Anda di halaman 1dari 19

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK UNTUK MENGURANGI JARAK

MATERIAL HANDLING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT


PLANNING (SLP)
(STUDI PADA PERUSAHAAN KONVEKSI CV. DAMAI JAYA)

Choirul Anam
Faculty of Economics and Business Universitas Brawijaya
cranam21@gmail.com

Supervisor:
Bayu Ilham Pradana, SE., MM., CMA.

ABSTRACT
This research is motivated by the author's observations of the production flow at CV.
Damai Jaya. Based on the observations of several materials handling inefficiencies, which
is the distance between the interconnected divisions located far apart and the occurrence
of a backtracking operation process. The purpose of this research is to find alternative
layout changes that can be proposed using the Systematic Layout Planning (SLP) method
and continue to determine the most efficient alternative. In this study, three (3) alternative
layouts were proposed to improve material handling on the CV. Damai Jaya. Of the three
alternative layouts generated, the third alternative layout has the highest efficiency. The
application of the 3rd alternative layout will reduce the daily material handling distance
by 177.66m from the initial distance of 648.60m to 470.95m. In addition, the 3rd layout
alternative reduces the percentage backward from 53.43% to 46.85%.

Keywords: layout, material handling, systematic layout planning

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis terhadap alur produksi pada CV.
Damai Jaya. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan beberapa inefisiensi material
handling, yaitu jarak ruangan antar divisi yang saling berhubungan terletak berjauhan
serta adanya proses operasi yang bersifat backtracking. Tujuan dari penelitian ini adalah
mencari alternatif perubahan tata letak yang dapat diusulkan dengan menggunakan
metode Systematic Layout Planning (SLP) dan dilanjutkan dengan menentukan alternatif
paling efisien. Pada menelitian ini didapatkan tiga (3) alternatif tata letak yang diusulkan
untuk memperbaiki material handling pada CV. Damai Jaya. Dari ketiga alternatif tata
letak yang dihasilkan, alternatif tata letak ke-3 memiliki efisiensi paling tinggi. Penerapan
alternatif tata letak ke-3 akan mengurangi jarak material handling harian sebesar 177.66m
dari jarak awal 648.60m menjadi 470.95m. Selain itu alternatif tata letak ke-3
menurunkan persentasi backward dari 53.43% menjadi 46.85%.

