Anda di halaman 1dari 14

Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

MITIGASI GEMPABUMI AKIBAT SESAR AKTIF


Dr. Daryono, S.Si, M.Si (BMKG)
- Zona sumber gempa
1. Zona tunjaman lempeng atau subduksi,dimana gempa terjadi antar pada pertemuan anatr
lepmeng. (lempeng samudera-lempeng benua,lempeng benua-lempeng benua,dll) yang
dapat dibagu menjadi 2 jalur: jalur interpolate (meghatrhurst 0-50 km) dan jalur
intraplate beniof (70-250 km).
2. Zona sesar kerak dangkal (Shallow Crustal Earthquake) dimana gempa yang terjadi di
dalam kerak bumi yang dangkal.
3. Zona sumber gempa menyebar (difusse),yaitu untuk daerah yang memiliki potensi
kegempaan saam sepertu hubungan zona back arc dan zona arc basin.
4. Zona sumber gempa latar belakang (Background Earthquake),yaitu daerah yang tidak
diketahui aspke kegempaannya dan sedikit memiliki catatan gempa tetapi bepeluang
menimbulkan gempa.
Gempa untuk daerah Sumatera,Jawa,Sulawesi,Papua terutama yang dekat dengan
pemukiman masyarakat menjadi suatu masalah penting yang harus diperhatikan dan
dilakukannya antisipasi atau mitigasi bencana baik itu gempa yang berukuran besrar maupun
kecil.
- Sesar Aktif
Sesar aktif adalah sesar yang telaah
berulang kali memicu gempa pada masa
lalu dan riwayatnya menunjukkan
kemungkinan akan aktif kembali dan
berulang kembali. Sesar aktif tergolong
sumber gempa dengan kerak dangkal
(Shallow crustal earthquake) yang dapat
dikenali kenampakannya melalui bentuk
lahan baik dalam skala besar maupun
dalam skala kecil. Tingkat risiko
gempanya tergantung interval
pengulangan gempa,kompleksitas sesar,
dan perkembangan wilayah di daerah tersebut.
- Karakter Aktivitas Gempa Sesar Aktif
Berikut ini adalah skala dari sesar aktif dapat dilihat terdapat tools past dan future dan time
waktu dengan keterangan inactive fault,active fault,dan Re-activated fault.
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

