Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol
dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita
ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping
zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu
sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber
energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh.
Kesehatan memang sangat penting, maka dari itu kita jangan sampai lupa akan kesehatan yang
harus dijaga, dari berbagai macam penyakit yang ada dan berbagai pengobatan dilakukan,
makalah ini di buat agar menambah ilmu agar mengehui dengan upaya kesehatan yang terpadu
dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
dengan pengobatan sendiri. Upaya kesehatan di selenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang di laksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan.

B.     Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Kolesterol, Jenis Kolesterol, Penyebab Kolesterol
dan lain - lain. 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kolesterol

Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol
dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita
ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping
zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu
sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber
energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol
juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang kita
butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi
ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan
yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood). Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan
tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut
aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal
bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein)
untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain
agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh
lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang
selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan)
empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di
dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL
dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di
dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam
operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan
mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A
(apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan
tinggi sehingga lebih berat.
Dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks. Sebagian
besar kolesterol yang beredar dalam tubuh manusia dihasilkan dari dalam tubuh (di hati),
mencapai 80% dari total kolesterol. Sisanya (20%) diperoleh dari makanan. Meski tampak
"jahat" sebenarnya kolesterol memiliki banyak kegunaan dalam tubuh, di antaranya membuat
hormon seks, membentuk dinding sel dan lain-lain.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu
dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein. Lipoprotein dapat dianggap
sebagai 'pembawa' (carier) kolesterol dalam darah
Jumlah kolesterol yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan. Dengan begitu
tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah satunya akibat terlau sering
makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah akan meningkat.
B.     Jenis Kolesterol
Ada beberapa jenis kolesterol yang penting untuk diketahui.
1.      Kolesterol LDL (low density lipoprotein)
                  Kolesterol LDL ini adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol di
dalam darah. LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat, karena kadar LDL yang tinggi akan
menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko
utama penyakit jantung koroner dan merupakan target utama dalam pengobatan
2.      Kolesterol HDL (high density lipoprotein)
                  Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit. HDL sering disebut kolesterol
baik, karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke
hati untuk diproses dan dibuang. Jadi HDL mampu mencegah kolesterol mengendap di arteri dan
melindungi (proteksi) dari aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
                  Selain LDL dan HLD ada lagi satu jenis lemak yang berbahaya, yakni trigliserida.
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam
tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah dapat meningkatkan kadar kolesterol.
Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, minum
alkohol, makan gula, makan lemak. Kadar trigliserida yang tinggi banyak dikaitkan dengan
pankreatitis atau radang pankreas.
3.      Penyebab Kolesterol
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan sumber kolesterol (seperti makanan berminyak,
bersantan, makanan fast food) , alkohol dan gula yang berlebihan.
Penyebab Kolesterol Tinggi. Pernah dengar tentang Kolestrol tinggi atau bahkan ada yang
pernah mengalami kolesterol tinggi ? Keluhan yang biasa terjadi rasa sakit atau pegal di tengkuk
kepala bagian belakang hingga pundak, kaki bengkak, mudah capai dan gampang ngantuk.
Mungkin bagi yang pernah mengalaminya tahu tentang Penyebab Kolesterol Tinggi.
Sebelum kita bahas mengenai Penyebab Kolesterol Tinggi, perlu diperhatikan dan dicamkan
bahwa Kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh
darah. Resiko terburuknya, gumpalan-gumpalan lemak bisa menyumbat aliran darah sehingga
bisa memicu kematian akibat serangan jantung atau stroke... mengerikan!! Kolesterol yang tinggi
dialami ratusan juta orang di seluruh dunia.
Penyebab utamanya kebanyakan adalah karena makanan. Tapi selain makanan ternyata ada
penyebab lain yang perlu diketahui.
1.      Makanan sehari-hari
                  Kolesterol umumnya berasal dari lemak hewani seperti daging kambing, meski tidak
sedikit yang berasal dari lemak nabati seperti santan dan minyak kelapa. Beberapa makanan yang
selama ini diyakini sehat seperti telur, juga banyak mengandung kolesterol.
                  Makanan yang terlalu banyak lemak jenuh bisa menyebabkan kolesterol tinggi,
sehingga disarankan untuk bijak mengonsumsi makanan sehari-hari agar tidak berlebih.
                  Mulailah menata makanan seperti daging sapi, kambing, susu, telur, mentega dan
keju karena mengandung lemak jenuh.
                  Makanan yang mengandung minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau mentega juga
memiliki banyak lemak jenuh. Lemak jenuh juga sering didapati pada makanan ringan yang
mengandung margarin, yang menggunakan minyak goreng dan kue-kue.
2.       Berat badan
                  Berat badan berlebih tidak hanya mengganggu penampilan tapi lebih banyak efek
buruk kesehatannya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan menurunkan
HDL (kolesterol baik).
3.      Kurang bergerak
Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat dianjurkan untuk banyak
bergerak. Coba perhatikan apakah kegiatan sobat lebih banyak duduk atau tidur dan jarang
berjalan kaki. Kurang bergerak dapat meningkatkan LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan
HDL (kolesterol baik).
4.      Umur dan jenis kelamin
                  Setelah mencapai usia 20 tahun, kadar kolesterol biasanya cenderung naik. Pada pria,
kadar kolesterol umumnya terus menerus meningkat setelah usia 50 tahun. Pada wanita, kadar
kolesterol tinggal akan turun saat menopause, setelah itu kolesterolnya cenderung tinggi seperti
pada pria.
5.       Penyakit tertentu
                  Bisa saja sobat sudah berusaha menjauhi makanan berlemak tapi ternyata kolesterol
masih tinggi. Memiliki penyakit tertentu seperti diabetes atau hipotiroidisme dapat menyebabkan
kolesterol tinggi.
6.       Sejarah keluarga
                  Jika salah satu anggota keluarga punya masalah kolesterol tinggi maka berhati-hatilah
karena risiko memiliki kolesterol tinggi juga bisa terjadi.
7.      Merokok
                  Merokok dapat menurunkan kolesterol baik, sehingga yang beredar di tubuh hanya
kolesterol jahat. Kolesterol jahat ini jika jika tidak dikendalikan bisa berakibat fatal.
                  Itulah beberapa Penyebab Kolesterol Tinggi (detikhealth) yang bisa saja terjadi pada
setiap orang dan perlu diketahui pula dikatakan memiliki kadar kolesterol normal jika ukurannya
160-200 mg sedangkan masuk kondisi berbahaya jika sudah di atas 240 mg karena bisa
menyebabkan stroke.

