Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.

249 -257
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Rancang Ulang dan Simulasi Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan


Metode Pairwise Exchange di PT. Alam Permata Riau

Merry Siska1, Fachrul Sabri2


1,2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293
Email: merry.siska@uin-suska.ac.id

(Received: 29 Februari 2016; Revised: 20 Juni 2016; Accepted: 20 Juni 2016)

ABSTRAK

Tata letak yang baik dan sesuai dengan keadaan perusahaan merupakan salah satu faktor utama untuk
mengoptimalkan waktu dan biaya produksi. Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses
produksi adalah bergeraknya material dari satu departemen ke departemen lain, sampai material tersebut
menjadi barang jadi. Pergerakan material pada PT. Alam Permata Riau mengalami permasalahan berupa
penempatan stasiun kerja yang ada, masih terdapat ketidakefisienan di dalam proses produksi. Hal ini terlihat
pada penempatan stasiun-stasiun kerja yang diletakkan terlalu jauh yang dapat menghambat perpindahan
bahannya sehingga akan mengakibatkan tertundanya proses produksi di stasiun berikutnya. Rancangan ulang
tata letak fasilitas pabrik pembuatan palet PT. Alam Permata Riau dengan menggunakan metode Pairwise
Exchange mendapatkan usulan tata letak baru yang lebih optimal baik dari segi jarak material handling,
biaya, maupun output yang dapat dihasilkan dari pada tata letak yang telah diterapkan oleh perusahaan pada
saat ini. Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, terlihat meningkatnya persen busy ini disebabkan dari
semakin dekatnya jarak antar stasiun kerja yang saling berhubungan akan memperlancar perpindahan bahan
sehingga waktu untuk menunggu dapat dikurangi. Maka dapat disimpulkan layout usulan lebih baik karena
meningkatnya persentase busy yang berdampak pada bertambahnya jumlah output yang dapat dihasilkan
dapat diketahui bahwa peranan jarak pada suatu layout akan mempengaruhi besar atau kecilnya persentase
busy dan idle namun tidak mutlak mempengaruhi besar atau kecilnya output yang dapat dihasilkan.

Kata Kunci: pairwise exchange, simulasi witness, tata letak

ABSTRACT

The good layout and in accordance with the state of the company is one of the main factors to
optimize the time and cost of production . The main problem in terms of production activity / production
process is the movement of material from one department to another , untill the material into finished goods .
The movement of material in PT. Alam Permata Riau is having problems, such as the placement of work
stations that exist, there are inefficiencies in the production process. This can be seen in the placement of
work stations are placed too far which can inhibit the transfer material that will lead to delays in the
production process at the next station. Re-layout of the facilities manufacturing plant pallets PT. Alam
Permata Riau by using Pairwise Exchange method proposed new layout is more optimal in terms of both
distance material handling , costs , and outputs that can be generated from the layout has been applied by
the company at this time. From the simulation results that have been done , look busy is due to the increasing
percent of the proximity between work stations which are interconnected to facilitate the movement of
materials so as to wait time can be reduced . So we can conclude the proposed layout is better due to the
increased percentage of busy, which have an impact on increasing the amount of output that can be produced
can be seen that the role of distance in a layout will affect a large or small percentage of busy and idle but
not absolutely affect large or small output that can be produced .

Keywords: layout, pairwise exchange, witness simulation

Copyright © 2016, SITEKIN, ISSN 2407-0939 249


Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.249 -257
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Corresponding Author:
Merry Siska
Jurusan Teknik Industri,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Email: merry.siska@uin-suska.ac.id

Tujuan dari penelitian ini adalah:


