisal enggak sholat Dzuhur maka di
khondo' pada waktu zhuhur

[17/3 08.15] Ila 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Novika

niat salat tersebut tidak disaratkan niat harus menggunakn bahasa arab, sehingga niat salat dengan


menggunakan bahasa Indonesia diperbolehkan.

[17/3 08.16] Maura 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Mbak Nanda. Kita sebagai pelajar
patut untuk mengingatkan orang lain untuk sholat, ada beberapa cara yaitu tidak menasehati di depan
umum atau di depan banyak orang, menasehati dengan lemah lembut dan disaat waktu yang tepat.

Hukum mereka yang sholat nya masih bolong bolong atau lalai adalah Dalam Alquran, orang yang
dengan sengaja meninggalkan shalat, hukumnya dosa. Bahkan, ada ulama yang menghukuminya dengan
kafir. Mengapa demikian? Sebagaimana pernah disampaikan Rasulullah SAW, bahwa yang membedakan
orang Islam dengan kafir adalah shalatnya. Berdasarkan hal ini, maka para ulama menetapkan, bahwa
orang yang dengan sengaja meninggalkan shalat bisa dihukumi dengan kafir.

Dari Jabir bin Abdullah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: Yang membedakan Muslim dengan kafir
adalah meninggalkan shalat. (HR Ahmad, Muslim dan Ashabus Sunan, kecuali An-Nasai).

[17/3 08.17] Wulan 1J PBI IAIN: terima kasih mbak nabila atas penjelasannya

[17/3 08.18] +62 895-6222-82003: Saya ahmad syauqi nim 206121346, ingin memnita penjelasan,

Apakah syarat/ukuran kita bisa disebut musafir?

[17/3 08.18] Ila 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Aisyah

Sebagaimana Imam Ramli dalam Nihayatul Muhtaj juz 1 hal 437, menjelaskan bahwa pelafalan niat
shalat pada saat menjelang takbiratul ihram menurut kesepakatan para pengikut mazhab Imam Syafiiy
(Syafiiyah) dan pengikut mazhab Imam Ahmad bin Hambal (Hanabilah) adalah sunnah.

[17/3 08.19] Ilham 1J PBI IAIN: Saya ilham surya aji_206121363 akan menjawab pertanyaan dari mbak
Azizah, jawaban saya adalah :

Ada 5 keutamaan shalat diawal waktu yaitu :


1. Besarnya pahala tidak bisa dibandingkan dengan apa pun

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, "Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan dan
barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya
mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan salat pada awal
waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui
pahala salat isya dan subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.”
(HR. Bukhari).

2. Mendapat jaminan surga

Dari Abu Qatadah bin Rib’iy mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah saw bersabda, "Allah Ta’ala
berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu salat lima waktu, dan Aku berjanji bahwa barang
siapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke dalam surga, dan barang siapa
yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan." (HR. Abu Daud).

3. Menjadi hamba yang paling dicintai Allah

Dalam sebuah hadis dikatakan, "Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah salat pada waktunya,
berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad di jalan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Dosa-dosanya akan diampuni

"Sesungguhnya seorang hamba yang muslim, jika menunaikan salat dengan ikhlas karena Allah, maka
dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun ini dari pohonnya." (HR. Ahmad).

5. Mendapat sembilan kemuliaan

Dari Sahabat Usman bin Affan ia berkata, "Barang siapa selalu mengerjakan salat lima waktu tepat pada
waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dengan sembilan macam kemuliaan, yaitu dicintai
Allah, badannya selalu sehat, keberadaannya selalu dijaga malaikat, rumahnya diberkahi, wajahnya
menampakkan jati diri orang saleh, hatinya dilunakkan oleh Allah, dipermudah saat akan menyeberang
shirath (jembatan di atas neraka) seperti kilat, dia akan diselamatkan Allah dari api neraka, dan Allah
Akan menempatkannya di surga kelak bertetangga dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi
mereka dan tidak pula bersedih hati."

[17/3 08.19] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulan Meisha 206121359 ingin menjawab pertanyaan
dari mbak Yumna

Syarat wajib sholat

1. Sudah masuk waktu shalat

2. Suci dari Hadad besar dan kecil

3. Suci badan tempat pakaian dan menutup aurat

[17/3 08.19] Maura 1J PBI IAIN: Mendirikan sholat lima waktu merupakan sebuah kewajiban bagi umat
Muslim. Rasulullah kerap mencontohkan kepada umatnya untuk melaksanakan shalat di waktu-waktu
terbaik, salah satunya adalah shalat di awal waktu.

Dalam kitab Bulughul-Maram karya Ibnu Hajar al-Asqalani dijelaskan, Rasulullah SAW pernah
menganjurkan umatnya untuk melakukan sholat di awal waktu. Hal itu sebagaimana yang bersumber
dari hadits.

Hadis tersebut berbunyi: “Wa an Ibni Mas’ud qala: qala Rasulullah SAW: ‘Afdhalul-a’mali as-
shalatu fi awwali waqtiha,”. Yang artinya: “Dari Ibnu Mas’ud dia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
‘Amalan yang paling afdhal adalah mendirikan shalat (lima waktu) di awal waktu,”. Hadits ini
diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.

Namun demikian, bukan berarti orang yang mendirikan sholat selain di awal waktu menjadi orang yang
tercela. Islam merupakan agama yang mendidik umatnya dalam keragaman, selama keragaman itu
sama-sama mengandung niat kebaikan baik bagi diri sendiri maupun orang sekitar.

