Anda di halaman 1dari 10

Evaluasi Jalur Evakuasi

Pada Gedung Bertingkat 7 (Tujuh) Lantai


(Studi Kasus Di Gedung Graha Universitas
Widyatama Bandung)
Annisa Maharani Suyono , Oktri Mohammad Firdaus2
1Mahasiswa Progam Studi Teknik Industri, Universitas Widyatama, Bandung
2Program Studi Teknik Industri, Universitas Widyatama, Bandung
amarra281089@ymail.com, oktri.firdaus@widyatama.ac.id

Abstrak. Sering timbul anggapan bahwa kesehatan dan keselamatan kerya (K3) merupakan
pemborosan, pengeluaran biaya yang sia-sia atau sekedar formalitas yang harus dipenuhi
organisasi. Prosedur K3 pada sebuah gemg szmgatlah penting terutama pada gedung
bertingkat, karena pada sebuah gedung bertingkat memiliki resiko-resiko yang tidak dapat
diprediksikan misalnya pada saat terjadi gempa atau kebakaran. Berdasarkan aspek hukum
mengenai K3 yang telah ditetapkan pada Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung maka pentingnya kenyamzman, keamanan, kesehatan dan kemudahcm
harus dimiliki oleh sebuah gedzmg. Penelitian mengenai evaluasi jalur evakuasi pada
gedung bertingkat 7 Iaintai ini dilakukan di Gedung Graha Universitas Widyatama
Bandung dengan mengidentifikasi emergency access yang potensial dalam artian memiliki
fzmgsi atau dapat digunakan sebagai emergency access saat keadaan darurat. Dengan
menggunakan data-data yang dibutuhkan seperti denah gedung, data ruangan yang
digunakan per lantai, jumlah penghuni gedung tetap maupun temporer maka didapalkan
hasil pengolahan data yaitu gambar rancangan jalur evakuasi yang dilengkapi dengan
petunjuk-petunjuk untukjalur aman ketika sedang terjadi keadaan darurat.
Kata kunci: kesehatan keselamatan kerja (K3), gedung berngkat, jalur evakuasi.
1. PENDAHULUAN bertingkat memiliki resiko-resiko yang
1.1 Latar Belakang tidak dapat diprediksikan misalnya pada
Gedung bertingkat di Indonesia saat ini saat terjadi gempa atau kebakaran. Dalam
masih banyak yang belum memenuhi hal ini kemudahan akses evakuasi pada
standar bidang konstruksi dan bangunan gedung bertingkat apabila terjadi
yang telah ditetapkan oleh Badan kecelakaan yang ditimbulkan dari bencana
Standarisasi Nasional (BSN) Hal ini alam maupun faktor Iainnya sangatlah
berkaitan dengan kurangnya kesadaran penting. Bencana-bencana tersebut bisa
akan pentingnya kesehatan dan terjadi kapan saja dan tentunya akan
keselamatan kerja (K3). Sering timbul menimbulkan banyak kerugian Oleh
anggapan bahwa K3 merupakan karena itu, dibutuhkan kepedulian akan
pemborosan, pengeluaran biaya yang sia- pentingnya pelaksanaan K3 pada sebuah
sia atau sekedar formalitas yang harus gedung dengan membuat jalur evakuasi
dipenuhi organisasi (Ramli, 2010) untuk menanggulangi saat terjadi bencana
Prosedur K3 pada sebuah gedung Berdasarkan aspek hukum mengenai K3
sangatlah penting terutama pada gedung yang telah ditetapkan pada Undang-Undang
bertingkat, karena pada sebuah gedung No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
1-247

I ofIndonesian Socieiy
ISSN
Workp/ace Safet)' and Health
Proceeding Conjerence Ergonomics Society 2011

