Anda di halaman 1dari 6

JALUR EVAKUASI GAMPONG PEUNITI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wilayah Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik yang mengakibatkan


terdapatnya jalur-jalur rawan gempa bumi bahkan tsunami. Tercatat beberapa gempa yang
disusul tsunami ke daerah pesisir, antara lain yang terjadi di Aceh. Gempa bumi tektonik
berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India 2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km di
laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Provinsi Aceh. Gempa itu disertai
gelombang pasang tsunami yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia Aceh
dan Sumatera Utara, Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand
beberapa tahun yang silam.

Berdasarkan pengalaman bencana gempa dan tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember
2004, kenyataannya masyarakat sangat mengalami kesulitan pada saat melarikan diri dari
gelombang tsunami karena terjadinya kemacetan pada setiap ruas jalan yang disebabkan oleh
besarnya arus lalu lintas yang bergerak secara, sehingga banyak korban jiwa yang tidak bisa
dihindari.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi jalur evakuasi bencana di
Gampong Peuniti Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh apakah sudah sesuai dengan
marka yang sudah ada pada saat ini.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah jalur evakuasi pada gampong
Peuniti sudah mengarahkan ke daerah yang lebih aman terhadap bencana alam seperti gempa
dan tsunami, sehingga memberikan informasi yang maksimal serta memberikan kemudahan,
kecepatan dan keakuratan dalam melakukan pengendalian dan evakuasi masyarakat
Gampong Peuniti Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh ketika terjadi bencana tsunami.

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah kemudahan masyarakat Gampong
Peuniti Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh untuk mencapai jalur tercepat menuju
tempat aman sebagai upaya antisipasi maupun meminimalisir korban saat terjadi bencana
tsunami. Memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat dalam melakukan evakuasi
bencana, pengendalian dan pemantauan ketika bencana terjadi.

1
Hasil dari penelitian adalah jalur evakuasi saat ini pada Gampong Peuniti Kecamatan
Baiturrahman Kota Banda Aceh sudah menunjukkan ke arah yang sesuai yaitu Lampenerut,
namun jika ditinjau saat ini sudah adanya flyover di Sp. Surabaya baiknya masyarakat di
daerah Peuniti jika terjadi bencana alam seperti gempa dan tsunami langsung menuju arah
Lambaro melalui flyover yang merupakan dataran lebih tinggi, unuk menghindari volume
lalulintas yang sudah tinggi di seputaran jalur evakuasi yang telah tersedia saat ini.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Bencana Tsunami

Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh berbagai macam
gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng,
atau gunung meletus. Gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa
pasang surut air laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman yang salah, para ahli
oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk
menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih akurat. Tsunami dapat dipicu oleh bermacam-
macam gangguan (disturbance) berskala besar terhadap air laut, misalnya gempa bumi,
pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di bawah laut, atau tumbukan benda langit.
Tsunami dapat terjadi apabila dasar laut bergerak secara tiba-tiba dan mengalami
perpindahan vertikal.

Jalur Evakuasi

Jalur Evakuasi adalah jalur yang diperuntukkan khusus menghubungkan semua area ke area
yang aman sebagai Titik Kumpul. Dalam keadaan Darurat, Jalur Evakuasi menjadi sangat
penting dan mutlak untuk diletakkan sebagai Penunjuk Arah.

Slamet Sulaeman, dkk (2008) menyatakan dalam hasil penelitian :

1. Jalur evakuasi dirancang menjauhi garis pantai dan menjauhi aliran sungai;
2. Jalur evakuasi diusahakan tidak melintang sungai atau jembatan.
3. Supaya tidak terjadi penumpukan massa, dibuat jalur evakuasi parallel.
4. Untuk daerah berpenduduk padat, dirancang jalur evakuasi berupa system blok, dimana
pergerakan massa setiap blok tidak tercampur dengan blok lainnya untuk menghindari
kemacetan.

2
5. Untuk daerah yang landai dimana tempat tinggi cukup jauh, dibuat sistem kawasan aman
sebagai tempat evakuasi sementara.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Gampong Peuniti Kecamatan Baiturrahman Kota Banda
Aceh sebagai Judul Tugas Metodologi Penelitian dan penelitian dari Tugas ini dilaksanakan
pada 09 Oktober 2018 yang bertempat di daerah Gampong Peuniti Kecamatan Baiturrahman
Kota Banda Aceh.

