Anda di halaman 1dari 7

Khutbah Idul Adha 1442 H

Keluarga yang dikumpulkan Allah dalam Surga


H. Zulkarnaen Umar, M.Si (IKADI Jawa Barat)

.‫َب َو ّهلِلّ ا ْْلَ ْم ُد‬


َُ ‫ اَهللُ اَ ْك‬،‫َب‬
َُ ‫ اَهللُ اَ ْك‬،‫َب‬
َُ ‫ اَهللُ اَ ْك‬،‫َب‬َُ ‫ اَهللُ اَ ْك‬،‫َب‬
َُ ‫ اَهللُ اَ ْك‬،‫َب‬َُ ‫ اَهللُ اَ ْك‬،‫َب‬
َُ ‫ اَهللُ اَ ْك‬،‫َب‬
َُ ‫ اَهللُ اَ ْك‬،‫َب‬
َُ ‫اَهللُ اَ ْك‬
ْْ ْ ‫ َْ ْرْ َْ ُد‬- َُُِ َ ّ ّ ْ ‫ِْ ل َُُِ ون‬ ّ ُ‫ِ ْ ْْم َُِّ نَ ْ َْ ْْ ّد ُُ ََََ ن‬ ّ ََّ‫اْْلَ ْم ُد ّهلِلّ ََْنم ُدهُ ونَسََِّْ ُُُُْْ ونسَْفْ ّرههُ ونَُِْذِبُ ّهللهللّ ّن ْ ُرْهْو ّأ ْنْْ ُر ّسَُْ وّن ْ سْ ه‬
َ ِ ََ ََََ ْ ِِْ ُ ْ ََ َ َ َ ُ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ
ّ ّ
َِ َ‫ص ْ َ ُّ َْلن َْ ِْ ُد ََْ َ ْد‬ ّ ّ ّ ّ
ْ َْ‫ص ْ ّه َو َس ِْه ْم َََِْ َ َاا اِ له ُس ْ ْذ ّك اِْ َِ ّهّْع َو َََِْ وُِ َو‬ َ ‫ َوْ ْر ْ َْ ُد َْ لْ ََُ لمدا َْ ْد ُدهُ َو َأ ُس ْ ْذُُُِ اَِِ ُهْ لم‬- َُُِ َ ْ‫الَ إَُِ االل ُُ َو ْح َدهُ الَ َر ْ ّه‬
.َْ ‫ُص ْ ُِ ْم َونَْ ْر ّسي ََّْ ْق َذى ُّ ََْ َق ْد ََ َز اِ ُْمَلْقُ ْذ‬ ّ ْ ،ُّ

Mari kita bersyukur kepada Allah yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan kepada
keluarga kita. Nikmat sehat, nikmat rezeki, dan yang paling penting adalah nikmat hidayah
dan iman. Allah masih melindungi kita dari segala marabahaya. Betapa Allah Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. Tak bisa kita membalas nikmat-nikmat ini.. Bersyukurlah, agar Allah
menambah nikmat-nikmatNya pada kita.

Sholawat dan salam kepada kekasih kita, teladan kita, Nabi Muhammad shallallaahu alaihi
wasallam, yang telah berjuang dan berkorban luar biasa menyebarkan ajaran Islam ini,
hingga sampailah Islam yang berisi ajaran-ajaran mulia ini kepada kita.

Hari ini jutaan manusia dari berbagai suku bangsa, mengumandangkan takbir, tahlil dan
tahmid sebagai wujud rasa syukur dan kehambaan serta kelemahan diri dihadapan Allah.

Takbir, tahlil dan tahmid ini bergema di seluruh pelosok bumi, didengar oleh seluruh
makhlukNya. Bukan hanya manusia, tapi juga golongan jin, hewan, tumbuhan, air, tanah,
gunung dan lembah. Semua mendengar, tunduk dan takjub, dari benda terbesar planet yang
memiliki volume 1300 kali lebih besar dari bumi, hingga benda terkecil, yakni virus-virus.
Semua mendengar kumandang keBesaran Allah, Rabbul ’alamin. Mereka semua kecil
dihadapan Allah yang Maha Besar.

