Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS STRUKTUR II

5
Struktur Portal Bidang
Portal merupakan idealisasi struktur sipil dimana hubungan kaku berlaku
pada pertemuan (titik kumpul) antar komponen (elemen/batang) struktur.
Dengan demikian pada setiap titik kumpul akan terjadi dua jenis
perpindahan bebas, yakni translasi dan putaran sudut. Contoh portal yang
sering dijumpai dalam kehidupan nyata adalah struktur gedung bertingkat.
Pada kenyataannya, portal pada umumnya disusun dalam ruang 3-dimensi.
Akan tetapi dalam banyak kasus, portal dapat dianalisis dalam bidang 2-
dimensi. Struktur portal dengan susunan komponen struktur dan sistem
pembebanan yang teratur dapat dianalisis dalam bidang 2-dimensi.
Perbedaaan hasil analisis dalam bidang relatif kecil bila dibandingkan
dengan analisis dalam ruang, sehingga perbedaan tersebut dapat diabaikan.
Dilain sisi, waktu dan biaya untuk analisis 3-dimensi relatif lebih besar
dibandingkan dengan analisis dalam bidang 2-dimensi. Dalam bagian ini
akan dijabarkan tentang analisis struktur portal bidang dengan metode
kakakuan langsung (direct stiffness method).

Model Struktur Portal Bidang


diimplementasikan
Pada pembahasan sebelum-
nya telah dijelaskan pada
bahwa titik-titik kumpul
analisis struktur dengan dimana
metode kekakuan setiap komponen
menggu- struktur
nakan model diskrit dalam bertemu. Perbedaan
proses perhitungannya. jenis
Dalam model diskrit,
semua
komponen analisis
struktur
+
(a)

d3,f3 d6,f6 d4,f4


d1,f1

d2,f2 d5,f5 L, EA, EI

(b)

Gambar 5.1. Model Komponen Struktur Portal


STRUKTUR PORTAL BIDANG

struktur tergantung kepada perilaku titik kumpul. Pada portal bidang, titik
kumpul dimodelkan dalam bentuk hubungan kaku. Dengan demikian, pada
tiap titik kumpul akan terdapat tiga perpindahan bebas, yakni dua translasi
dan satu putaran sudut seperti diperlihatkan dalam Gambar 5.1b.

Pembahasan tentang analisis struktur portal bidang analog dengan analisis


struktur pegas yang dibahas pada pembahasan sebelumnya. Keseimbangan
gaya pada titik-titik kumpul komponen/elemen/batang tunggal juga akan
identik dengan model pegas tunggal. Dari Gambar 5.1., keseimbangan gaya
dapat ditulis sebagai,

f1 = k 11.d 1 + k 12.d 2 + k 13.d 3 + k 14 .d 4 + k 15.d 5 + k 16.d6


f 2 = k 21.d 1 + k 22.d 2 + k 23.d 3 + k 24 .d 4 + k 25.d 5 + k 26.d6
f 3 = k 31.d 1 + k 32.d 2 + k 33.d 3 + k 34 .d 4 + k 35.d 5 + k 36.d6
f + k 42.d 2 + k 43.d 3 + k 44 .d 4 + k 45.d 5 + k 46.d6
4 = k 41.d 1
f5 = k 51.d 1 + k 52.d 2 + k 53.d3 + k 54 .d 4 + k 55.d 5 + k 56.d6
f6 = k 61.d 1 + k 62.d 2 + k 63.d 3 + k 64 .d 4 + k 65.d 5 + k 66.d6

atau dalam notasi matriks,


k k d1
f1 k k k k 15 16
11 12 13 14
f k k k k k k d
2 21 22 23 24 25 26 2
f3 k k k k k k d
35 36 3 (5.1)
= 31 32 33 34
f k k k k k k d
4 41 42 43 44 45 46 4
k k k k 55 k 56d 5
f k 52 53 54
5 51
f k 61 k 62 k 63 k 64 k 65 k 66d 6
6

atau
{f } = [k ]{ } (5.2)
d

dimana {f} merupakan vektor beban pada komponen struktur (elemen/batang),


[k] merupakan matriks kekakuan elemen/batang dan {d} merupakan vektor

perpindahan pada titik kumpul elemen/batang. Dalam persamaan (5.1),


indeks pertama dalam matriks kekakuan menunjukkan arah gaya bekerja,
sedangkan indeks kedua merupakan arah perpindahan yang terjadi. Sebagai
contoh k23 menunjukkan besarnya gaya dalam arah 2 (f2) akibat perpindahan
satu satuan panjang dalam arah 3 (d3=1).

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk memenuhi syarat


kesepadanan, arah gaya dalam setiap komponen struktur harus
diorientasikan ke arah gaya yang bekerja pada struktur keseluruhan. Dengan
metode kakakuan langsung, proses transformasi ini dapat dilakukan dalam
tingkat (level) komponen struktur (elemen). Dengan demikian, sebelum
menjelaskan tentang prosedur analisis struktur secara rinci dan sistematis,
komponen vektor beban dan matriks kekakuan dalam persamaan (5.1) harus
ditentukan terlebih dahulu.
24
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Matriks Kekakuan Batang


k = EA k =0 k 61 = 0 EA
11 31
L k41 =
L
k =0 k 51 = 0
21

d1=1

(a) Akibat d1=1


6EI
k32 = 2
L
k 6EI
62 = 2
L
=0 d2=1
k k =0
12 42

k22 = 12EI k
3 = 12EI
L 42
L3
(b) Akibat d2=1
k = 4EI 2EI
33
L k63 =
k =0 L k =0
13 d3=1
43

6EI k 6EI
k23 = 2 53 = 2
L L
(c) Akibat d3=1

Gambar 5.2. Formulasi Kekakuan Batang Datar

Kekakuan didefenisikan sebagai besarnya gaya yang menyebabkan


perpindahan sebesar satu satuan. Setiap titik kumpul yang mempunyai derajat
kebebasan dipindahkan sebesar satu satuan. Besarnya gaya yang timbul pada
titik kumpul yang mempunyai derajat kebebasan tersebut dinyatakan sebagai
kekakuan, seperti diperlihatkan dalam Gambar 5.2 untuk perpindahan d 1=1,
d2=1 dan d3=1.
EA 0 0 - EA 0 0
L L
12EI 6EI 0 - 12EI 6EI
3 2 3 2
L L L L
0 6EI 4EI 6EI 2EI
0 -
[ k] = L
2
L
L
2
L
- EA 0 0 EA 0 0
L L
0 - 12EI - 6EI 12EI - 6EI
3 2 0 3 2
L L L L
0 6EI 2EI 0
- 6EI 4EI
2 2
L L L L

Komponen matriks kekakuan elemen/batang ditentukan berdasarkan


besarnya gaya yang terjadi pada derajat kebebasan yang ada. Cara yang
sama juga dapat
25
STRUKTUR PORTAL BIDANG

dilakukan untuk perpindahan d4=1, d5=1 dan d6=1. Dengan demikian, matriks
kekakuan batang untuk portal bidang dapat ditulis seperti dalam persamaan
(5.3).