4.       Faktor Risiko Penyakit jantung dan stroke Akibat Kolesterol

Jika kadar kolesterol di dalam darah melebihi dari nilai normal, maka risiko terjadinya penyakit
jantung koroner dan stroke akan lebih besar. Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan
mengendapnya kolesterol pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan dan
pengerasan pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses pembentukan plak pada
pembuluh darah).
Jika penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot
jantung tidak memadai, maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina. Dan bila
berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang disebut infark miokard. Jika
infark miokard meluas, maka akan timbullah gagal jantung.
Selain kolesterol LDL, faktor risiko lain yang memperbesar terjadinya penyakit jantung adalah
kebiasaan merokok, nilai HDL rendah (< 40 mg/dl), memiliki penyakit tekanan darah tinggi atau
hipertensi (140/90 atau sedang dalam pengobatan). Selain itu penyakit jantung berisiko lebih
tinggi pada usia  45 tahun (pria) dan  65 tahun (wanita), yang diketahui memiliki riwayat
keluarga yang menderita penyakit jantung.
Adapun gejala penyakit jantung adalah :
·         Rasa tertekan (ditimpa beban, sakit, terjepit, diperas, terbakar ) di dada yang dapat
menjalar ke lengan kiri, leher, dan punggung
·         Tercekik atau sesak
·         Berlangsung lebih dari 20 menit.
·         Keringat dingin, lemah, berdebar dan bisa sampai pingsan
·         Gejala akan berkurang dengan istirahat dan bertambah berat dengan aktivitas
Jika sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak maka akan terjadi stroke. Gejala serangan
stroke tergantung dari derajat serangan, mulai dari yang ringan sampai berat.
Gejala stroke ringan : Bicara tiba-tiba jadi pelo
 Gejala yang sifatnya berat :
-       kelumpuhan anggota gerak tubuh
-       wajah menjadi tidak simetris
-       jika terjadi perdarahan otak dapat menyebabkan KEMATIAN.
Gejala-gejala stroke memerlukan tindakan yang cepat agar jangan sampai jatuh pada derajat
yang lebih berat.

