Anda di halaman 1dari 6

JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 1 Karakteristikekstrak Protein Ikan Gabus, Asikin et al.

Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21462

KARAKTERISTIK EKSTRAK PROTEIN IKAN GABUS


BERDASARKAN UKURAN BERAT IKAN
ASAL DAS MAHAKAM KALIMANTAN TIMUR

Andi Noor Asikin*, Indrati Kusumaningrum


Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Jalan Gunung Tabur No 1 Kampus Gunung Kelua Universitas Mulawarman, Jalan Gunung Tabur
Samarinda, Kalimantan Timur 75242, Telepon (0541) 749482
*Korespondensi: asikin63@yahoo.com
Diterima: 19 Oktober 2017/ Disetujui: 8 april 2018

Cara sitasi: Asikin AN, Kusmaningrum I. 2018. Karakteristik ekstrak protein ikan gabus berdasarkan
ukuran berat ikan asal DAS Mahakam Kalimantan Timur. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
21(1): 137-142.

Abstrak
Ikan gabus dikenal sebagai ikan yang mengandung albumin dan bermanfaat dalam bidang kesehatan
misalnya penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai rendemen, edible portion,
kadar proksimat dan kadar albumin ikan gabus berdasarkan ukuran berat ikan. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuan dalam penelitian ini
menggunakan tiga kelompok ukuran berat ikan gabus, yaitu ukuran kecil (<600 g), sedang (600-900 g) dan
besar (>900 g). Ekstraksi albumin menggunakan pelarut HCl 0,1 M dengan rasio pelarut dan daging yang
digunakan adalah 1:1(b/v), dengan pemanasan selama 15 menit pada suhu 60oC. Analisis yang diuji meliputi
rendemen, edible portion, kadar air, abu, protein, lemak dan albumin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rendemen berkisar 2,50-2,93% dan edible portion ikan gabus 49,87-54,73%. Kadar air 11,72-12,48%, abu
21,83-22,62%, protein 59,24-63,59%, lemak 1,20-1,91% dan albumin 14,23-17,85%.

Kata kunci: albumin, edible portion, ekstraksi, pelarut

Characteristicsof Snake-head (Ophiocephalus striatus) Protein Extract Based on Fish


Weighing from Mahakam River, East Kalimantan

Abstract
Snakehead (Ophiocephalus striatus) fish is known as a source of albumin that effective for wound healing.
The aim of this study was to assess of yield, edible portion, chemical composition and albumin content based
on its weight. The research design of this study used completely randomized design with three treatments
and repeatitions. The treatment of this study used three groups of fish weight, namely small size (<600 g),
medium size (600-900 g) and large size (>900 g). The albumin extract used HCl 0.1M with a ratio of solvent
and meat was 1:1 (b/v), with heating time for 15 minutes at 60oC. The parameters observed include yield,
edible portion, moisture content, ash, protein, fat and albumin. The result showed that yield varied between
2.50- 2.93% and edible portion ranged of 49.8-54.73%. Moisture content varied 11.72-12.48%, ash 21.83-
22.62%, protein ranged of 59.24-63.59%, fat 1.20-1.91% and albumin content 14.23-17.85%.

Keywords: albumin, extraction, edible portion, solvent

PENDAHULUAN produk nutraseutikal. Prastari et al. (2017)


Ikan gabus merupakan salah satu jenis melaporkan bahwa hidrolisat protein ikan
ikan air tawar yang mempunyai kandungan gabus memiliki potensi antihiperglikemik.
albumin tinggi dan memiliki berbagai fungsi Albumin merupakan protein utama dalam
untuk kesehatan. Susilowati et al. (2015) plasma manusia dan menyusun sekitar
dalam penelitiaannya menyatakan bahwa 60% dari total protein plasma. Sumber
ekstrak ikan gabus merupakan alternative albumin yang banyak digunakan adalah
yang prospektif sebagai bahan baku Human Serum Albumin (HAS) namun