ISSN : 2088-9488

Gedung maka pentingnya kenyamanan, para mahasiswa pada waktu itu jelas sekali
keamanan, kesehatan dan kemudahan harus semua orang sangat panik dan tidak ada
dimiliki oleh sebuah gedung. proses evakuasi, karena memang tidak ada
Jalur evakuasi pada sebuah gedung harus petunjuk jalur evakuasi. Di Gedung Graha
berfungsi berdasarkan prosedur evakuasi Universitas Widyatama semua orang
dengan memberikan kemudahan pada orang terpusat untuk menyelamatkan diri melalui
yang membacanya agar dapat memahami tangga darurat dibagian tengah (belakang
informasi yang tertera pada jalur evakuasi lift), sehingga kondisi tersebut berbahaya.
tersebut. Kebanyakan orang tidak Karena sangat panik setiap orang sibuk
mengetahui dan memahami apa informasi menyelamatkan dirinya masing-masing
yang diberikan dari adanya jalur evakuasi. sehingga tidak sedikit ada orang lain yang
Maka dari itu, perancangan jalur evakuasi terjatuh Hal ini terjadi karena tidak
harus dibuat semenarik mungkin agar mudah berfungsinya tangga darurat di bagian
dibaca dengan tidak mengurangi kanan dan kiri Gedung Graha, selain itu
kelengkapan informasi yang juga tidak adanya jalur evakuasi pada
terdapat didalamnya. Sebelum membuat gedung tersebut. Oleh karena itu, penulis j alur
evakuasi banyak hal yang harus akan membuat perancangan jalur evakuasi diperhatikan
terlebih dahulu di Gedung Graha Universitas Widyatama misalnyaketersediaan tangga
damrat, Pintu dengan mengidentifikasi ketersediaan dan darurat, ketersediaan alat-alat
safety fire kebutuhan emergency access. Emergency seperti smoke detectea Alat Pemadam
Api Acces yaitu akses-akses yang terdapat di
Ringan (APAR). Banyak lagi hal yang dalam di gedung seperti design Pintu harus
diperhatikan berdasarkan bencana darurat, tangga darurat, jalan keluar yang bisa kapanpun
terjadi. gedung, jumlah maksimal penghuni,
Penelitian ini akan mengevaluasi jalur peletakan peralatan (ditinjau dari banyak
evakuasi yang telah tersedia saat ini di terasa apalagi di gedung bertingkat.
Gedung Graha Universitas Widyatama,
berdasarkan dari kuesioner yang akan Berdasarkan pengalaman dari aspek termasuk
disebarkan kepada para penghuni atau pekerja potensial bahaya&resiko) dan lainnya yang
yang ada di gedung tersebut. Gedung tersebut mungkin digunakan sebagai bahan
merupakan gedung tertinggi di area kampus pertimbangan pengambilan keputusan untuk
yaitu terdiri dari 7 lantai dan sudah lebih dari proses evakuasi. (MigasIndonesia.com,
10 tahun berdiri, jalur evakuasi yang sudah 2008). Rambu-rambu evakuasi atau display
tersedia pada gedung ini belum cukup yang digunakan seharusnya menggunakan
memenuhi standar. Hal ini kembali lagi kesesuaian warna pada tulisan yang sesuai
kepada kesadaran dan kepedulian akan K3 dengan ciri-ciri display yang baik Display
pada lingkungan Universitas yang sampai yang baik harus dapat menyampaikan pesan
saat ini dirasa masih sangat kurang. Seperti tertentu sesuai dengan tulisan atau gambar
pada kejadian gempa bulan September 2009 yang dimaksud dalam display atau sejenis
berkekuatan 7.3 skala ritcher yang berpusat di poster. (Sutalaksana, 1996). Keberadaan jalur
140 kilometer barat daya Tasikmalaya Jawa evakuasi ini juga perlu disosialisaikan kepada
Barat. (Kompas.com, 2009). Gempa tersebut seluruh karyawan, dosen, dan mahasiswa
berlangsung pada pukul 14.55 WIB dimna dalam bentuk visual maupun verbal yang
kegiatan belajar-mengajar di Universitas mudah untuk dimengerti.
Widyatama sedang berlangsung dan gempa
yang berlangsung beberapa kali itu sangat
Workp/ace Safet)' and Health
Proceeding Conjerence Ergonomics Society 2011

:
ISSN 2088-9488
1.2 Ruang Lingkup Penelitian laporan ini dengan harapan tidak akan terjadl
Penelitian ini memiliki batasan-batasan penyimpangan dari tujuannya. Batasan dari
terhadap masalah yang akan dibahas dalam penelitin adalah