Catatan

Matriks kekakuan batang harus selalu simetris dan nilai komponen diagonalnya
selalu lebih besar dari pada nol. Disamping itu, komponen matriks kekakuan
dapat dicerminkan pada garis putus-putus dalam persamaan (5.3) dengan pola
berikut,
k 11 k k - k 11 -k 12
12 13 k13
k k k
21 22 23 - k 21 -k 22 k 23
k k k k
[ k] =
31 32 33 - k 31 -k 32 2
1
33
k k -k
- k 11 - k 12 - k 13 11 12 13
k k -k
- k 21 - k 22 - k 23 21 22 23
k 31 k 32 1k
2 33 - k 31 -k 32

Dalam prakteknya, komponen struktur


+
tidak selalu mendatar seperti
ditunjukkan dalam Gambar 5.1 dan 5.2.
(a)
Hampir semua struktur tersusun atas
d6,f6
komponen struktur yang mempunyai
d4,f4
kemiringan yang tidak seragam
terhadap bidang/ garis datar. Oleh
karenanya, formulasi matriks kekakuan d5,f5
yang diberikan dalam persamaan (5.3)
tidak dapat digunakan secara umum.
I
,E
, EA
Agar pembahasan lebif bersifat umum,
d3,f3 a L
matriks kekakuan batang (5.3) harus
d1,f1
diformulasi ulang dengan memasukkan
faktor kemiringan a seperti diperlihatkan
d2,f2
dalam Gambar 5.3. Pembahasan tentang
(b)
batang miring ini juga akan
menunjukkan
kelebihan metode kekakuan langsung Gambar 5.3. Batang Miring
dimana proses orientasi gaya dalam
arah
struktur dapat dilakukan dalam tingkat (level) elemen. Ada dua cara yang
umum digunakan untuk menentukan matriks kekakuan batang miring tersebut,
yakni,

Cara pertama Cara pertama dilakukan analog dengan formulasi matriks kekakuan pada
batang datar, yakni dengan menentukan besarnya gaya yang terjadi akibat perpindahan satu
satuan dalam arah perpindahan bebas, seperti diperlihatkan dalam Gambar 5.4.
Dari Gambar 5.4. terlihat bahwa komponen matriks kekakuan akibat
perpindahan
satu satuan d1=1 merupakan hasil superposisi dari gaya akibat d=Cx dan
d=Cy
pada batang datar. Agar arah gaya sesuai dengan arah perpindahan bebas,

26
STRUKTUR PORTAL BIDANG

komponen gaya akibat d=Cx dan d=Cy harus ditransformasikan ke tata


sumbu global (Gambar 5.3a). Besarnya gaya yang terjadi ditunjukkan oleh
persamaan dalam kotak pada Gambar 5.4.

Dengan cara yang sama, besarnya gaya akibat perpindahan d2=1 dan d3=1
dapat ditentukan seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.5. Besarnya gaya-
gaya tersebut dituliskan dalam kotak pada Gambar 5.5.

Cx=Cos a
Cy=Sin a

Cx C
y

d1=1
= EA 2 + 12EI 2
k
11 L Cx L3 Cy (a) Akibat d1=1

k = EA
21 CxCy - 12EI CxCy
L L3
k 6EI
31 = -
2
Cy L

Cx EA
C C
L x y
EA
C2
x
L

(b) Akibat d=Cx

12EI
C C
L3 x y

Cy 12EI
Cy
2
6EI L3
C
L2 y

(b) Akibat d=Cy

Gambar 5.4. Formulasi Matriks Kekakuan Batang Miring, d1=1

27
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Cx=Cos a
Cy=Sin a

C
x

d1 =1
k = EA CxCy - 12EI CxCy
12
L
Cy

3
L (a) Akibat d2=1
EA 2 12EI 2
k = +
22 L Cy L
3 Cx
k = 6EI C
32 2 x
L
k = - 6EI
13 Cy
2
L EA
C2
k = 6EI C L y
23 2 x
L
k 4EI y
C EA
33 =
L C x Cy
L (b) Akibat d=Cy

6EI
C
L2 x C
12EI
C
2

x L3 x

12EI
C C
L3 x y

(b) Akibat d=Cx

6EI
d = C
4EI 3
1 L2 x

L
6EI
C
L2 y

(b) Akibat d3=1

Gambar 5.5. Formulasi Matriks Kekakuan Batang Miring, d2=1 dan d3=1

28
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Bentuk matriks kekakuan untuk batang miring selengkapnya dituliskan


dalam persamaan (5.4), dimana nilai komponen-komponen matriks
diberikan dalam Gambar 5.4. dan 5.5.
k 11 k k - k 11 -k 12 k
12 13 13
k k k k
21 22 23 - k 21 -k 22 23
k k k 1 k
31 32 33 - k 31 -k 32 2 33
[ ks ] =
k k -k
(5.4)
- k 11 - k 12 - k 13 11 12 13

- k 21 - k 22 - k 23 k 21 k 22 -k 23
k 31 k 32 1
2 k 33 - k 31 -k 32 k 33

Catatan

Nilai matriks kekakuan batang [ks] dalam persamaan (5.4) telah


diorientasikan dalam tata sumbu global (struktur) untuk kemiringan batang
a tertentu. bandingkan dengan nilai matriks kekakuan batang [k] dalam
persamaan (5.3) masih dalam tata sumbu lokal (batang).