Ketundukan dan kepatuhan mutlak kepada Allah Ta’ala merupakan salah satu pesan penting
dan keteladanan yang harus kita ambil dari keluarga Nabi Ibrahim ’alaihissalam.
Keteladanan yang selalu kita ulang pada setiap hari Raya Idul Adha. Mari kita ingat lagi kisah
tersebut, sebagaimana diceritakan oleh Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam.

1
Saat itu Nabi Ibrahim mendapat perintah teramat berat dan di luar logika manusia, perintah
yang menyesakkan dada, menyembelih anak tercinta. Ibrahim melaksanakannya dengan
ikhlash dan pasrah. Demikian pula sang anak, Ismail. Mereka berhasil lulus dalam ujian
ketaatan itu, dan menjadi sejarah penting dalam Idul Qurban.

Sang bunda Hajar pun memberikan teladan yang tak kalah hebatnya. Seorang diri ia
mengasuh bayinya di padang tandus, panas terik, tak ada sumber air, tak ada sumber
makanan, dan tak ada seorang manusiapun. Hanya ada perbekalan sekantung air dan
sekantung kurma.

Kisah ini semakin memilukan. Air susu Hajar habis, karena tidak ada asupan makanan. Ibu
dan Anak kehausan dan kelaparan. Ibu mana yang tega melihat bayinya menggelepar
berguling-guling di pasir dengan nafas terengah-engah seperti menjelang ajal. Ia tak kuat
melihatnya, lalu pergi keluar, mendaki bukit Shafa. Dari puncak bukit, ia memandang ke
lembah, berharap ada manusia disana. Tapi tak terlihat siapapun. Ia pun turun kembali. Lalu
naik ke bukit Marwa. Turun ke lembah, berlari kembali ke bukit Shafa. Demikianlah ia
berlari-lari tujuh kali, yang menjadi awal mula disyariatkannya ibadah Sa’i.

Bayi tercinta yakni Ismail semakin lemah. Padahal kelak bayi ini akan menjadi Nabi yang
bersama ayahnya Ibrahim membangun Ka’bah. Bayi yang kelak menjadi nenek moyang
bangsa Arab, bahkan keturunannya, hingga lahirlah Nabi Muhammad Shallallaahu ’alaihi
wasallam. Ia menggelepar di tanah pasir yang panas. Sementara Hajar sangat lelah, berlari 3
kilometer.

Saat berhenti kelelahan di puncak Marwa, tiba-tiba terdengar suara, yang ternyata suara
Jibril, berdiri di tanah yang kelak menjadi sumur Zam-Zam. Malaikat itu mengorek pasir
dengan tumit atau sayapnya, sampai akhirnya muncul air. Hajar segera membendung
semburan air, mengisi kantungnya dengan air yang terus memancar keluar tak henti. Ia pun
kembali bisa menyusui bayinya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamd

Setelah ia mengerahkan segenap tenaga untuk mendapatkan air minum dan makanan,
setelah ia berusaha sesuai batas kemampuan, setelah keluarga ini tunduk patuh pada
perintah Rabbnya, akhirnya Allah memberikan pertolongan-Nya. Sungguh, pertolongan dari

2
langit akan datang kepada orang yang beriman. Jejak perjuangan keluarga ini diabadikan
dalam rangkaian ibadah qurban, haji dan umrah, yang dilaksanakan oleh milyaran kaum
muslimin. Itulah teladan dari sebuah keluarga sholeh.

Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, walillaahilhamd.


Tunduk patuh pada apapun yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa-apa yang
dilarangnya. Jika kita sekeluarga mampu menjalaninya, insyaa Allah kita akan selamat hidup
di dunia dan akhirat. Jika pun ada cobaan atau musibah, maka Allah Ta’ala akan memberikan
solusi atau jalan keluar, bahkan mencukupi apa yang kita butuhkan.