Kata Kunci: material handling, systematic layout planning, tata letak


PENDAHULUAN Proses pemindahan bahan baku
Latar Belakang menjadi aktivitas yang penting karena
Industri fashion di Indonesia akan menentukan hubungan atau
berkembang dengan sangat pesat. keterkaitan antar fasilitas produksi
Berdasarkan survey yang dilakukan (Wignjosoebroto, 2009). Salah satu
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan upaya membuat perpindahan bahan baku
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun berjalan dengan baik adalah dengan
2016, subsektor fashion berada di urutan melakukan pengaturan tata letak
nomor 2 sebagai penyumbang PDB sebagaimana pendapat Heizer et al.
terbesar pada sektor ekonomi kreatif (2018) bahwa tata letak merupakan salah
dengan persentase 18,01%. satu kunci dalam melakukan efisiensi
Perkembangan Industri fashion yang secara jangka panjang pada proses
terjadi berdampak secara langsung pada produksi.
perusahaan konveksi. Salah satu perusahaan konveksi yang
Sebagai salah satu produsen mengalami kenaikan permintaan adalah
kebutuhan fashion, perkembangan CV. Damai Jaya. Tingginya tingkat
industri fashion membuat perusahaan permintaan yang dialami perusahaan dan
konveksi turut mengalami kenaikan kemampuan produksi yang tidak mampu
permintaan. Dalam upaya memenuhi memenuhi permintaan pasar membuat
permintaan pasar, perusahaan harus CV. Damai Jaya harus kehilangan
malakukan kegiatan produksi secara peluang pasar. CV. Damai Jaya
efisien sebelum mengambil langkah merupakan perusahaan konveksi yang
selanjutnya berupa penambahan terletak di Kota Malang dengan jumlah
kapasitas produksi. Upaya efisiensi dapat karyawan sekitar 50 orang. CV. Damai
dilakukan dengan memaksimalkan Jaya melakukan kegiatan produksinya
faktor-faktor produksi seperti bahan pada satu gedung dengan tiga lantai yang
baku, mesin, tenaga kerja, hingga tahapan terletak dikawasan padat penduduk.
produksi. Faktor bahan baku menjadi Menurut Wignjosoebroto (2009),
salah satu penentu produktifitas pada diusahakan tata letak pabrik menghindari
perusahaan terutama berkaitan dengan adanya gerakan balik (back-tracking),
ketersediaan dan aliran perpindahan gerakan memotong (cross-movement),
bahan baku selama proses produksi. kemacetan (congestion) dan sedapat
mungkin material bergerak terus tanpa Hasil akhir dari desain proses akan
ada interupsi. Tata letak pada CV. Damai memberi petunjuk bagi perusahaan ketika
Jaya mengalami beberapa permasalahan produksi akan dijalankan. Hal ini terkait
terkait aliran bahan antara lain jarak berapa banyak produk yang mampu
beberapa divisi yang berjauhan sehingga diciptakan perusahaan dalam waktu
membuat waktu tempuh bahan semakin tertentu, sehingga perusahaan dapat
lama. Selain itu terjadi cross-mevement menentukan kapasitas produksi, serta
dari ruang sablon menuju persiapan jahit kapan setiap proses produksi harus mulai
karena harus melalui ruang packing. berjalan. Hal ini disebut sebagai desain
CV. Damai Jaya telah berdiri sejak schedule. Ketiga hal tersebut secara
tahun 2000 dan tetap mampu bersaing langsung akan mempengaruhi bentak tata
dengan perusahaan konveksi lainnya. letak yang optimal bagi perusahaan.
Kemampuan perusahaan untuk mampu Pada CV. Damai Jaya hasil desain
bersaing selama 21 tahun serta belum produk merupakan permintaan
optimalnya tata letak yang ada pada kustomisasi dari pelanggan, di mana
perusahaan membuat peneliti tertarik biasanya terletak pada warna bahan dan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut penempatan identitas organisasi pada
pada CV. Damai Jaya. Pembuatan tata produk. Secara garis besar CV. Damai
letak yang optimal memerlukan beberapa Jaya telah membagi Kegiatan desain
pertimbangan terkait dengan desain proses menjadi 4 pemodelan untuk
produk, desain proses, dan desain memproduksi produk sesuai permintaan
schedule. pelanggan, di mana setiap pemodelan
Sebuah produk beserta detail produksi memiliki rata-rata waktu
komponen yang diperlukan untuk penyelesaian yang berbeda. Berdasarkan
membuat produk tersebut dihasilkan dari hal tersebut CV. Damai Jaya memiliki
Kegiatan desain produk. Output dari master schedule yang digunakan untuk
desain produk akan berpengaruh pada mengontrol setiap divisi pada proses
Kegiatan desain proses. Hal ini terkait produksi. Selain itu setiap divisi juga
dengan bagaimana produk tersebut akan memiliki schedule harian. Hal ini karena
dibuat, bagaimana proses pembuatannya, tingkat kustomisasi yang tinggi serta
mesin apa saja yang dibutuhkan, hingga jumlah produksi untuk setiap produk
berapa lama proses pengerjaan produk. yang tidak terlalu besar. Sehingga dalam
waktu satu hari setiap divisi dapat SLP merancang tata letak dengan
mengerjakan beberapa produk yang pertimbangan jarak antar stasiun
berbeda. Tata letak fasilitas akan sangat sehingga menghasilkan aliran material
berpengaruh pada jarak tempuh serta dan perpindahan jarak yang minimum.
aliran bahan pada keempat pemodelan Selain itu SLP memilik prosedur yang
produksi yang ada, sehingga tata letak terperinci dalam merancang tata letak dan
yang optimal diharapkan dapat membuat dapat memunculkan lebih dari satu
jarak tempuh lebih pendek dan akan alternatif tata letak. Dengan
