Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gedung bertingkat belakangan ini semakin banyak bermunculan di berbagai
kota besar di Indonesia, khususnya di Jakarta. Keterbatasan lahan adalah salah satu
penyebabnya yang membuat para pengembang berlomba membangun gedung
bertingkat baik untuk perkantoran maupun untuk pemukiman dalam bentuk
apartemen.
Dengan semakin banyaknya gedung bertingkat memiliki risiko-risiko yang
tidak dapat diprediksi misalnya pada saat terjadi bencana salah satunya kebakaran.
Dalam hal ini kemudahan akses evakuasi pada gedung bertingkat ketika terjadi
bencana sangatlah penting. Bencana-bencana tersebut bisa terjadi kapan saja dan
tentunya akan menimbulkan banyak kerugian.
Oleh karena itu gedung bertingkat harus mempunyai sarana evakuasi
(Emergency Exit) yang dapat memudahkan proses evakuasi para penghuni gedung
apabila terjadi bencana. Sarana evakuasi yang dapat memudahkan proses evakuasi
setidaknya dapat mengurangi kemungkinan jatuhnya korban jiwa penghuni gedung
apabila terjadi bencana.
Sarana evakuasi yang tidak dipelihara dengan baik oleh pengurus gedung,
atau bahkan disalahgunakan untuk hal-hal lain selain untuk keadaan darurat justru
dapat menjadi membahayakan penghuni gedung ketika terjadi bencana khusunya
kebakaran.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 8 tahun 2008 pasal 7 ayat (1), disebutkan bahwa setiap pemilik, pengguna
dan badan pengelola bangunan gedung dan lingkungan gedung yang mempunyai
potensi bahaya kebakaran wajib berperan aktif dalam mencegah kabakaran.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 tahun
2008 pasal 7 ayat (2), disebutkan bahwa untuk mencegah kebakaran, pemilik,
pengguna dan badan pengelola bangunan gedung wajib menyediakan :
• Sarana penyelamatan jiwa
• Akses pemadam kebakaran

1
2

• Proteksi kebakaran
• Manajemen keselamatan kebakaran gedung

Salah satu syarat sebuah bangunan bisa dikatakan aman ialah bangunan yang
memiliki sarana jalan keluar yang dapat menjamin keselamatan evakuasi penghuni
didalamnya. Dalam hal ini evakuasi menjadi hal terpenting dalam sistem jalan
keluar pada banguan gedung dan faktor- faktor yang berkaitan dengan evakuasi
yaitu: waktu evakuasi, prosedur evakuasi, jumlah penghuni gedung, jarak
perjalanan, jalur penyelamatan, rute keluar, tanda pencahayaan darurat, sarana
deteksi, pemberian peringatan. Faktor-faktor tersebut digunakan untuk mengetahui
seberapa cepat proses evakuasi penghuni gedung dari sebuah bangunan apabila
terjadi kebakaran1.
Untuk memudahkan simulasi evakuasi pada bangunan dapat dilakukan
dengan cara pemodelan komputer (Fire Modelling). Langkah ini dapat
menguntungkan karena menghemat waktu dan biaya investigasi. Dengan adanya
Fire Modelling ini dapat menjadi pendekatan Engineering praktis untuk studi
kelayakan bangunan terhadap bangunan dari kebakaran dan faktor bahaya yang
ditimbulkan pada saat terjadi kebakaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fulky Fazallah yang membahas
tentang penerapan Fire Modelling untuk melakukan evaluasi terhadap sarana
evakuasi jalan keluar pada salah satu gedung yang terletak di Universitas Negeri
Jakarta yaitu gedung M. Syafe’i. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2016.
Pada penelitian ini dilakukan evaluasi sarana evakuasi gedung dengan melakukan
simulasi evakuasi secara riil dan pemodelan komputer menggunakan software
Pathfinder 2012.
Pemodelan komputer sendiri menjadi suatu pendekatan untuk studi kelayakan
bangunan terhadap keamanan sarana evakuasi dari kebakaran dan faktor-faktor
yang akan timbul pada saat terjadi kebakaran. input pemodelan komputer
dipergunakan informasi geometri gedung/denah, jumlah penghuni dan density atau
kepadatan gedung. Penelitian ini juga membandingkan kondisi sarana evakuasi dari