1-248 cmd Heclth


th
11 National ojlndonesian

penyebaran kuesioner hanya kepada pegawai suatu saat terjadi bencana gempa ataupun
yang bekerja atau melakukan aktivitas kebakaran.
pendidikan di Gedung Graha Universitas
Widyatama, penelitian ini hanya 2. METODOLOGI PENELITIAN
mengidentifikasi mengenai emergency access Pada metodologi penelitian dijelaskan
potensial pada Gedung Graha Universitas mengenai tahapan-tahapan dan proses yang
Widyatama., jalur evakuasi yang dirancang akan dilakukan pada penelitian ini seperti
hanya di Gedung Graha Universitas pada gambar l. Studi Pustaka merupakan
Widyatama karena sebagai gedung yang langkah utama pada penelitian ini untuk
tertinggi diantara gedung lainnya di area mengetahui materi-materi yang diperlukan.
Universitas Widyatama. Lalu observasi dilakukan di Gedung Graha
Universitas Widyatama dengan melihat
1.3 Perumusan Masalah langsung permasalahan pada objek penelitian
Penelitian ini akan meneliti bagaimana dan dilakukan perumusan masalah. Setelah itu
pentingnya jalur evakuasi pada Gedung Graha tahap pengumpulan dan pengolahan data.
Universitas Widyatama, lalu mengidentifikasi Data hasil pengumpulan data kuesioner diolah
emergency access potensial pada Gedung menggunakan program SPSS 16.0 dengan
Graha Universitas Widyatama, dan melakukan uji validitas, realibilitas dan juga
mengevaluasi jalur evakuasi yang ada saat ini regresi linier. Tahap selanjutnya analisis
di Gedung Graha Universitas Widyatama. dimana hasilnya adalah berupa perbaikan
jalur evakuasi setelah itu kesimpulan dan
1.4 Tujuan saran.
Adapun tujuan-tujuan dari pelaksanaan
penelitian adalah Mengetahui sejauh mana
respon penghuni Gedung Graha Universitas
Widyatama mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pada ling-kungan
pendidikan dengan menggunakan kuesioner,
mengetahui jalur-jalur yang dapat dijadikan
sebagai emergency acces pada Gedung Graha
Universitas Widyatama, menentukan dan
merancang jalur evakuasi Gedung Graha
Universitas Widyatama.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian
ini adalah membantu penghuni gedung
khususnya pada sebuah gedung bertingkat
dalam mencari jalur teraman dan tercepat jika
Workp/ace Safet)' and Health
Proceeding National Conference Ergonomics 2011
2088-9488
Gambar l . Flowchart Metodologi
Penelitian