meningkatkan jumlah produksi. menggunakan metode SLP, diharapkan
Berdasarkan beberapa permasalahan dapat menghasilkan alternatif rancangan
yang terjadi, penting untuk dilakukan tata letak yang lebih baik dan memiliki
penelitian mengenai perbaikan jarak perpindahan material seminimal
perencanaan tata letak pada CV. Damai mungkin serta aliran bahan yang baik.
Jaya. Perencanaan tata letak dilakukan Tujuan Penelitian
dengan memberikan ususlan tata letak Tujuan yang ingin dicapai melalui
yang memiliki jarak perpindahan bahan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
paling singkat serta memiliki aliran bahan alternatif tata letak berdasarkan metode
yang lancar. Perbaikan tata letak yang Systematic Layout Planning (SLP) yang
diusulkan harapannya mampu mampu meminimalisir jarak material
mengurangi jarak perpindahan bahan handling dan backtracking.
selama proses produksi dan membuat
proses produksi lebih efisien sehingga LANDASAN TEORI
terjadi peningkatan output dan Tata letak
meminimalisir cost harian perusahaan. Tata letak fasilitas (fasilities layout)
Pada perencanaan tata letak ini, dapat didefinisikan sebagai tata cara
peneliti menggunakan metode Systematic pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik
Layout Planning (SLP). Systematic meliputi pemanfaatan luas lahan pabrik,
Layout Planning (SLP) merupakan penempatan mesin dan fasilitas
pendekatan sistematis dan terorganisir penunjang produksi, personel kerja,
untuk perencanaan tata letak yang hingga kelancaran alur perpindahan
dikembangkan oleh Muther pada tahun bahan baku saat produksi yang bertujuan
1973 (Wignjosoebroto, 2009). Metode
melancarkan proses produksi mempengaruhi kualitas pada bahan
(Wignjosoebroto, 2009). baku atau produk jadi.
Secara garis besar tujuan utama tata Material Handling
letak fasilitas adalah sebagai upaya Dalam perencanaan tata letak fasilitas,
perusahaan melakukan kegiatan produksi sistem pemindahan bahan menjadi
dan operasi secara efisien yang membuat komponen penting yang perlu
biaya produksi lebih minim dan output dipertimbangkan. Menurut Tompkins
produksi bisa maksimal. Menurut (2010), Penanganan material (material
Wignjosoebroto (2009), suatu tata letak handling) merupakan seni dan sains
yang baik akan dapat memberikan terkait dengan pergerakan, penyimpanan,
keuntungan-keuntungan dalam sistem kontrol, dan perlindungan barang dan
produksi, antara lain sebagai berikut: material selama proses pembuatan,
1. Menaikkan output produksi. distribusi, konsumsi, dan pembuangan.
2. Mengurangi waktu tunggu (delay). Penanganan material berarti
3. Mengurangi proses pemindahan menyediakan jumlah yang tepat dari
bahan (material handling). material yang tepat, pada tempat yang
4. Pengehematan area produksi. tepat, pada posisi yang tepat, pada urutan
5. Pendayagunaan maksimal pada yang tepat, dan dengan biaya serta
mesin, tenaga kerja, dan fasilitas metode yang tepat.
produksi lainnya. Sementara menurut Assauri (2008),
6. Mengurangi inventory-in-process. secara sederhana material handling dapat
7. Proses manufacturing yang lebih dikatakan sebagai kegiatan mengangkat,
singkat. mengangkut dan meletakan bahanbahan
8. Mengurangi resiko bagi kesehatan atau barang-barang dalam proses di
dan keselamatan kerja bagi operator. dalam pabrik di mulai sejak bahan masuk
9. Memperbaiki moral dan kepuasan hingga menjadi sebuah produk.
kerja. Berdasarkan penjelasan teori di atas
10. Mempermudah aktivitas supervise. maka dapat disimpulkan bahwa material
11. Mengurangi kemacetan dan handling adalah sebuah penanganan
kesimpang-siuran mengurangi faktor terhadap bahan atau produk mulai dari
yang bisa merugikan dan proses perpindahan, pengolahan, hingga
penyimpanan.
Systematic Layout Planning (SLP) Kuantitas (Quantity), Proses (Routing),
Systematic Layout Planning (SLP) Sistem Pendukung (Supporting System),
merupakan suatu pendekatan sistematis Waktu (Time). Prosedur pelaksanaan SLP
dan terorganisir dalam perencanaan tata diawali dengan pengumpulan data yang
letak yang diciptakan oleh Richard akan digunakaan untuk perencanaan tata
Muther (1973). Tujuan dari penerapan letak berdasarkan kegiatan produksi baik
metode ini adalah menghasilkan tata letak yang sedang berlangsung atau yang
dengan alur perpindahan bahan yang diramalkan. Setelah data terkumpul
sesuai dengan alur produksi dan memiliki dilakukan analisis aliran material dan
jarak perpindahan seminimal mungkin. dikombinasikan dengan analisis aktivitas
Pembuatan tata letak dengan metode yang akan digunakan untuk membuat
Systematic Layout Planning didasarkan perencanaan diagram hubungan aktivitas
pada hubungan kedekatan antar ruangan (Activity Reationship Diagram). Dari
yang dianalisa melalui Activity langkah tersebut akan didapatkan
Relationship Chart (ARC). hubungan kedekatan antar ruangan yang
akan digunakan sebagai dasar
penempatan fasilitas. Langkah
selanjutnya adalah pembuatan Space
Relationship Diagram dengan
pertimbangan kebutuhan luas area dan
juga ketersediaan area. Berdasarkan
Space Relationship Diagram dengan
pertimbangan modifikasi seperlunya
serta batasan yang ada, maka alternatif
tata letak bisa dibuat. Pada langkah
terakhir dilakukan evaluasi terhadap
alternatif tata letak yang telah dibuat.