- Pentingnya Masyarakat Memahami Lokasi dan Jalur Sumber Gempa


Wilayah Indonesia adalah Kawasan rawan gempa bumi dan tsunami.Sumber gempa di
Indonesia ada 2 macam,yaitu: zona sumber gempa megathrust sebanyak 13 segmen dan zona
sumber gempa sesar aktif sebanyak 295. Dengan begitu, dapat dilakukannya sosialiasi kepada
masyarakat setempat khususnya yang berada di kawasan rawan gempa tersebut agar
masyarakat dapat membangun bangunan yang layak di daerah tersebut dan mengerti terhadap
bahaya gempa dengan mitigasi gempa yang baik.
- Pemetaan gempa dengan Kawasan area Regional-Nasional
Sebelum didapatkan pemetaan regional dilakukannya survey lapangan dengan meletakkan
sensor berupaa alat ukur besar gempa pada titik-titik area yang akan dilakuakan pemetaan
(regional). Hasil dari pengukuran tersebut akan dibentuk dalam sebuah data berupa grafik.
- Contoh gempa yang terjadi akibat sesar aktif di daerah Jakarta
Data gempa ini juga dipengaruhi oleh perkembang teknologi dalam perekaman gempa (alat
ukur) yang digunakan yaitu berupa sensor untuk mengukur besar nilai gempa sesuai tanggal
kejadian dan daerahnya yang dimuat daalam data dan diproses menjadi sebuah peta.
- Pentingnya Menata Urutan Seismik
1. Melakukan penataan urutan seismic,dengan cara
memantau serangkaian gempa kecil yang
membentuk jalur.
2. Gejala permukaan ini merambat secara perlahan.
3. Di peta, pola jalur tersebut memitong kota Haiceng.
Pemantauan inilah yang akhirnya
menyelamatkan 100.000 jiwa
penduduk,walaupun rumah dan bagunan lainnya
mengalami kerusakan parah.Pristiwa ini terjadi
pada tanggal 4 Februari 1975.
- Mengidentifikasi Sumber Gempa Kerak Dangkal
di Kalimantan
Skenario model guncangan yang ada di kerak
dangkal di Kalimantan dengan mengetahui terlebih dahulu sesar aktif di daerah tersebut,
kemudian catatan gempa yang berisiko merusak,dan melakukan scenario model dengan
pemetaan.Skenario model ini perlu berdasarkan data yang valid dan sistematis.
Dilakukannya model gempa sesar ini untuk melihat akibat dari kerusakan gempa dan
dibutuhkan untuk pengembangan wilayah di daerah tersebut.
- Riwayat Gempa Merusak Akibat Sesar Aktif
Di Indonesia sudah terjadi lebih dari 45 kali gempa mematikan (deadly earthquake) akibat
sesar aktif dan sebagian sumber gempa sesar aktif ini terletak di daratan dekat pemukiman.
Berikut merupakan contoh gempa bumi akibat sesar aktif.
1. Gempa Bumi Kerinci 1909 (M-6,5) 101 MD
2. Gempa Padang Panjang 1926 (M-7,5) 354 MD
3. Gempa Wonosobo 1924 (M-6,5) 100 orang MD
4. Gempa Liwa 1994 (M-6,5) 194 MD
5. Fempa Yogyakarta 2006 (M-6,4) 5.800 MD
6. Gempa Pidie Jaya 2016 (M-6,5) 104 MD
7. Gempa Lombok 2018 (M-6,4;M-7,0;M-6,9) 564 MD
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

8. Gempa Palu 2018 (M-7,4) 2.113 MD


9. Gempa Mamuju 2021 (M-6,2) 105 MD
- Identifikasi Blind Fault

Zona fault avoidance adalah area yang dibuat dengan menetapkan zona peyangga di kedua sisi sesar
(zona rekahan yang teridentifikasi). Zona peyangga minimum 20 meter di kedua sisi jejak gangguan
yang diketahui atau zona patahan gangguan yang mungkin terjadi.

- 3 hal penting terkaita gempa akibat sesar


1. Ground Shaking (guncangan)
- Dampaknya paling luas (guncangan luas).
- Menyebabkan paling banyak kerusakan.
- Dapat memicu dampak ikutan lain
(longsor,runtuhan batu,likuifasi,kebakaran,dll).
2. Surface deformation (perubahan permukaan)
- Dapat berdampak pada wilayah luas.
- Dapat memicu kerusakan terbatas (Critical
facilities).
- Memicu efek ikutan lain (ketidakstabilan
lereng,rekahan sekunder,dan tsunami).
3. Surface rupture (rekahan permukaan)
- Dampaknya tidak luas (bagian tertentu saja pada jalur sesar).
- Dapat mimicu keruskaan bangunan.
- Dapat memicu dampak ikutan lain (kolam pecah,bendungan jebol,jembatan putus,dll).
- Inilah pentingnya melakukan pemtaan jalur sesar.
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

- Penyebab Utama Runtuhnya Bangunan


1. Guncangan tanah (98 %)
2. Diiukuti oleh likuefaksi (32%)
3. Longsoran (28 %)
4. Tsunami (10 %)
5. Rekahan permukaan (10 %)
- Sesar Kendeng

 Zona sesar ini merupakan kumpulan sesar-sesar naik dan lipatan yang memanjang yang
berarah bart timur dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
 Secara regional besaran sesar ini meman Panjang,tetapi terdiri segmen-segmen kecil
sehingga menitudo gempa yang dihasilakn juga relative kecil.
 Sesar aktif,terbukti adanya aktivitas gemoa-gemoa dangkal yang terjadi di sepanjang
zona sesar ini.
 Terbantuk akrena flexure back arc akibat subduksi yang dikombinasikan dengan beban
jalur vulkanik dan kompresi akibat munculnya jalur gunung api.
 Sesar kendang merupakan zona,jika individual sesarnya masing-masing aktif,tentu
dalam magnitude terpisah-pisah,kecil kemungkinan akan terdeformasi dalam satu
gempa di sempanjang zona tersebut.
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

