Adoc - Pub Kunci Dan Pembahasan Un Sma Kimia
Adoc - Pub Kunci Dan Pembahasan Un Sma Kimia
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala perkenanNya sehingga
kami bisa menyediakan Kunci dan Pembahasan Panduan Latihan Ujian Nasional. Kunci dan Pembahasan
ini disusun sebagai pegangan bagi guru dalam membimbing para siswa melakukan persiapan menghadapi
ujian nasional dengan latihan-latihan soal dari buku Panduan Latihan Ujian Nasional.
Kami menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dalam penyajian Kunci dan Pembahasan
Panduan Latihan Ujian Nasional ini, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
demi lebih baiknya karya kami berikutnya.
Sehingga:
m = –2, –1, 0, +1, +2
Bentuk molekul :
Jadi, elektron valensi pada kulit ke-3 dengan linear dan bersifat nonpolar.
jumlah elektronnya 6 pada orbital d (3d6). 2. c. kovalen polar dan kovalen nonpolar
5. b. Pembahasan:
Beberapa sifat senyawa dari jenis ikatan kimia:
• Titik didih relatif tinggi dan dapat meng-
EI hantarkan listrik senyawa ionik.
• Titik didih relatif rendah dan dapat meng-
hantarkan listrik senyawa kovalen polar..
• Titik didih relatif rendah dan tidak dapat
NA menghantarkan listrik senyawa kovalen
Pembahasan: nonpolar.
Data keempat unsur dengan nomor atomnya: 3. d. (4)
• 11W : 2 · 8 · 1 1s2 2s2 2p6 3s1 Pembahasan:
• 12X : 2 · 8 · 2 1s2 2s2 2p6 3s2 Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen
• 13Y : 2 · 8 · 3 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 (ikatan berdasarkan pemakaian pasangan
• 14Z : 2 · 8 · 4 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 elektron bersama) dimana pasangan elektron
tersebut berasal dari satu unsur saja.
Empat unsur di atas termasuk dalam unsur-unsur (2)
(1)
periode ketiga karena jumlah kulitnya sama H
X
yaitu 3. Periode ketiga ini memiliki ciri khas yaitu X
merupakan energi minimum yang diperlukan H (4)
(3)
oleh suatu atom dalam bentuk gas untuk
melepaskan elektron yang terikat paling lemah. Pada gambar senyawa NH4Cl terlihat bahwa
Ada penyimpangan energi ionisasi yang dimiliki pasangan elektron yang digunakan untuk
oleh unsur-unsur periode ketiga ini. Secara berikatan antara atom N dan H pada nomor
hanya berasal dari atom N saja, mengingat atom
umum energi ionisasi dalam satu periode dari
H memiliki 5 elektron valensi.
kiri ke kanan semakin besar. Elektron yang
4. (1) dan (2)
berpasangan (terisi penuh) atau setengah
Pembahasan:
penuh lebih stabil dibandingkan dengan elektron
Senyawa CCl4 dan HBr berikatan kovalen, yang
yang tidak penuh atau tidak setengah penuh. memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah HNO3
Elektron valensi W adalah 1 sehingga lebih mudah dan H2SO4, seperti pada gambar berikut.
melepas elektron karena energi yang diperlukan
sangat kecil. Unsur X dengan nomor atom 12 O O
ikatan kovalen
mempunyai konfigurasi elektron yang stabil H O N koordinasi H O S O H
(3s2 elektron terisi penuh). Maka unsur X ini O ikatan kovalen
memiliki energi ionisasi yang lebih besar karena O koordinasi
lebih sulit melepaskan elektronnya, sehingga 5. e. (5)
posisi energi ionisasi X lebih besar dibandingkan Pembahasan:
unsur Y yang memiliki nomor atom 13. Aturan oktet merupakan aturan dimana jumlah
Sedangkan Z dengan nomor atom 14 memiliki elektron pada kulit terluar dari dua atom yang
kecenderungan jauhnya elektron ke inti atom berikatan akan berubah sedemikian rupa
sehingga energi ionisasinya akan naik (lebih sehingga konfigurasi elektron kedua atom
besar dari X). Sehingga jawaban yang paling sama dengan konfigurasi elektron gas mulia
tepat adalah b. (8 elektron pada kulit terluarnya).