Cara kedua Cara kedua adalah dengan


mentrans- +
formasikan matriks kekakua (5.3)
n (a)
u
dengan menggunakan matriks u 1

transfor-
2

u3
masi. Matriks transformasi
ditentukan
berdasarkan Gambar
5.6.
I
Misalka vektor {d} merupakan ,E
n , EA

d3 a L
perpindaha titik kumpul seara
d1
n h
sumbu struktur (global) sesuai
dengan d2
(b)
arah dalam Gambar 5.6a.
Sedangkan Gambar 5.6. Transformasi Batang Miring
vektor {u} merupakanperpindahan
searah sumbu batang (lokal).
Dengan
hukum trigonometri, hubungan
antara
perpindahan dalam tata sumbu
batang
{u} dan tata sumbu struktur {d} dapat
ditulis sebagai,
u1 Cx Cy 0 d 1

u Cy Cx 0 d
2 = - 2

0
u 0 1 d
3 3
dimana Cx=Cos a dan Cy=Sin a. Persamaan tersebut di atas hanya berlaku
untuk satu titik kumpul dengan tiga derajat kebebasan. Untuk kasus
batang/elemen pada portal bidang yang mempunyai dua titik kumpul dan
enam derajat kebebasan, persamaan di atas dapat dikembangkan menjadi,

29
STRUKTUR PORTAL BIDANG

u1 d1
u d 2
2
u 3
= [R ]d 3
(5.5)
u d
4 4
u 5 d 5

u 6 d 6

dengan [R] merupakan matriks transformasi seperti ditulis dalam persamaan


(5.6).

Cx C 0 0 0 0
y
- C 0 0 0 0
Cy x
0 0 1 0 0 0
[R ] = (5.6)
0 0 0 C Cy 0
x
0 0 0 -Cy Cx 0
0 0 0 0 0 1

Catatan

Matriks [R] mempunyai sifat khusus, yakni [R]-1=[R]T

Matriks transformasi [R] dalam persamaan (5.6) digunakan untuk


mentransformasi vektor beban {f} dan perpindahan {d} dari tata sumbu batang
(lokal) tata sumbu struktur (global) atau sebaliknya. Transformasi vektor beban
{f} dan perpindahan {d} dari tata sumbu batang ke sumbu struktur dapat ditulis
sebagai berikut,

{f s } = [ R ]T {f} (5.7)
{d s } = [ R ]T {d} (5.8)

indeks s dalam persamaan (5.7) dan (5.8) menunjukkan tata sumbu struktur.
Dari pesamaan keseimbangan (5.2), dapat ditulis bahwa,

{f s } = [k s ]{ds}

[ R ]T {f } = [ k s ][ R ]T {d}

[ R ]T [ k ] {d} = [ k s ][ R ]T {d}

atau

[ k s ] = [ R ]T [ k ][ R] (5.9)
30
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Vektor Beban Batang


Vektor beban pada batang
merupakan beban yang +
(a)
diterima oleh titik kumpul
akibat pembebanan pada
batang, atau dikenal r3 r6
sebagai beban titik kumpul r1 r4
ekivalen. Beban titik r2 r5
kumpul ekivalen identik
dengan besarnya reaksi
L, EA, EI
yang diberikan oleh batang (b)
terkekang akibat
pembebanan pada batang f3 f6
(Gambar 5.6b), tetapi
dalam arah yang f1 f
4
berlawanan (Gambar 5.6c).
f2 f5

Beban titik kumpul L, EA, EI


ekivalen dalam tata sumbu
(c)
struktur (global) dapat
ditentukan dengan Gambar 5.6. Beban Titik Kumpul Ekivalen
mentranformasikan beban
{f} ke sumbu global, atau
dengan menggunakan
persamaan (5.7).

Persamaan Keseimbangan Struktur


Persamaan keseimbangan pada struktur disusun dengan meninjau
keseimbangan gaya yang terdapat pada tiap titik kumpul berdasarkan syarat
kesepadanan perpindahan pada titik kumpul tersebut. Penyusunan persamaan
keseimbangan
struktur dikena juga k1 k2
l
sebagai proses 1 2 3 +
perakitan
tiap komponen struktur F1; D1 F 2; D 2 F 3; D 3
menjadi struktur. (a)
Seperti
pada struktur pegas k k
dalam Contoh 4.1., 1
1
2 2
2
3
perakitan komponen- f2; d2 f2; d2
komponen pegas #1 f1; d1 f1; d1
(b)
dan #2 menghasilkan
persamaan (4.8). Pada Gambar 5.7. Struktur Rangkaian Pegas
prakteknya pola yang
,
telah diterapkan dalam contoh tersebut hanya efektif dalam analisis struktur
yang sederhana. Disamping itu, pola yang demikian juga tidak dapat
diotomatisasi dalam pemograman komputer.
Agar perakitan komponen struktur untuk menghasilkan persamaan keseimbangan
lebih sederhana dan dapat diotomatisasi dalam pemograman komputer, topologi
perpindahan pada level komponen struktur (elemen) ke topologi perpindahan pada
level struktur dipetakan dengan menggunakan vektor tujuan. Untuk menjelaskan

31
STRUKTUR PORTAL BIDANG

tentang vektor tujuan ini, perhatikan kembali contoh pegas sederhana


ditunjukkan dalam Gambar 5.7.

Dari Gambar 5.7., perpindahan yang terjadi pada tiap titik kumpul
komponen struktur (pegas) adalah d1 dan d2, sedangkan perpindahan pada
titik kumpul struktur adalah D1, D2 dan D3. Membandingkan antara Gambar
5.7a dan 5.7b terlihat bahwa ada hubungan timbal balik antara perpindahan
d1 dan d2 pada pegas #1 dan perpindahan D1 dan D2 pada struktur serta
perpindahan d1 dan d2 pada pegas #2 dan perpindahan D2 dan D3 pada
struktur. Hubungan antara perpindahan d pada tiap titik kumpul pegas ke
perpindahan titik kumpul struktur D dikenal sebagai vektor tujuan. Vektor
tujuan untuk sistem pegas di atas, dapat ditulis sebagai berikut,

Dd 1 2 (5.10)
#1 1 2
#2 2 3

Perakitan komponen struktur dilakukan dengan mengacu kepada vektor


tujuan dalam persamaan (5.10). Semua komponen analisis struktur dalam
level elemen dengan indeks yang digunakan oleh perpindahan d dipetakan
ke level struktur dengan indeks yang digunakan oleh perpindahan D sesuai
dengan pola dalam persamaan (5.10). Sebagai contoh, k21 pada pegas #2
mempunyai indeks 1 dan 2. Menurut vektor tujuan (5.10), indeks 1
dipetakan menjadi indeks 2 dan indeks 2 dipetakan menjadi indeks 3.
Dengan demikian k21 dalam pegas #2 dipetakan ke K32 pada struktur.
Dengan mengikuti vektor tujuan tersebut, penyusunan matriks kekakuan
struktur untuk kasus dalam Gambar 5.7. dapat dilakukan seperti secara
skematik ditunjukkan dalam Gambar 5.8.

elemen #1 elemen #2
k 11 k 12 +k 1 -k 1 k 11 k 12 +k 2 -k 2
= =

k k -k1 +k1 k k -k2 +k


21 22 21 22 2
struktur
K K 0
K11 12 13 + k1 -k1
K K = - k1 + k1 + k2
K -k
21 22 23 2

K 0 - k2
K 32 K +k
31 33 2
Gambar 5.8. Perakitan ke Level Struktur

Hasil pemetaan matriks kekakuan elemen ke level struktur dengan


menggunakan vektor tujuan memberikan hasil yang identik dengan
menggunakan keseimbangan gaya pada titik kumpul dalam persamaan (4.8).