1-249
11 1h oflndonesicm Sc;ciezy
Issv
3. PENGUMPULAN 0.245- sedangkan
DANuntuk nilai kritis
yaitu Gedung Graha "B" taraf yang berlantai 7 tingkat.
Pengumpulan data PENGOLAHAN signifikan 1% adalahyang dilakukan adalah
menggunakan DATA 0.330. Sama halnya menyebarkan
kuesioner yang terdiri dari Penelitian ini dengan hasil uji 3 bagian, bagian I
adalah mengenai profil dilaksanakan pada validitas kuesioner respondem bagian ke II
adalah berisikan pernyataanpernyataan
dengan kondisi gedung salah bagian pada saat ini dan bagian
ke III masih dengan satu Perguruan Tinggi ke III hasilnyapernyataan yang sama
tetapi kondisi gedung Swasta di Kota seluruh pernyataan merupakan kondisi
gedung yang menjadi Bandung yaitudinyatakan valid. harapan responden
kedepannya untuk sebuah Universitas gedung yang ideal.
Selain itu juga penelitian ini membutuhkan data
Widyatama, dengan
penghuni tetap dalam artian pekerja yang
melaksanakan mengidentifikasi salah aktivitasnya di gedung
tersebut. lalu denah satu gedung gedung, dan kebijakan
K3 saat ini bila ada. bertingkat yang berada Tabel l. Tabel
di Kampus tersebut hasil uji validitas
3.1 Pengolahan Data kuesioner Uji realibilitas kuesioner bagian ke
Pernyataan Hasil Tabel r Tidak
No Valid Valid
Korelasi 5% 10/0
a. Uji Validitas dan Realibilitas
I Pem ataan I 0.661 dengan menggunakan program SPSS
0.245 0.330
Untuk kuesioner bagian 2 II hasil uji
Pernyataan 2 o. 752 seperti
0.245 0.330 gambar 2 hasilnya didapatkan
pada
validitas adalah seperti pada 3tabel I dengan
Pemyataan 3 o. 745 nilai
0.245alpha
0.330 sebesar 0.929, dan nilai kritis
menghiung koefisien korelasi4 dariPern masing-
'ataan 4 o. 809 untuk
0.245 0.330 signifikan 5% adalah 0.245.
taraf
masing pernyataan lalu
5 Pem hasilnya
r
ataan 5 0.703 karena a > r tabel maka data tersebut
0.245 0.330
dibandingkan dengan nilai pada tabel
6 Pemvataan 6 r. signifikan
0.245 0.330atau reliable. Reliable disini
Pengambilan keputusan untuk 7 uji
Pernvaliditas
taan 7 0.702 berarti skor-skor yang diperoleh dari
0.245 0.330
8 Pernyataan 8 o. 769 kuesioner
0.245 0.330tersebut dapat dipercaya.
pada pernyataan-pernyataan 9tersebutp adalah
uaa 9 Sedangkan
0.245 0.330 untuk kuesioner bagian ke III
sebagai berikut . IO Pe taan IO 0.721 dari Uji0-330
0.245 Reabilitas seperti pada gambar 2
a. Jika koefisien kolerasi (r) IIhasilnya
P taan II didapatkan
0.245 0.330 nilai alpha sebesar 0.959 , dan
positif serta r > r tabel12(nilai kritis), 0.693
Pemvataan nilai
0.245 kritis
0.330 untuk taraf signifikan 5%
12
13 taan 13 o. 779 adalah
0,245 0.330
maka butir pernyataan tersebut valid,
14 Pemyataan o. 738 0 0.245
245.0.330karena a > r tabel maka data
sedangkan 14 tersebut
15 Pern taan 15 0,735 0.245 0.330
b Jika koefisien kolerasi (r) hasilnya signifikan atau reliable
16 P taan 16 0756 0.245 0.330
negatif serta r < r tabel17(nilai kritis), Reliability Statistics
Pern ataan 0.835 0.245 0.330
Nilai kritis yang didapat dari 17 Cronbachl N 1--1f ItElT1s

tabel r dilihat s AI ha
18 Pemyataan o. 819 0.245 0.330
18
berdasarkan banyaknya responden 19 P yang
ban 19 0-818 Gambar
240.330
0-245 2. Hasil Reliabilitas kuesioner
20 Pem taan 20 0.439 0.245 0.330
21 Permataan 0.245 0.330
1 1-250Health 2.1
ataan 0.245 0.330
23 Pernyataan 23 (1822 0-245 0,330
Workplace Safety
24 P ataan 24 o. 792 0.245 0.330
Proceeding Conjerence Ergonomics Society 2011

ISSN 2088-9488 :
ada, yaitu N = 60, maka diperoleh nilai kritis bagian TI dengan SPSS
untuk taraf signifikan 5% adalah
maka butir pernyataan tersebut tidak val id
1 i' Nationci ojimmesicm

Re!iability Statistics AKOVA'


Si.rn
HeanS
cu;res
uare
Cronbachl 11982
183 5
3 000
2

s N of 103
6 .20

1:131

Items Fungsi Otdvrtg

24 Coetflr.hrts
statdardizee Slsndtrdi
Gambar 3. Hasil Rehabilitas Comcert'$ &d

kuesioner bagian III dengan -4 451E-


.
10 .
G
SPSS edvno
Funs
15 1
000
0
. .369
0 0
0
ooo 379
0.6b .
e;dung
.ooo E7 ooo
femXzrjzn
b. Regresi Linier KB

Setelah dilakukan Uji Validitas dan


Realibilitas pada data kuesioner Ev;vaslJ3ur

Bagian II dan Bagian III maka SB1ks

selanjutnya dilakukan pengolahan 30


33
Std.

data menggunakan Regresi Linier 3


31.
5
.