adanya elektron di ruas kanan dari persamaan = –1,70 V – (+0,34 V)
reaksi (melepaskan elektron), atau adanya = –2,04 V (tidak spontan)
peningkatan bilangan oksidasi, atau ditandai c. Cu | Cu2+ || Ag+ | Ag
dengan bertambahnya jumlah atom O. o
E sel = EºAg /Ag – EºCu/Cu
+ 2+
(1) IO 3 IO 4 = +0,80 V – (+0,34 V)
Reaksi (1) bilangan oksidasi I berubah dari
= +0,46 V (spontan)
+5 menjadi +7 atau lihat jumlah atom O
d. Fe | Fe2+ || Zn2+ | Zn
bertambah. o
E sel = EºZn /Zn – EºFe/Fe
(2) Ca Ca2+ + 2 e– 2+ 2+
Reaksi (2) reaksi ini melepaskan elektron. = –0,76 – (–0,44 V)
2. b. 4, 10, 1, dan 6 = –0,32 V (tidak spontan)
Pembahasan: e. Fe | Fe2+ || Al3+ | Al
o
E sel = EºAl /Al – EºFe/Fe
|×1| 4 PO 34 + 32 H+ + 20 e– P4 + 16 H2O 3+ 2+
= –1,70 – (–0,44 V)
|×10| C + H2O CO + 2 H+ + 2 e–
= –1,26 V (tidak spontan)
4 PO 34 + 10 C + 12 H+ P4 + 10 CO + 6 H2O Untuk cara cepat mencari diagram sel yang
a = 4; b = 10; c = 12; d = 1; e = 10; dan f = 6. spontan adalah:
3. e. Cl2, dari 0 menjadi –1 dan +1 Oksidasi ( E selo o
kecil) || Reduksi ( E sel besar)
Pembahasan: 2+ +
Jadi, Cu | Cu || Ag | Ag dapat berlangsung
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi) spontan karena harga E sel o
positif.
adalah reaksi redoks dimana satu unsur meng- 3. a. +0,78 volt
alami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus. Pembahasan:
Cl2(g) + 2 NaOH(aq) NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l) Harga potensial sel ( E sel o
) dapat dihitung dengan
0 +1 –2 +1 +1 –1 +1 +1 –2 +1 –2 rumus:
Reduksi o
E sel = Eºred – Eºoks
Oksidasi = EºCu /Cu – EºFe/Fe
2+ 2+
Jadi, zat yang mengalami reaksi autoredoks = +0,34 V – (–0,44 V)
adalah Cl2, dari 0 menjadi –1 dan +1. = +0,78 V
4. d. (4)
Latihan Soal 8 Pembahasan:
Proses korosi berlangsung lambat jika suatu
1. b. Cu(s) | Cu2+(aq) || Ag+(aq) | Ag(s) logam tidak kontak secara langsung dengan
Pembahasan: udara atau air. Di udara terbuka maupun tertutup
Penulisan notasi/diagram sel yang tepat: dapat terjadi korosi karena udara mengandung
o o
Oksidasi ( E sel kecil) || Reduksi ( E sel besar) uap air dan akan lebih cepat jika di dalam air
Perhatikan arah panah (pada gambar soal) yang terdapat zat terlarut yaitu zat elektrolit (misal
merupakan arah gerak elektron. Cu akan air garam). Jadi proses korosi yang paling lambat
melepaskan elektron. Cu (mengalami oksidasi) terjadi pada gambar (4) karena logam berada
dan menjadi Cu2+ dan Ag akan menangkap dalam minyak dan tidak kontak langsung
elektron (mengalami reduksi) dan ion Ag+ dalam dengan udara atau air.
larutan akan mengendap menjadi Ag. 5. a. dilapisi dengan perak
Pembahasan:
Jadi, diagram sel yang paling tepat adalah:
Salah satu cara mencegah korosi yaitu dengan
Cu(s) | Cu2+(aq) || Ag+(aq) | Ag(s) cara melapisi logam dengan dengan logam yang
2. c. Cu | Cu2+ || Ag+ | Ag tahan korosi (kurang reaktif) berdasarkan prinsip
Pembahasan: perbedaan harga potensial reduksi (electroplating).