METODE PENELITIAN
Sumber: Tompkins, 2010
Jenis Penelitian
Dalam pelaksanaannya data yang
Penelitian yang dilakukan dalam
dibutuhkan dapat diklasifilasikan ke
perencanaan ulang tata letak pada CV.
dalam 5 kategori yaitu Produk (Product),
Damai Jaya ini termasuk dalam jenis Metode Analisis Data
penelitian terapan dengan pendekatan Pada penelitian ini proses yang
deskriptif. Di mana penelitian memiliki dilakukan dalam analisis data adalah
tujuan mendeskripsikan atau sebagai berikut:
menggambarkan secara sistematis, 1. Evaluasi tata letak awal
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, Dilakukan evaluasi terhadap tata
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena letak awal, meliputi proses idetifikasi
yang diselidiki dengan tujuan aliran material, perhitungan jarak
menghasilkan solusi bagi permasalahan antar divisi, hingga perhitungan total
tersebut. momen jarak perpindahan bahan.
Tempat dan Waktu Penelitian 2. Perancanaan tata letak usulan
Penelitian ini dilaksanakan di CV. Proses perancangan tata letak usulan
Damai Jaya yang berlokasi di Jl. Kolonel meliputi pengumpulan data sebagai
Sugiono VII No.7 RT.08/RW.02 Kec. input metode Systematic Layout
Kedungkandang Kota Malang. Penelitian Planning (SLP), analisis aliran
ini dimulai pada 21 Desember 2020. material, analisis hubungan aktivitas,
Sumber Data diagram hubungan ruangan, hingga
Sumber data pada penelitian ini terdiri penetapan modifying consideration
dari data primer dan sekunder. Data dan practical limitation.
primer didapatkan melalui observasi dan 3. Pembuatan alternatif tata letak
wawancara secara langsung. Data primer dengan metode Systematic Layout
pada penelitian ini meliputi tata letak Planning (SLP)
awal perusahaan, gambaran umum 4. Langkah berikutnya adalah membuat
perusahaan, alur produksi, detail proses rancangan alternatif tata letak
dan waktu produksi. Pada penelitian ini berdasarkan data yang telah di olah
data sekunder didapatkan melalui sebelumnya dengan menggunakan
dokumen perusahaan. Data sekunder block layout pada skala tertentu dan
pada penelitian ini meliputi company batasan-batasan ruangan yang
profile perusahaan, data fasilitas dimiliki. Setelah dilakukan olah data
produksi, data kapasitas produksi, dan berdasarkan sistematika SLP, maka
data pesanan selama tiga tahun terakhir tata letak usulan dibuat berdasarkan
(2018-2020). hubungan kedekatan pada ARC
dengan Batasan-batasan tertentu.
Diagram hubungan ruangan menjadi
dasar dalam pembuatan alternatif tata
letak.
5. Perbandingan tata letak awal dengan
tata letak usulan
Berikutnya akan dilakukan
perbandigan antara tata letak awal
dengan alternatif tata letak yang ada. Sumber: Data primer, 2021
dari alternatif tata letak yang ada Adapun ukuran dari ruangan setiap
akan dipilih alternatif tata letak yang divisi yang ada beserta fasilitasnya pada
memiliki tota momen perpindahan CV. Damai Jaya.
jarak paling minimal serta memiliki
aliran bahan yang lebih baik
berdasarkan aliran proses produksi.