MITIGASI GEMPA SESAR AKTIF


(Dr. Mudrik Daryono-BRIN)
● Mitigasi : Upaya untuk mengurangi resiko bencana
● Terjadinya gempa bumi (Penelitian gempabumi di darat, di pantai, dan di danau)
● Pusgen 2017- terdapat 81 patahan/sesar aktif, sampai sekarang menjadi 295
patahan/sesar aktif
● Terdapat megathrust yang diakibatkan oleh proses subduksi di Sumatera yang mana
pada pulau-pulau sekitarnya terdapat respon pengangkatan/penurunan tektonik pulau-
pulau tersebut, kemudian ada sesar Sumatra yang memotong Sumatera mulai dari
Lampung hingga Aceh
● Sliprates : perhitungan kecepatan pergeseran suatu lempeng karena gucangan gempa
● Di sesar sumatera, sliprates bagian utara lebih cepat dari bagian selatan namun setelah
dilakukan perhitungan dengan data terbaru, hasilnya enunjukkan bahwa hasilnya
hampir sama yaitu 14 mm/years
● Penelitian yang dilakukan BRIN adalah meneliti pergeseran sungainya. Apabila
normal, maka akan lurus, apabila terdampak oleh sesar aktif, maka akan bergeser. Di
sini BRIN dapat menghitung pergeserannya dan juga umur perlapisannya sehingga
dapat ditemukan kecepatan pergeseran sesar aktif.
● Ranau - ditemukan tutupan letusan gunung ranau, kemudian dihitung umurnya dan
dihasilkan hasil perhitungan umur yang jauh lebihmuda dari perkiran sebelumnya.
Dari sini dapat terhitung sliprates dari sesar sumatera
● Penelitian di Sumatera Barat (danau singkarak) terdapat segmen siano, sumani dan
salupi. Dan uniknya gempa terjadi selalu kembar, magnitude hampir sama, dimulai
dari sisi selatan kemudian diikuti dengan sisi utara. Jedanya 2-7 jam. Retakan akibat
gempanya membentuk pola moletrack.
● Upaya mendalami kejadian gempabumi tua yang terjadi di sumatera barat dengan
mendalami sedimentasi danau singkarak dan danau maninjau menggunakan data
geofisika dan core sample. Menggunakan data seismik, sehingga mendapatkan suatu
profil dengan tujuan untuk mengetahui sedimen mana yang dapat merekam gempa
bumi dengan bagus. Kemudian diolah dan mengetahui ttitik tertentu, kemudian
barulah diambil sampel. Setelah di teliti, sampel yang diambil dapat merekam banyak
kejadian secara presisi seperti kejadian iklim, gunung meletus, juga aktifitas gempa.