o
Harga potensial sel ( E sel ) dapat dihitung dengan Deret Volta disusun berdasarkan harga
rumus: potensial reduksi yang makin besar.
o
E sel = Eºred – Eºoks Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-H-
a. Ag | Ag+ || Cu2+ | Cu Cu-Hg-Ag-Pt-Au
o
E sel = EºCu /Cu – EºAg/Ag
2+ + Makin ke kanan harga potensial reduksi makin
= +0,34 V – (+0,80 V) besar, sehingga makin mudah direduksi atau
= –0,46 V (tidak spontan) sifat oksidator makin kuat, dan sebaliknya.
R lebih tinggi senyawa ionik.
T • Kelarutan
Senyawa ionik dan senyawa kovalen polar
Nomor atom
cenderung larut dalam pelarut polar sedang-
Pembahasan: kan senyawa kovalen nonpolar cenderung larut
Unsur yang tertera pada soal adalah 3Q, 11R, dalam pelarut nonpolar. Misalnya senyawa
19
T yaitu unsur yang berada pada golongan IA ion cenderung larut dalam air dibanding dalam
karena elektron valensinya satu (1) semua: pelarut-pelarut organik seperti kloroform,
• 3Q = 2 · 1 dietil eter dan benzena.
• 11R = 2 · 8 · 1 • Daya Hantar Listrik
• 19T = 2 · 8 · 8 · 1 Senyawa-senyawa ionik dalam bentuk padat
Energi ionisasi meningkat dari kiri ke kanan merupakan konduktor listrik dan panas yang
(untuk seperiode), tetapi berkurang dari atas ke jelek tetapi lelehan dan larutannya dalam
bawah (untuk segolongan). Karena unsur-unsur pelarut polar merupakan konduktor listrik dan
yang diketahui adalah segolongan, berarti panas yang baik. Sedangkan pada senyawa
grafiknya semakin menurun dari Q hingga T. kovalen baik dalam bentuk padat maupun
3. e. (5) lelehannya merupakan konduktor listrik dan
Pembahasan: panas yang jelek. Tetapi senyawa kovalen
Kaidah oktet adalah kaidah dimana senyawa polar mampu menjadi konduktor listrik baik
kimia yang berikatan mampu mempunyai elektron apabila dilarutkan dalam pelarut-pelarut
berjumlah 8, baik atom pusat atau atom ujung. tertentu (misal, HCl dalam pelarut air).
pada senyawa ionik, dimana molekul terbagi H2
CH3 OH
menjadi dua, yaitu ion positif/kation (+) dan ion
negatif/anion (–). 4,4–dimetil–2–pentanol
adalah a. (6,67 · 10 2 )
24. c. 3 =
(10 1 )(1,11 · 103 ) = 600
Pembahasan:
Persamaan laju reaksi adalah v = k [A] [B] 27. a. Dakron, serat sintesis
Untuk menuliskan persamaan laju reaksi kita Pembahasan:
tentukan orde masing-masing zat. Untuk Dakron (polietilen tereftalat) merupakan kopolimer
mencari orde A kita ambil [B] yang sama yaitu dari glikol dengan asam tereftalat melalui poli-
merisasi kondensasi. Kegunaan dakron sebagai
percobaan 1 dan 2. Sedangkan untuk mencari
bahan sintetis yang sedang populer dalam
orde B kita ambil [A] yang sama yaitu untuk
kebutuhan tekstil sebagai bahan untuk pengisian
percobaan 3 dan 4. boneka, guling dan juga bantal.
[ A]1 v1 [B ]3 v3 28. b. (1) dan (4)
Pembahasan:
[ A]2 v2 [
4B ] v4
Penerapan sifat koligatif tekanan osmotik
0,1 0,02 0,2
0,18 larutan, antara lain:
0,2 0,08 0,4 0,36 • memasukkan larutan infus ke dalam pasien
melalui pembuluh darah;
1 1 1 1 • mesin cuci darah;
2 4 • garam dapur digunakan untuk mengawetkan
2 2
makanan;
2 1 • penyerapan air oleh akar tanaman;
Orde terhadap A = 2 dan orde terhadap B = 1. • desalinasi air laut melalui osmosis balik; dan
Persamaan laju reaksinya: v = k [A] 2 [B], • memakai garam untuk membunuh lintah.
sehingga orde totalnya = 2 + 1 = 3. Jadi jawaban yang ada dan tepat adalah (1) dan
25. e. kanan karena jumlah koefisien hasil reaksi (4).