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Pengumpulan Data
CV. Damai Jaya beroperasi pada
bangunan 3 lantai dengan luas lantai 1
sebesar 225 m2, luas lantai 2 sebesar 192
m2, dan luas lantai 3 sebesar 129 m2.
Selain lokasi produksi, bangunan tersebut
juga difungsikan sebagai kantor dan
tempat display untuk menerima pesanan
serta melakukan penjualan produk jadi
Sumber: Data primer, 2021
Alur produksi pada CV. Damai Jaya
terbagi menjadi 4 model yaitu model
pembuatan produk polos, produk sublim,
produk sablon, dan produk bordir.
Adapun alur dari produksinya sebagai
berikut.
Sumber: Data primer, 2021
Model produksi 2 memiliki total 16
proses dan membutuhkan waktu 70,5
menit hingga produk jadi.

Sumber: Data primer, 2021


Evaluasi Tata Letak Awal
Berdasarkan data tata letak awal
tersebut, maka dapat disusun evaluasi
yang dibagi menjadi 3 aspek yaitu
identifikasi aliran material, perhitungan
jarak antar divisi, dan perhitungan
momen perpindahan jarak.
Model produksi 1 memiliki total 13
proses dan membutuhkan waktu 35,5
menit hingga produk jadi. Berikut peta Sumber: Data primer, 2021
prosesnya Total model produksi 3 memiliki 19
proses dan membutuhkan waktu 59,5
menit hingga produk jadi.
Sumber: Data primer, 2021
Penghitungan Jarak Antar Divisi
Dalam menentukan jarak antar divisi,
perlu diketahui terlebih dahulu koordinat
titik pusat (centroid) dari setiap ruangan
yang dilalui saat proses produksi.
Sebelum menemukan titik pusat setiap
ruangan, perlu diketahui koordinat setiap
ruangan pada setiap lantai menggunakan
Block Layout.

U
Skala 1:200

Lantai 3

Sumber: Data primer, 2021 2

R. Sablon 2
Musholla

Total model produksi 4 memiliki 25

R. Sablon 1
Keterangan:

Up
Polos (Model 1)

Sublim (Model 2) 4 Up

6
proses dan membutuhkan waktu 111,5
4

6
Sablon (Model 3) 4 1

6
1
3

Bordir (Model 4) 3 R. Hiburan

5
4
1 4
1
Operasi
4

Lantai 2 R. Persiapan

menit hingga produk jadi.


