Anda di halaman 1dari 3

PUSKESMAS REMAJA

KOTA SAMARINDA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

TINEA KRURIS
No. 18/RPU-SPO/2017

Status Dokumen : c Master c Salinan No.


Nomor Revisi : 00
Mulai Berlaku : 1 Maret 2017
Jumlah Halaman : 3 (Tiga)

Dibuat oleh :

Nama dr. Irma Purna Juwita


Jabatan Dokter Pelaksana

Diperiksa oleh : Disahkan oleh :

Nama drg. Siti Fathonah Nama dr. Helsis Simbolon


Jabatan Ketua Tim Mutu Jabatan Kepala Puskesmas

Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia Puskesmas Remaja dan tidak boleh diperbanyak, baik
sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Kepala Puskesmas Remaja.

Puskesmas Remaja
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

TINEA KRURIS
No. 18/RPU-SPO/2017
PUSKESMAS REMAJA
KOTA SAMARINDA dr. Helsis Simbolon
No. Revisi : 00 Mulai Berlaku : 01 Maret 2017 Halaman 2 dari 3

1. Pengertian Tinea kruris adalah dermatofitous oada daerah genitokrural,sekitar anus,


bokong dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah. Dermatofita ialan
golongan jamur yang memiliki sifat memecahkan keratin. Efloresensi :lesi
makulopapuler maupun lesi sekunder eritematous berbatas tegas pada
daerah tepi sementara daerah tengah relative tenang. Bila penyakit ini
menjadi menahun dapat berupa bercak hitam disertai sedikit sisik.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis
dan memberikan rencana pengobatan tinea kruris
3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas No. 870/035/102.14/2017 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas.
2. SK Kepala Puskesmas Remaja No. 870/080/102.14/2017 Tentang
Standar Pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum.
3. SK Kepala Puskesmas Remaja No.870/082/102.14/2017
Tentang Pemberlakuan Manual Mutu, Pedoman Kerja, Kerangka
Acuan Kegiatan, dan Standar Prosedur Operasional
4. Referensi 1. FKUI. 2002. Buku Ajar Kulit Kelamin.Jakarta:Universitas Indonesia
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/ MENKES/ 514
Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama
5. Alat dan
Bahan
6. Prosedur 1. Petugas melakukan komunikasi dasar dengan pasien
2. Petugas melakukan anamnesa
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
4. Petugas melakukan pencatatan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
di rekam medis
5. Petugas merangkum hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada
pasien
6. Petugas menegakkan diagnosis tinea kruris
7. Petugas menyiapkan kertas resep ke ruang Farmasi
- Pemberian topikal : Mikonazole salep
- Pemberian sistemik :
 Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5 -1gr per hari
untuk dewasa dan 0,25 – 0,5 g per hari untuk anak-anak atau
10-25 mg/KgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis
 Atau golongan Azol, seperti Ketokonazole tablet 200mg 1x/hr;
itrakonazol 100mg/hari
Pengobatan diberikan selama 10-14 hari setelah makan.
8. Petugas memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
apa yang belum jelas

Puskesmas Remaja
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

TINEA KRURIS
No. 18/RPU-SPO/2017
PUSKESMAS REMAJA
KOTA SAMARINDA dr. Helsis Simbolon
No. Revisi : 00 Mulai Berlaku : 01 Maret 2017 Halaman 3 dari 3

9. Petugas mengakhiri penanganan pasien dengan komunikasi penutup


dengan ramah.
10. Petugas mencatat di rekam medis.
7. Alur
Proses
8. Unit Ruang Pemeriksaan Umum
Terkait Ruang Pemeriksaan Lansia
Ruang Pemeriksaan Anak
Ruang Farmasi
9. Dokumen 1. Rekam Medis pasien
terkait 2. Buku register harian
3. Kertas Resep
10. Catatan
Revisi

Puskesmas Remaja

Anda mungkin juga menyukai