James Joule adalah anak dari seorang pengusaha bir yang kaya raya. Ia
belum pernah merasakan pendidikan di sekolah hingga usianya 17 tahun, ia
terpaksa tinggal di rumah sepanjang hari dikarenakan ia selalu merasakan
sakit di tulang belakangnya akibat terluka
Karena itu, ayah James Joule mendatangkan guru privat ke rumahnya dan
meyediakan buku yang dibutuhkan oleh James Joule. Bukan hanya itu,
ayahnya pun menyediakan laboratorium untuk Joule. Joule belajar tidak
hanya dari guru privatnya saja, tetapi ia juga belajar sebagian besar
pengetahuanya dengan cara belajar sendiri. Saat usianya 17 tahun, Joule
baru bersekolah dan masuk ke Universitas Manchester dengan bimbingan
dari John Dalton yang seorang ahli kimia Inggris terkenal.
Selain itu, Joule yang sangat taat kepada agama juga menemukan hukum
kekekalan energi bersama dengan dua orang ahli fisika dari Jerman, yaitu
Hermann von Helmholtz dan Julius Von Mayer. Hukum kekekalan energi
yang mereka temukan menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, energi hanya dapat berubah bentuk menjadi energi listrik,
mekanik, atau kalor.
Tahun 1843, Joule menghitung jumlah kerja mekanik yang diperlukan untuk
menghasilkan jumlah panas yang setara. Jumlah ini disebut "ekuivalen
mekanik dari panas". Sekali lagi dia mengirim karya tulis mengenai
temuannya, kali ini kepada Asosiasi Inggris untuk kemajuan ilmu. Akan
tetapi, lembaga ini pun memberikan tanggapan yang kurang bergairah.
Beberapa jurnal terkemuka juga menolak tulisan Joule.