R. Packing
Jahit

Inskepsi 3

5
3
3

5
3
3

5
Gabungan

Up
2

4
Up R. Jahit

R. Potong Up R. Bordir

1
2
R. Manajer

1
1 3
1
R. Printing
Lantai 1 2

Up
2
2
R. Rapat
R. Penyimpanan

R. Kantor
2

R. Display
1

1
1

R. Sublim

2
Up

Up

Berdasarkan Block Layout maka dapat


dilakukan identifikasi koordinat setiap
ruangan. Setelah koordinat setiap
ruangan diketahui, titik tengah setiap
ruangan dapat ditemukan. Berikut ini
adalah contoh perhitungan centroid pada
ruang penyimpanan:
𝑋𝑋1 + 𝑋𝑋2
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑋𝑋 =
2

1 + 2.65
= = 1.83
2

𝑌𝑌1 + 𝑌𝑌2
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑌𝑌 =
2

1+4
= = 2.5
2
Berikut koordinat centroid dari setiap
ruangan produksi.

Setelah diketahui centroid setiap


ruangan, maka dihitung jarak dari setiap
ruangan pada lantai yang sama
menggunakan rumus rectilinear. Berikut
ini adalah contoh perhitungan jarak dari
ruang penyimpanan menuju ruang
potong:
𝑑𝑑𝑖𝑖𝑖𝑖 = |𝑥𝑥𝑖𝑖 − 𝑥𝑥𝑗𝑗 | + |𝑦𝑦𝑖𝑖 − 𝑦𝑦𝑗𝑗 |

𝑑𝑑17 = |𝑥𝑥1 − 𝑥𝑥7 | + |𝑦𝑦1 − 𝑦𝑦7 |

= |1.83 − 7.05|
+ |2.5 − 5.5| = 8.22𝑐𝑐𝑐𝑐

Block Layout dibuat pada skala 1:200


maka jarak sebenarnya dari ruang
penyimpanan menuju ruang potong
adalah 8.22 × 200 = 1644cm atau 16.4m.
Jarak antar ruangan pada setiap lantai
produksi dapat dilihat pada tabel berikut.
Setelah diketahui jarak antar ruangan
pada setiap lantai produksi, selanjutnya
perlu diketahui jarak setiap tangga yang
ada. Berikut ini adalah contoh
Setelah jarak tangga diketahui, maka
perhitungan jarak tangga lantai 1 sebelah
jarak antar ruangan secara keseluruhan
barat menggunakan rumus phytagoras:
Tangga Lt 1 (Barat)
dapat diketahui. Pada Bangunan CV.
2
= ��𝑎𝑎𝐴𝐴2 + 𝑏𝑏𝐴𝐴2 � Damai Jaya terdapat dua tangga dari
2 lantai 1 menuju lantai 2 yang terletak di
+ ��𝑎𝑎𝐵𝐵2 + 𝑏𝑏𝐵𝐵2 �
bagian barat dan timur bangunan.
2
= ��2.50𝐴𝐴2 + 3.00𝐴𝐴2 �
Sehingga beberapa ruangan memiliki dua

2
rute untuk ke ruangan lain dengan jarak
+ ��1.502𝐵𝐵 + 2.002𝐵𝐵 � = 6.40𝑚𝑚
yang berbeda. Maka dari itu semua rute
Berikut ilustrasi tangga lantai 1-2
yang dapat dilalui antar setiap ruangan
sebelahh timur, tangga lantai 1-2 sebelah
perlu dihitung dan rute dengan jarak
barat, dan tangga lantai 2-3.
terdekat akan digunakan
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa
total jarak antar ruangan secara
keseluruhan sebesar 5222,70 meter. Berdasarkan perhitungan pada tabel
Penghitungan Momen Perpindahan analisis momen, alternatif tata letak
Jarak ketiga memiliki jumlah momen jarak
CV. Damai Jaya Menerapkan 6 hari total sebesar 2361.03 dengan momen
kerja dalam seminggu, sehingga dalam forward sebesar 1254.78 atau sebesar
satu bulan terdapat 26 hari kerja efektif 53.15% dan momen backward sebesar
1106.25 atau sebesar 46.85%.
Activity Relationship Chart (ARC)
Activity Relationship Chart (ARC)
digunakan untuk mengetahui tingkat
kedekatan dari setiap ruangan yang ada
pada gedung CV. Damai Jaya. Melalui
ARC nilai yang menunjukkan derajat
hubungan pada setiap ruangan dicatat
pada segitiga bagian atas pada Tabel
ARC. Pada metode ini terdapat 5 nilai
Selanjutnya dibuat tabel from to chart yang digunakan dalam menentukan
dengan nilai momen jarak harian untuk derajat hubungan antar ruangan dengan
menganalisis jumlah forward dan kode garis yang berbedaa-beda. Kode
backward yang terjadi selama proses derajat hubungan dan kode garis dapat
produksi berlangsung. dilihat sebagai berikut.
Dalam penentuan nilai derajat memiliki jumlah paling banyak yaitu 142
hubungan pada ARC perlu disertakan atau 83% ruangan yang tidak penting
alasan yang mendasari penilaian tersebut. untuk didekatkan. Sementara nilai X atau
Adapun alasannya sebagai berikut. ruangan yang tidak boleh didekatkan
berjumlah 5 atau setara 3%.
Activity Reationship Diagram (ARD)
Activity Relationship Diagram (ARD)
merupakan diagram yang meng-
Berdasarkan alasan tersebut,
gambarkan hubungan aktivitas
hubungan kedekatan setiap ruangan pada
berdasarkan tingkat prioritas kedekatan.
CV. Damai Jaya dapat dilihat sebagai
Berikut ini adalah Activity Relationship
berikut.
Diagram pada setiap ruang yang ada pada
R. Penyimpanan U