1
A. Furness dan M. Muckett, Introduction to Fire Safety Management, Elsevler Ltd, Burlington,
2007, hlm 191
3

tangga darurat, pintu darurat, koridor, tanda/petunjuk arah, pencahayaan darurat


dan pressure fan di gedung M.Syafei Universitas Negeri Jakarta dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/2008, Standar Nasional Indonesia (SNI).
Hasil dari penelitian didapat kinerja evakuasi barupa total waktu evakuasi dari
simulasi real dan simulasi permodelan komputer serta menujukan kondisi sarana
evakuasi di gedung M.Syafei ada beberapa elemen yang belum sesuai dengan
peraturan yang berlaku seperti tangga darurat yang belum memiliki pengeras suara,
untuk fungsi tangga darurat masih belum sesuai, peletakan dan bahan yang
digunakan petunjuk arah jalan keluar masih belum sesuai dan untuk koridor di
beberapa lantai masih terdapat properti yang dapat menghalangi jalannya evakuasi.
Hal ini lah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian di
gedung K.H Hasjim Asj’arie Universitas Negeri Jakarta. Mengapa penelitian ini
menggunakan gedung K.H Hasjim Asj’arie, karena keberadaan gedung tersebut
masih terbilang baru dan layak untuk dilakukannya sebuah penelitian tentang
sarana keselamatan pada gedung tersebut.
Gedung K.H Hasjim Asj’arie digunakan sebagai gedung perkuliahan dan
pengurusan administrasi UNJ yang mana apabila sistem proteksi gedung tersebut
kurang baik, dikhawatirkan dapat membahayakan penghuni yang berada di gedung
tersebut saat terjadi sebuah bencana khususnya kebakaran.

1.2 Identifikasi Masalah


Berbagai masalah yang muncul dari pembahasan judul di atas adalah
diantaranya:
1. Bagaimana kondisi sarana evakuasi yang terdapat pada gedung K.H
Hasjim Asj’arie?
2. Apakah sarana jalan keluar untuk mengevakuasi penghuni gedung K.H
Hasjim Asj’arie sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)?
3. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk mengevakuasi semua penghuni
gedung menggunakan software simulasi evakuasi yang dijalankan dengan
beberapa skenario?
4

1.3 Pembatasan Masalah


Pembatasan ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada skripsi ini
adalah:
1. Penelitian ini dilakukan di salah satu gedung yang berada di Universitas
Negeri Jakarta yaitu gedung K.H Hasjim Asj’arie.
2. Penelitian ini menggunakan software Pathfinder 2017 dengan pemodelan
simulasi evakuasi.
3. Simulasi evakuasi dijlankan dengan skenario seluruh penghuni sudah
memiliki pemahaman tentang prosedur tanggap darurat.
4. Pemodelan yang dilakukan hanya menggambarkan pergerakan penghuni
gedung yang sudah disesuaikan dengan skenario evakuasi tanpa
memberikan atau menggambarkan hambatan pada jalur evakuasi dan efek
dari bahaya api (Fire Hazard) yang dapat mempengaruhi laju evakuasi.

1.4 Perumusan Masalah


Masalah yang dirumuskan dari pembatasan ruang lingkup masalah ini
adalah:
1. Bagaimana kondisi sarana evakuasi pada gedung K.H Hasjim Asj’arie.
2. Apakah sarana evakuasi yang berada di gedung K.H Hasjim Asj’arie sudah
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
3. Bagaimana memperoleh waktu total evakuasi yang dilakukan di gedung
K.H Hasjim Asj’arie dengan menggunakan Software Pathfinder 2017.

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran kondisi jalur evakuasi yang disesuaikan dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI) pada gedung K.H Hasjim Asj’arie.
2. Mengetahui waktu total evakuasi dari skenario simulasi evakuasi yang
dilakukan dengan menggunakan software Pathfinder 2017 di gedung K.H
Hasjim Asj’arie Universitas Negeri Jakarta.
3. Memberikan rekomendasi yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) terhadap sarana evakuasi gedung K.H Hasjim Asj’arie dan
5

memberikan rekomendasi waktu evakuasi untuk menghindari resiko


bahaya flashover pada gedung K.H Hasjim Asj’arie.

1.6 Manfaat Penelitian


1. Mengetahui kesesuaian sarana jalan keluar yang ada di Gedung K.H
Hasjim Asj’arie Universitas Negeri Jakarta dengan standar yang berlaku.
2. Sebagai bahan masukan pada gedung tersebut mengenai potensi bahaya
bencana terutama bahaya kebakaran yang dapat terjadi, sehingga disa di
antisipasi dengan baik.
3. Penelitian ini dapat diterapkan untuk perbaikan sistem proteksi kebakaran
khususnya pada sistem jalan keluar gedung-gedung tinggi yang berada di
Universitas Negeri Jakarta.
4. Merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Teknik
Mesin.
5. Sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya untuk mengulas secara
lebih dalam mengenai Fire Modeling khususnya Pathfinder 2017.

Anda mungkin juga menyukai