ِ َّ ‫علَى‬
ُ‫َّللا فَ ُه َو َح ْسبُه‬ َ ْ‫َو َم ْن يَت ََو َّكل‬
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya”. [Ath-Thalaq : 3]
Ibnul Qayyim berkata: Allah akan mencukupi orang yang bertawakal kepadaNya, yaitu
memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut. Barangsiapa yang berlindung
kepada-Nya dan meminta pertolongan, maka Allah akan melindunginya, menjaganya.
Barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari
sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam
kebutuhan yang bermanfa’at. [Taisirul Azizil Hamidh hal. 503]

‫َّللا َيجْ َعلْ لَهُ َم ْخ َرجًا‬


َ َّ ‫ق‬ِ َّ‫َو َم ْن َيت‬
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke
luar”. [Ath-Thalaq: 2].

‫مِن أَ ْم ِر ِه يُس ًْرا‬


ْ ُ‫َّللا يَجْ عَلْ لَه‬
َ َّ ‫ق‬ِ َّ‫َو َم ْن يَت‬
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya”. [Ath-Thalaq : 4].

Ini semua janji-janji Allah yang harus kita imani seyakin-yakinnya, sebab Allah Maha
Menepati janjiNya. Betapa kita sangat butuh perlindungan Allah bagi kita, keluarga kita, dan
kaum muslimin, apalagi di masa sekarang dimana virus yang mewabah semakin sulit
terkendali. Betapa banyak orang-orang saat ini sedang berjuang untuk sembuh dari
penyakit, beberapa hari terpaksa berpisah dengan keluarga karena harus isolasi, bahkan
banyak juga yang terpisah karena diwafatkan oleh Allah Ta’ala. Kita berduka cita atas

3
musibah ini, disamping kita sangat bersyukur, sangat bersyukur masih dilindungi dan
disehatkan Allah, masih berkumpul di keluarga kita. Semoga Allah Ta’ala memberikan
pahala syahid bagi mereka yang diwafatkan Allah, dan memberi kesabaran dan pahala bagi
keluarga yang ditinggalkan.

Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, walillaahilhamd.

Berkumpul di dunia ini cuma sebentar. Sebab pasti suatu saat kita akan berpisah. Ntah ayah,
ibu, atau anak-anak yang Allah panggil. Tapi Allah berjanji akan mengumpulkan keluarga di
dalam surga. Bagaimana bisa? Allah ceritakan di dalam alQur’an surat ath-Thur ayat 21-28.
Dalam Surga, keluarga ini duduk di dipan berhadap-hadapan, saling bercerita, disediakan
makanan minuman lezat untuk mereka, dikelilingi oleh pelayan-pelayan istimewa yang
disediakan Allah khusus untuk mereka.

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan,
Kami hubungkan anak cucu mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal
mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. Dan Kami beri mereka
tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. Di dalam surga
mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak
berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa. Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda
untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan. Dan sebagian mereka
menghadap kepada sebagian yang lain saling bertanya. Mereka berkata, "Sesungguhnya kami
dahulu sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab).” Maka Allah
memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami
dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha
Penyayang.

Maka mari kita berusaha bersama-sama di keluarga ini, bertekad dan berdoa, meminta
dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar mengumpulkan kita di surga kelak. Berkumpul
yang abadi, tidak seperti berkumpul di dunia yang hanya sebentar dan sementara.

Mari kita berusaha di rumah ini untuk memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebut di atas,
yakni pertama, menumbuhkan dan memperkuat keimanan kepada Allah, dan ridho pada
apapun taqdir yang terjadi pada kita. Syarat kedua adalah merasa takut pada Allah,
dimanapun dan kapanpun. Takutlah kalau kita lalai dalam menunaikan sholat, takut kalau
jauh dari alQur’an. Takut kalau hendak bermaksiat, atau berbohong, atau melawan dan
bersikap kasar pada orang tua. Syarat ketiga adalah mari kita biasakan di keluarga ini untuk
saling mengingatkan, mengajak semangat beribadah, menyembah Allah, memperbanyak

4
sujud dan ruku’, rajin tilawah alQur’an, dan ibadah-ibadah lain. Hidupkan rumah ini dengan
lantunan ayat-ayat alQur’an yang mulia, agar rumah ini bercahaya. Mari kita saling
mengingatkan dan menguatkan untuk memenuhi syarat-syarat itu semua.