Hal itu sebagaimana yang diterangkan dalam kitab At-Taqrirat as-Sadidah fil-Masail al Mufidah karya
Syeikh Hasan bin Ahmad bin Muhammad al-Kaff. Beliau membagi enam waktu shalat yang meliputi
waktu utama, waktu pilihan, waktu mubah (boleh), waktu haram, waktu udzur, dan waktu darurat.

[17/3 08.20] Ila 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Syauqi
Dalam hukum Islam, musafir adalah orang yang meninggalkan tempat tinggalnya dalam jarak tertentu
dan berniat tinggal di tempat yang dituju dalam waktu tertentu. Menurut mazhab Syafi’i dan Maliki
jarak yang ditempuh sekurang-kurangnya 77 kilometer, sedang menurut Abu Hanifah 115 kilometer.
Batasan waktunya, menurut Imam Ahmad, Imam Syafi’i, dan Imam Malik adalah empat hari,
sedangkan menurut Abu Hanifah 15 hari.

[17/3 08.22] +62 895-6222-82003: Saya ingin bertanya lagi, lalu bagaimana jika kita sudah dalam
keadaan musafir tetapi tidak dapat melaksanakan sholat? Contohnya seperti saat ketika melakukan
perjalanan dengan memkakai bis antar provinsi

[17/3 08.22] Maura 1J PBI IAIN: Allah SWT menyukai orang orang yang tepat waktu, saya pun kurang
paham mengenai ganjaran orang yang mengerjakan sholat tapi tidak tepat pada waktunya. Itu
tambahan dari saya

[17/3 08.23] Violita PY_206121364: Dan saya akan menambahkan menghadap kiblat

[17/3 08.24] Ila 1J PBI IAIN: Dapat melakukan sholat di dalam bus jika keadaan mendesak, atau juga
dapat melakukan sholat jama'

PRESENTASI KELOMPOK 5

[24/3 07.54] Wulan 1J PBI IAIN: Assalamualaikum, saya Nur Wulandari 206121343 ingin bertanya kepada
kelompok 5, Apabila kita berwudhu di masjid kemudian ingin melaksanakan shalat, shalat sunnah mana
yang di dahulukan shalat attahiyatul masjid atau shalat wudhu?

[24/3 07.54] Elisa 1J PBI IAIN: Saya Elisa Nurrahmawati Nim 206121353, saya ingin bertanya kepada
kelompok 5 adakah tuntunan untuk berpindah tempat ketika mengerjakan shalat sunnah setelah shalat
fardhu?

[24/3 07.54] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulan Meisha_206121359 ingin bertanya kepada
kelompok 5 apakah ada salat sunnah yang dapat dilaksanakan secara berjama’ah,jika ada berikan
contoh sholat Sunnah berjamaah? Terimakasih

[24/3 07.55] Ila 1J PBI IAIN: Permisi saya Nabilay Novia S Nim 206121361 izin bertanya

Apakah di perbolehkan shalat witir sembilan rakaat dengan dua tasyahud dan satu salam?

Terimakasih

[24/3 07.56] Aziz Eka 1J PBI IAIN: Saya Aziz Eka Rahmawati_206121356 ingin bertanya. Kapan batas
waktu untuk menunaikan shalat fajar?

[24/3 07.56] Julia 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Nur Wulan Meisha. Ada shalat
sunnah yang dilakukan secara berjama'ah yakni shalat tarawih.
[24/3 07.58] Vika 1J PBI IAIN: Saya Novika Ningrum_20621345 izin bertanya. Bolehkah melakukan shalat
tahajjud tanpa tidur terlebih dahulu?

[24/3 07.58] Nanda 1J PBI IAIN: Saya Nanda Fadillah Rahmawati_206121339, izin bertanya.. Apa itu
shalat taubat dan bagaimana Tata caranya?

[24/3 07.59] Queen 1J PBI IAIN: Saya queenesia varda putri akan menjawab pertanyaan nabila novia

Di perbolehkan

Dari Aisyah radhiallahu anha dan ketika ditanya tentang witirnya Rasulullah, maka beliau menjawab:

"Sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam biasanya shalat sembilan rakaat tidak duduk kecuali pada
rakaat kedelapan, kemudian zikir kepada Allah dan menyanjungnya dan berdoa kepada-Nya. Kemudian
berdiri dan tidak salam. Kemudian berdiri shalat rakaat kesembilan. Kemudian duduk, zikir kepada Allah,
menyanjung dan berdoa kepada-Nya. Kemudian salam sampai kami mendengarnya.” (HR. Muslim,
746)

[24/3 07.59] Queen 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan aziz eka Batas akhirnya tentunya saat
sdh Iqamah shalat subuh, maka tidak boleh lagi shalat Sunnahnya.

[24/3 07.59] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Cuma sholat tarawih kahh gak ada sholat Sunnah lain?

[24/3 08.01] Salsa 1J PBI IAIN: saya salsabila alfina rahmawati nim 206121367 akan menambahkan, ada
yaitu sholat tasbih dan sholat witir

[24/3 08.01] Julia 1J PBI IAIN: Ada juga Salat Idul Adha. Salat Kusuf (gerhana matahari) Salat Khusuf
(gerhana bulan)

[24/3 08.01] Meika 1J PBI IAIN: Saya Meika Nur Qur'an_206121347 ingin bertanya kepada kelompok 5

Kenapa banyak orang yang kurang mengerjakan shalat sunnah? dan bagaimana cara untuk mengajak
orang lain untuk melaksanakan sholat sunnah ?