5.       Hubungan kolesterol dan penyakit lain Diabetes Melitus


Diabetes merupakan suatu keadaan dimana kadar gula darah melebihi batas normal. Diabetes ini
juga merupakan faktor risiko terhadap PJK. Bila kadar gula darah naik dan berlangsung lama,
maka akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner. Pasien dengan diabetes
cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. Diabetes yang tidak
terkonrol dengan kadar glukosa yang tinggi cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan
trigliserida. Bentuk kolesterol LDL pada penderita diabetes lebih padat dengan ukuran yang
lebih kecil yang sering disebut Small Dense LDL, sehingga mudah sekali masuk kedalam lapisan
pembuluh darah yang lebih dalam. Bentuk kolesterol LDL ini lebih jahat lagi karena lebih
bersifat aterogenik (lebih mudah menempel pada pembuluh darah dan lebih mudah membentuk
plak).

6.      Penanganan Hiperkolesterol
Makanlah makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-unsaturated fatty acid) dan pufa
(poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan pertahankan
berat badan ideal.
Apabila pengatura gaya hidup tidak mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, maka
pasien harus mengkonsumsi obat. Obat yang dapat digunakan yaitu :
A.      Golongan asam fibrat à Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate.
                  Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di
arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas
penumpukkan itu.
B.     Golongan resin à Kolestiramin (Chlolestyramine)
                  Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan
meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
Golongan Penghambat HMGCoa reduktase à Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin,
Atorvastatin.
                  Menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada
di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk
mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL dari
aliran darah.
C.  Golongan Asam nikotinat à niasin
                  Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau
kolesterol baik dalam darah
D.  Golongan Ezetimibe
            Menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi
penyerapan kolesterol di usus.
7.      Cara Menyikapi Kolesterol
Ada yang bilang bahwa seiring dengan semakin baik tingkat ekonomi maka kesempatan untuk
makan enak pun semakin besar. Makan enak dapat diartikan dengan makan makanan yang
rasanya enak. Tapi istilah makanan enak di kota-kota besar ternyata berupa makanan yang gurih,
gorengan, berlemak, serta minim serat.
Semua orang pasti suka makan enak. Namun, jangan sampai kebablasan karena berbahaya bagi
kesehatan. Kolesterol yang banyak dikandung makanan enak tersebut dapat meningkatkan risiko
penyakit akibat gangguan pembuluh darah melalui proses penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah yang disebut dengan aterosklerosis.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa hiperkolesterol merupakan faktor risiko penyebab
kematian di usia muda. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat
sebanyak 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterol atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian
di usia muda.
Padahal hiperkolesterol atau hiperlipidemia termasuk faktor risiko utama penyakit gangguan
pembuluh darah seperti PJK yang dapat diubah. Jangan tunggu penyakit datang tapi lakukanlah
cara untuk memperbaikinya. Tidak cukup cara biasa untuk mengatasi hiperkolesterol, diperlukan
cara cerdas untuk menyikapi kolesterol.

8.         Cara Mengontrol Kolesterol


Kadar kolesterol di dalam darah penting utnuk tetap dipantau. Karena dengan demikian status
kesehatan tubuh kita dapat terdeteksi lebih awal sebelum kita mendapatkan sinyal keluhan dari
gejala-gejala hiperkolesterol. Kadar kolesterol yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan
kadar antara kolesterol HDL dan LDL. Sementara untuk Trigliserida sendiri pnting pula
diperhatikan untuk terpantau harus diangka yang tetap rendah.
Kolesterol HDL dianjurkan memiliki kadar yang harus lebih tinggi ketimbang kadar kolesterol
LDL. Karena kolesterol HDL adalah penolong dalam mencegah terjadinya timbunan plak lemak
yang disebabkan oleh kolesterol LDL. Guna menilai apakah kadar kolesterol seseorang tinggi
atau rendah, semuanya mengacu pada pedoman umum yang telah digunakan diseluruh dunia
yakni pedoman dari NCEP ATP III (National cholesterol Education Program, Adult Panel
Treatment III), dimana telah ditetapkan bahwa :
1.         Total kolesterol : NNilai Normal < 200 mg/dl Perbatasan tinggi 200 – 239 mg/dl Tinggi >
240 mg/dl
2.         LDL kolesterol : Optimal < 100 mg/dl Mendekati optimal 100 – 129 mg/dl Perbatasan
tinggi 130 – 159 mg/dl Tinggi 160 – 189 mg/dl Sangat tinggi > 190 mg/d
3.         HDL kolesterol : Rendah < 40 mg/dl Tinggi 60 mg/dl
4.         Trigliserida : Normal < 150 mg/dl Perbatasan tinggi 150 -199 mg/dl Tinggi 200 – 499
mg/dl Sangat tinggi > 499 mg/dl

