Matriks Kekakuan

d6
d3 +
d1 d4

d2 d5
L, EA, EI

(a) (b)

k11 k12 k13 k14 k15 k16 

k k 22 k 23 k 24 k 25 k 26 
 21
k 31 k 32 k 33 k 34 k 35 k 36 
k    
k 41 k 42 k 43 k 44 k 45 k 46 
k 51 k 52 k 53 k 54 k 55 k 56 
 
k 61 k 62 k 63 k 64 k 65 k 66  2
Kekakuan = Besarnya gaya yang diperlukan untuk
mendapatkan perpindahan sebesar satu satuan
F = KD
k11 k12 k13 k14 k15 k16 
k k 22 k 23 k 24 k 25 k 26 
 21
k 31 k 32 k 33 k 34 k 35 k 36 
k    
k 41 k 42 k 43 k 44 k 45 k 46 
k 51 k 52 k 53 k 54 k 55 k 56 
 
k 61 k 62 k 63 k 64 k 65 k 66 
indeks depan menunjukkan arah gaya,
indeks belakang menunjukkan arah perpindahan satu satuan.
3
 d6
d3 +
d1 d4

d2 d5
L, EA, EI

(a) (b)

Akibat d1=1
EA k 61  0
k11  k 31  0 EA
L k 41 
L

k 21  0 k51  0

d1=1 4
Akibat d2=1

6EI
k 32  2
L
6EI
k 62  2
d2=1 L
k12  0 k 42  0

12EI 12EI
k 22  3 k 42  3
L L

5
Akibat d3=1

4EI 2EI
k 33  k 63 
L L
k13  0 d3=1 k 43  0

6EI 6EI
k 23  2 k53  2
L L

6
Komponen matriks kekakuan struktur akibat
d4=1 hingga d6=1, analog dengan cara di
atas. Dengan demikian, matriks kekakuan
batang pada portal bidang dapat ditulis
sebagai berikut.
 EA EA 
 L 0 0  0 0 
L
 
 0 12EI 6EI 12EI 6EI 
0 
 L3 L2 L3 L2 
 
 0 6EI 4EI 6EI 2EI 
0  2
 L2 L L L 
k    
EA EA
 0 0 0 0 
 L L 
 12EI 6EI 12EI 6EI 
 0   0 
 L3 L2 L3 L2 
 6EI 2EI 6EI 4EI 
 0 0  2
L2 L L L 
7
Matrik kekakuan elemen struktur yang
dijabarkan di atas hanya berlaku jika
elemen (batang) dalam posisi horizontal.

Pada kenyataannya, elemen struktur tidak

selalu dalam posisi yang demikian.

8
 d6
d4

d5

E I
A,
E
d3  L,
d1 +

d2
(a) (b)

9
Oleh karenanya, formulasi kekakuan elemen struktur
akan lebih efektif dan bersifat general jika dijabarkan
dalam posisi yang membentuk sudut sebesar α.

Cx=Cos 
Cy=Sin 
Cy
Cx

α
d1=1
10
Besanya komponen matriks kekakuan elemen
akibat d1=1 SAMA DENGAN besarnya gaya akibat
perpindahan d=Cx dan d=Cy pada batang datar
seperti diperlihatkan pada gambar di atas.

Akibat d=Cx

A Cx
E
L EA
Cx Cy
α L
Cx

EA 2
C Cx
EA
x
L
L

11
Akibat d=Cy

Akibat d=Cy
12
12 EI
EI L3
L3 12EI C
C Cx Cy y
y L3

α 12EI 2
Cy Cy
6EI L3
Cy
L2

Formulasi selanjutnya dapat dilakukan dengan menentukan

besarnya gaya pada ujung batang akibat perpindahan d=Cx
dan d=Cy untuk kemudian disuperposisi menurut arah d1
hingga d6.
12
 EA 2 12EI 2
k11  Cx  3 Cy
L L
EA 12EI
k 21  CxCy  3 CxCy
L L
6EI
k 31   2 Cy
L EA 2 12EI 2
k 41   Cx  3 Cy
L L
EA 12EI
k 51   CxCy  3 CxCy
L L
6EI
k 61   2 Cy
L

13
Akibat d2=1

Penentuan besarnya gaya akibat satu satuan dalam arah 2 ini dapat dilakukan
dengan cara yang sama seperti yang telah digunakan untuk menentukan gaya
akibat perpindahan satu satuan dalam arah 1. Skema perpindahan satu satuan
dalam arah 2 ditunjukkan dalam gambar berikut.

Cx Cx=Cos 
Cy=Sin 
d1=1

Cy

14
Akibat d=Cy

A Cy
E
L EA 2
Cy
L

EA
C Cx Cy
Cy

EA
y
L
L

15
Akibat d=Cx

6EI 12
Cx EI
L2 L3
12EI 2 C
Cx x
L3
Cx

12 12EI
E Cx Cy
L3 I L3
C
x

16
 EA 12EI
k12  CxCy  3 CxCy
L L
EA 2 12EI 2
k 22  Cy  3 Cx
L L
6EI
k 32  2 Cx
L EA 12EI
k 42  CxCy  3 CxCy
L L
EA 2 12EI 2
k 52  Cy  3 Cx
L L
6EI
k 62  2 Cx
L
17
Akibat d3=1 6EI
k13   2 C y
L
6EI
k 23  2 C x
L
6E 4EI
d 6EI L2 I k 33 
4EI
3=
1
L2
Cx L
L 6EI
k 43  2 C y
6E
6EI
Cy
L
L 6EI
2
L2 I
k 53   2 C x
L
2EI
k 63 
L
18
 k11 k12 k13 k14 k15 k16 
k k 22 k 23 k 24 k 25 k 26 
 21
k 31 k 32 k 33 k 34 k 35 k 36 
k    
k 41 k 42 k 43 k 44 k 45 k 46 
k 51 k 52 k 53 k 54 k 55 k 56 
 
k 61 k 62 k 63 k 64 k 65 k 66 

 k11 k12 k13 k11 k12 k13 

k k 22 k 23 k 21 k 22 k 23 
 21
 k 31 k 32 k 33 k 31 k 32 1
k 
2 33
 
 k11 k12 k13 k11 k12 k13 
 k 21 k 22 k 23 k 21 k 22 k 23 
 
 k 31 k 32 1
2
k 33 k 31 k 32 k 33 
19
Kekakuan untuk portal bidang (elemen lentur, geser, aksia

20
Kekakuan untuk balok

21
Kekakuan untuk rangka batang bidang (elemen aksial)

22
 QUIZ 2
Formulasikan matriks kekakuan struktur pada
konstruksi berikut, bila diketahui:
Konstruksi terbuat dari material beton dengan fc’ = 33
MPa, dan penampang elemen berbentuk persegi
panjang dengan dimensi 35z x 35z mm, z = angka
terakhir BP

4,2nbp
meter

3, 2nbp meter 6,2nbp meter

23