OLEH :
09120190016
MAKASSAR
2022
1. PENDAHULUAN
dan 2 benua. Gempa sering terjadi di Indonesia, baik yang diakibatkan oleh
gempa yang meningkat membuat setiap masyarakat yang ada siaga dalam
meledup dan lai-lain. Adanya pedoman dan langkah antisipasi saat terjadi
kecelakaan.
tempat keramaian. Pada hal ini sebuah bangunan yang terletak di jln Bola
Tellue. Pada saat terjadi bencana, semuanya berlarian menuju jalan keluar
point) yang aman. Terdapat beberapa area kosong yang dapat digunakan
sebagai titik berkumpul (assembly point), yaitu di bagian utara, barat, dan
evakuasi menuju tempat yang telah ditentukan. Model simulasi juga akan
dilakukan untuk mengevaluasi arah alur dalam peta evakuasi yang diterapkan.
(assembly point). Jarak yang terpendek merupakan jalur tercepat menuju titik
keputusan yang saling terkait. Solusi-solusi tersebut dibentuk dari solusi yang
berasal dari tahap sebelumnya dan ada kemungkinan solusi lebih dari satu
(Novandi, 2007).
lintasan terpendek (single pair shortest path). Solusi lintasan terpendek dari
2. Metode Penelitian
a. Studi lapangan
peta evakuasi dengan maksud buat mendapatkan isu awal yang lengkap
c. Penentuan tujuan
Warshall pada penentuan lintasan terpendek pada proses evakuasi waktu terjadi
yang dilakukan:
Rumah bersalin Mutiara Ibu belum mempunyai peta evakuasi yang cukup
baik bagi keselamatan perawat dan pasiennya. Peta evakuasi yang dibuat
belum sesuai dengan jalur-jalur yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, menurut
pengalaman kemarin yang baru terjadi di bulan januari 2021 yaitu terjadi
gempa bumi. oleh karena itu, akan dilakukan evakuasi saat terjadi bencana
gambaran secara jelas bagi enghuni rumah bersalin Mutiara Ibu tentang
petunjuk evakuasi menuju titik kumpul (assembly point). Oleh karena itu,
dan gampang dipahami oleh perawat dan pasien saat terjadi bencana.
dahulu sesi wawancara dan survey langsung ke lokasi yang bertujuan untuk
rumah bersalin Mutiara Ibu. Dan yang terakhir, hasil dari semua survey yang
didapat akan digunakan untuk pembuatan jalur evakuasi yag baik dan benar.
Dari hasil data yang telah diambil terdapat 5 tahap dalam perancangan
letak dan ukuran masing-masing ruang dan akses jalur yang ada di rumah
Penentuan titik kumpul di letakkan pada lahan kosong yang ada disekitar
3. Penentuan Node
ruang.
point).
2 R. Recepsionis X-A 1M
tangga
Tangga ke
6 X-F 1M
lantai 2
Jalan ke lantai
7 X-G-F 4 M/ 1 M
dasar
Jalan menuju
jalur evakuasi
8 X-H-E 4 M/ 1 M
kelantai dasar
9 WC X-I-G-F X-I-H-E 1 M/ 4 M/ 1 M
R. Rawat X-L-K-J-H-
10 X-N-O-I-G-F 1 M/ 1 M/ 1M/ 1M/ 4M
pasien E
tersebut terlihat jelas pada siang dan malam hari. Pada malam hari bahan akrilik
terseut akan memancarkan cahaya sehingga walaupun dalam keadaan gelap jalur
evakuasi akan tetap terlihat. Penandaan arah evakuasi pada semua tempat yang
ada di rumah bersalin mutiara ibu akan di beri jarak yang seragam sehinggan
sepanjang jalur evakuasi untuk menuju ke titik kumpul yang suudah ditentukan.
mencari tempat yang aman saat terjadi bencana yaiitu titik kumpul. Pemasangan
jalur evakuasi dilakukan pada dinding pada bangunan setinggi rata2 tinggi orang
dewasa. Hal ini bertujuan agar penghuni dapat langsung melihat arah jalir
evakuasi saat terjadi gempa bumi misalnya. Warna yang digunakan adalah warna
biru dengan tanda panah merah dan disekelilingnya berwarna putih untuk
memperjelas lagi arah evakuasi Tinggi tulisan pada penandaan arah evakuasi
yaitu 25 mm. Hal ini memenuhi standar penulisan pada penandaan yaitu minimal
terpasang di tiang penyangga bangunan dapat terlihat jelas pada jarak 2-3 m.
Sedangkan penandaan yang terpasang di dinding bangunan dapat terlihat jelas
Iftadi, Irwan, Wakhid Ahmad Jauhari, and Beny Nugroho. "Perancangan Peta