Risiko tinggi untuk mendapatkan PJK (Penyakit Jantung Koroner) dan stroke erat berhubungan
dengan kadar kolesterol yang tinggi, terlebih mereka yang memiliki faktor risiko lebih dari dua
seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) , diabetes mellitus (kencing manis), merokok, obesitas
(kegemukan) dan seseorang yang memiliki faktor bawaan. Mereka yang berada dikelompok
berisiko tinggi ini harus memperhatikan atau memperbaiki pola hidup sehari-hari, sehingga
dianjurkan untuk diet rendah lemak, berolah raga cukup, menjaga berat badan yang seimbang
dan berhenti merokok. Seseorang dengan kadar kolesterol tinggi memang kurang merasakan
gangguan.
9.        Cara Mencegah Kolesterol
Kolesterol ditengarai sebagai pemicu berbagai gangguan kesehatan, seperti hipertensi, gangguan
jantung, hingga stroke. Sebenarnya kolesterol adalah unsur yang dibutuhkan oleh tubuh, kadar
yang berlebihan dalam tubuhlah yang menyebabkan berbagai penyakit.
Langkah-langkah berikut diketahui dapat mengendalikan kadar kolesterol dalam darah.
1.         Mengetahui kadar kolesterol
           Periksakan kadar kolesterol Anda secara reguler. Umumnya dokter menyarankan agar
kadar kolesterol total seseorang berada di bawah 200 mg/dL, dengan kadar LDL (kolesterol
jahat) di bawah 130, dan HDL (kolesterol baik) berada di atas 40. Jika hasil tes Anda tidak
konsisten berada dalam rentang angka tersebut, dokter cenderung menyarankan untuk melakukan
tes ulang, jika hasilnya tetap maka Anda akan segera menjalani terapi pengendalian kolesterol.
2.         Menjaga keseimbangan berat badan
Jika bobot tubuh Anda berlebih, menguranginya adalah salah satu cara untuk mengendalikan
kadar kolesterol darah. Penelitian telah menunjukkan bahwa berat badan yang berlebih
mengganggu proses metabolisme tubuh menghancurkan lemak. Sehingga sekalipun Anda hanya
mengonsumsi sedikit lemak, tidak terlihat penurunan kadar kolesterol yang berarti. Mengurangi
2,5 � 4,5 kg dapat memperbaiki kadar kolesterol. Namun tak perlu melakukan diet ketat.
Upayakan saja penurunan berat sebanyak 0,3 � 0,5 kg dalam seminggu.
3.         Aktvitas fisik rutin
            Salah satu cara mengendalikan kadar kolesterol adalah berolahraga secara rutin. Jalan
kaki atau jenis olahraga ringan lain yang dilakukan secara rutin, akan membantu meningkatkan
kadar HDL. Pastikan saja bahwa Anda berolahraga 30 menit setiap hari, 5 hari dalam seminggu.
4.      Berkenalan dengan lemak baik
            Jika telah terdiagnosa bahwa kadar kolesterol Anda tergolong tinggi, dokter biasanya
memberi saran agar Anda menurunkan konsumsi lemak. Hati-hati, jangan menghentikan
konsumsi lemak, melainkan menguranginya. Sebaiknya Anda mengonsumsi jenis makanan yang
mengandung lemak tak jenuh tunggal, seperti selai kacang, avokad, minyak Zaitun dan kanola,
serta kacang-kacangan. Penelitian telah membuktikan bahwa jenis lemak ini membantu
menurunkan kadar LDL dan trigliserida dalam darah, dan meningkatkan HDL.
5.      Mengonsumsi multivitamin
            Sekalipun telah mengonsumsi makanan sehat, tetap ada kemungkinan tubuh kita
kekurangan unsur nutrisi tertentu. Untuk mengatasi kondisi ini, para ahli kesehatan menyarankan
untuk mengonsumsi multivitamin/makanan suplemen untuk mencukupi kebutuhan dasar nutrisi
dan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Pilihlah multivitamin yang mengandung
asam folat, vitamin B6 dan vitamin B12, karena ketiganya memiliki manfaat penting menjaga
kesehatan jantung.
BAB II
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol
dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Jumlah
kolesterol yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan. Dengan begitu tubuh kita
akan tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah satunya akibat terlau sering makan
makanan mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah akan meningkat.
Penyebab utama Kolesterol kebanyakan adalah karena makanan. Tapi selain makanan ternyata
ada penyebab lain yang perlu diketahui.
Kadar kolesterol di dalam darah penting utnuk tetap dipantau. Karena dengan demikian status
kesehatan tubuh kita dapat terdeteksi lebih awal sebelum kita mendapatkan sinyal keluhan dari
gejala-gejala hiperkolesterol
Langkah-langkah berikut diketahui dapat mengendalikan kadar kolesterol dalam darah adalah :
Mengetahui kadar kolesterol, Menjaga keseimbangan berat badan, Aktvitas fisik rutin,
Berkenalan dengan lemak baik dan Mengonsumsi multivitamin.

