Anda di halaman 1dari 4

Pengurus Gereja dan Dana Papa

St, ,4rnoffus Ianssen


Dewan Paroki
Sekretariat: Jl. Ir. H. JuandaNo. 164, Bekasi lTII3,JawaBarat Telp. (021) 8801763, Fax. 88347168
Email : pamoldusbekasi(D)'ahoo. com Web site : www.parokiarnoldus.net

PANDUAN PELAYANAN SAKRAMEN DAI{ SAKRAMENTALIA


SELAMA MASA PANDEMI COVID19
No : 047/A[V-DPN/2021

Kepada,
Yth.
Para Koordinator Wilayah
Para Ketua Lingkungan
Seluruh Umat se Paroki Bekasi, Gereja St. Arnoldus Janssen.

Dengan hormat,

mulai tanqqal 1 Juni


Sesuai dengan arahan dari Keuskupan Agung Jakarta, maka
2021 akan dibuka pelavanan beberapa Sakramen dan Sakramentali bagi
umat vang membutuhkannva. Pelayanan yang akan diadakan ini, berpegang teguh
pada aturan protokol kesehatan yang ketat, karena masih dalam suasana pandemic covid19.
Oleh karena itu, semua umat yang membutuhkan pelayanan ini, harus mematuhi peraturan
TGKP Bekasi, Gereja St. Arnoldus Janssen sebagaimana tertera di bawah ini. Ditegaskan pula
kepada seluruh umat bahwa jika aturan-aturan tersebut tidak ditaati, maka pelayanan kepada
umat tersebut tidak akan dijalankan.
Dalam menjalankan pelayanan ini, dibutuhkan kerjasama yang baik dan kejujuran dari
semua pihak baik Korwil, Kaling, petugas TGKP, TGKS maupun seluruh umat sehingga
pelayanan tersebut dapat kita jalankan secara aman dan mengikuti protokol kesehatan yang
benar sehingga kita semua tetap sehat. KITA DIATUR, BUKAN UNTUK MEMBATASI
PELAYANAN, TETAPI SUPAYA KITA SEMUA TETAP SEHAT DAN TERHINDAR DARI
covtD19.

Sakramen dan Sakramentali yang akan diberikan kepada umatj


1. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
2. Misa Requiem
3. Misa Arwah
4. Pemberkatan Rumah dan Misa Syukur
5. Pemberkatan Tempat Usaha

Ketentuan Umum:
1. Pelayanan ini tidak diadakan/diberikan bagi penderita covid19, baik yang lagi dirawat
dan dikarantina di Rumah Sakit maupun yang sedang isolasi mandiri di rumah-rumah.
2. Pelayanan ini dilakukan oleh para romo berdasarkan kepastian dan rekomendasi dari
TGKP atau TGKS.
3. Sakramen-sakramen dan Sakramentali yang tidak termasuk dalam daftar di atas, untuk
sementara belom bisa dilayani karena masih dalam proses penggodokan dan masih
dalam situasi pandemi.
4. Romo yang paling utama untuk pelayanan ini adalah romo-romo yang melayani di Paroki
Bekasi. Jika romo-romo di Paroki Bekasi berhalangan, baru bisa dilayani oleh romo
keluarga atau romo-romo lain dari luar Paroki Bekasi.

Ketentuan Khusus:
Sakramen Pengurapan Orang Sakit
Prosedur:

1. Keluarga menyampaikan kepada Ketua Lingkungan dimana orang sakit berada tentang
rencana penerimaan Sakramen Pengurapan Orang Sakit.
2. Ketua lingkungan menjelaskan kepada keluarga tentang Protokol Kesehatan yang harus
ditaati oleh keluarga:
2.1. Penerimaan Sakramen Pengurapan Orang Sakit hanya bisa dihadiri oleh 6
orang: pasien (1), romo (1), TGKP/TGKS (1), Kaling (1), keluarga inti (2).
2.2. tisu untuk cuci tangan.
Keluarga menyediakan air, sabun dan
2.3. Pasien dan semua yang hadir wajib mengenakan masker standard dan
mengenakan masker secara benar yaitu harus menutupi hidung dan mulut..
2.4. Setelah menerimakan Sakramen Pengurapan Orang Sakit, romo langsung
diantar pulang ke pastoran.
3. Keluarga dari pasien yang dirawat di rumah sakit, harus menunjukan surat keterangan
negatif covid dari pihak rumah sakit tersebut bagi pasien yang akan menerima Sakramen
Pengurapan Orang Sakit,
4. Ketua lingkungan menghubungi Romo Moderator Wilayahnya untuk menyepakati waktu
penerimaan Sakramen Pengurapan Orang Sakit.
5. Wakil keluarga atau Kaling menjemput dan mengantar romo.
6. Apabila para Konruil, Kaling dan Umat mengalami kebingungan atau kuranag memahami
tentang panduan ini, harap menghubungi Anggota TGKPffGKS, Sekretaris DPH atau
para Romo.