32
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Catatan

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa persamaan keseimbangan


struktur akan mempunyai pola seperti berikut,

K PP K PB D P
FP

=
K K D F
BP BB B B

dimana indeks P menunjukkan bahwa variabel berindeks tersebut


berhubungan dengan syarat batas (boundary condition) berupa perletakan
struktur, sedangkan indeks B menunjukkan bahwa variabel berindeks
berhubungan dengan derajat kebebasan titik kumpul. Dari persamaan
pertama, aksi/reaksi FP ingin diketahui berdasarkan perpindahan DP
diketahui sama dengan nol. Dari persamaan kedua, perpindahan titik bebas
DB ingin diketahui berdasarkan aksi berupa beban FB diketahui.

Untuk memudahkan proses analisis, baik secara manual maupun dengan


bantuan program komputer, hubungan di atas biasanya disusun sedemikian
sehingga perpindahan titik bebas DB diketahui terlebih dahulu sebelum
menentukan besarnya FP. Untuk maksud tersebut, penomoran perpindahan
pada struktur dimulai dari titik bebas dan diakhiri dengan syarat batas.
Dengan demikian persamaan tersebut dapat ditulis sebagai,

K BB K BP D B
FB

=
K K D F
PB PP P P

Untuk banyak kasus, nilai DP=0, yakni perletakan dengan perpindahan sama
dengan nol. Dengan demikian, persamaan di atas dapat disusun ulang
sebagai berikut,

{DB} = [KBB]-1{FB}

{FP} = [KPB ]{DB}

33
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Contoh 5.1.
Susun vektor tujuan dan perakitan matriks kekakuan elemen ke kekakuan
struktur untuk struktur portal sederhana berikut,

2 3 +
D 2
B2
D
P5
D
B3 D B1 D
1 P6 D P4

a
1
D
P2

D
P3 DP1

Gambar 5.9. Notasi Perpindahan pada Titik Kumpul Struktur

Langkah 1 Tentukan penomoran perpindahan bebas (DB) dan perpindahan pada


perletakan (DP) yang terjadi pada struktur. Mulai penomoran dari titik bebas
seperti terlihat pada Gambar 5.9.
Langkah 2 Pisahkan tiap komponen struktur (elemen) dari struktur seperti terlihat
dalam Gambar 5.10. Susun penomoran perpindahan titik kumpul pada
elemen tanpa mempertimbangkan syarat batas yang ada.

d5 d2 d5
d
d6 d d3 d d6
4 1

2 2 2 3

1
d2
1
d3 d

Gambar 5.10. Notasi Perpindahan pada Titik Kumpul Elemen

Langkah 3
Bandingkan notasi perpindahan dalam Gambar 5.10 dan Gambar 5.9.
Selanjutnya susun vektor tujuan dengan meninjau syarat kesepadanan
perpindahan, seperti diperlihatkan dalam Gambar 5.11a. Agar vektor tujuan
mudah untuk diotomatisasi ke dalam pemograman komputer, vektor tujuan
sebaiknya disusun dengan menggunakan angka numerik yang menunjukkan
nomor urut perpindahan yang terjadi, seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.11b.
Penomoran dimulai dari

34
STRUKTUR PORTAL BIDANG

perpindahan bebas (degrees of freedom-dof). Dalam kasus ini, terdapat 3


perpindahan bebas. Dengan demikian, vektor tujuan dengan angka lebih
besar dari 3 berhubungan dengan syarat batas berupa perletakan.
d
d 1 2 3 4 5 6
d1 d2 d3 d4 d5 d6
D D
#1 D D D D D D #1 4 5 6 1 2 3
P1 P2 P3 B1 B2 B3

#2 D D D D D D #2 1 2 3 7 8 9
B1 B2 B3 P4 P5 P6

(a) (b)

Gambar 5.11. Vektor Tujuan

Langkah 4 Rakit matriks kekakuan struktur dengan memetakan matriks kekakuan elemen
ke matriks kekakuan struktur, yakni dengan menyesuaikan indeks dalam
matriks sesuai dengan vektor tujuan dalam Gambar 5.11. Dalam pembahasan
ini hanya komponen matriks kekakuan yang berhubungan dengan perpindahan
bebas yang dipetakan ke kekakuan struktur. Cara yang sama dapat dilakukan
untuk matriks kekakuan yang berhubungan dengan syarat batas, yakni
perletakan struktur.

elemen #1
D D D D D D
P1 P2 P3 B1 B2 B3

D k k k k k k
P1 11 21 31 41 51 61

D k k k k k k
P2 12 22 32 42 52 62

D k k D k k k
P3 13 23 P1 43 53 63

D k k k k k k
B1 14 24 34 44 54 64

D k k k k k k
B2 15 25 35 45 55 65
D B1 D B2 D B3 D ... D
D k k k k k k P1 P6
B3 16 26 36 46 56 66

D k +k k +k k +k
elemen #2 B1 44 11 45 12 46 13

D D D D D D D k +k k +k k +k
B1 B2 B3 P4 P5 P6 B2 54 21 55 22 56 23

D k k k k k k D k +k k +k k +k
B1 11 21 31 41 51 61 B3 64 31 65 32 66 33

D k k k k k k
B2 12 22 32 42 52 62 D
P1
D k k k k k k
..

B3 13 23 33 43 53 63
D
D k k k k k k P6
P4 14 24 34 44 54 64

D k k k k k k
P5 15 25 35 45 55 65

D k k k k k k
P6 16 26 36 46 56 66

Gambar 5.12. Perakitan Matriks Kekakuan Struktur

35
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Contoh 5.2.
Tentukan perpindahan yang terjadi pada titik kumpul struktur portal berikut,

2 3
2
+

P=2
P L=4
1 EA=1
EI=1

Gambar 5.13. Perakitan Matriks Kekakuan Struktur

Langkah 1 Tentukan penomoran perpindahan bebas (DB) dan perpindahan pada


perletakan (DP) yang terjadi pada struktur.