dengan Program SPSS 16 0 Hasil untuk


t 7
333
9
22
kuesioner bagian II dan III Pada
3
85 0
00 6
Gambar 4 dan Gambar 5 sebagai 29
.4 6
berikut: 50
0
.
4
Descx Stattstics 7
6 50
Mean Std 6 60
eMim 2 60
Deviatior
G F
Evaluasi Jalur 77.78 14.250 6 e u
Ezrakuasi 33 89 0 t
n
h
0e3in Oedung 28.45 5.254 60 z g
Fungs Cedung 00 30 60 n sj
Pemaharnan K3 Pe j .
25.80 5.404 6 0
ars 9
00 96 0 on
0 J
1
0 .DO
23.53 847 O 7
33 Jah De-eh Funai Pernahur .917 .
38 T2
x x
4 4 c
Enkuz.i t
56 n 00
Fearsa Card&or t.oo 1.00 823
0 0 o 0
o .545
*623
.
.778
I. 1.00 oo .
0 ,0Q0 o oo
e,auasJar -623
Ja o
Cesan ewno ur Eyatatai
Funql Eyauasi 60 60 6 80
K3 60 60 0 60
Mur Enmal
60 6 60
Evakaa.l 50 60 60
60 60 0
Geaan 60
pengeteNja
Funas 50 60 60 60
n 83
60 60 60

McQ L
hdabhs d Varfables
Ent62d O Entered
3errxxed
Pem*uran
K'. Detan ErQr
Cbfdn
3b
EvahJ8S1
EwkU8i

S.mtmayb Model Sumrnaryb

Adjusled Sld. Et:ot R RS A' sled Std.


Mod uare Emor ot
R of hs e
R
the
Esgrnat8 uare
t 000 1 000 00000 3 Predictcrs: (Cntanf). pemshaman 1 Estmat2
K3. pessn Gedung, Fengt GEdung
l. Ce;jenden vanabie: EKiuasJakur Enhasi

Workp/ace Safet)' and Health


Proceeding National Conference Ergonomics 2011
2088-9488
1.00? .ooo -000 .ooooo a Predictors: (Constant).
Pengetahuan K3, Desan Cedung. Fungsi Gedung b 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dependenl Variabie: Evaluasi Jalur Evakuasi

Sum
ANOVAb 4.1 Analisis Regresi Linier
1 Regressi
S vares
1
f
3
*8311 S uare
4355.3
sn
.
Untuk analisis hasil Regresi Linier
on 3056.98
3 5
28
.ooo
O kuesioner bagian II didapat
Reitual Y
Tla;
.ooo
13068.3
9 persamaan regresi ( -4451E-15 + 0
33
3. ?T8djctnrs: (Cfr1nD. Peng*tahuan K3. Dea;n tedunp. Fungsi Gedur,p 369Xl + 0,379X2 + 0,452X3)
selanjutnya akan diuji apakah valid
. D?6dent Variabl'. EraluasiJarur Evakl

C.nefflderis
unstanearted Stanaard1
atau tidak untuk memprediksi
Coefficents ZBd
Coethc:en
variabel dependen Dengan kata lain,
1 (Constan0 -4.1746- Error
s
Si
akan dilakukan pengujian apakah
ketiga variabel X mempengaruhi
Desin 14 .
Gedung
Fungs 1.00 ooo
GBdung
Pengelahuen
0
1.00 . variabel Y Diini akan diberi ui
0 0
. 0 koefisien regresi dari variabel desain
ooo .
00
0
343
*435
gedung.
a. Dgpendent Variable: Evaluasl Jalur Emkua 35 Diini akan diberi uji koefsien
regresi dari variabel kondisi gudang
Gambar 5. Hasil Regresi Linier dan pergetahuan tentang K3 :
kuesioner bagian II dengan SPSS
Gambar 4 Hasil Regresi Linier kuesioner
bagian II dengan SPSS

-251
I 01Indonesicm
ISSIV

a. Ho Desain Gedung, Fungsi Gedung, dan 1.254.


