Laporan Teknologi Kapal Perikanan Longline
Laporan Teknologi Kapal Perikanan Longline
LONGLINE
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
BAB 5
LONGLINE
A. DEFINISI ALAT TANGKAP LOGLINE
Longline merupakan alat tangkap ikan pelagis besar yang terdiri dari sederetan tali-tali
utama yang terdapat tali cabang pada jarak tertentu yang ukuran diameter dan panjangnya lebih
kecil dari tali utama, pada ujung tali cabang dikaitkan mata pancing yang diisi umpan.
Longline adalah alat pancing yang terdiri atas sejumlah mata kail yang dipasang
sepanjang tali mendatar dengan perantara tali pendek (tali perambut). Menurut keadaan susunan
alatnya, merupakan satu kesatuan alat longline terdiri atas empat suh (tempat penyimpanan alat
longline). Tiap-tiap suh berisi antara 25-50 mata pancing dengan nomor yang berbeda. Pada
bagian pinggir menggunakan nomor 7-12 sedangkan untuk bagian tengah menggunakan nomor
1-4 dengan jarak pemasangan bervariasi antara 4-7,5 m.
Tuna longline terdiri atas beberapa bagian atau set. Masing-masing set memiliki panjang
150-400 m, dengan 1-12 tali cabang (branch lines) dengan dilengkapi kail. Ciri khas tali cabang
(branch lines) pada tuna longline terdiri atas 3 bagian dan masing-masing branch line dipasang
klip logam khusus terhadap tali utama (main line).
B. KONSTRUKSI LONGLINE
Pelampung berfungsi agar pancing, tali pancing, dan hasil tangkapan tidak tenggelam.
Merupakan tali penghubung pelampung dengan tali utama (main line). Memiliki panjang
antara 24-50 meter.
Tali yang panjang (rangkaian tali utama) tergantung pada tali pelampung, dan tempat
tergantungnya tali cabang (branch line). Tali pelampung maupun tali cabang terkait pada
simpul sambungan tali utama. Memiliki panjang antara 50-70 meter.
ukuran tali cabang lebih kecil diameter/panjangnya darpada tali utama. Terdiri dari tali
branch, wire leader, dan mata pancing. Pada tali cabang untuk mengantisipasi kusut/
melintir, dipasang kili-kili (swifel). Memiliki panjang antara 15-25 meter.
e. Mata pancing
Terdapat 3 jenis mata pancing yang umum digunakan pada alat tangkap tuna longline :
pancing J, pancing tuna, dan pancing lingkar. Jumlah pancing yang digunakan bervariasi,
tergantung target tangkapan yang diinginkan serta metode setting yang digunakan.
Umumnya berkisar antara 100-200 pancing.
Pada alat tangkap tuna longline, jenis umpan yang digunakan umumnya dapat
dibagi dalam dua jenis. Umpan mati dan umpan hidup. Ikan seperti Lemuru, Layang dan
Cumi-cumi adalah umpan mati yang biasa digunakan oleh nelayan. Sedangkan pada
umpan hidup, biasanya terdapat 1 jenis yaitu Ikan Bandeng. Jenis umpan yang digunakan
pada suatu kapal tuna longline biasanya ditentukan oleh tuna target tangkapan, kondisi
bulan pada penangkapan, posisi pancing dan pengalaman serta kesukaan masing-masing
kapten kapal.
Terdapat 2 jenis bahan tali alat tangkap tuna longline, yaitu multifilament dan
monofilament. Multifilament merupakan tali yang cukup berat namun baik untuk
menangkap ikan di perairan dalam (200-300 m). Penyimpanannya diikat bersama branch
line-nya (satu ikat biasa 6 main line dan 5 branch line), atau main line dicurah dalam box/
digulung di drum (kurang lebih 50 main line) dan branch-nya dilepas dan disimpan
sendiri. Sedangkan tali monofilament lebih ringan dan efektif untuk menangkap ikan di
perairan sampai kedalaman 200 m, alat ini cukup efektif menyapu lebih luas permukaan
laut (mudah hanyut). Penyimpanannya, main line dicurahkan dalam tong/blong atau
kantong kurang lebih 50 main line, branch line disimpan tersendiri di keranjang.
Pada saat operasi penangkapan tuna longline, dapat juga dilengkapi oleh alat-alat
bantu lain seperti fish finder, line hauler, ganco, sikat pembersih insang tuna, dan jarum
pembunuh tuna (spike).