137 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Karakteristikekstrak Protein Ikan Gabus, Asikin et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 1

harganya sangat mahal (Kusumaningrum blender, ayakan 60 mesh, corong pemisah, hot
et al. 2014; Firlianty et al. 2014). plate, magnetic stirer dan waterbath.
Ramadhoni et al. (2016) menyatakan
bahwa kualitas albumin dipengaruhi oleh Metode Penelitian
metode yang digunakan. Penggunaan pelarut Penelitian ini diawali dengan mengukur
yang tepat dalam ekstraksi albumin sangat morfometrik meliputi berat ikan, berat fillet
berpengaruh terhadap hasil ekstrak yang dan berat limbah ikan yang dihasilkan berupa
diperoleh. Albumin merupakan protein kulit, kepala, tulang dan jeroan. Ikan gabus
globular yang larut dalam pelarut air, garam segar selanjutnya diekstraksi menggunakan
dan asam. Kadar albumin hasil penelitian pelarut HCl 0,1 M dengan proses pemanasan
Asfar et al. (2014) dan Ramadhoni et al.(2016) pada waterbath suhu 60oC selama 15 menit.
menunjukkan bahwa pelarut HCl 0,1 M Ekstrak yang sudah kering dihaluskan dan
menghasilkan ekstrak protein albumin daging ditimbang untuk mengetahui rendemen dan
ikan gabus paling tinggi dibanding dengan dianalisis komposisi proksimat dan kadar
pelarut air dan garam. albuminnya.
Penelitian ekstraksi albumin
dengan berbagai metode telah banyak Ekstraksi protein ikan gabus
dilakukan di antaranya metode pengukusan, Metode ekstraksi yang digunakan
pengeringan vakum dan freeze drying berdasarkan metode Ramadhoni et al. (2016)
serta penggunaan berbagai pelarut yang dimodifikasi. Ikan gabus dengan berbagai
(Nugroho 2013; Yuniarti et al. 2013; ukuran berat ditimbang, dibersihkan dan
Firlianty et al. 2014; Asfar et al. 2014; difillet untuk menghitung edible portion.
Romadhoni et al. 2016). Kualitas albumin Fillet ikan selanjutnya dipotong kecil-kecil
selain dipengaruhi oleh metode ekstraksi juga kemudian diblender menggunakan pelarut
dipengaruhi lingkungan tempat hidupnya. HCl 0,1 M dengan rasio antara pelarut dan
Chasanah et al. (2015) meneliti komposisi daging ikan 1:1 (b/v). Homogenat dipanaskan
kimia ekstrak protein ikan gabus alam dan hasil selama 15 menit dengan waterbath suhu 60oC.
budidaya menunjukkan bahwa kadar albumin Sampel selanjutnya dipisahkan lemaknya
dari ikan gabus alam lebih tinggi daripada dengan menambahkan larutan heksana
hasil budidaya. Berdasarkan ukuran tubuh kemudian distirrer hingga terbentuk dua
ikan, komposisi kimia ikan juga berbeda- fase. Fase minyak selanjutnya dipisahkan
beda. Ikan gabus berukuran 1 kg mempunyai dengan kain saring berlapis. Filtrat tersebut
kadar protein paling tinggi yaitu berkisar 20% dikeringkan menggunakan oven pada suhu
(Suwandi et al. 2014). Penelitian ini bertujuan 55oC hingga kering. Ekstrak kering dibiarkan
menentukan komposisi kimia dan kadar dingin kemudian ditimbang untuk dihitung
albumin ekstrak protein menggunakan rendemen dan dianalisis komposisi kimia dan
pelarut HCl 0,1 M berdasarkan ukuran berat albumin.
ikan
Prosedur analisis
BAHAN DAN METODE Perhitungan rendemen mengacu pada
Bahan dan Alat (Chasanah et al. 2015), dilakukan dengan
Bahan yang digunakan dalam penelitian menimbang berat ekstrak kering dibagi
ini adalah ikan gabus (Ophiocephalus striatus) dengan berat awal daging sebelum ekstraksi
pada berbagai ukuran berat (<600 g, 600-900 dikali seratus persen. Perhitungan persentase
g, >900 g) yang diperoleh dari hasil tangkapan Edible portion (EP) dihitung dengan berat fillet
daerah aliran sungai Mahakam Tengah (Muara ikan dibagi berat ikan utuh dikalikan 100%.
Muntai dan Kotabangun) Kabupaten Kutai Penentuan komposisi kimia meliputi kadar
Kartanegara. Bahan-bahan untuk ekstraksi air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak
albumin meliputi HCl 0,1 M, akuades, ditentukan menggunakan metode AOAC
heksana (Merck). Alat utama yang digunakan (2005). Pengujian kadar albumin berdasarkan
dalam penelitian ini adalah oven (Memmert), metode AOAC (2005).