Gambar 1. Lokasi Penelitian Gampong Peuniti Kecamatan Baiturrahman

Observasi lapangan

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan
secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti
mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada
di lapangan, khususnya penempatan marka jalur evakuasi.

3
ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

Peta Jalur Evakuasi Gampong Peuniti

Dengan Luas daerah 48,75 Hadanpusatperdagangan, gampong Peuniti merupakan daerah


yang relatif padat penduduk sehingga mempengaruhi kelancaran terhadap evakuasi bencana
tsunami. Secara fisik, keseluruhan jalan desa yang digunakan sebagai jalur evakuasi bencana
adalah perkerasan aspal dengan kondisi bagus.

Beberapa gedung tinggi dapat menjadi titik evakuasi bagi warga gampong Peuniti. Beberapa
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan gedung perkantoran pemerintah yang berada di
Gampong Peuniti memiliki bangunan 2 (dua) lantai.

Jalur evakuasi bencana di Gampong Peuniti dilakukan pada jalan utama dengan titik awal
jalur evakuasi yaitu Jalan TM. Pahlawan, kemudian melintasi Jalan Tengku Sulaiman Daud
atau melintasi Jalan Nyak Adam Kamil II. Selanjutnya menuju ke Jalan Hasan Saleh
Gampong Neusu Aceh. Pada titik kedua jalur evakuasi untuk daerah Peuniti menuju Jalan
Sultan Mahmudsyah, kemudian melewati Jalan Japakeh selanjutnya melintasi melintasi Jalan
Nyak Adam Kamil I kemudian melintasi Jalan Nyak Adam Kamil II. Keseluruhan rute
tersebut merupakan jalan aspal yang bagus dengan lebar lingkungan yang memenuhi syarat
sebagai jalur evakuasi yaitu diatas 4 meter. Namun mengingat saat ini sudah adanya
bangunan flyover yang jarak bangunannya tidak jauh dari Gampong Peuniti, ada baiknya
dilakukan jalur evakuasi parallel agar dapat mengurangi volume lalu lintas yang tinggi pada
rute jalur evakuasi yang telah tersedia.

Jalur evakuasi Gampong Peuniti

Saat ini sudah tersedianya 6 (enam) marka jalur evakuasi di sekitaran Gampong Peuniti
Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh. Posisi marka jalur evakuasi (MM-1) berada di
samping Kantor Kodam-0101 yang menunjukkan arah menuju Jalan Sultan Mahmudsyah.

Gambar 2. Posisi marka jalur evakuasi


(MM-1)

4
Posisi marka jalur evakuasi (MM-2) berada di samping Pondopo menunjukkan arah ke Jalan
Japakeh dan kemudian melintasi Jalan Nyak Adam Kamil II.

Gambar 3. Posisi Marka Jalur Evakuasi (MM-2)

Posisi marka jalur evakuasi (MM-3) berada di samping TM. Putroe Phang menunjukkan arah
ke Jalan Teuku Umar.

Gambar 4. Posisi Marka Jalur Evakuasi (MM-3)

Posisi marka jalur evakuasi (MM-4) berada di samping Anjong Mon Mata menunjukkan arah
Jalan Nyak Adam Kamil I.

Gambar 5. Posisi marka jalur evakuasi


(MM-4)

5
Posisi marka jalur evakuasi (MM-5) berada di samping TM. Putroe Phang menunjukkan arah
Jalan Nyak Adam Kamil II.

Gambar 6. Posisi Marka Jalur Evakuasi (MM-5)

Posisi marka jalur evakuasi (MM-6) berada di samping Kantor Komando Daerah Militer
Iskandar Muda Hukum menunjukkan arah Jalan Hasan Saleh Gampong Neusu Aceh.

Gambar 7. Posisi Marka Jalur Evakuasi (MM-6)

Sketsa keseluruhan rute mitigasi bencana (jalur evakuasi) Gampong Peuniti Kecamatan
Baiturrahman Kota Banda Aceh dapat dilihat pada Lampiran I.

Anda mungkin juga menyukai