PENDAHULUAN
SMA Negeri 8 Manado adalah salah satu sekolah yang belum memperhatikan
bahkan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja seperti peta jalur evakuasi dan
titik kumpul jika terjadi masalah atau kasus. Contoh permasalahan atau kasus yang
dapat terjadi yang pertama, bencana alam seperti gempa bumi, kedua bahaya kebakaran
dan kasus-kasus lainnya.
1
Politeknik Negeri Manado. Kawasan SMA Negeri 8 Manado belum memiliki peta dan
jalur evakuasi bencana. Berdasarkan hasil survei pendahuluan terdapat sejumlah
akses ke dalam dan luar Kawasan sekolah. Tetapi pada area tersebut belum
terdapat panduan bila terjadi bencana. Karena itu perlu dilakukan penelitian
mengenai jalur evakuasi di lokasi sekolah dan sekitarnya.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Keamanan Jalur
2. Jarak Tempuh
Jalur Jarak jalur evakuasi yang akan dipakai untuk evakuasi dari tempat
tinggal semula ketempat yang lebih aman haruslah jarak yang akan
memungkinkan cepat sampai pada tempat yang aman.
3. Kelayakan Jalur
Jalur yang dipilih juga harus layak digunakan pada saat evakuasi
sehingga tidak menghambat proses evakuasi.
3
adalah jalur khusus yang menghubungkan semua area ke area yang aman (Titik
Kumpul). Dalam sebuah proyek konstruksi, jalur evakuasi sangatlah penting untuk
mengevakuasi para pekerja ke tempat aman apabila di dalam sebuah proyek terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, rambu-rambu 4 jalur evakuasi harus dipasang
di semua area proyek. Jalur Evakuasi di proyek gedung bertingkat terdiri dari jalur
menuju Tangga Darurat, Tangga Darurat, dan jalur menuju Titik Kumpul di luar
gedung. Jumlah dan kapasitas Jalur Evakuasi menyesuaikan dengan jumlah penghuni
dan ukuran gedung. Kebutuhan jalur evakuasi juga dipengaruhi oleh waktu rata-rata
untuk mencapai lokasi yang aman (Titik Kumpul). Sebagian besar ahli keselamatan
menyarankan setiap proyek gedung memiliki minimal 2 Jalur Evakuasi, lebih banyak
lebih baik.
4
4. Kemungkinan untuk mampu difungsikan secara komunal oleh para pengguna
bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung
5. Kapasitas titik berkumpul.
2.3. Rambu Keselamatan
“ Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja
yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja “
“ Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai
dengan standar dan pedoman “
5
2.3.3 Standar Rambu Keselamatan
1. ANSI Standard
2. ISO Standard
3. British Standard
4. Hazmat & NFPA Standard
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
6. Rambu Lalu Lintas
7. MO Standard
Rambu-rambu harus terlihat jelas, ditempatkan pada jarak pandang dan tidak
tertutup atau tersembunyi.
Kondisikan rambu-rambu dengan penerangan yang baik. Siapapun yang berada
di area kerja harus bisa membaca rambu dengan mudah dan mengenali warna
keselamatannya.
Pencahayaan juga harus cukup membuat bahaya yang akan ditonjolkan menjadi
terlihat dengan jelas.
Siapapun yang ada di area kerja harus memiliki waktu yang cukup untuk
membaca pesan yang disampaikan dan melakukan tindakan yang diperlukan
untuk menjaga keselamatan.
Posisikan rambu-rambu yang berhubungan bersebelahan, tetapi jangan
menempatkan lebih dari empat rambu dalam area yang sama.
6
Pisahkan rambu-rambu yang tidak berhubungan.
Pastikan bahwa rambu-rambu pengarah terlihat dari semua arah. Termasuk
panah arah pada rambu keluar disaat arah tidak jelas atau membinggungkan.
Rambu arah arus ditempatkan secara berurutan sehingga rute yang dilalui selalu
jelas.
Rambu-rambu yang di atap harus berjarak 2.2 meter dari lantai.
2.3.6 0
Rambu tulisan seharusnya digunakan apabila tidak adanya symbol yang tersedia.