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 138


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 1 Karakteristikekstrak Protein Ikan Gabus, Asikin et al.

Analisa Data dihasilkan. War et al. (2011) menjelaskan


Data dianalisis berdasarkan metode bahwa EP sangat dipengaruhi oleh jenis
Steel dan Torrie (1993). Penelitian kelamin, umur, faktor keturunan, dan
menggunakan rancangan acak lengkap ketersediaan makanan. EP paling besar
(RAL). Data hasil pengamatan diolah dengan terdapat pada ikan gabus betina yang memiliki
analisis ragam, jika ada beda nyata antar bobot 2 kg, EP yang lebih besar terdapat pada
perlakuan dilanjutkan dengan Uji Tukey pada ikan dengan bobot yang lebih besar yaitu 38%
tingkat kepercayaan 95%. (Suwandi et al. 2014; Chasanah et al. 2015).
Hasil perhitungan EP sejalan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian Suwandi et al. (2014) yang
Rendemen Ekstrak Protein dan menunjukkan bahwa ikan yang semakin
Edible Portion Ikan Gabus berat bobotnya mempunyai EP yang paling
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar. EP dipengaruhi oleh pertumbuhan
rendemen paling tinggi sebesar 2,93% pada terutama pertambahan berat (bobot) ikan,
perlakuan ektraksi ikan berukuran kecil. semakin besar bobot ikan, semakin tinggi EP
Rendemen paling rendah terdapat pada ikan ikan tersebut (Asikin dan Kusumaningrum
berukuran sedang (2,50%). Hasil uji statistik 2017). Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor
terhadap ukuran ikan menunjukkan bahwa internal yang meliputi genetik, umur, ukuran,
rendemen tidak berbeda nyata (p>0,05). Hasil jenis kelamin, kebiasaan makan dan faktor
rendemen ekstrak protein ikan gabus dapat biologis lainnya, sedangkan faktor eksternal
dilihat pada Gambar 1. meliputi habitat, musim, suhu perairan, jenis
Edible portion ikan gabus dari makanan dan faktor lingkungan lainnya
berbagai ukuran ikan berkisar antara (Mulfizar et al. 2012).
49,87-54,73% (Tabel 1). Ukuran berat ikan
dan cara pemisahan antara tulang dan Komposisi Kimia
daging (preparasi) merupakan faktor yang Hasil uji lanjut Tukey menunjukan bahwa
mempengaruhi besar kecilnya nilai EP. Kadar air dan kadar abu ekstrak protein pada
Hafiludin (2015) menyatakan bahwa habitat ketiga ukuran ikan menunjukkan kadar yang
tempat hidup dan cara preparasi pemisahan sama, namun berbeda pada kadar protein
antara tulang dan daging pada ikan bandeng dan lemak (p<0,05). Kadar air ekstrak protein
berpengaruh terhadap rendemen daging yang ikan gabus pada berbagai ukuran yaitu 11,72-
Rendemen/Yield (%)

Ukuran ikan/Size of fish (g)

Gambar 1 Rendemen ekstrak protein ikan gabus dengan ukuran ikan berbeda.
(Figure 1 yield extract of snakehead protein with different size)

139 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Karakteristikekstrak Protein Ikan Gabus, Asikin et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 1

Tabel 1 Data edible portion (EP) ikan gabus berdasarkan berat ikan
(Table 1edible portion (EP) snake head based on the weight)
Average value
Category
Intact weight (g) Fillet weight (g) Edible Portion (EP) (%)
I
306.00±7.07 158.95±2.76 51.95±0.21a
(300-600 g)
II
830.00±14.14 413.80±10.32 49,87±2.09a
(601-900 g)
III
1012.50±10.61 554.15±1.48 54.73±0.72a
(901-1200 g)