[24/3 08.02] Queen 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan novika Ningrum shalat malam akan
lebih utama jika dilaksanakan setelah tidur terlebih dahulu dan itulah yang dimaksud dengan shalat
tahajud. Dengan demikian, shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan setelah tidur atau yang dilakukan
di sepertiga malam setelah terjaga dari tidur.

[24/3 08.02] Mukti Rahayu 1J PBI IAIN: Saya Mukti Rahayu akan menjawab pertanyaan elisa

‫قال أصحابنا فإن لم يرجع إلى بيته وأراد التنفل في المسجد يستحب أن ينتقل عن موضعه قليالً لتكثير مواضع سجوده‬
“Ulama madzhab kami mengatakan, apabila seseorang tidak langsung pulang ke rumahnya (setelah
shalat wajib) dan ingin shalat sunah di masjid, dianjurkan untuk bergeser sedikit dari tempat shalatnya,
agar memperbanyak tempat sujudnya.” [Al-Majmu’, 3:491]

[24/3 08.03] Noval 1J PBI IAIN: Saya Noval Ghozali_206121360 ingin bertanya kepada kelompok 5.
Adakah dalil Al Qur'an atau hadits yang menerangkan keutamaan keutamaan sholat Sunnah tersebut?

[24/3 08.05] Alisa 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari nanda fadilah

Salat taubat adalah salat sunnah yang dilakukan dalam rangka memohon pengampunan dari Allah SWT,
atas segala dosa maupun kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat. Maka dari itu tata cara salat
taubat dan waktunya penting diketahui.

Tata cara sholat taubat

Membaca niat

Takbirotul Ihram

Membaca doa Istiftah/iftitah (sunnah)

Membaca surat Al Fatihah

Membaca surat dari Alquran

Ruku' (membaca tasbih ruku' tiga kali)

I'tidal (membaca doa i'tidal)

Sujud (membaca tasbih sujud tiga kali)

Duduk di antara dua sujud

Sujud kedua (membaca tasbih sujud tiga kali)

Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai 10.

Tasyahud akhir (membaca bacaan tasyahud akhir)

Salam

Berdoa mohon ampunan

[24/3 08.06] Julia 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Noval.

}‫صلَّى فِى ْاليَوْ ِم َواللَّ ْيلَ ِة ْاثنَت َْي َعش ََرةَ َر ْك َعةً تَطَوُّ عًا بَنَى هللاُ لَهُ بَ ْيتًا فِى ْال َجنَّ ِة‬
َ ‫ { َم ْن‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ال النَّبِ ُّي‬
َ َ‫ق‬.
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang shalat sunnah dalam sehari semalam dua belas rakaat, maka Allah
telah membangunkan untuknya rumah di surga.”

Maaf jika masih salah🙏🏻

[24/3 08.08] Aisyahkr 1J PBI IAIN: Saya Aisyah Kurnia Rahutami_206121355, Karena shalat malam dan
shalat tahajud berbeda, lalu apa saja shalat sunnah yang termasuk shalat malam?

[24/3 08.08] Salsa 1J PBI IAIN: saya salsabila alfina rahmawati_206121367 akan menjawab pertanyaan
dari elisa. Adapun bergeser sedikit dari tempat shalat shalat kita, baik itu maju sedikit atau mundur
sedikit karena maksud dari sunnah ini adalah agar kita membedakan (memisahkan) antara shalat wajib
dan shalat sunnah yaitu dipisah dengan gerakan walaupun sedikit. seperti salah satu ulama
menjelaskan :

“Ulama madzhab kami mengatakan, apabila seseorang tidak langsung pulang ke rumahnya (setelah
shalat wajib) dan ingin shalat sunah di masjid, dianjurkan untuk bergeser sedikit dari tempat shalatnya,
agar memperbanyak tempat sujudnya" (An-Nawawi)

[24/3 08.11] Queen 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan mba kurnia Salat sunah di malam hari
ini dapat mencakup salat tarawih, salat witir, salat hajat, salat tahajud, salat sunah mutlak (salat sunah
yang tidak punya sebab dan tidak terikat dengan waktu) yang dilakukan di malam hari, atau juga salat
sunah rawatib, baik itu qabliyah atau bakdiyah, yang tidak dilakukan pada waktunya, dan kemudian
diqada pada malam hari.

[24/3 08.13] Julia 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Nur Wulandari.

Cukup kita melakukan shalat dua rakaat dan diniatkan untuk shalat sunnah ba’dal wudhu dan
sekaligus shalat tahiyatul masjid. Karena keduanya merupakan shalat yang memungkinkan untuk
digabung sebabnya adalah shalat tersebut tidak dimaksudkan secara zat nya.

Dan inilah yang disebut dengan Tasyrik atau memperserikatkan dua amalan yang terjadi dalam satu
waktu dengan syarat amalan tersebut tidak dimaksudnya secara zatnya.

[24/3 08.17] Alisa 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari meika

Karena kurangnya kesadaran seseorang Akan keutamaan dan hikmah sholat sunnah, cara mengajak
seseorang untuk melakukan sholat sunnah yaitu dengan cara mengingatkan seberapa banyak dosa Yang
kita perbuat,Karena dengan melaksanakan sholat sunnah sedikit mengurangi dosa kita

PRESENTASI KELOMPOK 6
[24/3 07.54] Wulan 1J PBI IAIN: Assalamualaikum, saya Nur Wulandari 206121343 ingin bertanya kepada
kelompok 5, Apabila kita berwudhu di masjid kemudian ingin melaksanakan shalat, shalat sunnah mana
yang di dahulukan shalat attahiyatul masjid atau shalat wudhu?