Pemahaman K3 berpengaruh terhadap
Evaluasi Jalur Evakuasi. b. Hal Desain Prosedur mencari statistik tabel dengan
Gedung berpengaruh terhadap kriteria:
Evaluasi Jalur Evakuasi. c. Ha2 : Fungsi
Gedung berpengaruh terhadap i. tingkat signifikan @ 0,05) ii. df atau dk
Evaluasi Jalur Evakuasi. d. Ha3 Pemahaman (derajat kebebasan) jumlah data 2 atau
K 3 berpengaruh terhadap Evaluasi Jalur 60-2 = 58 iii. sehingga ttabel = 1.672
Evakuasi. e. Hm Desain Gedung tidak
berpengaruh terhadap Evaluasi Jalur Hasilnya adalah untuk variabel desain
Evakuasi. f Ha5 : Fungsi Gedung tidak gedung nilai thitung Gabel, yaitu 9.982 1
berpengaruh terhadap Evaluasi Jalur
Evakuasi. g. Ha6 Pemahaman K3 tidak 672, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
berpengaruh terhadap Evaluasi Jalur signifikan. Jadi desain gedung berpengaruh
Evakuasi. terhadap Evaluasi Jalur Evakuasi. Untuk
variabel fungsi gedung ni lai thitung yaitu
8.626 > 1 672, maka Ho ditolak dan Ha
Kaidah Keputusan. diterima, artinya signifikan. Jadi fungsi
1. Jika nilai thitung Gabel, maka Ho dito]ak gudang berpengaruh terhadap Evaluasi Jalur
dan Ha diterima, artinya signifikan. Evakuasi. Sedangkan untuk variabel
ii. Jika nilai thitung ttabel, maka Ho diterima Pemahaman K3 memiliki nilai thitung <
dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. ttabe}, yaitu 1 254 S 1.672 , maka Ho
Tabel coefficient diperoleh thiiung untuk diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
variabel desain gudang 9.982 , thitung untuk signifikan Jadi untuk Pemahaman K3 tidak
variabel fungsi gudang 8.626 dan thitung berpengaruh terhadap Evaluasi Jalur
untuk variabel Pemahaman K3 Evakuasi.
Workplace Safety
Proceeding Conjerence Ergonomics Society 2011

ISSN : 2088-9488
Untuk Kuesioner Bagian ke III yaitu Evakuasi.
Kondisi Gedung yang diharapkan dari Tabel d. Ha3 . Pemahaman K3 berpengaruh
Coefficient didapatkan persamaan regresi ( = terhadap Evaluasi Jalur
-4.174E-14 + 0.356Xl + 0,343X2 + 0,435X3) Evakuasi.
selanjutnya akan diuji apakah valid atau tidak e. HmDesain Gedung tidak
untuk memprediksi variabel dependen. berpengaruh terhadap Evaluasi Jalur
Dengan kata Iain, akan dilakukan pengujian Evakuasi.
apakah ketiga variabel X mempengaruhi Fungsi Gedung tidak berpengaruh
variabel Y. Disini akan diberi uji koefisien terhadap Ev aluasi Jalur Evakuasi.
regresi dari variabel desain gedung. Ha6 Pemahaman tidak berpengaruh
Disini akan diberi uji koefisien regresi dari terhadap Evaluasi
variabel kondisi gudang dan pengetahuan Jalur Evakuasi.
tentang K3 :
a. Ho Desain Gedung, Fungsi Gedung, dan Kaidah Keputusan.
Pemahaman K3 berpengaruh i. Jika thitung maka Ho ditolak dan Ha
terhadap Evaluasi Jalur diterima, altinya signifikan ii. Jika nilai
Evakuasi. thitung < maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak signifikan
b Hal . Desain Gedung berpengaruh terhadap Tabel coe.fficienl diperoleh thilung untuk
Evaluasi Jalur Evakuasi. variabel desain gudang = 0 , thitung untuk
c. Ha2 Fungsi Gedung berpengaruh variabel fungsi gudang 0 dan thitung untuk
terhadap Evaluasi Jalur