Pendahuluan 1. Merancang ulang tata letak fasilitas pabrik
dengan menggunakan metode Pairwise
Tujuan dari proses manufaktur adalah Exchange.
menghasilkan suatu produk dengan tingkat efisiensi 2. Mensimulasikan tata letak dengan
dan kualitas yang tinggi dengan biaya minimum dan menggunakan software simulasi Witness.
dapat segera memenuhi kebutuhan dari
konsumennya. Makin meningkatnya jumlah Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini
permintaan, diperlukan proses manufaktur yang antara lain:
lebih efisien (Lestari, 2011). 1. Luas stasiun kerja seluruhnya dianggap sama
Pengaturan tata letak pabrik yang terencana luas.
dengan baik akan menentukan efisiensi dari proses 2. Data biaya material handling yang digunakan
manufaktur yang dilakukan. Menurut mulai dari Bulan Januari sampai dengan April
Wignjosoebroto (2009) tata letak yang baik akan 2013.
memberikan keluaran (output) yang lebih besar Dalam kegiatan manufaktur, pemindahan
dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit, man bahan mengambil porsi 25% dari jumlah pekerja,
hours yang lebih kecil, dan atau mengurangi jam 55% dari luas lantai yang digunakan, dan 87% dari
kerja mesin (machine hours). Suatu industri akan waktu yang digunakan. Informasi demikian
berhasil apabila di dalamnya terdapat integrasi dari merupakan bukti nyata pentingnya perancangan
faktor produksi dan sistem menejemen sehingga sistem pemindahan bahan yang mampu mereduksi
dapat lebih efektif dan efisien. Salah satu penentu kontribusi pekerja, pemakaian luas lantai, dan
keberhasilan suatu industri adalah tata letak atau waktu produksi. Pada umumnya, perancangan
lebih dikenal dengan nama layout dari industri. dilakukan dengan cara ekonomi gerakan untuk tipe
Pergerakan material pada PT. Alam Permata manual dan pemilihan alat pemindahan bahan yang
Riau mengalami permasalahan berupa penempatan memberikan manfaat lebih besar dibandingkan
stasiun kerja yang ada, masih terdapat dengan hanya investasi yang dikeluarkan
ketidakefisienan di dalam proses produksi. Hal ini (Hadiguna, 2008).
terlihat pada penempatan stasiun-stasiun kerja yang Sistem pemindahan bahan baku memegang
diletakkan terlalu jauh yang dapat menghambat peranan yang sangat penting dalam perencanaan
perpindahan bahan sehingga akan mengakibatkan suatu pabrik. Pada sebagian besar manufacturing,
tertundanya proses produksi di stasiun berikutnya. orang beranggapan bahwa lebih baik bahan yang
Seperti pada stasiun kerja yang menghasilkan daun bergerak atau berpindah dari pada orang atau
palet kemudian dilanjutkan ke stasiun kerja mesinnya (Wignjosoebroto, 2009).
assembly untuk dilakukan pemasangan kaki palet. Satu dari beberapa kesimpulan umum yang
Kedua stasiun ini memiliki keterkaitan satu sama dapat ditarik mengenai pemindahan bahan adalah
lain namun ditempatkan dengan jarak yang cukup bahwa cakupan pemindahan bahan sangat luas dan
jauh kondisi ini akan lebih bertambah parah apabila pentingnya pemindahan barang menjadikannya
terjadi hujan, perpindahan bahan akan menjadi tidak dikenali lebih luas. Hal ini dikarenakan kegiatan
lancar sehingga mengakibatkan tertundanya proses pemindahan atau pengangkutan pada suatu
produksi pada stasiun assembly yang otomatis akan perusahaan tertentu dapat mencapai sekitar 50%
terjadi penundaan pada stasiun-stasiun kerja sampai 70% kegiatan produksi, dan bukan 20% atau
selanjutnya. 10% seperti yang biasanya dikemukakan
Penelitian ini dimaksudkan agar perusahaan (Apple,1990).
tersebut dapat memperhatikan ke depannya susunan Metode Pairwise exchange merupakan metode
fasilitas pabrik khususnya PT. Alam Permata Riau untuk menentukan urutan fasilitas. Metode
baik itu dari segi perlengkapan, tanah, bangunan demikian membutuhkan from to chart dan ukuran
dan sarana lainnya dapat dioptimalkan sehingga fasilitas. Fungsi objektif metode demikian adalah
hubungan antara operator atau pekerja, aliran total jarak perpindahan bahan atau dapat pula total
barang, aliran informasi dan tata cara yang biaya perpindahan bahannya. Sesuai dengan nama
diperlukan untuk mencapai tujuan usaha dapat metodenya, cara kerjanya adalah menjajangi
terjadi secara efektif dan efisien. seluruh kemungkinan urutan fasilitas dan memilih
urutan yang memiliki total jarak perpindahan

Journal homepage: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/sitekin 250


Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.249 -257
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

terkecil. Langkah-langkah penyelesaian dengan hal yang sangat signifikan dan krusial. Oleh sebab
metode ini adalah sebagai berikut (Hadiguna, itu data yang dikumpulkan haruslah benar-benar riil
2008): dan bukan rekayasa. Dalam penelitian ini metode
1. Tetapkan urutan awal fasilitas sebagai basis yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah
perencanaan dan hitung total jarak atau biaya sebagai berikut :
perpindahan bahannya. 1. Data Primer
2. Lakukan pertukaran berpasangan berbasiskan Data primer yang diperlukan dalam
urutan awal untuk setiap pasangan fasilitas, penelitian ini adalah hasil dari observasi. Data
sehingga membentuk beberapa alternatif. primer adalah data yang diambil langsung pada
Hitunglah total jarak atau biaya perpindahan perusahaan yang diteliti adalah waktu baku setiap
bahannya. Pilihlah nilai terkecil. stasiun kerja, frekuensi pemindahan bahan antar
3. Bandingkan nilai urutan terkecil urutan baru mesin, jarak antar mesin, kecepatan perpindahan
dengan urutan awal; apabila lebih besar, maka bahan, biaya perpindahan bahan.
urutan awal lebih baik, tetapi jika lebih kecil 2. Data Skunder
lanjutkan ke langkah berikutnya. Data sekunder yang diperlukan dalam
4. Lakukan pertukaran berpasangan dengan basis penelitian ini adalah data yang sudah ada di PT.
urutan yang baru dan hitunglah total jarak atau Alam Permata Riau data sekunder adalah data yang
biaya perpindahan bahan. Kemudian kembali sudah tersedia pada perusahaan yaitu profil
ke langkah 3. perusahaan, data proses produksi, jumlah tenaga
Kata simulasi berasal dari bahasa asing kerja, jumlah jam kerja yang tersedia, dan jumlah
(Inggris) yaitu to simulate yang berarti menirukan, permintaan produk tiap bulan.
sedang kata simulation yang diterjemahkan ke Setelah mendapatkan data, maka langkah
bahasa Indonesia dengan simulasimempunyai selanjutnya mengolah data dengan menggunakan
makna tiruan atau upaya menirukan, yaitu metode yang sudah ditetapkan yaitu pertukaran
menirukan suatu sistem nyata (real system) yang berpasangan (Pairwise Exchange Method). Adapun
menjadi objek kajian dalam rangka mencari tujuan dari pengolahan data yaitu data mentah yang
jawaban atas persoalan sistem tersebut (Asmungi, diperoleh diolah sehingga akan didapatkan jarak
2006). antar mesin yang terkecil kemudian dilanjutkan
Model simulasi merupakan tool yang cukup dengan simulasi dengan menggunakan software
fleksibel untuk memecahkan masalah yang sulit Witness sehingga memudahkan dalam mengambil
untuk dipecahkan dengan model matematis kesimpulan atau menjawab permasalahan yang
biasa.Model simulasi sangat efektif digunakan sedang dialami. Pengolahan data berisi mengenai
untuk sistem yang relatif kompleks untuk pengolahan data-data yang telah diperoleh dari hasil
pemecahan analitis dari model tersebut. pengumpulan data untuk mendapatkan tujuan dari
penelitian.
Metode Penelitian Langkah-langkah penyelesaian dengan
metode ini adalah sebagai berikut:
Metodologi penelitian perlu ditentukan 1. Tetapkan urutan awal fasilitas sebagai basis
terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk perencanaan dan hitung total jarak atau biaya
memecahkan masalah lebih terarah dan perpindahan bahannya.
mempermudah proses analisis. Selain itu, untuk 2. Lakukan pertukaran berpasangan berbasiskan
mendapatkan hasil penelitian yang baik, diperlukan urutan awal untuk setiap pasangan fasilitas,
tahapan penelitian yang tepat dan jelas. sehingga membentuk beberapa alternatif.
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum Hitunglah total jarak atau biaya perpindahan
penelitian ini dilaksanakan adalah mencari bahannya. Pilihlah nilai terkecil.
permasalahan yang akan diteliti. Penelitian 3. Bandingkan nilai urutan terkecil urutan baru
pendahuluan dilakukan untuk mengetahui lebih dengan urutan awal; apabila lebih besar, maka
detail tentang informasi-informasi yang diperlukan urutan awal lebih baik, tetapi jika lebih kecil
untuk menentukan variabel penelitian. Studi lanjutkan ke langkah berikutnnya.
pendahuluan dilakukan di PT. Alam Permata Riau 4. Lakukan pertukaran berpasangan dengan basis
yang berada di Jalan Keramat Sakti - Kubang urutan yang baru dan hitunglah total jarak atau
Nomor 48 Siak Hulu kabupaten Kampar. Dalam biaya perpindahan bahan. Kemudian kembali ke
langkah ini penulis menentukan topik yang menjadi langkah 3.
permasalahan yaitu besarnya jarak perpindahan 5. Setelah didapatkan jarak perpindahan terkecil
bahan yang secara otomatis diikuti dengan makan kemudian dilakukan perhitungan untuk
tingginya biaya perpindahan bahan. biaya perpindahan bahan.
Untuk menghasilkan penelitian yang ilmiah Setelah pengolahan data dilakukan, maka hasil
dan bisa dipertanggung jawabkan, data merupakan rancangan akan disimulasikan. Dengan bantuan