CV. Damai Jaya.


- U
R. Rapat I - U
3 U - U
R. Kantor U - U - U
- U - I - A
R. Sublim U - I 3 U
1,2,3
U
- U 3 U - U - U
R. Display U - A - U - U - U
- U U - U - U -
1,2,3
U
R. Manajer U - U - X - U - U - U
7 1 14
- U - U 5 X - U - U - U
R. Potong A - U - U 5 X - U - U - A
5 11
U - U - U 5 A - U -
1,2,3 1,2,3
U U
R. Bordir U - U - U - U
1,2,3
U - U - U - U
- U - U - U - U - U - U - U - U
Toilet 1 U - U - A - U - U - U - U - U - U
- U - A 1,2,3 U - U - 18
U - U - U - U
-
X
Toilet 2 U - U
1,2,3
U - U - U - U 5 U - U - U - 8
- U - U - U - U - U - U - U - U -
Toilet 3 U - U - U - U - U - U - U - X -
4 16
13
- U - U - U - U - U - U - U 5
R. Persiapaan Jahit A - U - U - U - U - A - U -
U - U - U - O - U -
1,2,3 1,2,3
U
Ruang Jahit A - U - U - O 4 E - U - 12
6
U - U - O 4 E -
1,2,3 1,4
U
Ruang Packing U - U - U 4 E
1,4
U - 9 17
- U - U - A 1,4 U -
Ruang Hiburan U - U - U
1,2,3
U -
- U - U - U -
Toilet 4 O - U - U -
10
2
4 E - U -
Mushollah U
1,4
U - 19 15 3
- O -
Ruang Sablon E 4
1,4
Toilet 5
Keterangan:
Terdapat 171 hubungan antar ruangan, 1.
2.
R. Penyimpanan
R. Rapat
8.
9.
R. Bordir
Toilet 1
15.
16.
R. Hiburan
Toilet 4
3. R. Kantor 10. Toilet 2 17. Mushollah
dari total tersebut terdapat 11 nilai A atau 4.
5.
R. Sublim
R. Display
11.
12.
Toilet 3
R. Persiapan
18.
19.
R. Sablon
Toilet 5
Jahit
setara 6% ruangan yang mutlak harus 6.
7.
R. Manajer
R. Potong
13.
14.
R. Jahit
R. Packing

didekatkan, sementara itu terdapat 5


Penentuan Luas dan Kebutuhan Area
hubungan ruangan dengan nilai E atau
Luas bagunan yang dimiliki oleh CV.
sebesar 3%, yang artinya ruangan
Damai Jaya adalah sebesar 225 m2 pada
tersebut sangat penting untuk didekatkan.
lantai 1, 198 m2 pada lantai 2, dan 129 m2
Sementara itu terdapat 3 nilai I atau setara
pada lantai 3. Luas inilah yang nantinya
2% ruangan yang penting untuk
digunakan untuk mendirikan seluruh
didekatkan. Ruangan dengan nilai O
departemen yang ada pada CV. Damai
berjumlah 5 atau 3% dari total ruangan
Jaya beserta seluruh fasilitas pendukung
cukup/biasa untuk didekatkan. Nilai U
di dalamnya. Penentuan luas untuk setiap
ruangan ditentukan berdasarkan luas
fasilitas, kapasitas ruang untuk
menentukan ruang gerak, dan allowance
terhadap ruangan. Ruang gerak manusia
diasumsikan 1m2/orang sedangkan
perhitungan allowance, pada ruang
penyimpanan bahan baku dan ruang
potong besaran allowance adalah 100%
dengan pertimbangan kemudahan akses
bahan baku. Sementara pada area
produksi lainnya besaran allowance
adalah 50%. Ruangan diluar departemen
produksi memiliki besaran allowance
Space Relationship Diagram
30% kecuali beberapa ruangan yang
Space Relationship Diagram (SRD)
dirasa sudah cukup besar seperti
merupakan langkah selanjutnya dalam
mushollah dan ruangan yang tidak
aktivitas SLP. Dalam proses pembuatan
mungkin di ubah seperti toilet.
diagram hubungan ruangan ini yang perlu
dilakukan adalah mengevaluasi luas area
yang dibutuhkan untuk semua aktivitas
perusahaan dan area yang tersedia.
Berikut merupakan Space Relationship
Diagram untuk CV. Damai Jaya.