[24/3 07.54] Elisa 1J PBI IAIN: Saya Elisa Nurrahmawati Nim 206121353, saya ingin bertanya kepada
kelompok 5 adakah tuntunan untuk berpindah tempat ketika mengerjakan shalat sunnah setelah shalat
fardhu?

[24/3 07.54] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulan Meisha_206121359 ingin bertanya kepada
kelompok 5 apakah ada salat sunnah yang dapat dilaksanakan secara berjama’ah,jika ada berikan
contoh sholat Sunnah berjamaah? Terimakasih

[24/3 07.55] Ila 1J PBI IAIN: Permisi saya Nabilay Novia S Nim 206121361 izin bertanya

Apakah di perbolehkan shalat witir sembilan rakaat dengan dua tasyahud dan satu salam?

Terimakasih

[24/3 07.56] Aziz Eka 1J PBI IAIN: Saya Aziz Eka Rahmawati_206121356 ingin bertanya. Kapan batas
waktu untuk menunaikan shalat fajar?

[24/3 07.56] Julia 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Nur Wulan Meisha. Ada shalat
sunnah yang dilakukan secara berjama'ah yakni shalat tarawih.

[24/3 07.58] Vika 1J PBI IAIN: Saya Novika Ningrum_20621345 izin bertanya. Bolehkah melakukan shalat
tahajjud tanpa tidur terlebih dahulu?

[24/3 07.58] Nanda 1J PBI IAIN: Saya Nanda Fadillah Rahmawati_206121339, izin bertanya.. Apa itu
shalat taubat dan bagaimana Tata caranya?

[24/3 07.59] Queen 1J PBI IAIN: Saya queenesia varda putri akan menjawab pertanyaan nabila novia

Di perbolehkan

Dari Aisyah radhiallahu anha dan ketika ditanya tentang witirnya Rasulullah, maka beliau menjawab:

"Sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam biasanya shalat sembilan rakaat tidak duduk kecuali pada
rakaat kedelapan, kemudian zikir kepada Allah dan menyanjungnya dan berdoa kepada-Nya. Kemudian
berdiri dan tidak salam. Kemudian berdiri shalat rakaat kesembilan. Kemudian duduk, zikir kepada Allah,
menyanjung dan berdoa kepada-Nya. Kemudian salam sampai kami mendengarnya.” (HR. Muslim,
746)

[24/3 07.59] Queen 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan aziz eka Batas akhirnya tentunya saat
sdh Iqamah shalat subuh, maka tidak boleh lagi shalat Sunnahnya.

[24/3 07.59] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Cuma sholat tarawih kahh gak ada sholat Sunnah lain?
[24/3 08.01] Salsa 1J PBI IAIN: saya salsabila alfina rahmawati nim 206121367 akan menambahkan, ada
yaitu sholat tasbih dan sholat witir

[24/3 08.01] Julia 1J PBI IAIN: Ada juga Salat Idul Adha. Salat Kusuf (gerhana matahari) Salat Khusuf
(gerhana bulan)

[24/3 08.01] Meika 1J PBI IAIN: Saya Meika Nur Qur'an_206121347 ingin bertanya kepada kelompok 5

Kenapa banyak orang yang kurang mengerjakan shalat sunnah? dan bagaimana cara untuk mengajak
orang lain untuk melaksanakan sholat sunnah ?

[24/3 08.02] Queen 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan novika Ningrum shalat malam akan
lebih utama jika dilaksanakan setelah tidur terlebih dahulu dan itulah yang dimaksud dengan shalat
tahajud. Dengan demikian, shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan setelah tidur atau yang dilakukan
di sepertiga malam setelah terjaga dari tidur.

[24/3 08.02] Mukti Rahayu 1J PBI IAIN: Saya Mukti Rahayu akan menjawab pertanyaan elisa

‫قال أصحابنا فإن لم يرجع إلى بيته وأراد التنفل في المسجد يستحب أن ينتقل عن موضعه قليالً لتكثير مواضع سجوده‬

“Ulama madzhab kami mengatakan, apabila seseorang tidak langsung pulang ke rumahnya (setelah
shalat wajib) dan ingin shalat sunah di masjid, dianjurkan untuk bergeser sedikit dari tempat shalatnya,
agar memperbanyak tempat sujudnya.” [Al-Majmu’, 3:491]

[24/3 08.03] Noval 1J PBI IAIN: Saya Noval Ghozali_206121360 ingin bertanya kepada kelompok 5.
Adakah dalil Al Qur'an atau hadits yang menerangkan keutamaan keutamaan sholat Sunnah tersebut?

[24/3 08.05] Alisa 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari nanda fadilah

Salat taubat adalah salat sunnah yang dilakukan dalam rangka memohon pengampunan dari Allah SWT,
atas segala dosa maupun kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat. Maka dari itu tata cara salat
taubat dan waktunya penting diketahui.

Tata cara sholat taubat

Membaca niat

Takbirotul Ihram

Membaca doa Istiftah/iftitah (sunnah)

Membaca surat Al Fatihah

Membaca surat dari Alquran


Ruku' (membaca tasbih ruku' tiga kali)

I'tidal (membaca doa i'tidal)

Sujud (membaca tasbih sujud tiga kali)

Duduk di antara dua sujud

Sujud kedua (membaca tasbih sujud tiga kali)

Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai 10.

Tasyahud akhir (membaca bacaan tasyahud akhir)

Salam

Berdoa mohon ampunan

[24/3 08.06] Julia 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Noval.