Gambar 1. Hasil Analisis Core Sample


Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

● Sampel tersebut dimasukkan dalam ct scan untuk mempelajari lebih detail lagi
lapisan-lapisan pada core sample.
● Penelitian menghasilkan rekonstruksi gempa bumi yang lebih tua dari tahun 1926,
yaitu 1821, 1822, 1823. Kemudian, dari data sample tersebut juga dapat ditunjukkan
rekaman secara presisi terkait dengan 2 gempa bumi doublet dengan delay waktu 2
jam dan 7 jam. Pada visualisasi nampak arah pengendapan dari sumber gempa
buminya dan juga menunjukkan besar guncangan gempa buminya.
● Kemudian dilakukan pula penelitian terkait dinamika pulau-pulau yang ada di
Indonesia. Ditunjukkan bahwa di jawa terjadi variasi arah gerak pulau. Jawa
bagian selatan lebih cepat daripada bagian utara. Ini disebabkan oleh batasan dari
stress akumulasi jumlah tektonik yang dilepaskan di lokasi dalam bentuk gempa
bumi dan Ini diakomodir oleh sesar aktif.
● Magnitude kecil errornya besar sekali, namun apabila menggunakan data yang
padat kita bisa mengetahui secara rinci lokasi sumbernya di mana serta aktivitas
pelepasan energinya di mana di situ terdapat sesar aktif yang mana membuat
pelepasan energi lebih besar
● Survei geofisika dangkal Gambar 2. Arah dinamika pulau Jawa
(menggunakan metode geolistrik dan georadar) yang di run di garis sesar aktif yang
sudah diketahui sebelumnya. Melalui georadar dapat diketahui surface rupturenya.
Terdapat depression yang menunjukkan sesarnya.
● Case gempa bumi berulang di Himalaya :
sebelum gempa terdapat punggungan dan juga
lembah sungai. Kemudian setelah terjadi gempa
bumi robek atau terbelah secara tiba-tiba
kemudian terjadi guncangan yang menjalar di
sekitarnya. Guncangan itu apabila di laut dapat
menyebabkan tsunami, kalau di darat dapat Gambar 3. Garis sesar aktif
menyebabkan longsoran, likuifaksi, amplifikasi,
dsb. Sumbernya dibuktikan dengan pergeseran sungai, kenaikan, penurunan lempeng
dsb.
● Siklus sesar : menghimpun energi-melepaskan energi-menghimpun energi lagi.
Jedanya disebut dengan recurrent interfal.

Gambar 4. Gambar siklus sesar aktif


Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

● Proses deformasi ketika dia tidak mampu menahan energinya, maka energi tersebut
dilepas menjadi gempa bumi.
● Dikatakan sesar aktif apabila memiliki bukti terjadinya gempa bumi pada 11000 th
lalu
● Masalah utama : menemukan jalur siklus sesar aktif. Bisa dihasilkan dengan 2 cara
yaitu menemukan jalur setelah terjadi gempa bumi, dan sebelum terjadi gempa bumi.
Tapi untuk menemukan jalur sebelum terjadinya gempa bumi sangat membutuhkan
usaha yang besar. Setelah menemukan jalur, lahan atau lokasi tersebut digali dan
dipelajari stratigrafinya, di peta-kan, kemudian diambil karbon untuk dites AMS.
kemudian dimodelkan. Model yang terdapat arah pergeseran dicut dan dikembalikan
ke model semula (lurus) kemudian dapat dihitung besar pergeserannya.
● Hal utama yang dilakukan dalam penelitian paleoseismologi adalah meneliti
morfogenik gempa bumi lampau atau retakan akibat gempa bumi (surface rupture).
Hal tersebut merupakan hal yang penting karena geometri sesar menunjukkan lokasi
PASTI sumber gempabumi, panjang sesar, dan segmentasi, kinematika sesar yang
menunjukkan rekonstruksi pergeseran sungai dan karakteristik gempa buminya yang
menunjukkan besar magnitude, kejadian gempa bumi, pola retakan gempa bumi,
besar pergeseran, laju pergeseran (slip rate), dan siklus gempa bumi.
● Kegiatan mitigasi yang dilakukan yaitu membangun kota dengan konsep baru.
Akuisisi data sepanjang lembah palu-koro sehingga data tersebut dapat dipetakkan
dengan baik jalur sesar aktif tersebut. Jalur tersebut merupakan jalur presisi tinggi
sehingga pada jalur tersebut tidak dapat dibangun kembali.
● Efek dari retakan didapatkan retakan memiliki panjang sekitar 10-15m dari jalur sesar
aktif utama. Lebih dari jarak tersebut merupakan zona aman untuk membangun
bangunan.