D D d5
B2 P4

D D D D d6 d
B3 P5
B1 P3
4

2
d2 d5

d3 d6
1

d d 4
1
2 2 3

d2

D d3 d1
P2

1
D D
B4
P1

Gambar 5.14. Penomoran Perpindahan Titik Kumpul

Langkah 2 Pisahkan tiap komponen struktur (elemen) dari struktur seperti terlihat dalam
Gambar 5.14. Tentukan penomoran perpindahan titik kumpul pada level
elemen.

36
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Langkah 3 Susun vektor tujuan.

{d} d d 2 d d d {d} 1 2 3 4 5 6
1

d5
D 3 4 6 D
#1 D D D D D D #1 5 6 4 1 2 3
P1 P2 B4 B1 B2 B3

#2 D D D D D D #2 1 2 3 7 8 9
B1 B2 B3 P3 P4 P5

Langkah 4 Tentukan matriks kekakuan dan vektor beban titik kumpul ekivalen untuk
elemen #1 dan elemen #2 berdasarkan properti elemen disebutkan dalam
Gambar 5.13. Dari persamaan (5.9) dan (5.7), matriks kekakuan elemen dan
vektor beban ekivalen untuk tiap elemen dapat ditulis sebagai berikut, untuk
a=90 dan a=0 masing-masing untuk elemen #1 dan #2. Matriks kekakuan
batang datar dan matriks trnasformasi ditentukan dengan persamaan (5.4) dan
(5.6).

Elemen #1
Matriks transformasi,

0 1 0 0 0 0
- 0 0 0 0 0
1
0 0 1 0 0 0
[ R1 ] = 0
0 0 0 0 1
0 0 0 -1 0 0
0 0 0 0 0 1

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu lokal,

0.2500 0.000 0.000 -.2500 0.0000 0.0000


0 0
0.0000 0.187 0.375 0.000 -.1875 0.375
5 0 0 0
0.0000 0.375 1.000 0.000 -.3750 0.5000
0 0 0
[ k1 ] =
-.250 0.000 0.000 0.2500 0.0000 0.0000
0 0 0
0.0000 -.1875 -.375 0.0000 0.1875 -.375
0 0
0.0000 0.3750 0.5000 0.000 -.3750 1.000
0

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu struktur (global),


0.1875 0.0000 -.375 -.187 0.000 -.3750
0 5 0
0.00 0.2500 0.000 0.000 -.250 0.0000
0 0 0 0
T -.375 0.0000 1.000 0.375 0.000 0.5000
0 0 0 0
[ ks1 ] = [ R1 ] [ k1 ][R1]=
-.187 0.0000 0.375 0.187 0.0000 0.3750
5 0 5
0.000 -.2500 0.000 0.0000 0.250 0.0000
0 0 0
-.375
0

37
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Beban titik kumpul ekivalen dalam tata sumbu lokal,

0.0000
-
1.0000
{f1} =
0.0000
-1.0000
1.0000

Beban titik kumpul ekivalen dalam tata sumbu struktur (global),

1.0000
0.0000
T -1.0000
{f s1 } = [ R 1 ] {f1} =
1.0000
0.0000
1.0000

elemen #2

Matriks transformasi,
1 0 0 0 0
0
0 1 0 0 0 0

0 0 1 0 0 0
[ R2 ] =
0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 1

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu lokal,

0.2500 0.000 0.000 -.2500 0.000 0.0000


0 0 0
0.000 0.187 0.375 0.0000 -.187 0.3750
0 5 0 5
0.0000 0.375 1.000 0.0000 -.375 0.5000
0 0 0
[ k2 ] =
-.250 0.000 0.000 0.2500 0.000 0.0000
0 0 0 0
0.000 -.1875 -.3750 0.0000 0.187 -.3750
0 5
0.0000 0.375 0.500 0.0000 -.375 1.000
0 0 0
38
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu struktur (global),

0.2500 0.000 0.000 -.2500 0.000 0.0000


0 0 0
0.0000 0.187 0.375 0.0000 -.1875 0.3750
5 0
T 0.0000 0.375 1.0000 0.0000 -.375 0.5000
0 0
[ ks2 ] = [ R2 ] [ k2 ][R2 ] =
-.250 0.000 0.000 0.2500 0.000 0.000
0 0 0 0 0
0.0000 -.1875 -.3750 0.0000 0.187 -.375
5 0
0.0000 0.375 0.500 0.0000 -.375 1.0000
0 0 0

Beban titik kumpul ekivalen dalam tata sumbu lokal,

0.0000
0.0000
0.0000
{ f2 } =
0.0000
0.0000
0.0000

Beban titik kumpul ekivalen dalam tata sumbu struktur


(global),
0.0000

0.0000
T 0.0000
{fs2} = [ R2 ] {f2 }=
0.0000
0.0000
0.0000

Langkah 5 Berdasarkan vektor tujuan, rakit persamaan keseimbangan struktur dengan


memetakan matriks kekakuan dan vektor beban titik kumpul ekivalen.
[ K ]{ } = { } (5.11)
D F
dimana matriks kekakuan struktur [K] ditentukan sebagai
berikut,
2 K K

[K]= ∑ [ ksi ] =
BB BP

i=1 K K
PB PP

Tanda S menunjukkan perjumlahan dalam arah yang sepadan. Blok matriks


KBB, KBP, KPB dan KPP dirakit sebagai berikut,
39
STRUKTUR PORTAL BIDANG

0.1875+ 0.0000 + 0.3750 + 0.0000 0.3750


0.2500 0.0000
[KBB] = 0.0000 + 0.2500 + 0.0000 + 0.3750
0.0000 0.1875 0.0000

0.3750
+ 0.0000 + 1.0000+ 1.000 0.5000
0.0000 0.3750
0.3750 0.0000 0.5000 1.000

0.437 0.0000 0.3750 0.3750


5
[KBB] = 0.0000 0.4375 0.3750 0.000
0
0.3750 2.0000 0.500
0.3750
0
0.3750 0.0000 0.5000 1.000

-.1875 0.0000 -.2500 0.000 0.0000


0
[KBP ] = 0.000 -.2500 0.0000 -.187 0.3750
0 5
-.375 0.0000 0.0000 -.375 0.5000
0 0
-.375 0.000 0.0000 0.000 0.0000
0 0
-.1875 0.0000 -.3750 -.3750

0.000 -.2500 0.000 0.000


[KPB ]= 0 0
-.250 0.0000 0.0000 0.000
0 0
0.000 -.1875 -.3750 0.000
0 0
0.000 0.3750 0.5000 0.000
0 0
dengan vektor beban {F},
2 F
B

{ F} = ∑{fsi }+ { FJ} = F
i=1 P

Dengan blok vektor FB dan FP dirakit sebagai berikut,

Catatan

Vektor beban {F} dalam persamaan keseimbangan struktur (5.11) merupakan


beban akibat pembebanan pada komponen struktur dan beban pada titik kumpul
struktur {FJ}. Beban pada komponen struktur dikonversikan menjadi beban
titik kumpul ekivalen {fsi}. Kedua jenis beban tersebut dapat dijumlahkan
dengan meninjau syarat kesepadanan perpindahan pada titik kumpul struktur.