}‫صلَّى فِى ْاليَوْ ِم َواللَّ ْيلَ ِة ْاثنَت َْي َعش ََرةَ َر ْك َعةً تَطَوُّ عًا بَنَى هللاُ لَهُ بَ ْيتًا فِى ْال َجنَّ ِة‬
َ ‫ { َم ْن‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ال النَّبِ ُّي‬
َ َ‫ق‬.

Nabi saw. bersabda, “Siapa yang shalat sunnah dalam sehari semalam dua belas rakaat, maka Allah
telah membangunkan untuknya rumah di surga.”

Maaf jika masih salah🙏🏻

[24/3 08.08] Aisyahkr 1J PBI IAIN: Saya Aisyah Kurnia Rahutami_206121355, Karena shalat malam dan
shalat tahajud berbeda, lalu apa saja shalat sunnah yang termasuk shalat malam?

[24/3 08.08] Salsa 1J PBI IAIN: saya salsabila alfina rahmawati_206121367 akan menjawab pertanyaan
dari elisa. Adapun bergeser sedikit dari tempat shalat shalat kita, baik itu maju sedikit atau mundur
sedikit karena maksud dari sunnah ini adalah agar kita membedakan (memisahkan) antara shalat wajib
dan shalat sunnah yaitu dipisah dengan gerakan walaupun sedikit. seperti salah satu ulama
menjelaskan :

“Ulama madzhab kami mengatakan, apabila seseorang tidak langsung pulang ke rumahnya (setelah
shalat wajib) dan ingin shalat sunah di masjid, dianjurkan untuk bergeser sedikit dari tempat shalatnya,
agar memperbanyak tempat sujudnya" (An-Nawawi)

[24/3 08.11] Queen 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan mba kurnia Salat sunah di malam hari
ini dapat mencakup salat tarawih, salat witir, salat hajat, salat tahajud, salat sunah mutlak (salat sunah
yang tidak punya sebab dan tidak terikat dengan waktu) yang dilakukan di malam hari, atau juga salat
sunah rawatib, baik itu qabliyah atau bakdiyah, yang tidak dilakukan pada waktunya, dan kemudian
diqada pada malam hari.

[24/3 08.13] Julia 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Nur Wulandari.

Cukup kita melakukan shalat dua rakaat dan diniatkan untuk shalat sunnah ba’dal wudhu dan
sekaligus shalat tahiyatul masjid. Karena keduanya merupakan shalat yang memungkinkan untuk
digabung sebabnya adalah shalat tersebut tidak dimaksudkan secara zat nya.

Dan inilah yang disebut dengan Tasyrik atau memperserikatkan dua amalan yang terjadi dalam satu
waktu dengan syarat amalan tersebut tidak dimaksudnya secara zatnya.

[24/3 08.17] Alisa 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari meika

Karena kurangnya kesadaran seseorang Akan keutamaan dan hikmah sholat sunnah, cara mengajak
seseorang untuk melakukan sholat sunnah yaitu dengan cara mengingatkan seberapa banyak dosa Yang
kita perbuat,Karena dengan melaksanakan sholat sunnah sedikit mengurangi dosa kita

PRESENTASI KELOMPOK 7

[31/3 07.47] Nanda 1J PBI IAIN: Saya Nanda Fadillah Rahmawati_206121339 izin bertanya.

Apa manfat mempelajari tentang puasa?

[31/3 07.47] Wulan 1J PBI IAIN: Assalamualaikum, saya Nur Wulandari 206121343 ingin bertanya kepada
Annisa fadzila, tentang orang yang lanjut usia dan sakit yang tidak bisa berpuasa dan harus membayar
fidyah, gimana cara membayar fidyah nya ?

[31/3 07.47] Ika 1J PBI IAIN: Saya ika novendri rahmadani_206121358

bolehkah kita berniat puasa sekaligus untuk diet?

[31/3 07.47] Ila 1J PBI IAIN: Permisi, saya Nabilah Novia S Nim 206121361, izin bertanya, bagaimana cara
mengqadha' puasa bagi ibu hamil dan menyusui?

[31/3 07.47] Elisa 1J PBI IAIN: saya Elisa Nurrahmawati, ingin bertanya kepada kelompok 6 apa
hukumnya jika kita melakukan puasa Sunnah tapi dengan niat dobel untuk membayar hutang puasa
wajib?

[31/3 07.52] Salisa 1J PBI IAIN: saya salisa mufinn sajida 206121373 menjawab pertanyaan dari Elisa.
Setahu saya tidak bisa, satu niat untuk satu puasa. Mohon dikoreksi jika jawaban saya tidak tepat

[31/3 07.55] Salisa 1J PBI IAIN: saya menjawab pertanyaan dari nabilah, untuk ibu hamil dan menyusui
mengganti puasanya dengan membayar fidyah tidak dengan mengqadha' puasa

[31/3 07.57] Icaa 1J PBI IAIN: saya akan menjawab pertanyaan dari wulan
Besaran jumlah fidyah yang wajib diberikan kepada fakir miskin, yakni sebesar 1 mud bahan pokok atau
bahan makanan. Saat ini, 1 mud sama dengan 0,6 kg atau 3/4 liter beras untuk satu hari puasa.

Jumlah fidyah yang dibayarkan adalah dihitung dengan cara berapa kali (berapa hari) ia tidak
melaksanakan ibadah tersebut. Satu kali sama dengan 1 mud, dua kali sama dengan 2 mud, begitu
seterusnya. Namun dewasa ini, membayar fidyah dalam wujud uang diperbolehkan. Pembayaran fidyah
dapat dilakukan dalam bentuk memberi jamuan makan (makanan siap santap), memberi bahan pangan
sebesar 6 ons beras, atau dalam bentuk uang senilai bahan pangan tersebut.