Gambar 5. Fault Avoidance Zone


● Jika terpaksa membangun pada
wilayah tersebut, maka pada jalur
sesar aktif di sesuaikan lalu
mendeliniasikan dengan
mengobarkan 1 titik pada jembatan,
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

tidak semua jembatan tersebut roboh sehingga dapat diperbaiki dengan harga yang
lebih murah.
● Pendidikan masyarakat merupakan salah satu hal penting juga. Bagaimana hasil
penelitian dapat digunakan pemerintah daerah untuk disosialisasikan kepada
masyarakat.
● Bangunan tahan gempa merupakan hal yang harus dipahami oleh masyarakat.
Bangunan dibawah 2 lantai harus mengikuti arahan dari kementrian untuk membuat
desain bangunan tahan gempa. Salah satunya yaitu ujung dari pipa besi harus ditekuk
30 derajat, hal tersebut memiliki efek besar terhadap kekuatan bangunan yang berada
pada sumber sesar aktif.
● Setelah didapatkan data set gempa sesar aktif, maka dapat dimodelkan tsunami berapa
besar run up dan berapa besar rendaman yang menuju ke pantai.

Gambar 6. Tsunami Generation


● Ketika membangun bangunan tinggi tetap bisa dilakukan namun bagaimana harus
memahami bersama standart bangunan. Seorang geologi memberikan parameter sesar
aktif, ahli seismologi menghitung kecepatan getaran, ahli sipil melakukan perhitungan
seberapa besar PGA yang sampai ke bangunan. Sehingga ketika akan membangun
bangunan tinggi di wilayah sesar aktif harus mengetahui kriteria bangunan agar dapat
mengurangi risiko.
 Kesimpulan
1. Buku Sumber Gempa 2017 PUSGEN merupakan buku panduan terbaik untuk saat ini.
2. Sesar Baribis – Kendeng masih perlu penelitian lebih dalam.
3. Jalur sesar aktif skala besar – street map masih belum ada karena dataset yang
digunakan masih sangat kasar
4. Perlu adanya upaya keilmuan bersama dari ahli geologi, geologi kelautan, geofisika,
sejarah, geodesi, teknik sipil, kebencanaan, dll untuk mencoba mempelajari lebih baik
apasaja informasi yang didapatkan untuk melengkapi informasi gempa bumi dan
mitigasinya.
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

SHALLOW CRUSTAL EARTHQUAKE MODELS, DAMAGE, AND LOSS


PREDICTIONS IN BANDA ACEH, INDONESIA
(Ibnu Rusydy, M.Sc)
- Pendahuluan
 Kota Banda Aceh dibangun di atas endapan alluvium yang berumur sangat muda secara
geologi berumur Holosen. Endapan alluvium yang muda termasuk dalam kategori tanah
lunak sehingga akan menimbulkan efek amplifikasi (penguatan goncangan tanah) apabila
gempa bumi terjadi.
 Pada Banda Aceh diapit oleh dua segmen yaitu Segmen Aceh, dan Segmen Seulimuem. 
 Segment Aceh tidak memiliki sejarah gempa bumi sejak 170 tahun dan memiliki potensi
gempa bumi yang cukup besar
 Segmen Aceh dapat menghasilkan gempa bumi sebesar 7 Mw dan mengancam lebih dari
260.000 jiwa di kota Banda Aceh. Segment Seulimuem memiliki sejarah kejadian gempa
bumi sebsar 6 Ms pada tahun 1964.
 Pada materi ini akan dipaparkan mengenai pengaruh gempa dengan skala tertentu ke
Kota Banda Aceh, seberapa besar goncangan yang akan dirasakan oleh masyarakat di
Banda Aceh, sebaran bangunan yang akan rusak, dan banyaknya korban luka akibat
hempa bumi, serta kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari kejadian gempa tersebut.

