M
NAMA
NIM :
: Abdul Basit
1214070001
KELAS : MHU1A
Sebelum membahas pengertian kode
etik, maka terlebih dahulu perlu dipahami
hakim. Hakim berasal dari kata ﻢ'ﻜ'ﺤ'ﻳ' – ﻢ'ﻜ'ﺣ
definisi
1.Aliran Mu’tazilah merupakan aliran teologi Islam yang terbesar dan tertua, yang telah
memainkan peranan penting dalam sejarah pemikiran dunia Islam.[3] Pada awal berdirinya,
orang-orang yang ada dalam aliran ini enggan disebut sebagai kaum Mu’tazilah, tetapi ia
lebih mempopulerkan dirinya dengan golongan ahl al-tauhid wa al-adl.
2.Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih pada permulaan abad pertama hijriyah di Basrah (Irak),
sebagai pusat perpaduan segala macam ilmu pengetahuan, kebudayaan dan agama. Pada
waktu itu banyak orang-orang yang hendak menghancurkan Islam dari segi aqidah, baik yang
berasal dari dalam Islam sendiri (orang-orang yang baru masuk Islam tetapi masih
membawa aqidah agama lama) atau luar Islam. Di samping itu umat Islam pada saat itu
sudah terpecah menjadi beberapa golongan, yakni Khawarij, Syi’ah dan Murji’ah. Dan aliran-
aliran itu dalam pemikirannya masih dangkal dan sulit dipersatukan. Sehingga aliran yang
pada awalnya menggunakan nama ahlu al-tauhid wa al-adl ini perlu menyelamatkan muka
Islam.
Pemikiran Teologis Asy’ariyah merupakan sintesa dari pertentangan
antara kaum rasional Mu’tazilah dan kaum konservatif tradisional.
Beruntungnya, pemikiran ini banyak diterima di kalangan
masyarakat muslim.[14] Pokok-pokok pemikiran ini dianggap
merupakan jalan keluar dari pertentangan antara golongan
rasionalis dan tekstualis, di samping itu sangat mudah untuk
dipahami karena sederhana dan tidak terlalu filosofis.
Pokok-pokok pemikiran Asy’ariyah terus berkembang. Bahkan
pokok-pokok pemikiran teologi Asy’ariyah telah menjadi keyakinan
seluruh anggota Ahl al-Sunnah wa al-Jamaah.[15] Aliran ini semakin
besar dengan dukungan Khalifah Al Mutawakkil, yang
menjadikannya sebagai mazhab resmi negara.
A S Y ’ A R I Y A H
1.Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap faham Mu’tazilah yang dianggap ‘menyeleweng dan
menyesatkan umat Islam. Mu’tazilah pada masa al Ma’mun melakukan mihnah yang
mendapat tanggapan negatif dari berbagai golongan, sehingga pengaruhnya sedikit memudar
di mata masyarakat.
2.Pada saat inilah muncul Al Asy’ari, seorang yang dididik dan dibesarkan di lingkungan
mu’tazilah. Ia menyelami ajaran-ajaran Mu’tazilah melalui gurunya, Al Jubbai. Dengan ketekunan
dan kepandaiannya, maka ia menjadi murid kesayangan Al Jubbai dan sering diutus untuk
mengikuti forum diskusi dan perdebatan Sehingga tak heran kalau ia kemudian menjadi terampil
dalam berdebat dan beradu argumen, termasuk dengan gurunya sendiri, namun ia sering
merasa kecewa dengan jawaban ataupun penjelasan gurunya. Hingga pada usia 40 tahun, Al
Asy’ari menyatakan keluar dari Mu’tazilah mendirikan golongan baru,
yang akhirnya populer dengan nama Asy’ariyah
D E F I N I S I M A H K U M F I H
Yang dimaksud dengan mahkum fih, seperti dijelaskan oleh Abdul Akrim Zaidan,
adalah perbuatan 0rang mukallaf yang berkaitan denganhokum syara’. Dalam
pandangan Muhammad Abu Zahrah bahwa esensi mahkum fih itu adalah
berkenaan dengan objek hukum yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf baik
kaitannya dengan tuntutan untuk berbuat, meninggalkan larangan atau adanya
pilihannya. Secara tegas Zahrah menyebutkan bahwa mahkum fih berkaitan
dengan realisasi atau implementasi dari hukum taklifi. Dengan kata lain mahkum
fih (perbuatan hukum) itu akan dapat dilihat realisasinya dalam lima kategori
ketentuan syara’, yaitu wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.
S Y A R A T - S Y A R A T M A H K U M F I H