[31/3 08.00] Salisa 1J PBI IAIN: saya menjawab pertanyaan dari saudari Nanda, manfaatnya tentu kita
dapat mengetahui tentang puasa lebih mendetail dan menghilang kan keraguan yang mungkin ada
sebelum mempelajari lebih dalam 🙏🏻

[31/3 08.01] Icaa 1J PBI IAIN: ada banyak manfaat dalam mempelajari puasa diantaranya membentuk
pribadi Muslim yang bertakwa kepada Allah. Yakni, mengerjakan semua perintah Allah, dan menjauhi
semua yang dilarang Allah. Meningkatkan kualitas iman. Menjaga diri dari hawa nafsu,Menjauhkan diri
dari berbagai macam penyakit

[31/3 08.04] Icaa 1J PBI IAIN: Hukum Puasa dengan Niat Diet Menurut Ketentuan Islam

hukum puasa dengan niat diet

Puasa dengan niat diet termasuk ibadah yang dianggap mencampuradukkan tujuan dunia dan akhirat.

Menurut Imam Assuyuthi dalam kitab Alasybah wan Nadzair, beliau mengatakan ada 2 pendapat ulama
terkait puasa sunnah dengan tujuan dunia, salah satunya adalah diet.

Sebagian ulama mengatakan puasa dengan niat diet tidaklah sah. Sementara, pendapat lain mengatakan
puasa tersebut tetap sah. Dalam hal ini, pendapat paling shahih adalah yang kedua.

Akan tetapi, sekalipun puasa tersebut dikatakan sah, namun jika niat puasa seseorang lebih dominan
pada tujuan diet, maka puasanya tidak berpahala.

[31/3 08.06] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Menurut saya hukum mengganti puasa wajib dirangkap dengan
puasa Sunnah boleh hukumnya

[31/3 08.25] Finan 1J PBI IAIN: Kalo dari saya itu ada beberapa pendapat dari seorang ustad yang pernah
mengatakan bahwa kalo untuk puasa dengan cara niat dobel dengan menghutang puasa itu hukumnya
Mubah (boleh) tetapi ada ulama mengatakan bahwa ada kejadian yang seperti itu ada juga yang engga
boleh 🙏

Misalnya kita mau mengqadha puasa ramadhan dengan puasa syawal

Tidak sedikit yang sulit menentukan mana yang harus lebih utama dilaksanakan, puasa Syawal atau
qadha puasa Ramadhan? Mengenai perkara tersebut, beberapa ulama memang mempunyai perbedaan
pendapat.

Ada yang membolehkan puasa Syawal meski mempunyai utang puasa Ramadhan. Namun ada pula yang
berpendapat tidak boleh puasa Syawal jika masih memiliki qadha puasa.

Dalam mazhab Al-Hanafiyah, orang yang mempunyai utang puasa Ramadhan dibolehkan untuk
mengerjakan puasa Syawal. Pendapat tersebut merujuk pada kewajiban puasa qadha yang bersifat
tarakhi, yakni boleh ditunda atau diakhirkan hingga menjelang masuknya bulan Ramadhan berikutnya.
Pendapat ini bersifat mutlak tanpa karahah atau tanpa ada hal yang kurang disukai.

Begitu pula dengan mazhab Al-Malikiyah dan Asy-Syafi'yah yang membolehkan puasa Syawal meski
mempunyai hutang puasa Ramadhan. Namun, mereka memandang perkara tersebut diiringi dengan
karahah atau kurang afdal. Mazhab ini lebih menekankan pada membayar utang puasa Ramadhan
adalah wajib sifatnya tapi tidak melarang orang yang ingin mendahulukan puasa Syawal.

Berbeda dengan mazhab Al-Hanabilah yang mengharamkan puasa Syawal sebelum melaksanakan qadha
puasa Ramadhan. Pendapat tersebut didasari pada hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, "Siapa
yang berpuasa sunnah padahal dia memiliki hutang qadha puasa Ramadhan yang belum dikerjakan,
maka puasa sunnahnya itu tidak sah sampai dia bayarkan dulu puasa qadhanya." (HR Ahmad).

Mungkin itu yang saya sampaikan dan mohon maaf bila salah kata🙏

[7/4 08.09] Icaa 1J PBI IAIN: saya Annisa Fadzila Mustakim nim 206121374 ingin bertanya kepada Nur
Wulandari,

Apakah diperbolehkan berbicara dengan orang lain di sela-sela I’tikaf?

[7/4 08.09] Wulan Meisha 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulan Meisha 206121359 ingin bertanya kepada yang
presentasi beri'tikaf pada sepuluh malam akhir, kemudian haid apa hukumnya? Terimakasih
[7/4 08.09] +62 895-6222-82003: Saya Ahmad Syauqi nim 206121346 ingin bertanya kepada mbak
yulinda, tetapi yang lain boleh menjawab.

Mbak yulinda tadi berkata bahwa di bulan ramadhan pintu neraka ditutup, dan setan diikat. Tapi kenapa
masih banyak manusia di dunia yg melakukan dosa?

[7/4 08.11] Satrio 1J PBI IAIN: Saya Satrio - 206121352 ijin bertanya.

Bagaimana niat dan cara mengganti puasa ramadhan?

[7/4 08.14] +62 812-2685-1887: Sekalian sy ingatkan ya, satrio belum mengumpulkan tugas harian y?

