Analisa Struktur 2

Konsep Dasar

03
Modul ke:

Analisa Struktur
Metode Matriks

Kelompok 1 :
Fakultas
Teknik Tamia Nurwanda 41117310007
Ananda Dwi Shabrina 41117310025
Anwar Widiyanto Nugroho 41117310027
Program Studi
Teknik Sipil
Zainuddin Zuhri 41117310031
Alan Saputra 41117310033
Refianda Eki Putra 41117310034
ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS

Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) adalah suatu metode untuk

menganalisa struktur dengan menggunakan bantuan matriks, yang
terdiri dari : matriks kekakuan, matriks perpindahan, dan matriks gaya.
Dengan menggunakan hubungan :
{P}= [K]{U}
dimana :
{ P } = matriks gaya
[ K ] = matriks kekakuan
{ U } = matriks perpindahan

Salah satu cara yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan di

atas, yaitu dengan menggunakan Metode Kekakuan.
Metode Kekakuan
• Pada Metode Kekakuan, variable yang tidak diketahui
besarnya adalah : perpindahan titik simpul struktur (rotasi
dan defleksi) sudah tertentu/pasti. Jadi jumlah variable
dalam metode kekakuan sama dengan derajat
ketidaktentuan kinematis struktur.

• Metode Kekakuan dikembangkan dari persamaan

kesetimbangan titik simpul yang ditulis dalam : “ Koefisien
Kekakuan “ dan “Perpindahan titik simpul yang tidak
diketahui “.
Metode Kekakuan Langsung

Matriks Kekakuan

{P}= [K]{U}
Gaya Perpindahan

P1 K11 K12 K13 K14 U1

P2 K 21 K 22 K 23 K 24 U2
=
P3 K 31 K 32 K 33 K 34 U3
P4 K 41 K 42 K 43 K 44 U4
Lanjutan…..

P1 = K11 . U1 + K12 . U2 + K13 . U3 + K14 .U4

Kesetimbangan Gaya di Arah U1

P2 = K21 . U1 + K22 . U2 + K23 . U3 + K24 . U4

Kesetimbangan Gaya di Arah U2

P3 = K31 . U1 + K32 . U2 + K33 . U3 + K34 . U4

Kesetimbangan Gaya di Arah U3

P4 = K41 . U1 + K42 . U2 + K43 . U3 + K44 . U4

Kesetimbangan Gaya di Arah U4
Lanjutan….
• Jika U1 = 1 dan U2 = U3 = U4 = 0, maka : P1=K11 ;
P2=K21 ; P3=K31 ; P4=K41(Lihat Gambar a)

• Jika U2 = 1 dan U2 = U3 = U4 = 0, maka : P1=K12 ;

P2=K22 ; P3=K32 ; P4=K42(Lihat Gambar b)

• Jika U3 = 1 dan U2 = U3 = U4 = 0, maka : P1=K13 ;

P2=K23 ; P3=K33 ; P4=K43(Lihat Gambar c)

• Jika U4 = 1 dan U2 = U3 = U4 = 0, maka : P1=K14 ;

P2=K24 ; P3=K34 ; P4=K44(Lihat Gambar d)
Lanjutan……

U1 = 1 P1 = K11
P2 = K21
P3 = K31
P4 = K41
U2 = 1 P1 = K12
P2 = K22
P3 = K32
P4 = K42
U3 = 1 P1 = K13
P2 = K23
P3 = K33
P4 = K43
U4 = 1 P1 = K14
P2 = K24
P3 = K34
P4 = K44
 Matriks Kekakuan
K11 K12 K13 K14
K 21 K 22 K 23 K 24
K =
K 31 K 32 K 33 K 34
K 41 K 42 K 43 K 44

12 EI 6EI 12EI 6EI

−
L3 L2 L3 L2
6EI 4EI 6EI 2EI
−
L2 L 62 L
K =
12EI 6EI 12EI 6EI
− − −
L2 L2 L3 L2
Matriks Kekakuan
6EI 2EI 6EI 4EI
−
L2 L L2 L

Gambar (a) (b) (c) (d)

Lanjutan……
Jika pada batang bekerja gaya aksial :
Contoh
Sebuah balok statis tak tentu seperti pada gambar

L, EI L, EI

Menentukan Keaktifan ujung – ujung elemen

DOF : 2 2 Rotasi

Matriks kekakuan struktur

Menentukan matriks tujuan
[ Ks ] 2x2
[ Ks ] = [ K1 ] + [ K2 ]
Lanjut Contoh…
Membuat Matrik Kekakuan Elemen :
Elemen 1 :
0 0 0 1
12 EI 6EI 12EI 6EI
− 0
L3 L2 L3 L2
6EI 4EI 6EI 2EI 0
−
L2 L 6 2 L
K =
12EI 6EI 12EI 6EI
− − − 0
L2 L 2 L3 L2
6EI 2EI 6EI 4EI
− 1
L 2 L L2 L
Matriks Tujuan { T1 } = 0 0 0 1 T