B. Daftar Pustaka
 Adam, J. M. F., 2007, Dislipidemia, Chapter 437, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid III, 1929,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
 Badan POM RI, 2004, Informasi Temulawak Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
bekerjasama dengan Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia, 36.
 Dachriyanus, Katrin, O. D., Oktarina, R., Ernas, O., Suhatrin. and Mukhtar, M. H., 2007, Uji Efek A
Mangosti terhadap Kadar Kolesterol Total, Triglisrida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah Mencit
Putih Jantan serta Penentuan Lethal Dosis 50 (LD50), J. SainsTek. Far., 12 (2), 63-72.
 Dalimartha, S., 2006, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 4, 182-183, Puspa Swara, Jakarta.
 Devlin, T. M., 2006, Textbook of Biochemistry: with Clinical Correlations, Sixth Edition, 707-717, John
Wiley and Sons, inc. Pp, New York.
 Dumadi, S. R., 2002, Risiko Kolesterol Darah dan Diet Lemak, Jurnal Farmasi Pancasila, 1 (1), 9-16.
 Fan, C., Wo, X., Dou, X., Xu, L., Qian, Y., Luo, Y. and Yan, J., 2006, Regulation of LDL Receptor
Expression by the Effect of Curcumin on Sterol Regulatory Elemen Pathway, Pharmacological Reports, 56
(1), 577-581.
 Feng, D., Ohlsson, L. and Duan, R.D., 2010, Curcumin Inhibits Cholesterol Uptake in Caco-2 Cells by
Down-Regulation of NPC1L1 Expression, Lipid in Health and Disease, 9 (40), 1-4.
 Galton, D. and Krone, W., 1991, Hiperlipidemia in Practice, Gower Medical Publising, London.
 Ganong, W. F., 2002, Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
 Goel, A., Kunnumakkara, A. B. and Aggarwal, B. B., 2007, Curcumin as ”Curecumin”: From Kitchen to
Clinic, Biochemical Pharmacology, 9563, 1-23.
 Hartanto, I., 2009, Pengaruh Suplementasi Tepung Kunyit pada Herbal Mineral Blok (HMB) Terhadap
Profil Lemak Darah dan Performa Kambing Kacang, Skripsi, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
 Hartini, M. And Astirin, O. P., 2009, Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Hiperkolesterolemik Setelah Perlakuan VCO, Bioteknologi, 6 (2), 55-62.
 Kapoor, P., Ansari, M. N. and Bhandari, U., 2008, Modulatory Effect of Curcumin on Methionine Induced
Hyperlipidemia and Hyperhomocystemia in Albino Rats, Indian Journal of Experimental Biology, 46 (7),
534-535.
 Kim, M. and Kim, Y., 2010, Hypocholesterolemic Effects of Curcumin via Upregulation of Cholesterol 7a-
hydroxylase in Rats Fed a High Fat Diet, Nutrition Research and Practice, 4 (3), 191-195.
 Lim, C. S., Jin, D. Q., Mok, H., Oh, S. J., Lee, J. U., Hwang, J. K., Ha, I. and Han, J. S., 2005, Antioxidant
and antiinflamatory activities of xanthorrhizol in hippocampal neurons and primary cultured microglia, J
Neurosci Res, 82 (6), 881-838.
 Mahley, R.W. and Bersot, T.P., 2007, Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi, diterjemahkan oleh
Tim alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi kesepuluh, volume I, 963-964, EGC, Jakarta.
 Mauli, I., 2005, Pengaruh Perasan Segar Buncis (Phaseolus vulgaris L) Terhadap Kadar Kolesterol Total
Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang diberi Diet Kolesterol Tinggi, Skripsi, Fakultas Farmasi Jakarta.
