Menurut beberapa referensi Biografi Cut Nyak Dien yang ditulis, beliau lahir di tanah
Lampadang, Aceh Besar tahun 1848. Beliau terlahir dari keluarga terpandang, kalangan
bangsawan di wilayah VI Mukim Kerajaan Aceh. Teuku Nanta Seutia adalah Ayahanda Cut
Nyak Dien, seorang uleebalang. Ayahandanya keturunan dari Datuk Makhudum Sati dari
Minangkabau.
Sedangkan, ibunda Cut Nyak Dien seorang putri uleebalang Lampagar. Datuk
Makhudum Sati mendatangi tanah Aceh saat Sultan Jamalul Badrul Munir memimpin kesultanan
Aceh pada abad ke 18. Saat kecil, Cut Nyak Dien yang terkenal dengan kecantikannya itu di
didik, diberi ilmu agama serta ilmu mengenai rumah tangga yang menyangkut oleh orang tua dan
guru agama.
“… lihatlah warga Aceh! Tempat ibadah kita dirusak! Mereka telah mencoreng nama
Allah! Sampai kapan akan jadi budak Belanda?”
Setelah itu, Kohler gugur tertembak atas pertarungannya dengan Ibrahim Lamnga pada
April tahun 1873. Kemenangan pertama dalam peperangan itu dirasakan Kesultanan Aceh.
Kemudian, tahun 1874-1880, Jendral Jan van Swienten menduduki daerah VI Mukim,
lalu tahun 1874 Keraton Sultan sudah ada di tangan Belanda yang dipimpin olehnya. Saat
Ibrahim Lamnga tewas, Cut Nyak Dien bersumpah menghancurkan para pejajah di tanah Aceh
itu.