14
16

55

11

11
11

77

12
14

13
15

44 16
18

88

18
21

99
22

10
10
19
22

15
17 17
20

33 66

Modifying Consideration
Berdasarkan kondisi tata letak pada
CV. Damai Jaya aspek yang perlu
dipertimbangkan adalah letak beberapa d. Ruang Display harus berada di
ruangan yang terkait dengan proses bagian depan lantai 1 untuk
produksi dan aliran materialnya. Tata kemudahan akses konsumen.
letak pada CV. Damai Jaya belum e. Ruang Sublim dan ruang printing
mempertimbangkan aliran material dan dijadikan satu ruangan untuk
jarak antar ruangan, sehingga nilai memudahkan proses sublim.
backtracking pada tata letak awal sangat f. Ruang sablon yang sebelumnya ada
besar dan juga jarak antar beberapa divisi 2 dijadikan 1 ruangan.
sangat jauh. Oleh karena itu letak ruangan serta aliran bahan yang dihasilkan.
divisi yang berjauhan ini perlu Usulan Alternatif Tata letak 1
dimodifikasi sehingga meminimalisir Berikut merupakan Analisa alternatif
backtracking dan jarak perpindahan tata letak pertama:
material sehingga perusahaan dapat Diperoleh penurunan total momen
melakukan efisiensi pada waktu, tenaga, jarak perpindahan bahan sebesar 109.63
dan biaya. m, di mana total momen jarak perpin-
Practical Limitation dahan tata letak awal adalah sebesar
Dalam penelitian ini yang menjadi 684.60 m. Sedangkan alternatif tata letak
Batasan utama adalah ketersediaan lahan. 1 memiliki totel momen perpindahan
Selain itu ada beberapa Batasan lain bahan sebesar 538.97 m atau terjadi
terkait dengan proses produksi. Batasan- penurunan sebesar 17%.
batasan yang ada dalam pembuatan 1. Terjadi pengurangan jumlah operasi
alternatif tata letak CV. Damai Jaya yang mengalami backward dari
antara lain adalah sebagai berikut: jumlah awal 4 operasi menjadi 3
a. Luas lahan yang tersedia adalah 225 operasi. Namun secara persentase
m2 untuk lantai 1, 192 m2 untuk jarak aktivitas backward lebih besar
lantai 2, dan 129 m2 untuk lantai 3. 0.25% dari pada tata letak awal.
b. Ruang Sublim harus berada di lantai 2. Perubahan ruang sablon ke lantai 1
1 karena mesin terlalu berat untuk memangkas jarak produksi cukup
dipindahkan ke lantai lain. besar, jarak dari ruang potong ke
c. Ruang Bordir harus berada di laintai ruang sablon yang awalnya berjarak
1 karena mesin terlalu berat untuk 21.5 m pada alternatif 1 menjadi 5.94
dipindahkan ke laintai lain. m, sementara jarak dari ruang sablon
ke persiapan jahit yang awalnya dari yang awalnya sebesar 53.43%
sebesar 17.13 m pada alternatif tata menjadi 50.38%.
letak 1 berkurang menjadi 14.05 m. 3. Sama seperti alternatif tata letak 1,
Pada salah satu perpindahan dengan alternatif tata letak 2 juga
frekuensi harian terbesar yaitu dari memindahkan ruang sablon ke lantai
ruang persiapan jahit menuju ruang 1 karena terbukti dapat mengurangi
jahit alternatif tata letak 1 memiliki jarak produksi. ruang jahit yang pada
jarak paling pendek dibandingkan tata letak awal memanjang ke
alternatif tata letak lain, namun pada belakang, pada alternatif ini dibuat
perpindahan dengan frekuensi harian memaksimalkan lebar ruangan hal
terbesar lainnya yaitu dari ruang jahit ini membuat total jarak dari dan
ke ruang packing, alternatif tata letak menuju ruang jahit menjadi lebih
1 memiliki jarak paling jauh karena pendek.
ruang packing berada di lantai 1. Usulan Alternatif Tata letak 3
Usulan Alternatif Tata letak 2 Berikut merupakan Analisa alternatif
Berikut merupakan Analisa alternatif tata letak 3:
tata letak kedua: 1. Diperoleh penurunan total momen
1. Diperoleh penurunan total momen jarak perpindahan bahan sebesar
jarak perpindahan bahan sebesar 177.66 m, di mana total momen jarak
158.50 m, di mana total momen jarak perpindahan tata letak awal adalah
perpindahan tata letak awal adalah sebesar 684.60 m. Sedangkan
sebesar 684.60 m. Sedangkan alternatif tata letak 3 memiliki totel
alternatif tata letak 2 memiliki totel momen perpindahan bahan sebesar
momen perpindahan bahan sebesar 470.95 m atau terjadi penurunan
490.11 m atau terjadi penurunan sebesar 27%.
sebesar 24%. 2. Terjadi pengurangan jumlah operasi
2. Terjadi pengurangan jumlah operasi yang mengalami backward dari
yang mengalami backward dari jumlah awal 4 operasi menjadi 2
jumlah awal 4 operasi menjadi 2 operasi. Secara keseluruhan tingkat
operasi. Secara keseluruhan tingkat backward juga mengalami menuruna
backward juga mengalami menuruna dari yang awalnya sebesar 53.43%
menjadi 46.85%.
3. Perbedaan antara alternatif tata letak tata letak, alternatif tata letak nomor
2 dan alternatif tata letak 3 ada pada 3 merupakan alternatif terbaik yang
penempatan ruang sublim yang direkomendasikan untuk diterapkan.
menggantikan ruang manajer dan Alternatif tata letak 3 mengurangi
menggeser ruang penyimpanan serta total momen perpindahan bahan
ruang potong lebih kedepan . sebesar 177.66 m atau sebesar 27%
Langkah ini membuat jarak ruang dari total momen perpindahan bahan
packing ke ruang penyimpanan awal yaitu 648.60 m menjadi 470.95
menjadi lebih dekat. m. Selain itu alternatif tata letak 3
mengurangi jumlah operasi yang
KESIMPULAN DAN SARAN bersifat backward dari jumlah awal 4
Kesimpulan operasi menjadi 2 operasi dan
Berdasarkan penelitian yang telah memiliki persentase backward
dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai sebesar 46,58% atau berkurang
berikut: sebesar 6,85% dari persentase
1. Pada penelitian ini, peneliti berfokus backward pada tata letak awal. Jarak
untuk mengurangi jarak material perpindahan bahan yang semakin
handling dalam proses produksi CV. pendek dan aliran bahan yang lebih
Damai Jaya melalui perancangan baik akan berdampak pada waktu
ulang tata letak. Dalam penelitian ini produksi yang semakin cepat.
pula ditemukan bahwa perpindahan Dengan demikian hal ini juga akan
bahan baku yang terjadipada proses berdampak pada meningkatnya
produksi CV. Damai Jaya belum produktifitas perusahaan, sehingga
berjalan dengan efisien. Hal tersebut tenaga kerja memiliki peluang untuk
dibuktikan dengan adanya backward mendapatkan pemasukan tambahan
pada 4 dari 11 operasi yang ada atau lebih besar karena proses yang lebih
sebesar 53,43%. efisien dihitung berdasarkan waktu
2. Pengolahan data yang telah dan jarak tempuh.
dilakukan sebelumnya menghasilkan Saran
3 alternatif tata letak bagi CV. Damai Adapun saran yang dapat disampaikan
Jaya. Dari analisis yang telah oleh peneliti:
dilakukan terhadap ketiga alternatif
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan Perbedaannya Yang Perlu Kamu
sebagai rekomendasi perbaikan tata Ketahui. di akses pada 15 Januari
2021:
letak pada CV. Damai Jaya dengan https://kumparan.com/ahmad-
aliran bahan yang lebih baik dan debi/pengertian-garmen-dan-
konveksi-inilah-perbedaannya-
mampu meminimalisir total momen
yang-perlu-kamu-ketahui
perpindahan bahan.
Nazir, 2017. Metode Penelitian. Bogor:
2. Penelitian yang telah dilakukan Penerbit Ghalia Indonesia.
belum mempertimbangkan waktu Sekaran, Uma., 2017. Metode Penelitian
pergerakan bahan antar proses Untuk Bisnis (Pendekatan
PengembanganKeahlian) Edisi 6
produksi. Perlu adanya penelitian
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
lebih lanjut mengenai waktu yang
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
diperlukan dalam perpindahan bahan Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
agar perusahaan dapat mengetahui Bandung: Alfabeta.
lebih pasti berapa lama waktu yang Sutalaksana, Iftikar Z., 1979. Teknik Tata
dibutuhkan untuk memproduksi Cara Kerja. Institut Teknologi
Bandung: MTI-ITB.
suatu produk.
Tampubolon, M. P., 2018. Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Operasi dan Rantai Pemasok.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Gulo W., 2002. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Tompkins J.A., White J.A., Bozer,
Indonesia. Tanchoco J.M.A. 2010. Facilities
Planning, Fourth Edition.
Heizer, J., Render, B., & Munson, C.,
California: John Willey & Sons,
2018. Operations Management-
Inc.
Sustainability and supply chain
management (Twelfth Edition). Wignjosoebroto, Sritomo., 2009. Tata
Essex: Pearson. Letak Pabrik dan Pemindahan
Bahan. Edisi Empat. Surabaya:
Heragu, Sunderesh S., 2016. Facilities
Penerbit Guna Widya.
Design Fourth Edition. New
York: CRC Press
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo,
2002. Metodologi Penelitian
Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE
Kumparan.com, 2018. Pengertian
Garmen dan Konveksi, Inilah

Anda mungkin juga menyukai