Misa Requiem:
Prosedur

1. Keluarga menyampaikan kepada Kaling tentang permohonan Misa Requiem.


2. Kaling menyampaikan permohonan umat kepada TGKP atau TGKS.
3. TGKP atau TGKS bersama Kaling menjelaskan kepada keluarga tentang Protokol
Kesehatan yang harus ditaati oleh keluarga:
3.'1. Misa Requiem diadakan menjelang acata penguburan atau pemberangkatan
jenazah pemakaman atau ke kampung halaman. Misa Requiem ini disebut juga
Misa Pelepasan Jenazah.
3.2. 1 jam sebelum Misa, TGKP/TGKS menyemprot ruangan Misa dengan Disinfektan.
Setelah disemprot, ruangan tempat jenazah berada ditutup sampai menjelang
Misa.
3.3. Misa dihadiri oleh: romo ('1), Prodiakon berumur di bawah 60 thn (1) sebagai
lektor, Kaling (1), TGKP/TGKS (sesuai kebutuhan), anggota keluarga (20).
3.4. Lagu yang dinyanyikan adalah Lagu Pembuka dan Lagu Penutup.
3.5. Tempat duduk diatur dengan jarak minimal 1m.
3.6. Altar diatur tidak berdekatan dengan petijenazah; sebaiknya di teras rumah.
3.7. Semua yang hadir dalam Misa harus diukur suhu badannya.
3.8. Umat yang lagi kurang sehaUsakit dan berkebutuhan khusus, tidak
diperkenankan ikut Misa.
3.9. Pada saat Misa, petijenazah sudah dalam keadaan tertutup.
3.10. Setelah Misa, jenazah langsung diberangkatkan ke pemakaman atau ke kampung
halaman.
3.11. Setelah Misa, romo langsung diantar kembali ke pastoran.
3.12. Selama Misa berlangsung, semua yang hadir harus mengenakan masker standar.
3.13. Keluarga harus menyiapkan air, sabun dan tisu untuk cuci tangan romo dan
petugas liturgi lain..
3.14. Semua yang ikut Misa membawa hand sanitizer sendiri.
4. Setelah dipastikan seluruh aturan protokol kesehatan di atas bersama keluarga,
kemudian TGKP/TGKS menyampaikan kepada romo bahwa Misa Requiem bisa
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan romo.
5. Kaling atau TGKP/TGKS yang jemput dan antar romo'

Misa Arwaho Misa Berkat Rumah dan Misa Syukur


Prosedur:

1.Keluarga menyampaikan kepada Kaling tentang permohonan Misa Arwah, Misa Berkat
Rumah atau Misa Syukur.
2. Kaling menyampaikan permohonan umat tersebut kepada TGKP/TGKS.
3. TGKP/TGKS bersama Kaling menyampaikan kepada keluarga tentang protokol
kesehatan yang harus dijalankan:
3.1. Misa dihadiri oleh romo (1), prodiakon berumur di bawah 60 tahun (1), Kaling (1),
Petugas TGKP/TGKS (sesuai kebutuhan), anggota keluarga (20 orang).
3.2. Lagu yang dinyanyikan adalah Lagu Pembuka dan Lagu Penutup.
3.3. '1 jam sebelum Misa dimulai, TGKP/TGKS menyemprot lokasi Misa dengan
disinfektan.
3.4. Tempat duduk diatur dengan jarak minimal 1m.
3.5. Selama Misa berlangsung, semua yang hadir harus mengendkan masker standar.
3.6. Keluarga harus menyiapkan air, sabun dan tisu untuk mencuci tangan romo dan
petugas liturgi lainnya.
3.7. Kalau keluarga menyiapkan makanan, makanan tersebut harus berupa nasi kotak
dan tidak berupa prasmanan.
4. Setelah dipastikan seluruh aturan protokol kesehatan di atas bersama keluarga,
kemudian TGKP/TGKS menyampaikan kepada romo bahwa Misa bisa dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama romo.
,i 5. Kaling atau TGKP/TGKS yang jemput dan antar romo.
Pemberkatan Tempat Usaha
Prosedur:

1. Pemberkatan tempat usaha diadakan dalam lbadat, bukan dalam Misa.


2. lbadat dihadiri oleh romo (1), Kaling (1), umat maksimal 10 orang.
3. Prosedur dan peraturan yang lain sama dengan Misa Arwah, Misa Syukur dan Berkat
Rumah.

Demikian panduan ini kami buat untuk dipahami dan dijalankan oleh kita semua, demi
kelancaran pelayanan kepada umat dengan tetap menjaga kenyamanan dan kesehatan kita
bersama dalam masa pandemi covid ini. Mari kita mohon kepada Tuhan, kiranya covidl9
segera disingkirkan dari muka bumi. Tuhan memberkati kita selalu.

Teriring salam dan doa kami

Yoseph Vajar J.
KetuaTGKP

Lidi Pak
kepala Paroki

Anda mungkin juga menyukai