1-252 Hea//h

Workp/ace Safet)' and Health


Proceeding National Conference Ergonomics Society 2011

: 2088-9488
I I' o/Indonesiun

variabel Pemahaman K3 0. Prosedur


mencari statistik tabel dengan
kriteria:
i. tingkat signifikan (u 0,05)
11. df atau dk (derajat
kebebasan) jumlah data 2
atau 60-2 58 iii. sehingga
ttabel 1.672
Hasilnya adalah untuk
variabel desain gedung nilai
thitung Gabel, yaitu o
1.672 maka Ho diterima dan
Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Jadi desain gedung tidak
berpengaruh terhadap Evaluasi Jalur Evakuasi. Untuk variabel
fungsi gedung nilai thitung ttabel, yaitu 0 S 1.672, maka Gambar
7. Denah Arus Evakuasi Lantai 1
Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya tidak signifikan. Jadi
fungsi gudang tidak
berpengaruh terhadap
Evaluasi Jalur Evakuasi.
Sedangkan untuk variabel
Pemahaman K3 memiliki nilai
thitung Gabel, yaitu 0 1.672 ,
maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak
signifikan. Jadi untuk
Pemahaman K3 tidak
berpengaruh terhadap
Evaluasi Jalur Evakuasi.

Gambar 8. Denah Arus Evakuasi Lantai 2

Workp/ace and
4,2 Perbaikan
JalurEvakuasi
perbaikan
Proceeding Nu/ional Conference Ergonomics Society 2011
untuk
Basement,
ISSN : 2088-9488
Denah
Evakuasi
Lantai
Denah
Prosedur

belum ada pengarahanmengenaiK 3


untuk lingkungan pendidikan Para
Gambar 6 Denah Arus Evakuasi Lantai
Basement

Safe/y I -253

1 ojindonesian
ISSIN

responden mengungkapkan bahwa DAFTAR PUSTAKA


mereka mengharapkan kondisi geduno Ramli, Soehatman, Sistem
kedepannya dapat diperbaiki Manajemen Keselcnnatcm &
berdasarkan prosedur K3 untuk Kesehatan Kerja, PT Dian Rakyat,
sebuah gedung bertingkat. Jakarta, 2010.
2. Beberapa jalur dapat digunakan Nazir, Moh, PhD. Merode Penelilian,
sebagai emergency access untuk Ghalia Indonesia, Ciawi-Bogor
menentukan arus evakuasi. Hanya Selatan, 2005.
beberapa akses yang tersedia tidak
Priyatno, Duwi, S E Paham
berfungsi dengann baik
Statistik Data dengan SPSS,
3. Perancangan denah arus evakuasi
MediaKom, Yogyakarta, 2010
menjadi hasil yang utama pada
Sudjana. Meioda Statistika, Edisi
penenlitian Im. Dengan
Keenam,
mempertimbangkan pemilihan
PT Tarsito, Bandung, 2002
jalurjalur aman dan cepat untuk
digilib.its.ac-id/public/ITS-
proses
Undergraduate
"Perancangan Prototype Dynamic Exit

Workplace and Heallh


Sign Dengan Mengembangkan Metode menyelamatkan diri atau korban
bencana
Floyd-Warshall Algorithm Pada bila susatu saat terjadi bencana pada
Perancangan Proses Evakuasi Gedung
gedung tersebut-
Bertingkat". Waktu Akses 10 Februari
2011
Adapun saran yang berguna untuk
www.petra-ac.id, 2008. Waktu Akses 10
penelitian selanjutnya adalah
Februari 2011
l. Dalam pengklasifikasian responden migas- indonesia.com
"Prosedur pada penyebaran kuesioner sebaiknya
Keadaan Darurat untuk Gedung dipersempit untuk mendapatkan hasil
Bertingkat Lebih dari 40 Lanta?', 2006 yang lebih baik.
Waktu Akses 1 1 Februari 2011
2. Pada perancangan jalur evakuasi lebih "Antisipasi Kebakaran di Bangunan diperhatikan
kembali mengenai faktor-
Bertingkat", selalusiaga.blogspot.com faktor yang mempengaruhi
berjalannya
2009. Waktu Akses I I Februar-i 2011
proses evakuasi dan sign system yang http://shinamon.wordpress.com/2010/08/14
digunakan pada area gedung-
/cara-evakuasi-di-gedung-
bertingkatberdasarkan-jenis-keadaan-
daruratnya/ Wak-tu Akses 7 Juli
2011

1-254 Sa/tv Health

Anda mungkin juga menyukai