- Metodologi
 Earthquake Loss Prediction adalah suatu metode untuk memprediksi jumlah korban jiwa
yang disebabkan oleh kerusakan bangunan dengan scenario gempa bumi.
 Memperkirakan kerugian dari persentase kerusakan bangunan.
 Tahapan dalam penelitian menggunakan metode ini adalah:
1. Membuat model seismic hazard dari patahan aktif
2. Menghitung nilai amplifikasi akibat kondisi tanah setempat
3. Memperkirakan nilai intensitas dan PGA yang diterima bangunan
4. Menghitung tingkat kerusakan bangunan menggunakan Fragility curve dengan berbagai
scenario gempa bumi
5. Menghitung jumlah korban berdasarkan kerusakan bangunan untuk gempa malam dan
siang hari
6. Menghitung kerugian ekonomi berdasarkan kerusakan bangunan.

Gambar 2. Flowchart
a. Model Gempa Bumi
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

 Sumber gempa ada dua yaitu Patahan Sumatra Segment Aceh dan Patahan Sumatra
Segmen Seulimuem.
 Allen, et.al (2012) memgembangkan persamaan shaking attenuation untuk gempa
global yang dinamakan Intensity Prediction Equations (IPEs).
 Persamaan IPEs dengan jarak sumber ke lokasi berupa (Rrup).

 IPEs dikembangkan untuk, gempa bumi patahan yang dangkal dengan magnitude
antara 5-7.9 Mw, dan kedalaman hiposenter kurang dari 20 km.

Gambar 4. Skenario I Gempa 7Mw Gambar 5. Skenario III Gempa 7Mw


Segment Aceh Segment Seulimeum

b. Kondisi Tanah Setempat


 Lapisan sediment lunak akan meningkatkan goncangan tanah dan akan menyebabkan
kerusakan lebih parah dibandingkan dengan kawasan tanah keras (Tuladhar, 2002)
 Kerusakan akibat gempa bumi lebih parah bila terjadi di kawasan tanah lunak
dibandingkan dengan tanah keras. Kejadian ini dikenal dengan istilah faktor
implikasi. Faktor implikasi ini lebih tinggi di kawasan dengan kecepatan gelombang S
rendah.
 Perhitungan pengaruh local geologi, dengan

 Data VS30 sekitar Bnada Aceh diambil oleh Muzli, e.al (2014) dan Iqbal (2016)
 Faktor Amplikasi (Fv) dihitung dengan menggunakan rumus Borcherdt & Eeri
(1994).
 Nilai S dihitung menggunakan persamaan Borcherdt (1997).

Gambar 6. Peta Kecepatan S sampai Gambar 7. Peta Kerentanan Likuifaksi


kedalaman 30 m(VS30). Banda Aceh
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

c. Validasi Model
 Validasi Model dari hasil perhitungan dilakukan dengan kejadian gempa asli yang terjadi

Gambar 8. Model Gempa Hasil Validasi


d. Prediksi Korban Luka
 Rasio kerusakan setiap bangunan akan menghasilkan jumlah korban yang berbeda karena
orang-orang terjebak dalam bangunan runtuh atau rusak berat
 Penyebab utama jatuhnya korban gempa adalah runtuhnya bangunan, sekitar 75% korban
 Jumlah korban setiap bangunan sebenarnya sulit untuk diperkirakan, ini berbeda antara
satu gempa dengan gempa lainnya dan data dokumentasi korban yang tidak memadai
serta data yang ada dalam rentang korban yang luas.
 Ada banyak persamaan yang digunakan untuk menghitung estimasi rasio korban jiwa,
dalam penelitian ini menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Hashemi %
Alesheikh (2011).
injured =population × injury ratio × occupancy ratio
 Menghitung jumlah populasi masing-masing bangunan, dengan
pop . each villages
Pop= × areaof house
total areaof the houses

- Hasil
a. Model Intensitas Gempa Bumi
 Model intensitas gempa bumi didasarkan pada perhitungan IPEs. Persamaan ini
digunakan untuk memprediksi intensitas gempa di batuan dasar dan di permukaan.
 Model menunjukkan bahwa tingkat intensitas pada titik tertentu tergantung pada jarak
dari gempa dan koefisien situs local.
 Nilai Vs30 digunakan untuk menghitung koefisien lokasi yang cicik dengan model gempa
regional.
 Untuk mengetahui detail variasi spasial intensitas scenario gempa di Banda Aceh,
digunakan nilai VS30.
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

Gambar 9. Model intensitas

b. Sebaran Jenis Bangunan di Banda Aceh


 Berdasarkan peta sebaran jenis bangunan di Kota Banda Aceh, total bangunan yang ada
adalah 62.761 bangunan.
 Kurva kerentanan bangungan berdasarkan Tingatinga et, al. ditunjukkan oleh gambar
berikut.

