Kelas : XI MIPA1
beragama. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia, uleebalang VI Mukim, bagian dari wilayah
Sagi XXV. Leluhur dari pihak ayahnya, yaitu Panglima Nanta, adalah keturunan Sultan Aceh
yang pada permulaan abad ke-17 merupakan wakil Ratu Tajjul Alam di Sumatra Barat.
Cut Nyak Dhien kecil dididik dengan ajaran Islam yang kuat. Dia dinikahkan dengan Teuku
Pada tahun 1899 tepatnya pada tanggal 11 Februari, dalam pertempuran Meulaboh Teuku
Umar gugur. Sejak ditinggalkan Teuku Umar, selama 6 tahun Cut Nyak Dien
barang berharga yang dimilikanya, ia korbankan untuk mengisi kas peperangan. Walapun tanpa
Belanda selalu berusaha menangkapnya tapi sekalipun tidak pernah berhasil. Keterlibatan Cut
Nyak Dien dalam perang Aceh nampak sekali ketika terjadi pembakaran terhadap Mesjid Besar
Aceh. Pada akhirnya Cut Nyak Dien berhasil ditangkap. Meskipun ia ditawan, ia masih bisa
berkomunikasi dengan para pejuang yang belum tunduk. Tindakannya itu kembali membuat
pihak Belanda kesal sehingga ia pun akhirnya diasingkan ke Sumedang. Yang berati