Titik Kumpul
7
Jalur Evakuasi Arah Kiri
8
Exit
9
2.3.7 Pedoman Umum Rambu Keselamatan
10
Bentuk Geometri dan Maksudnya
Contoh 1
Contoh 2
11
Contoh 3
Kebakaran pada bangunan umumnya berawal dari kebakaran dalam suatu ruangan, yang
sering disebut sebagai kebakaran dalam ruangan tertutup (compartement fire). Urutan
12
terjadinya proses adalah sifat kimia dan fisika yang terjadi saat penyulutan, dilanjutkan
dengan pembakaran (combustion ). Pengaruh yang menentukan pembakaran di dalam
compartement fire adalah tersedianya beban api (fire load) dengan jumlah yang cukup ,
geometri ruangan, dan geometri ventilasi. Di dalam compartement fire kebakaran akan
meningkat intensitasnya ditandai dengan kecepatan penjalaran dan panas yang tinggi
dalam waktu yang relatif singkat.
Cepat lambatnya proses evakuasi suatu gedung menentukan tinggi rendahnya faktor
keselamatan manusia apabila sampai terjadi bencana seperti kebakaran pada gedng
tersebut. Semakin pendek waktu evakuasi, semakin tinggi faktor keselamatan manusia
apabila terjadi bencana.
Dalam memadamkan api atau kebakaran diperlukan alat pemadam yang tepat sesuai
dengan jenis atau asal api. Sumber bahan/material yang terbakar akan menentukan
karakteristik api dan asap yang akan terbentuk, sehingga memerlukan alat pemdam api
yang berbeda untuk hal tersebut.
Kebakaran memiliki kelas-kelas yang berbeda tergantung pada material yang terbakar.
Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
1) Kelas A
2) Kelas B
13
kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau
racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini
karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas
sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar
kemana-mana
3) Kelas C
4) Kelas D
5) Kelas K
14
BAB III
15
1 Perpustakaan 1 100
1 WC/Toilet -
2 Kelas A 5 29
2 Kelas B 4 29
2 Kelas D 3 29
2 Lab Bahasa 1 30
2 Lab Komputer 1 30
Tabel . Data Ruangan SMA Negeri 8 Manado
2. Analisis Jalur Evakuasi
16
Lampiran…
17
18
19
20
21
22
23
24
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Titik kumpul juga tak kalah penting,karena setiap bangunan gedung kecuali rumah
tinggal tunggal dan rumah deret sederhana harus menyediakan sarana evakuasi yang
meliputi akses eksit, eksit, eksit pelepasan, dan sarana pendukung evakuasi lainnya.
Perancangan dan penyediaan titik berkumpul harus diidentifikasi dengan jelas, diberi
tanda, dan mudah terlihat.
Rambu-rambu keselamatan juga tak kalah penting,mengingat saat ada bencana
apapun itu banyak orang yang bingung untuk harus lewat mana dikarenakan mereka
panik. Untuk itu di beberapa titik yang penting salah satunya yaitu tangga,sangat perlu
untuk diberi rambu keselamatan. Selain rambu keselamatan, APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) juga sangat penting,contohnya ditaruh di daerah yang rawan kebakaran (kantin
sekolah,kantor/ruang guru,dan dibeberapa titik lainnya).
B. Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, saran yang dapat
diberikan adalah:
26
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
jurnal.polimdo.ac.id/index.php/jtst/article/view/
304&ved=2ahUKEwjooszepdb3AhXLTGwGHUNkD-
gQFnoECCcQAQ&usg=AOvVaw2bRsWlHNCQWjCgWuezRSMu
https://www.academia.edu/39780154/
PENTINGNYA_KESELAMATAN_DAN_KESEHATAN_KERJA_K3_DI_
SEKOLAH
http://journal.thamrin.ac.id/index.php/JPKMHthamrin/article/view/290/
pdf
https://safetysignindonesia.id/bagaimana-menentukan-titik-kumpul-
assembly-point-di-tempat-kerja/
https://surabaya.proxsisgroup.com/rambu-keselamatan-safety-sign/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
media.neliti.com/media/publications/222993-penentuan-jalur-evakuasi-dan-
titik-kumpu.pdf&ved=2ahUKEwjooszepdb3AhXLTGwGHUNkD-
gQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw1SGx7keLKi6brxzguP97oq
https://media.neliti.com mediaPDF penentuan jalur evakuasi dan titik
kumpul partisipatif dalam upaya – Neliti
file:///E:/New%20folder/BACK%20UP%20DRIVE%20C/Downloads/BAB
%20IV.pdf
27