[7/4 08.14] +62 812-2685-1887: Ahmad syauqi juga belum ya?

[7/4 08.16] Nanda 1J PBI IAIN: Berikut dalil Qur’an yang menguatkan agar mengganti atau
mengqodho’ puasa ramadhan:

‫َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا أَوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن أَي ٍَّام أُخَ َر‬

Artinya: Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185

Dalil Qur’an tersebut bermakna wajib bagi seorang muslim, yang berhalangan puasa sebab tertentu,
dengan syarat sebab itu tidak melanggar aturan Allah, untuk mengqodho’ atau mengganti puasanya.
Sehingga perlu diketahui juga niat mengqodho’ atau mengganti puasa ramadhan beserta tata cara
menggantinya, sebagai berikut.

Niat qodho’ puasa ramadhan

‫ض َشه ِْر َر َمضَانَ هلِل ِ تَ َعالَى‬


ِ ْ‫ضا ِء فَر‬
َ َ‫صوْ َم َغ ٍد ع َْن ق‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah Ta'ala."
Berpuasa di bulan ramadhan diwajibkan bagi seluruh umat Islam bagi yang sudah baligh, sehat jasmani
maupun rohani. Akan tetapi tidak semuanya mampu menunaikan ibadah puasa ramadhan dikarenakan
sebab tertentu.

Adapun bagi mereka yang berhalangan tidak mampu puasa pada bulan suci ramadhan disebabkan
melliputi; haid, nifas, sakit, musafir (dalam perjalanan jauh) dan sebaginya. Mereka yang berhalangan
tidak berpuasa diperbolehkan mengganti puasanya di luar bulan suci ramadhan kecuali pada hari tasyrik
( 11, 12 dan 13 bulan Zulhijah kalender hijriah).

Mengetahui Niat Mengganti Puasa Ramadhan

Berikut dalil Qur’an yang menguatkan agar mengganti atau mengqodho’ puasa ramadhan:

‫َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا أَوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن أَي ٍَّام أُخَ َر‬

Artinya: Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185

Dalil Qur’an tersebut bermakna wajib bagi seorang muslim, yang berhalangan puasa sebab tertentu,
dengan syarat sebab itu tidak melanggar aturan Allah, untuk mengqodho’ atau mengganti puasanya.
Sehingga perlu diketahui juga niat mengqodho’ atau mengganti puasa ramadhan beserta tata cara
menggantinya, sebagai berikut.

Niat qodho’ puasa ramadhan

‫ض َشه ِْر َر َمضَانَ هلِل ِ تَ َعالَى‬


ِ ْ‫ضا ِء فَر‬
َ َ‫صوْ َم َغ ٍد ع َْن ق‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah Ta'ala."

Tata cara mengqodho’ puasa ramadhan

1.Pada malam berniat dalam hati dan lisan dengan membaca niat seperti bacaan di atas.

2. Berpuasa sama seperti saat bulan suci ramadhan. Dimulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

3. Menahan segala hawa nafsu sama seperti menahan nafsu saat berpuasa di bulan ramadhan.

4. Menjauhi hal-hal yang bisa membatalkan puasa dan meghindari hal makruh.

5. Memperbanyak melakukan amalan ibadah seperti saat sedang berada di bulan suci ramadhan yaitu
membaca quran, berdzikir dan bersholawat.

6. Saat berbuka tiba tidak lupa membaca doa berbuka puasa.

[7/4 08.16] Wulan 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulandari(206121343) ingin menjawab pertanyaan dari Annisa
fadzila , Tidak mengapa apabila sedikit berbicara dengan sebagian orang.Tetapi, pembicaraannya
dengan suara lirih agar tidak mengganggu seorangpun yang berzikir kepada Allah atau membaca Al-
Qur’an atau shalat dalam masjid. Dan pembicaraan yang dibicarakan tidak mengganggu dari tujuan
dari I’tikaf.

Itu yang saya tahu mohon maaf bila ada kesalahan :)

[7/4 08.16] Aisyah Eka 1J PBI IAIN: Saya akan menjawab pertanyaan dari Nur Wulan Meisha

Kalau seorang wanita beri’tikaf dalam masjid kemudian datang haid, maka dia harus keluar dari
masjid. Menurut kesepakatan para ahli ilmu, I’tikaf yang lalu tidak batal karena haid. Menurut jumhur
ahli ilmu, kemudian pulang ke rumahnya. Kalau sudah suci, ketika I’tikafnya itu wajib karena nazar
maka dia harus kembali ke masjid untuk menyempurnakan I’tikafnya dimulai dari apa yang telah dia
I’tikafkan dan mengqodo yang terlewatkan. Serta tidak ada kaffarah atasnya.
Sementara kalau I’tikafnya itu sunah, maka tidak diwajibkan kembali ke masjid. Dan tidak ada qodo
dari I’tikafnya ini setelah itu. Imam Malik rahimahullah mengatakan terkait wanita. Kalau dia
beri’tikaf kemudian haid dalam I’tikafnya, “Dia pulang ke rumahnya, kalau suci kembali ke masjid.
Kapan saja dia bersih. Kemudian memulai dari apa yang telah dii’tikafkan.”