Copyright © 2016, SITEKIN, ISSN 2407-0939 251


Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.249 -257
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

simulasi penerapan metode akan lebih mudah jika berdasarkan rating factor dan allowance yang
dibandingkan dengan penerapan langsung dimiliki masing-masing operator tersebut.
dilapangan. Simulasi akan menunjukkan seberapa Maka dapat dicari waktu standar tiap-tiap
baik kinerja perusahaan apabila menerapkan metode operator yaitu :
yang digunakan tersebut.
Tabel 1. Rekapitulasi waktu standar
Hasil dan Pembahasan Waktu Standar
Stasiun Jenis Aktivitas
(menit)
Pemotongan
Biaya Material Handling 0,68
papan kayu
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan Stasiun Daun
Pengetaman 0,75
untuk operasional forklift meliputi servis dan Palet
Pembuatan daun
perawatan, biaya penggantian ban dan bensin. 3,78
palet
Untuk servis dan pergantian ban dilakukan selama 3 Pemotongan
0,45
bulan sekali. Untuk mengetahui besarnya biaya bruti
Stasiun
material handling yang dikeluarkan per meternya Pembuatan kaki
Perakitan 0,78
dapat ditentukan sebagai berikut: palet
Perakitan 3,82
Rata-rata biaya operasional per bulan
i l n ke - l n ke- l n ke- Simulasi Witness
=
Setelah data-data input seperti waktu standar
- - -
= tiap stasiun kerja, jarak antar tiasp-tiap stasiun
-
kerja, dan lama waktu produksi telah terkumpul
= = Rp. 1.656.333,-/ bulan maka simulasi witness dapat dilanjutkan dengan
Karena frekuensi pengamatan dilakukan penyusunan model. Pada jendela Design Element
dalam interval 1 minggu maka biaya operasionalnya akan muncul beberapa pilihan model sesuai dengan
juga harus dalam satuan minggu. Untuk itu biaya kebutuhan dari model yang ada diinginkan seperti
operasional rata-rata per bulannya perlu dibagi pada Gambar 1.
dengan jumlah minggu dalam sebulannya yaitu 4
minggu/bulan.
Biaya operasional rata-rata per minggu =
i ope ion l - pe l n Gambar 1. Jendela design element

-
Berikut merupakan model-model yang dapat
= mewakili fasilitas-fasilitas yang ada pada PT. Alam
Permata Riau :
= 414.083,25 ,-/ minggu
Setelah didapatkan biaya operasional rata- Tabel 2. Penjelasan simbol-simbol model simulasi
Fasilit Jumlah
rata per minggunya maka akan dapat ditentukan Model Keterangan
as (unit)
berapa biaya untuk material handling per meternya
pada tiap-tiap perpindahan yang dilakukan dengan Bahan Bahan baku papan dan
cara membagikan biaya operasional per minggunya 2
baku Bahan baku bruti
dengan total jarak perpindahan yang dilakukan pada
stasiun tersebut.
Biaya material handling : Penu 4 pada stasiun 1
mpuk 8 3 pada stasiun 2
i ope ion l - pe mingg an 1 pada stasiun 4
= To l j k pe mingg

Mesin 5 pada stasiun 1


= atau 2 pada stasiun 2
me e 9
fasilit 1 pada stasiun 3
as 1 pada stasiun 4
= Rp. 261,4 ,-/ meter

Waktu Standar Pekerj


a 4 pada stasiun 1
Tujuan dari penghitungan waktu standar ini Manu
6
2 pada stasiun 2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar waktu al
yang diperlukan operator pada masing-masing
stasiun untuk melakukan tugas-tugasnya

Journal homepage: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/sitekin 252


Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.249 -257
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Gambar 2. Susunan model stasiun kerja


pembuatan daun palet

Gambar 4. Detail machine untuk mesin potong papan


kayu
Gambar 3. Susunan model stasiun kerja pembuatan kaki
palet Tabel 3. Rekapitulasi detail machine untuk tiap-tiap
mesin
Cycle
Setelah model-model disusun berdasarkan Mesin
Qua
Time Type
sebagaimana aslinya maka langkah berikutnya ntity
(menit)
adalah membangun model. Dalam langkah ini akan Mesin Potong Papan 3 0,68 Production
dibangun elemen-elemen (menetapkan,
menampilkan dan merincikannya), kemudian Mesin Ketam 2 0,75 Production
menyambungkannya bersamaan dengan perintah, Mesin Potong Bruti 1 0,45 Production
serta menetapkan aturan dan menghubungkan tiap-
tiap elemen menjadi satu. Oven 3 960 Batch

Mesin Clean and Dry 4 1440 Batch

Gambar 5. Susunan model keseluruhan layout awal

Copyright © 2016, SITEKIN, ISSN 2407-0939 253


Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.249 -257
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Gambar 6. Susunan Model keseluruhan Layout Usulan

Setelah model disusun berdasarkan kondisi interval waktu operasi sistem dan klik run seperti
nyatanya, maka langkah selanjutnya adalah yang terlihat pada Gambar 7 dan Gambar 8 berikut.
menjalankan simulasi dengan memasukkan lama

Gambar 7. Running model layout awal

Journal homepage: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/sitekin 254


Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.249 -257
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Gambar 8. Running model layout usulan

Maka akan dapat terlihat hasil dari laporan dilakukan oleh mesin-mesin tersebut pada interval
kinerja tiap-tiap fasilitas diantaranya persentase waktu yang telah ditetapkan seperti yang tampak
idle, persentase busy dan jumlah operasi yang pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Gambar 9. Laporan kinerja mesin layout awal Gambar 10. Laporan kinerja mesin layout usulan

Setelah model disusun berdasarkan kondisi


nyatanya, maka langkah selanjutnya adalah
menjalankan simulasi dengan memasukkan lama
interval waktu operasi sistem dan klik run.

Copyright © 2016, SITEKIN, ISSN 2407-0939 255


Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.249 -257
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Maka akan dapat terlihat hasil dari laporan pada tata letak yang telah diterapkan oleh
kinerja tiap-tiap fasilitas diantaranya persentase perusahaan pada saat ini.
idle, persentase busy dan jumlah operasi yang
dilakukan oleh mesin-mesin tersebut pada interval Tabel 4. Perbandingan layout awal dan Usulan
waktu yang telah ditetapkan.
Dari simulasi yang telah dijalakan dan Urutan Susunan Jarak Biaya Output
Layout
dibandingkan ternyata hanya beberapa aspek yang Fasilitas (m) (Rp) (unit)
memiliki perbedaan yang signifikan sedangkan
yang lainnya tidak memiliki perbedaan yang terlalu
mencolok. Didapatkan output palet yang dihasilkan 1(St. Daun Palet) –
2(St. Assembly) –
pada layout awal hanya berjumlah 4800 unit 3(St. Oven) –
Awal 97 58858,93 4800
sedangkan pada layout usulan mampu 4(St. Threatment) –
5(St. Clean and dry) –
menghasilkan 5200 unit. Secara keseluruhan kinerja 6(Gudang)
tiap-tiap stasiun meningkat.
Layout usulan memberi dampak terhadap 2(St. Assembly) –
layout awal dengan naiknya persen busy pada 3(St. Oven) –
1(St. Daun Palet) –
hampir seluruh stasiun, hanya stasiun pembuatan Usulan
4(St. Threatment) –
73 50107,72 5200
kaki saja yang tetap. Terlihat pada stasiun 6(Gudang) –
pembuatan daun palet yang pada awalnya memiliki 5(St. Clean and dry)

