(Belajar dari Nabi Ibrahim membangun keluarga mulia serta upaya mengembalikan harkat
dan martabat kemanusiaan)
Oleh : Nur Cholid
Khutbah 1
ِلل
ِّٰاْلَ حم ِد ل ل
َو ح،ِِريا ِلل ح
ِّٰول.
ً للاِ أَ حك َِب َكب،اْلَ حمد َ لل أَ حك َِب
ِ َلل أَ حك َِب ا
ِ َلل أَ حك َبِ ا
ِ َا. لل أَ حك َِب
ِ َلل أَ حك َِب ا
ِ َلل أَ حك َِب ا
ِ َا. ِلل أَ حك َب
ِ َلل أَ حك َِب ا
ِ َلل أَ حك َِب ا
ِ َا
Dalam QS. Ali Imran/3: 33 disebutkan: sesungguhnya Allah telah memilih Adam,
Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masing masing). Ada
yang menarik untuk dikaji pada ayat ini. Ketika menyebut Nabi Adam, disebut namanya saja,
ketika menyebut Nabi Nuh, disebut Nuh sendiri tapi ketika menyebut Nabi Ibrahim as
ternyata Allah menyertakan Ibrahim dan keluarganya ( )ال ابراهيمbersama dengan keluarga
Imran.
Ada apa dengan keluarga Nabi Ibrahim as? Mengapa sepertinya ada ucapan
khusus untuk Nabi Ibrahim dan keluarganya. Berikut ini perlu kita lihat berdasarkan nash
pendukung betapa beliau memang mulia bersama keluarganya.
Ibrahim as disebut juga dengan abul anbiya yang artinya bapaknya para nabi, hal
ini dapat difahami betapa mulianya keluarga ini mengingat anak dan keturunannya
dinyatakan sebagai penerus nabi dan rasul. Perjuangan dan perjalanan Ibrahim as sebagai
nabi diteruskan oleh Ismail as dan Ishaq as, kemudian lanjut kepada Nabi Ya'qub, Nabi
Yusuf as. Dari silsilah Nabi Ismail berlanjut hingga kepada nabi kita, Nabi Muhammad Saw.
Jadi dari sisi zuriyat (keturunan), Allah SWT menjaganya dengan mengelompokkannya
sebagai para anbiya wal mursalin.
Kemuliaan Nabi Ibrahim as lainnya adalah satu surah dari 114 surah diambil dari
nama nabiNya yang bergelar khalilullah ini. Surah Ibrahim yang merupakan surah ke 14, juga
didalamnya ada menyebutkan tentang da-doa Nabi Adam as yang sangat layak untuk kita
teruskan dan panjatkan kehadirat Allah SWT. (Buka Qs. 14: 35-41).
Dalam Qs. Ibrahim/14: 35-41 disebutkan doa-doa yang dimintakan oleh Nabi
Ibrahim as.
Sekali lagi, meskipun sebagai seorang nabi, Ibrahim as tiada sungkan dan malu untuk
terus memohon ampun untuk dirinya dan orang lain. Doa yang pertama ditujukan untuk
dirinya, doa berikutnya permohonan ampun untuk orang tuanya dan terakhir untuk untuk
keselamatan orang orang beriman.
Untuk point yang terakhir ini, dalam perspektif pendidikan, ternyata lingkungan
keluarga (baca: orang tua) memiliki tanggung jawab yang sama besarnya dalam pembentukan
sikap mental seorang anak. Keluarga dimaksud antara lain adalah nuclear family atau
keluarga inti. Keluarga inti dimaksud (Suparyanto dalam Syamsul Kurniawan (2013: 43)
terdiri dari suami, isteri, dan anak anak baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
Orang tua dan sekitarnya adalah lingkungan yang bisa mendikte, mengarahkan dan
mewarnai tumbuh kembang si anak. Menyiapkan lingkungan yang baik adalah bagian dari
tugas orang tua (siapapun) agar tercipta bahtera keluarga yang mendekati suasana
keluarganya Ibrahim as.
Selain dengan yakinnya kekuatan doa kepada Sang Pencipta, kita meyakini juga bahwa
lingkungan berpengaruh terhadap pembentukan karakter seorang manusia. Disiapkannya
lingkungan yang agamis, religius dan edukatif menjadi prasyarat terbangunnya keluarga kecil
yang berawal dari individu yang memahami tugasnya masing-masing.
Demikianlah, Nabi Ibrahim as dengan keluarganya telah dijadikan Allah SWT
sebagai keluarga panutan bagi generasi sesudahnya dan mudah-mudahan banyak karakter
kebaikan yang bisa kita ikuti sebagai cara membangun keluarga yang sesungguhnya
الرلححيمِ
َّ الحغَف حورِ ه َوِ إلنَِّه استَ حغ لفرحوهِ،
فَ ح َولَك حمِ، لح
لِ للاَ
ِ َستَ حغ لف ِر
َوأ ح ٰه َذا قَ حول ح
لِ أَق حولِ
Khutbah 2
ص ححبللِه لل ل ل ََّّي لنَ ،و َّ ِلل الح َملل لِ
ِلل ا حْلَ حم ِد اْلَ حم ِد لِّٰ
للا أَ حك َِب َولِّٰ
الس ًَلمِ َعلَى ُمَ َّم ِد َسيّل ِد َولَ ِد َع حد َن َنَ ،و َعلَى اٰل ِه َو َ
الص ًَلةِ َو َّ ك الد َّ
ك لَهِ الحمِنَ َّزهِ ع لِن ا حْللس لميَّلِة وا حْلله لِة و َّ ل
ان والحم َك ل الزم ل
انَ ،وأَ حش َه ِد أَ حِن َِّّل إلٰل ِهَ إلَِّّل للاِ َو حح َدهِ َِّل َش لريح َِ لل ل
ان، الزَم ِ َ َ ح َ َ َ َ َو ََتبعحي ِه َعلَى َمّلِر َّ َ
اِلل َعَِّز َو َج َِّل آن أ ََّما بَ حعد ،فَأ حو لصحيك حِم َونَ حف لسي بلتَ حق َو ِ
ى ِّٰ َن َسيّل َد َِن ُمَ َّم ًدا َعحبدهِ َوَرس حولهِ الَّ لذ حِ
ي َكا َِن خل َقهِ الحق حر ِ َوأَ حش َه ِد أ َِّ