Di dalam tafsir ayat ini juga diceritakan hal istimewa lain, tentang salah satu sifat penghuni
surga, yaitu membiasakan beramal dengan niat bukan hanya untuk diri kita, tapi niatkanlah
untuk ayah, ibu, dan kita semua. Seorang ahli surga dia bertanya pada Allah, dimana keluarga
yang dicintainya, sebab tak ada dalam surga. Lalu Allah akhirnya mengumpulkan mereka,
karena ternyata ahli surga itu waktu ibadah di dunia, dia juga meniatkan untuk orang-orang
yang dicintainya. Waktu ia sholat, tilawah, shaum, bersedekah, ternyata ia niatkan itu semua
untuk orang-orang yang ia cintai.

Apabila seseorang masuk surga, maka ia ditanyai tentang kedua orang tuanya, istrinya, dan anak-
anaknya. Maka dikatakan, "Sesungguhnya mereka masih belum dapat mencapai derajatmu.”
Maka ia berkata, "Ya Rabb, sesungguhnya aku telah beramal untuk diriku dan juga untuk mereka,
" maka diperintahkan agar mereka dihubungkan (digabungkan) bersamanya.
Itulah salah satu bentuk Maha Kasih dan Penyayang Allah pada hambaNya.

Adapula hadits yang tak kalah hebatnya. Ini tentang seseorang yang kaget tak menyangka
dimasukkan dalam Surga. Rupanya karena selama ini anak-anaknya senantiasa meminta
pada Allah agar mengampuni dosa-dosa orang tuanya. Anak-anak yang ingin memberikan
surprise pada orangtuanya.

Sesungguhnya Allah benar-benar meninggikan derajat hamba yang saleh di dalam surga, lalu si
hamba bertanya, "Ya Rabb, dari manakah semuanya ini buatku?” Maka Allah menjawab, "Berkat
permohonan ampun anakmu untukmu.”
Anak-anak sekalian, seluruh orang tua berharap mendapatkan anak yang sholeh, sehingga
ayah ibu terus mendapat aliran pahala dari Allah, meski telah wafat nanti.

Apabila anak Adam meninggal dunia, terputuslah amal perbuatannya, kecuali tiga hal, yaitu
sedekah yang mengalir (pahalanya), atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang
mendoakannya.

Demikianlah khutbah ini menjadi pelajaran dan nasihat bagi kita. Mari kita tutup dengan
bermunajat pada Allah.

ْ َ‫ط ْعتُ أَعُوذُ بِك‬


‫مِن ش َِر َما‬ َ َ‫ع ْهدِكَ َو َو ْعدِكَ َما ا ْست‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ع ْبدُكَ َوأَنَا‬
َ ‫اللَّ ُه َّم أَ ْنتَ َربِي ََل إِلَهَ إِ ََّل أَ ْنتَ َخلَ ْقتَنِي َوأَنَا‬
َ‫وب إِ ََّل أَ ْنت‬
َ ُ‫ي َوأَبُو ُء لَكَ بِذَ ْنبِي فَا ْغف ِْر لِي فَإِنَّهُ ََل يَ ْغف ُِر الذُّن‬ َ َ‫صنَ ْعتُ أَبُو ُء لَكَ بِنِ ْع َمتِك‬
َّ َ‫عل‬ َ

5
Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau.
Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan
janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan
perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka
ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.

‫ت‬ َ َّ‫ت إنَّك قَ ِريبٌ ُم ِجيبُ الد‬


ِ ‫ع َوا‬ ِ ‫ت َو ْال ُم ْسلِمِ ينَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬
ِ ‫ت ْاْل َ ْحيَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْاْل َ ْم َوا‬ ِ ‫للَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُمؤْ مِ نِينَ َو ْال ُمؤْ مِ نَا‬

Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman, kaum muslimin dan muslimat, baik
yang hidup maupun yang sudah wafat. Ampuni dosa guru-guru kami yang telah wafat ya
Rabb. Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat.