1.0000 + 0.0000 1.0000


0.0000
0.0000
+ -2.0000 -2.0000
0.0000
{FB} = + 0.0000 + =
1.0000 0.0000 1.0000
-1.0000 0.0000
-1.0000

40
STRUKTUR PORTAL BIDANG

FP1
FP2
{ }=
F F
P P3
F
P4

F
P5

Untuk kasus ini, vektor perpindahan {D} adalah,


D D
{}= B

DP
B1

D
{ }= B2
D D
B DB3

DB4

0.0000
0.0000
{ }=
DP 0.0000
0.0000

Selesaikan sistem persamaan linier simultan untuk menentukan perpindahan


bebas pada titik kumpul struktur.
Langkah 6

[KBB]{DB} = {FB}
Dengan menggunakan metode eliminasi gauss yang telah dijelaskan dalam
pembahasan sebelumnya, nilai perpindahan titik bebas adalah,
3.5007
-6.1062
{DB} = 1.7905

-3.2080
Verifikasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microstran
V8.10. Model struktur ditunjukkan dalam Gambar 5.15. Hasil perhitungan
Verifikasi
dengan Microstran menunjukkan hasil yang identik dengan perhitungan
sebelumnya.

41
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Gambar 5.15. Model Struktur

Respons Struktur
Respons struktur disampaikan dalam bentuk gaya dalam, yakni gaya ujung
batang. Gaya dalam untuk tiap komponen struktur didefenisikan sebagai
besarnya gaya akibat pembebanan dan deformasi elemen terkekang.

{f a } = - {f } + [k ] {u} (5.12)

Mengacu kepada diagram alir proses analisis struktur dalam Gambar 4.4.,
maka gaya dalam ditentukan dalam tata sumbu lokal. Oleh karenanya,
perpindahan titik kumpul dalam tata sumbu struktur (global) harus
ditransformasikan kembali ke sumbu lokal. Untuk maksud tersebut,
pertama-tama perpindahan titik kumpul struktur D dipetakan kembali ke
perpindahan titik kumpul elemen/batang d dengan menggunakan vektor
tujuan. Perpindahan titik kumpul elemen dalam tata sumbu lokal selanjutnya
dapat ditentukan dengan proses transformasi dalam persamaan (5.5).

42
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Catatan

Respons struktur berupa gaya dalam ditentukan dalam tata sumbu


elemen/batang (lokal) sesuai dengan persamaan (5.12). Semua variabel dalam
persamaan (5.12) tersebut mengikuti tata sumbu lokal. Untuk maksud tersebut,
vektor perpindahan titik kumpul pada tiap komponen struktur
ditransformasikan ke dalam tata sumbu lokal dengan meninverskan persamaan
(5.8). Cara lain dalam menetukan respons struktur adalah dengan menggunakan
persamaan (5.12) dalam tata sumbu struktur (global). Gaya dalam hasil
perhitungan selanjutnya ditransformasikan ke tata sumbu lokal dengan
menginverskan persamaan (5.7).

Contoh 5.3.
Tentukan respons struktur dan reaksi perletakan dalam Contoh 5.2.

Kecuali perpindahan titik kumpul elemen dalam tata sumbu lokal, semua
variabel untuk menentukan gaya dalam telah ditentukan dalam Contoh 5.2.
Untuk mendapatkan gaya dalam tersebut, pertama-tama petakan
perpindahan titik kumpul elemen dari perpindahan titik kumpul struktur
dengan menggunakan vektor tujuan, transformasikan ke tata sumbu lokal,
lalu tentukan gaya dalam menurut persamaan (5.12).

GAYA DALAM
elemen #1
0.0000 0.0000

0.0000 0.0000
-3.2080 -3.2080
{d1} = ; { u1 } = [ R1 ]{d1} =
3.5007 -6.1062
-6.1062 -3.5007
1.7905 1.7905

1.5266

1.1248
0.0000
{fa1 } = - {f1} + [ k1 ]{u1} =
-1.5266
0.8752
0.4993

43
STRUKTUR PORTAL BIDANG

elemen #2
3.5007 3.5007

-6.1062 -6.1062
1.7905 1.7905
{ d2 } = }
0.0000 ; { u2} = [ R2 ]{d2 = 0.0000
0.0000 0.0000
0.0000 0.0000

0.8752

-0.4735
-0.4993
{fa1} = - {f1} + [ k1 ]{u1} =
-0.8752
0.4735

-1.3946

REAKSI PERLETAKAN

Reaksi perletakan ditentukan berdasarkan penjumlahan reaksi tiap komponen


struktur terhadap beban dan besarnya gaya akibat kekakuan struktur (blok
kedua dalam persamaan keseimbangan struktur) dalam tata sumbu struktur
(global).

-1.0000 -.1248
1.5265
0.0000
= -.8752
{FR} = 0.0000 ; {FP} = [KPB]{DB}

0.0000 0.4735

0.0000

-1.1248
1.5265

{RP} = {FR}+{FP} = -0.8752


0.4735
-1.3945

Catatan

Metode yang digunakan di atas dalam menentukan reaksi perletakan


membutuhkan tambahan waktu, yakni menyusun matriks K PB. Metode yang
lebih sederhana dan aplikatif adalah dengan menjumlahkan reaksi perletakan
dalam setaip komponen struktur yang merupakan reaksi perletakan akibat
beban pada batang dan titik kumpul serta akibat deformasi yang terjadi.
Penjumlahan dilakukan dengan mengikuti syarat kesepadanan perpindahan titik
kumpul.
44
STRUKTUR PORTAL BIDANG

{}m( )
{ } { } [ ]{ }
R F f k d
P =- J + ∑- si + si i
i=1

dimana m merupakan jumlah komponen struktur. Semua gaya yang terjadi


dalam persamaan di atas disampaikan dalam tata sumbu struktur (global)

elemen #1
-1.1248
1.5266
0.0000
{f R1 } = - {fs1 } + [k s1 ]{d1} ; {fR1} =
-0.8752
-1.5266
0.4993

elemen #2
0.8752
-0.4735
-0.4993
{fR2} = - {fs2} + [ks2 ]{d2} ; {fR1} =
-0.8752
0.4735