12,48%. Kadar air yang rendah menunjukkan dihambat sehingga tidak cepat menimbulkan
mutu bahan yang semakin baik karena ketengikan (rancidity).
aktivitas mikrobia dapat terhambat sehingga
menghambat kerusakan (Asfar et al. 2014). Kadar Albumin
Komposisi kimia ikan sangat bervariasi Nilai albumin ekstrak protein ikan
dari spesies atau individu yang satu dengan gabus pada berbagai ukuran ikan berkisar
lainnya, tergantung umur, makanan yang antara 14,23%-17,85%. Hasil uji lanjut
tersedia, jenis kelamin dan kondisi seksual Tukey menunjukan bahwa kadar albumin
yang berhubungan dengan masa bertelur, dipengaruhi oleh ukuran berat ikan (p<0,05).
musim dan lingkungan (Paul et al. 2013). Hasil analisis kadar albumin (Gambar 2)
Kandungan protein pada daging ikan menunjukkan kadar albumin paling besar
dipengaruhi oleh jenis makanan, habitat, serta terdapat pada ekstrak ikan gabus berukuran
ketersedian makanan (Chasanah et al. 2015). sedang (600-900 g), hal ini sebanding
Kadar protein ekstrak ikan gabus berukuran dengan kadar protein ekstrak yang diperoleh
kecil lebih rendah dibandingkan dengan ikan dengan jumlah paling besar terdapat pada
berukuran sedang dan besar. ikan berukuran sedang dan besar. Menurut
Hasil analisis kadar lemak ekstrak Rohmawati (2010) berat badan ikan
ikan gabus dipengaruhi oleh berat ikan. berpengaruh terhadap kandungan albumin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan Namun pada penelitian ini ikan gabus
berukuran kecil mempunyai kadar lemak berukuran besar mempunyai kadar albumin
paling rendah (1,20%), sedangkan ikan lebih rendah dibanding ekstrak dari ikan
berukuran sedang mempunyai kadar lemak berukuran sedang. Chasanah et al. (2015)
paling tinggi (1,91%). Asfar et al. (2014) menjelaskan bahwa tingginya kandungan
menyatakan bahwa kadar lemak yang rendah albumin dipengaruhi oleh tingkat stress serta
menunjukkan ekstrak protein bermutu baik kondisi alam lingkungan tempat hidupnya.
karena reaksi oksidasi dari lemak dapat

Tabel 2 Data proksimat ekstrak albumin ikan gabus berdasarkan berat ikan
(Table 2 Proximate extract of snakehead based on the weight)
Kelompok berat ikan Proksimat/Proximate
/Category Kadar air/Moisture Kadar abu/Ash Protein/Protein Kadar lemak/Fat
I
12.18±0.44a 21.93±0.50a 59.24±0,12b 1.20±0.08c
(<600 g)
II
11.72±0.80a 22.62±0.89a 63.33±0,33a 1.91±0.39a
(600-900 g)
III
12.48±0.18a 21.83±0.17a 63.59±0,63a 1.44±0.11b
(>900 g)

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 140


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 1 Karakteristikekstrak Protein Ikan Gabus, Asikin et al.

Kadar albumin/Albumin content (%)

Ukuran ikan/Size of fish (g)


Gambar 2 Kadar albumin ekstrak protein ikan gabus dengan ukuran ikan yang berbeda.
(Figure 2 Albumin content of fish protein extract snakehead with different size)