4𝐸𝐼
𝐾1 = 0
𝐿
2X2 0 0
Lanjut Contoh…
Membuat Matrik Kekakuan Elemen :
Elemen 2 :
0 1 0 2
12 EI 6EI 12EI 6EI 0
−
L3 L 2 L3 L2
6EI 4EI 6EI 2EI 1
−
L2 L 62 L
K =
12EI 6EI 12EI 6EI
− − − 0
L2 L2 L3 L2
6EI 2EI 6EI 4EI 2
−
L2 L L2 L
Matriks Tujuan { T1 } = 0 1 0 T
2

4𝐸𝐼 2𝐸𝐼
𝐾2 = 𝐿 𝐿
2𝐸𝐼 4𝐸𝐼
2X2
𝐿 𝐿
Lanjutan….
Matriks kekakuan global struktur
[ Ks ] = [ K1 ] + [ K2 ]

4𝐸𝐼 2𝐸𝐼 8𝐸𝐼 2𝐸𝐼

4𝐸𝐼
𝐾𝑠 = 𝐿 0 + 𝐿 𝐿 = 𝐿 𝐿
2𝐸𝐼 4𝐸𝐼 2𝐸𝐼 4𝐸𝐼
0 0
𝐿 𝐿 𝐿 𝐿

Untuk Mendapatkan deformasi ujung-ujung aktif struktur, maka digunakan hubungan :

{ Ps } = [ Ks ] { Us } { US } = [ KS ] -1 { PS }

Dimana :
Us = deformasi ujung-ujung aktif
Ks = kekakuan struktur
Ps = gaya-gaya pada ujung aktif elemen akibat beban luar (aksi)
Lanjutan…..
Untuk Contoh diatas maka :

1 2
− 𝑞𝐿
𝑃𝑠 = 12
1 2
𝑞𝐿
12
Menghitung invers matrik kekakuan global [ Ks ]-1
8EI 2EI
Ks = L L
2EI 4EI
L L
−1
1 𝐿 4 −2 𝐿 4 −2
𝐾𝑠 = =
8 . 4 − 2 . 2 𝐸𝐼 −2 8 28𝐸𝐼 −2 8
Jadi : { US } = [Ks]-1 {Ps}
1
𝐿 4 −2 − 𝑞𝐿2
12
{ US } = 1
28𝐸𝐼 −2 8 𝑞𝐿2
12
Lanjutan……
1 1
𝐿
− 3 𝑞 𝐿2 + 𝑞 𝐿2
6
{ US } = 1 4
28 𝐸𝐼
𝑞 𝐿2 + 𝑞 𝐿2
6 6

3 𝑞𝐿3
− 168 𝐸𝐼 Rotasi di Joint 2
{ Us } = 5 𝑞 𝐿3
168 𝐸𝐼
Rotasi di Joint 3
Deformasi untuk masing-masing elemen

𝑈11 0
𝑈12 0
Elemen 1 : { U1 } = = 0
𝑈13 3 𝑞𝐿3
𝑈14 − 168 𝐸𝐼

𝑈11 0
3 𝑞𝐿3
𝑈12 − 168 𝐸𝐼
Elemen 2 : { U2 } = 3 =
𝑈1 0
4 5 𝑞𝐿3
𝑈1 168 𝐸𝐼
Lanjutan……
Reaksi Akibat Beban Luar :

𝑞𝐿
2
0 1
0 𝑞 𝐿2
12
𝑃𝑅1 = 𝑃𝑅2 =
0 𝑞𝐿
0 2
1
− 𝑞 𝐿2
12
Lanjutan……
Gaya Akhir Elemen
Elemen 1 : { P1 } = [ K1 ] + [ PR1 ]

12 EI 6 EI 12 EI 6 EI
−
L3 L2 L3 L2
6 EI 4 EI 6 EI 2 EI 0
− 2 0
0
{ P1 } = L2 L L L
0 + 0
12 EI 6 EI 12 EI 6 EI 0
− 3 − 2 − 3 q L2
L L L3 L2 −
168 EI
0
6 EI 2 EI 6 EI 4 EI
− 2
L2 L L L

6 3
− 𝑞𝐿 − 𝑞𝐿
56 28
2 1
− 𝑞 𝐿2 − 𝑞 𝐿2
56 28
{ P1 } = 6 = 3
𝑞𝐿 𝑞𝐿
56 28
4 2
− 𝑞 𝐿2 − 𝑞 𝐿2
56 28
Lanjutan……
Elemen 1 : { P1 } = [ K1 ] + [ PR1 ]

12 EI 6 EI 12 EI 6 EI qL
−
L3 L2 L3 L2 0 2
6 EI 4 EI 6 EI 2 EI 3 q L3 1
− 2 − q L2
{ P1 } = L2 L L L 168 EI + 12
12 EI 6 EI 12 EI 6 EI 0 qL
− 3 − 2 −
L L L3 L2 5 q L3 2
6 EI 2 EI 6 EI 4 EI 1
− 2
168 EI − q L2
L2 L L L 12

32 16
𝑞𝐿 qL
56 28
4
𝑞 𝐿2 2 2
{ P1 } = 56 = 28 q L
24 12
𝑞𝐿 qL
56 28
0 0
Lanjutan……
Free Body Diagram :

Menggambar gaya – gaya dalam :

Bidang D :

Bidang M :
Terima Kasih
Kelompok 1 