-1.3946
Mengacu kepada vektor tujuan, reaksi perletakan untuk struktur di atas
adalah,
-1.1248

1.5266

{RP} = {FJ}+{FR} = -0.8752


0.4735
-1.3946

Verifikasi Verifikasi dengan Microstran V8.10 menunjukkan hasil yang identik dengan
hasil
perhitungan di
atas.
45
STRUKTUR PORTAL BIDANG

GAYA DALAM

Gambar 5.16. Gaya Dalam (Normal)

Gambar 5.17. Gaya Dalam (Lintang/Geser)

46
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Gambar 5.18. Gaya Dalam (Momen Lentur)

REAKSI PERLETAKAN

47
STRUKTUR PORTAL BIDANG

DETAIL PROSEDUR ANALISIS STRUKTUR

Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan tentang prosedur analisis


struktur
secara umum. Pada bagian ini analisis struktur dijebarkan lebih terperinci.
Prosedur
ini disusun untuk analisis struktur yang dilakukan secara manual. Mengacu
kepada
Contoh 5.2 dan Contoh 5.3 di atas, prosedur analisis struktur dapat disusun
sebagai berikut.
Pertama Pemodelan struktur dan struktur diskrit termasuk penomoran titik kumpul
dan
komponen struktur (elemen/batang).
Kedua Tentukan penomoran perpindahan bebas dan perpindahan pada perletakan.
Mulai
penomoran dari perpindahan bebas (degrees of freedom-dof).
Ketiga Pisahkan semua komponen struktur dan tentukan penomoran perpindahan
pada
titik kumpul tiap komponen.
Keempat Susun vektor tujuan dengan membandingkan penomoran dalam tahapan
ketiga
dan keempat.
Kelima Susun matriks kekakuan elemen dan beban titik kumpul ekivalen dalam tata
sumbu
lokal. Transformasikan matriks kekakuan dan vektor beban dengan
menggunakan
matriks transformasi.
Keenam Rakit persamaan keseimbangan struktur dengan menggunakan vektor
tujuan.
Tambahkan pengaruh beban pada titik kumpul dengan meninjau syarat
kesepadanan perpindahan. Selesaikan persamaan keseimbangan struktur
dengan
menggunakan metode eliminasi Gauss untuk mendapatkan perpindahan
bebas
pada titik kumpul struktur.
Ketujuh Tentukan respons struktur berupa gaya dalam dan reaksi perletakan.
Gunakan
vektor tujuan dan vektor tujuan untuk menentukan perpindahan pada titik
kumpul
komponen struktur.
48
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Contoh 5.4.
Struktur portal dalam Gambar 5.19 diambil dari literatur Matrix Analysis of
Framed Structures, halaman 321. Tentukan respons struktur akibat beban yang
diberikan.

2P
P
P 1 +
2 3 1.5PL
2

w
3 4 P=100
4 1

E=70000000
A=0.02
I =0.003

4
1
3 6 2

Gambar 5.19. Model Struktur Portal Bidang

Pertama Pemodelan struktur. Struktur dimodelkan dalam struktur diskrit seperti


diperlihatkan dalam Gambar 5.19. Penomoran titik kumpul dan batang
sesuai dengan Gambar 5.19. tersebut.

Kedua Tentukan penomoran perpindahan titik bebas dan peletakan. Penomoran


dimulai dari titik bebas
D
B5
D D D
B6
B2
B3 D B4
D
B1

D
P5
D
B7
D
D P4
P2
D
P3

D
P1

Ketiga Pisahkan komponen struktur dan susun penomoran perpindahan titik kumpul
untuk tiap komponen struktur.

49
STRUKTUR PORTAL BIDANG

d5
d6
d2 d4
d3

d5 d1
d6 d 2

d d3
4
d1

d2 d5
d6

d3 d4
d1

Kempat Susun vektor tujuan.

D d d1 d2 d3 d4 d5 d6 D d 1 2 3 4 5 6

#1 D D D D D D #1 8 9 10 1 2 3
P1 P2 P4 B1 B2 B3

#2 D D D D D D #2 1 2 3 4 5 6
B1 B2 B3 B4 B5 B6

#3 D D D D D D #3 4 5 6 11 12 7
B4 B5 B6 P4 P5 B7

Kelima Tentukan matriks kekakuan tiap elemen dan vektor beban titik kumpul
ekivalen dalam tata sumbu lokal. Transformasikan matriks kekakuan elemen
dan vektor beban titik kumpul ekivalen ke tata sumbu global.
Elemen #1
Matriks transformasi untuk cos a = 3 5 dansin a =4 5 ,

0.6 0.8 0 0 0 0
-.8 0.6 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0
{R1} = 0 0 0 0.6 0.8 0
0 0 0 -.8 0.6 0
0 0 0 0 0 1

50
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu lokal,

280000 0 0 -280000 0 0
0 20160 50400 0 -20160 50400
0 50400 168000 0 -50400 84000
[ k1 ] =
- 0 0 280000 0 0
280000
0 -20160 -50400 0 20160 -50400
0 50400 84000 0 -50400 168000

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu struktur (global),

[ k s1 ] = [ R 1 ] T [ k 1 ][ R1]
113702.4 124723.2 -40320 -113702.4 -124723.2 -40320
124723.2 186457.6 30240 -124723.2 -186457.6 30240
-40320 30240 168000 40320 -30240 168000
[ ks1 ] =
- -124723.2 40320 113702.4 124723.2 40320
113702.4
- -186457.6 -30240 124723.2 186457.6 -30240
124723.2
-40320 30240 84000 -40320 -30240 168000

Beban titik kumpul ekivalen dalam tata sumbu lokal,

0
-
120
-100
{f } =
1 0
-120

Beban titik kumpul ekivalen dalam tata sumbu struktur (global),

96
-72
T -100
{fs1 } = [ R1 ] {f1} =
96
-72
100
51
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Elemen #2
Matriks transformasi untuk cos a = 6 6.0828 dansin a =1 6.0828 ,

0.9864 0.1644 0 0 0 0
-.1644 0.9864 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0
{ R2 } = 0 0 0 0.9864 0.1644 0
0 0 0 -.1644 0.9864 0
0 0 0 0 0 1

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu lokal,


230158.5822 0 0 -230158.5822 0 0
0 11196.9040 34054.0541 0 -11196.9040 34054.0541
0 34054.0541 138095.1493 0 -34054.0541 69047.5747
[ k2 ] =
- 0 0 230158.5822 0 0
230158.5822
0 -11196.9040 -34054.0541 0 11196.9040 -34054.0541
0 34054.0541 69047.5747 0 -34054.0541 138095.1493