Gambar 10. Peta sebaran jenis bangunan dan Kurva kerentanan

 Dari data, jenis bangunan di Banda Aceh digolongkan dalam tiga kategori yaitu, (1)
Low-Rise Concrete Moment Frame, (2) Low-Rise Light Wood Frame, dan (3) Medium
Rise Concrete Moment Frame.

c. Peta Sebaran Kerusakan


 Sebagian besar bangunan di kota Banda Aceh akan mengalami kerusakan sampai dengan
40-70% apabila gempa bumi dengan magnitude Mw 7 terjadi dari patahan segmen Aceh.
 Kerusakan lebih kecil 20-60% akan terjadi apabila gempa magnitude Mw 7 terjadi di
segmen Seulimuem.

Gambar 11. Peta Sebaran Kerusakan Bangunan

d. Perkiraan Jumlah Korban untuk Gempa Siang


 Pada siang hari, jam 2 adalah waktu yang sibuk.
 Pada scenario siang hari, rasio hunian yang diguankan adalah 1 untuk perkantoran, 0.3
untuk rumah, dan 0.5 untuk asrama dan hotel. Prediksi jumlah cedera pad aorang
dihitung dengan persamaan berdasarkan persentasi populasi gedung (%).
 Peta menunjukkan persentase koran luka-luka masing-masing gedung untuk scenario
gempa siang hari.
 Skenario ini menganggap bahwa masyarakat Banda Aceh tidak memiliki rencana
tanggap darurat atau akses evakuasi yang memadai.
Kharisma Amalia_03411940000013_Mitigasi Bencana B

Gambar 12. Peta Perkiraan Jumlah korban pada Gempa Siang

e. Perkiraan Jumlah Korban untuk Gempa Malam


 Pada scenario malam hari, korban jiwa paling banyak
berada di rumah-rumah penduduk
 Berdasarkan hasil simulasi, diperkirakan sekitar 20.00
orang akan mengalami luka-luka apabila gempa bumi
terjadi di segmen Aceh dan sekitar 15.000 orang apabila
gempanya bersumber di patahan segmen Seulimeum.

f. Perkiraan Jumlah Kerugian


 Biaya bangunan per-luas bedasarkan surat keputusan Walikota Banda Aceh
 Estimasi ini berdasarkan kerusakan terburuk untuk gempa 7 Mw dari segmen Aceh dan
Seulimeum.
 Gambar 13 menunjukkan bahwa kabuapaten yang paling terkena damapk kerugian
ekonomi adalah Kuta Ala, Syiah Kuala, dan Baiturrahman untuk scenario segmen Aceh
Mw 7 dan Segmen Seulimeum.
 Secara total kerugian ekonomi di Banda Aceh jika terjadi gempa Mw 7 Segment Aceh
adalah 46T. sementara jika gempa bersumber dari segmen Seulimeum sebesar 34T.
- Kesimpulan
 Ancaman potensi gempa bumi masih berpotensi dari patahan Sumatra Segmen Aceh dan
Seulimuem
 Membuat bangunan tahan gempa merupakan sebuah keharusan
 Studi bawah permukaan terkait kondisi tanah dengan metode seismic, geolistrik, N-SPT,
CPT, dll, harus dilakukan sebelum sebuah tempat dijadikan kawasan bangunan
 Survey Bathimetri laut di sekitar Banda Aceh dan Aceh harus dilakukan untuk melihat
ada tidkanya potensi longsor yang bisa memicu tsunami.

Anda mungkin juga menyukai