Kapal adalah sarana untuk memunjang operasi penangkapan ikan agar lebih
efisien guna memaksimalkan hasil tangkapan. Kapal yang khusus dipergunakan untuk
menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut, menyimpan, mendinginkan
atau mengawetkan. Kapal merupakan sarana apung penangkapan yang tidak mempunyai
geladak utama dan hanya memiliki bangunan atas/rumah geladak secara khusus
dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampunh dan mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, atau mengawetkan. Menurut Nomura (1977) dalam
Rhamadani D (2004), mengemukakan kapal ikan merupakan sarana untuk melakukan
operasi penagkapan ikan di peruntukan untuk melakukan penangkapan ikan, dimana
ukuran, kapasitas muat, rancangan bentuk dek, mesin serta berbagai perlengkapan yang
secara keseluruhan disesuaikan fungsi dalam rencana operasi penangkapan. Berdasarkan
metode pengoperasian alat tangkap maka kapal yang digunakan khusus untuk
mengoperasikan alat tangkap. Longline termasuk dalam spesifikasi kapal dengan alat
tangkap pasif (static gear).
Line Hauler merupakan alat bantu penarik tali utama pada saat hauling
berlangsung keberadaan alat ini mutlak diperlukan, karena tali yang ditebar di perairan
tidak memungkinkan untuk ditarik menggunakan tangan biasa (manual), selain berat dari
gaya beban dan gaya tarikan dari seluruh rangkaian Long line juga akan memerlukan
waktu yang lama sehingga dianggap tidak efisien.
b. Line Thrower
Line thrower merupakan alat bantu penangkapan sebagai alat bantu pelontar tali
utama yang digerakan dengan tenaga elektrik hidrolik, diletakan di buritan kapal,
digunakan pada saat penebaran pancing (setting).
Gambar 7. Line Thrower
Pada kapal-kapal long line yang sudah modern peralatan bantu penangkapannya
dilengkapi peralatan lain selain line hauler. Line arranger ditempatkan diatas main line
tank (tangki penyimpanan tali utama) merupakan alat bantu penangkapan yang berfungsi
sebagai penarik dan penyusun tali utama agar tertata rapi di dalam main line tank.
Branch line ace ditempatkan pada geladag kerja di lambung kanan kapal
dibelakang line hauler, merupakan alat bantu penangkapan sebagai penarik dan
penggulung tali cabang (branch line) dengan menggunakan tenaga motor listrik.
Sedangkan buoy line ace yang digunakan untuk menarik tali pelampung (buoy line) pada
saat kegiatan hauling. Branch line dan buoy line yang sudah diangkat dari air segera
dilepas dari tali utama kemudian digulung dengan branch line ace setelah tergulung dan
diikat lalu ditempatkan dalam basket (keranjang).
Alat ini ditempatkan pada dinding atau tepi lambung kapal dan berfungsi untuk
menjadikan main line terarah alurnya sehingga dapat mengarah ke line hauler. Bahan side
roller terbuat dari baja stainless dan kerjanya secara aktif.
f. Slow Conveyor
Slow conveyor merupakan alat bantu penangkapan berupa ban berjalan lamban,
ditempatkan melintang kapal di bawah line hauler. Fungsi line hauler adalah menggeser
tali utama yang telah ditarik line hauler agar tidak menumpuk dibawah line hauler
tersebut. Sementara main line bergeser mengikuti conveyor tersebut, main line ditarik
oleh line arranger untuk disusun dan diatur pada tangki penyimpanan tali utama.
Dalam ‘metode longline sistem reel’ tali diangkut dan diatur oleh drum yang juga
menyimpan seluruh unit tali. Menyimpan Longline di drum bukan sebuah ide baru.
Menghubungkan dan memutuskan satu tali dan menyimpannya di sebuah tas atau
keranjang sudah tidak lagi diperlukan. tali tunggal yang tidak terbagi diangkut
menggunakan drum. Tali cabang dan tali apung dipasang ke jalur utama dengan kopling
khusus aparat (coupling aparatus). Tergantung pada berat drum, kapal tidak boleh terlalu
kecil dan harus memiliki mesin tali pancing setidaknya 200 hp.
Metode praktis untuk kapal kecil adalah metode penggulung yang membutuhkan
kekuatan rendah untuk pengoperasiannya yaitu 5 hp. Dengan menggunakan sistem satu
tali juga dan tali ini digulung dan menjadi penyimpanan khusus selama pengangkutan
dengan bantuan tali winder (line winder). Cabang tali harus dipindahkan menggunakan
tangan. Saat melempar, setelah tali melewati pelempar harus dikaitkan di tali cabang dan
mengapung.
Gambar 8. Sistem hauling dan casting