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu struktur (global),

[ k s2 ] = [ R 2 ]T [ k 2 ][ R2 ]
224240.6990 35507.2992 -5598.4520-224240.6990 -35507.2992 -5598.4520
35507.2992 17114.7872 33590.7120-35507.2992 -17114.7872 33590.7120
-5598.4520 33590.7120 138095.1493 5598.4520 -33590.7120 69047.5747
[ ks2 ] =
- -35507.2992 5598.4520 224240.6990 35507.2992 5598.4520
224240.6990
-35507.2992 -17114.7872 -33590.7120 35507.2992 17114.7872 -33590.7120
-5598.4520 33590.7120 69047.5747 5598.4520 -33590.7120 138095.1493

Elemen #3
Matriks transformasi untuk cos a = 2 4.4721 dansin a =-4 4.4721,

0.4472 -.8944 0 0 0 0
0.8944 0.4472 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0
{ R3 } = 0 0 0 0.4472 -.8944 0
0 0 0 0.8944 0.4472 0
0 0 0 0 0 1

52
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu lokal,


313049.5168 0 0 -313049.5168 0 0
0 28174.4565 6300 0 -28174.4565 6300
0 63000 187829.7101 0 -63000 93914.8551
[ k3 ] =
- 0 0 313049.5168 0 0
313049.5168
0 -28174.4565 -6300 0 28174.4565 -6300
0 63000 93914.8551 0 -63000 187829.7101

Matriks kekakuan elemen dalam tata sumbu struktur (global),

[ k s3 ] = [ R 3 ]T [ k 3 ][ R3 ]
85149.4686 -113950.0241 56348.9130 -85149.4686 113950.0241 56348.9130
- 256074.5048 28174.4565 113950.0241 -256074.5048 28174.4565
113950.0241
56348.9130 28174.4565 187829.7101 -56348.9130 -28174.4565 93914.8551
[ ks3 ] =
-85149.4686 113950.0241 -56348.9130 85149.4686 -113950.0241 -56348.9130
113950.0241 -256074.5048 -28174.4565 - 256074.5048 -28174.4565
113950.0241
56348.9130 28174.4565 93914.8551 -56348.9130 -28174.4565 187829.7101

Keenam Rakit persamaan keseimbangan dengan menggunakan vektor tujuan.


Selesaikan
persamaan keseimbangan dengan menggunakan metode eliminasi Gauss
untuk
mendapatkan perpindahan pada derajat kebebasan.

[K]{D} = {F}

dimana komponen matriks dan vektor di atas ditentukan sebagai berikut,


3 K K
[K]= ∑ [ ksi ] =
BB BP

i =1 K K
PB PP

2 F B

{ F} = ∑{fsi }+ { FJ} = F
i=1 P

337943.0990 160230.4992 34721.5480 -224240.6990 -35507.2992 -5598.4520 0.0000


160230.4992 203572.3872 3350.7120 -35507.2992 -17114.7872 33590.7120 0.0000
34721.5480 3350.7120 306095.1493 5598.542 -33590.7120 69047.5747 0.0000
-224240.6990 -35507.2992 -78442.7249
[KBB ] = 5598.4520 309390.1676 61947.365 56348.9130
-35507.2992 -17114.7872 -33590.7120 -78442.7249 273189.2920 -5416.2555 28174.4565
-5598.452 -5416.2555
33590.7120 69047.5747 61947.3650 325924.8594 93914.8551
0.0000 0.0000 0.0000 56348.9130 28174.4565 93914.8551
187829.7101
53
STRUKTUR PORTAL BIDANG

96096 -72 -100 -172

100
0 100
{FB} = 0 + 100 = 100
0 200 200
0 -150 -150
0 0 0

Dengan menggunakan metode eliminasi gauss, nilai perpindahan titik bebas adalah,
-3
7.3679´10
-3
-5.1920´10
-4
-1.3353´10

{DB} = 6.4102´10-3
-3
3.4207´10
-4
-2.6851´10
-3
-2.3019´10

Ketujuh Tentukan renspons struktur berupa gaya dalam dan reaksi


perletakan.
GAYA DALAM

Elemen #1
0 0
0 0
0 0
d =
{ 1} 7.3679´10-3 ; { u1 } = [ R1 ]{d1} = 2.6714´10-4
-3 -3
-5.1920´10 -9.0095´10
-4 -4

-1.3353´10 -1.3353´10
-74.7992
294.902
0
542.8633
{fa1 } = - {f1} + [ k1 ]{ u1} = 74.7992

-54.9020
331.6468

54
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Elemen #2
7.3679 ´10-3 6.4141´10
-3

-3
-5.1920´10
-3 -6.3326´10
-4 -4
-1.3353´10 -1.3353´10
{d 2} = -3 ; { u2} = [ R2 ]{d 2} =
6.4102 ´10 6.8853´10
-3

3.4207 ´10-3 2.3203´10


-3

-2.6851´10 -4 -2.6851´10 -4

-108.4622
-110.5775
-331.6482
{fa2} = - {f2} + [ k2 ]{ u2 } = 10.4622
110.5775

-340.9682

REAKSI PERLETAKAN

Reaksi perletakan ditentukan berdasarkan penjumlahan reaksi tiap


komponen struktur terhadap beban, beban titik kumpul dan besarnya gaya
akibat kekakuan struktur dalam tata sumbu struktur (global).
{}m( )
{ } { } [ ]{ }
R F f k d
P =- J + ∑- si + si i
i=1

Elemen #1
-280.8011
117.1018
542.8633
{f } = - {f } + [k ]{d } ; {f } =
R1 s1 s1 1 R1 88.8011
26.8982
331.6468

Elemen #3
11.1965
73.0917
190.9674
{fR3} = - {fs3} + [ks3 ]{d3} ; {fR3 } =
-11.1965
-73.0917
0.0019

55
STRUKTUR PORTAL BIDANG

Dengan mengacu kepada vektor tujuan, reaksi perletakan dapat ditulis


sebagai berikut,

-280.8011
117.1018

{RP} = {FJ}+{FR }= 542.8633


-11.1965
-73.0917

Verifikasi Verifikasi dengan Microstran V8.10 dan hasil perhitungan dalam referensi
yang
digunakan, menunjukkan hasil yang memuaskan.

Gambar 5.20. Pemodelan Struktur Dengan Microstran

56
STRUKTUR PORTAL BIDANG

57

Anda mungkin juga menyukai