KESIMPULAN Chasanah E, Nurilmala M, Purnamasari AR,


Karakteristik kadar protein, lemak dan Fithriani D. 2015. Komposisi kimia,
albumin dari ekstrak ikan gabus dipengaruhi kadar albumin dan bioaktivitas ekstrak
oleh ukuran berat ikan. Ukuran ikan gabus protein ikan gabus (Channa striata) alam
pada kelompok berat 600-900 g menghasilkan dan hasil budidaya. Jurnal Pascapanen
ekstrak protein dengan kadar albumin paling dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan.
tinggi. 10(2): 123-132.
Firlianty E, Suprayitno, Hardoko H, Nursyam.
UCAPAN TERIMA KASIH 2014. Protein profile and amino acid
Penulis mengucapkan terima kasih profile of vacuum drying and freeze
kepada Kementerian Ristekdikti RI dalam drying of family channidae collected
program kompetitif hibah fundamental from Central Kalimantan, Indonesia.
dengan kontrak No. 350/UN17.41/KL/2017. International Journal of Biosciences. 5(8):
75-83.
DAFTAR PUSTAKA Hafiludin. 2015. Analisis kandungan gizi
AOAC. 2005. Official Method of Analysis of pada ikan bandeng yang berasal dari
AOAC International.18th ed. Assoc. Off. habitat yang berbeda. Jurnal Kelautan.
Anal. Chem. Arlington. 8(1): 37-43.
Asfar M. Tawali AB, Abdullah N, Kusumaningrum GA, Alamsjah MA,
Mahendradatta M. 2014. Extraction Masitah ED. 2014. Uji kadar albumin
of albumin of snakehead fish dan pertumbuhan ikan gabus (Channa
(Channa striata) in producing the striata) dengan kadar protein komersial
fish protein concentrate. International yang berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan
Journal of Science and Technology dan Kelautan. 6(1): 25-29.
Research. 3(4): 85-88. Mulfizar A, Zainal A, Muchlisin I, Dewiyanti.
Asikin NA, Kusumaningrum I. 2017. Edible 2012. Hubungan panjang berat dan faktor
portion dan kandungan kimia ikan kondisi tiga jenis ikan yang tertangkap di
gabus (Channa sriata) hasil budidaya perairan Kuala Gigieng, Aceh Provinsi
kolam Kabupaten Kutai Kartanegara, Aceh. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan Pesisir
Kalimantan Timur. Ziraah. 42(3): 158- dan Perikanan. 1(1): 1-9.
163. Nugroho M. 2013. Isolasi albumin dan

141 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Karakteristikekstrak Protein Ikan Gabus, Asikin et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 1

karakterisasi berat molekul hasil Prosedur Statistik, suatu Pendekatan


ekstraksi secara pengukusan ikan gabus Biometrik. Penerjemah: Sumantri B.
(Ophiocephalus striatus). Jurnal Saintek Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Perikanan. 9(1): 40-49. SusilowatiR. Januar HI, Fithriani D, Chasanah
Paul DK, Islam R, Sattar MA. 2013. Physico- E. 2015. Potensi ikan air tawar budidaya
chemical studies of lipids and nutrient sebagai bahan baku produk nutraseutikal
content of Channa striatus and Channa berbasis serum albumin ikan. Jurnal
marulius. Turkish Journal of Fisheries and Perikanan dan Bioteknologi Kelautan dan
Aquatic Sciences. 13: 487-493. Perikanan. 10(1): 37-44.
Prastari CC, Yasni S, Nurilmala M. 2017. Suwandi R, Nurjanah, Winem M. 2014.
Karakteristik protein ikan gabus yang Proporsi bagian tubuh dan kadar
berpotensi sebagai antihiperglikemik. proksimat ikan pada berbagai ukuran.
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia. 20(2): 413-423. Indonesia. 17(1): 22-28.
Romadhoni AR, Afrianto E, Intan R. War M, Altaf K, Abdulkhader HM. 2011.
2016. Extraction of snakehead fish Growth and survival of larval snakehead
(Ophiocephalus striatus) into fish protein Channa striatus fed different live feed
concentrate as albumin source using organisms. Turkish Journal Fisheries and
various solvent. Jurnal Teknologi. 78(4): aquatic sciences.11: 523-528.
1-6. Yuniarti DW, Sulistiyati TD, Suprayitno E.
Rohmawati S. 2010. Kandungan albumin 2013. Pengaruh suhu pengeringan vakum
ikan gabus (Ophiocephalus streatus) terhadap kualitas serbuk albumin ikan
berdasarkan berat badan ikan. [Skripsi]. gabus (Ophiocephalus striatus). Journal
Malang. (ID): Universitas Negeri Malang. Teknologi Mahasiswa Hasil Perikanan.
Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan 1(1): 1-9.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 142

Anda mungkin juga menyukai