 Mayes, P. A. and Botham, K. M., 2009, Biokimia Harper, Edisi 27, 225-246, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
 Nagata, J. and Saito, M., 2005, Evaluation of the Correlation Between Amount of Curcumin Intake and its
Physiological Effects in Rats, Food Sci. Technol. Res., 11 (2), 157.
 Neal, M. J., 2006, At A Glance Farmakologi Medis, diterjemahkan oleh Surapsari, J., Edisi Kelima, 47,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
 Paryanto, I. and Srijanto, B., 2006, Ekstraksi Kurkuminoid dari Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb)
secara Perkolasi dengan Pelarut Etanol, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 4 (2), 1693-1831.
 Peschel, D., Koerting, R. and Nass, N., 2006, Curcumin Induces Changes in Expression of Genes Involved
in Cholesterol Homeostasis, J. Nutr. Biochem, 18 (1), 113-119.
 Raharjo, M., 2010, Penerapan SOP Budidaya Untuk Mendukung Temulawak Sebagai Bahan Baku Obat
Potensial, Perspektif, 9 (2), 78-93.
 Rukmana, R., 1995, Temulawak Tanaman Rempah dan Obat, Cetakan Pertama, 14, Penerbit Kanisus,
Yogyakarta.
 Rusli. and Salim, M. N., 2007, Pengaruh Lemak Sapi dan Minyak Kelapa Terhadap Kadar Kolesterol LDL
Darah Ayam Buras (Gallus gallus), J.Ked.Hewan, 1 (1), 6-9.
 Salter, A. M., Hayasi, R., Al-Seeni, M., Brown, N. F., Bruce, J., Sorensen, O.,Atkinson, E. A., Middleton,
B., Bleackley, R. C. and Brindley, D. N., 1991, Effects of Hypothyroidism and High-fat Feeding on Mrna
Concentrations for the Low-Density-Lipoprotein Receptor and on AcylCoA: Cholesterol Acyltransferase
Activities in Rat Liver, Biochem. J, 276, 825-832.
 Septiana, A. T., Dwiyanti, H., Muchtadi, D. and Zakaria, F., 2006, Penghambatan Oksidasi LDL dan
Akumulasi Kolesterol pada Makrofag oleh Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb), Teknologi
dan Industri Pangan, XVII (3), 224-225.
 Sidhi, P., 1991, Perbandingan Penetapan Kadar Kolesterol Metode CHOD-PAP, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
 Sunarsih, E. S. and Prasetyastuti, 2011, Pengaruh Pemberian Juice Lidah Buaya (Aloe vera L.) Terhadap
Kadar Lipid Peroksida (MDA) Pada Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia, Bagian Farmasi Kedokteran
UNDIP, Semarang.
 Suyatna, F. D. and Handoko, T., 1995, Hipolipidemik, Chapter 23, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 368-
369, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
 Suyatna, F.D., 2008, Farmakologi dan Terapi, edisi kelima, 374-385, Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
 Sylvia, A, P. and Wilson, C., 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1,
580, EGC, Jakarta.
 Tjay, T. H. and Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya, Edisi
6, 570-573, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
 Wientarsih, I. 2000. Influence of curcumin on lipid metabolism in rabbits. Disertasi. Georg-August
University, Gottingen-Germany.
 Wiryowidagdo, S. and Sitanggang, M., 2002, Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, dan
Kolesterol, Cetakan 1, 23, Agromedia Pustaka, Jakarta.
 Wolkoff, A. W. and Cohen, D. E., 2003, Hepatocyte Transport of Bile Acids, Am J Physiol Gastrointest
Liver Physiol, 284 (1), G175.

Anda mungkin juga menyukai