[7/4 08.17] Yulinda 1J PBI IAIN: Saya Yulinda Harend Rizki Amalia_206121341 ingin menjawab
pertanyaan dari Syauqi

maksud dari "Pintu Neraka Ditutup" adalah betapa tingginya kesadaran mereka untuk menjauhi maksiat
pada bulan Ramadan sehingga neraka tertutup untuk mereka. Bukan pintu fisik neraka yang ditutup,
karena sampai sekarang neraka juga belum ada, kelak pasti ada. Neraka baru berfungsi ketika semua
manusia sudah mati, kiamat sudah terjadi, amal sudah dihitung dan ditimbang.

Dan, soal "Setan Dibelenggu" Rasulullah SAW menyatakan setan-setan dibelenggu pada bulan Ramadan
hanyalah untuk menggambarkan betapa tidak berkutiknya setan untuk menggoda umat beriman yang
sedang berpuasa.

Lalu mengapa di bulan Ramadan tetap saja terjadi kemaksiatan, padahal setan-setan sudah dibelenggu?
Itu disebabkan hawa nafsu manusia yang berperan, mereka tidak bisa lagi mengkambinghitamkan setan-
setan dari golongan jin sebagi penyebabnya.

Mereka tidak lulus ujian iman dan lolos dari belenggu dosa yang mestinya mereka dapatkan pada bulan
Ramadan. Meski demikian, saat Ramadan frekuensi kemaksiatan turun drastis, sensitivitas terhadap
dosa meningkat tajam, dan semangat untuk berbuat kebajikan begitu menggelora dibanding hari-hari
dalam kehidupan di luar bulan Ramadan.

[7/4 08.17] Kiska 1J PBI IAIN: Saya Safira Kiska akan menjawab pertanyaan dari Satrio

Niat mengqodho' atau mengganti puasa ramadhan " Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri
Ramadhāna lillahi ta'ala " Artinya, "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari
karena Allah Ta'ala

Tata cara mengganti puasa ramadhan :

1. Dilakukan sesudah bulan Ramadhan berlalu

2. Dilakukan sebanyak hari ditinggalkanya atau tidak berpuasa

3. Boleh berurutan dan tidak berurutan


4. Disunnahkan makan sahur

5. Melafalkan niat setelah sahur atau sebelum tidur di malam sebelumnya

[7/4 08.28] Ilham 1J PBI IAIN: Saya Ilham Surya Aji,NIM:206121363 hendak bertanya,.

Disaat bulan ramadhan, apakah kita diperbolehkan utk bergadang dimalam hari utk makan?? Jelaskan
alasanmu

[7/4 08.29] Nuriva 1J PBI IAIN: Saya Nuriva Maulani_206121351 ingin bertanya apakah berpuasa di
bulan ramadhan dapat memberikan manfaat untuk kesehatan, jika ada bisa disebutkan apa saja
manfaatnya, terima kasih

[7/4 08.34] Rusli 1J PBI IAIN: Saya Rusli Siaganeka_206121365 ingin bertanya mengapa saat berbuka
puasa kita tidak boleh makan banyak padahal kan lapar mohon diberi pencerahan dan alasannya

[7/4 08.34] Salsa 1J PBI IAIN: Saya Salsabila Alfina Rahmawati_206121367 izin bertanya . Apa hikmah
disyariatkannya i'tikaf?

[7/4 08.35] Wulan 1J PBI IAIN: Saya Nur Wulandari 206121343 ingin menjawab pertanyaan dari Nuriva

Manfaat puasa bagi kesehatan:

1. Mengontrol gula darah

2. Mengurangi peradangan

3.Meningkatkan kesehatan jantung

4. Berpotensi meningkatkan kesehatan otak

5. Membantu penurunan berat badan

6. Meningkatkan hormon pertumbuhan

7. memperbaiki suasana hati

[7/4 08.36] Nanda 1J PBI IAIN: Saya Nanda Fadillah_206121339 akan menjawab pertanyaan dari Ilham.

Selama puasa, Anda mungkin harus makan malam saat puasa terakhir sebelum tidur pada jam 8-9
malam, setelah salat Tarawih. Sehingga, Anda bisa tidur paling lambat jam 11 malam. Oleh sebab itu
bergadang yang menyebabkan orang tidak bisa bangun untuk menunaikan salat adalah bergadang yang
hukumnya haram.

Jadi begadang saat bulan ramadhan apalagi untuk makan seenggaknya harus dihindari ketika tidak
darurat.
[7/4 08.38] Nanda 1J PBI IAIN: Saya Nanda Fadillah_206121339 akan menjawab pertanyaan dari
Salsabila

Hikmah disyariatkannya i'tikaf yaitu ketika seseorang semakin mendekat kepada Allah maka kasih
sayang-Nya juga akan semakin terasa dekat, kemudian Allah akan menjaga jiwa orang tersebut dari tipu
daya dunia.

[7/4 08.51] Finan 1J PBI IAIN: Kalo menurut saya

Ketika saat berbuka merupakan hal yang ditunggu-tunggu bagi setiap umat muslim,bahkan waktu
berbuka itu kan dijadikan "ajang balas dendam" dengan mengomsumsi makanan yang banyak...

Disini kita temui banyak sekali ada beberapa orang yg sudah memulai memakan yg berat (misalnya
nasi/lauk lainnya) sebenarnya ada dampak bahayanya yg ditimbulkan yaitu adalah adanya gangguan
pencernaan,kemudian lemas dan ngantuk (biasanya saat sholat tarawih kadang sering ngantuk)

Dan tubuh menjadi gemuk

Kalo bisa untuk memulai berbuka, mulaiah berbuka dengan makanan yg ringan (misalnya kurma) dan
minuman yg ringan/manis (misalnya kolak dan lain sebagainnya)

Demikian jawaban dari saya🙏

Anda mungkin juga menyukai