َ ‫اللَّ ُه َّم أَعِنِى‬


َ‫علَى ِذ ْك ِركَ َوشُ ْك ِركَ َو ُحس ِْن ِعبَادَتِك‬
Ya Allah, tolonglah kami agar senantiasa berdzikir, bersyukur dan beribadah yang baik
pada-Mu

‫ُي إَِم ًاما‬ ِ ِ ٍ ُ ‫ب لَنَا ِم ْن أ َْزَوَِٰجنَا َوذُ ِريََّٰتِنَا قَُّرةَ أ َْع‬


َ ‫ٱج َعلْنَا للْ ُمتَّق‬
ْ ‫ُي َو‬ ْ ‫َربَّنَا َه‬
Ya Allah, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

ً ‫صغِيرا‬
َ ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّ َيانِي‬ َّ َ‫ب ا ْغف ِْرلِي َول َِوا ِلد‬
ْ ‫ي َو‬ ِ ‫َّر‬
Ya Allah, Ampunilah dosa-dosa kami dan kedua orang tuaku, serta kasihanilah mereka
berdua sebagaimana mereka telah mendidikku sewaktu kecil.

ً‫ع َمالً ُمتَقَبَّال‬ َ ً ‫ َو ِر ْزقا‬،ً‫اللَّ ُه َّم إنِي أ َ ْسأَلُكَ ِع ْلما ً نَافِعا‬


َ ‫ َو‬،ً‫طيِبا‬
Ya Allâh! Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang
baik dan amalan yang diterima

َ‫ ََل إِلَهَ إِ ََّل أَ ْنت‬،‫ص ِري‬ َ ‫ اللَّ ُه َّم‬،‫س ْمعِي‬


َ َ‫عافِنِي فِي ب‬ َ ‫ اللَّ ُه َّم‬،‫عافِنِي فِي بَدَنِي‬
َ ‫عافِنِي فِي‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
Ya Allah, berilah kesehatan untukku pada badanku. Ya Allah, berilah kesehatan untukku
pada pendengaranku. Ya Allah, berilah kesehatan untukku pada penglihatanku. Tiada
sesembahan kecuali engkau.

َ‫مِن ش َِر َما َخلَق‬


ْ ‫ت‬ ِ ‫هللا التَّآ َّما‬
ِ ‫ت‬ ِ ‫أَع ُْوذُ ِب َك ِل َما‬

Kami berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan ciptaan-Nya.
َ‫سخَطِك‬ ِ ‫عافِيَتِكَ َوفُ َجا َءةِ نِ ْق َمتِكَ َو َج‬
َ ‫مِيع‬ ْ َ‫اللَّ ُه َّم ِإنِي ٍ أَعُوذُ بِك‬
َ ‫مِن زَ َوا ِل نِ ْع َمتِكَ َوتَ َح ُّو ِل‬
Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah

6
Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu
yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu.

‫س ِي ِئ اْْل َ ْسقَ ِام‬ ْ ‫ون َوا ْل ُجذَ ِام َو‬


َ ‫مِن‬ ِ ُ‫ص َوا ْل ُجن‬
ِ ‫اَللَّ ُه َّم ِإنِي أَعُوذُ ِبكَ مِنَ ا ْل َب َر‬
Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari
segala keburukan segala macam penyakit.
.‫ان‬ ٍ ‫سبِيلِكَ فِي كُ ِل َمك‬
ٍ ‫َان َوزَ َم‬ ُ ‫اللَّ ُه َّم ا ْن‬
َ ‫ص ِر اْل ُم َجا ِهدِينَ فِي‬
Ya Allah, bantulah muajhidin, orang-orang yang berjuang untuk Islam dimanapun dan
kapanpun.

َ َ‫عذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫سنَةً َوقِنَا‬
َ ‫سنَةً َوفِي ْاْلخِ َرةِ َح‬
َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح‬
. َ‫ب ا ْل َعالَمِ ين‬ ِ َّ ِ ‫سلِينَ َوا ْل َح ْم ُد‬
ِ ‫ّلِل َر‬ َ ‫ع َلى ا ْل ُم ْر‬ َ ‫ص ُفونَ َو‬
َ ‫س ََل ٌم‬ َ ِ‫ب ا ْلع َِّزة‬
ِ َ‫ع َّما ي‬ ِ ‫سُ ْب َحانَ َر ِبكَ َر‬

Anda mungkin juga menyukai