Anda di halaman 1dari 3

STANDAR SARANA EVAKUASI KEADAAN DARURAT

Sesuai Permen RI Nomor 36 Tahun 2005, Pasal 59, setiap gedung harus menyediakan sarana
evakuasi yang meliputi:

1. Sistem peringatan bahaya bagi pengguna, dapat berupa sistem alarm kebakaran
dan/atau sistem peringatan menggunakan audio/tata suara
2. Pintu keluar darurat
3. Jalur evakuasi
4. Penyediaan tangga darurat/kebakaran

Permen PUPR Nomor 14 Tahun 2017 tentang persyaratan kemudahan bangunan gedung.
Peraturan tersebut menyatakan bahwa setiap bangunan gedung harus menyediakan sarana
evakuasi yang meliputi:

1. Akses Eksit (Exit Access)


2. Eksit (Exit)
3. Eksit Pelepasan (Exit Discharge)

Sarana Pendukung Evakuasi Lain

1. Rencana evakuasi
2. Sistem peringatan bahaya bagi pengguna
3. Pencahayaan eksit dan tanda arah
4. Area tempat berlindung (refuge area)
5. Titik berkumpul (assembly point)

Poin Penting Jalur Evakuasi

Jalur evakuasi adalah lintasan yang digunakan sebagai pemindahan langsung dan cepat dari
orang-orang yang akan menjauh dari ancaman atau kejadian yang dapat membahayakan.
Evakuasi terbagi menjadi dua jenis, yakni:

1. Evakuasi skala kecil, contohnya penyelamatan yang dilakukan dari sebuah bangunan
yang diakibatkan karena ancaman bom atau kebakaran.
2. Evakuasi skala besar, contohnya penyelamatan dari sebuah daerah banjir, letusan
gunung berapi atau badai.

Jumlah dan kapasitas jalur evakuasi biasanya menyesuaikan dengan jumlah penghuni gedung
dan ukuran gedung tersebut. Kebutuhan jalur evakuasi dipengaruhi oleh waktu rata-rata untuk
mencapai lokasi yang aman (titik kumpul) yang berada di halaman gedung dan tidak ada
bangunan di atasnya.

Persyaratan Jalur Evakuasi

1. Rute evakuasi harus bebas dari barang-barang yang dapat mengganggu kelancaran
evakuasi dan mudah dicapai
2. Koridor, terowongan, tangga harus merupakan daerah aman sementara dari bahaya
api, asap dan gas. Dalam penempatan pintu keluar darurat harus diatur sedemikian
rupa sehingga di mana saja penghuni dapat, menjangkau pintu keluar (exit)
3. Koridor dan jalan keluar harus tidak licin, bebas hambatan, dan mempunyai lebar
untuk koridor minimum 1,2 m dan untuk jalan keluar 2 m
4. Rute evakuasi harus diberi penerangan yang cukup dan tidak tergantung dari sumber
utama
5. Arah menuju pintu keluar (exit) harus dipasang petunjuk yang jelas
6. Pintu keluar darurat (emergency exit) harus diberi tanda tulisan.

Panduan Evakuasi Gempa Bumi

Sebelum

1. Susun rencana evakuasi dan pastikan jalur evakuasi dalam keadaan aman
2. Mulai dengan pahami titik kumpul
3. Untuk menuju tempat evakuasi harus menjauhi : bangunan tinggi, tiang
listrik/telepon, papan reklame, pohon besar
4. Persiapkan TES dan TEA dengan pemilahan tempat ODP dan PDP dari masyarakat
sehat
5. Tetap patuhi protokol kesehatan : jaga jarak, pakai masker, cuci tangan
6. Siapkan tas siaga bencana (hand sanitizer, masker kain, pakaian, tisu kering dan
basah, obat, uang dan dokumen penting, peralatan mandi, makanan, alat ibadah, air
minum)

Saat Terjadi

1. Jangan panik, segera keluar rumah


2. Jika tidak memungkinkan keluar rumah : merunduk, lindungi kepala, berpegangan
3. Tetap tenang hingga guncangan berhenti dan keadaan aman kemudian segera lakukan
evakuasi
4. Jauhi kaca, barang pecah belah dan benda yang beresiko menimpa
5. Jika guncangan mereda, segera evakuasi dengan tenang

Setelah

1. Pantau potensi tsunami pada aplikasi BMKG


2. Bila berpotensi tsunami segera menuju tempat evakuasi terdekat atau tempat yang
lebih tinggi
3. Bila tidak berpotensi tsunami tetap tenang di titik kumpul, jangan kembali ke rumah
menunggu arahan pihak yang berwenang

Anda mungkin juga menyukai