persen busy hanya sebesar 50,43% naik menjadi


100% hal ini disebabkan lancarnya perpindahan Selisih Hasil 24 m 8751,21 400
bahan dari stasiun tersebut menuju stasiun
berikutnya sehingga tidak terjadi penumpukan yang
akan mengakibatkan terhentinya proses pembuatan 2. Dari hasil simulasi yang telah dilakukan,
daun palet tersebut. Pada pembuatan kaki palet dapat diketahui kinerja dari tiap-tiap stasiun
tidak mengalami perubahan karena masih berada yang terjadi seperti persentase busy dan idle
dalam stasiun yang sama dengan proses assembly dan besar output yang dihasilkan dari layout
sehingga tidak mengalami perubahan. Pada stasiun awal dan layout usulan.
oven persen idle yang pada awalnya 23,08% turun
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Simulasi Witness
menjadi 7,72% hal ini disebabkan seiring dengan
lebih pendeknya jarak antara stasiun pembuatan St. St.
daun palet dengan stasiun perakitan sehingga Dau Pembuat
Assemb
St. Clea Outp
Layout n an Kaki Ove n ut
meningkatkan produksi palet basah yang akan Pale Palet
ly
n and (unit)
dimuat ke dalam oven sehingga mengurangi waktu t Dry
menganggur dari stasiun oven tersebut.
Pengaruh terakhir juga tampak pada stasiun % Busy 50,4
39,60 99,99
76,9 74,8
4800
clean and dry yang persen idle nya turun rata-rata Awal 3 2 2

sebesar 6% . Keseluruhan ini disebabkan dari


% Busy 92,2 81,7
semakin dekatnya jarak antar stasiun kerja yang Usulan
100 49,31 99,98
8 1
5200
saling berhubungan akan memperlancar
perpindahan bahan sehingga waktu untuk %
49,5 15,3
Peningkat 9,71 -0,01 6,89 400
menunggu dapat dikurangi. Maka dapat an
7 6
disimpulkan peranan jarak pada suatu layout akan
mempengaruhi besar atau kecilnya persentase busy
Meningkatnya persen busy ini disebabkan
dan idle serta output yang dapat dihasilkan.
dari semakin dekatnya jarak antar stasiun kerja yang
saling berhubungan akan memperlancar
Kesimpulan perpindahan bahan sehingga waktu untuk
menunggu dapat dikurangi. Maka dapat
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disimpulkan layout usulan lebih baik karena
telah dilakukan pada penelitian ini maka dapat meningkatnya persentase busy yang berdampak
disimpulkan: pada bertambahnya jumlah output yang dapat
1. Rancangan ulang tata letak fasilitas pabrik dihasilkan.
pembuatan palet PT. Alam Permata Riau dengan
menggunakan metode Pairwise Exchange
mendapatkan usulan tata letak baru yang lebih
optimal baik dari segi jarak material handling,
biaya, maupun output yang dapat dihasilkan dari

Journal homepage: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/sitekin 256


Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.249 -257
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Daftar Pustaka [8] P nomo H “Perencanaan & Perancangan


Fasilitas” Edi i ke-1. Graha Ilmu, Yogyakarta.
[1] Apple J M “Tata Letak Pabrik dan 2004.
Pemindahan Bahan”. Edisi ke-3. ITB, [9] S ni E “Pemodelan & Simulasi” Edi i ke-
Bandung. 1990. 1. Graha Ilmu, Yogyakarta. 2006.
[2] A dhi n o A “Usulan Perbaikan Tata Letak [10] S l k n I “Teknik Tata Cara Kerja”.
Fasilitas pada Usaha Kecil Menengah ITB, Bandung. 1995.
Konveksi Adios” J n l Pen li n Teknik [11] Wignjo oe o o S “Ergonomi: Teknik
Industri FTI Guna Dharma. 2011. Analisis untuk Peningkatan Produktivitas
[3] A ifin M “Simulasi Sistem Industri” Edi i ke- Ke j ” Guna Widya, Surabaya. 1995.
1. Graha Ilmu, Yogyakarta. 2009. [12] Wignjosoebroto, S. “Tata Letak Pabrik dan
[4] A m ngi “Simulasi Komputer Sistem Dikrit” Pemindahan Bahan”. Edisi ke-3 cetakan ke-4.
Andi, Yogyakarta. 2006. Guna Widya, Surabaya. 2009.
[5] Hadiguna R A He i Se i w n “Tata Letak [13] Y i n o “Perancangan Ulang Tata Letak
Pabrik”. Andi, Yogyakarta. 2008. Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode
[6] L nne G o p Limi ed “WITNESS Getting Pairwise Exchange di PT. Cahaya Kawi Ultra
Started Materials”. Lanner Group. 2009. Pol n co” Tugas Akhir Teknik Industri
[7] Le i S “Analisa Tata Letak Pabrik Untuk Universitas Sumatra Utara. 2009.
Meminimalisasi Material Handling di Pabrik
Sheet Metal dengan Software Promodel”
Jurnal Teknik Industri, ISSN: 1411-6340. 2011.

Copyright © 2016, SITEKIN, ISSN 2407-0939 257

Anda mungkin juga menyukai