29. e. (5)
lebih kecil
Pembahasan:
Pembahasan: Dalam pokok bahasan sifat koligatif larutan,
Perubahan tekanan dan volume hanya dapat penambahan zat terlarut akan menurunkan
menggeser kesetimbangan pada reaksi yang tekanan uap. Artinya semakin banyak zat
berfasa gas dan mempunyai perbedaan koefisien terlarut maka tekanan uapnya semakin rendah.
reaksi antara ruas kiri (pereaksi) dengan ruas Sebaliknya semakin sedikit jumlah zat terlarut
kanan (hasil reaksi). maka tekanan uapnya akan relatif lebih tinggi.
4,5–dimetil–2–heksanol
2 2
Salah satu isomer senyawa di atas adalah sebagai
berikut. (Terjadi keisomeran posisi) n 1
Persamaan laju reaksinya: v = k [A] 2 [B],
CH3
I sehingga orde totalnya = 2 + 1 = 3.
CH
7 3–CH
6 2–CH
5 2–CH–CH
4 3 2–CH–CH
2 1 3 25. a. bergeser ke kanan, gas SO2 bertambah
I Pembahasan:
OH
Perubahan tekanan dan volume hanya dapat
4–metil–2–heptanol
menggeser kesetimbangan pada reaksi yang
Alkohol berisomer fungsi dengan eter dengan
berfasa gas dan mempunyai perbedaan
rumus molekul CnH2n+2O. koefisien reaksi antara ruas kiri (pereaksi)
22. a. –49,5 kJ·mol–1 dengan ruas kanan (hasil reaksi).
Pembahasan: Reaksi kesetimbangan:
Pada gambar diperoleh persamaan reaksi dan 2 H2S(g) + 3 O2(g) 2 H2O(g) + 2 SO2(g)
harga H sebagai berikut. Apabila tekanan diperbesar atau volume
2 S(s) + 2 O2(g) 2 SO3(g) H = –395 kJ/mol diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser
2 S(s) + 2 O2(g) 2 SO2(g) + O2(g) ke arah zat yang jumlah koefisiennya kecil dan
sebaliknya apabila tekanan diperkecil atau
H = –296 kJ/mol volume diperbesar kesetimbangan akan ber-
2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g) H = –99 kJ/mol geser ke arah zat yang jumlah koefisiennya besar.
keisomeran fungsi.
2 2
H O x 1
4
H3C 3 C 2 C 1C • Menentukan pangkat reaksi H2, laju reaksi
H2 OH untuk [NO] tetap
CH3 x y
v1 k NO 4 H2 4
asam–3–metilbutanoat
v 2 k NO x H2 y
Salah satu isomer senyawa di atas adalah 5 5
y
sebagai berikut. (Terjadi keisomeran struktur) 24 10 6 6 10 3
O 32 106 8 103
5
H3C 4 C 3C 2 C 1C 3 3
y
H2 H2 H2 OH
4 4
asam pentanoat y 1
Asam karboksilat berisomer fungsi dengan ester Jadi, persamaan laju reaksinya adalah
dengan rumus molekul CnH2nO2. v = k [NO][H2], sehingga orde totalnya = 1 + 1 = 2.
Energi
H = 90,25 kJ.mol1
alkohol atau eter, alkohol dapat membentuk
ikatan hidrogen antarmolekul karena memiliki
1 1
atom-atom dengan beda kelektronegatifan tinggi 2 N2 (g) + 2O2(g)
(antara atom O dengan H). Alkohol bereaksi
dengan logam natrium akan menghasilkan gas Pembahasan:
hidrogen sedangkan eter tidak menghasilkan Ralat pilihan jawaban: d. panah ke atas
gas hidrogen. Berarti dapat disimpulkan bahwa
½ N2(g) + ½ O2(g) NO(g) H = +90,25 kJ·mol–1
zat tersebut adalah alkohol.
Diagram tingat energi reaksi pembentukan gas
23. b. (1) dan (3)
NO (reaksi endoterm) yang tepat adalah pilihan
Pembahasan:
jawaban d.
Hubungan secara tepat dari data diatas seharusnya:
27. b. –220 kJ
Proses
No. Polimer Monomer
Pembuatan
Kegunaan Pembahasan:
(1) Teflon Tetraflouroeti lena Adisi Pelapi s panci Dari diagram dapat ditentukan rumus
(2) Amilum Glukosa Kondensasi Adonan kue termokimia:
(3) PVC Vinil Klorida Adisi Plastik
Karet H = H1 + H2
(4) Isopropena Adisi Ban
alam
Zat –790 kJ = H1 + (–570 kJ)
(5) Protein Asam amino Kondensasi
pembangun
H1 = –790 kJ + 570 kJ
24. e. Sukrosa, Direaksikan dengan tes Fehling
tidak menghasilkan Cu2O = –220 kJ
Pembahasan: 28. c. 2,90 mL·detik–1
Reaksi identifikasi karbohidrat: Pembahasan:
• Uji Moslich, identifikasi umum untuk karbo- Dari data laju reaksi pada soal ini hanya di-
hidrat. Uji positif menunjukkan/menghasilkan pengaruhi oleh faktor volume (konsentrasi) dan
cincin berwarna ungu. tidak dipengaruhi oleh suhu.
• Larutan iodin, identifikasi adanya amilum, Dengan memperhatikan 2 data kita bisa
selulosa, dan glikogen menghasilkan warna menentukan laju reaksi pembentukan gas H2.
coklat merah. Laju reaksi pembentukan gas H2
• Pereaksi Fehling, Benedict, Tollens, = perubahan volume gas H2 : perubahan waktu
identifikasi monosakarida kecuali sukrosa. V H2
Dengan pereaksi Fehling menghasilkan = t
H2
endapan merah bata (Cu2O), sedangkan
dengan Tollens menghasilkan cermin perak.
(58 29) mL
25. e. (3) dan (4) =
Pembahasan: (20 10) detik
Kegunaan protein (sebagai bahan makanan) 29 mL
dalam tubuh antara lain: =
10 detik
• enzim yang tersusun dari protein berfungsi
sebagai biokatalis; = 2,90 mL·detik–1
Pembahasan: = –0,14 V – (–0,76) V
A + B C + D , dimana volumenya 1 liter = +0,62 V (spontan)
Kc dari reaksi dan dengan data konsentrasi zat- o o
• Esel = E Zn E Pb o
1
1 1
y 32. b. Fe(CN)64 dan Cl2
4 4 Pembahasan:
2 Fe(CN)64 + Cl2 2 Cl– + 2 Fe(CN)36
y 1
+2 0 –1 +3
Jadi orde reaksi terhadap B adalah 1. reduksi
Orde reaksi total = x + y = 2 + 1 = 3.
oksidasi
29. c. energi aktivasi berkurang
Pembahasan: Zat yang bertindak sebagai reduktor adalah
Penambahan katalisator dalam suatu reaksi Fe(CN)64 dan yang bertindak sebagai oksidator
dapat mempercepat laju reaksi karena katalis adalah Cl2.
berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi 33. a. Ni | Ni2+ || Pb2+ | Pb
reaksi tanpa mengubah harga entalpi reaksi. Pembahasan:
Energi aktivasi adalah energi minimum yang Logam Ni mempunyai harga Eº lebih negatif
diperlukan agar terjadi tumbukan untuk dibanding Pb. Maka, Ni akan mengalami reaksi
menghasilkan reaksi. Apabila energi aktivasi oksidasi (bertindak sebagai anoda), sedangkan
diturunkan maka tumbukan efektif akan cepat Pb akan mengalami reaksi reduksi (bertindak
terjadi dan reaksi akan makin cepat berlangsung. sebagai katoda).
oleh luas permukaan saja, sehingga jawaban = +0,34 V – (+0,80) V
yang tepat adalah a. = –0,46 V (tidak spontan)